BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 1
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 2
SITUASI DAN UKURAN
2.1. Situasi
2.1.1. Pekerjaan Revitalisasi SDN 1 BARU, akan dilaksanakan di atas tanah Dinas Pendidikan dan
KebudayaanKabupaten Kotawaringin barat.
2.1.2. Kondisi tanah bangunan di mana bangunan akan didirikan adalah lahan terbuka bebas dari tanaman-tanaman
keras.
2.1.3. Kontraktor wajib meneliti situasi medan, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan
hal-hal lain yang dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.
2.1.4. Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim.
2.2. Ukuran
2.2.1. Ukuran-ukuran situasi yang digunakan di sini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran-ukuran untuk
baja yang dinyatakan dalam mm.
2.2.2. Titik duga Tembok (dasar tembok) ditentukan ± 0,00 sesuai bangunan yang telah dibangun sebelumnya.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Pembersihan Lokasi.
Pohon-pohon serta semak-semak yang terdapat pada lokasi harus ditebang dan dibersihkan sampai akar-akarnya
kemudian disingkirkan dari lokasi pekerjaan.Pemotongan pohon-pohon dan Pembersihan lokasi pekerjaan ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Ahli.
PASAL 4
PEKERJAAN KAYU
4.2.1. Kayu yang dipakai harus sesuai PPKI 1961 (NI – 5) daftar kelas kayu. Kayu kualitas baik, tua, kering, dan tidak
bercacat, tidak pecah-pecah tidak terdapat kayu mudanya (spint), sesuai pasal III PPKI 1961 mutu A.
4.2.2. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu, harus dijaga dengan penyimpanannya ditempat yang kering,
terlindung dari hujan dan panas terutama kayu-kayu untuk kusen dan rangka pintu, jendela yang sudah distel.
4.2.3. Sebagai bahan perekat untuk sambungan, antara kayu dapat dipakai minimal setaraf AICA AIBON putih atau
bahan lain yang setaraf, sedangkan untuk penempelan lembaran tripleks dipakai perekat setaraf Herferin
dengan bahan pengencer yang sesuai untuk itu, yang disetujui Direksi/Konsultan Ahli.
4.2.4. Penggunaan kayu untuk konstruksi dan pekerjaan lainnya menggunakan jenis kayu seperti di bawah ini :
4.2.5. Jika ada perbedaan yang menyolok antara ukuran di lapangan dan ukuran dalam gambar rencana,
hendaknya dilaporkan kepada Direksi/Konsultan Ahli untuk disetujui cara-cara pemecahannya.
4.3. Cara Pengerjaan
4.3.1 Sebelum memulai pekerjaan, periksalah pekerjaan ini di lapangan terhadap semua bagian yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu ini.
4.3.1 Setiap perbaikan, pemindahan atau pembongkaran dari pekerjaan ini, karena tidak cocok dengan
pekerjaan di lapangan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.3.1 Semua pekerjaan kayu yang tampak (exposed), sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata,
khususnya kayu rangka plafond, bagian yang diexposed dan bidang-bidang tampak kayu yang diplitur /
teak oil harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan dengan baik dan rapi.
4.3.1 Semua sambungan-sambungan kusen & rangka, harus dikerjakan dengan penuh keahlian, rapat dan rapi.
PASAL 5
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
5.1. Urugan
5.1.1 Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan memadatkan tanah atau bahan berbutir.
Yang disetujui untuk penimbunan dibawah lantai yang ditentukan atau disetujui.
2. Definisi
b. Urugan dalam hal ini adalah tanah biasa digunakan untuk kondisi konstruksi dibawah lantai bangunan utama
dimana diperlukan satu tanah urugan dengan plastisitas rendah (bahan berbutir).
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
6.2. Persyaratan
6.2.1. Standar
Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan:
a. NI 3/1970 dan NI 8/1964 PUBB
b. NI 3/1071 PBI, kecuali ditentukan lain.
Persyaratan di atas adalah standar minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-gambar dan
persyaratannya. Semua pekerjaan beton akan ditolak, kecuali dilaksanakan dengan standar yang lebih
tinggi mengenai kekuatan dan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, texture
finishing dan kualitas secara keseluruhan.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak atau
campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
6.4.4. Bahan tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Ahli.
6.4.5. Baja tulangan
a. Jenis tulangan
Batang tulangan besi beton dari baja lunak dengan tegangan leleh 2.400 kg/cm2 dan grade yang
dipergunakan adalah ST.37 dengan kategori U.24.
b. Toleransi
Dalam penggunaan batang tulangan besi beton diberikan toleransi sebagai berikut :
Untuk Ø tulangan < 16 mm toleransi sebesar 2,5%.
