Anda di halaman 1dari 117

JASA RAHARJA

Utama dalam perlindungan, prima dalam pelayanan

PERENCANAAN RENOVASI
RUMAH JABATAN DIREKSI
PT. JASA RAHARJA (PERSERO)
Jalan Bangka VIII / D9 - Jakarta Selatan

RKS
(RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT)
PEKERJAAN :
ARSITEKTUR, STRUKTUR DAN
MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

KONSULTAN PERENCANA :

PT. BUMI MADANI


Planning-Engineering-Architecture-Management-Consultant
J l . Te b e t R a y a N o . 6 6 B Te b e t T i m u r J a k a r t a S e l a t a n
Telp. (021) 83795782 / Fax. (021) 7370583 Email : madanibumi@gmail.com
RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (Persero)
Jl. Bangka VIII/D9 - Jakarta Selatan
_____________________________________________________________

Persyaratan Umum

1. Lingkup Kegiatan dan Lingkup Pekerjaan

a. Lingkup Kegiatan.
1). Nama pekerjaan : Renovasi Rumah Jabatan Direksi PT. Jasa
Raharja (Persero)

2). Lokasi pekerjaan : Jalan Bangka VIII / D9 - Jakarta Selatan


b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan adalah :
1). Renovasi Bangunan dan Atap
2). Pembangunan Lantai 2 (R.Pelayan)
3). Pembangunan R.Sopir
c. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah :
1). Melaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi, pematangan lahan, pekerjaan
arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal sesuai yang tertera dalam gambar
teknis dan bill of quantity.
2). Pengadaan, pengamanan dan pengawasan segala macam alat dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan.
3). Pemasangan, pengetesan dan pemeliharaan semua bahan dan peralatan sesuai
batas waktu yang telah ditentukan.
4). Pengerahan tenaga kerja sesuai kebutuhan, keahlian dan keterampilannya.

2. Ukuran dan Notasi


a. Semua ukuran dalam gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal adalah
ukuran jadi/finishing, kecuali ada ketentuan lain yang akan dijelaskan kemudian.
b. Apabila ada perbedaan atau penyimpangan ukuran dan notasi, maka harus
dikonfirmasikan kepada Konsultan Perencana, atau cukup hanya dengan
memperbandingkan dengan skala gambar.

3. Gambar-gambar
a. Seluruh gambar-gambar pelaksanaan secara lengkap (arsitektur, struktur, mekanikal
dan elektrikal, serta spesifikasi teknis dapat diperoleh melalui Konsultan MK atas
sepengetahuan pemberi kerja atau konsultan perencana.
b. Penyedia Jasa wajib meneliti dan memahami seluruh proses dan teknis pekerjaan ini
sehingga dapat menyesuaikan program kerja secara integral dan simultan.
c. Gambar kerja dibuat dalam rangkap 3 (tiga); 1 (satu) set untuk Penyedia Jasa,
1(satu) set untuk Pengguna Jasa dan 1 (satu) set untuk Konsultan MK.
d. Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib membubuhkan tanda dengan
warna tertentu pada gambar atas bagian-bagian bangunan yang sudah dilaksanakan,
termasuk apabila ada perubahan dari gambar semula.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 1


e. Sebelum setiap bagian pekerjaan dilaksanakan, Penyedia Jasa wajib mengajukan
shop drawing. Shop drawing harus mendapatkan persetujuan pengguna jasa dibantu
oleh Konsultan Perencana/Konsultan MK.
f. Apabila ada perbedaan antara gambar kerja dan syarat-syarat teknis/ spesifikasi,
maka yang berlaku adalah syarat-syarat teknis dan spesifikasi, kecuali ditentukan lain
oleh Pengguna Jasa/Konsultan Perencana/Konsultan MK.
g. Apabila ada keraguan-raguan gambar, maka Penyedia Jasa harus menyampaikan
kepada Pengguna Jasa/Konsultan MK paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
dilaksanakan.
h. Perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia Jasa untuk
mengadakan claim atas waktu pelaksanaan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 2


Pasal-1

Pekerjaan Kayu

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu, baik kayu kasar maupun kayu halus dalam
hubungannya dengan gambar dan spesifikasi, dan pelaksanaan pekerjaan hingga
selesai sesuai dengan gambar rencana.

02. Pekerjaan ini terdiri dari :

a) Pekerjaan Kayu Halus, terdiri dari pekerjaan pintu kayu dan bagian yang lain
seperti pada gambar rencana.

b) Pekerjaan Kayu Kasar, terdiri dari pekerjaan penggantung langit-langit dan


bagian-bagian lain seperti pada gambar rencana.

b. Persyaratan bahan-bahan.

01. Kwalitas.

Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kwalitas yang baik, tidak ada
getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya, bekas dimakan
bubuk dan cacat-cacat lainnya.
Mutu dan kwalitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5, PKKI tahun 1961
dan persyaratan-persyaratan lain yang berkaitan dengan konstruksi kayu.

02. Kelembaban (Moisture Contents).

Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu di dalam dan pekerjaan kayu
halus, harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20 %
(diuji dengan wood moisture tester).
Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ke tempat pekerjaan dan
harus konstan sampai bangunan selesai.

03. Ukuran.

Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish) yaitu ukuran kayu setelah
selesai dikerjakan dan terpasang.
Kayu kasar diketam, dibor, dikerjakan dengan mesin menurut ukuran-ukuran dan
bentuk yang tertera dalam gambar.

04. Permukaan Luar.

Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi
(finish) harus dikerjakan dengan baik.
Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan bekas gergajiannya kecuali jika
ditentukan untuk dihaluskan.
Bagi permukaan-permukaan kayu, bahan kayu diberikan lapisan pengawet / pelindung.
Untuk kayu yang akan dicat dengan bahan solignum / creoset.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 3


05. Jenis Kayu.

Kecuali ditentukan lain, jenis kayu yang digunakan adalah :


a) Kayu Kamper Samarinda.
Digunakan untuk pekerjaan kayu halus, seperti : pintu, jendela dan kusen.

b) Kayu Sungkai atau sejenisnya.


Digunakan untuk pekerjaan kayu halus seperti : list tepi daun pintu, profil-profil
plafond dan bagian-bagian lain seperti gambar rencana.

c. Syarat Pelaksanaan.

01. Semua kayu harus dikeringkan dengan proses dry clean.


Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu halus harus
sedemikian rupa, hingga susut di bagian mana saja dan ke arah manapun tidak akan
mengurangi (mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah
jadi, juga tidak menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.

02. Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti : mempasak,


memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lobang pasak, sponing dan
lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambung kayu dengan baik.
Kontraktor juga harus melakukan segala pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk
konstruksi semua rangka-rangka.
Lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan-pasangan, serta penyangga pada bangunan.

03. Pekerjaan kayu halus tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan kecuali jika sudah
dipasang.
Bahan untuk pekerjaan kayu halus yang harus dibuat kalau belum selesai sama sekali
tidak boleh diangkut ke tempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel jika bangunan
belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut.

04. Bilamana terjadi, bahwa pekerjaan kayu tersebut menjadi mengkerut atau bengkok
atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya pada pekerjaan kayu halus atau kasar sebelum
masa pemeliharaan berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan
diganti dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut
harus dibetulkan atas biaya kontraktor.

05. Semua bekas pekerjaan kayu, puntung-puntung kayu dan kayu-kayu bekas dari semua
bahan bangunan harus disingkirkan sampai bersih.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 4


Pasal-2

Pekerjaan Kedap air/Waterproofing

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat-syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.

02. Melaksanakan pekerjaan lapisan kedap air / waterproofing dengan mengikuti


ketentuan-ketentuan dari pabrik pembuatnya, hingga hasilnya memuaskan.

b. Bagian-bagian yang Perlu diberi Lapisan Kedap Air.

01. Lapisan Kedap Air harus dipasang pada tempat-tempat :

Lantai ruang toilet, plat beton atap, plat beton canopy, luifel-luifel yang menjorok ke
luar bangunan, teras / balkon, dinding dan talang beton, bak tanaman ground reservoir
serta tempat-tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air dan
tanah.

c. Persyaratan Bahan

01. Persyaratan Mutu Bahan.


Mutu Bahan dan prosedur mengikuti yang ditentukan oleh pabrik dan standard-
standard lainnya seperti : NI.3, ASTM 828, ASTME, TAPP 1 803 dan 407. atau standar
lain yang berkaitan.

02. Waterproofing yang digunakan.


Liquid / coating waterproofing

03. Untuk pemasangan lantai lantai toilet dan janitor dan balkon serta naik dinding setinggi
300 mm.
Aplikasi minimal 500 micron ( 2x coating) dengan cara pemasangan di spray atau di
kuas,untuk luas 1m2 material yang digunakan 1,33 kg.Standard ASTM87
Solid Contents,% : 55 — 60 approx (ASTM D2939)
Flexibility at 0 C : Non cracking or flaking (ASTM D 2939)

Bahan waterproofing yang digunakan dan pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai jaminan/
garansi tertulis dari pabrik yaitu garansi 5 tahun untuk aplikasi dan 10 tahun untuk material.

d. Syarat Pelaksanaan.

01. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang sudah berpengalaman
dan telah mendapat rekomendasi dari pabrik yang bersangkutan untuk mendapatkan
jaminan / garansi aplikasinya.
Cara pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 5


02. Bidang permukaan beton yang akan diberi waterproofing haruslah kering dan bersih
dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal dengan adukan /
acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus diratakan dengan gurinda dahulu.

03. Pekerjaan yang disebut dalam butir (02) tersebut harus diperiksa terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan.

04. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus lapisan kedap
air atau jika drain lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling benda-
benda yang sudah terpasang itu harus diberi “Flashing”.

05. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi
lantai toilet.
Lantai janitor, plat beton, atap, hingga setinggi minimal 30 cm dari permukaan bidang
tersebut.

06. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan
permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau
bercelah-celah pada sambungan-sambungannya ataupun keretakan-keretakan lainnya
yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran.

07. Hasil pekerjaan yang kurang baik, tidak mengikuti persyaratan dari pabrik pembuatan
harus dibongkar dan diperbaiki atas resiko biaya Kontraktor.

e. Pengujian terhadap Pekerjaan Waterproofing.

01. Kontraktor harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan waterproofing


yang telah dilaksanakan.

02. Pengujian dilaksanakan dengan cara mengisikan air ke atas bidang yang akan diujikan
tersebut hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3
× 24 jam.

f. Perbaikan Pekerjaan.

01. Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang
dianjurkan oleh pabriknya.

02. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.

03. Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan waterproofing tersebut,
maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera diperbaiki atas biaya
Kontraktor.

g. Syarat Pemeliharaan.

01. Kontraktor harus menjaga pekerjaan waterproofing yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 6


Pasal-3

Pekerjaan Lantai dan Plint

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga diperoleh
hasil pekerjaan yang baik.

02. Melaksanakan seluruh pekerjaan lantai dan plint hingga diperoleh hasil pekerjaan yang
baik dan memuaskan.

b. Jenis-jenis dan Penggunaannya.

01. Lantai Homogeneous Tile.


Digunakan pada semua ruang-ruang sesuai dengan gambar rencana.

c. Persyaratan Bahan.

01. Lantai Homogenous Tile


Homogenous Tile yang digunakan untuk pelapis lantai harus memenuhi syarat sebagai
berikut :

a) Dibuat dari bahan-bahan yang bermutu tinggi, diproses secara mekanis dan
dibakar dengan sistim single firing (pembakaran tunggal).

b) Tebal minimal 8 mm dengan permukaan yang diglasur, mempunyai warna dan


kilap permukaan yang rata dan seragam.
Jenis Heavy duty, dengan kekerasan permukaan 〉 7 skala Mohs, kekuatan lentur 〉
500 kg / cm2.
Daya serap air 〈 0,05 %, tahan terhadap bahan-bahan kimia, dan gesekan.

c) Ukuran nominal 60 × 60, mempunyai sudut-sudut yang benar-benar siku, secara


keseluruhan bentuk dan ukuran-ukurannya harus seragam.

d) Standar kwalitas produksi Indogress.

e) Warna ditentukan oleh Konsultan Perencana.

f) Plint menggunakan Homogeneous Tile sesuai gambar rencana.

d. Syarat-syarat Pemasangan Lantai.

a) Persiapan Pemasangan.

1) Sebelum mulai pemasangan penutup lantai, Kontraktor terlebih dahulu harus


memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh bahan penutup
lantai.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 7


2) Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor harus
meminta persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk
melanjutkan pekerjaannya.

3) Pekerjaan yang diperiksa diantaranya adalah :

- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi di bawah lantai, misalnya pipa-


pipa dan sebagainya.

- Pekerjaan waterproofing

- Sebelum mulai pemasangan penutup lantai, Kontraktor terlebih dahulu


harus menyerahkan contoh-contoh penutup lantai yang akan dipasang
lengkap dengan sertifikat / surat pernyataan dari produsennya yang
menjelaskan, bahwa kwalitas bahan tersebut benar-benar sesuai dengan
persyaratan diatas.

- Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan


dianggap perlu, harus ditest di Laboratorium yang sudah disetujui oleh
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan, biaya pengu- jian di Laboratorium
ini menjadi tanggungan Kontraktor.

- Pada lantai dasar, lantai yang akan dipasang penutup lantai terlebih
dahulu tanahnya harus dipadatkan agar pasangannya tidak turun / retak
sewaktu menerima beban diatasnya.

- Kecuali ditentukan lain, maka khusus pada lantai dasar harus dipasang
rabat beton dengan tulangan ringan Ø8 – 20 # tebal 6 cm sebagai dasar
lantai.

b) Pemasangan Homogeneeous Tile/ Keramik.

1) Adukan untuk Alas.

- Campuran yang terdiri dari 1 (satu) bagian PC dan 4 (empat) bagian pasir
dengan air secukupnya, digunakan sebagai adukan untuk alas
pemasangan ubin.
Ketebalan rata-rata untuk adukan ini minimal setebal 3 cm.

- Sebelum pemasangan ubin, alas permukaan lantai harus dibuat rata


terlebih dahulu.

- Bahan-bahan campuran yang digunakan harus memenuhi ketentuan


sesuai dengan persyaratan bahan untuk pekerjaan beton.

2) Bahan Pengisi untuk Sambungan.

- Setiap sambungan keramik harus diisi dengan bahan pengisi (grouting)


yang dianjurkan oleh pabrik keramiknya atau bisa dipakai produk setara
AM-50.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 8


- Bahan pengisi ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan.

3) Pemasangan

- Sebelum ubin keramik dipasang harus disortir terlebih dahulu. Ubin


keramik yang ukurannya tidak sama, tidak siku, melengkung tidak boleh
dipasang dan harus dikeluarkan dari lapangan.

- Ubin keramik dipasang pada alas adukan dengan menggunakan bahan


plaster adhesive yang dianjurkan oleh pabrik dan yang terlebih dahulu
harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

- Sedapat mungkin pemotongan ubin keramik harus dihindari kecuali jika


tercantum dalam gambar.

- Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati tanpa pinggirnya bergerigi


atau terlihat lapisan-lapisannya.
Potongan ubin tidak boleh lebih kecil dari ½ ukuran ubin, kecuali jika
tercantum dalam gambar.

- Pemasangan ubin keramik harus mengikuti petunjuk pabriknya.

- Setiap sambungan atau naad keramik harus dibuat selebar 3 mm dan


masing-masing membentuk garis lurus yang lebarnya sama.

- Pemasangan ubin harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang


berpengalaman.
- Segera setelah ubin dipasang, permukaannya harus dibersihkan dengan
lap yang dibasahi air hingga diperoleh permukaan ubin yang benar-benar
bersih, bebas dari noda-noda semen dan sebagainya.

- Hasil pemasangan ubin keramik harus merupakan suatu permukaan yang


rata, datar, tidak bergelombang.
Hasil pemasangan ini harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.

- Untuk pemeliharaan, Kontraktor harus menyediakan bahan ubin yang


sama sebanyak 0,5 % dari jumlah terpasang pada Pemberi Tugas, biaya
pengadaan sudah termasuk dalam penawaran.

4) Pemeliharaan.

- Selama 3 × 24 jam sesudah ubin selesai terpasang, permukaannya tidak


boleh diinjak sama sekali.

- Sesudah ubin terpasang, permukaannya harus dijaga terhadap


kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain
yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacat tersebut hingga
pulih kembali seperti semula.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 9


Pasal-4

Pekerjaan Pasangan

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga pekerjaan, bahan-bahan peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, serta pelaksanaan
pekerjaan pasangan hingga didapatkan hasil yang baik.

b. Jenis Pemasangan dan Penggunaannya.

01. Pemasangan bata.


Digunakan untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini seperti yang
ada dalam gambar rencana. Pemasangan bata trasram untuk dinding-dinding ruang
toilet, dinding-dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam
gambar.

c. Jenis Adukan dan Penggunaannya.

01. Adukan biasa dengan campuran 1 pc : 5 pasir.


Digunakan untuk seluruh pasangan batu bata.

02. Adukan trasram dengan campuran 1 pc : 3 pasir.


Digunakan untuk dinding-dinding ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan dan
bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar rencana. Adukan jenis ini juga
digunakan untuk pasangan bata seperti pada Bangunan Penunjang mulai dari ujung
atas balok pondasi beton (sloof) sampai 40 cm di atas lantai dasar.

d. Jenis Plasteran dan Penggunaannya.

01. Plesteran biasa dengan campuran 1 pc : 5 pasir.


Digunakan untuk permukaan-permukaan dinding pasangan bata ataupun permukaan-
permukaan beton sesuai gambar rencana.
Plesteran beton dengan campuran 1 pc : 3 pasir, digunakan untuk permukaan-
permukaan beton seperti pada gambar rencana.

02. Plesteran trasram dengan campuran 1 pc : 3 pasir.


Digunakan untuk permukaan dinding ruang-ruang toilet, seluruh permukaan dinding
pasangan di bagian luar bangunan dan seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi
plus 40 cm dari permukaan lantai dasar (± 0,00).

e. Persyaratan Bahan.

01. Batu bata.

a) Bata harus berkwalitas baik, buatan pabrik dengan ukuran nominal 6 × 12 × 24


cm.
b) Memenuhi standard NI-10-1973 dan SII.

02. Batu Bata Blok Beton Tahan Api.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 10


Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a) Merupakan blok beton ringan campuran pasir silika, kapur, semen, air dan bubuk
alumunium.

b) Mempunyai ketahanan api minimal ½ jam untuk setiap ketebalan 25 mm, dapat
memikul beban sampai 20 ton.

c) Kuat tekan 3,65 N/mm2 atau ± 36 Kp/C2.

d) Konduktivitas Panas K = 0,18 W/MoC.

e) Mempunyai sifat konduksi rendah, sifat isolasi suara & penetrasi air yang rendah.

f) Seluruh permukaan datar / rata tidak melengkung, tanpa cacat / berlubang


ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul.

g) Ukuran Standard BS 6073 – 1981.

h) Ukuran seragam dengan standard nominal 10 × 19 × 59 cm.

i) Standard kwalitas produksi CELCON atau setaraf.

03. Bahan untuk adukan, plesteran dan acian.

Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus memenuhi
ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam PBI
1971.

f. Contoh-contoh Bahan.

01. Sebelum memulai pekerjaan pasangan, Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh bahan yang akan digunakan.

02. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan.

g. Syarat-syarat Pelaksanaan.

01. Pelaksanaan Pekerjaan Pasangan.

a) Pasangan bata.
- Dinding harus dipasang / didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai
gambar rencana.

- Masing-masing bata dipasang dengan jarak 1 cm, diberi dasar adukan


pengikat dengan baik.

- Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan di satu bagian setinggi lebih dari 1
m.

- Tidak diperbolehkan memakai potongan bata untuk bagian-bagian dinding


kecuali untuk bagian-bagian dinding yang terpaksa harus menggunakan

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 11


potongan bata, potongan bata yang diperbolehkan untuk maksud tersebut
tidak boleh lebih kecil dari ½ bata.

b) Pemasangan bata blok beton tahan api.


