Anda di halaman 1dari 16

Tahapan Pelaksanaan

Peremajaan Sawit Rakyat

Eko Jaya Siallagan, SP, M.Si


Pengurus DPW APKASINDO Riau
Departemen PSR
Tahapan Pelaksanaan Tahapan PSR

Pekerjaan tahap P0
(Persiapan Lahan)
01
Pekerjaan tahap P1
02 (Perawatan Tahun I)

Pekerjaan tahap P2
03 (Perawatan Tahun II)

04
Pekerjaan tahap P3
(Perawatan Tahun III)
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Pemilihan Benih Siap Salur
1. Pemilihan varietas benih siap salur disesuaikan
dengan existing kondisi lahan dan jumlah SPH yang
akan ditanam
2. Penentuan benih kelapa sawit siap salur sebaiknya
langsung kepada pihak produsen (kontrak antara
kelompok tani/koperasi dengan produsen ) tidak
melalui sub/kontraktor.
3. Sortir bibit di areal pembibitan sebelum bibit
diangkut

Pemetaan
1. Pengerjaan PSR harus dimulai dengan pemetaan
yang akurat dan tepat
2. Pemetaan harus melibatkan pihak-pihak yang
berpengalaman dalam pemetaan
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Pekerjaan Luku I
1. Memperbaiki stuktur dan tekstur tanah supaya lebih
subur
2. Memutus akar tanaman guna menghindari
perkembangan penyakit Ganoderma
3. Arah luku I dan II dibedakan yaitu Utara – Selatan dan
Timur - Barat.

Pekerjaan Pancang Rumpuk


1. Pancang rumpuk dilakukan untuk memudahkan
pekerjaan dalam merumpuk hasil chipingan sawit
pada tempat yang telah ditentukan
2. Pemasangan patok dengan tinggi 2,5-3 M untuk
memudahkan operator alat berat untuk mengikuti
alur rumpukan chipingan
3. Sebaiknya tim pengukuran (pemancang) satu tim
dengan tim pancang tanam, supaya tidak terjadi
kesalahan rumpukan dengan jarak tanam.
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Tumbang Chipping
1. Batang kelapa sawit dicacah dengan dimensi
ketebalan 5-20 cm dengan potongan membentuk
sudut 45-60 derajat.
2. Disusun dan dirumpuk pada bekas pasar pikul
dengan arah utara selatan.

Luku II
1. Memperbaiki struktur dan tekstur tanah supaya
lebih subur
2. Memutus akar tanaman guna menghindari
perkembangan penyakit Ganoderma
3. Arah luku I dan II dibedakan yaitu Utara – Selatan
dan Timur - Barat.
4. Luku II dilakukan sangat bagus untuk lahan yang
akan ditanami tanaman sela
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Terasering
1. Areal dengan kemiringan > 26 derajat
menggunakan teras kontur
2. Areal dengan kemiringan 16-25 derajat
menggunakan teras individu (tapak kuda)
3. Teras kontur bertujuan untuk efektifitas dan
efisiensi pemupukan menggunakan alat berat
(Bulldozer)
4. Pada areal berbukit dengan kontur, jarak antara
kontur merupakan proyeksi jarak antar barisan

Cuci Parit Drainase


1. Cuci parit bertujuan untuk membersihkan ,
mendalamkan saluran air supaya tidak tergenang di
lapangan.
2. Cuci parit juga berperan untuk menurunkan
permukaan air tanah sehingga perkembangan akar
tanaman tidak terganggu serta mencegah
pencucian pupuk.
3. Pengerjaan pencucian parit dimulai dari parit
pembuangan, menuju ke parit ke arah dalam areal
perkebunan.
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Pancang Tanam

Lubang Tanam
1. Lubang tanam diameter 60 cm x kedalaman 40 cm
2. Lubang tanam menggunakan alat mekanis kombinasi
farm tractor dengan post hole digger
3. Output nya berupa : lubang tanam lebih seragam, hasil
kerja maksimal dan waktu lebih cepat.
Pekerjaan Tahap P0 (Persiapan Lahan)
Tanam Bibit Sawit
1. Lubang tanam ditaburkan pupuk Rock Phosphate (RP)
250 g dan Dolomit 500 g. Untuk areal gambut perlu
diaplikasikan Cu dan Zn masing – masing 25 g
2. Sebaiknya bibit ditanam ketika musim hujan dan
piringan dibuka selebar 1 meter.

