Anda di halaman 1dari 16

BAB III

SPESIFIKAS
TEKNIS

Pasal 1
Penjelasan Umum

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Drainase


Lokasi pekerjaan :
a. Lanjutan Pembangunan Drainase Kel. Baliase Kec. Masamba P : 643 M
2. Pekerjaan harus sesuai dengan
:
a. Uraian dan syarat-syarat umum pekerjaan ini.
b. Semua gambar-gambar perencanaan yang telah dibuat oleh
konsultan perencana dan telah diketahui oleh Pengelola Teknik Proyek.
c. Petunjuk-petunjuk dari Pemimpin Proyek dan unsur-unsur teknik lainnya baik
lisan maupun tertulis.
d. Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum
di
Indonesia (A.V.
1941).
e. Syarat-syarat perburuhan
f. Standar bahan/material dan peralatan
1) Semua bahan/material maupun peralatan yag dipasang secara permanen
harus baru dan sesuai dengan spesifkasi yang ditetapkan, jika
menggunakan di luar yang ditentukan dalam spesifikasi harus dibuat
amandemen.
2) Jika tidak disebutkan dalam spesifkasi penggunaan bahan/material
maupun peralatan yang dipergunakan dalam pelaksanaan konstruksi maka
dapat dipergunakan daftar standar yang dikeluarkan oleh organisasi resmi
sebagai berikut :

a) PKKI : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia


b) PBI Peraturan Beton Indonesia
:
c) SII Standar Industri Indonesia
:
d) Hydraulic Gate and Penstock Association
HGPS : Japan
e) JRA : Japan Road Association
f) SSPC : Steel Structures Painting Council
g) ASBR : (Water and Power Resources Service, United
States
Departement of the Interior (Formerly United States
Bureau
of Reclamation).
h) AWS : American Welding Society
i) ASTM : American Society for Testing and Materials
j) AISA : American Iron and Steel Institute
k) ACI : American Conrete Institute
l) JCEA : Japan Civil Engineer Association
m) AASHTO : American Association of State Highways and
Transportaion
Officials
n) JIS : Japanese Industrian Standard
g. Risalah Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
3. Pekerjaan
Persiapan
a. Dalam waktu 7 hari setelah menerima surat perintah, kontraktor
harus mengirimkan Rencana Pelaksanaan Kerja, Metode Pelaksanaan dan
Laporan Kegiatan secara rinci yang sesuai rencana kerja global yang
telah diajukan dalam pelelangan. Rincian tersebut harus mencantumkan
Program Pelaksanaan :
- Mobilisasi/Demobilisasi
- Survey dan Testing Lapangan
- Daftar Bahan dan Peralatan Khusus
- Kemungkinan Kelambatan Pekerjaan