Pemasangan dinding yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada
waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya
dengan sesuatu yang memadai.

02. Perlindungan.

Bagian dinding yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atasnya dengan sesuatu yang
memadai.

03. Perawatan.

Dinding pasangan batu bata ringan harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit
7 hari setelah didirikan.

04. Angkur-angkur dan Pengikat.

a) Setiap hubungan antara dinding bata dengan permukaan beton, harus diberi
angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai
dengan kebutuhan.

b) Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan


(diketrik) dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat.

c) Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar
vertikal, datar, rata, tidak melengkung atau bergelombang.

05. Kolom Beton / Tulangan praktis.

Untuk dinding dengan luasan minimal 12 cm2 diharuskan pelaksanaan dengan


perkuatan kolom beton praktis dengan tulangan 4 Ø 10 kolom mm dan beugel Ø 8 –
15.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 12


Pasal-5

Pekerjaan Pelapis Dinding

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Yang termasuk dalam pekerjaan pelapisan dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan pelapis dinding, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.

02. Melaksanakan pekerjaan ini hingga diperoleh hasil yang baik dan memuaskan.

b. Jenis Pelapis Dinding dan Penggunaannya.

01. Lapisan Homogeneous Tile Dinding Dalam.


Digunakan untuk dinding toilet serta bagian-bagian lainnya seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana.

02. Lapisan Batu Alam.


Digunakan untuk pelapis dinding exterior seperti pada gambar rencana.

c. Persyaratan Bahan.

01. Keramik Dinding.


a) Dibuat dari bahan tanah liat yang bermutu tinggi dan khusus digunakan untuk
bahan keramik, diproses secara mekanik dan dibakar dalam oven dengan
pembakaran tunggal (single firing) dengan suhu yang sesuai.
b) Tebal minimal 8 mm, dengan permukaan yang diglasuur hingga menghasilkan
warna dan kilap permukaan yang rata dan seragam.
c) Ukuran nominal 30 × 60 cm, sudut-sudutnya 90o, secara keseluruhan bentuk dan
ukurannya harus seragam.
d) Kwalitas Homogeneous Tile produksi Indogress Warna akan ditentukan kemudian
oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

02. Perekat Bahan Pelapis Dinding.

a) Bahan perekat pelapis dinding harus berkwalitas baik dan mempunyai daya lekat
yang kuat.
b) Bahan yang digunakan adalah produksi AM ex Australia atau yang setara.

d. Contoh Bahan.

01. Sebelum memulai pekerjaan pelapis dinding Kontraktor terlebih dahulu harus
menyerahkan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan contoh-contoh bahan yang
akan digunakan sebagai bahan pelapis dinding.

02. Bahan pelapis dinding yang digunakan untuk pekerjaan ini harus sudah disetujui
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 13


e. Syarat-syarat Pelaksanaan.

01. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor terlebih dahulu harus memeriksa permukaan
dinding yang akan diberi lapisan.
Apabila pada permukaan dinding tersebut terdapat cacat-cacat yang bisa menyebabkan
hasil pemasangan tidak memuaskan, harus segera diperbaiki.

02. Pelapis dinding keramik harus dipasang dengan menggunakan bahan adhesive yang
khusus untuk keperluan ini.

03. Contoh bahan adhesive yang akan digunakan terlebih dahulu harus diserahkan pada
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan untuk dimintakan persetujuannya.

04. Bahan adhesive yang boleh digunakan hanya bahan yang sudah disetujui Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan.

05. Penggunaan bahan adhesive harus mengikuti petunjuk pabrik pembuatnya.

06. Jika ada bagian permukaan dinding yang harus diplester lebih dari 3 cm, sebelumnya
dinding tersebut harus diberi angkur dan kawat ayam.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 14


Pasal-6

Pekerjaan Plafond / Langit – langit

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Meliputi penyedian bahan plafond dan konstruksi penggantungnya, tenaga kerja,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melak-
sanakan pekerjaan ini, sehinngga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bemutu baik.

b. Jenis Plafond.

01. Plafond Gypsum Board dengan Rangka Hollow.


Digunakan untuk ruang-ruang sesuai dengan gambar rencana.

c. Persyaratan Bahan.

01. Plafond Gypsum Board dengan Rangka Hollow.


a) Ukuran gypsum Board 120 × 240 cm.
b) Memenuhi standard AS.2588-1983.
c) Permukaan setiap panel gypsum board harus rata dan pada bagian tepinya
berbentuk miring untuk penempatan seal tape penutup sambungan plaster board.
d) Kwalitas bahan produksi dari Jayaboard
e) Bahan seal tipis harus menggunakan bahan yang khusus untuk itu atau jenis ynag
telah mendapat rekomendasi dri pabrik gypsum.
f) Dempul penghalus sambungan harus menggunakan bahan yang khusus untuk itu
produksi MULTIBOARD M 400 atau yang setara.
g) Sistem penggantung plafond produksi dari MMJ atau setara.

d. Contoh-contoh Bahan.

01. Sebelum memulai pemasangan plafond Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh bahan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.
02. Bahan-bahan yang boleh dipasang untuk pekerjaan plafond adalah bahan yang telah
disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

e. Syarat-syarat Pelaksanaan.

Dalam pemasangan plafond Kontraktor telah mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan


dengan pekerjaan lain yang bergabung dalam kegiatan ini (misalnya; elektrikal, mekanikal,
plambing dan lain sebagainya).

Biaya-biaya yang harus dikeluarkan di dalam kegiatan ini harus sudah termasuk dalam
penawaran.

Sebelum memulai pemasangan plafond, Kontraktor harus memeriksa rangka plafond agar
benar-benar sesuai dengan ketinggian yang dikehendaki dan ukuran-ukuran sesuai dengan
gambar.

Semua bagian-bagian rangka plafond harus menyambung dengan seksama dan secara
keseluruhan membentuk struktur yang kokoh.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 15


Hasil pemasangan harus merupakan bidang yang rata, tidak bergerak / bergoyang.

01. Plafond Gypsum Board dengan Rangka Hollow.

a) Rangka plafond harus dipasang secara sempurna, lurus dan rata sesuai dengan
petunjuk pabriknya.

b) Lembaran gypsum board dipasang pada plafond dengan kuat, baik dan rata.

c) Sambungan antara panel-panel gypsum ditutup ditutup dengan sealtape yang


khusus untuk pekerjaan tersebut dan kemudian didempul hingga halus. Demikian
pula lubang-lubang bekas baut ditutup dengan dempul hingga halus dan rata.

d) Finishing permukaan gypsum board adalah dengan cat acrylic dan texture (sesuai
dengan gambar rencana).

e) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh orang-orang yang berpengalaman dan


harus dilaksanakan sesuai pekerjaan pabriknya.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 16


Pasal-7

Pekerjaan Hardware Set

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu
/ daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan yang baik
dan sempurna.

02. Melaksanakan pekerjaan alat penggantung dan pengunci hingga di peroleh hasil yang
baik dan memuaskan.

03. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam gambar rencana.

b. Persyaratan Bahan.

01. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercan- tum
dalam buku Spesifikasi Teknis.
Bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari pemilihan merek,
Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.

c. Perlengkapan Pintu dan Jendela.

01. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.


a) Engsel pintu dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun pintu
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engselnya.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban daun pintu.
Tiap engsel dapat memikul maksimal 20 kg beban.

b) Semua kunci-kunci terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.


Dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.

c) Kontraktor harus membuat daftar perlengkapan pintu untuk mendapatkan


persetujuan dari Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

d) Penggunaan perlengkapan pintu disesuaikan dengan jenis/tipe pintunya serta


lokasi ruangnya.

e) Sebagai pedoman penggunaan perlengkapan pintu dapat dilihat pada Iron


Mongery Schedule (Daftar Perlengkapan Pintu).
Kontraktor dapat mengajukan Daftar Perlengkapan Pintu dengan kwalitas yang
setara dan mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas / Penga- was Lapangan.

f) Perlengkapan pintu untuk setiap jenis pintu antara lain adalah seperti disebutkan
sebagai berikut :

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 17


1) Pintu Kayu Double/Single :
 Standard Hinge, : KEND
Stainless steel
 Mortise lock : KEND
 Door Clooser, Regular : KEND
Armatur
 Door Stop : KEND
 Flush bolt (Pintu Kayu : KEND
Double)

g) Perlengkapan pintu adalah seperti pada Iron Mongery Schedule.

02. Pekerjaan Engsel Jendela dan Penguncinya.

a) Tipe pembukaan jendela adalah Projected System (Casement Window).

b) Untuk engsel casement dapat digunakan produksi dari KEND

c) Tipe dan ukuran engsel harus disesuaikan dengan ukuran dan berat jendela.

d) Untuk pengunci daun jendela dipakai handle pengunci produksi KEND

d. Contoh Bahan.

Kontraktor harus mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan.

e. Persyaratan Pelaksanaan.

01. Engsel pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan
bawah pintu.

02. Engsel pintu bawah dipasang ± 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

03. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu,
engsel dipasang-pasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

04. Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

05. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan.
Apabila hal tersebut tidak tercapai Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya
tambahan.

06. Setelah Door Closer terpasang Kontraktor harus mengadakan penyetelan, sehingga
pintu dapat menutup dengan baik dan sempurna (Kontraktor juga ha- rus mengajarkan
cara penyetelan kepada Pemberi Tugas).

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 18


07. Door Stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.

08. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.

09. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

10. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua dat yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan Standar Spesifikasi
pabrik.

11. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 19


Pasal-8

Pekerjaan Pengecatan

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini , sehingga dicapai hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.

02. Melaksanakan pekerjaan pengecatan, sehingga diperoleh hasil yang baik dan
memuaskan.

03. Tahapan pekerjaan meliputi :


a) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
c) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar, dengan warna
bahan yang sesuai dengan petunjuk Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

b. Standard Pekerjaan (Mock Up).

01. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up akan ditentukan oleh Pemberi Tugas
/ Pengawas Lapangan.

02. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.

03. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh orang-orang yang ahli / aplikator yang
berpengalaman dan telah mendapat rekomendasi dari pabrik cat yang digunakan dan
cara pelaksanaannya standar dari pabrik cat yang digunakan.

c. Contoh dan Bahan untuk Perawatan.

01. Jenis cat yang digunakan adalah produksi yang telah diakui Standard International,
memenuhi ISO.9002.

02. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-
bidang transparan ukuran 30 × 30 cm2.
Dan bidang-bidang harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan
dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).

03. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan karena Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis barulah Kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan mock up seperti tercantum pada 16.2 di atas.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 20


d. Pekerjaan Cat Dinding.

01. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan
dan atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

02. Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat, jenis Emulsi Acrylic Dulux
Pentalite merk ICI dengan lapisan dasar merk yang sama. Warna akan ditentukan oleh
Konsultan Perencana.

03. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok khusus untuk tembok bagian dalam.

04. Sebelum diplamur, plesteran harus sudah betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

05. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan dengan pisau plamur (kape) dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

06. Untuk warna-warna yang jenis campuran, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-
kaleng dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.

07. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak
ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

e. Pekerjaan Cat Langit-langit.

01. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit Calsium Silicate,
Gypsum board, pelat beton atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

02. Cat yang digunakan Dulux Pentalite merk ICI, warna ditentukan Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan setelah melakukan percobaan pengecatan.

03. Plamur yang digunakan adalah plamur yang sama dengan yang digunakan untuk
tembok.

04. Selanjutnya semua metode / prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam pasal
16.4.

f. Pekerjaan Finishing Melamic.

01. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang
terlihat didalam bangunan utama, termasuk kosen, panil-panil, list-list, railing,
pekerjaan interior dan mebel, plint, serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.

02. Sesudah permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak dan
kotoran yang mungkin melekat di situ.
03. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serata yang tidak rata pada
permukaan kayu tersebut.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 21


04. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan
melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan rata.

05. Permukaan kayu yang telah diplitur dengan wood filler tersebut, dihaluskan dengan
amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut dibersihkan.

06. Cat akhir dipakai lmpra lapis 1 dengan rata dan sempurna dan amplas kemudian
ulaskan lmpra lapis ke 2 dan yang terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu
diamplas.
Jenis lmpra akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan .

g. Pekerjaan Cat Besi.

01. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar
beserta pintunya, pintu-pintu besi, talang-talang dan pekerjaan besi lain yang
ditentukan dalam gambar.

02. Cat yang dipakai adalah Dulux V-Glos merk ICI

03. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan
bebas debu, oli dan lain-lain.

04. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar Epoxy.
Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua lapis U-pox
Red lead primer 520-1130 setebal 20 mikron.

05. Setelah kering sesudah 24 jam dan dibersihkan kembali dari kotoran-kotoran oli dan
sebagainya disemprot 1 lapis.
Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir Super Syntethic Enamel disemprot 2 lapis
setebal 70 mikron.

06. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 2 lapis.

07. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

h. Pekerjaan Cat Dinding Luar.

01. Yang termasuk pekerjaan cat dinding luar adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan / atau bagian-bagian lain dibagian luar yang ditentukan dalam gambar
rencana.

02. Untuk dinding bagian luar bangunan digunakan cat luar dari bahan Emulsi Acrylic jenis
Weathersield merk Dulux ICI.

03. Semua pekerjaan yang hendak dicat harus dibersihkan dan bebas dari kotoran lepas,
minyak dan kotoran-kotoran lainnya.

04. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dari merk yang sama dari cat.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 22


05. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-
retak dan Kontraktor harus meminta persetujuan kepada Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan.

06. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur (kape) dari plat baja tipis dan
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.

07. Semua pekerjaan cat dinding luar (full system) harus dilaksanakan oleh orang-orang
yang ahli dan berpengalaman dalam pekerjaan ini dan mengikuti ketentuan-ketentuan
dari pabrik pembuatnya.

08. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 23


Pasal-9

Pekerjaan Sanitary

a. Lingkup Pekerjaan.

01. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatandan alat-alat Bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan
yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya / operasinya.

02. Melaksanakan pekerjaan sanitair hingga diperoleh hasil yang baik dan memuaskan.
03. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

b. Persyaratan Bahan.

01. Semua material harus memenuhi ukuran dan standard yang ditentukan oleh Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan.

02. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.

03. Barang yang dipakai adalah produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-
masing type yang dipilih.

04. Barang yang dipakai adalah produk TOTO yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.

01. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pemberi Tugas / Pengawas
Lapangan beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapat- kan persetujuan.
Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

02. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan harus disetujui Pemberi
Tugas / Pengawas Lapangan berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

03. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

04. Bila ada kelalaian dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melapor- kannya kepada
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan.

05. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan ditempat sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

06. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian /pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 24


07. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 25


Pasal-10

Pekerjaan Penutup Atap

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan penutup atap ini meliputi antara lain penyediaan tenaga kerja, bahan,
peralatan termasuk alat-alat Bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan penutup atap, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.

2. Pekerjaan penutup atap ini dikerjakan pada rangka atap sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar

b. Persyaratan Bahan

a. Bahan genteng
- Jenis : keramik
- finishing permukaan : berglazur
- Produksi : KIA,Mclas,Kanmuri
- Kualitas : KW I
- warna : Ditentukan kemudian

a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan


ASTM, PVBB 1970 dan PUBI 1982.
b. Bahan – bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh – contoh untuk mendapatkan persetujuan.

c. Syarat Pelaksanaan

a. Pemasangan genteng pada rangka atap harus menggunakan cara sedemikian rupa
sehingga terpasang muat dengan tidak mengakibatkan cacat apapun pada lapisan
permukaan genteng.
b. Genteng yang cacat baik cacat pabrik maupun cacat pada saat pemasangan tidak
boleh dipasang dan harus diganti dengan yang sempurna.
c. Bidang atap sebelah bawahnya harus diberi lapisan alluminium foil jenis permukaan
ganda kualitas terbaik yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas.
d. Pemasangan nok datar maupun nok miring harus menggunakan adukan kuat 1pc :
3ps dengan cara sedemikian rupa sehingga terlihat rapi erta tidak memungkinkan
terjadinya rembesan air. Bidang adukan yang terlihat diantara nok dan genteng
keramik harus diselesaikan dengan acian semen warna yang sesuai dengan warna
genteng.
e. Pada ujung genteng yang ketemu dengan listplang harus diberi genteng asesories
listplang pinggir.
f. Saluran air hujan atau talang menggunakan bahan seng yang mengandung
Zingalum, harus dipasang secara rapi tanpa ada sambungan.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 26


Pasal-11

Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap
berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk
segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Jarak antar rangka utama maksimal 120 centimeter.untuk bentang lebar di atas 10 meter
jarak nya lebih pendek sekitar 80 cm

4. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik
sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

5. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak
sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),

3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan
bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 27


Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
• Baja Mutu Tinggi G 550

• Tebal 0.75 mm

• Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

• Tegangan Maksimum 550 Mpa

• Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

• Modulus geser 80.000 Mpa

Lapisan anti karat :


Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating):
Galvanised (Z220)
• Pelapisan Galvanised

• Jenis Hot-dip zinc

• Kelas Z22

• katebalan pelapisan 220 gr/m2

• komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran


Galvalume (AZ100)
• Pelapisan Zinc-Aluminium

• Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

• Kelas AZ100

• katebalan pelapisan 100 gr/m2

• komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 28


Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan
gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
• Galvabond Z275

• Yield Strength 250 MPa

• Design Tensile Strength 150 MPa


Brace System (bracing)
• BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.

• LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja


ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.

• DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada
kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.

• STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain
struktur.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 29


• Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut
tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter)
untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan
detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka
atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
• Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

• Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

• Kepadatan Alur 16 alur/inci

• Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm

• Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm


Kekuatan Mekanikal
• Gaya geser satu baut 5,10 KN

• Gaya aksial 8,60 KN

• Gaya Torsi 6,90 KN


Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan
rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .

2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan
pada dokumen tender.

3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 30


Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap
titik buhul.

4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,


Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen


dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan
(fabrikasi)

6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia
jasa Rangka Atap Baja ringan,

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi
nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.

2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan


mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.

4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata
air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga
ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.

6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat
memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

7. Jaminan Struktural

• Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-
kuda, pengaku-pengaku dan reng.

• Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand
Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads
Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for
the building and construction industries”(Australian Standard 3566).

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 31


Pasal-12

Pekerjaan Pembersihan, Pembongkaran Dan Pengamanan


Setelah Pembangunan

1. Pembersihan lokasi proyek meliputi semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar kerja dan terurai dalam buku ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan
lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia jasa bersangkutan selesai.

2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari lokasi proyek.
Selama pembangunan berlangsung, Penyedia jasa harus menjaga keamanan bahan/
material, barang maupun bangunan yang dilaksanakanya sampai tahap serah
terima.

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 32


Pasal-13

Daftar Peralatan yang dipersyaratkan

1 Cutting Torch
2 Compressor
3 Mesin Molen + Diesel
4 Concrete Cutter
5 Bar Bender
6 Steel Bar Cutter
7 Portable Drilling Machine
8 Portable Grinding Machine
9 Pesawat Level
10 Teodolite
11 Genset
12 Spot Light 1500 W
13 Water Pump
14 Welding Mechine
15 Welding Inverter
16 Welding Transformer
17 Car Pick Up
18 Computer
19 Printer A4
20 Printer A3

RKS TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR | 33


RKS TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (Persero)
Jl. Bangka VIII/D9 - Jakarta Selatan
_____________________________________________________________

PASAL 1
PEKERJAAN PENGUKURAN

A. Pekerjaan Penentuan Titik Pengukuran / Pematokan

Pengukuran dan pemasangan bouwplank titik duga (peil ± 0) ditentukan


bersama-sama Konsultan Pengawas. Patok-patok berukuran minimal 5/7 cm dan
papan bouwplank 3/20 dengan panjang ukuran lebih dari 4 m dan terbuat dari
kayu kualitas baik. Papan patok harus keras dan tidak berubah posisinya, tanda-
tanda dan sumbu harus teliti dan jelas, dicat dengan cat menie.

