Anda di halaman 1dari 17

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan

Yang dibimbing oleh Drs. H. Agus Gatot Subiyantoro, M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 11 Offering A 2017

Bela muliyawati (170341615024)


Fadilah Eka Wulandari (170341615061)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
APRIL 2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................................…… 3


B. Rumusan Masalah………………………………………………………………… 3
C. Tujuan Pembahasan .......................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Politik Dan Strategi Nasional .........................................................6


B. Landasan Politik dan Strategi Nasional .................................................................8
C. Perumusan Program Pembangunan Nasional..........................................................9
D. Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang 2005- 2025.............................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................ 17

2
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberi Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah membawa kita dari alam kejahilan menuju alam terang benderang yang telah
banyak membagi ilmunya kepada kita semua sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah yang berjudul “Politik Dan Strategi Nasional ” ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Penndidikan Kewarganegaraan.

Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak tedapat kesalahan-
kesalahan yang patut kami perbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
konstruktif sangat kami nantikan dari para pembaca.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca pada umum

Malang, 16 April 2018

-Penyusun-

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang
merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Sejak peristiwa proklamasi
di tahun 1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara Indonesia, terutama
tentang kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik. Pada awal masa kemerdekaan,
kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi indonesia masih morat-marit dan
tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai
teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur
sistem pemerintahannya sendiri.

Pada saat terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak negara
yang terpengaruh oleh kedigdayaan kedua negara tersebut. Kedua negara tersebut saling
berlomba ntuk menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih hebat. Untuk melancarkan usaha
mereka tersebut, mereka banyak meletakkan pengaruh di beberapa negara dunia sehingga
negara-negara tersebut akan mendukung usaha dan tindak tanduk mereka. Mereka saling
berlomba dalam segala hal, mereka berlomba untuk mendapatkan simpati dan empati serta
bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh karenanya banyak negara-negara di dunia yang
menjadi pengikut mereka. Pada saat itu dunia di bagi dalam dua kelompok, blok barat dan
blok timur. Akan tetapi, bangsa Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi.
Indonesia dan beberapa negara lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang
tidak memihak salah satu dari kedua blok tersebut, kelompok tersebut dikenal dengan
gerakan negara-negara non-blok.

Pada saat itu Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan
salah satu kelompok yang ada pada saat itu, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga
perdamaian dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia di segala
bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara
dan menjaga keutuhan negara.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan politik nasional dan strategi nasional?


2. Bagaimana penyusunan politik dan strategi nasional?
3. Apakah dasar pemikiran penyusunan politik strategi nasional (Polstranas)?
4. Bagaimana implementasi dari politik dan strategi nasional?

4
C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui politik nasional dan strategi nasional.


2. Mengetahui penyusunan politik dan strategi nasional.
3. Mengetahui dasar pemikiran penyusunan politik strategi nasional (Polstranas).
4. Mengetahui implementasi dari politik dan strategi nasional.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Politik Dan Strategi Nasional

