Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

SPESIFIKASI
TEKNIS

Pasal 1

Penjelasan Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Perencanaan Proyek Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Kab. Halmahera Selatan, Terdiri dari Paket Pekerjaan :

PERENCANAAN TEKNIS REHABILITASI TAMAN BUDAYA

1.2. Pekerjaan harus sesuai dengan :

a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum CIPTA KARYA).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah diketahui
oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V.i 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan

Semua bahan/material maupun peralatan yang dipasang secara permanen harus baru dan sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat
amandemen.
Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh
organisasi resmi sebagai berikut

PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia


PBI : Peraturan Beton Indonesia
SII : Standar Industri Indonesia
HGPS : Hydraulic Gate and Penstock Association Japan
JRA : Japan Road Association
SSPC : Steel Structures Painting Council
ASBR : (Water and Power Resources Service, United States Departement
of the Interior (Formerly United States Bureau of Reclamation).
AWS : American Welding Society
ASTM : American Society for Testing and Materials
AISA : American Iron and Steel Institute
ACI : American Conrete Institute
JCEA : Japan Civil Engineer Association
AASHTO : American Association of State Highways and Transportaion Officials
JIS : Japanese Industrian Standard

g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

1.3. Pekerjaan Persiapan

a. Dalam waktu 15 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan Rencana
Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja
global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program
Pelaksanaan :
 Mobilisasi/Demobilisasi

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Survey dan Testing Lapangan


 Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
 Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan

b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangunan Lapangan Direksikeet atau bangsal kerja. Stok Material, Listrik dan Air Kerja Bangunan
untuk keperluan Tim Pelaksana Pembangunan (R.Kerja dll) ditempatkan pada lokasi yang telah
disetujui bersama dengan pihak Konsultan Pengawas Lapangan. Tempat penimbunan material
sementara tidak mengganggu proses bongkar muat dari kendaraan pengangkut material. Untuk
keperluan listrik dan air menggunakan fasilitas sumber yang telah ada.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
 Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya oleh
kontraktor.
 Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat administrasi,
kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah
tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan
Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format yang telah
disetujui oleh Direksi.
1. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail
penting dari unsur teknik.
2. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :
 Kondisi musim/cuaca
 Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
 Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
 Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap hari.
 Kejadian yang menghambat pekerjaan.
 Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres) pekerjaan.
 Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Laporan Mingguan
 Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan membuat program
rencana kerja minggu berikutnya.
 Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor dengan Direksi
lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Bulanan

 Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan dengan
menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan
keuangan.
 Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
 Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut
 Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap kegiatan utama.
 Persentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
 Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan untuk mengejar
ketinggalan dan kehilangan waktu.
 Rencana kerja bulan berikutnya.
 Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru didatangkan maupun yang
dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan
tidak digunakan.
 Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar volume (Bill of
Quantity).
 Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas hujan setiap
hari.
 Daftar kecelakaan :
 Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.
 Kerusakan pekerjaan

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Kerusakan hunian, material dan peralatan.


 Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan jumlah dan tagihan
yang dikirim tetapi belum dibayar.
 Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
 Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.

5. Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan


 Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pekerjaan, foto
harus menunjukkan keadaan sebelum dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan dan
setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan foto harus dalam satu titik dan arah yang sama.
 Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus diserahkan kepada Direksi dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) hari.
 Ukuran foto 3R
 Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
 Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
 Nomor foto dan tanggal pengambilan
 Nama kontraktor
 Nama proyek
 Negatif film harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi label dan mudah disimpan.

