SPESIFIKASI
TEKNIS
Pasal 1
Penjelasan Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Perencanaan Proyek Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pendidikan Kab. Halmahera Selatan, Terdiri dari Paket Pekerjaan :
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini (Spesifikasi Umum CIPTA KARYA).
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh konsultan perencana dan telah diketahui
oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik lisan maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum di Indonesia (A.V.i 1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
Semua bahan/material maupun peralatan yang dipasang secara permanen harus baru dan sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan, jika menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat
amandemen.
Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi penggunaan bahan/material maupun peralatan yang
dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh
organisasi resmi sebagai berikut
a. Dalam waktu 15 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor harus mengirimkan Rencana
Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja
global yang telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan Program
Pelaksanaan :
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Mobilisasi/Demobilisasi
Survey dan Testing Lapangan
Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan
b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangunan Lapangan Direksikeet atau bangsal kerja. Stok Material, Listrik dan Air Kerja Bangunan
untuk keperluan Tim Pelaksana Pembangunan (R.Kerja dll) ditempatkan pada lokasi yang telah
disetujui bersama dengan pihak Konsultan Pengawas Lapangan. Tempat penimbunan material
sementara tidak mengganggu proses bongkar muat dari kendaraan pengangkut material. Untuk
keperluan listrik dan air menggunakan fasilitas sumber yang telah ada.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan namun penggandaannya oleh
kontraktor.
Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada syarat-syarat administrasi,
kontraktor harus menyiapkan maksimum 5 (lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah
tersebut sudah termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan dan
Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di lapangan
i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan menggunakan format yang telah
disetujui oleh Direksi.
1. Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail-detail
penting dari unsur teknik.
2. Laporan harian, berisi hal-hal berikut :
Kondisi musim/cuaca
Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan volume setiap hari.
Kejadian yang menghambat pekerjaan.
Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan kemajuan (progres) pekerjaan.
Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3. Laporan Mingguan
Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah disetujui dan membuat program
rencana kerja minggu berikutnya.
Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti dari kontraktor dengan Direksi
lapangan untuk membahas kelancaran pekerjaan.
4. Laporan Bulanan
Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah membuat laporan dengan
menggunakan format yang telah disetujui. Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan
keuangan.
Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan tersebut
Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan untuk setiap kegiatan utama.
Persentase hasil kerja terhadap seluruh pekerjaan yang tercantum dalam kontrak.
Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan pemecahan untuk mengejar
ketinggalan dan kehilangan waktu.
Rencana kerja bulan berikutnya.
Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-mesin yang baru didatangkan maupun yang
dikeluarkan dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin dan peralatan
tidak digunakan.
Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum dalam daftar volume (Bill of
Quantity).
Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode serta intensitas hujan setiap
hari.
Daftar kecelakaan :
Masuk rumah sakit atau meninggal bila ada.
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Kerusakan pekerjaan
Kerusakan hunian, material dan peralatan.
Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal penerimaan dan jumlah dan tagihan
yang dikirim tetapi belum dibayar.
Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan periode berikutnya.
Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang digunakan (bar bending
schedule, list of material, dll), juga mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari
prosedur kerja maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak biru (blue print) untuk
dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar
kerja, maka harus dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan
ini merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan kondisi pondasi, hasil
galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang dikehendaki lain dan perlu perubahan
gambar kerja, maka perubahan tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan.
Semua biaya gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar acuan pengajuan
Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari tiap seksi pekerjaan,
kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar fasilitas/bangunan sementara yang akan
dipergunakan di daerah areal proyek seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat
penyimpanan peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang diusulkan
oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat teknik yang harus diikuti. Jika ada
perbedaan pada gambar dan atau ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan
jika terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontraktor harus mendiskusikan atau minta
penjelasan pada direksi teknik, dan dalam terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka
yang menentukan adalah tingkat “kekuatan” dari dokumen yang dimaksud sebagaimana telah ditetapkan
dalam salah satu bagian dari dokumen proyek.
a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor diwajibkan untuk melaksanakan
survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
mengajukan atau menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi
teknik. Laporan itu berupa rencana kerja secara tertulis, menjelaskan secara terperinci urutan-urutan
dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan
sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di lapangan seperti dapat
diperiksa di dalam gambar.
1.7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan schedule pada rencana dan kontraktor mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan
dimulai seperti tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama proyek dan foto
keadaan.
Kayu kelas I
Kayu kelas II
f. Kerikil
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil cipping yang tidak mengandung lumpur.
g. Besi Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang memenuhi syarat dan mengajukan
daftar kepada direksi mengenai sumber (asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor
mengambil contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum memberikan persetujuannya,
biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan kontraktor.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan tersebut dieksploitir. Segala biaya
yang menyangkut pemeriksaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Material- material yang contohnya
masih dalam tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk dibawa ke job
site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan,
direksi berhak untuk menolaknya dan kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.
d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas tanggungan/biaya pemborong
sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam sejak waktu ditolak bahan material tersebut.