Konsep politik dan strategi nasional pada dasarnya berembrio pada disiplin
ilmu-ilmu sosial, terutama rumpun ilmu sosial yang objek materinya berhubungan
dengan pemerintahan yang dinamakan rumpun Goverment Science. Konsep
adalah suatu kata atau ungkapan abstrak yang digunakan untuk
mengklasifikasikan atau menggolongkan sekelompok benda, ide, atau peristiwa (
Oema, 1978). Kata politik dan strategi dalam konteks penggunaan sehari- hari
adalah suatu konsep yang berupa ide, akan tetapi juga dapat berupa peristiwa.
Konsep terbentuk dalam pikiran manusia untuk memudahkan manusia memahami
berbagai fenomena yang dialami dalam hidupnya.
1. Politik Nasional
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Politeai”.
“Politeai” berasal dari kata “polis” yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri, yaitu negara dan “teai” yang berarti urusan. Bahasa Indonesia
menerjemahkan dua kata Bahasa Inggris yang berbeda yaitu “politics” dan
“policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik. Politics adalah suatu
rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan atau cita-cita tertentu. Policy diartikan kebijakan, adalah
penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih menjamin
tercapainya suatu usaha, cita-cita atau keinginan atau tujuan yang dikehendaki.
Dewasa ini perkataan politik telah memiliki arti tertentu. Politik diartikan
sebagai proses-proses yang terlibat dalam menentukan dan melaksanakan tujuan-
tujuan yang ingin dicapai oleh pihak- pihak yang berkepentingan ( Balandier,
1986). Politik tidak dapat terlepas dari soal- soal mengenai negara dan
pemerintahan. Hidup dan suburnya suatu negara serta tindak tanduk pemerintah
selalu menjadi sasaran sorotan bidang politik ( Prodjodikoro, 1981). Selain kedua
tokoh tersebut Siswoyo menegaskan bahwa “ inti politik adalah kebijakan (
policy), yaitu suatu usahamanusia untuk tidak menyesuaikan diri secara pasif
terhadap perubahan- perubahan dalam lingkungannya, eainkan secara aktif
mengadakan, menghalangi, memperlambat, mempercepat, mengendalikan atau
mengubah arah dalam perubahan itu.
Sebagai warga negara demokrasi seseorang dituntut terlibat dalam politik agar
dapat diwujudkan pemerintahan yang benar- benar dari rakyat, leh rakyat, dan
untuk rakyat. Setiap warga negara harus memiliki kesadaran dan partisipasi politik
yang baik demi pencapaian tujuan bersama.
Konotasi politik terhadap pemaknaan politik sesuai dengan hakikat politik
yang menjanjikan bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut :

6
a. Politik dalam arti kepentingan umum. Artinya, urusan politik senantiasa
berhubungan dengan kepentingan umum.
b. Politik sebagai kebijakan ( policy ). Seperti yang telah dikemukakan oleh
Carl J. Friedrich (dalam Wahab, 1977; Islamy, 1997), kebijakan diartikan
sebagai tindakan yang mengarah kepada tujuan yang diusulkan oleh
seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu dalam
mencari peluang untuk mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan.
Sementara itu, kebijakan negara ( public policy ), diartikan sebagai
serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak
dilaksanakanoleh pemerintah yang mempunyai tujuan atau berorientasi
pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat ( Ismaly, 1997).
2. Strategi Nasional
Kata strategi berasal dari kata “strategia” berasal dari bahasa Yunani
yang berarti “the art of general” atau seni seorang panglima yang biasa
digunakan dalam peperangan. Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat
bahwa startegi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik. Dalam abad modern sekarang ini penggunaan kata
strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam
peperangan saja, akan tetapi sudah digunakan secara luas termasuk dalam ilmu
ekonomi maupun di bidang olah raga. Arti strategi dalam pengertian umum
adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau tercapainya suatu tujuan
termasuk politik. Dengan demikian kata strategi tidak hanya menjadi
monopoli para jenderal atau bidang militer saja, tetapi telah meluas ke segala
bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu yang
menggunakan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan (ideologi, politik,
ekonomi, sos bud dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sementara itu, Anthonie Henri Jomini ( 1779-1869) mengatakan
bahwa strategi adalah seni menyelenggaraka perang di atas peta dan meliputi
seluruh kawasan operasi. Liddle Hart juga menghubungkan konsep strategi
dengan dunia militer, yangmenyatakan bahwa strategi aValah seni untuk
mendistribusikan dan mengunakan sarana militer untuk mencapai tujuan
politik. Dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam strategi adalah
perencanaan yang baik, serta tindakan untuk merealisasikan rencana itu.
John Galson ( 1990) mengidentifikasikan perencanaan umum
mencakup serangkaian tindakan berurutan pada pemecahan persoalan di masa
mendatang. Semua perencanaan mencakup seluruh proses yang berurutan
yang diwujudkan sebagai rencana dalam sejumlah tahap, yakni : identifikasi
persoalan, perumusan tujuan- tujuan umum dan sasaran- sasaran yang lebih
khusus dan dapat diukur bertalian dengan persoalan yang bersangkutan,
identifikasi pembatas- pembatas yang ada, pencarian dan penilaian berbagai
arah kegiatan alternatif, dan penyusunan rencana yang dipilih sebagai rencana
yang definitif.