1.4. Gambar-Gambar Pelaksanaan


Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama ukuran-ukurannya maupun dimensi dari
segi yang tertera di dalam gambar rencana tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus
dikonfirmasikan kepada Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi dalam
bentuk tertulis.
Format Gambar sebagai berikut :
A. Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan oleh kontraktor menggunakan
bahasa Indonesia, bila ada gambar yang berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
B. Satuan
Semua satuan menggunakan sistem metrik.
C. Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A3 (297 mm x 420 mm) dan ukuran A4 (210
mm x 297 mm) kecualia ada perintah lain atau persetujuan dari Direksi.
D. Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor, ditunjukkan terlebih
dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi.
E. Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar teknik. Urutan penomoran akan
ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan
sendiri bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.
F. Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-lembaran indeks gambar harus diserahkan
kepada direksi.
G. Gambar di lapangan
 Semua lembaran gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi oleh direksi segera
dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
 Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu selalu dapat
dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
 Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan oleh Pemilik yang
disiapkan oleh Konsultan.

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

 Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis konstruksinya dan
seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifikasi atau petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
 Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan gambar tersebut mengacu pada
gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
 Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan (bar bending
schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari
prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
 Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print) untuk
dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar
kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan
ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
 Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi, hasil
galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan
gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan.
Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
 Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan pengajuan
Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
 Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap seksi pekerjaan,
kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan
dipergunakan di daerah areal proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat
penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan
oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
 Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)

 Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus mengikuti seksama dan


mencocokkan dengan gambar kerja. Ketidakcocokan dengan gambar kerja yang telah disetujui,
supaya dicantumkan perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang dikerjakan sesuai
dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar
terlaksana.
 Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan akan diadakan pemeriksaan oleh
Direksi Teknik.
 Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidaksesuaian maka dalam jangka 14 (empat
belas) hari, kontraktor harus telah memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana
benar-benar sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
 Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di samping untuk
keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahkan kepada Direksi/Engineer.
 Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas baik dari memudahkan
dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar terlaksana yang telah selesai dan telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh
kontraktor.
 Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah terima pekerjaan 100%,
kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana lengkap yang terdiri dari :
 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 3)
e. Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain yang masih diperlukan dalam
pelaksanaan seperti gambar metode pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal
pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Engineer.

1.5. Terjadi perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan

Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus diikuti. Jika ada
perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan
jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontraktor harus mendiskusikan atau minta
penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka
yang menentukan adalah tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan
dalam salah satu bagian dari dokumen proyek.

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

1.6. Survey dan Pengukuran Kembali

a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan
survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus
mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi
teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis, menjelaskan secara terperinci urutan-urutan
dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan
sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti dapat
diperiksa di dalam gambar.

 Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman koordinat dan elevasi harus


diadakan pengecekan dan verifikasi tentang akurasinya.
 Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan kontraktor sendiri
dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik/BM sementara harus mendapat persetujuan
direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan patok-patok dalam waktu tidak
kurang dari 48 jam, mendahului pelaksanaannya. Pematokan dilakukan oleh kontraktor di bawah
supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan perubahan-perubahan di lapangan
dan dalam hal ini akan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di lapangan sehubungan dengan
pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh direksi untuk pengecekan.

1.7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan
dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto
keadaan.

1.8. Bahan Bangunan


Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal seperti yang ditetapkan dalam
peraturan umum mengenai bangunan di Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung mineral dan alkalide. Selanjutnya
harus memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement (PC)
 Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas mineral sampai dengan S.400
(semen tonasa atau semen bosowa), berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan dalam NI-8.
 Semen yang telah mengeras/membantu atau berbongkah tidak boleh dipergunakan lagi.
c. Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat baik dan bersih, tidak
mengandung lumpur serta tidak terlalu halus dan telah disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus
memenuhi syarat-syarat sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu kali yang tidak pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak
licin, ukuran besar rata-rata 20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu bata kualitas baik
dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah :

 Kayu kelas I
 Kayu kelas II
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

1.9. Sumber Material

Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat dan mengajukan
daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor
mengambil contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya,
biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.

1.10. Pemeriksaan testing dan persetujuan

Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut dieksploitir. Segala biaya
yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Material- material yang contohnya
masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawa ke job
site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan,
direksi berhak untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.