Pemborong harus memasang dan mengukur secara teliti patok monumen (BM)
pada lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan
kembali, pengukuran sipat datar dari perkerasan atau penentuan titik dari
pekerjaan yang akan dilakukan. Patok monumen yang permanen harus dibangun
di atas tanah yang tidak akan terganggu / dipindahkan.

Untuk pekerjaan jalan Pemborong harus menentukan titik patok konstruksi yang
menunjukan garis dan kemiringan untuk lebar perkerasan, lebar bahu dan
drainase saluran samping sesuai dengan penampang melintang standar yang
diberikan dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Pengawas
sebelum memulai konstruksi. Jika terjadi perubahan dari garis dan kemiringan,
baik sebelum maupun sesudah penentuan patok perlu persetujuan lebih lanjut.

RKS TEKNIS
1 PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH

A. Pekerjaan Galian

Seluruh lapangan pekerjaan harus diratakan / digali dan semua sisa-sisa tanaman
seperti akar-akaran, rumput-rumput dan sebagainya harus dihilangkan.

Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu


sebelum kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan galian tersebut disesuaikan
dengan kebutuhannya sesuai dengan peil-peil (level), pada lokasi yang telah
ditentukan di dalam gambar, dan mendapatkan persetujuan konsultan Pengawas.

Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti
sampah-sampah, tonggak, bekas-bekas lubang dan sumur, lumpur, pohon dan
semak-semak.

Bekas-bekas lubang dan sumur, harus dikuras airnya dan diambil lumpur /
tanahnya yang lembek, yang ada di dalamnya.
Pohon-pohon yang ada, hanya boleh disingkirkan setelah mendapat persetujuan
konsultan Pengawas. Tunggak-tunggak pepohonan dan jalinan-jalinan akar harus
dibersihkan dan disingkirkan sampai pada kedalaman + 1,5 m di bawah
permukaan tanah.
Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh pekerjaan tersebut, harus
disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor, sesuai dengan petunjuk
konsultan Pengawas.

B. Pekerjaan Galian Pondasi

Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan peil-
peil yang tercantum dalam gambar rencana pondasi. Semua bekas-bekas pondasi
bangunan lama, jaringan jalan / aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar dan
dibuang.

Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-
lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada konsultan
Pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk
seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.

Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka


kontraktor harus mengisi / mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-
bahan pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.

Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-
alat penahan tanah dan bebas dan genangan air) sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.

RKS TEKNIS
2 PEKERJAAN STRUKTUR
Pemompaan, bila diperlukan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.

Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan konsultan
Pengawas dan bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah dan
memenuhi sebagai tanah urug.

C. Pekerjaan Urugan

Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.

- Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan


20 cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
dengan alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.

- Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak


memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan
dengan ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan
mesin stamper.

- Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun


pengurugan adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

- Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di


laboratorium, untuk mendapat nilai standart proctor.
Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium
yang ditunjuk oleh konsultan Pengawas.

Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan harus ditest juga di
lapangan dengan sistem “Field Density Test” dengan hasil kepadatannya sebagai
berikut :

- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,


kepadatannya 95 % dari standart proctor.
- Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90 % dari standart proctor.

Hasil test di lapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan MK. Semua
hasil-hasil pekerjaan diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan dan
dijaga jangan sampai rusak, akibat pengaruh luar dan tetap menjadi tanggung
jawab kontraktor s/d masa pemeliharaan.

Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah mendapat persetujuan Konsultan


Pengawas.

RKS TEKNIS
3 PEKERJAAN STRUKTUR
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan
yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.

Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus


dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan
yang kepadatannya sama.

D. Pekerjaan Pengurugan Pasir Alas Pondasi

Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai


dengan gambar.

Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan--
potongan bahan keras yang berukuran lebih dari 1,5 cm.

E. Pembuangan Material Hasil Galian

Pembuangan material hasil galian menjadi tanggung jawab kontraktor. Material


hasil galian harus dikeluarkan paling lambat dalam waktu 1 x 24 jam, sehingga
tidak mengganggu penyimpanan material lain.

Material dari hasil galian tersebut atas persetujuan konsultan Pengawas telah
diseleksi bagian-bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai material timbunan dan
urugan. Sisanya harus dibuang ke luar site atau tempat lain atas persetujuan
konsultan Pengawas.

RKS TEKNIS
4 PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 3
PEKERJAAN CETAKAN DAN PERANCAH

A. UMUM

1. Ruang Lingkup.

Kontraktor harus menyiapkan semua bahan dan tenaga kerja yang


diperlukan.

Kontraktor harus menyiapkan, membuat dan membongkar semua cetakan


dan perancah beton cor yang diperlukan.

2. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat dan mengajukan perhitungan dan gambar kerja


kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

3. Standard

Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus
memenuhi standard yang umum dipakai di Indonesia SNI 03 - 2847 - 2013
(Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung), ACI-347
(Recommended Practice for Concrete Formwork), PUBI-1982 (Persyaratan
Umum Bahan Bangunan). Jika persyaratan yang tersebut diatas tidak cukup
memadahi, maka konstruksi harus disesuaikan dengan standard Internasional
yang diakui dan dapat diterima oleh Pengawas.

B. BAHAN

Semua balok-balok kayu dan multipleks untuk cetakan harus bahan baru.
Permukaan dan bahan cetakan harus licin, bebas dari celah dan kotoran.
Hal tersebut diatas berlaku untuk sistim konvensional maupun bekisting siap
pakai.

C. PELAKSANAAN

Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh, stabil dan dapat
memikul beban-beban vertikal dan horizontal, dan beban-beban pelaksanaan
lainnya yang mungkin terjadi.

Kontraktor harus memperhitungkan penurunan atau lendutan dari perancah


dimana tidak tidak boleh lebih dari 1/400 bentang dan mempertimbangkan
langkah-langkah seperlunya sehubungan dengan kedudukan garis permukaan
(level) yang disyaratkan; pada akhir pekerjaan beton bekisting harus

RKS TEKNIS
5 PEKERJAAN STRUKTUR
menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan bentuk dan level yang sesuai
dengan gambar-gambar rencana.

Bila tidak ditentukan lain dalam gambar, cetakan dibuat dengan “camber” pada
tengah bentang sebagai berikut :
Balok dan pelat = 0.2 % dari bentang yang bersangkutan
Cantilever (balok dan pelat) = 0.4 % dari bentang yang bersangkutan

Cetakan harus diberi ikatan-ikatan secukupnya sehingga dapat terjamin


kedudukan dan bentuknya. Khusus untuk cetakan kolom, dinding dan balok
tinggi harus diadakan perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, kawat pengikat dan lainnya.
Pekerjaan pengecoran beton boleh dilaksanakan hanya setelah diinspeksi dan
disetujui oleh Pengawas. Namun demikian bila ada cetakan dan
perancah/bekisting yang menurut Pengawas membahayakan atau tidak memadai
selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung, maka Pengawas dapat
menginstruksikan kepada Kontraktor untuk memperkuat/memperbaiki atau
membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan
tersebut. Semua biaya yang timbul merupakan tanggung jawab Kontraktor.

Perancah harus diinspeksi secara rutin selama pengecoran beton berlangsung


untuk mengetahui lebih dini jika terjadi perlemahan pada sistim cetakan dan
perancah yang menyebabkan terjadinya perubahan kedudukan, ketidak-stabilan
dan perubahan bentuk. Jika hal ini terjadi, pekerjaan pengecoran harus segera
dihentikan dan Kontraktor diwajibkan untuk memperkuat, memperbaiki atau
membongkar dan mengulangi pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan tersebut
jika kerusakan tidak dapat diperbaiki. Semua biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

Cetakan harus kokoh dan cukup kedap air, sehingga dijamin tidak timbul sirip
atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton. Cetakan
harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak mudah menyerap air dan harus
direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah dapat dilepaskan dari beton
tanpa menyebabkan kerusakan pada beton pada saat pembongkaran dan tanpa
harus memindahkan penunjang utama yang masih diperlukan selama waktu
perawatan.

Perancah dan cetakan harus sesuai dengan ukuran, bentuk dan kedudukan
vertikal maupun kedudukan horizontal, dan harus dilengkapi dengan block-out
untuk lubang-lubang atau opening, chamfers dan detail-detail lainnya yang
ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana arsitektur, struktur dan M&E.

Tolerasi dari permukaan cetakan untuk struktur beton bertulang adalah sebagai
berikut :

Terhadap kelurusan vertikal (plumbness) untuk kolom dan dinding :


Untuk setiap 3 meter ............................................................ 5 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ................................. 25 mm

Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat, balok kolom dan dinding :
Untuk setiap 3 meter ..................................................... 5 mm

RKS TEKNIS
6 PEKERJAAN STRUKTUR
Untuk setiap bentang atau 6 meter ........................................ 10 mm
Untuk panjang keseluruhan (maksimal) ................................. 20 mm

Terhadap ukuran penampang kolom, balok, ketebalan dinding dan pelat :


Plus .............................................................................12 mm
Minus............................................................................ 5 mm

Terhadap ukuran dan posisi bukaan atau sleeve di balok, pelat dan dinding :
Plus / minus ................................................................. 5 mm

Bila digunakan bahan untuk pelepas cetakan (release agent), pelaksanaannya


harus sebelum pemasangan besi tulangan dan tidak boleh berlebihan. Bilamana
besi tulangan dan/atau permukaan beton lama pada sambungan cor
terkontaminasi oleh release agent ini, maka harus dibersihkan dengan baik untuk
menghindari hilangnya rekatan beton dengan besi tulangan atau beton lama
akibat bahan tersebut.

D. PENANAMAN PIPA DAN LAIN-LAIN

Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam dan perlengkapan lain untuk
membuat lobang, saluran dan lain-lain harus dipasang pada posisi yang benar
dan kokoh agar tidak bergerak selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran.
Penempatan pipa dan saluran harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengurangi kekuatan struktur dan tidak menyebabkan pemindahan atau
pembengkokkan besi beton. Pembengkokkan dan pemindahan besi tulangan
untuk memudahkan pemasangan pipa atau saluran harus dengan ijin Pengawas.
Pipa-pipa dan bagian-bagiannya yang terbuat dari aluminium tidak boleh ditanam
dalam beton, kecuali apabila ditutup dengan lapisan yang efektif dapat mencegah
terjadinya reaksi kimia antara aluminium dengan beton dan/atau dapat
mencegah proses elektrolisa antara aluminium dengan baja. Pelaksanaan
pekerjaan pemasangan benda-benda yang tertanam dalam beton harus sesuai
dengan ketentuan dalam SNI 03-2847-2013.

E. PEMBONGKARAN

Pembongkaran cetakan harus sesuai dengan ketentuan dalam Bab 8.2 dari SNI
03-2847-2013. Seluruh bagian dari cetakan yang sudah dapat dibongkar harus
dilepas dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada
beton. Pemasangan kembali penunjang atau re-shoring harus dilakukan segera
setelah pembongkaran cetakan dan harus tetap ditempat sampai beton mencapai
kriteria kekuatan umur 28 hari dan sampai seluruh pekerjaan pengecoran beton 3
lantai diatasnya selesai dilaksanakan.

Pembongkaran bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton


tergantung dari kekuatan yang telah dicapai oleh beton berdasarkan hasil
pemeriksaan benda uji. Pengawas akan memberikan persetujuan pembongkaran
cetakan dan perancah berdasarkan hasil pemeriksaan benda uji dan perhitungan-
perhitungan kekuatan tersebut.

RKS TEKNIS
7 PEKERJAAN STRUKTUR
Bekisting/cetakan dan perancah yang memikul berat beton balok, pelat dan
elemen struktur lainnya hanya boleh dibongkar setelah beton mencapai minimal
75% kekuatan yang disyaratkan, tetapi tidak boleh kurang dari pedoman berikut
ini :

PENGERASAN SECARA
BAGIAN NORMAL
1. Kolom, dinding dan sisi balok 24 jam
2. Dasar cetakan pelat dan balok 7 hari
(Prop/penumpu masih terpasang)
3. Prop/penumpu pelat dan balok 14 hari
4. Prop/penumpu pelat dan balok kantilever 28 hari

Apabila cetakan dan perancah untuk pelat dan balok dibongkar setelah hari ke
14, panel pelat dan balok tersebut harus tetap ditunjang (re-shored) setempat-
setempat yang posisinya harus direncanakan dan harus mendapatkan
persetujuan dari Pengawas.

F. PEMAKAIAN ULANG

Pemakaian ulang cetakan hanya diijinkan bilamana keadaan cetakan masih betul-
betul dalam keadaan baik, dimana masih dapat dikencangkan dengan baik, masih
kedap air, tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton yang dicetak, dan
dianggap layak oleh Pengawas.

RKS TEKNIS
8 PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 4
PEKERJAAN BETON

A. UMUM

1. Ruang Lingkup.

Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja
yang diperlukan.

Kontraktor harus merencanakan, membuat dan melakukan test untuk


mendapatkan design campuran beton yang baik dan sesuai dengan yang
disyaratkan.

Kontraktor harus melaksanakan pengecoran beton termasuk pemasangan


semua alat-alat, pipa-pipa, selubung-selubung dan lainnya yang tertanam
dalam beton.

Kontraktor harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan


semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan
yang sesuai dengan gambar rencana.

2. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat dan mengajukan gambar kerja kepada Pengawas


untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Kontraktor harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan semua


perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan menyerahkan kepada
Pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.

3. Standard

Semua bahan dan konstruksi harus memenuhi standard yang umum dipakai
di Indonesia : SNI 03-2847-2013. (Tatacara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung), PUBI-1982 (Persyaratan Umum Bahan Bangunan),
SNI 15-2049-2004 (Peraturan Semen Portland Indonesia), SII (Standard
Industri Indonesia), ACI 318 (Building code requirement for Reinforced
Condrete), ACI 301 (Specification for Structural Concrete for Buildings) dan
ASTM (American Society for Testing and Materials)

B. BAHAN

1. Portland Cement (PC)


Semua PC yang digunakan harus portland cement yang memenuhi standard
internasional dan memenuhi persyaratan Portland Cement type I yang
ditentukan dalam ASTM C-150, SNI 15-2049-2004, SNI 15-0302-2004.

RKS TEKNIS
9 PEKERJAAN STRUKTUR
Kontraktor harus menggunakan jenis dan merk semen yang digunakan dalam
menentukan rencana campuran beton dan telah diuji pada saat pembuatan
campuran beton percobaan (trial design mix).

PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban, tidak


berhubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari pengaruh cuaca,
sampai tiba saatnya untuk dipakai. Semen curah harus disimpan dalam
konstruksi silo secara baik. PC yang telah menggumpal/membatu atau yang
telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh digunakan. PC harus disimpan
sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

2. Agregat

Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
besar butir lebih dari 5 mm. Koral harus keras, bersih dan tidak berpori,
jumlah butir-butir pipih tidak lebih dari 20%, bersifat kekal (tidak pecah atau
hancur oleh pengaruh cuaca) dan tidak mengandung lumpur lebih dari 1%
(terhadap berat kering) dan bahan lain yang merusak beton, seperti zat-zat
reaktif alkali.

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasil oleh alat-alat
pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, tahan
lama dan bersih serta tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap
berat kering) atau bahan-bahan organis atau lainnya yang merusak dalam
bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang akan memperlemah
kekuatan beton. Pasir laut tidak boleh digunakan.

Agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi syarat-syarat yang terdapat
pada SNI 03-2847-2013. atau daftar berikut :

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS


%-lewat ayakan %-lewat ayakan
Ayakan (berat kering) Ayakan (berat kering)
30,0 mm 100 10,00 mm 100
25,0 mm 90 – 100 5,00 mm 90 – 100
15,0 mm 25 – 60 2,50 mm 80 – 100
5,0 mm 0 – 10 1,20 mm 50 – 90
2,5 mm 0 – 5 0,60 mm 25 – 60
0,30 mm 10 – 30
0,15 mm 2 – 10

RKS TEKNIS
10 PEKERJAAN STRUKTUR
3. A i r

Air harus bersih, tidak mengandung minyak dan bebas dari bahan organik,
asam, alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang
dapat merusak beton dan besi tulangan. Sebaiknya dipakai air yang dapat
diminum. Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air, harus dilakukan
test laboratorium untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air.

4. Bahan Pembantu (Admixture)

Atas pilihan Kontraktor dan persetujuan dari Pengawas suatu bahan


pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton (akselerator/retarder) atau efek pengurangan air (water
reducing admixture).
Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada
atau tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara pencampuran dan
takarannya harus sesuai dengan rekomendasi Pabrik dan penggunaannya
harus sesuai dengan Bab 3.6 dari SNI 03-2847-2013.

5. Mutu Beton

Mutu beton yang dipergunakan untuk bangunan ini adalah :


Pile cap , Tie beam ................................. Fc' = 20.75 Mpa (K-250)
Balok dan Pelat ..................................... Fc' = 20.75 Mpa (K-250)
Kolom ................................................. Fc' = 20.75 Mpa (K-250)

C. PERBANDINGAN ADUKAN

1. U m u m

Adukan beton terdiri dari bahan semen PC (tanpa fly ash), bahan pembantu
(admixture), agregat halus, agregat kasar dan air. Kualitas bahan tersebut
harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan campuran yang tepat
untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus direncanakan oleh
Kontraktor dimana harus ditunjukkan water-cement ratio, water content,
gradasi agregat, slump dan kekuatan, dan design mix tersebut harus
dimintakan persetujuan ke Pengawas sebelum dapat dipakai dalam
pembuatan trial mix. Secara umum, adukan beton harus direncanakan untuk
menghasilkan beton yang sedemikian rupa sehingga diperoleh kepadatan
maksimum dan penyusutan minimum.

2. Perbandingan air-semen (PC) dan Kekuatan tekan

Kekuatan tekan minimum dan banyaknya portland cement yang terdapat


dalam beton tidak boleh kurang dari daftar yang tertera dibawah ini.
Pengawas berhak memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang
melebihi daftar pada setiap pekerjaan beton, jika memang dianggap perlu
bahwa penambahan tersebut akan mencapai kekuatan yang dikehendaki.

RKS TEKNIS
11 PEKERJAAN STRUKTUR
Jumlah semen minimum dan daftar air-semen maksimum

Jumlah semen Nilai faktor


minimum per Air-sementisius
m3 beton (kg) maksimum
Beton didalam ruang bangunan :
a. Keadaan keliling non korosif 300 0,50
b. Keadaan keliling korosif disebabkan
oleh kondensasi atau uap korosif 325 0,50

Beton diluar ruang Bangunan :


a. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 0,50
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 300 0,50
Beton yang berhubungan
dengan tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti 325 0,40
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari
tanah atau air tanah 375 0.40
Beton yang kontinyu berhubungan
dengan air :
a. Air tawar 325 0,40
b. Air asin/laut 375 0,40

3. Percobaan kekuatan beton

Penetapan kekuatan beton dalam Mpa dilakukan dengan percobaan tekan


(crushing test) pada benda uji silinder beton berukuran 15 x 30 cm. Cara
pembuatan dan jumlah benda uji silinder tersebut harus menurut syarat dan
sesuai dengan Bab 5.6 dari SNI 03-2847-2013. dan memenuhi persyaratan
jumlah benda uji sebagai berikut :

Untuk setiap pengiriman harian beton ready-mixed dari satu batch yang
dipilih secara acak harus diambil benda uji silinder :

Truk pertama : 1 x 4 benda uji


Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji
Truk ke 6 sampai ke 10 : 2 x 4 benda uji
Untuk 10 truk berikutnya : 2 x 4 benda uji

Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji digunakan untuk
percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk umur 28 hari,
sedangkan benda uji keempat harus disimpan sebagai cadangan dan
digunakan bilamana hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi syarat. Laporan
hasil percobaan tekan beton tersebut ( satu asli dan satu copy ) harus

RKS TEKNIS
12 PEKERJAAN STRUKTUR
diserahkan kepada Pengawas. Tingkat kekuatan mutu beton tertentu
dianggap memenuhi syarat apabila dipenuhi semua kriteria yang disyaratkan
dalam Bab 5.6 dari SNI 03-2847-2013.