7
Dalam hubungannya dengan implementasi kebijakan agar bisa
berlangsung secara efektif, Edwars III (1980) mengemukakan 4 faktor enting
yng menjadi syarat, yaitu :
1). Communication (komunikasi). Sebuah program dapat
Dilaksanakan dengan baik apabila program itu sudah dipahami
dengan jelas oleh para pelaksananya.
2). Resources ( sumber daya).
3). Disposition (disposisi atau sikap pelaksana).
4). Struktur birokrasi, misalnya dengan adanya SOPs ( Standart
Operating Prosedures).

Penentuan strategi nasional dalam penyelenggaraan organisasi negara


tidak dapat dipisahkan dengan politik nasional. Strategi penyelenggaraan
pemerintahan merupakan pelaksanaan dari politik nasional. Itulah sebabnya
pemilihan suatu strategi, berikut juga implementasinya tidak boleh keluar dari
krangka politik nasional yang telah digariskan.

B. Landasan Politik dan Strategi Nasional

Politik dan strategi nasional di Indonesia yang dituangkan dalam


Program Pembangunan Nasional ( PROPENAS) menggunakan landasan idiil
Pancasila dan Landasan Konstitusional UUD 1945.

1. Pancasila Sebagai Landasan Idiil Propenas.

Sejak awal berdirinya Negara Republik Indonesia dan sampai kapan


pun keberadaan Negara Republik Indonesia, Dasar Negara Pancasila adalah
ideologi nasional dan falsafah bangsa, sebagai sumber tertib hukum dan
menjadi peraturan perundang- undangan negara Indonesia. Dengan demikian
pada setiap proses perumusan kebijakan negara, berikut pelaksanaan , dan
penilianya harus selalu konsisten dengan nilai- nilai yang terkandung dalam
sila- sila pancasila.

2. UUD Negara RI tahun 1945 sebagai landasan konstitusional Propenas.

Kerangka dasar tata hukum suatu negara adalah konstitusi. Konstitusi


tertulis (UUD) sebagai tata aturan yang menjadi dasar hukum bagi peraturan-
peraturan lain yang kedudukannya lebih rendah. Pasal- pasal UUD 1945
sendiri adalah refleksi dari pokok- pokok pikiran dalam Pembukaan UUD
1945 yang tidak lain adalah Pancasila. Dengan demikian landasan
konstitusional Propenas (UUD 1945) dengan landasan idiil Pancasila, adalah
satu rangkaian kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

8
C. Perumusan Program Pembangunan Nasional.

Kebijakan Negara ( Politik nasional ) perlu dicermati tiga komponen utama,


yakni proses perumusannya, proses pelaksanaanya, dan proses penilaian
kebijakannya. Kelemahan pada salah satu komponen kebijakan tersebut sangat
menentukan hasil akhir suatu kebijakan maupun dampak kebijakannya.

1. Penetapan kebijakan nasional pada masa sebelum reformasi ( Era Orde Baru sampai
dengan tahun 2000).

Perumusan kebijakan pokok nasional dilakukan oleh lembaga Majelis


Permusyawaratan Rakyat ( MPR) yang pada waktu itu menempati kedudukan tertinggi
sebagai pelaksana kedaulatan rakyat. Sekurang- kurangnya setiap lima tahun sekali MPR
bersidang untuk menetapkan Garis- Garis Besar Haluan Negara ( GBHN). Rancangan
GBHN Disiapkan oleh eksekutif, disampaikan oleh Presiden kepada MPR, kemudian
dibahas oleh MPR pada sidang umum MPR Dalam waktu yang relatuf singkat.

Pada awal reformasi terjadi perubahan untuk meningkatkan peran MPR dalam
menentukan GBHN, yakni MPR mengumpulkan sendiri bahan- bahan untuk menyusun
GBHN yang berasal dari banyak sumber.

Seiring dengan perubahan kewenangan lembaga negara pada era reformasi, MPR
bukan lagi merupakan Lembaga Tertinggi Negara, MPR bukan lagi lembaga yang
sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat, MPR tidak lagi berwenang menyusun
GBHN, sehingga dalam perumusan politik dan strategi nasional mengalami perubahan
yang sangat mendasar.