b. Rencana pelaksanaan kerja disusun dalam bentuk bagan (Bar Chart dan/atau
S-Curve).
c. Mobilisasi/demobilisasi tenaga kerja dan peralatan serta pengadaan bahan
material.
d. Pelaksana lapangan yang cakap/terampil sesuai bidang disiplin ilmunya.
e. Bangsal kerja, kantor lapangan sementara dan direksi keet, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1) Ukuran bangunan 4 x 8 m, tinggi langit-langit 2,50 m.
2) Tiang dari kayu kelas II (Kalapi ) ukuran 10/10 cm.
3) Rangka dan atap dan dinding kayu dari kayu kelas II ( Kalapi ) ukuran
5/10 dan 5/7 cm.
4) Dinding terbuat dari papan yang dilengkapi pintu tripleks dan jendela
yang cukup untuk penerangan jendela udara.
5) Atap seng gelombang BJLS 0,20 / BWG 34.
6) Ruang Direksi Dilengkapi kursi meja biro, meja tamu, papan
tempel ukuran 122 x 244 cm, White board ukuran 122 x 122
cm, gambar pelaksanaan dan bester serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan, perlengkapan P3K/obat-obatan.
7) Contoh material yang akan digunakan/diuji.
f. Papan Nama Proyek
g. Dokumen kontrak
1) Konsep dokumen kontrak disiapkan oleh Pemilik Pekerjaan
namun
penggandaannya oleh kontraktor.
2) Jumlah dokumen kontrak sebanyak yang telah ditetapkan pada
syarat- syarat administrasi, kontraktor harus menyiapkan maksimum 5
(lima) set untuk pelaksanaan di lapangan. Jumlah tersebut sudah
termasuk yang harus disiapkan oleh kontraktor untuk Direksi Pekerjaan
dan Engineer Konsultan yang ditunjuk.
h. Gambar-gambar kerja yang selalu siap di
lapangan i. Laporan
Kontraktor harus membuat laporan kegiatan pekerjaan dengan
menggunakan
format yang telah disetujui oleh Direksi.
1) Buku harian yang mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-
keputusan dan detail-detail penting dari unsur teknik.
2) Laporan harian, berisi hal-hal berikut :
- Kondisi musim/cuaca
- Jumlah staf dan pekerja yang bekerja
- Jumlah dan jenis material dan peralatan di lapangan
- Laporan kemajuan pekerjaan, termasuk lokasi serta perhitungan
volume setiap hari.
- Kejadian yang menghambat pekerjaan.
- Kejadian atau kondisi yang mengakibatkan keterlambatan
kemajuan
(progres) pekerjaan.
- Semua informasi yang berkaitan dengan pekerjaan.
3) Laporan Mingguan
- Setiap akhir minggu dibuat laporan dengan format yang telah
disetujui dan membuat program rencana kerja minggu berikutnya.
- Setiap satu minggu sekali diadakan rapat antara personil inti
dari kontraktor dengan Direksi lapangan untuk membahas kelancaran
pekerjaan.
4) Laporan Bulanan
- Setiap tanggal 25 bulan berjalan, Kontraktor harus sudah
membuat laporan dengan menggunakan format yang telah disetujui.
Laporan tersebut meliputi laporan fisik dan laporan keuangan.
- Laporan berisi (tidak mutlak dibatasi) hal-hal sebagai berikut :
a) Secara rinci uraian pekerjaan yang dilaksanakan pada periode bulan
tersebut.
b) Ringkasan komulatif kemajuan fisik dan progres keuangan
untuk
setiap kegiatan utama.
c) Prosentase hasil kera terhadap seluruh pekerjaan yang
tercantum dalam kontrak.
d) Penjelasan penyebab keterlambatan pelaksanaan dan usulan
pemecahan untuk mengejar ketinggalan dan kehilangan waktu.
e) Rencana kerja bulan berikutnya.
f) Daftar peralatan mesin-mesin konstruksi dan bahan/material yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan termasuk mesin-
mesin yang baru didatangkan maupun yang dikeluarkan
dari lokasi lapangan pekerjaan termasuk periode mesin-mesin
dan peralatan tidak digunakan.
g) Jumlah total volume dari jenis pekerjaan yang tercantum