Bilamana untuk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau keperluan


lainnya dibutuhkan hasil test beton umur 3 hari, maka harus dibuat benda uji
tambahan untuk keperluan tersebut diluar jumlah yang ditentukan diatas.

Setiap kali, jika kekuatan beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang
dari 70% dari beton yang berumur 28 hari, maka Pengawas dengan segera
memerintahkan untuk mengecek campuran yang dipakai dan, jika perlu,
membuat design mix atau komposisi campuran beton yang baru.

Campuran-campuran yang dipakai (mix design) dapat diubah bilamana


menurut pendapat Pengawas perubahan tersebut memang perlu atau patut
untuk mendapatkan pekerjaan yang memenuhi syarat kepadatan, kekedapan,
penyelesaian permukaan dan kekuatannya.

Apabila kekuatan benda uji berdasarkan hasil percobaan di laboratorium


menunjukkan nilai yang lebih kecil dari yang disyaratkan, maka harus
dilakukan percobaan di lapangan lanjutan dengan urut-urutan : hammer test,
core test dan percobaan pembebanan /loading test sesuai persyaratan
berlaku dalam peraturan.

D. KEKENTALAN

Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup dan tidak boleh
melebihi yang disyaratkan. Waktu pengadukan beton harus diambil tetap dan
normal, sehingga menghasilkan beton yang homogen tanpa adanya bahan-bahan
yang terpisah satu sama lain.

Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mendapatkan beton yang padat,


cukup kedap dan licin permukaannya. Penggetaran yang berlebihan dapat
mengakibatkan segregasi (bleeding) dan harus dihindari.

Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan "Standard Test


Method for Slump of Portland Cement concrete" (ASTM C143)

Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Pengawas untuk masing-masing jenis
pekerjaan, tetapi secara umum batasan maksimum nilai slump adalah sebagai
berikut :

Batasan maksimum nilai slump untuk berbagai-bagai pekerjaan beton


__________________________________________________________________________________________________________________________________

Slump (cm)
__________________________________________________________________________________________________________________________________

Uraian Maksimum Maximum


Dengan Aditif Tanpa Aditif
___________________________________________________________________________________________________________________________

Pelat, balok, kolom dan dinding. 18,0 12,0


___________________________________________________________________________________________________________________________

RKS TEKNIS
13 PEKERJAAN STRUKTUR
E. PERSIAPAN PENGECORAN BETON

1. Peralatan yang ditanam.

Pipa listrik, angkur, penggantung dan bahan lain yang ditanam dalam beton
harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton. Jaga
jarak antara bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang-
kurangnya harus 5 cm.

2. Persiapan permukaan yang akan dicor beton.

Permukaan bekisting atau lantai kerja harus dibasahi dengan disiram air
sebelum pengecoran; permukaan tersebut harus tetap basah dengan
penyiraman air terus menerus sampai tiba saatnya pengecoran. Tetapi
permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari
lumpur serta kotoran-kotoran lainnya.

3. Sambungan Beton

Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah
berhenti atau terhalang dan Pengawas berpendapat bahwa beton yang baru
tidak dapat bersatu dengan sempurna dengan beton yang lama, dinyatakan
sebagai sambungan beton.

Permukaan beton lama harus dikasarkan dan dibersihkan dengan semprotan


udara bertekanan (compressed air) untuk memperoleh permukaan yang kasar
dan bebas dari kotoran, bahan yang terlepas atau beton yang cacat dan
benda asing lainnya. Pembersihan dengan compresor diikuti dengan
pembersihan dengan air sebaik-baiknya. Semua genangan air harus
dihilangkan dari permukaan sambungan beton sebelum beton yang baru
dicor. Setelah permukaan beton lama disiapkan, semua sambungan beton
harus dilapisi dengan campuran air dan semen murni dalam perbandingan 1:1
dalam volume atau bahan perekat beton (concrete bonding agent).

Pengecoran beton harus dilakukan sesegera mungkin sebelum campuran air


dan semen murni atau bahan perekat beton (concrete bonding agent) yang
dilapiskan pada permukaan beton lama belum mengering.

4. Persiapan Pengecoran

Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan


pekerjaan penulangan serta pemasangan benda-benda yang tertanam dalam
beton belum selesai dan persiapan serta pembersihan seluruh permukaan
tempat pengecoran belum disetujui oleh Pengawas.
Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam
beton harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di-cor.

RKS TEKNIS
14 PEKERJAAN STRUKTUR
Ketepatan tebal penutup beton harus diperhatikan dan untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang memadahi yang terbuat dari
beton dengan mutu minimal sama dengan mutu beton yang akan dicor.

5. Penyingkiran Air

Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang
memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya
atau telah disalurkan dengan pipa atau alat lain.
Beton tidak diperbolehkan dicor didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis
dari Pengawas. Kontraktor juga tidak diperbolehkan tanpa ijin Pengawas
membiarkan air mengalir diatas beton sebelum beton cukup umurnya dan
mencapai pengerasan awal.

F. CAMPURAN BETON

Beton yang digunakan harus berupa beton ready-mix dari sumber yang telah
disetujui oleh Pengawas dengan perbandingan campuran sesuai dengan
design mix yang telah diuji di laboratorium dan disetujui oleh Pengawas.
Takaran campuran serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi
persyaratan didalam SNI 03-2847-2013, ACI-304 dan ASTM C94.

Penambahan bahan aditif dalam proses pembuatan beton ready-mix harus


sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat aditiv tersebut dan dengan
persetujuan dari Pengawas. Bila diperlukan dua atau lebih jenis bahan aditif
maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah.

Penambahan air selama pengangkutan beton tidak diijinkan. Penambahan air


di lapangan/proyek untuk meningkatkan slump beton atau untuk alasan lain
tidak diperkenankan, kecuali atas persetujuan dan dibawah pengawasan
Pengawas dan selama perbandingan air-semen maksimum belum terlampau.

G. PENGECORAN

1. Pengangkutan dan Pengecoran

Dua puluh empat jam sebelum pengecoran, Kontraktor harus memberikan


pemberitahuan tertulis kepada Pengawas.

Dalam cuaca normal adukan beton harus sudah dituang/dicor tidak lebih dari
90 menit sejak ditambahkannya air dalam campuran semen dan agregat,
tetapi dalam cuaca yang sangat panas (diatas 35° C) tidak boleh lebih dari
60 menit, kecuali digunakan retarder.

Batas temperatur beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui


38° C.
Beton tidak boleh dicor tanpa ijin Pengawas atau bila keadaan cuaca hujan
atau panas yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik,

RKS TEKNIS
15 PEKERJAAN STRUKTUR
kecuali jika telah disiapkan fasilitas-fasilitas untuk hal tersebut seperti yang
ditentukan oleh Pengawas.

Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari
adukan beton (segregasi) karena berulang kali mengenai batang pembesian
atau tepi bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan. Dalam hal tersebut,
harus disiapkan corong atau saluran vertikal (tremie) untuk pengecoran agar
adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampui 1,5
meter dibawah ujung corong, saluran atau kereta dorong untuk pengecoran.

Adukan beton harus dicor dengan merata selama proses pengecoran; setelah
adukan dicor pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih
dari 2 (dua) meter dalam arah mendatar.

Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang
merata tidak lebih dari 30 ~ 50 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar
terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang
miring, kecuali diperlukan untuk bagian konstruksi miring. Tiap lapisan harus
dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak.

Bila metoda pelaksanaan pengecoran akan dilakukan tidak sesuai dengan


ketentuan yang tercantum dalam SNI 03-2847-2013, maka Kontraktor harus
mengajukan usulan tersebut 14 hari sebelum pelaksanaan dimulai untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas.

2. Pengecoran Beton Dalam Cuaca Buruk

Kontraktor harus menaruh perhatian khusus untuk segera memberi pelindung


pada beton yang baru dicor terhadap terik matahari maupun hujan agar
dapat dicegah pengeringan yang terlalu cepat atau masuknya

air hujan pada adukan beton yang baru dicor, yang mana dapat
mempengaruhi kekuatan beton tersebut.

Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan, bilamana Pengawas berpendapat


bahwa Kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani
pengecoran proses pengerasan dan penyelesaian beton.

H. PEMADATAN DAN PENGGETARAN

Pada waktu adukan beton dicor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat
tersebut harus telah betul-betul padat dan tetap; tidak ada penurunan lagi.
Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut, melalui celah pembesian,
tidak terjadi sarang koral dan selama pengecoran kelebihan air pada permukaan
beton harus sedikit saja.

RKS TEKNIS
16 PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan dengan
alat penggetar / vibrator untuk meyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-rongga
kosong atau kantong udara dan sarang koral /beton yang keropos. Perhatian
khusus harus diberikan untuk pengecoran beton dan pemadatan beton di
sekeliling waterstop agar tidak terjadi kantong udara dibawah waterstop dan di
sekitar angkur beton prategang dimana pada daerah tersebut terdapat besi
tulangan sangat padat.

Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila lapisan sebelumnya tidak
dikerjakan secara seksama.

Kontraktor harus menggunakan alat penggetar listrik berkecepatan tinggi yang


bergetar bagian dalamnya dari jenis "tenggelam" dengan amplitudo yang cukup,
sehingga diperoleh hasil yang baik dalam jangka waktu 15 (limabelas) menit
setelah beton dengan konsistensi yang ditentukan dicor dalam cetakan. Jarum
alat penggetar harus dimasukkan kedalam adukan vertikal, dan dalam keadaan
khusus boleh miring sampai 45 derajat tetapi jarum alat penggetar tidak diijinkan
untuk digerakkan dalam arah horizontal karena hal ini dapat menyebabkan
pemisahan bahan-bahan.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar
dan pada umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 ~ 50 cm. Untuk pengecoran
bagian-bagian yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap
lapisnya dapat dipadatkan dengan baik.

Ujung vibrator beton tidak boleh sampai mengenai bekisting maupun pembesian.
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila disekitar jarum mulai nampak
pemisahan air semen dan agregat, yang biasanya terjadi sekitar 30 detik.
Penarikan jarum penggetar tidak boleh terlalu cepat agar tidak rongga bekas
jarum penggetar dapat terisi penuh. Penggetaran ulang pada beton yang sudah
mulai “set” (pengikatan awal) tidak diijinkan.
Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Pengawas dapat
menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator.

Kontraktor harus menyediakan alat vibrator cadangan yang cukup dan harus
diletakkan sedekat mungkin dengan tempat pengecoran.

I. SAMBUNGAN PELAKSANAAN

Sambungan pelaksanaan (construction joint) harus ditempatkan dan dibuat


sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kekuatan konstruksi dan mampu
meneruskan gaya geser dan gaya-gaya lainnya. Sambungan pelaksanaan tipe
sambungan kunci dengan kedalaman 40 mm harus digunakan dalam sambungan
pelaksanaan pada pelat lantai, dinding dan balok.

Sambungan pelaksanaan pada pelat dan balok pada prinsipnya harus


ditempatkan pada sekitar tengah-tengah bentang dari balok dan pelat tersebut.
Tetapi pada balok yang ditengah-tengah bentangnya ada pertemuan atau
persilangan dengan balok lainnya, maka lokasi siar pelaksanaan ditempatkan
sekitar 3 lebar balok persimpangan balok tersebut. Apabila tempat sambungan

RKS TEKNIS
17 PEKERJAAN STRUKTUR
pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana, maka sambungan
pelaksanaan tersebut harus ditempatkan pada tengah-tengah bentang atau
tempat lainnya yang disetujui oleh Pengawas.

Permukaan beton pada sambungan pelaksanaan harus padat dan bersih dari
kotoran-kotoran atau beton yang rapuh dan bilamana dianggap perlu dapat
dipasang kawat ayam. Sebelum melaksanakan pengecoran beton, semua
sambungan pelaksanaan harus dalam kondisi bersih dan basah.

J. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

Beton yang selesai dicor harus segera dilindungi terhadap proses pengeringan
yang berlebihan. Perawatan beton yang baru dicor harus dimulai setelah
pengecoran selesai dan harus berlangsung terus-menerus selama sekurang-
kurangnya 7 hari. Dalam jangka waktu tersebut kelembaban beton harus dijaga
dengan cara penyiraman atau penggenangan dengan air, menutup dengan
karung yang dibasahi, fog-spraying, curing compound atau dengan cara lain yang
dapat disetujui oleh Pengawas.

Kontraktor harus melindungi semua permukaan beton terhadap kerusakan akibat


panas yang berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan,
benturan atau hal lain, sampai saat penyerahan pekerjaan oleh Kontraktor pada
Pengawas.

Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini harus diperbaiki atau
dibongkar dan diganti dengan beton yang dapat disetujui oleh Pengawas dan
semua biaya yang timbul di tanggung oleh Kontraktor. Beton yang dimaksud
tersebut adalah :

a. Ternyata rusak.
b. Cacat sejak semula.
c. Cacat sebelum Penyerahan Pertama.
d. Menyimpang dari elevasi / ketinggian yang telah ditetapkan.
e. Tidak sesuai dengan spesifikasi.

K. FINISHING PERMUKAAN BETON

1. Finishing permukaan beton

Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara


cermat sesuai dengan bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana
tercantum dalam gambar atau ditentukan oleh Pengawas.

Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kerusakan, dalam bentuk
apapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapi, licin, merata dan
keras.

RKS TEKNIS
18 PEKERJAAN STRUKTUR
Permukaan bagian atas pelat beton yang tidak di-finish harus dijadikan
permukaan yang seragam dan dirapikan dengan menggunakan alat trowel
besi, kecuali bila ditentukan lain.

2. Perbaikan Cacat permukaan

Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan harus diperiksa secara


teliti dan bagian yang tidak rata harus segera diselesaikan dengan baik agar
diperoleh suatu permukaan yang licin, seragam dan merata.

Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lobang, keropos atau cacat sejenis


lainnya harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti. Perbaikan baru boleh
dikerjakan setelah ada pemeriksaan dan persetujuan dari Pengawas;
pekerjaan perbaikan tersebut harus mengikuti petunjuk Pengawas. Lubang
bekas batang pengikat cetakan harus diisi (di-grout). Permukaan beton yang
mengalami perbaikan tersebut harus dirawat sebagaimana disyaratkan atau
diperlukan untuk beton.

L. LAPISAN PELINDUNG BETON

Lantai beton ruang utilitas, loading dock, lantai parkir dan ramp serta tempat-
tempat yang ditentukan pada gambar rencana arsitektur, harus dilindungi
dengan lapisan tahan tumbuk untuk beton (floor hardener).

Jenis bahan floor hardener yang digunakan adalah type Natural (non-metalic
hardener) dan harus berkualitas baik. Cara penyelesaiannya harus mengikuti
rekomendasi dari pabrik pembuat dan memenuhi ketentuan dan standard
yang berlaku serta mendapat persetujuan dari Pengawas.

Kecuali ditentukan lain oleh Perencana Arsitektur, banyaknya pemakaian


bahan floor hardener dibedakan berdasarkan penggunaan, yaitu :

• Ruang Utilitas – Light duty = 3 kg/m2


• Loading dock – Heavy duty = 7 kg/m2
• Lantai Parkir (driveway) – Medium duty = 5 kg/m2
• Lantai Parkir (parking) – Light duty = 3 kg/m2
• Ramp way – Heavy duty = 7 kg/m2

M. LAPISAN KEDAP AIR

1. Umum

Pelat lantai daerah basah, pelat lantai atap atau yang berhubungan langsung
dengan udara luar, dan daerah lainnya seperti tertera di dalam gambar
arsitektur harus diberi lapisan kedap air.

Pekerjaan pemasangan lapisan kedap air harus mengikuti prosedur


pemasangan dan petunjuk yang direkomendasi oleh pabrik pembuat, dan

RKS TEKNIS
19 PEKERJAAN STRUKTUR
petunjuk Pengawas atau Sub kontraktor spesialis yang khusus dan telah ahli
dalam pemasangan material waterproofing, dan mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam standar-standar seperti ASTM D 146, ASTM D 412, ASTM D
903 dan ASTM E 154.

2. Bahan

Membrane waterproofing untuk pemasangan pada pelat lantai daerah basah


dan pelat lantai atap harus memenuhi spesifikasi bahan sebagai berikut :

Pada bagian bagian sudut atau bidang patah di bawah lapisan kedap air
harus dipasang serat serat fibre sesuai dengan persyaratan pabrik dan
dapat dipertanggung-jawabkan.

Lapisan kedap air yang terbentuk harus dapat ditembusi uap air dari
beton tanpa terjadi gelembung gelembung udara yang dapat merusak
lapisan kedap air itu sendiri.

Pemborong harus memeriksa seluruh keadaan permukaan yang akan


dikenakan bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang
akan diberi lapisan kedap air. Permukaan beton harus bersih dan rata.

Pemborong harus mengajukan contoh dari bahan-bahan yang akan


dipakainya terlebih dulu, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

3. Pelaksanaan

Semua pemasangan harus didasarkan pada prosedur pemasangan dan


petunjuk dari pabrik pembuat bahan bahan tersebut.

Sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan permukaan beton


yang akan dikenakan bahan ini harus diperbaiki jika ada kerusakkan-
kerusakkan, harus bersih, harus kering dan harus rata.

Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan


jaminan dari produsen/pabrik pembuat terhadap mutu bahan selama
minimal 10 tahun.

Pemborong harus melaksanakan tes rendam dengan air setinggi 10 cm


minimal selama 1x24 jam dan harus memberikan sertifikat jaminan
terhadap kemungkinan kebocoran karena pelaksanaan pekerjaan atau
kerusakan. Jaminan ini harus berlaku selama minimal 10 tahun.

Kebocoran-kebocoran yang terjadi harus diperbaiki sampai dinyatakan


sempurna oleh Pengawas.

RKS TEKNIS
20 PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 5
PEKERJAAN PEMBESIAN

A. UMUM

1. Ruang Lingkup.

Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian


sesuai dengan apa yang tercantum didalam gambar dan apa yang dijelaskan
didalam spesifikasi.

Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki


ayam untuk penyanggah tulangan agar didapat ketebalan penutup atau
selimut beton yang akurat, penyediaan dan pemasangan batang-batang
“dowel” atau angkur-angkur yang ditanam dalam beton seperti yang
disyaratkan didalam gambar dan segala hal lainnya yang perlu untuk
menghasilkan pekerjaan beton yang baik.

2. Gambar Kerja

Kontraktor harus membuat gambar kerja yang menunjukkan semua detail,


posisi dan ukuran pembesian, daftar pembesian dan gambar pembengkokan
dan menyerahkannya pada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas.

3. Standard

Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar standar


detail, catatan-catatan pada gambar dan peraturan atau standard yang
berlaku seperti pada SNI 03-2847-2013 (Tatacara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung), SII-0136 (Standard Industri Indonesia – Baja
Tulangan Beton), ACI-301 (Specification for Structural concrete of Building),
ACI-315 (Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete), ACI-318
(Building Code Requirements for Reinforced Concrete).

B. BAHAN

Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformed bar) dengan tegangan
leleh 4000 kg/cm² (BJTD-40) dan besi beton polos (plain bar) dengan tegangan
leleh 2400 kg/cm² (BJTP-24) seperti yang tertera didalam gambar dengan ukuran
diameter dalam metrik, sesuai dengan SII 0136-84.

Semua besi beton harus berasal dari satu pabrik yang telah disetujui oleh
Pengawas dan setiap pengiriman baja tulangan harus disertai sertifikat hasil uji
tarik, lengkung dan analisa kimia dari pabrik.