2. Penetapan kebijakan nasional setelah era reformasi.

Setelah era reformasi kebijakan nasional (dalam bentuk Program Pembangunan


Nasional/ Propenas) diuangkan dalam Undang- Undang. Rancangan UU tentang Propenas
dibahas oleh DPR dan Presiden untuk memperoleh persetujuan bersama. Perumusan
Propenas dilakukan secara transparan dengan mengikutsertakan berbagai pihak baik itu
kalangan pemerintah, dunia usaha, dunia pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (
LSM), maupun pakar, baik di pusat maupun di daerah.

Propenas mempunyai karakteristik yang berbeda dengan Rencana Pembanguan


Lima Tahunan pada masa pemerintahan Orde Baru. Propenas pada era reformasi
berupaya untuk memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi penyelenggara
pembangunan di pusat dan di daerah ( Pemerintah Daerah) untuk membuat rencana
pembangunannya masing- masing.

9
D. Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang 2005- 2025.

Undang – Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Panjang tahun 2005- 2025 menetapkan visi dan misi pembangunan nasional sebagai berikut :

1. Visi pembangunan nasional tahun 2005- 2025

Visi pembangunan nasional tahun 2005- 2025 adalah “ INDONESIA YANG


MANDIrI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. Visi itu mengarah pada pencapaian
tujuan nasional, seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Misi Pembangunan Nasional 2005-2025.

Dalam mewujudkan visi pembangunan nasional tersebut ditempuh 8 misi


pembangunan nasional sebagai berikut :

a. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya,


dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.
b. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing dengan mengedepankan
penguasaan dan pemanfaatan iptek.
c. Mewujudkan masyarakat demokrasi berlandaskan hukum dengan
memantapkan kelembagaan demokrasi yang lbih kokoh.
d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu dengan membangun
kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial minimum sehingga
disegani di wilayah nasional maupun internasional.
e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan dengan
meningkatkan pembangunan daerah.
f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari dengan memperbaiki pengelolaan
pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga keseimbangan.
g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang madiri, maju,
kuat, dan berbasis kepentingan nasional.
h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.
3. Arah, Tahapan, Dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-
2025.
Tujuan pembanguna jangka panjang tahun 2005- 2025 adalah mewujudkan
bangsa yang maju, mandiri, dan adil sebagai landasan bagi tahap pebangunan
berikutnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sebagai ukuran tercapainya
indonesia yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20
tahun mendatang dirahkan pada pencapaian sasaran- sasaran pokok sebagai
berikut.
(I) Terwujudnya masyarakat Indonesia yang berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab ditandai oleh hal
berikut.

10
 Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, dan
berakhlak mulia.
 Makin mantapnya budaya bangsa yang tercermin dalam
meningkatnya peradaban.
(II) Terwujudnya bangsa yang berdaya saing untuk mencapai
masyarakat yang lebih makmur ditandai oleh hal berikut :
 Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
 Meningkatnya kualita sumber daya manusia termasuk perempuan
dalam pembangunan.
 Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh.
 Tersusunnya jaringan infrastruktur perhubungan yang andal dan
terintegrasi satu sama lain.
 Meningkatnya profesionalisme aparatur negara.
(III) Terwujudnya Indonesia yang demokratis, berlandaskan hukum
dan berkeadilan ditandai oleh hal berikut :
 Terciptanya supremasi hukum dan penegakan hak- hak asasi
manusia.
 Menciptakan landasan konstitusional untuk memperkuat
kelembagaan demokrasi.
 Memprkuat peran masyarakat sipil dan partai politik dalam
kehidupan politik.
 Memantapkan peembagaan nilai- nilai demokrasi.
 Terwujudnya konsolidasi demokrasi pada berbagai aspek
kehidupan politik.
(IV) Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta
tejaganya keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan kedaulatan negara dari ancaman baik dari dalam negeri
maupun luar negeri ditandai oleh hal- hal berikut :
 Terwujudnya keamanan nasional.
 TNI yang profesional.
 Polri yang profesional.
(V) Terwujudnya pembangunan yang lebi merata ditandai dengan
hal berikut :
 Tingkat pembangunan yang semakin merata.
 Kemandirian pangan dapat dipertahankan.
 Terpenuhi kebutuhan hunia yang dilengkapi dengan sarana
prasarana yang memadai.
 Terwujudnya lingkungan perkotaan dan pedesaan yang baik.

