Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI NUTRISI

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor utama
yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat
menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di
atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman
untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri
dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut
sebagai unsur -unsur esensial. Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial:

a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal (biji - -- biji).

b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam
tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan
oleh unsur lain.

c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan
bukan secara tidak langsung (Guritno, 1995).

Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh dua faktor
utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang sangat
menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman adalah
tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam tanah. Diantaranya 105 unsur yang ada di
atas permukaan bumi, ternyata baru 16 unsur yang mutlak diperlukan oleh suatu tanaman
untuk dapat menyelesaikan siklus hidupnya dengan sempurna. Ke 16 unsur tersebut terdiri
dari 9 unsur makro dan 7 unsur mikro. 9 unsur makro dan 7 unsur mikro inilah yang disebut
sebagai unsur -unsur esensial. Menurut ARNON dan STOUT ada tiga kriteria yang harus
dipenuhi sehingga suatu unsur dapat disebut sebagai unsur esensial:

a. Unsur tersebut diperlukan untuk menyelesaikan satu siklus hidup tanaman secara
normal (biji - -- biji).

b. Unsur tersebut memegang peran yang penting dalam proses biokhemis tertentu dalam
tubuh tanaman dan peranannya tidak dapat digantikan atau disubtitusi secara keseluruhan
oleh unsur lain.

c. Peranan dari unsur tersebut dalam proses biokimia tanaman adalah secara langsung dan
bukan secara tidak langsung (Guritno, 1995).
Unsur hara merupakan zat essensial bagi tanaman yang menpengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan fisiologis tanaman. Unsur hara juga disebut unsur essensial karena setiap
unsur hara tersebut harus ada dalam jumlah tertentu bagi tanaman. Unsur hara rerdiri atas dua
macam berdasarkan kebutuhan tanaman akan unsur tersebut, yaitu unsur hara makro dan
unsur hara mikro. Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan
pertumbuhannya. Tumbuhan membutuhkan unsur makro dan mikro dalam jumlah tertentu
yang bervariasi tergantung jenis dan tingkat kebutuhan aktivitas nya.

Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu
besar dari 500 ppm. Unsur hara makro terdiri dari Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S).
sedangkan unsur hara mikro mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang sedikit atau kurang dari 100 ppm. Unsur hara mikro terdiri dari Besi (Fe), Mangan
(Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl) (Ardi, 2007). Di samping itu
ada beberapa unsur mikro (logam non esensial) yang merupakan kelompok logam berat yang
tidak mempunyai fungsi biologik bagi tubuh, bahkan sangat berbahaya karena dapat
menyebabkan keracunan (toksisitas), yaitu Pb, Hg, As, Cd dan Al (logam ringan)
(Mulyaningsih, 2010).

Setiap unsur tersebut memiliki fungsi tesendiri pada pertumbuhan dan perkembangan
fisiologis tanaman. Kekurangan atau ketidaksediaan salah satu unsur hara maka akan terjadi
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman tersebut. Hal ini
disebabkan kerena setiap unsur memiliki fungsi tersendiri dalam proses metabolism tanaman,
maka apabila salah satu fungsi tidak terpenuhi maka semua proses metabolism tanaman akan
terganggu. (Wahono, 2011)

Jika ketersediaan unsur hara esensial kurang dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, maka
tanaman akan terganggu metabolismenya yang secara visual dapat terlihat dari
penyimpangan-penyimpangan pada pertumbuhannya. Gejala kekurangan unsur hara ini dapat
berupa pertumbuhan akar, batang atau daun yang terhambat (kerdil) dan klorosis pada
berbagai organ tanaman.

Gejala yang ditampakkan tanaman karena kekurangan suatu unsur hara dapat menjadi
petunjuk kasar dari fungsi unsur hara yang bersangkutan. Pengetahuan tentang gejala
kekurangan masing-masing unsur hara dapat digunakan oleh petani dalam menentukan jenis
pupuk yang harus digunakan dan merupakan peringatan bagi petani untuk segera melakukan
pemupukan agar tanaman dapat tumbuh normal kembali. Walaupun kekurangan unsur hara
dapat menyebabkan gangguan pada fungsi dan pertumbuhan akar, gejala yang umum
dilaporkan adalah gejala yang tampak pada bagian tajuk tanaman, karena gejala pada tajuk ini
lebih mudah diamati dan memberikan manfaat praktis bagi petani.

Gejala kekurangan suatu unsur hara yang ditampakkan tanaman tidak selalu sama. Gejala
tersebut dapat berbeda, tergantung spesies tanaman, tingkat keseriusan masalah, dan fase
pertumbuhan tanaman. Di samping itu, tanaman dapat mengalami kekurangan dau unsur hara
atau lebih pada saat yang bersamaan, sehingga gejala yang ditampakkan oleh tanaman
menjadi lebih kompleks.
DASAR TEORI PENENTUAN KADAR KLOROFIL

Zat pemberi warna pada daun sangatlah bermacam-macam dan zat ini sangatlah
dibutuhkan oleh tanaman untuk berfotosintesis. Zat yang terkandung pada daun tanaman
umumnya ialah zat hijau daun yang dikenal dengan nama klorofil. Klorofil pada tanaman
bermacam-macam jenisnya yang nantinya seiring bertambah tuannya tanaman pigmen ini
akan mengalami perubahan warna. Klorofil sangatlah berperan penting bagi proses
fotosintesis. (Gogahu, dkk., 2016).