1.11. Penyimpanan Material


a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami perubahan komposisi (segregasi) dan
sedapat mungkin ditumpuk di tempat yang ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan
termasuk ganti rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan, menjadi
tanggungan kontraktor.
b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu lalu lintas dan tidak
mengurangi mutu material dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu oleh pengawas lapangan dengan memberikan contoh bahan.

d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas tanggungan/biaya pemborong
sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu ditolak bahan material tersebut.

1.12. Persyaratan Material

Semua material harus bersih dari kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki. yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Cipta
Karya dan diupayakan bahan yang berada di sekitar lokasi.

1.13. Biaya-Biaya

Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya yang
sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata
pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam harga satuan
material tersebut.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

Pasal 2

Penjelasan Khusus

2.1 Lingkup Pekerjaan

PERENCANAAN TEKNIS REHABILITASI TAMAN BUDAYA

2.2 Pekerjaan Pendahuluan

Cakupan pekerjaan ini adalah :

a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan sesuai gambar kerja dan petunjuk pihak direksi atau
dalam hal ini konsultan pengawas.
b. Pembuatan bangsal kerja lengkap dengan kotak P3K dan menyediakan ruangan direksi.
c. Pembuatan papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan di atas kayu 5/7 cm
setinggi 240 cm, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
 Nama Proyek
 Pemilik Proyek
 Lokasi Proyek
 Jumlah biaya ( kontrak )
 Nama konsultan Perencana
 Nama Pelaksana
 Proyek dimulai Tanggal, bulan, tahun.

2.3 Pekerjaan Balok Gelagar Kayu

a. Balok gelagar kayu menggunakan balok kayu dengan ukuran 8/12 yang telah diserut dengan penampang
ukuran 5 cm dipasang dibawah dan penampang kayu 10 cm dengan posisi berdiri. Panjang balok
disesuaikan dengan gambar bestek dan gambar detail.
b. Pemasangan balok gelagar kayu ditempelkan diatas pondasi umpak menggunakan waterpass dengan
posisi dibawah sebagai tumpuan kolom kayu 10/10 ditempelkan dengan cara sambungan pada balok gelagar
c. Pemasangan balok gelagar dengan posisi memanjang dan melintang disesuaikan dengan gambar bestek dan
gambar detail.

2.4 Pekerjaan Dinding

a. Pekerjaan Kolom Kayu ukuran 8/12 dan 5/10 menggunakan kayu Klas I yang telah diserut halus ukuran
disesuaikan dengan gambar bestek dan gambar detail.
b. Pemasangan kolom kayu di kunci dengan pemasangan ringbalk kayu 6/12 sesuai dengan gambar bestek
dan gambar detail.
c. Semua hubungan kayu dilaksanakan dengan syarat-syarat pekerjaan yang baik (PUBB). Hubungan-
hubungan kayu baik yang tampak maupun yang tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi.
d. Pekerjaan rangka dinding kayu menggunakan kayu 5/10 yang telah diserut halus,Pada pemasangan kusen
kayu pintu, jendela dan jalusi rangka dinding menyesuaikan dengan kusen kayu.
e. Pada rangka dinding bagian luar dipasang papan kayu Klas 1 yang telah diserut (bagian luar). Dengan
dipaku pada rangka kayu
f. Pada rangka dinding bagian dalam dipasang triplek 3 mm (bagian dalam).Dengan dipaku pada rangka
kayu
g. Lubang angin disesuaikan dengan gambar bestek dan gambar detail.
h. Untuk setiap pemasangan kusen kayu pintu dan jendela rangka dinding menyesuaikan dengan pemasangan
kusen sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.
i. Untuk Kamar mandi menggunakan dinding bata tela setinggi 1 meter dengan penguat kolom kayu dan
sisanya hingga ke plafond menggunakan dinding papan dengan rangka kayu.

