Anda di halaman 1dari 21

SISTEM TUMPANGSARI PADA

PEREMAJAAN
KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT

SRI AMBAR KUSUMAWATI


DINAS PERKEBUNAN PROVINSI RIAU
LATAR BELAKANG
PERMASALAHAN PEREMAJAAN
PERMASALAHAN PEREMAJAAN KEBUN
KEBUN KELAPA KELAPA
SAWIT RAKYAT
TEKNIK EKONOMI SAWIT RAKYATSOSIAL
LINGKUNGAN KELEMBAGAAN

• Tumbang • Biaya tinggi • Emisi CO2 • Kehilangan • Petani tidak


serempak • Keterbatasan • Tuntutan pekerjaan bankable
• Underplanting modal petani ISPO • Menurunnya • Hubungan
• Peremajaan
bertahap
• Hilangnya • Serangan daya beli kemitraan
pendapatan hama dengan inti
• Tumbang
serempak petani + 3 th penyakit • Belum
dengan berkelompok
tumpangsari

Hambatan Tumpangsari di perusahaan: Hambatan Tumpangsari di petani:


1. Takut tanaman pokok terganggu 1. Petani belum menguasai teknik budidaya
pertumbuhannya sistem tumpangsari
Sumber : BPS diolah Ditjen.
2. Takut
Perkebunan, ada serangan hama penyakit ke
Angka Sementara 2. Belum mengetahui jenis tanaman sela
2017 tanaman pokok yang cocok
3. Merepotkan dalam hal perawatan 3. Belum tahu prospek pemasaran hasilnya
Wujudkan Kejayaan Perkebunan
TUJUAN KEGIATAN TUMPANGSARI
1.Mengetahui 3.Mengetahui
pertumbuhan pendapatan
tanaman dan
pokok kelayakan
usaha tani
tumpangsari
2.Mengetahui
4.Mengetahui
pertumbuhan dampak
dan lingkungan
produktivitas tumpangsari
tanaman sela
PELAKSANAAN KEGIATAN
Lokasi Jenis bibit
Desa Bukit Jaya Kec. Ukui Kab. Pelalawan Topaz, jarak
Provinsi Riau, pada Kelompok Tani KUD Bina tanam 9,01
Usaha Baru, plasma dari PT. Inti Indo Sawit m x 8,06 m,
Subur (Group Asian Agri), seluas tiga kapling Jumlah
(3 Petani) @ 2 ha = 6 ha, umur tanaman kelapa pokok 136
sawit 28 tahun (tahun tanam 1987/1988) tan/ha
Umur bibit
ditanam 12
bulan,
ditanam
tumpang-
sari satu
bulan stlh
tanam. 4
Kondisi sebelum penanaman tumpangsari
WAKTU & PELAKSANAAN KEGIATAN

JUNI-0KT 2017 MARET –AGUSTUS 2018


Penanaman Musim Penanaman MT 3
Tanam (MT 1)

Tanaman jagung
Tanaman
sawit tua 28 th
OKTOBER 2016 NOV 2017-FEB 2018
Focus Group
Discussion (FGD) Penanaman MT 2
di lokasi penelitian

FGD
MENGAPA JAGUNG DAN KEDELAI ?
1. Mendukung program pemerintah Swasembada
PADI, JAGUNG, KEDELAI (PAJALE).
2. Dalam PAJALE ada bantuan bibit jagung dan
kedelai untuk petani, sehingga petani peserta
program PSR dapat memanfaatkan bantuan bibit
dimaksud (tanpa membeli lagi).
3. Jagung dan kedelai produknya awet, jika panen
serentak, barang tidak mudah busuk, bisa awet
berbulan-bulan.
4. Mudah dipasarkan (jagung di Pelalawan dijemput
ke rumah oleh pedagang pengumpul pakan ternak,
kedelai dapat dijual ke pedagang pengrajin tempe
dan tahu lokal, yg selama ini beli kedelai impor).
5. Harga jual kompetitif. 6
PERSIAPAN LAHAN
1. Pengolahan lahan MT1 menggunakan alat berat,
MT2 dg hand tractor, MT3 dg cangkul, tujuan
membersihkan dan menggemburkan tanah.
2. Jika akan tumpangsari harus direncanakan dari
awal, dan jangan ditabur kacangan
3. Aplikasi kapur disebar dan dicampur dg cangkul pd
baris tanaman dg dosis 1.000 kg/ha pd 1 bulan
sebelum tanam, dan pupuk kandang 1.000 kg/ha
pada 3 hari sebelum tanam. Pada MT 2 dan MT3
pukan 500 kg/ha + pupuk tandan kosong.
Tanaman sela JAGUNG
Varietas : BISI II
Jarak tanam : 100 cm x 20 cm
Cara tanam : dengan tugal φ = 2-3 cm,
1 biji, 1 lubang tanam
Perlakuan benih dgn ridomil (fungisida)
Pupuk Dasar (0 HST) Susulan (30 HST)
Urea 150 kg/ha 150 kg/ha
SP 36 200 kg/ha -
KCl 150 kg/ha -
Furadan 10 kg/ha (hama semut & orong2)
Pemeliharaan Waktu
Penyulaman 7 HST
Pembersihan gulma 25 HST
Herbisida 1 ltr/ha
Pembumbunan 30 HST
Pengendalian HPT 30 HST
Pemanenan : 105 HST
Penanaman Tanaman sela JAGUNG

Lubang tanam dan pupuk Membuat lubang tanam dg tugal Mengukur tinggi tanaman
Panen JAGUNG
Panen JAGUNG