RKS TEKNIS
21 PEKERJAAN STRUKTUR
Untuk setiap pengiriman atau 30 ton harus diambil secara acak 3 benda uji untuk
setiap jenis ukuran dimana 2 benda uji untuk pengujian tarik dan satu benda uji
untuk pengujian lengkung di laboratorium independen yang ditunjuk oleh
Pengawas. Bilamana dianggap perlu, Pengawas dapat meminta untuk
menambah jumlah benda uji tersebut.

C. PEMBENGKOKAN BESI BETON

Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai


dengan ukuran yang tertera pada gambar.

Pembengkokan dan toleransi pelaksanaan harus mengikut ketentuan yang


tercantum dalam SNI 03-2847-2013.

Harus diperhatikan khusus pada pembuatan sengkang agar diperoleh ukuran


yang sesuai, sehingga tebal selimut beton yang disyaratkan dapat terpenuhi.

Besi beton tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga
rusak atau cacat. Dilarang membengkokkan besi beton dengan cara pemanasan.

Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

Batang tulangan yang tertanam sebagian didalam beton tidak boleh dibengkok
dan diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar
rencana atau disetujui Pengawas.

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan


dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan.

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter batang dari setiap bagian dari bengkokan.

D. PEMASANGAN PEMBESIAN

1. Pembersihan

Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari kotoran, minyak, dan karat
lepas, serta bahan-bahan lain yang dapat merusak atau mengurangi daya
ikat.

Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.

RKS TEKNIS
22 PEKERJAAN STRUKTUR
2. Pemasangan

Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat
dengan kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus ditunjang
oleh penumpu logam dan/atau penggantung logam, sehingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada


bekisting. Kawat beton harus dibengkokkan kearah dalam bekisting,
sehingga diperoleh selimut beton yang telah ditentukan.

Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai


untuk memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai
ketentuan berikut :
a. Dalam pelat, berdiameter 12 mm berbentuk U atau Z dengan jarak 80 -
100 cm, untuk menunjang penulangan bagian atas.
b. Dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, penjaga jarak (spacer)
berbentuk U atau Z dengan diameter 8 mm, berjarak 180 - 200 cm.

Perhatian khusus perlu diberikan terhadap ketepatan tebal penutup beton.


Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-
gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap 1 m2 cetakan
atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

3. Selimut Beton

Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus


dipasang dengan celah untuk selimut beton sebagai berikut :
- Dinding, pelat dan pertemuan-pertemuan (joints) ............. 2,0 cm.
- Balok dan kolom – penutup tulangan utama ..................... 4,0 cm.

4. Toleransi

Toleransi pada pemotongan dan pembengkokan tulangan :

- Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong


menurut ukuran dan terhadap panjang total dan
ukuran intern dari batang yang dibengkokkan...............  2,5 cm.

- Terhadap panjang total batang yang diserahkan


menurut sesuatu ukuran – + 5,0 cm.
– 2,5 cm
- Terhadap jarak turun total dari batang yang
dibengkok untuk bagian konstruksi berukuran
60cm atau kurang  0,6 cm.

- Terhadap jarak turun total dari batang yang

RKS TEKNIS
23 PEKERJAAN STRUKTUR
dibengkok untuk bagian konstruksi berukuran
60cm atau lebih  1,2 cm.
- Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan
ikatan-ikatan  0,6 cm

Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :

- Terhadap selimut beton 0,6 cm

Toleransi pada ketidak lurusan adalah :

- Untuk rangkaian tulangan kolom 1 : 100

5. Sambungan

Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan


"overlap" minimum 40 kali diameter besi beton. Panjang overlap
penyambungan untuk diameter yang berbeda, harus didasarkan pada
diameter yang besar.

Penyambungan tulangan harus dilakukan pada titik dimana terjadi tegangan


yang terkecil. Sambungan tulangan atas balok dan pelat harus diadakan di
tengah bentang, dan tulangan bawah balok dan pelat pada tumpuan.
Penyambungan tulangan sebaiknya tidak dilakukan sekaligus pada satu
penampang tetapi dilaksanakan dengan sistim “staggered”.

Sambungan mekanik harus digunakan jika luas tulangan kolom mencapai


lebih dari 3% luas penampang beton, yang mana posisinya harus berselang-
seling. Jenis atau merk sambungan yang akan digunakan harus yang
memenuh syarat dan harus disetujui oleh Pengawas.

6. Persetujuan dari Pengawas

Pemasangan penulangan harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari


Pengawas terlebih dahulu sebelum dapat dilakukan pengecoran. Pengawas
harus diberitahu bila pemasangan penulangan sudah siap untuk diperiksa.

RKS TEKNIS
24 PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 6

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan


pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan
anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang
yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi


2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen
(Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur
rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

B. PERSYARATAN MATERIAL RANGKA ATAP

Material struktur rangka atap

Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

1. Baja Mutu Tinggi G 550


2. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
3. Tegangan Maksimum 550 Mpa
4. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
5. Modulus geser 80.000 Mpa

RKS TEKNIS
25 PEKERJAAN STRUKTUR
Lapisan anti karat :

Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating):

Galvanised (Z220)
1. Pelapisan Galvanised
2. Jenis Hot-dip zinc
3. Kelas Z22
4. katebalan pelapisan 220 gr/m2
5. komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)
1. Pelapisan Zinc-Aluminium
2. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
3. Kelas AZ100
4. katebalan pelapisan 100 gr/m2
5. komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
1. Galvabond Z275
2. Yield Strength 250 MPa
3. Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)

• BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah


(bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
• LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada
batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-
kuda tersebut.
• DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal
antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan
letak berdampingan.
• STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan
bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace
berdasarkan perhitungan desain struktur.

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang
membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan
talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material
jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

RKS TEKNIS
26 PEKERJAAN STRUKTUR
Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi
screw sebagai berikut:
1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
2. Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
3. Kepadatan Alur 16 alur/inci
4. Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
5. Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal
1. Gaya geser satu baut 5,10 KN
2. Gaya aksial 8,60 KN
3. Gaya Torsi 6,90 KN

C. PERSYARATAN PRA-KONSTRUKSI

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan


pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja
dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail
dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil
dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop
permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin
keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari
Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari
badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan
kompetensinya).

D. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus


dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi

RKS TEKNIS
27 PEKERJAAN STRUKTUR
khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan
mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan
menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan
kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan
desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-
reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi
baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan
penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba
dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural

• Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang


melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan
reng.
• Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for
structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996)
dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads
Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup
berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and
construction industries”(Australian Standard 3566).

RKS TEKNIS
28 PEKERJAAN STRUKTUR
RKS TEKNIS PEKERJAAN MEP
RENOVASI RUMAH JABATAN DIREKSI PT. JASA RAHARJA (Persero)
Jl. Bangka VIII/D9 - Jakarta Selatan
___________________________________________________________

I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL

DAFTAR ISI Halaman

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL 2

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN 2

1.02.0. GAMBAR – GAMBAR 2

1.03.0. KOORDINASI 3

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 3

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 3

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 3

1.07.0. LAPORAN – LAPORAN 4

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN 5

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 5

1.10.0. IJIN-IJIN 5

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 5

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 5

1.13.0. RAPAT LAPANGAN 5

RKS Umum EL 1
1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan


sebagai berikut :

INSTALASI ELEKTRIKAL

a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku

b. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan


instalasi ini.

c. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan
instalasi listrik.

d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku

e. PUIPP (Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir) untuk bangunan yang


berlaku.

f. Standard penerangan buatan dalam gedung.

g. Standard penerangan dekorasi dan pencahayaan sisi luar bangunan.

h. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum
diatur dalam standar/peraturan diatas.

i. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis


Konversi Energi pada Bangunan Gedung.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan


suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertim-bangkan
juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi


untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja


dan detail kepada Direksi/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong
dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan
dengan instalasi ini.
Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan pemborong dari
kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar- gambar instalasi


terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenane Instruction
serta harus diserahkan kepada Direksi/MK pada saat penyerahan pertama
dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data
notasi.

RKS Umum EL 2
1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong


instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus


menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Direksi/MK dalam rangkap
3 (tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan


kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi/MK. Pengambilan
ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi
tanggung jawab Pemborong.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib


mengajukan terlebih dahulu program Metode Testing dan Commissioning
dalam rangkap 3 (tiga) kepada Direksi / MK untuk disetujui.

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran


yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Direksi/MK untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk


mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

4. Pemborong wajib memberitahukan pelaksana Test & Comm kepada


Direksi/MK. Test & Comm yang tidak dihadiri oleh wakil Direksi/MK
dinyatakan batal dan wajib diulang.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.

3. Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi


segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

4. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan


masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

RKS Umum EL 3
5. Selama masa pemeliharaan, apabila Pemborong instlasi ini tidak melak-
sanakan teguran dari Direksi/MK atas perbaikan/penggantian/penyetelan
yang diperlukan, maka Direksi/MK berhak menyerahkan perbaikan/
penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong
instalasi ini.

6. Selama masa pemeliharaan, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-


petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi
dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama
oleh Pemborong dan Direksi/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari
Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat


dilaksanakan setelah :

a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi /
MK.

b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari


instansi pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam
Kebakaran dan Instansi Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang
telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instansi yang
bersangkutan.

c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan


maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli, Kalkir
As Built Drawing dan Soft Copy (CD) diserahkan kepada MK/Direksi.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang


memberikan gambaran mengenai :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Direksi/MK yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
 Jumlah material masuk/ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca, dan
 Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah


ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Direksi/MK
untuk diketahui/disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Direksi/MK dalam


rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel
 dan lain-lainnya.
RKS Umum EL 4
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak Direksi/MK.

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,
yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Direksi/MK.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Direksi/MK.

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan


dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak konsultan Perencana dan Direksi/MK.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang


ada kepada pihak Direksi/MK dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong


kepada Direksi/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan
yang ada harus disetujui oleh Direksi/MK secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.

2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada


persetujuan dari pihak Direksi/MK secara tertulis.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara


periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini,


apabila ada permintaan dari pihak Direksi/MK/Pemilik dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.

1.13.0. RAPAT LAPANGAN

Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
pemberi tugas/Direksi/MK.

oOo

RKS Umum EL 5
1.14.0 MATERIAL

1. Pelaksana pekerjaan harus menjamin seluruh unit peralatan yang di


datangkan adalah baru dan menjamin terhadap kualitas sesuai dengan
spesifikasi tehnis dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi tehnis harus
diganti dengan yang sesuai dalam waktu secepatbya yang akan ditentukan
lebih lanjut oleh pemberi tugas/perencana/pengawas.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan termasuk
keterlambatan waktu menjadi tanggungan/beban pelaksana pekerjaan.

1.15.0 TENAGA PELAKSANA

Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga


ahli dalam bidangnya (skilled labour) dan tenaga ahli khusus bila diperlukan
agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.

1.16.0 PROTEKSI

Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara


memadai oleh kontraktor sebelum, selama dan sesudah pengerjaan (masa
pemeliharaan).
Material dan peralatan yang mengalami kerusakan dari pemasangan yang
ceroboh dan proteksi yang tidak memadai harus diganti oleh kontraktor tanpa
ada tambahan biaya.

1.17.0 PEMBERSIHAN LAPANGAN

Sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan kontraktor berkewajiban


menjaga kebersihan lokasi kerja dan serta harus membersihkan kembali
kotoran dan puing akibat pekerjaan proyek dengan biaya kontraktor.

1.18.0 PERBEDAAN INTERPRETASI

Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya klausal yang
berlainan ataupun bertentangan antara spesifikasi tehnis, gambar perencanaan
atau informasi resmi lainnya didalam dokumen dan proses lelang ini, maka
yang menjadi pegangan adalah klausal yang mempunyai nilai tehnis terbaik /
mempunyai nilai biaya paling tinggi. Butir ini berlaku terhadap (bila terjadi)
adanya butir yang satu mengecilkan nilai tehnis atau menghilangkan butir yang
lain.

1.19.0 LISTRIK KERJA, AIR KERJA DAN KANTOR KERJA.

Adalah kewajiban kontraktor untuk menyediakan kebutuhan kantor proyek dan


bedeng kerja dengan mendapat ijin terlebih dahulu oleh konsultan pengawas.
Listrik dan air kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.20.0 KEBERSIHAN, KETERTIBAN & KEAMANAN .

1. Menjadi tanggung jawab kontraktor untuk menyediakan petugas keamanan


proyek untuk mengawasi keamanan lingkungan kerja dan peralatan serta
material masing-masing pekerjaan.
2. Kontraktor harus menempatkan petugas khusus yang bertugas sebagai
coordinator K3 untuk masing-masing pekerjaan.

RKS Umum EL 6
3. Kontraktor harus menempatkan alat khusus pemadam kebakaran ringan
pada tiap-tiap lokasi kerja untuk mencegah terjadinya kebakaran.

1.21.0 ALAT KOMUNIKASI LAPANGAN.

Untuk mempermudah koordinasi antar pelaksana kontraktor dan juga dengan


petugas pengawas dilapangan, kontraktor wajib menyediakan alat komunikasi
lapangan.

1.22.0 LAMPIRAN PENAWARAN.

1. Semua material yang tercantum dalam skedul material brosur bersifat


mengikat dan merupaskan lampiran dokumen penawaraan

2. Pemborong harus menyerahkan daftar material lengkap dengan brosur


aslinya. Daftar dibuat rangkap 3 (tiga) disertai brosur dan keterangan-
keterangan lain yang diperlukan termasuk sertifikat pabrik bila diperlukan.

3. Apabila ada material-material atau fasilitas-fasilatas dengan kategori


“standard” serta “optional” agar hal ini diberi tanda dan dipertegas, begitu
pula terhadap hal-hal tertentu lainnya yang dianggap penting untuk
dipertegas.

1.23.0 PENGECATAN.

1. Apabila peralatan yang digunakan sudah di cat dari pabrik dan tambahan
pengecatan dilapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang
cacat harus diperbaiki ataupun harus mengalami proses pengecatan kembali
untuk memperoleh hasil pengecatan uniform.

2. Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, pemborong harus bertanggung


jawab atas pengecatan tersebut, sehingga mendapatkan hasil sempurna
sesuai spesifikasi tehnis.

1.24.0 PAS (IJIN MASUK PROYEK) INSTALATUR.

Kontraktor wajib mempunyai PAS (Ijin Masuk Proyek) instalatur M & E sesuai
dengan jenis pekerjaan masing-masing.

oOo

RKS Umum EL 7
II. RKS TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

DAFTAR ISI Halaman

2.00.0. LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL 2

3.00.0. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN 2

4.00.0 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN 6

5.00.0. PENGUJIAN 8

6.00.0. PRODUK 9

RKS TEKNIS EL 1
2.00.0. LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.01.0. Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik


dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana
bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2.02.0. Uraian Lingkup Pekerjaan

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi


listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan,pemasangan dan pengujian kabel tegangan rendah.


2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Listrik.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-
kontak biasa.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.
6. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).
7. Pengadaan, Pemasangan kabel Tray dalam bangunan serta peralatan
bantunya.
8. Pengadaan dan Pemasangan instalasi sambaran petir.
9. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

3.00.0. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

3.01.0. Panel Tegangan Rendah

1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC 439 – 1, SII dan PUIL.

2. Panel dibuat dari plat besi tebal minimal 1.5 mm untuk wall mounting
dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan dengan
finishing Powder Coating, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh
pihak owner. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master
key.

3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan


sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen lainnya.

4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding Besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar
RKS TEKNIS EL 2
tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65 °C.Besarnya busbar
netral harus sama dengan busbar phasenya.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
Seluruh busbar support harus buatan pabrik dengan menggunakan bahan
yang mempunyai extremely high impact resistance strength non hydroscopic
and non retarding fiberglass reinforced polyester.

5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran, ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi serta
ada sertifikat tera dari LMK/PLN.

6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi/MK.

7. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :

a. MCCB.
b. M.B.
c. Miniatur Circuit Breaker
• Rated current : sesuai gambar
• Operating voltage : 200 V, 380 V
• Frequency : 50 Hz
• Breaking capacity : 6 KA
Permitted ambient temp.: 55 °C
• Overload release : sesuai gambar.
d. Auxiliary relay

8. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :

a. Ampermeter
b. Voltmeter

 M.C.C.B pada incoming outgoing.


χ Rated continous current : 30 A atau dinyatakan lain pada
gambar.
χ Type : Fixed mounted.
χ Number of pole : 3 phase, 3 pole atau 4 pole.
χ Rated operating voltage : 380 Volt.
χ Rated Frequency : 50 Hz.
χ Permitted ambient temp. : max. 55 ° C
χ Rated short time current (0.5 s) : 35 KA.
χ Operator Mechanisem : Manual Operation & motorized
(for incoming)
χ Over load release : Adjustable.
χ Instantenous over current : Adjustable
χ Auxiliary release yang mungkin ada (lihat gambar):
χ Auxiliary switch : 4 NO + 1 NC

 M.B. Untuk beban motor-motor


 Rated Current : Sesuai gambar
 Operating Voltage : 380 volt
 Type : Fixed mounted

RKS TEKNIS EL 3
3.02.0. Kabel Tegangan Rendah

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan


min.0,6 kV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel - kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY,
untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY,
NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

3.04.0. Lampu Tabung (Down Light)

1. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflektor alluminium.


2. Lamp holder sesuai type lampu yang digunakan dengan bahan high
temperature polymer.
3. Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar
4. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent,PL dan PLC atau sesuai
gambar, contoh harus disetujui.

3.05.0. Kotak-Kontak Dan Saklar

1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah type pemasangan masuk/inbow (flush - mounting).

2. Stop kontak yang dipasang adalah type Internasional.

3. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan


mengikuti standard VDE, sedangkan Kotak-kontak khusus /tenaga atau
(outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS ( 3 pin )
dengan lubang bulat.

4. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan


push button harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.

5. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari


ruang-ruang yang basah/ lembab harus jenis water dicht (WD) sedang
untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.

6. Kotak-kontak yang khusus di dalam box di bawah lantai, harus dari pabrik
pembuat yang sama dengan underfloor duct atau built in.

3.06.0. Grounding

1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper


Conductor).

2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang


sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk
penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2, atau sesuai gambar sistem
pembumian.

3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum


berdiameter 1½ " diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m. Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal
sedalam 12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.

RKS TEKNIS EL 4
4. Nilai tahanan grounding system untuk panel – panel adalah maximum 5
ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
Grounding untuk peralatan elektrikal harus dipisahkan dengan grounding
peralatan elektronik.

5. Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.

3.07.0. Kabel Trunking.

1. Lihat gambar detail untuk kabel trunking.

2. Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak beton dengan
besi bunder berulir (iron rod diameter 10 mm).

3. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat


sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending
yang diperkenankan.

4. Konstruksi kabel trunking adalah formed steel, heavy-duty, hot dip


galvanized, open or close type, standard baked enamel over lead primer
finished.
Ketebalan 2 mm atau lebih.

5. Konstruksi tangga kabel adalah Hot dip galvanized steel chanel.


Tangga kabel yang dipasang didalam shaft/ pada dinding menggunakan
bahan UNP - 10 dan dipasang setiap jarak 1 (satu) meter.

6. Kabel yang dipasang diatas trunking dan pada cable ladder harus diklem
(diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet, merk
3M atau setaraf.

7. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu


dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing).

3.08.0. K o n d u i t.

Konduit yang digunakan untuk instalasi penerangan dan stop kontak adalah high
impact extruded PVC, rated for 90º C ( didalam beton, didalam ceiling dan area
dimana tidak ada kekhawatiran terjadi kerusakan mekanis/parkir ) dan metal
conduit untuk ruang mekanikal.
Ukuran yang digunakan minimal 20 mm atau 1,5 kali diameter kabel dan
disesuaikan dengan penggunaannya.
Coupling, union dan fitting menggunakan Solvent welding proses .

4.00.0. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

4.01.0. Panel-Panel

1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik


pembuatnya dan harus rata (horizontal).