Untuk Ø tulangan > 16 mm tanpa toleransi.
d. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas, kulit
giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang
tepat sehingga tidak dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau
dipadatkan. Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan penahan-penahan
jarak beton yang telah disetujui Direksi/Konsultan Ahli.
b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
d. Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat untuk bentuk
dan ukuran.
e. Steiger / Perancah
Steiger cetakan minimal dari kayu dolken, kuat dan mudah dalam pembongkarannya.
6.6.3. Pengecoran
Pengecoran ke dalam cetak harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang dalam keadaan normal
biasanya dalam waktu 30 menit.Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti dan tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan Direksi/Konsultan Ahli.
PASAL 7
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
7.1. Bahan penutup atap utama menggunakan atap metal, setara Sakura Roof dan saat pelaksanaan harus sesuai
dengan gambar teknis dan petunjuk direksi.
7.2. Pemasangan atap dilakukan secara merata sehingga tidak tampak bergelombang, dan setiap sambungan atap
diperkuat dengan baik.
7.3. Rangka baja ringan harus terbuat dari baja dengan unsur paduan (untuk pelindung korosi) sekurang-kurangya 55%
alumunium, 43,5% Zinc dan 1,5% silicon (Zincalume – AZ.100) yang mempunyai fungsi sebagai pelindung
terhadap terhadap karat.
7.4. Bahan rangka baja ringan setara TASO, bahan standarisasi pabrik :
Bahan : Canal C75.75
Kuat tarik : 550 mPa (G.550)
Tinggi badan : 70 mm
Tebal badan : 0,75 mm
Jenis lapisan : Aluminium Zincalum, AZ.100
7.5. Jarak antar kuda-kuda baja ringan 90-100 cm dan jarak batang diagonal (cross branch) antara 120-150
cm, sesuai dengan petunjuk gambar yang ada. Dan perludiperkuatan dengan suai antara kuda-kuda.
sehingga membentuk satu kesatuan rangkaian rangka atap yang kuat dan kokoh.
7.6. Produk tersebut memiliki sertifikat standar produk SNI dan surat garansi resmi dari pabrik. Bila diperlukan,
kontraktor harus dapat menunjukan sertifikat SNI dan Garansi kepada pihak Direksi / Konsultan
Pengawas.
7.7. Untuk bentang kuda2 >8m’, perlu menggunakan bentuk struktur tertentu dan dengan didukung analisa
kekuatan struktur atau menggunakan program perhitungan struktur yang sesuai ketentuan yang berlaku.
7.8. Pekerjaan penutup atap menggunakan atap metal dan saat pelaksanaan harus sesuai dengan gambar
teknis dan petunjuk direksi.
7.9. Pemasangan atap dilakukan secara merata sehingga tidak tampak bergelombang, dan setiap sambungan
atap diperkuat dengan baik.
7.10. Pemasangan flashing plat aluminium L=50-60 cm, dilakukan pada pertemuan dinding tawing layar dengan
penutup atap metal. Untuk mencegah terjadi adanya kebocoran/rembesan air waktu hujan, sehigga
ruangan dibawah tidak bocor dan terkena rembesan air hujan.
7.11. Pekerjaan listplank menggunakan kayu ulin 2/20cm.
7.12. Cara pelaksanaan :
Pemasangan penutup atap harus benar – benar rapi dan mengikuti petunjuk (manual/spesification)
yang dikeluarkan aleh produsen.
Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus untuk pekerjaan ini dan dilakukan
dengan penuh ketelitian.
Arahan pemasangan harus berlawanan dengan arah angin.
Pada saat pemasangan, untuk meninjak bahan atap di atas tumpukan gording harus menggunakan
alas, sehingga bentuk lembaran tetap tidak rusak/retak.
7.13. Semua jenis pekerjaan tersebut di atas dilaksanakan serapi mungkin sehingga diterima oleh Direksi /
Konsultan Ahli.
PASAL 8
PEKERJAAN PLAFOND
8.1. Pekerjaan plafond yang digunakan adalah plafond kalsiboard dengan ketebalan 3,5 mm dan mempunyai berat 4,90
kg/m2, dengan ukuran/dimensi 240x120x0,35 cm.
8.2. Bahan panel calcium silicate yang terbuat dari semen, pasir silica dan cellulose. Kemudian dikeringkan dengan
system autoclave.Dan bahan plafond ini dapat digunakan diarea kering maupun area basah.
8.3. Rangka plafond menggunakan rangka kayu Kls. II (spesifikasi kayu), seperti pada ketentuan dan sesuai dengan
petunjuk gambar.