2.5 Pekerjaan Kayu

1. Kayu Klas I digunakan untuk struktur rumah kayu, diantaranya kolom kayu, ring balk, rangka kuda-kuda,
balok lantai, balok gelagar, papan kayu untuk lantai
2. Kayu klas II digunakan untuk rangka daun pintu, rangka daun jendela kaca dan lis kaca termasuk juga
reng.
3. Semua jenis kayu yang dipergunakan harus kering benar serta tidak mengandung cacat yang merugikan.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

4. Selanjutnya kayu-kayu yang didatangkan di tempat pekerjaan harus ditimbun/disimpan dengan


cara yang tepat (diskunding) dalam los-los yang terlindung.
5. Cara mengerjakan:
a. Semua hubungan kayu dilaksanakan dengan syarat-syarat pekerjaan yang baik (PUBB).
Hubungan-hubungan kayu baik yang tampak maupun yang tidak tampak harus dikerjakan dengan
rapi.
b. Sebelum dipasang bagian-bagian yang dihubungkan harus dimeni terlebih dahulu.
c. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga dapat cat atau diplitur.
d. Kosen pintu dan jendela dipasang dengan tiga angker 8 mm tiap tiangnya pada tembok atau kolom
penguiat kusen-kusen dipasang pada kolom- kolom utam beton yang dicor lebih dahulu dipasng
dengan sekrup fisher 2 “ jarak 40 cm”.
6. Ukuran kayu yang tertera pada gambar ialah ukuran jadi setelah digergaji dan diserut, apabila ada ukuran
yang tidak tertera pada gambar atau sukar diperoleh dipasaran, pemborong diwajibkan membicarakan
dengan direksi atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

2.6 Pekerjaan Lantai

1. Lantai untuk tipologi Rumah Panggung menggunakan bahan kayu klas disesuaikan dengan keterangan
yang ada di gambar kerja.
2. Lantai Kamar mandi menggunakan beton rabat K-125 tebal 5 cm
3. Semua jenis bahan lantai harus diberikan contoh dan disetujui direksi atau Pemimipin Proyek.

2.7 Pekerjaan Besi Atau Logam Lainnya


Angker, baut hanggel, dsb, harus disesuaikan dan dipasang perkuatan-perkuatan dari besi pada tempet-tempat
menurut sifat konstruksinya atau menurut pendapat direksi dianggap perlu termasuk penggantung plafon.

2.8 Pekerjaan Penggantung Pengunci

1. Tiap daun pintu dipasang dua engsel berkualitas baik


2. Untuk pintu dipasang kunci tanam 2 slag berkualitas baik
3. Untuk pintu double (dua daun) dipasang spagnoled 2 pasang.
4. Pemasang penyetelan alat-alat harus tepat dan dapat berfungsi dengan/tidak macet dan pintu dapat tertutup
dengan rapat.

2. 9 Pekerjaan Plafond

Pekerjaan plafon meliputi :

1. Dipergunakan plafond triplek ukuran 60 x 120 cm tebal 3 mm berkualitas baik.


2. List plafon dengan kayu kelas II tebal 1 cm lebar 5 cm dengan dinding dicat minyak warna ditentukan
kemudian.
3. Langit-langit tepat waterpas dan siar-siar membentuk garis lurus, dan tegak satusama lain.
4. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lubang orang untuk tiap sayap bangunan

2.10 Pekerjaan Pengecatan

Pekerjaan pengecatan meliputi :