2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

3. Semua panel harus ditanahkan.

RKS TEKNIS EL 5
4.02.0. Kabel-Kabel

1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.

3. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada


kabel penerangan.

4. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan
sepatu kabel untuk terminasinya.

5. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus


memper-gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah
pateri.

6. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum,


dimana sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm
dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar
galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

7. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan


kabel support, minumum setiap 50 cm.

8. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.

9. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung
pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.

10. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.

11. Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap didalam
konduit.

12. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali
penampang kabel.

13. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam


kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm.

14. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m
disetiap ujungnya.

15. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling
menyilang.

16. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam


kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

RKS TEKNIS EL 6
4.03.0. Kotak Kontak Dan Saklar

1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk
dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak
dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.

2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
type water dicht (bila ada).

3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih


dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya, disamping metal doos
tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.

4.04.0. Lampu Penerangan

1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana


plafond dari Arsitek dan disetujui oleh Direksi/MK.

2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond,


dimana lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.

3. Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs.


harus dilengkapi dengan fleksibel konduit.

4. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak


lurus, dan dari bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi / MK.

4.05.0. Pembumian

1. Semua bagian dari sistim listrik harus dibumikan.

2. Elektrode pembumian harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk


mencapai permukaan air tanah.

3. Tahanan pembumian maximun adalah 2 ohm.

4. Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 3 m dan disesuaikan


dengan sifat tanahnya.

5. Jenis pembumian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana,


dimana untuk peralatan listrik bertegangan menengah harus
dipisahkan dari pembumian untuk tegangan rendah dan electronic.

5.00.0. P E N G U J I A N

5.01.0. U m u m

Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan


pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang
setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang
bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang. Setelah
peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh
dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya
untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian
yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab Pemborong
sendiri.

RKS TEKNIS EL 7
5.02.0. Pengujian Peralatan dan Bahan

Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.

1. Panel-panel Tegangan Rendah

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari


pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi baik dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun
gangguan berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit
dan lain-lain serta megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel Tegangan Rendah

Pengujian harus menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar
ketentuan-ketentuan PLN tentang isolasi kabel.
Pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan
isolasi minimum 50 mega Ohm.

3. Lighting Fixtures

Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus


dilakukan pengujian/pengukuran faktor daya.
Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan minimal 0,85.

4. Motor-Motor Listrik

Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan.


Pemasangan motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran
tidak melanggar ketentuan ketentuan PUIL.

5. Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 2 Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada
keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut

6.00.0. PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan.

Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Perlatan Merk/Pembuat

1 Panel Tegangan Rendah


Komponen Panel :
Circuit Breaker Siemens, LS, MG ex Schneider.
Metering AEG, Crompton, Tyco, Electronic,
Jenitza.
Contactor Telemecanique
Pembuat Panel Hager, Legrand, Setara.

RKS TEKNIS EL 8
2 Kabel Power Kabelindo, Supreme, Tranka, Voksel.
Kabel Lampu & Stop Kontak Kabelindo, Supreme, Tranka, Voksel.
3 Konduit High Impact Double-H, Ega, Clipsal
4 Lampu TLD
- Tybe Philips, Osram.
- Starter Philips, Osram.
- Condensor Philips, Aid Electronic.
- Lampholder Philips, A.A.G. Stucchi.
- Ballast Low Loss Philips, National, May + Christy.
- Pabrik Pembuat Phillips, Visilite, Interlite.
5 Down Light
- Tube Philips, Osram.
- Pabrik Pembuat Phillips, Visilite, Interlite.
6 Kotak Kontak Berker, Merten, Legrand, Clipsal
7 Saklar Berker, Merten, Legrand, Clipsal
8 Rak Kabel,Cable Cage Interack, Tree Abadi,Bevamesh

Note :

a. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari agen tunggal
yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing-masing.

b. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK/Direksi, Kontraktor


yang telah ditunjuk harus melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.

oOo

RKS TEKNIS EL 9
`

I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA &


VENTILASI MEKANIS

Daftar Isi Halaman

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA &


VENTILASI MEKANIS 2

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN 2

1.02.0. GAMBAR – GAMBAR 2

1.03.0. KOORDINASI 3

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 3

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 3

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 3

1.07.0. LAPORAN – LAPORAN 4

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN 5

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 5

1.10.0. IJIN-IJIN 5

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 5

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 6

1.13.0. RAPAT LAPANGAN 6

VAC – UMUM 1
1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan


sebagai berikut :

INSTALASI TATA UDARA & VENTILASI MEKANIS

a. Bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional.


b. Standard Nasional Indonesia SNI 03-6390-2000 tentang Konservasi Energi
Sistem Tata Udara pada bangunan gedung.
c. Standar ASHRAE 62-1989 edisi 1991, mengenai Ventilation for Acceptable
Indoor Air Quality.
d. SMACNA : HVAC Duct Construction Standards Metal and Flexible Edisi 1985.
e. Standard ASHRAE Fundamental Tahun 2001.
f. Standard ASHRAE Fundamental Vol tahun 2009.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Instalasi dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya dan suatu
daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu


kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertim-bangkan juga kemudahan service
maintenance jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.

3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi


untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan


detail kepada Pihak Owner untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu.
Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang


yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus
diserahkan kepada Pihak Owner pada saat penyerahan pertama dalam
rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi


lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan.

2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.

3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

VAC – UMUM 2
1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus


menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pihak Owner dalam rangkap
3 (tiga) untuk disetujui.

2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan


kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Pemborong harus segera menghubungi Pihak Owner. Pengambilan ukuran
dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung
jawab Pemborong.

3. Mengajukan Metoda Pelaksanaan atau Standard Kerja.

4. Air dan listrik kerja untuk pelaksanaan lapangan masuk lingkup kerja
Pemborong.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib


mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .

2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Pihak Owner untuk mengetahui
apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi
semua persyaratan yang diminta.

3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk


mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

4. Air dan listrik untuk keperluan Testing & Commissioning merupakan tanggung
jawab Kontraktor.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama atau ditentukan lain dalam kontrak.

2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama atau ditentukan lain dalam kontrak.

3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi


segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya atau
ditentukan lain dalam kontrak.

4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai


dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya atau
ditentukan lain dalam kontrak.

5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak


melaksanakan teguran dari Pihak Owner atas perbaikan / penggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka Pihak Owner berhak menyerahkan
perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pemborong instalasi ini atau ditentukan lain dalam kontrak.

VAC – UMUM 3
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi
dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.

7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh
Pemborong dan Pihak Owner serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan
Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.

8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :

a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Pihak
Owner.
b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instansi
pemerintah yang berwenang, misalnya Instansi Keselamatan Kerja, hingga
intalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan
instalasi yang bersangkutan.
c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah
diserahkan kepadaPihak Owner.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang


memberikan gambaran mengenai :

 Kegiatan fisik yang dilengkapi Foto Dokumentasi.


 Catatan dan perintah Pihak Owner yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
 Jumlah material masuk/ditolak
 Jumlah tenaga kerja
 Keadaan cuaca, dan
 Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah


ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pihak Owner
untuk diketahui/ disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pihak Owner dalam


rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel/pipa
 dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan


oleh Pihak Owner.

VAC – UMUM 4
1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,
yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Pihak Owner.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan/dikehendaki oleh Pihak Owner.

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan


kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak
konsultan Perencana dan Pihak Owner.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada Pihak Owner dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong


kepadaPihak Owner, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang / perubahan
yang ada harus disetujui oleh Pihak Owner secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi dan


penggunaannya serta seluruh biaya yang diperlukan lainnya menjadi
tanggung jawab Pemborong.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.

2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada


persetujuan dari Pihak Owner secara tertulis.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik


dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila


ada permintaan dari dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.13.0. RAPAT LAPANGAN

Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh
pemberi tugas.

oOo

VAC – UMUM 5
II. RKS TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA &
VENTILASI MEKANIS

Daftar Isi Halaman

2.00.0. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM 2


TATA UDARA (PENKONDISIAN DAN DISTRIBUSI)

3.00.0. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN & INSTALASI 4

4.00.0. AC SPLIT (DX COIL) 5

5.00.0. FAN VENTILASI 7

6.00.0. PEKERJAAN PEMIPAAN 8

7.00.0. PEKERJAAN LISTRIK/KONTROL 9

8.00.0. TESTING ADJUSTING DAN BALANCING 10

9.00.0. PRODUK 10

10.00.0. PERSYARATAN PERSETUJUAN MATERIAL 11

RKS TEKNIS VAC 1


2.00.0. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA UDARA

2.01.0. U m u m

Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang


perlu diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi tata udara.
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi
dan sama mengikatnya.

2.02.0. Kondisi Perancangan

1. Kondisi udara luar


 Temperatur : 33° C (91,4°F)
 Relative Humidity : 74%

2. Kondisi dalam ruangan (semua ruangan yang di kondisikan)


 Temperatur : 24° C ± 2° C / 75 °F ± 4 °F
 Relative Humidity : 55% ± 10% RH

3. Noise Criteria
 R. Kerja : 30 - 45 NC (35 - 50 dB)
 Kamar Tidur : 25 - 35 NC (30 - 40 dB)
 Retail : 30 - 45 NC (35 - 50 dB)

2.03.0. Perlindungan Kebakaran

Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap


api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan
adanya celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus
menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

2.04.0. Instalasi

1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-
cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-
jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau
publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu
tersebut.

2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada diluar
landasan. Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya

3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada
suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal
(siku) yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat,
kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.

2.05.0. Penetrasi Atap.

Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi
tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.

RKS TEKNIS VAC 2


2.06.0. Pencapaian Peralatan Untuk Service.

1. Semua peralatan utama ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasa-


ngannya harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam
perbaikan, termasuk juga accessories pipa dan duct seperti, damper, filter dll.
Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang
terbaik dari peralatan dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang
dimaksud tercapai.

2. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pihak Direksi/MK/Owner


(bila belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk
setiap peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.

3. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan
dengan letak peralatan/accessories dan kaitannya dengan arsitek / interior
perlu dibicarakan dengan Pihak Direksi/MK/Owner untuk disetujui.

2.07.0. Perlindungan Peralatan dan Bahan.

1. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi


peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum
terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi
sekitarnya ataupun oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh
bahan-bahan kimia sekitarnya.

2. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diadjust kembali


untuk membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.
Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan
yang benar adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah
terima belum 100%).

2.08.0. Pengecatan

Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel atau seng yang
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan,
bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat.
Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zinccromate) dan cat finish
terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk peralatan-peralatan yang cat fabriknya
rusak/cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dlsb, harus dicat kembali
sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak Direksi/MK/
Owner. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standard.

2.09.0. Anti Karat

1. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan,
flens dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate
dan selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.

2. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.

3. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih


dari bebas las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2
lapis.

RKS TEKNIS VAC 3


2.10.0. Sleeve, peralatan yang tertanam di dinding.

Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang.
Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus
dikonsultasikan dengan Direksi/MK/Owner dan disertai gambar detail. Semua
ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan clearance
20mm (3/4") jika duct atau pipa berisolasi, clearance tetap dibutuhkan 20 mm
(3/4") antara isolasi dan sleeve. Sleeve yang menembus atap harus diperpanjang
± 200 mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan pipa atau duct clereance
harus diisi dengan sealant yang tahan api.

2.11.0. Penomoran, Nama Peralatan/Accessories

Semua peralatan terpasang dan asesorisnya harus diberi kode nama peralatan dan
nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet
atau sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau asesories
yang belum mempunyai kode nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan
kepada Direksi/MK/Owner dan ini semua sudah harus tercantum dalam as built
drawing.

3.00.0. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.

3.01.0. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan


Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) dan Ventilasi Mekanis (Mechanical
Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan sarana
penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik, serta
diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.

3.02.0. Pengadaan dan Pemasangan

1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata


udara (air conditioning) seperti : AC Split (outdoor + Indoor), Fan.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
pemipaan refrigerant AC Split.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi
pemipaan air pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol
AC Split.
5. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat
instalasi ini seperti tercantum dalam dokumen ini.
6. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
7. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
8. Menyerahkan Tools Part (Alat bantu standar untuk perbaikan mesin yang
terpasang), gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
9. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
10. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.
11. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

RKS TEKNIS VAC 4


4.00.0. AC SPLIT.

2.01.0. Lingkup pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan Unit AC Split Non VRV, lengkap dengan material &
peralatan bantu, service & pengetesan sehingga siap dioperasikan sesuai dengan
perencanaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencanaan yang melengkapi
dokumen ini.

2.02.0. U m u m

Spesifikasi teknis yang akan diuraikan dibawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar
yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap
kemampuan unit (performance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang
melengkapi document ini.

2.03.0. Spesifikasi Teknis

1. Kapasitas unit berdasarkan kepada :

• Udara pendingin kondensor 35° C

• Temperatur ruang 24°C ± 2; Relative Humidity 55% ± 10% RH

2. AC Split.

a. Indoor Unit

• Fan dari indoor unit dari type tangential berjumlah 1 unit dengan
digerakan oleh motor 4 pole (1450 RPM).
• Refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture indicator
liquid line solenoid valve.
• Casing dari indoor diletakkan di dinding untuk type wall mounted.

b. Outdoor Unit.

 Kompressor menggunakan refrigerant 407 C dan R-410A. kompressor


dilengkapi dengan Spring Vibrator Isolators, crankcase oil, automatic
reversible oil pump, crankcase heater untuk mencegah pemindahan
refrigerant ke kompressor selama unit tidak beroperasi.
 Putaran maksimum untuk motor kompresor 2900 RPM.
 Casing outdoor unit harus dirancang untuk tipe outdoor (weather
proof), anti karat, terbuat dari bahan galvanized iron steel tebal
minimal 1,2 mm yang diberi lapisan powder coating epoxy polyester.
 Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan "Close Celcular
elastomeric rubber Insulation dengan tebal minimal 19 mm dan
density 64 kg/m3".
 Untuk unit yang kapasitasnya mulai 2,5 TR ke atas dibagian pipa isap
dan tekan refrigerant harus dilengkapi dengan isolating valve.
 Dilengkapi dengan lampu indicator (LED) untuk indikasi ketika unit
tidak operasi karena kekurangan refrigerant.
 Cooling coil dari bahan seamless copper tube 9,5 mm OD, dengan
alluminium fin (blue fin/cooper fin untuk daerah yang dekat laut) yang
secara mekanis terikat ke tube tanpa solder dan tinning. Coil harus di
test kebocoran dan tekannya pada tekanan 450 Psig.
 Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan
langsung dan dilengkapi dengan pelindung pengaman. Fan harus static
dan dynamic balance, permanent lubricated ball bearing.

RKS TEKNIS VAC 5


 Elextric box harus diletakan pada posisi yang langsung dapat
dijangkau dengan mudah.
 Unit harus beroperasi dengan tenang (tidak berisik), dirancang dan
dipabrikasi sesuai standart ISO 9001.
d. Kompresor adalah jenis Rotary atau Scroll dan serviceable semi atau full
hermetically sealed masing-masing komperssor dilengkai dengan anti
getaran.

e. Motor kompresor didinginkan dengan gas refrigerant yang berasal dari


suction dan dilindungi dengan thermal overload.

Manual restart dilengkapi untuk keadaan dimana motor kompresor


mengalami thermal dan pressure overload.

f. Evaporator adalah direct expantion dengan refrigerant di dalam pipa (tube)


dan udara di luarnya.

g. Semua sambungan pipa liquid dan pipa hisap (Suction) refrigerant harus
diisolasi dari bahan closed sellular polyethylene/rubber themal dengan
ketebalan min. 25 mm. Dibagian sisi air masuk harus dipasang strainer.

h. Outdoor unit adalah tipe air cooled kondenser dengan alumunium fin yang
secara mekanis dikaitkan pada seamless copper tube. Pipa harus mudah
dibersihkan, didehidrasi dan ditutup. Kondenser ditest terhadap kebocoran
minimum dengan tekanan 150 psig dan pressure tested 450 psig.

i. Outdoor unit fan dari type anti corrosive steel Propeller fan, yang sudah
ditest statis dan dibalans dinamis, putaran rendah dan noise level rendah.

j. Kondenser motor fan adalah totally enclosed weather proof, dengan


menggunakan pelumasan untuk bearing.

k. Refrigerant circuit lengkap dengan thermostatic expansion valve hot


gas muffler, high side pressure relief, katup isolasi dari suction line, filter
drier dan moisture indicator, sight glass. Manual stop valve dan
pressure gauge pada suction dan discharge line.

l. Unit Casing haruslah dari bahan Hot Dip Galvanized Steel Sheet
dengan baked enamel finished yang tahan terhadap udara luar, casing
harus dilengkapi isolasi dalam untuk mengurangi noise level.

m. Sistem control semua pengkabelan control maupun motor starter adalah


buatan pabrik (factory wiring) didalam motor panel yang weatherproof
dan terdiri dari control fuse, selector switch, high dan low pressure
switches, thermostatic, anti-freeze, cut outs, low temperature safety, low
oil pressure protection untuk refrigerant circuit, ground current
protection untuk compressor, compressor dan fan motor circuit breaker,
On-Off switch.

3. Pemasangan Instalasi

a. Unit Outdoor duduk pada lantai diatas suatu concrete house keeping pad
ketebalan minimum 15 cm.

b. Menggunakan anti vibration steel spring dan rubber in shear pad atau
sebagaimana direkomendasi oleh pabrik.

c. Kontraktor bertanggung jawab dalam memilih anti Vibration steel spring


dengan defleksi yang memenuhi sehubungan dengan berat chiller, jumlah
titik tumpuan dan spain dari struktur lantai, putaran motor. Jumlah anti
vibration disesuaikan dengan kebutuhan seperti tertera dalam brosur.

RKS TEKNIS VAC 6


d. Harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pabrik dalam
handling, pemasangan, dan lain-lainnya.

4. Spare Parts dan Tool

a. Setiap unit dilengkapi dengan satu set lengkap spare parts dan tool yang
harus diserahkan pada waktu serah terima pertama.

b. Suatu daftar spare part dan tool yang direkomendasi pabrik harus
dilengkapi untuk setiap unit untuk keperluan kelanjutan operasi dalam
jangka waktu tertentu, untuk maintenance atau perbaikan selama masa
pemeliharaan maupun setelah itu.

c. Daftar ini harus diserahkan pada saat proses permintaan persetujuan unit.

5.00.0. FAN VENTILASI

5.01.0. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan peralatan Ventilasi (Fan) termasuk tenaga kerja, supervise, material,


peralatan, aksesoris, service dan pengetesan sehingga siap diopeasikan sesuai
dengan perencanaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana yang
melengkapi dokumen ini.

5.02.0. Umum

1. Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan


dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap
type, kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat
dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" ataupun data sheet
bila dilampirkan.

2. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku


dinegara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.

3. Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re 10-12 watt


pada octave band mid freq. 60 - 4000 Hz.

4. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya, dan dalam batas-batas yang normal. Bilamana ternyata noise
levelnya tinggi harus diberi tambahan noise silencer tanpa adanya tambahan
biaya.

5. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan
pilot lamp.

6. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar (pada inlet atau outlet) harus
diberi kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

7. Kontraktor mengajukan data produk : Fan Selection (By Computerized) printed


data dari pabrik pembuat, catalog, acoustic performance, data pengetesan,
performance curve, pedoman operasional dan maintenance, dan memberikan
fan belt untuk masing-masing fan setelah balancing dilakukan sebagai spare
part.

RKS TEKNIS VAC 7


5.03.0. Spesifikasi Teknis

Propeller Fan ( wall fan)

 Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila
dinyatakan Ceiling Fan dari type Centrifugal In Line seperti ditunjukkan
dalam gambar atau data sheet.
 Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan
automatic shutter dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar
rencana atau data sheet).
 Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller
dari alluminium die-cast.