dalam daftar volume (Bill of Quantity).
h) Kondisi cuaca secara umum, termasuk pencatatan periode
serta intensitas hujan setiap hari.
i) Daftar kecelakaan : - Masuk rumah sakit atau meninggal
bila ada.
- Kerusakan pekerjaan
- Kerusakan hunian, material dan peralatan.
j) Schedule progres kemajuan yang menunjukkan tanggal
penerimaan dan jumlah dan tagihan yang dikirim tetapi belum
dibayar.
k) Perkiraan jumlah pembayaran dari pemilik untuk bulan
periode berikutnya.
l) Foto-foto pelaksanaan pekerjaan pada bulan tersebut.
4) Foto-foto Pelaksanaan Pekerjaan
- Kontraktor harus membuat foto yang menggambarkan
kemajuan pelaksanaan pekerjaan, foto harus menunjukkan
keadaan sebelum dimulai pelaksanaan, sedang dalam pelaksanaan
dan setelah selesai pelaksanaan. Pengambilan fot harus dalam satu
titk dan arah yang sama.
- Tiga lembar cetak foto untuk setiap pemotretan harus
diserahkan kepada Direksi dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari.
- Ukuran foto 3R
- Setiap foto harus dilampirkan sebagai berikut :
Penjelasan ringkas, termasuk lokasi dan kode nomor
Nomor foto dan tanggal pengambilan
Nama kontraktor
Nama proyek
- Negatif flm harus diserahkan juga kepada Direksi dengan diberi
label dan mudah disimpan.
4. Gambar-Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan yang cermat terutama
ukuran- ukurannya maupun dimensi dari segi yang tertera di dalam gambar
rencana tersebut. Bila ada yang tidak sesuai atau kurang jelas harus
dikonfirmasikan kepada
Direksi. Semua yang meragukan harus dimintakan penegasan dari Direksi
dalam bentuk tertulis.
Format Gambar
1) Bahasa
Semua gambar dan data perhitungan pendukungnya yang harus disiapkan
oleh kontraktor menggunakan bahasa Indonesia, bila ada gambar yang
berbahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
2) Satuan
Semua satuan menggunaan sistem
metrik.
3) Ukuran
Semua gambar menggunakan ukuran standard, JIS, ukuran A1 (594
mm x
841 mm), kecuali ada perintah lain atau persetujuan dari
Direksi.
4) Judul
Konsep tentang judul maupun format semua gambar yang disiapkan oleh
kontraktor, ditunjukkan terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
Direksi.
5) Penomoran
Referensi penomoran gambar menggunakan sistem penomoran gambar
teknik. Urutan penomoran akan ditetapkan oleh Direksi. Bila kontraktor
bermaksud memberikan referensi penomoran untuk kepentingan sendiri
bisa menambahkan kolom pada kolom-kolom judul.
6) Indeks Gambar
Tiap-tiap gambar yang dihasilkan diberikan indeks. Lembaran-
lembaran indeks gambar harus diserahkan kepada direksi.
7) Gambar di lapangan
Semua lembara gambar yang paling akhir mendapatkan persetujuan revisi
oleh direksi segera dikirim ke kantor lapangan kontraktor.
Gambar-gambar tersebut harus selalu ada di lapangan dan sewaktu-waktu
selalu dapat dipergunakan untuk pemeriksaan oleh Direksi.
a. Gambar pelaksanaan (Construction Drawing)
Semua gambar untuk dilaksanakan (construction drawing) diberikan
oleh
Pemilik yang disiapkan oleh Konsultan.
Dalam gambar ini jelas menunjukkan tata letaknya, dimensinya, jenis
konstruksinya dan seterusnya seperti yang disebutkan dalam spesifkasi atau
petunjuk direksi.
b. Gambar Kerja (Working Drawing)
Kontraktor harus membuat gambar kerja (working drawing) dan
gambar tersebut mengacu pada gambar untuk dilaksanakan (construction
drawing) yang diberikan oleh pemilik pekerjaan.
Gambar kerja harus detail dan dicantumkan jumlah material yang
digunakan (bar bending schedule, list of material, dll), juga
mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan/inspeksi dari prosedur kerja
maupun metode pelaksanaan yang akan dikerjakan di lapangan oleh
Kontraktor.
Gambar kerja diajukan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap cetak
biru (blue print) untuk dilakukan pemeriksaan sampai mendapatkan
persetujuan. Bila ada perubahan dalam gambar kerja, maka harus dalam
bentuk tertulis yang ditandatangani oleh Direksi dan gambar perubahan ini
merupakan bagian daripada Gambar Kerja.
Dari gambar kerja yang telah disetujui, ternyata setelah memperhatikan
kondisi pondasi, hasil galian maupun hasil test laboratorium, konstruksi yang
dikehendaki lain dan perlu perubahan gambar kerja, maka perubahan
tersebut harus dalam bentuk tertulis dari Direksi pekerjaan. Semua biaya
gambar kerja berikut perubahan-perubahannya menjadi beban kontraktor.
Gambar kerja dalam beberapa item pekerjaan juga digunakan sebagai dasar
acuan pengajuan Tagihan Pembayaran (Monthly Payment) Kontraktor.
c. Gambar Fasilitas/Bangunan Sementara
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan dari
tiap seksi pekerjaan, kontraktor harus sudah mengirimkan gambar-gambar
fasilitas/bangunan sementara yang akan dipergunakan di daerah areal proyek
seperti gambar gudang, rencana kantor, tempat penyimpanan
peralatan mesin, asrama pekerja dan bangunan, bangunan lainnya yang
diusulkan oleh kontraktor. Gambar-gambar harus mendapatkan persetujuand
dari Direksi.
Bila ternyata dalam pelaksanaan ada perubahan, kontraktor juga harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi perihal perubahan tersebut baik dari
segi lokasi maupun konstruksinya.
d. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)
1) Selama pelaksanaan konstruksi pekerjaan, kontraktor harus
mengikuti seksama dan mencocokkan dengan gambar kerja.
Ketidakcocokan dengan gambar kerka yang telah disetujui, supaya
dicantumkan perubahan-perubahannya dan konstruksi pekerjaan yang
dikerjakan sesuai dengan keadaan yang dikerjakan/dengan keadaan
sebenarnya untuk selanjutnya dibuat gambar terlaksana.
2) Penyesuaian gambar dengan pelaksana pekerjaan di lapangan
akan diadakan pemeriksaan oleh Direksi Teknik.
Bila dari hasil pemeriksaan ternyata ditemukan ketidak sesuaian maka
dalam jangka 14 (empat belas) hari, kontraktor harus telah
memperbaiki gambar tersebut, sehingga gambar terlaksana benar-benar
sesuai dengan yang dilaksanakan di lapangan.
Setelah mendapatkan persetujuan maka Kontraktor menggandakan di
samping untuk keperluannya sendiri, sebanyak 3 (tiga) set diserahka
kepada Direksi/Engineer.
3) Gambar terlaksana harus dibuat di atas, kertas kalkir yang berkualitas
baik dari memudahkan dalam penggandaannya. Selanjutnya gambar
terlaksana yang telah selesai dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Engineer diserahkan kepada pemilik pekerjaan oleh kontraktor.
4) Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah penandatanganan serah
terima
pekerjaan 100%, kontraktor harus sudah menyerahkan gambar terlaksana
lengkap yang terdiri dari :
a) 1 (satu) set gambar lengkap dalam kertas kalkir berkualitas
baik. b) 3 (tiga) set gambar lengkap cetakan ukuran penuh (A 1)
c) 10 (sepuluh) set gambar lengkap, dengan uk. diperkecil menjadi
A3. e. Gambar-Gambar Lain
Selain gambar-gambar yang disebutkan di atas, gambar-gambar lain
yang masih diperlukan dalam pelaksanaan seperti gambar metode
pelaksanaan, skema diagram ataupun grafik jadwal pelaksanaan pekerjaan,