Panen jagung dg Manajemen PT. Asian Agri


Tanaman sela KEDELAI
Varietas : ARGOMULYO
Jarak tanam : 50 cm x 10 cm
Cara tanam : dengan tugal φ = 2-3 cm,
2 biji 1 lubang tanam
Perlakuan benih : rhizobium yg dicampurkan
ke benih 5 gr/kg benih pada pagi hari
Pupuk Dosis (0 HST)
Urea 100 kg/ha
SP 36 100 kg/ha
KCl 100 kg/ha
Furadan 10 kg/ha
Pemeliharaan Waktu
Penyulaman 7 HST
Pembersihan gulma 20 HST
Mencabut rumput/gulma
Pengendalian HPT (kepik 30 HST
hijau dg curacron)
Pemanenan : 85 HST
PANEN KEDELAI
HASIL TUMPANGSARI
Tanaman Sela MT 1 MT 2 MT 3 Rata-rata
Prosentase areal tertanam (piringan 2 m) 53 % 30 % 23 % (6 larik +,6,4)
Nilai pH (derajad keasaman tanah) 4,1 4,7
JAGUNG
Tinggi tanaman (cm) 130,34 148,58 204,92
Jumlah daun 8,5 8,45 11,8
Produktivitas (ton/ha) 5,01 7,51 6,57 6,36
Produktivitas Provinsi Riau (ton/ha) 2,49
KEDELAI
Tinggi tanaman (cm) 39,59 54,02 40,52
Jumlah Cabang (cabang) 5,67 3,70 3,34
Jumlah polong (polong) 22,83 23,10 19,22
Produktivitas (ton/ha) 1,60 1,28 2,19 1,69
Produktivitas Provinsi Riau (ton/ha) 1,20
PERTUMBUHAN TANAMAN POKOK KELAPA SAWIT PADA TANAMAN SELA
Yang Diukur Jenis tanaman sela
Jagung Kacangan Kedelai Vegetasi
Alami
Tinggi Tanaman 327.84a 328.32a 325.26a 330.08a
(cm)
Panjang 247.23a 245.62a 246.66a 249.14a
Pelepah (cm)
Jumlah Pelepah 32.03a 31.89a 31.71a 31.92a

Model tumpangsari dengan tanaman sela jagung


ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI
Jagung Kedelai
Uraian
MT 1 MT 2 MT 3 MT 1 MT 2 MT 3
Total Cost (C) (Juta Rp)**) 11. 55 10.04 10.04 9.95 8.44 8.44
Produktivitas (ton ha-1) 5.01 7.51 6.57 1.60 1.28 2.19
Total Revenue (R) (Juta Rp) 21.79 32.67 28.58 11.20 8.96 15.33
Pendapatan per ha (Juta Rp) 10.24 22.63 18.54 1.25 0.52 6.89
R/C rata-rata (> 1 layak) 2.66 1.33
Presentase areal penanaman 53 30 27 53 30 27
Pendapatan riil per kapling 2 ha 10.86 13.56 10.01 1.32 0.31 3.72
(juta Rp)
Rata-rata pendapatan per musim 11.48 1.78
tanam per kapling 2 ha (juta Rp)
Rata2 pendapatan per bulan 3.28 0.64
per kapling (2 ha) (juta Rp)*
Keterangan * : siklus panen jagung 3.5 bulan, kedelai 3 bulan, ** Net bahan +/-7 jt, upah kerja 3,7 jt
SIMPULAN
1. Pertumbuhan jagung dan kedelai membaik dari
musim tanam 1 sampai 3 karena terjadi perbaikan
lingkungan tumbuh dan tidak menekan pertumbuhan
tanaman pokok kelapa sawit. Produktivitas rata-rata
jagung 6,36 ton ha-1, dan kedelai 1,69 ton ha-1.
2. Tambahan pendapatan petani per bulan per kapling
(2 ha) sebesar Rp. 3.280.623,- (jagung) dan Rp.
636.518,- (kedelai), dengan nilai R/C sebesar 2,66
(jagung) dan 1,33 (kedelai).
SARAN
1. Penerapan model tumpangsari dapat dipertimbangkan
sebagai kebijakan pada peremajaan kebun kelapa sawit
rakyat TBM 1 sampai TBM 3.
2. Penerapan model tumpangsari agar memperhatikan kondisi
lapangan, yaitu dengan memperhitungkan biaya
pengolahan lahan pada usaha tani tanaman sela.
3. Perlu dilakukan penelitian model tumpangsari selain jagung
dan kedelai agar petani mempunyai pilihan untuk memilih
jenis tanaman sela yang diminatinya, misalnya padi gogo,
semangka, labu kuning, mentimun, papaya, cabe, sayur-
sayuran dan lain-lain, diikuti dengan penanganan pasca
panen dan pemasarannya.
UCAPAN TERIMAKASIH
1. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) penyandang dana penelitian
2. Bapak Ir. Achmad Manggabarani, MM Direktur Forum Pembangunan Perkebunan
Strategis Berkelanjutan (FP2SB) sebagai instansi pengusul penelitian.
3. Prof. Dr. Ir. Sudirman Yahya MSc. Guru Besar Agronomi IPB, Dosen Pembimbing Utama
4. Dr. Ir. Herdradjat Natawidjaya, MSc Dosen Penguji Luar (Direktur di BPDPKS).
UCAPAN TERIMAKASIH
4. PT. Asian Agri Group yang mengijinkan sebagai lokasi penelitian.
5. Kontributor utama Dr. Ir. Ida Nur Istina, MSi dan pendamping kontributor Nurhayati, SP,
MSi dan Hery Widyanto,SP, Anwar Anas enumerator, teknisi dan laboran Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau dan seluruh tenaga harian lepas.
15 BULAN DILEWATI…SAYONARA

Anda mungkin juga menyukai