6.00.0 PEKERJAAN PEMIPAAN

6.01.0 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, acessories dengan
isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana
yang melengkapi dokumen ini.

6.02.0 Umum

Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan MK sebelum
dilaksanakan.

6.03.0. Material

1. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.


2. Pipa Refrigrant : a. Pipa tembaga (Copper) ASTM B 280
b. Pipa tembaga berisolasi JISH 3300 C 1220 T

6.04.0. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain untuk Split System.

1. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC,


(refrigerant dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat
bantu).

2. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan


sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering
dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.

3. Kontraktor harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara


Kondensing dan Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi dari
standard.

4. Sambungan pipa jenis "hard drawn tubing” harus disambung dengan


perantaraan wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti

RKS TEKNIS VAC 8


nitrogrn kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.

5. Solder lunak "tintead 50-50" tidak boleh dipergunakan, solder tintead 95-
5" dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.

6. Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api
atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged
refrigerant lines" yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai
dengan persyaratan pabrik.
7. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.

8. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide


Book" dan atau persyaratan pabrik.

9. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass
flare menurut ARI standard 720 dengan unit short shank flare.

10. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk


ke thermostatic expansion valve.

7.00.0. PEKERJAAN ISOLASI

7.01.0. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi
untuk pipa dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material lainnya
yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.

7.02.0. Material

1. Polyethylene Sheet / Tube

• Material : Polyethylene Sheet / Tube


• Density : 30 – 35 Kg/m²
• Thermal Cunductivity : 0,033 W/m °K
• Celular Structure : Closed Cell

2. Elastomeric

• Material : Elastomeric
• Density : 62 Kg/m²
• Thermal Cunductivity : 0,033 W/m °K
• Celular Structure : Closed Cell

7.03.0. Isolasi Pipa

1. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant AC Split.

2. Ketebalan isolasi pipa refrigerant split adalah mengacu ke suhu luar 35°C &
Relative Humidity (RH) 85%.

3. Ketebalan isolasi pipa condensat : tebal 25 mm

4. Untuk pipa yang berhubungan dengan udara terbuka dan terkena hujan,
isolasi memakai Jacketing bahan alumunium tebal 0,5 mm.

RKS TEKNIS VAC 9


8.00.0. TESTING ADJUSTING DAN BAlANCING

8.01.0. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing


untuk seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan
besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-
gambar rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan
sesuai dengan rencana.

8.02.0. Umum

Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal


harus mengikuti standard/atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti
standard ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur
yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tsb.

8.03.0. Peralatan Ukur.

Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh kontraktor ybs.
antara lain :

1. Pengukuran laju aliran udara


 Pitot tube dengan inclined manometer Anemometer dan sejenisnya.
 Hood untuk mengukur udara didiffuser.
2. Pengukuran temperatur udara/air
 Sling psychrometric/Digital Psychometric
 Thermometer
3. Pengukuran listrik
 Voltmeter
 Ampermeter/Ampertang
 Insulation Test/Mager Test
4. Pengukuran tekanan - Barometer/pressure gauge

9.00.0. PRODUK

1. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi pemborong dimungkinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
Direksi/MK/Owner.

2. Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:

NO. URAIAN MERK/PABRIK PEMBUAT

1 AC Split York, LG, Panasonic, Mitsubishi.


2 Lem PVC Pralon, Rucika, Asoka.
3 Pipa Refrigerant Crane Kembla, Mueller.
4 Pipa PVC Class AW Pralon, Rucika, Vinilon, Unilon.
5 Hight Impact Conduit EGA, Double-H, Clipsal.
Supreme, Kabel Metal, Kabelindo,
6 Kabel Listrik
Tranka.
7 Fan Panasonic,KDK.
8 Isolasi Pipa Thermaflex, Aeroflex, Insulflex.
9 Pipa Tembaga Berisolasi Inaba Denko

RKS TEKNIS VAC 10


10.00.0. PERSYARATAN PERSETUJUAN MATERIAL

1. Bahan dan peralatan yang diajukan harus sesuai dengan data teknis dan
merk / brand yang tercantum dalam spesifikasi tersebut diatas.
2. Dalam pengadaan barang, semua product harus berasal dari Agen /
Distributor resmi yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing–masing.
Surat penunjukan (dari Agen/Distributor) tersebut harus dilengkapi dengan
tanggal penunjukan serta masa berakhirnya (sudah kadaluarsa atau belum).
3. Surat Penunjukan tersebut harus dilampirkan dalam setiap pengajuan
“Aprroval Material”.
4. Material-material tersebut diatas harus dilengkapi dengan surat “Country of
Origine” yang berasal dari pabrikan masing-masing dan bukan dari Agen
maupun Distributor.
Dalam surat “Country of Origine” berisikan beberapa hal sebagai berikut:
a. Tercantum Nama pabrik pembuat, Negara asal dan Lokasi pabrik.
b. Pengesahan dari Department yang terkait baik dari Pemerintah,
Lembaga resmi lainnya ataupun dari pabrikan sendiri.
c. Nomor seri barang (Serial Number) yang dikirim (kecuali untuk barang-
barang yang dibuat secara “Mass Production”, sehingga tidak ada
nomor serinya.
d. Tanggal pembuatan barang tersebut.
e. Kelengkapan-kelengkapan teknis pendukung lainnya yang seharusnya
dikirim bersama product yang bersangkutan.
f. Pencantuman nama Proyek dalam surat ”Country of Origine”.
5. Semua material/barang yang dikirim harus dilengkapi surat pernyataan dar
pabrik bahwa barang yang dikirim adalah barang “BRAND NEW” dan bukan
merupakan barang Rekondisi Pabrik, barang-barang cacat/tidak sempurna,
barang-barang ‘KW” atau daur ulang yang dapat dijual dibawah harga
pasaran.
6. Semua material yang dikirim harus dilengkapi dengan “Surat Garansi” dari
pabrikan yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :
a. Jangka waktu dan periode masa garansi.
b. Kondisi-kondisi kerusakan yang akan diganti oleh pabrik.
c. Sifat garansi yang ditawarkan adalah
i. “One to one replacement” (ganti total) atau
ii. “Hanya Spare Part” dan ongkos perbaikan saja atau kondisi yang lain.
iii. Lamanya proses penggantian terhadap point i dan ii.
7. Pernyataan dari pabrik bahwa barang yang dikirim telah lulus test dan
dilampirkan hasil testnya (QC test atau Certificate of Factory Test) pada saat
barang on site.
8. Untuk material-material import, harus disertakan surat “Bill of Leading”
untuk pengechekan lapangan saat “On Site”.
9. Surat “Meet to Spek” (diberikan pada waktu serah terima pertama} sebagai
berikut :
a. Menyatakan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan parameter-
parameter dalam spesifikasi.
b. Melampirkan hasil pengechekan lapangan waktu “On Site”.
c. Melampirkan hasil test (test lapangan atau test di site).
d. Ditanda tangani oleh Wakil Owner dan Konsultan Pengawas.

oOo

RKS TEKNIS VAC 11


I. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING

DAFTAR ISI Halaman

1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING 3

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN 3

1.02.0. GAMBAR – GAMBAR 3

1.03.0. KOORDINASI 4

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN 4

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING 4

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN 4

1.07.0. LAPORAN – LAPORAN 5

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB 6

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI 6

1.10.0. IJIN-IJIN 6

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN 6

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS 6

1.13.0. RAPAT LAPANGAN 7

1.14.0. MATERIAL 7

1.15.0. TENAGA PELAKSANA 7

1.16.0. REKOMENDASI 7

1.17.0. PROTEKSI 7

1.18.0. PEMBERSIHAN LAPANGAN 7

1.19.0. PERBEDAAN INTERPRETASI 7

1.20.0. LISTRIK KERJA,AIR KERJA DAN KANTOR KERJA 8

RKS Umum PL 1
1.21.0. KEBERSIHAN, KETERTIBAN DAN KEAMANAN 8

1.22.0. ALAT KOMUNIKASI LAPANGAN 8

1.23.0. LAMPIRAN PENAWARAN 8

1.24.0. PENINJAUAN KE TAPAK SITE 8

RKS Umum PL 2
1.00.0. PERATURAN UMUM PEKERJAAN PLUMBING

1.01.0. PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan


sebagai berikut :

INSTALASI PLAMBING & DRAINASE

a. Standard Nasional Indonesia, pedoman teknik dan rekomendasi dari


instansi yang berwenang mengenai jenis instalasi yang dirancang.

b. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun


1991 tentang bangunan dalam wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta
atau edisi terakhir

c. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun


1992 tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran dalam wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.

d. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979 atau edisi terakhir

e. SK GUB DKI – Jakarta no 19 tahun 1992 tentang Sumur Resapan atau edisi
terakhir.

f. PERDA (Peraturan Daerah) Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor 2 tahun


1994 tentang Pemboran dan Pemakaian Air Bawah Tanah di Wilayah
Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau edisi terakhir.

g. Keputusan Pemberi Tugas Perusahaan Daerah Air Minum Daerah Khusus


Ibukota Jakarta nomor 080/PAM/1993 tentang Biaya Penyambungan Air
Minum atau edisi terakhir.

h. Standar dan peraturan internasional lain yang diijinkan oleh instansi yang
berwenang.

1.02.0. GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan


suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya, meskipun
hanya ada pada salah satu dari gambar struktur, arsitek atau plumbing.
2. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertim-bangkan
juga kemudahan service maintenance jika peralatan peralatan sudah
dioperasikan.
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi
untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja
dan detail kepada Pemberi Tugas/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut,
Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang
berhubungan dengan instalasi ini.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan Operating and Maintenance Instruction
serta harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/MK pada saat penyerahan
pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi.

RKS Umum PL 3
6. Gambar informasi agar dijadikan bahan koordinasi untuk dilaksanakan
yang terkait dengan pekerjaan sipil seperti pondasi, dudukan, grounding
dan finishing.

1.03.0. KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong


instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Pemborong instalasi ini harus bekerja sama dengan pemborong instalasi
lainnya bilamana ada keterkaitan didalam teknis pelaksanaan di lapangan.

1.04.0. PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus


menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pemberi Tugas/MK dalam
rangkap 4 (empat) untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang
diragukan, Pemborong harus segera menghubungi Pemberi Tugas/MK.
Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Pemborong.
3. Gambar pelaksanaan yang dipakai di lokasi proyek mutlak ditandangani oleh
Proyek Manager.
4. Kontraktor agar mengantisipasi dan memperhitungkan pekerjaannya yang
mengakibatkan terjadinya bobokan dan perapian kembali supaya tidak ada
klaim dari owner.

1.05.0. TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib


melakukan pengecekan seluruh sistem (termasuk kelurusan dari poros
pompa yang dipasang) dan harus dilakukan pengetesan intern terlebih
dahulu.
2. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib
mengajukan terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .
3. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran
yang dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Pemberi Tugas/MK untuk
mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan
dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
4. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan (air bersih
dan listrik) untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab
Pemborong.
5. Kontraktor harus melampirkan material list terhadap semua equipment yang
dipasang sesuai dengan yang akan di test commissioning.

1.06.0. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung sejak saat
penyerahan pertama.
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 12 (Dua belas) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

RKS Umum PL 4
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi dan equipment yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melak-
sanakan teguran dari Pemberi Tugas/MK atas perbaikan/ penggantian/
penyetelan yang diperlukan, maka Pemberi Tugas/ MK berhak penyerahkan
perbaikan/ penggantian/ penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya
Pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih
petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim
instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama
oleh Pemborong dan Pemberi Tugas/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian
dari Jawatan Keselamatan Kerja dan instansi yang berwenang lainnya.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat
dilaksanakan setelah :

a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Pemberi
Tugas / MK.
b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari
instalasi pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam
Kebakaran dan Instalasi Keselamatan Kerja dll hingga intalasi yang telah
terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang
bersangkutan.
c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 4 (empat) dijilid termasuk 1 (satu) set
kalkir asli dan soft copy dalam bentuk CD yang harus diserahkan kepada
MK/Pemberi Tugas.

9. Pada waktu serah terima harus diberikan certificate TERA water meter dari
Badan Metrologi.

1.07.0. LAPORAN - LAPORAN

1. Laporan Harian dan Mingguan

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang


memberikan gambaran mengenai :

 Kegiatan fisik.
 Catatan dan perintah Pemberi Tugas/MK yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
 Jumlah material masuk/ ditolak.
 Jumlah tenaga kerja.
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah/ kurang
 Foto dokumentasi progress pelaksanaan

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah


ditanda tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pemberi
Tugas/MK untuk diketahui/ disetujui.

2. Laporan Pengetesan

Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas/MK


dalam rangkap 4 (empat) mengenai hal-hal sebagai berikut :

RKS Umum PL 5
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan peralatan
 Hasil pengetesan kabel dll

Pengetesan dan pengukuran yang dilakukan harus berdasar pada semua


ukuran atau parameter yang tertera didalam brosur.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh pihak Direksi/MK.

1.08.0. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai
kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab
penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pemberi
Tugas/MK.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Pemberi Tugas/MK.

1.09.0. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan


dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak konsultan Perencana dan Pemberi Tugas/MK.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang
ada kepada pihak Pemberi Tugas/MK dalam rangkap 4 (empat) set.
3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong
kepada Pemberi Tugas/MK, secara tertulis dan pekerjaan
tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Pemberi Tugas/MK
secara tertulis.

1.10.0. IJIN - IJIN

1. Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta


seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
(Seperti : ijin dari Depnaker, Pemda DKI, Dirjen Energi dll).
2. Setiap material yang akan masuk kedalam proyek harus terlebih dahulu
mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Pemberi Tugas/MK.

1.11.0. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan main Kontraktor (by sipil).
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Pemberi Tugas/MK secara tertulis.
3. Sparing yang menembus dinding geser (Shear Wall), maka harus seijin
MK/Pemberi Tugas dan menggunakan sparing jadi.

1.12.0. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara


periodik dan tidak kurang dari tiap dua minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila
ada permintaan dari pihak Pemberi Tugas/MK dan atau bila ada gangguan
dalam instalasi ini.

RKS Umum PL 6
1.13.0. RAPAT LAPANGAN

1. Proyek Manager harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur
oleh pemberi tugas/MK.
2. Apabila proyek Manager berhalangan hadir harus diwakili oleh atasan proyek
Manager (Koordinator proyek).

1.14.0. MATERIAL

1. Pelaksanaan pekerjaan harus menjamin seluruh unit peralatan yang


didatangkan adalah baru, asli/original dari detective material, improper,
poor workmanship dan menjamin terhadap kualitas sesuai dengan
spesifikasi teknis dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
2. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis
harus diganti dengan yang sesuai dalam waktu secepatnya yang akan
ditentukan lebih lanjut oleh Pemberi Tugas/Perencana/Pengawas.
3. Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan termasuk
keterlambatan waktu menjadi tanggungan/beban pelaksana pekerjaan.

1.15.0. TENAGA PELAKSANA

Sesuai pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang/tenaga-tenaga


ahli dalam bidangnya (skilled labour) dan tenaga ahli khusus bila diperlukan,
agar dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi.

1.16.0. REKOMENDASI

Pada dasarnya pengurusan dan biaya rekomendasi hasil pekerjaan oleh


instansi yang berwenang menjadi tanggung jawab dari Kontraktor terkait.

1.17.0. PROTEKSI

Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya diproteksi secara


memadai oleh Kontraktor sebelum, selama dan sesudah pengerjaan (masa
pemerliharaan) material dan peralatan yang mengalami kerusakan akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai, harus diganti
oleh Kontraktor.

1.18.0. PEMBERSIHAN LAPANGAN

Sebelum, selama dan setelah pelaksanaan pekerjaan Kontraktor berkewajiban


menjaga kebersihan lokasi kerja dan serta harus membersihkan kembali
kotoran dan puing akibat pekerjaan proyek dengan biaya Kontraktor.

1.19.0. PERBEDAAN INTERPRETASI

Apabila terjadi kesalahan atau perbedaan interpretasi atau adanya klausal


yang berlainan ataupun bertentangan antara spesifikasi teknis, gambar
perencanaan atau informasi-informasi resmi lainnya didalam dekumen dan
proses lelang ini, maka yang menjadi pegangan adalah kausal yang
mempunyai nilai teknis terbaik/mempunyai nilai biaya paling tinggi, butir ini
berlaku terhadap (bila terjadi) adanya butir yang satu mengecilkan nilai teknis
atau menghilangkan butir yang lain.

RKS Umum PL 7
1.20.0. LISTRIK KERJA, AIR KERJA DAN KANTOR KERJA

Adalah menjadi kewajiban bagi Kontraktor untuk menyediakan kebutuhan


kantor proyek dan bedeng kerja dengan mendapat ijin terdahulu oleh
Konsultan Pengawas, Pemberi Tugas. Listrik dan air kerja menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

1.21.0. KEBERSIHAN, KETERTIBAN & KEAMANAN (K.3)

1. Menjadi kewajiban Kontraktor untuk menyediakan petugas keamanan


proyek untuk mengawasi keamanan lingkungan kerja dan peralatan serta
material masing-masing pekerjaan. Dalam pelaksanaan di lapangan harus
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas & Main Kontraktor.
2. Kontraktor harus menempatkan petugas khusus yang bertugas sebagai
koordinator K3 untuk masing-masing pekerjaan.
3. Kontraktor harus menempatkan alat khusus pemadam kebakaran ringan
pada tiap-tiap lokasi kerja untuk mencegah terjadinya kebakaran.

1.22.0. ALAT KOMUNIKASI LAPANGAN

Untuk mempermudah koordinasi antar pelaksana Kontraktor dan juga dengan


petugas pengawas di lapangan Kontraktor wajib menyediakan alat komunikasi
lapangan.

1.23.0. LAMPIRAN PENAWARAN

1. Semua material yang tercantum dalam skedul material brosur bersifat


mengikat, dan merupakan lampiran dokumen penawaran.
2. Pemborong harus menyerahkan daftar material lengkap dengan brosur
aslinya daftar dibuat rangkap 3 (tiga) ATAU ditentukan lain pada saat
aanwijzing, termasuk sertifikat pabrik bila diperlukan.
3. Apabila ada material-material atau fasilitas-fasilitas dengan kategori
“standard” serta “Optional” agar hal ini diberi tanda dan ditegaskan begitu
pula terhadap hal-hal tertentu lainnya yang dianggap penting untuk
dipertegas.

1.24.0. PENINJAUAN KE TAPAK/SITE

1. Menjadi keharusan bagi setiap peserta pelelangan untuk melakukan


peninjauan ke tapak dan mengetahui keadaan lapangan serta bangunan-
bangunan yang akan dibangun.
2. Perlu pula diperhatikan oleh pemborong, sejauh mana keadaan serta
instalasi dan lain-lain dari setiap bangunan dan tapak/site yang dalam hal
ini mempunyai hubungan atau memberi akibat kepada material dan sistem
yang akan ditawarkan atau akan dipasang didalam paket pekerjaan.

oOo

RKS Umum PL 8
II. RKS TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

DAFTAR ISI Halaman

2.00.0. SPESIFIKASI PERPIPAAN 2

3.00.0. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL, PLAMBING & DRAINASE 11

4.00.0 SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH 12

5.00.0. SISTEM AIR KOTOR DAN AIR BEKAS 13

6.00.0 PRODUK 14

RKS TEKNIS PL 1
2.00.0. SPESIFIKASI PERPIPAAN

2.01.0. UMUM

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :

1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Sambungan Flexible
5. Penggantung dan penumpu
6. Sleeve
7. Lubang pembersihan
8. Bak kontrol
9. Balok Beton
10. Galian dan pengurukan kembali
11. Pengecatan
12. Pengakhiran
13. Pengujian
14. Peralatan Bantu

2.01.1. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.

2.01.2. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan
bagian lainnya.

2.01.3. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.