(VI) Terwujudnya Indonesia yang asri dan lestari ditandai hal- hal
berikut :

11
 Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam.
 Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis sumber daya alam.
 Meningkatnya kesadaran, dan sikap mental masyarakan dalam
engelolaan sumber daya alam.
(VII) Terwujudnya Indonesia sebagai negara kepualauan yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional ditandai oleh hal-
hal berikut ini :
 Terbangunnya jaringan sarana dan prasarana yang baik.
 Meningkat dan menguatnya sumber daya manusia di bidang
kelautan.
 Menetapkan wilayah NKRI.
(VIII) Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam
pergaulan dunia internasional ditandai oleh hal- hal berikut :
 Memperkuat dan mempromosikan identitas nasional.
 Terwujudnya kemandirian nasional dalam konstelasi global.
 Meningkatkan investasi perusahaan- perusahaan Indonesia di luar
negeri.
 Mengkatkan kepemimpinan dan kontribusi Indonesia dalam
berbagai kerja sama internasional.
4. Arah pembangunan jangka panjang yahun 2005- 2025.
a. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia.
b. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
c. Mewujudkan Indonesia yang demokratis berlandaskan hukum.
d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan.
f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari.
g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang madiri, maju,
kuat, dan berbasis kepentingan nasional.
h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia
internasional.

5. Tahapan dan Skala Prioritas pada Rencana Pembangunan Jangka


Menengah ( RPJM ) 5 tahun.
(1) RPJM ke- 1 ( 2005-2009)
RPJM I diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di
segala bidang yang ditujukan, untuk menciptakan Indonesia yang aman dan
damai, adil dan demokratis, serta tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.

(2) RPJM Ke-2 (2010-2014)


Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan
RPJM ke-1 dan RPJM ke-2, ditujukan untuk lebih memantapkan penataan

12
kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan
teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
(3) RPJM ke-3 (2015-2019)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan
RPJM ke-2, RPJM ke-3, ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan
secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pembangunan
secara menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM
berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknoogi yang terus meningkat.
(4) RPJM ke-4 (2020- 2024)
Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan
RPJM ke-3, RPJM ke-4, ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di
berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian
yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah, yang
didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
6. Implementasi Polstranas
Bentuk wujud dari Polstranas adalah GBHN atau Garis-garis Besar Haluan
Negara. Visi dari Polstranas tertuang dalam GBHN 1999-2004, yaitu terwujudnya
masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan dan sejahtera dalam wadah
negara kesatuan RI. Implementasi Polstranas dalam berbagai bidang kehidupan
tertuang dalam GBHN, yaitu:

Implementasi polstranas dibidang hukum


 Mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat
demi terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum dalam rangka
supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.
 Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu
dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum nasional
yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan yang tidak sesuai dengan
tuntutan reformasi,melalui program legislasi.
 Menegakan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian
hukum,keadilan,kebenaran,dan supermasi hukum serta menghargai hak
asasi manusia.
Implementasi polstranas dibidang ekonomi
 Mengembangakan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang adil berdasaekan prinsip persaingan sehat.
 Memperhatikan pertumbuhan ekonomi,nilai-nilai keadilan, kepentingan
sosial, kualitas hidup, pembangunan dan berwawasan lingkungan yang
berkelajutan dan menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan
bekerja.
 Mengembangakan pesaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinya struktur pasar monopilistik dan berbagai struktur pasar distortif
yang merugikan masyarakat.