Semua material harus bersih dari kotoran-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lain yang tidak
dikehendaki. yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis Departemen PU Cipta
Karya dan diupayakan bahan yang berada di sekitar lokasi.
1.13. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya retribusi dan sebagainya yang
sehubungan dengan pengambilan/ penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata
pembiayaan khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam harga satuan
material tersebut.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Pasal 2
Penjelasan Khusus
a. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan sesuai gambar kerja dan petunjuk pihak direksi atau
dalam hal ini konsultan pengawas.
b. Pembuatan bangsal kerja lengkap dengan kotak P3K dan menyediakan ruangan direksi.
c. Pembuatan papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan di atas kayu 5/7 cm
setinggi 240 cm, diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
Nama Proyek
Pemilik Proyek
Lokasi Proyek
Jumlah biaya ( kontrak )
Nama konsultan Perencana
Nama Pelaksana
Proyek dimulai Tanggal, bulan, tahun.
1. Galian tanah
a. Galian tanah untuk pondasi dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok – patok yang disetujui
oleh direksi / Pengawas Teknis.
b. Galian pondasi harus sepenuhnya sesuai ukuran dalam gambar.
c. Hal penting dalam tahap pekerjaan ini adalah pengendalian aliran air permukaaan tanah bertujuan untuk
menjaga agar lokasi tempat kerja terbebas dari genangan air, baik air tanah maupun air hujan.
a. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang telah siap harus segera dilanjutkan
dengan pasangan pasir urug bawah pondasi. Kecuali bila mendapatkan batu cadas, maka cukup diratakan
pada muka batu padat atau sesuai dengan petunjuk teknis.
b. Bahan urugan bawah pondasi dan lantai menggunakan pasir timbunan yang bersih dari lumpur.
3. Urugan tanah
a. Bahan urugan tanah setinggi pondasi menggunakan tanah timbunan yang berkualitas baik dan bebas dari
bahan organic dan Lumpur.
b. Pemadatan urugan tanah dilaksanakan lapis demi lapis.
4. Urugan sirtu
a. Untuk urugan sirtu setebal 10 cm menggunakan Sirtu pilihan yang terbebas dari bahan organik dan bahan
lain yang dapat merusak kwalitas bangunan.
b. Setelah pengurugan harus diadakan penyiraman air agar padat.
a. Timbunan kembali dilaksanakan apabila pondasi batu kali dalam kondisi kering.
b. Timbunan harus menutup celah-celah pondasi sampai rata dengan permukaan tanah asli.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
a. Semen Portland.
Sement Portland yang digunakan adalah produksi dalam negeri dengan mutu yang baik ( tidak
mengeras ) dan telah ditetapkan pada PBI 1971 ( NI-8 ) seperti Semen tonasa atau Semen Bosowa.
b. Pasir dan kerikil.
Pasir pasangan dan kerikil yang digunakan asal lokal kategori tambang kelas C dan sesuai dengan
PBI 1971 ( NI–2 )
c. Batu kali
Batu kali digunakan asal lokal dan bersih dari lumpur / tanah.
d. Batu Bata
Batu bata yang digunakan asal lokal dengan ukuran 5 x 11 x 22 cm, tidak mudah pecah dan
berkualitas baik.
e. Besi
Besi yang digunakan U24 polos dengan ukuran Ø 12 mm dan Ø 8 mm (SNI).
f. Kayu
Kayu yang digunakan dalam lingkup pekerjaan batu dan beton adalah kayu kelas III.
g. Gypsum
Gypsum yang digunakan dalam lingkup pekerjaan ini adalah Gypsum 9 mm.
h. Keramik
Keramik yang digunakan ukuran 40 x 40 cm & 20 x 25 merk Masteria, Mulia atau yang setara
dengan bentuk harus presisi (Besar sudut yang sama).
i. Bahan Pendukung lainnya
Bahan pendukung lainnya adalah bendrat ( kawat pengikat tulangan), Paku, dan minyak bekisting
yang semuanya harus dengan mutu yang baik. Dan apabila ada tambahan bahan lain yang tidak
mengurangi mutu pekerjaan tersebut harus melalui persetujuan Direksi terlebih dahulu.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai tinggi 30 cm diatas lantai .
Pasangan dinding dan dasar saluran keliling bangunan.
Semen Portland.
Semen Portland yang digunakan adalah semen yang masih berkualitas baik,
butirannya halus tidak membatu.
Pasir dan Kerikil
Pasir pasangan dan kerikil digunakan asal local kategori tambang kelas C dan harus
bersih dari bahan organic. Tanah , lumpur dan tidak mengandung garam.
Besi Beton.