Fotosintesis adalah suatu proses penting bagi tanaman yang berguna agar tanaman
tetap tumbuh yang terjadi di daun. Fotosintesis ialah proses mengubah cahaya menjadi energi
atau makanan bagi tanaman yang nantinya akan dikirim ke seluruh bagian tanaman. Proses
fotosintesis ini terjadi karna adanya pigmen dalam daun terutama klorofil. Fotosintesis juga
terjadi pada tanaman yang tidak ber klorofil, misal alga. Ketika fotosintesis terjadi klorofil
inilah yang nantinya akan menyerap gelombang cahaya sehingga dapat diubah menjadi
energi, sedangkan cahaya yang tidak terserab nantinya akan dipantulkan kembali oleh
pigment dalam daun. Zat pemberi warna yang terkandung dalam daun ialah klorofil,
antosianin, karotenoid, dan betalain.(Kumari, et al., 2012)

Klorofil merupakan suatu pigmen yang memiliki warna hijau atau biasa disebut
dengan zat warna hijau yang terdapat pada daun tanaman. Fotosintesis merupakan proses
yang mengikutsertakan peran dari klorofil dalam daun (Astawan dan Kasih, 2008). Klorofil
merupakan suatu pigmen yang dapat menyerap cahaya yang berupa sinar elektromagnetik.
Pengekstraksian klorofil pada daun sebaiknya menggunakan larutan non polar karena pigmen
pada klorofil memiliki sifat non polar juga (Singh, 2012).

Kandungan pigmen pada daun tanaman dapat diukur dengan menggunakan analisis
spektrofotometer. Kandungan klorofil pada tanaman laut yaitu lamun adalah β-karoten
dengan uji spektrofotometer dua puncak satu lekukan (Rosang dkk., 2016).

Klorofil dibagi menjadi 2, yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a memiliki rumus
kimia C55H72O5N4Mg. Klorofil a memiliki warna hijau kebiruan. Warna pada klorofil a
sering terjadi perubahan karena memiliki sifat tidak stabil. 4 Klorofil yang kedua yaitu
klorofil b. Klorofil b memiliki rumus kimia C55H72O6N4Mg. Klorofil b memiliki warna
hijau kekuningan. Klorofil memiliki sifat yaitu tidak dapat larut dalam air. Kandungan
klorofil yang paling banyak terdapat di daun yaitu klorofil a dikarenakan klorofil a memiliki
warna hijau yang pada semua daun memiliki warna hijau (Arfandi dkk., 2013).

Kandungan klorofil a yang lebih banyak dapat menghasilkan nilai absorbansi yang
tinggi daripada klorofil lainnya. Warna merupakan parameter kualitas suatu tanaman. Klorofil
a dan b, karotenoid serta antosianin merupakan senyawa yang bertanggung jawab terhadap
warna pada tanaman, misalnya seperti kandungan klorofil dan karotenoid pada daun mint.
Kandungan klorofil yang tinggi terdapat pada daun biasanya dengan dominasi klorofil a dan
b (Straumite et al., 2015).

TUJUAN KLOROFIL
1. Mengukur kadar klorofil dari daun suatu tanaman yang umurnya berbeda-beda

TUJUAN NUTRISI

Mahasiswa dapat mengetahui :

1. Unsur-unsur yang menyusun makronutrien dan mikronutrien


2. Membedakan pengaruh defisiensi unsur terhadap pertumbuhan tumbuhan
3. Dapat meramu berbagai larutan hidroponik
4. Terlatih melakukan penanaman secara hidroponik

DAFTAR PUSTAKA

Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press.


Yogyakarta.

Mulyaningsih, 2010. Analisis Unsur Toksik Dan Makro-Mikro Nutrien Dalam Bahan
Makanan Dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron. Jurnal Iptek Nuklir Ganendra. Pusat
Teknologi Bahan Industri Nuklir Batanvol. 13 No. 1. ISSN 1410-6957

Wahono, Haikal. 2011. Identifikasi Gejala Defisiensi dan Kelebihan Unsur Hara Mikro Pada
Tanaman.

Arfandi, A., Ratnawulan, dan Y. Darvina. 2013. Proses Pembentukan Feofitin Daun Suji
sebagai Bahan Aktif Photosensitizer Akibat Pemberian Variasi Suhu. Pillar of Physics, 1 : 68-
76.

Gogahu, Y., N. S. Ai, P. Siahaan, 2016, Konsentrasi Klorofil Pada Beberapa Varietas Tanaman
Puring ( Codiaeum Varigatum L.), Mipa Unsrat Online. 5(2): 76-80.

Kumari, S. P. K., Y. S. Vani, V. Sridevi, M. V. V. C. Lakshmi, 2012, Separation And


Observation Of Plant Pigments In Fertilizers Effected Medicical Plants Using Paper
Chromatography, Engineering Science And Advanced Technology. 2(2): 317-320.

Rosang, C. I dan B. Th. Wagey. 2016. Penentuan Kandungan Klorofil pada Lamun Jenis
Halophila Ovalis di Perairan Malalayang. Pesisir dan Laut Tropis, 1(1): 15-19.

Singh, S. 2012. Isolation and Identification of Pigment Molecules from Leaves of Prosopis
Juliflora. Pharmacy, 3 (4) : 150-152.

Straumite, E., Z. Kruma and R. Galoburda. 2015. Pigments in Mint Leaves and Stems.
Agronomy Research, 13(4): 1104-1111.

Anda mungkin juga menyukai