Tanaman Kacangan
1. LCC bertujuan untuk : menjaga kelembapan tanah,
mengurangi erosi permukaan, menambah bahan
organik, cadangan unsur hara, menekan pertumbuhan
gulma dan serangan Oryctes
2. Jenis jenis Kacangan :
Pueraria javanica (Pj)
Calopogonium mucunoides (Cm)
Mucuna bracteata (Mb)
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Pemeliharaan Piringan
Piringan Manual:
1.TBM I : 12 rotasi ( jari-jari piringan 1 m)
2.TBM II & III : 8 rotasi ( jari-jari piringan 1,25 m dan 1,5 m)
3.Penyemprotan piringan cara kimia dapat dilakukan pada
TBM-3 dengan rotasi 6 x setahun menggunakan herbisida
glyphosate dosis 300 cc/Ha/rotasi

Pengendalian Gulma di gawangan


1.Pengendalian alang-alang dilakukan dengan wiping
menggunakan Glyphosate
2.Pengendalian gulma lunak di gawangan dibabat dengan
rotasi 3 bulan.
3.Pengendalian anakan kayu dilakukan dengan mendongkel
hingga ke akarnya dengan rotasi 6 bulan.
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Penyisipan Tanaman
1. Penyisipan individu dilakukan pada masa TBM I dan II
2. Hasil sensus pohon pada masa TBM dapat menunjukkan
jumlah pohon yang akan disisip
3. Benih untuk kebutuhan sisipan disediakan minimal 5%
dari populasi /ha

Pemupukan
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Pengendalian Penyakit
1. Penyakit tajuk (Crown Disease) disebabkan oleh faktor
genetis dengan gejala yang ditandai munculnya pelepah
tidak membuka sempurna dan bengkok
2. Penyakit Busuk Buah Marasmius disebabkan oleh jamur
menginfeksi tandan sehingga busuk. Faktor yang
menyebabkan: kebersihan tanaman, piringan sempit,
kastrasi yang tidak tepat dan curah hujan yang tinggi.

Pengendalian Hama Kumbang Tanduk


1. Menggunakan perangkap dilengkapi dengan feromon
2. Penaburan insektisida Karbosulfan 5 gram/pohon tiap 10
hari sangat efektif
3. Penyemprotan dengan bahan aktif Sipermetrin
4. Memusnahkan tempat berkembang biak (batang kelapa
atau kayu yang sudah lapuk
5. Menggunakan jaring perangkap
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Kastrasi
1. Mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif
2. Mendapatkan TBS lebih besar dan seragam pada panen
perdana minimal 9 ton/ha/thn
3. Menghambat perkembangan hama Tikus, ulat penggerek
buah dan jamur Marasmius palmivorus
4. Dilakukan pada umur 18-24 bulan
5. Menggunakan dodos kecil ukuran 4 – 6 cm
6. Kastrasi terakhir supaya tidak membuang bunga jantan
sebagai media pengembangan serangga penyerbuk
TPH
1. TPH dibuat pada waktu tanaman menjelang panen.
2. TPH dibuat pada pangkal dan ujung jalan pikul dengan
aturan setiap 2 jalan pikul dibuat 1 TPH
3. Ukuran TPH yakni 3 m x 2 m
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Pasar Pikul
1. Jalan panen (pasar pikul dibuat secara bertahap
2. TBM 1 dibuat setiap 8 baris tanaman (1:8)
3. TBM 2 dibuat setiap 4 baris tanaman (1:4)
4. TBM 3 dibuat setiap 2 baris tanaman (1:2)
5. Lebar jalan panen kurang lebih 1 m yang dibuat secara
manual 1 x sebulan atau kimia 1x 3 bulan

Panen
1. Areal yang dianggap sudah masuk masa TM jika sudah
ada 60% dengan rerata berat tandan minimal 3 kg kira-
kira pada umur 30 – 36 bulan.
2. Tandan buah segar dipanen tanpa menurunkan pelepah
3. Tanaman < 8 tahun : 48-56 pelepah yang dipertahankan
4. Tanaman > 8 tahun : 40-48 pelepah yang dipertahankan
Pekerjaan Tahap P1-P3 (Perawatan)
Manajemen Kerja
1. Kelompok Tani/Koperasi melakukan
penyusunan manajemen kerja di lapangan
sesuai dengan tugas dan fungsi serta
kapasitas dengan dibantu oleh pihak
pendamping dari Dinas dan APKASINDO
2. Tenaga kerja merupakan peserta PSR di
daerah tersebut
3. Norma Bongkar/Muat bibit yakni 100
pokok/HK
4. Norma Menunas setiap tenaga kerja yakni
1,5 – 3 HK/Ha/Rotasi
5. Norma Kastrasi setiap tenaga kerja yakni 1
– 1,5 HK/Ha/Rotasi
6. Kebutuhan tenaga kerja panen berkisar
antara 0,08 -0,09 HK/Ha
Penutup

1. Pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan Peremajaan Sawit Rakyat harus tetap mengikuti
kaidah GAP (Good Agricultural Practices) dan sesuai dengan kriteria dan prinsip ISPO.
2. APKASINDO bertugas untuk mendampingi pelaksanaan Peremajaan Sawit Rakyat demi
tercapainya tujuan utama PSR yakni berupa peningkatan produktivitas kelapa sawit.

Pendampingan PSR Pendampingan PSR Pendampingan PSR


Provinsi Papua Barat Kabupaten Rohil - Riau Kabupaten Siak - Riau

Anda mungkin juga menyukai