13
Implementasi polstranas dibidang politik
a. Politik dalam negeri
 Memperkuat keberadaan dan kelangsungan NKRI yang bertumpu pada ke-
bhineka-tunggal-ika-an.
 Menyempurnakan UUD 1945 sejalan dengan kebutuhan bangsa, dinamika
dan tuntutan reformasi.
 Meningkatkan peran MPR,DPR dan lembaga-lembaga tinggi negara lainya
dengan menegaskan fungsi,wewenang dan tanggung jawab yang mengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
 Mengembangkan sistem politik nasional demokratis dan terbuka,
mengembangkan kehidupan kepartaian yang meghormati keberagaman
aspirasi politik, dan mengembangkan sistem serta penyelenggaraan pemilu
demokratis dengan menyempurnakan berbagai peraturan perundang-
undangan di bidang politik.
b. Politik luar negeri
 Menegaskan arah politik luar negeri indonesia yang bebas aktif dan
berorientasi pada kepentingan nasional, menitiberatkan pada solidaritas
antar negara berkembang,mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa,
menolak penjajahan dalam segala bentuk.
Implementasi polstranas dibidang sosial
 Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung.
 Memprioritaskan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penumbuhan,
pemulihan, dan rehabilitas.
 Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan
melalui pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan
sarana serta prasarana dalam bidang medis.
 Mengembangkan sistem jaminan sosial tenaga kerja bagi seluruh tenaga
kerja untuk mendapatkan perlindungan, keamanan, dan keselamatan kerja
yang memadai, pengelolaanya melibatkan pemerintah, perusahaan dan
pekerja.
 Membangun ketahanan sosial yang mampu memberi bantuan penyelamatan
dan pemberdayaan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial.
 Mengembangakan dan membina kebudayaan nasional bangsa Indonesia
yang bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa,budaya nasional yang
mengandung nilai-nilai universal termasuk termasuk kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
 Mengembangkan sikap kritis terhadap nilai-nilai budaya dalam rangka
memilah-milah nilai budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi
tantangan pembaangunan dimasa depan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada halaman sebelumnya dapat disimpulkanbahwa:

1. Politik Nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta
penggunaan secara kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Dalam
melaksanakan politik nasional maka disusunlah strategi nasional. Misalnya strategi
jangka penedek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi Nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran-sasaran dan tujuan yang
ditetapkan oleh politik nasional.

2. Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat
dimana jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
disebut sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “Infrastruktur
Politik”, yang mencakup pranata-pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti
partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan
(interest group) dan kelompok penenkan (pressure group). Antara suprastruktur dan
infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

3. Penyusunan politik dan strategi nasional perlu memahami pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila,
UUD 1945, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional . Politik dan strategi
nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraaan
menurut UUD 1945 . sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan
bahwa jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945
merupakan “suprastruktur politik” . Lembaga-lembaga tersebut adalah MPR, DPR,
Presiden, DPA, BPK, MA . Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat
disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup pranata politik yang ada dalam
masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok
kepentingan (interest group), dan kelompok penekan (pressure group) . Suprastruktur
dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang. Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat
suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR. Sedangkan proses
penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk dilakukan
setelah presiden menerima GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh para menteri
dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan petunjuk presiden,

15
yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan.
4. Implementasi polstranas dibidang hukum
 Mengembangkan budaya hukum disemua lapisan masyarakat demi terciptanya
kesadaran dan kepatuhan hukum dalam rangka supremasi hukum dan tegaknya
negara hukum.
 Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu
dengan mengakui dan menghormati hukum agama dan hukum nasional yang
diskriminatif, termasuk ketidakadilan yang tidak sesuai dengan tuntutan
reformasi,melalui program legislasi.
Implementasi polstranas dibidang sosial
 Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling
mendukung.
 Memprioritaskan upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penumbuhan,
pemulihan, dan rehabilitas.
 Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesehatan melalui
pemberdayaan sumber daya manusia secara berkelanjutan dan sarana serta
prasarana dalam bidang medis.
Implementasi polstranas dibidang ekonomi
 Mengembangakan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme
pasar yang adil berdasaekan prinsip persaingan sehat.
 Memperhatikan pertumbuhan ekonomi,nilai-nilai keadilan, kepentingan sosial,
kualitas hidup, pembangunan dan berwawasan lingkungan yang berkelajutan dan
menjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja.

16
DAFTAR RUJUKAN

AL Hakim, S. dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan; Dalam


KonteksIndonesia.Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Hakim, S. A. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia.


Malang: Madani.

Rahayu, M. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Perjuangan Menghidupi JatiDiri


Bangsa. Depok: PT. Grasindo.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Surabaya: CV. Pustaka


AgungHarapan.

Undang-undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.(Online).

(http://www.kemenkumham.go.id), diakses 25 Maret 2018.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi,Tesis,


Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. EdisiKelima. Malang:
Universitas Negeri Malang.

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Paduan Kuliahdi


Perguruan Tinggi. Surakarta: Bumi Aksara.

17

Anda mungkin juga menyukai