8.4. Pemasangan plafond harus rapi dan siku serta permukaannya benar-benar rata, harus juga memperhatikan
letak/posisi lampu yang menempel pada plafond.
8.5. Semua jenis pekerjaan tersebut di atas dilaksanakan serapi mungkin sehingga diterima oleh Direksi / Konsultan
Ahli.
PASAL 9
PEKERJAAN PENGECATAN
9.2.2. Semua cat yang akan dipakai harus diajukan dulu contohnya untuk mendapatkan persetujuan
Direksi/Konsultan Ahli.
9.3. Macam Pekerjaan
9.3.1. Mengecat dengan cat kayu untuk semua bidang permukaan kayu, semua panil-panil daun pintu dan
jendela serta lain-lainnya yang nyata-nyata ada dan harus dicat seperti dinyatakan dalam gambar.
9.3.2. Memeni dengan meni kayu untuk semua bidang kayu yang akan dicat dengan cat kayu termasuk bidang
sambungan dan potongan kayu, Memeni semua permukaan bidang kayu dan besi yang akan ditanam
dalam tembok.
9.3.3. Warna dari semua jenis cat dan daftar bahan akan ditentukan kemudian oleh Direksi/Konsultan Ahli.
9.4. Cara Pengerjaan
9.4.1. Sebelum memulai dengan pekerjaan pengecatan, semua hardware, accessories, fixtures dan sejenisnya
harus disingkirkan dulu dan baru dikembalikan lagi setelah pekerjaan selesai. Seluruh pelaksanaan
pekerjaan cat harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam PTI 1961.
9.4.2. Cat Kilat
Pengecatan dilakukan dengan cara sesuai petunjuk dari pabriknya atau sebelum pekerjaan pengecatan
dimulai, Cat yang digunakan setara Avian. Permukaan kayu harus diampelas dengan kertas ampelas atau
digosok dengan batu kambang kemudian dibersihkan dari semua kotoran. Setelah diberi cat dasar,
lubang-lubang dari bekas paku, retak-retak dan cat-cat lain harus didempul dengan warna dempul yang
sesuai dengan warna cat hingga permukaannya menjadi rata dan halus/licin baru kemudian dicat minimum
2 (dua) kali.
PASAL 10
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN
10.2. Bahan
10.2.1. Semen Portland (PC)
Semen untuk pekerjaan adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.
10.2.2. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras.Kadar lumpur yang terkandung di dalam
pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi persyaratan NI 3 PUBB 1970.
10.2.3. Air
Air kerja yang digunakan untuk adukan dan plesteran adalah air dari PDAM / air bersih setempat.
10.3. Persyaratan
10.3.1. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin pengaduk di atas alas
dari papan sehingga campuran benar tercampur, baru kemudian diaduk dengan air hingga merata dalam
warna dan konsistensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus dibuang. Melunakkan adukan yang telah
mengeras tidak diperbolehkan.
10.3.2. Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti proporsi campuran seperti tersebut di bawah ini:
Perbandingan Penggunaan
Plesteran dinding
1 PC : 4 PS
10.4.1. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, siar-siarnya harus
dikeruk agar permukaannya menjadi kasar. Pekerjaan plesteran ini harus dilaksanakan dengan penuh
keahlian dan ketelitian. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus diulangi
dan diperbaiki.
10.4.2. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama diproses pengeringan plesteran
harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat selama
7 hari.
10.4.3. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar dahulu, kemudian
disiram/dibasahi dengan air semen agar plesteran dapat melekat dengan baik.
PASAL 11
PEKERJAAN LANTAI
11.1.2.3. Pemasangan keramik lantai/dinding harus rapi dan siku serta permukaannya benar-benar
rata.
11.1.2.4. Semua jenis pekerjaan tersebut di atas dilaksanakan serapi mungkin sehingga diterima oleh
Direksi/Konsultan Ahli.
PASAL 12
PEMBERSIHAN AKHIR
12.1. Kontraktor diwajibkan memelihara kebersihan selesai pekerjaan baik berupa sampah-sampah, gundukan tanah
maupun bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi dan lain sebagainya.
12.1. Pembersihan dan kebersihan bangunan setelah proyek selesai sampai dengan penyerahan kedua, menjadi beban
dan tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 13
PENUTUP
13.1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini pada penjelasan kerja ternyata diperlukan akan dicantumkan
dalam Berita Acara Penjelasan Kerja.
13.2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan, akan dibicarakan dan diatur oleh
Konsultan Ahli dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan dibicarakan bersama Pemberi Tugas.