GENETIKA
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda.
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang
terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat
macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1 kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan
atau hasil yang jauh dari harapan. Masalah penurunan sifathereitas mendapat perhatian
banyak peneliti. Mendel mulai mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas.
Dari penelitiannya, menghasilkan hukum Mendel I dan hukum Mendel II.
Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada
pasangan sifat yang lain sehingga alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman dengan
warna bunga suatu tanaman tidak saling mempengauhi. Induk jantan (tingkat 1) mempunyai
genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR
(secara fenotipe berwarna merah).
Mendel melakukan persilangan dengan menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda,
misalnya warna bunga dan ukuran tanaman. Persilangan dihibrid juga merupakan bukti
berlakunya hukum Mendel II berupa pengelompokkan gen secara bebas saat pembentukkan
gamet. Persilangan dengan dua sifat beda yang lain juga memiliki perbandingan fenotip F 2
sama, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Berdasarkan penjelasan pada persilangan monohibrid dan dihibrid
tampak adanya hubungan antara jumlah sifat beda, macam gamet, genotip, dan fenotip
beserta perbandingannya. Persilangan dihibrid yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan F 2 , yaitu 9 : 3 : 3 : 1 merupakan bukti berlakunya Hukum Mendel II yang
disebut Hukum Pengelompokkan Gen secara Bebas. Dengan percobaan Mendel, maka secara
sederhana dapat kita simpulkan bahwa gen itu diwariskan dari induk atau orang tua kepada
keturunannya melalui gamet.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk membuktikan suatu percobaan
persilangan dihibrid kodominan.
BAB II
BAHAN DAN METODE
Persilangan antara MMBB (mawar merah besar) X mmbb (mawar putih kecil)
F1 MmBb
4.1. Kesimpulan
1. Zigot dengan fenotip merah sedang lebih dominan dari pada zigot dengan fenotip
lainnya sedangkan zigot dengan fenotif merah besar, pink sedang dan putih besar
sama sekali tidak terlihat atau sama dengan nol.
2. Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang
atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung
pada pasangan sifat yang lain sehingga alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling
memengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan tinggi tanaman
dengan warna bunga suatu tanaman tidak saling mempengauhi. Induk jantan (tingkat
1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina
mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah).
DAFTAR PUSTAKA
Grafindo Persada. Jakata. Crowder, L.V. 1999. Genetika Tumbuhan. Diterjemahkan oleh L.
Kusdiarti.
Johnson, L.G. 1983. Biology. Wm. C. Brown Company Publishers. Iowa. Kimball, J.W.
1983. Biologi. Jilid I Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh S.S. Tjitrosomo dan N.
Sugiri. Erlangga. Jakarta.