Pekerjaan tahap P0
(Persiapan Lahan)
01
Pekerjaan tahap P1
02 (Perawatan Tahun I)
Pekerjaan tahap P2
03 (Perawatan Tahun II)
04
Pekerjaan tahap P3
(Perawatan Tahun III)
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Pemilihan Benih Siap Salur
1. Pemilihan varietas benih siap salur disesuaikan
dengan existing kondisi lahan dan jumlah SPH yang
akan ditanam
2. Penentuan benih kelapa sawit siap salur sebaiknya
langsung kepada pihak produsen (kontrak antara
kelompok tani/koperasi dengan produsen ) tidak
melalui sub/kontraktor.
3. Sortir bibit di areal pembibitan sebelum bibit
diangkut
Pemetaan
1. Pengerjaan PSR harus dimulai dengan pemetaan
yang akurat dan tepat
2. Pemetaan harus melibatkan pihak-pihak yang
berpengalaman dalam pemetaan
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Pekerjaan Luku I
1. Memperbaiki stuktur dan tekstur tanah supaya lebih
subur
2. Memutus akar tanaman guna menghindari
perkembangan penyakit Ganoderma
3. Arah luku I dan II dibedakan yaitu Utara – Selatan dan
Timur - Barat.
Luku II
1. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah supaya
lebih subur
2. Memutus akar tanaman guna menghindari
perkembangan penyakit Ganoderma
3. Arah luku I dan II dibedakan yaitu Utara – Selatan
dan Timur - Barat.
4. Luku II dilakukan sangat bagus untuk lahan yang
akan ditanami tanaman sela
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Terasering
1. Areal dengan kemiringan > 26 derajat
menggunakan teras kontur
2. Areal dengan kemiringan 16-25 derajat
menggunakan teras individu (tapak kuda)
3. Teras kontur bertujuan untuk efektifitas dan
efisiensi pemupukan menggunakan alat berat
(Bulldozer)
4. Pada areal berbukit dengan kontur, jarak antara
kontur merupakan proyeksi jarak antar barisan
Lubang Tanam
1. Lubang tanam diameter 60 cm x kedalaman 40 cm
2. Lubang tanam menggunakan alat mekanis kombinasi
farm tractor dengan post hole digger
3. Output nya berupa : lubang tanam lebih seragam, hasil
kerja maksimal dan waktu lebih cepat.
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Tanam Bibit Sawit
1. Lubang tanam ditaburkan pupuk Rock Phosphate (RP)
250 g dan Dolomit 500 g. Untuk areal gambut perlu
diaplikasikan Cu dan Zn masing – masing 25 g
2. Sebaiknya bibit ditanam ketika musim hujan dan
piringan dibuka selebar 1 meter.
Tanaman Kacangan
1. LCC bertujuan untuk : menjaga kelembapan tanah,
mengurangi erosi permukaan, menambah bahan
organik, cadangan unsur hara, menekan pertumbuhan
gulma dan serangan Oryctes
2. Jenis jenis Kacangan :
Pueraria javanica (Pj)
Calopogonium mucunoides (Cm)
Mucuna bracteata (Mb)
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Pemeliharaan Piringan
Piringan Manual:
1.TBM I : 12 rotasi ( jari-jari piringan 1 m)
2.TBM II & III : 8 rotasi ( jari-jari piringan 1,25 m dan 1,5 m)
3.Penyemprotan piringan cara kimia dapat dilakukan pada
TBM-3 dengan rotasi 6 x setahun menggunakan herbisida
glyphosate dosis 300 cc/Ha/rotasi
Pemupukan
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Pengendalian Penyakit
1. Penyakit tajuk (Crown Disease) disebabkan oleh faktor
genetis dengan gejala yang ditandai munculnya pelepah
tidak membuka sempurna dan bengkok
2. Penyakit Busuk Buah Marasmius disebabkan oleh jamur
menginfeksi tandan sehingga busuk. Faktor yang
menyebabkan: kebersihan tanaman, piringan sempit,
kastrasi yang tidak tepat dan curah hujan yang tinggi.
Panen
1. Areal yang dianggap sudah masuk masa TM jika sudah
ada 60% dengan rerata berat tandan minimal 3 kg kira-
kira pada umur 30 – 36 bulan.
2. Tandan buah segar dipanen tanpa menurunkan pelepah
3. Tanaman < 8 tahun : 48-56 pelepah yang dipertahankan
4. Tanaman > 8 tahun : 40-48 pelepah yang dipertahankan
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Manajemen Kerja
1. Kelompok Tani/Koperasi melakukan
penyusunan manajemen kerja di lapangan
sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kapasitas dengan dibantu oleh pihak
pendamping dari Dinas dan APKASINDO
2. Tenaga kerja merupakan peserta PSR di
daerah tersebut
3. Norma Bongkar/Muat bibit yakni 100
pokok/HK
4. Norma Menunas setiap tenaga kerja yakni
1,5 – 3 HK/Ha/Rotasi
5. Norma Kastrasi setiap tenaga kerja yakni 1
– 1,5 HK/Ha/Rotasi
6. Kebutuhan tenaga kerja panen berkisar
antara 0,08 -0,09 HK/Ha
Penutup
1. Pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan Peremajaan Sawit Rakyat harus tetap mengikuti
kaidah GAP (Good Agricultural Practices) dan sesuai dengan kriteria dan prinsip ISPO.
2. APKASINDO bertugas untuk mendampingi pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat demi
tercapainya tujuan utama PSR yakni berupa peningkatan produktivitas kelapa sawit.