2.01.4. Untuk pipa besi dibawah tanah diberi densopole lapisan anti karat dan dibalut
dengan densotype dengan overlap 1-2 cm, dan diberi pasir.

2.01.5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, Polyvinil Cloride (PVC),
Polypropelene Random (PP-R), selain disebut diatas harus juga terlindung dari
cahaya matahari.

2.01.6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

RKS TEKNIS PL 2
2.02.0. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

2.02.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

Kode Tekanan Tekanan Tekanan Spec. Spemc.


Sistem Sistem Kerja Standar Uji Pipa Isolasi
(Bar) (Bar) (Bar)
Air Bersih AB
Dalam Gedung CW 5 10 15 PPR IA
Air Bersih AB
Di luar Gedung CW 5 10 15 PPR IB
Air Kotor & AK PV-10 AW
Dapur SW Gr 10 15 IA
Air Bekas ABK PV-10 AW
Saniter SW Gr 10 15 IA
Vent VT - 5 8 PV- 5 D IA
Air Hujan AH PV-10 AW
SD gr 10 15 IA

IA = tidak diisolasi IB = diisolasi

Note :1. Pipa AK, ABK, ABD dan AH menggunakan pipa dan elbow menggunakan
pipa PV – 10 JIS Standard.

2.02.02. Spesifikasi PV - 10 Class AW

Penggunaan: - Air Kotor Gravitasi


- Air Bekas Gravitasi
- Air Hujan

Tekanan Standard 10 bar


Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (uPVC) klas 10 bar (10 kg/cm2).
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting large
radius, Solvent Cement joint type.
Reducer : PVC Injection moulded sanitary fitting concentric,
Solvent Cement Joint Type.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat
Standard : Pabrik pembuat.

2.02.3. Spesifikasi PV - 5 Class D

Penggunaan : - Vent
Tekanan Standard 5 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride (uPVC) klas 5 kg/cm² (bar)
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent Joint type
Reducer : Seperti diatas, model concentric.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Standard : Pabrik pembuat.

RKS TEKNIS PL 3
2.02.4. Spesifikasi PP-R

Penggunaan : Air panas Water heater


Distribusi air bersih sesudah riser ke unit

Tekanan Standard 16 bar


Uraian Keterangan
Pipa : Polypropilene Random DIN 8078, DIN 8077 klas 16
bar (16 kg/cm2).
Elbow & Junction : PP-R Hot Welding Jointing Type, DIN 16962.
Reducer : PP-R Hot Welding fitting concentric Joint Type.
Penyambungan : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
Standard : Approved to BS dan atau DIN.
Life Time : Tekanan Kerja 17.7 bar pada temperature 30ºC,
25 tahun, standard PN-16

2.02.5. Skedul Valve.

Isolating Regulating Check


Service Up to 2” and Up to 2” and Up to 2” and
1 ½” above 1 1/2“ above 1 1/2” Above
Air Dingin Ball Butterfly Globe Butterfly Swing Doble
Dalam Gedung Disc
Air Dingin Ball Butterfly Globe Butterfly Swing Doble
Diluar Gedung Disc
Air Kotor / Bekas Ball Butterfly Globe Butterfly Swing Doble
Dalam Gedung Disc
Air Kotor / Bekas Ball Butterfly Globe Butterfly Swing Doble
Diluar Gedung Disc
Drain Gate Gate Globe Butterfly Swing Double
Disc

2.02.6. Persyaratan jenis peralatan.

Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :


---------------------------------------------------------------------------------
Fungsi peralatan Ukuran & Joint W.O & G
---------------------------------------------------------------------------------
Katup penutup s/d 40 mm Ball
(stop valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphragma
------------------------------------------
50 mm ke atas Butterfly
flanged Gate
---------------------------------------------------------------------------------
Katup pengatur s/d 40 mm Globe
(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphragma
-------------------------------------------
50 mm ke atas Butterfly
flanged Globe

RKS TEKNIS PL 4
---------------------------------------------------------------------------------
Non return valve s/d 40 mm Swing check
screwed Spring disk check
---------------------------------------------------------------------------------
50 mm ke atas Double swing check.
flanged Disk check.
Spring disk check
--------------------------------------------------------------------------------
Strainer "Y" type
"Bucket" type
--------------------------------------------------------------------------------
Pressure Reducer Die and flow type
--------------------------------------------------------------------------------
Pressure Indicator Dial dia 100 mm Dial type
--------------------------------------------------------------------------------
Note : W = water, O = Oil, G = Gas.

2.03.0. PERSYARATAN PEMASANGAN

2.03.1. U m u m

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin


kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,
serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50 mm di antara pipa- pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
4. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan flanges, water mur dapat digunakan bila keadaan sangat memaksa.
5. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
6. Sambungan pipa besi untuk ukuran sampai dengan 2” (dua Inch) menggunakan
screw, dan lebih besar dari 2” (dua Inch) menggunakan Flange.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
a. Di bagian dalam bangunan.
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :1%-2%
b. Di bagian luar bangunan.
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :1%-2%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar :1%
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik
buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
11. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan di
mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
12. Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan
pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang
lain.

RKS TEKNIS PL 5
13. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam
pekerjaan perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup
dengan menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda- benda
lain.
14. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula.

 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.


 Untuk pipa kebakaran minimum 75 cm dibawah tanah diberi anti karat merek
Densopol/Densotape tebal 1.5 -3 mm dengan overlap 1-2 cm, dan harus dilapis
minimal dua kali dengan anti karat agar didapat perlindungan pipa terhadap
karat yang maximal.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10 - 15
cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan
tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
 Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman
(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter
pipa tersebut.
15. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
16. Setiap belokan pipa harus diberi penguat agar sambungan tidak mudah lepas dan
didalam tanah harus diberi blok-blok beton yang ukurannya disesuaikan dengan
kebutuhan.
17. Sambungan-sambungan flexible harus dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat
yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
18. Katup-katup dan fitting pada pemipaan sedemikian rupa harus ukuran jalur penuh.
19. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah pipa
harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta peregangan tidak terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
20. Pemasangan peralatan kontrol pada pipa harus pada pipa horizontal dan
diperhitungkan agar dipasang pada tempat aliran air yang laminer.
21. Untuk pemasangan semua floor drain dan Kitchen Sink maupun Wastafel serta WC
dan Urinoir harus dilengkapi dengan P – Trap.
22. Untuk pipa AK, ABK, ABD dan AH setiap panjang 15 m harus dilengkapi dengan
Clean Eye (TY) untuk keperluan Maintenance.
23. Semua pipa dan fitting yang diajukan harus ditest tekan sampai pecah (Owner
berhak mengganti dengan merk lain bila pengetesan gagal).
24. Untuk semua belokan pipa di dalam tanah harus dilengkapi dengan thrust block

2.03.2. Penggantung dan Penumpu Pipa.

1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam tabel berikut ini :

----------------------------------------------------------------------------
Jenis Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
Pipa (mm) ------------------------------------------
Interval Interval
mendatar Tegak
(m) (m)
-----------------------------------------------------------------------------------

RKS TEKNIS PL 6
Pipa PVC 80 0.9 1.2
100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
----------------------------------------------------------------------------------
15 s/d 25 0.1 0.2
32 s/d 40 0.3 0.5
50 s/d 65 0.6 0.9
PP-R 80 0.9 1.2
100 1.2 1.5
150 1.8 2.1
----------------------------------------------------------------------------------

2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah.
b. Titik percabangan.
c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal- hal lain yang sejenis.

3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
-----------------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-----------------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm

keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil
dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor
dari 2 keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak.
-----------------------------------------------------------------

b. Bentuk gantungan.
- Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.

4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

5. Semua pipa gantungan dan penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA


1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor/ Air Bekas Hitam
3. Vent Abu-abu

2.03.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.

1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum 75 cm


dibawah tanah, dibawah pipa air minum.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.

RKS TEKNIS PL 7
4. Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa urug dengan tanah
tanpa benda keras.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar (dudukan).
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar
tanpa benda keras.
8. Untuk pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja
atau beton dengan dia meter minimum 2 x dia meter pipa tersebut.

2.03.4. Pemasangan Katup - katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini :

a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.


b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah
- Di ruang Mesin
--------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
--------------------------------------------------------------
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
--------------------------------------------------------------
Lain-lain, ukuran katup 20 mm

c. Ventilasi udara otomatis.


d. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah
e. Katup pengurang tekanan (Pressure Reducing Valves) Untuk aliran keatas dan ke
bawah.
f. Katup by-pass.

2.03.5. Spesifikasi katup - katup secara umum.

Spesifikasi Teknis Gate Valve, Globe Valve dengan material dan spesifikasi :
- Body : Cast Iron/Bronze
- Body Seat Ring : Bronze
- Nominal Pressure ; 10 - 16 bar.
- Temperature : -10 ºC sampai dengan 120 ºC
- Standard : BS dan atau ASTM.

2.03.6 Sambungan lem PVC.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang


sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus melalui
persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa dan tidak boleh dibakar.
4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran.

RKS TEKNIS PL 8
2.03.7 Sambungan Pipa PP-R

1. Penyambungan antara pipa dan fitting, mempergunakan Hot Welding Joint Type
yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa dan harus
melalui persetujuan dan sepengetahuan Direksi.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa dan tidak boleh dibakar.
4. Pipa dan fitting yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran.

2.03.8 Sambungan yang mudah dibuka.

Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :


- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
- Pada waste fitting dan Siphon.
- Antara kitchen Sink Faucet dan Supply Valve

Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal
threat/sealent.

2.03.9 SLeeves

1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
3. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis " Flushing Sleeves ".
4. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau " Caulk ".
5. Setiap instalasi dalam bangunan yang menembus retaining wall dan menuju ke
halaman/eksternal harus dipasang flexible flens dari stainless steel

2.03.10 Pembersihan.

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di


setiap service harus dibersihkan dengan seksama menggunakan cara-cara /
metoda-metoda yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :
- Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
- Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.

2.04.0. P E N G U J I A N

1. Pemborong wajib melaksanakan pengujian untuk setiap bagian dari sistem sesuai
Permintaan MK
2. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengujian kepada MK dan Owner.
Pengujian yang tidak dihadiri MK dan Owner dinilai tidak sah dan harus diulang

RKS TEKNIS PL 9
3. Untuk posisi pompa dan motor harus dilakukan pengecekan leveling dari poros
Pompa sesuai dengan standar pabrik pembuat

2.04.1. Sistem Air Bersih.

1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air 1,5
kali tekanan kerja normal tapi tidak kurang dari 15 kg/cm2 jangka waktu 4 jam.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.

2.04.2. Sistem Air Kotor dan Air Bekas.

1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/
cm2 selama 4 jam.
2. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik
tertinggi selama 1 jam.
3. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
4. Testing keseluruhan menggunakan bola karet dengan diameter disesuaikan dengan
diameter pipa (maximum dia. 2 1/2 “ ) yang ditulis identitasnya dan dari toilet
mana bola itu berasal dan selanjutnya harus sampai ke SWP / STP

2.04.3. Sistem Air hujan.

1 Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/
cm2 selama 4 jam.
2 Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik
tertinggi selama 1 jam.
3 Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji
kembali.

2.05.0. PENGECATAN

2.05.1. U m u m

Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :


 Pipa servis.
 Support pipa dan peralatan Konstruksi besi.
 Flens.

 Peralatan yang belum dicat dari pabrik.


 Peralatan yang catnya harus diperbaharui.

2.05.2. Persyaratan Pengecatan

Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :


------------------------------------------------------------------------------------------------
Lokasi Pengecatan Pengecatan
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pipa dan peralatan dlm plafond - Zinchromate primer 2 lapis

Pipa dan peralatan ekspos - Zinchromate primer 2 lapis & cat akhir 2 lapis

Pipa Besi dalam tanah - 2 lapis flincote & dilapis densotape dengan
tebal minimal 1.5-3 mm & dioverlap 1-2 cm.
-------------------------------------------------------------------------------------------------

Untuk pipa yang mempunyai warna asli dari pabrik maka harus diberi indikasi dari
fungsi pipa tersebut dan arah alirannya

RKS TEKNIS PL 10
2.06.0. TESTING DAN COMMISSIONING.

1. Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara


partial dan secara sistem, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah
dilaksanakan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung
jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik
hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

2.07.0. KATUP LABEL (VALVE TAG).

1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di
tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.

3.00.0. LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL PLUMBING DAN DRAINASE

3.01.0. U M U M

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara


keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan- bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesipikasi, gambar dan bill of
quantity.

3.02.0. URAIAN PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :

1. Instalasi Sistem Pemipaan Air Bersih.


2. Instalasi Sistem Pemipaan Air kotor dan Air Bekas
3. Instalasi Sistem Pemipaan Air Hujan dan drainase
4. Instalasi Sistem Pemipaan Vent.

3.03.0. GAMBAR KERJA

Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus


menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui antara lain sebagai berikut :

- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama, perlengkapan dan
fixtures.
- Detail denah perpipaan
- Detail denah perkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

3.04.0. GAMBAR INSTALASI TERPASANG.

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai


jalur terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga pada

RKS TEKNIS PL 11
akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati
keadaan sebenarnya.

4.00.0. SISTEM PEMIPAAN AIR BERSIH

4.01.0. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Pemipaan
b. Penyambungan ke peralatan penunjang
c. Penyambungan ke peralatan plambing

4.02.0. PERALATAN UTAMA

4.02.1. Persediaan Air Bersih

a. Tangki air atas (Roof Tank)

Tangki air atas terbuat dari Fibre Reinforced Plastic (FRP) dengan sistem
pembuatan Compression Moulding atau Vacum Laminate dengan standard
ASTM C 582 dan BS 4994..

Adapun kelengkapan tangki minimal sebagai berikut :

 Manhole
 Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
 Pipa masuk,keluar, peluap dan pipa penguras.
 Sambungan flange untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras,
dsb.
 Base Plate canal C 150.
 Semua Sistem perkuatan di bagian dalam tangki dilapisi dengan FRP.

5.00.0. SISTEM PEMIPAAN AIR KOTOR DAN AIR BEKAS

5.01.0. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air kotor dan air bekas disini antara
lain adalah sebagai berikut :

1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Floor Drain
4. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out
5. Roof Drain

5.02.0. PEMIPAAN

1. Umum.
- Macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk Air Hujan, Air Limbah
Saniter dan vent.
- Jenis pipa lihat ‘SPESIFIKASI PERPIPAAN’.

RKS TEKNIS PL 12
2. Limbah Air Hujan.
Perpipaan air hujan mulai dari Roof Drain di atap sampai selokan halaman.

3. Limbah Saniter dan Vent.


Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Lavatory,
dan Floor Drain, disalurkan ke Septic Tank. Untuk lokasi toilet yang memungkinkan
air limbah secara gravitasi maka pengaliran air limbah dilakukan secara gravitasi.

5.03.0. FLOOR DRAIN

1. Floor drain yang digunakan harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type dengan
50 mm Water Seal.
2. Floor Drain terdiri dari :
 Stainles Steel atau Chromium plated bronze cover and ring
 PVC Check
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection dan dengan flange
untuk Water prooving.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

Outlet diameter Cover diameter


2” 4”
3” 6”
4” 8”

5.04.0. FLOOR CLEAN OUT/CEILING CLEAN OUT.

1. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface
Opening Water Proofed Type.
2. Floor Clean Out/ Ceiling Clean Out terdiri dari :
- Stainles Steel plated atau Chromium plated bronze cover and ring heavy duty
type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet
sehingga mudah dibuka dan ditutup.

5.05.0. ROOF DRAIN

1. Roof Drain yang dipergunkan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproof.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah minimal sebesar dua kali luas
penampang pipa buangan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron body dengan waterprooved flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover Dome type
-
5.06.0. P" TRAP

1. P" TRAP yang digunakan disini harus jenis multi inlet dan atau yang single
outlet.
2. Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
3. P" TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari Cast Iron atau PVC class 5 kg/cm2.

RKS TEKNIS PL 13
6.00.0. PRODUK INSTALASI PLAMBING

NO. URAIAN MERK/PEMBUAT

1 Pipa- Pipa

* Pipa Upvc, VP-Class JIS Vinilon, Wavin, Unilon, Rucika


K-6741

* Pipa PP-R GENOVA, Fusiotherm, POL System

2 Fitting Pipa PVC TSK, Rucika, PPI, Vinilon, CM


3 Gate Valve Class 10K- 20 K AFA, Showa, Socla, Kitz, Hattersley
4 Globe Valve Class 10K- 20 K AFA, Showa, Socla, Kitz, Hattersley
5
Floor Drain/Smart Drain Antasan, Kharisma, Onda
6 Roof Drain Antasan, Kharisma, Onda
7 “P” Trap Upvc Antasan, Kharisma, Onda
8 “P” Trap Cast Iron Duicker, PAM Global
9 Lem PVC Asoka
10 FRP Tank Dua Roda,Megatank, SETARA
11 Clean Out Antasan, Kharisma, Onda

Note :

1. Bahan dan peralatan yang diajukan harus sesuai dengan data teknis dan
merk / brand yang tercantum dalam spesifikasi tersebut diatas.

2. Dalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari Agen / Distributor
resmi yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing – masing. Surat penunjukan
(dari Agen / Distributor) tersebut harus dilengkapi dengan tanggal penunjukan
serta masa berakhirnya (sudah kadaluarsa atau belum).

3. Surat Penunjukan tersebut harus dilampirkan dalam setiap pengajuan


“Aprroval Material”.

4. Material-material tersebut diatas harus dilengkapi dengan surat “Country of


Origine” yang berasal dari pabrikan masing-masing dan bukan dari Agen
maupun Distributor.

5. Dalam surat “Country of Origine” berisikan beberapa hal sebagai berikut :


a. Tercantum Nama pabrik pembuat, Negara asal dan Lokasi pabrik.
b. Pengesahan dari Departmen yang terkait baik dari Pemerintah, Lembaga
resmi lainnya ataupun dari pabrikan sendiri.
c. Nomor seri barang (Serial Number) yang dikirim (kecuali untuk barang-
barang yang dibuat secara “Mass Production”, sehingga tidak ada nomor
serinya.
d. Kelengkapan-kelengkapan teknis pendukung lainnya yang seharusnya
dikirim bersama product yang bersangkutan.
e. Pencantuman nama Proyek dalam surat ”Country of Origine”.

6. Semua material/barang yang dikirim harus dilengkapi surat pernyataan dari


pabrik bahwa barang yang dikirim adalah barang “BRAND NEW” dan bukan

RKS TEKNIS PL 14
merupakan barang Rekondisi Pabrik, barang-barang cacat/tidak sempurna,
barang-barang ‘KW” atau daur ulang yang dapat dijual dibawah harga pasaran.

7. Semua material yang dikirim harus dilengkapi dengan “Surat Garansi” dari
pabrikan yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :
a. Jangka waktu dan periode masa garansi.
b. Kondisi-kondisi kerusakan yang akan diganti oleh pabrik.
c. Sifat garansi yang ditawarkan adalah
i. “One to one replacement” (ganti total) atau
ii. “Hanya Spare Part” dan ongkos perbaikan saja atau kondisi yang
lain.
iii. Lamanya proses penggantian terhadap point i dan ii.

8. Pernyataan dari pabrik bahwa barang yang dikirim telah lulus test dan
dilampirkan hasil testnya (QC test atau Certificate of Factory Test) pada saat
barang on site.
9. Untuk material-material import, harus disertakan surat “Bill of Leading”
untuk pengechekan lapangan saat “On Site”.

10. Surat “Meet to Spek” (diberikan pada waktu serah terima pertama} sebagai
berikut,
a. Menyatakan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan parameter-
parameter dalam spesifikasi.
b. Melampirkan hasil pengechekan lapangan waktu “On Site”.
c. Melampirkan hasil test (test lapangan atau test di site).
d. Ditanda tangani oleh Wakil Owner dan Konsultan Pengawas.

oOo

RKS TEKNIS PL 15

Anda mungkin juga menyukai