Anda di halaman 1dari 10

ASPEK PAJAK DALAM

PROGRAM PEREMAJAAN
SAWIT RAKYAT
OLEH :
ERDY RIAHMAN DAMANIK
PENDAHULUAN

PUNGUT DAN POTONG


A. PUNGUT
 Istilah ini digunakan untuk Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ).
 Pungut, atau pemungutan PPN muncul saat penyerahan barang atau jasa yang
merupakan objek PPN.
 Pihak yang memungut PPN adalah pihak yang menyerahkan barang dan jasa
yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak ( PKP ),
jika belum menjadi PKP tidak diperkenankan memungut PPN.
PENJUAL
 Pihak yang dipungut PPN adalah pihak yang menerima barang atau jasa.
PEMBELI
PENDAHULUAN

PUNGUT DAN POTONG


A. PUNGUT
 Saat memungut PPN, PENJUAL wajib menyerahkan faktur PPN yang diterbitkannya
kepada PEMBELI.
 Saat terhutang PPN : Saat peristiwa yang terjadi lebih dahulu diantara ketiga hal ini
yaitu, terbit invoice, penyerahan barang atau jasa, pembayaran.
 Jumlah yang dibayarkan oleh PEMBELI adalah : Harga yang disepakati + PPN 10% dari
harga yang disepakati .
CONTOH, Barang A dijual seharga Rp. 10,000,000, jumlah yang bayarkan oleh PEMBELI
adalah Rp. 10,000,000 + Rp. 1,000,000 = Rp. 11,000,000, yang Rp.10,000,000
merupakan hak PENJUAL, dan Rp. 1,000,000 hak negara yang dipungut oleh PENJUAL
dari PEMBELI, dan disetor ke kas negara oleh PENJUAL
PENDAHULUAN

PUNGUT DAN POTONG


B. POTONG
 Istilah ini digunakan untuk Pajak Penghasilan ( PPh ) PPh 23
 Potong , atau pemotongan PPh muncul saat pembayaran jasa yang
merupakan objek pemotongan PPh.
 Pihak yang memotong PPh adalah pihak yang membayar jasa yang
digunakan, namun telah mempunyai NPWP PENGGUNA JASA
 Pihak yang dipotong PPh adalah pihak yang memberikan jasa.
PEMBERI JASA
PENDAHULUAN

PUNGUT DAN POTONG


B. POTONG
 Saat pemotongan PPh, PENGGUNA JASA wajib menyerahkan BUKTI POTONG yang
diterbitkannya kepada PEMBERI JASA. Bukti Potong dapat dikreditkan .
 Saat terhutang PPh : Saat pembayaran oleh pengguna Jasa
 Jumlah yang dibayarkan oleh PENGGUNA JASA adalah : Harga yang disepakati - PPh 2%
dari harga yang disepakati yang di potong oleh PENGGUNA JASA dan disetor ke negara
CONTOH :
Jasa A untuk suatu pekerjaan disepakati senilai Rp. 10,000,000, jumlah yang
bayarkan oleh PENGGUNA JASA adalah Rp. 10,000,000 - Rp. 200,000 = Rp. 9,800,000, PPhRp.
200,000 merupakan hak negara yang dipungut oleh PENGGUNA JASA dari PEMBERI JASA, dan
oleh PEMBERI JASA dapat dikreditkan untuk mengurangi pembayaran pajak tahunan nya.
ASPEK PERPAJAKAN
DALAM PROGRAM PSR

A. PSR DIKERJAKAN OLEH PETANI SAWIT


B. PSR MENGGUNAKAN JASA “ PEMBERI JASA “
C. PSR DIKERJAKAN OLEH PETANI SAWIT DAN PEMBERI JASA
ASPEK PERPAJAKAN
DALAM PROGRAM PSR

A. PSR DIKERJAKAN OLEH PETANI SAWIT


Seluruh tahapan pekerjaan PSR dikerjakan oleh Petani Sawit, maka pajak yang timbul
adalah PPN atas penyerahan bahan – bahan yang diperlukan dalam pekerjaan PSR, dalam
hal ini Petani Sawit merupakan PEMBELI, yang merupakan pihak yang akan membayar
PPN yang dipungut oleh PENJUAL, jika Petani Sawit merupakan PKP, maka faktur PPN
yang diterimanya, dapat di kreditkan.
ASPEK PERPAJAKAN
DALAM PROGRAM PSR

B. PSR DIKERJAKAN OLEH PEMBERI JASA


Seluruh tahapan pekerjaan PSR dikerjakan oleh PEMBERI JASA, maka pajak yang timbul
adalah :
1. PPN atas Pekerjaan PEMBERI JASA.
PPN dipungut oleh PEMBERI JASA dari Petani Sawit sebagai PENGGUNA JASA,
dan disetor ke negara oleh PEMBERI JASA.
2. PPh 23 atas pembayaran pekerjaan PEMBERI JASA.
PPh ini dipungut oleh petani sawit sebagai PENGGUNA JASA, dan disetor ke
negara oleh PENGGUNA JASA.
ASPEK PERPAJAKAN
DALAM PROGRAM PSR

B. PSR DIKERJAKAN OLEH PETANI SAWIT & PEMBERI JASA


Tahapan pekerjaan PSR dikerjakan sebagian oleh Petani Sawit dan sebahagian lagi oleh
PEMBERI JASA, maka pajak yang timbul adalah :
1. Pekerjaan Petani Sawit.
PPN atas pembelian bahan-bahan untuk pekerjaan PSR.
2. Pekerjaan PEMBERI JASA.
PPN atas pekerjaan pekerjaan PEMBERI JASA.
PPh 23 atas pembayaran pekerjaan PEMBERI JASA.
Sekian
Tangerang 05 Juni 2020, “ still PSBB “

Anda mungkin juga menyukai