harus diserahkan juga untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi/Engineer.
5. Jika ada perbedaan gambar dan syarat-syarat teknik, maka syarat-syarat
teknik yang harus diikuti. Jika ada perbedaan pada gambar dan atau
ukuran-ukuran maka gambar skala yang lebih besar yang diikuti, dan jika
terdapat keragu-raguan dari isi dokumen proyek, maka kontrakor harus
mendiskusikan atau minta penjelasan pada direksi teknik, dan dalam
terjadi pertentangan isi antara dokumen-dokumen yang ada maka yang
menentukan adalah tingkat kekuatan dari dokumen yang dimaksud
sebagaimana telah ditetapkan dalam salah satu bagian dari dokumen proyek.
6. Survey dan Pengukuran Kembali
a. Paling lambat 15 hari setelah penandatanganan kontrak, kontraktor
diwajibkan untuk melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap
kondisi fisik dan struktur jalan lama. Kemudian harus mengajukan atau
menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey ini kepada direksi
teknik. Laporan itu berupa rencana kera secara tertulis, menjelaskan secara
terperinci urutan-urutan dan cara pelaksanaan pekerjaan, termasuk hal-hal
khusus bila perlu, misalnya cuaca/curah hujan dan sebagainya.
b. Titik referensi atau Bench Mark (BM), telah ditetapkan oleh Pemilik di
lapangan seperti dapat diperiksa di dalam gambar.
Pengecekan BM sebelum digunakan sebagai pedoman kordinat dan
elevasi
harus diadakan pengecekan dan verifkasi tentang
akurasinya.
Kontraktor harus membuat titik referensi/BM sementara untuk kepentingan
kontraktor sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap
titik/BM sementara harus mendapat persetujuan direksi lapangan.
c. Kontraktor harus menyampaikan secara Direksi, rencana pemasangan
patok- patok dalam waktu tidak kurang dari 48 jam, mendahului
pelaksanaannya. Pematolan dilakukan oleh kontraktor di bawah
supervisi direksi dan bila dianggap perlu direksi dapat melakukan
perubahan-perubahan di lapangan dan dalam hal ini akan disampaikan
secara tertulis kepada kontraktor.
d. Kontraktor harus mempersiapkan alat-alat ukur yang diperlukan di
lapangan sehubungan dengan pekerjaan ini, termasuk yang diperlukan oleh
direksi untuk pengecekan.
7. Peralatan
Kontraktor harus mengajukan daftar peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule pada rencana dan kontraktor
mempersiapkan peralatan lapangan sebelum pelaksanaan dimulai seperti
tanda pengaman lalu lintas, rol meter, mal ukuran kemiringan, papan nama
proyek dan foto keadaan.
8. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat minimal
seperti yang ditetapkan dalam peraturan umum mengenai bangunan di
Indonesia.
a. Air
Air untuk pengecoran beton harus air tawar yang tidak mengandung
mineral dan alkalide. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat yang
sebagaiman diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
b. Portland Cement
(PC)
Digunakan Portland Cement (PC) biasa yang mempunyai kualitas
mineral sampai dengan S.400 (semen tonasa atau semen bosowa),
berdasarkan kualifikasi yang diteatpkan dalam NI-8.
Semen yang telah mengeras/membantu atau berbungkah tidak
boleh dipergukan lagi.
c.
Pasir
Pasir pasangan dan pasir beton dipergunakan pasir yang memenuhi syarat
baik dan bersih, tidak mengandung lumpur serta tidak terlalu halus telah
disetujui oleh Pihak Direksi. Selanjutnya harus memenuhi syarat-syarat
sebagaimana yang diuraikan dalam PBI-1971 dan PUBB (NI-12) 1971.
d. Batu
Untuk pasangan pondasi dipakai batu gunung atau batu kali yang sudah