Besi beton yang digunakan adalah jenis baja mutu U24 polos dan memenuhi ketentuan
PBI 1971
Ukuran besi beton yang dipakai adalah :
Ring Balk
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Besar tulangan / Besi beton didasarkan pada ukuran melalui alat pengukur besi (SNI)
bukan berdasar atas informasi pabrik/Toko.
Kayu Maal ( Becasting Beton )
Dinding maal menggunakan Tripleks 3 mm dan Balok untuk maal beton digunakan jenis
kayu kelas III yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas.
Bekisting harus dibuat dan direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk sampai pembongkaran bekisting tersebut dan juga harus cukup rapat untuk
menghindarkan keluarnya adukan campuran beton selama berlangsungnya pengecoran.
Kayu bekisting harus bersih dan disiram air terlebih dahulu sebelum pengecoran.
Tiang penyangga harus diberi jarak antara yang dapat mencegah difleksi bahan- bahan
becasting.
d. Adukan Beton
Adukan tidak boleh terlalu kental atau encer bila dimasukan dalam ember dibalikan dan
dicatu maka tinggi beton minimal 0.75 kali tinggi ember.
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yaitu :
o Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
o Tidak terjadi waktu pengikatan yang mencolok antar beton yang sudah
dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi
table 4.4 SNI T-15. 1919.03.
o Beton yang mengeras atau sudah berumur 1,5 jam tidak boleh dimasukkan
dalam pengecoran.
e. Pengecoran
Pengecoran beton dilaksanakan setelah terkait siap dan lokasi yang dicor harus bersih dan
bebas dari kotoran/Genangan air. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri
dan berjalan – jalan diatas penulangan Untuk dapat sampai ke tempat – tempat yang sulit
dicapai harus digunakan papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Papan tersebut
harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan ( dibalok harizontal ). Maka tempat
penghentiannya adalah ditengah bentang sesuai PBI tahun 1971. Untuk melanjutkan
bagian pekerjaan yang putus tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan
dan dibuat kasar kemudian diberi aditive yang tidak boleh dicurahkan dari ketiggian yang
lebih tinggi dari 1,5 cm.
Selimut Beton digunakan minimal 2 cm dan diberi tahu-tahu beton dengan ukuran 5x5 cm
dan tebal sesuai dengan selimut beton sebagai penyangga tulangan agar tidak rapat dengan
bekisting terutama pada daerah sisi bawah.
Apabila pengecoran lebih dari 2 m agar menggunakan talang cor dan selama pengecoran
tidak boleh terjadi pergeseran / perubahan bekisting dan tulangan.
Besi Tulangan diatur jaraknya harus lebih besar dari butiran kerikil sehingga tidak keropos.
Selama Pengecoran tidak boleh terjadi perubahan posisi tahu beton dan harus selalu
diperiksa sehingga jarak besi ke bekisting tidak berubah.
Selama Pengecoran adukan boleh ditusuk – tusuk dengan tongkat besi sehingga adukan
menyebar dan rata.
f. Perawatan beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 ( empat
belas ) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkam cara sebagai berikut :
Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton
Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya.
g. Pekerjaan pembesian
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc : 3 Ps, sedangkan plesteran bata
lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.
c. Kepala plester (patok) harus dipasang di dinding setiap jarak 1,5 m
d. Ketebalan plesteran pada semua bidang harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara
1,00 cm. untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya didakan pemeriksaan secara silang
dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horisontal dan vertikal.
e. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaiki secara
keseluruhan. Bidang bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur. (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya .
f. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan plesteran
dan selalu disiram setiap hari selama 3 hari agar tidak retak – retak.
g. Bila mana ketinggian pasangan lebih dari 1,5 m, maka harus menggunakan bangku atau perancah
sebagai alat bantu.
h. Pekerjaan acian dilakukan minimum sehari sesudah diplester.
i. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang.
j. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bentangan menurun dan tidak tegak bergigi
untuk menghindari retak dikemudikan hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar dari kolom
praktis yang ukuran disesuaikan dengan tebal dinding.
d. Cat Plafond
Cat plafond menggunakan merk Aries, Avitex, atau merk lain yang setara.
Pengecatan Plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA
Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh konsultan pengawas maka
digunakan warna yang disepakati oleh pelaksana.
Setelah Pekerjaan dinyatakan telah selesai maka sisa – sisa material harus dibersihkan dari lokasi Proyek.
a. Pekerjaan Pembersihan
Semua sisa bahan – bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
Setelah pekerjaan dianggap selesai maka semua bangunan yang masih kotor harus dibersihkan /
dicuci.
Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pekerjaan Selesai.
Pekerjaan dianggap selesai Jika :
Pembersihan bangunan halaman telah selesai dikerjakan.
Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.9 Penutup
a. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, ini yang akan diatur dan
Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontraktor)
b. Semua batasan (devinisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula untuk kontrak.
b. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat Perjanjian Pekerjaan (kontraktor)
12