1. Cat plafon dengan menggunakan cat Berkualitas Baik.


2. Untuk cat kayu dipergunakan cat Berkualitas Baik, meliputi pekerjaan pengecatan dinding papan,
listplank, pagar kayu, kosen pintu, jendela, dan BV.
3. Lisplang, tutup keong, dan daun pintu, daun jendela, list plafon, teknik pengecatan harus mengikuti
ketentuan dari pabrik.
4. Cat tembok dan plafon Berkualitas Baik
5. Cat kayu dan besi Cat Mowilex.
6. Meni kayu dan meni besi Berkualitas Baik.
7. Cat plafon dilaksanakan untuk semua permukaan langit triplek. Dan beberapa tempat dalam ruangan akan
diberikan warna lain sebagai aksen akan ditentukan kemudian.
8. Cat kayu dan besi pada umumnya digunakan cat mengkilat yaitu bagian-bagian:
a. Dinding papan kayu
b. Listplank
c. Kosen-kosen pintu dan jendela.
d. Pipa saluran / avour talang.
e. Daun pintu fanel kayu.
f. Harus dikerjakan dua kali meni dua kali cat penutup.
g. Warna cat untuk kosen dan jendela akan ditetapkan kemudian untuk itu pemborong sebelum
memulai pekerjaan pengecatan supaya melapor / memberitahu direksi

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA

2.11 Pekerjaan Kaca

i. Kaca polos ketebalan 5 mm untuk tipologi rumah Panggung.


ii. Kaca dipasang didalam sponing dengan dempul dan list kaca.
iii. Beban kaca dipakai kualitas baik tidak cacat seperti rengat, retak, putus pinggirannya,berlubang,
berbintik-bitik, dsb.

2.12 Pekerjaan Atap

1. Penutup atap menggunakan Seng gelombang 3" x 6" bjls 20


2. Bubungan ditutup Seng plat 3" x 6" bjls 20
3. Sudut Kemiringan atap 30°

2.13 Pekerjaan Instalasi Listrik

1. Pada gambar terlampir dijelaskan letak titik lampu dalam dan luar gedung stok kontak. Skalar distribusi
bagian kelompok titik penerangan. Sumber Daya Listrik Sumber Daya Listrik rencanakan memperoleh
distribusi dari PLN.
2. Pada pemasangan titik lampu menggunakan kabel NYM 2 x 2,5 mm dan rencana menggunakan lampu setara
Philip SL 5, 10 dan 24 Watt.
3. Harus memiliki ijin PLN setempat untuk pemasangan instalasi listrik serta surat-surat
4. lain yang menurut peraturan Pemerintah harus ada.
5. Diskripsi pekerjaanJenis pekerjaan secara garis besar dibagi dalam beberapa bagian:
a. Pemasangan dan pemasangan armature lampu sesuai dengan yang telah ditentukan serta pengawatan
sampai ke titik cahaya lampu scalar stop kontak, termasuk perlengkapannya dalam dan luar gedung.
b. Pemasangan dan penyerahan panel-panel listrik termasuk perlengkapannya.
Pemasangan dan penyerahan instalasi vaider dari panel utama kepada panel distributor di dalam dan di luar
gedung. Pembuatan rencana kerja jadwal kerja gambar pelaksana, gambar revisi serta pengetesan terhadap
seluruh instalasi dan mendapat surat keterangan pemeriksaan PLN.
2.14 Pekerjaan Pembersihan dan Finishing

Setelah Pekerjaan dinyatakan telah selesai maka sisa – sisa material harus dibersihkan dari lokasi Proyek.
a. Pekerjaan Pembersihan

 Semua sisa bahan – bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
 Setelah pekerjaan dianggap selesai maka semua bangunan yang masih kotor harus dibersihkan /
dicuci.
 Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pekerjaan Selesai.
 Pekerjaan dianggap selesai Jika :
 Pembersihan bangunan halaman telah selesai dikerjakan.
 Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

2.15 Pekerjaan Pintu Pagar


1. Cor beton tumbuk untuk lantai rel pagar.
2. Rangka besi hollow Uk. 4/4 cm.
3. Rangka besi hollow Uk. 2/4 cm.
4. Plat Besi.
5. Pengecatan rangka besi hollow dan plat besi dengan cat meni besi.
6. Pengunci dan penggantung pintu pagar

2.15 Penutup

a. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, ini yang akan diatur dan
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontraktor)
b. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.
b. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan (kontraktor)

Anda mungkin juga menyukai