pecah jenis keras, bersih dan permukaan tidak licin, ukuran besar rata-rata
20 cm. Sedangkan untuk pasangan tembok dipakai batu-bata kualitas baik
dan telah mendapat persetujuan direksi.
e. Kayu
Kayu yang digunakan adalah kayu kelas III jenis Betao dan kayu klas II
lainnya f. Sirtu Pilihan
Sirtu Pilihan yang digunakan adalah Sirtu Pilihan yang itdak mengandung
lumpur dan ukuran butiran kerikil antara 1 cm s/d 4 cm.
g. Besi
Beton
Besi beton digunakan besi U24 sesuai syarat atau peraturan Bahan
Bangunan
Indonesia.
9. Sumber Material
Kontraktor harus mencari sendiri sumber-sumber bahan sub base yang
memenuhi syarat dan mengajukan daftar kepada direksi mengenai sumber
(asal) subbase yang akan digunakan. Direksi bersama kontraktor mengambil
contoh material tersebut untuk keperluan pemeriksaan sebelum
memberikan persetujuannya, biaya-biaya untuk itu menjadi tanggungan
kontraktor.
10. Pemeriksaan testing dan persetujuan
Kontraktor harus menyerahkan hasil pemeriksaan sebelum sumber bahan
tersebut dieksploitir. Segala biaya yang menyangkut pemeriksaan tersebut
menjadi tanggungan kontraktor. Material-material yang contohnya masih dalam
tahap pemeriksaan, atau sifat-sifatnya meragukan belum diperkenakan untuk
dibawah ke job site, dan bila material yang telah ada di job site ternyata tidak
memenuhi syarat yang ditetapkan, direksi berhak untuk menolaknya dan
kontraktor harus segera menyingkirkannya atas biaya sendiri.
11. Penyimpanan Material
a. Harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak mengalami
perubahan komposisi (segregasi) dan sedapat mungkin ditumpuk di tempat
yang ditunjuk/ disetujui direksi. Segala biaya yang dikeluarkan termasuk ganti
rugi bila penyimpanan tersebut berada di luar batas penguasaan jalan,
menjadi tanggungan kontraktor.
b. Penempatan material harus diatur sedemikian rupa agar tidak
mengganggu lalu lintas dan tidak mengurangi mutu material dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c. Jenis bahan material yang akan dimasukkan ke dalam lokasi harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu oleh pengawas lapangan
dengan memberikan contoh bahan.
d. Bahan material yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas
tanggungan/biaya pemborong sendiri selambat-lambatnya 2 x 24 jam
sejak waktu ditolak bahan material tersebut.
12. Persyaratan Material
Semua material harus bersih dan kotoran-kotoran, bahan-bahan organik
dan bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki. Material yang dipakai sebagai
bahan subbase digolongkan kepada 3 macam kelas yaitu A, B dan
C yang penggunaannya masing-masing dijelaskan dalam petunjuk teknis
Departemen PU Bina Marga dan diupayakan bahan yang berada di sekitar lokasi.
13. Biaya-Biaya
Kontraktor menanggung segala biaya ganti rugi/kompensasi biaya-biaya
retribusi dan sebagainya yang sehubungan dengan pengambilan/
penandatanganan material-material tersebut, namun tidak ada mata pembiayaan
khusus untuk hal ini sehingga kesemuanya telah harus diperhitungkan dalam
harga satuan material tersebut.
14. Persyaratan-persyaratan perkerasan kaku seperti CTSB dan Beton K-300
lihat
Spesifikasi
Khusus.
15. Lalu Lintas
Lalu lintas pengalihan (penyimpanan) perlu disediakan untuk kendaraan roda
dua sedangkan kendaraan roda empat tidak diperkenangkan lewat di atas
permukaan jalan beton yang baru dikerjakan sampai siapa untuk dilewati.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat lalu lintas.
Pasal 2
Penjelasan
Khusus

A. Lingkup Pekerjaan
Lanjutan Pembangunan Drainase Ruas Kel. Baliase Kec. Masamba Meliputi :
1. Pekerjaan Tanah dengan membuat :
a. Galian Tanah
b. Timbunan
2. Pekerjaan konstruksi Pasangan Batu Saluran :
a. Pasangan Batu kali Komposisi Campuran 1 Semen : 4
Pasir b. Plesteran Full (Topi, Dinding) 1 Semen : 3
Pasir
c. Lantai Saluran Rabat Beton K.125

B. Pekerjaan Saluran Pasangan Batu.


1. Penjelasan Umum
a. Pekerjaan ini mencakup pembuatan Selokan baru , sesuai dengan
Spesifikasi ini dan memenuhi persyaratan arah, ketinggian dan
perincian yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan perintah
direksi tehnik.
b. Pekerjaan ini juga meliputi relokasi atau perlindungan dari saluran /
sungai
yang ada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang akan terganggu baik
sementara maupun tetap, selama penyelesaian pekerjaan yang
memuaskan sesaui dengan kontrak.
2. Toleransi Dimensi Saluran.
a. Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1
cm dari yang dipersyaratkan atau disetujui pada titik, dan harus cukup
halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa
tergenang pada saat aliran yang kecil.
b. Kedudukan akhir aligmennya dan profil penampang melintang tidak
boleh berbeda dengan apa yang dipersyaratkan atau dari yang telah
disetujui pad setiap titik melebihi 5 cm.
3. Pelaporan .
a. Contoh material yang akan digunakan untuk pekerjaan pasangan batu
selokan harus diserahkan seperti yang ditentukan dalam kontrak.
b. Kontraktor harus memberitahukan direksi teknik setelah selesainya
pembuatan formasi seluruh selokan dan bahan tidak boleh dipasang
sampai direksi teknik menyetujui formasi tersebut.
4. Jadwal kerja.
a. Kontraktor harus menjamin pembuatan Drainase yang baik dengan
merencanakan pekerjaan selokan sedemikian rupa agar drainase
berfungsi sebelum pekerjaan pada timbunan ( Urugan ) dan struktur
perkerasan.
b. Selokan / Drainase harus pertama tama dipotong sedikit lebih kecil
dari
penampang melintang yang disetujui, dan pemotongan akhir termasuk
perbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama pekerjaan, harus
dilaksanakan kembali setelah selesainya seluruh pekerjaan yang
berdekatan atau bersebelahan.
5. Perbaikan Dari Pekerjaan yang tidak memuaskan.
a. Pekerjaan pengukuran proil permukaan yang ada atau yang dibangun
kalau dianggap perlu harus diulang untuk mendapatkan catatan yang
teliti dari keadaan fisik, sampai disetujui pihak Direksi Tehnik.
b. Pekerjaan pengukuran selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi
yang diberikan diatas atau jika yang tidak dapat diterima oleh
Direksi Tehnik, harus diperbaiki oleh kontraktor seperti yang
diperintahkan oleh Direksi Tehnik.
6. Pelaksanaan
a. Lokasi, panjang, arah dari dan kelandaian yang diperlukan dari
eluruh selokan yang akan dibentuk atau digali atau di beri pasangan,
dan lokasi dari seluruh lubang penampungan dan
pembuangan yang berhubungan harus ditentukan oleh
kontraktor benar benar sesuai dengan detail konstruksi yang
disediakan oleh direksi Teknik.
b. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan sebagaiman
diperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama, sesuai garis
dan kelandaian yang ditunjukkan pada gambar potongan memanjang
yang
disetujui dan sesuai profil yang ditunjukan pada gambar tipe
selokan atau sebagaiman diperintahkan oleh Direksi Teknik.
c. Setelah ada persetujuan Direksi Teknik tentang formasi Selokan yang
disiapkan, Pasangan batu harus dipasang seperti yang ditentukan
dalam kontrak.
d. Seluruh bahandari hasil galian harus dibuang dari selokan sekurang
kurangnya pada jarak 10 m hingga tidak ada bahan yang
berlebihan yang akan masuk kembali kedalam selokan yang
telah digali, di kemudain hari.
7. Pengaman Saluran Air yang ada.
a. Sungai atau kanal yang berbatasan degan pekerjaan dari kontrak
ini, tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Direksi Teknik.
Jika Galian atau Pengerukan pada dasar sungai tidak dapat
dihindari untuk pelaksanaan yang layak dari pekerjaan. Kontraktor
harus menimbun kembali seluruh galian sedemikian rupa hingga ke
permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan material yang disetujui
direksi Teknik, setelah pekerjaan selasai.

Pasal 3
Pekerjaan Pembersihan, Selesai dan
Tambahan

2. Pekerjaan Pembersihan
Pembersihan Selama Pelaksanaan
a. Pihak kontraktor harus melaksanakan pembersihan rutin lokasi daerah
dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran lainnya.
b. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran.
c. Menjaga kebersihan secara teratur, rambu-rambu lalu lintas dan sejenisnya.
d. Siapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan
bahan- bahan sisa, kotoran dan sampah sebelum dibuang.
2. Pembersihan Akhir
a. Semua sisa bahan, setelah pekerjaan selesai harus diangkut keluar lokasi.
b. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai maka semua bangunan baru yang
kotor harus dicuci dan diberishkan.
c. Semua macam pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3. Pekerjaan Selesai
Pekerjaan dianggap selesai jika :
a. Pembersihan daerah milik jalan (damija) telah selesai dikerjakan
b. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi pekerjaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Pekerjaan Tambahan
a. Selain rencana kerja dan syarat-syarat ini maka semua ketentuan
administrasi, pemeriksaan bahan, mutu serta ketentuan lain dari
pemeriksaan yang menyangkut pelaksanaan bahan mutu pekerjaan ini
termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuh dan ditaati.
b. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang
keliru/kelalaian
kontraktor adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
c. Biaya pemeliharaan dan sejenisnya sampai bangunan diserahkan
untuk kedua kalinya menjadi tanggungan rekanan.

Pasal 4
Penutup

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
akan diatur dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Kontrak).
2. Semua batasan (defnisi) dan ketentuan-ketentuan dalam RKS ini berlaku pula
untuk
kontrak.
3. RKS ini merupakan dokumen lelang yang tidak terpisahkan dengan Surat
Perjanjian
Pekerjaan (Kontrak).

Anda mungkin juga menyukai