Anda di halaman 1dari 50

Spesifikasi Teknis

Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

SPESIFIKASI TEKNIS
1. LINGKUP PEKERJAAN :
Lingkup pekerjaan ini merupakan tahapan dan urutan dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di. Kab. Pohuwato Tahun Anggaran 2021, yang terdiri dari beberapa
item pekerjaan yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta wajib dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa dengan mengikuti syarat dan ketentuan pada spesifikasi ini. Adapun item pekerjaan yang dimaksud
ialah:
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Pengeboran.
3. Pekerjaan Bak Penampung.
4. Pekerjaan Pagar BRC.
5. Pekerjaan Jaringan Transmsi.
6. Pekerjaan Boks Pembagi.
7. Pengadaan dan Pemasangan Pompa Tenaga Surya.

2. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan pembangunan jaringan irigasi air tanah ini berempat di 2 (dua) titik tersebar di
Kabupaten Pohuwato - Provinsi Gorontalo.

3. WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Waktu yang diberikan kepada pihak Penyedia Jasa dalam menyelesaiakan seluruh lingkup Pekerjaan ini
adalah 240 (dua ratus empat puluh) hari kalender atau 8 (delapan) bulan, untuk itu diharapkan kepada
Penyedia Jasa agar dapat mengoptimalisasi seluruh sumber daya berupa peralatan, personil, tenaga dan
bahan dalam menyelesaikan pekerjaan ini.

4. PERSONIL MANAJERIAL PEKERJAAN :


Dalam menjamin kualitas dan kuantitas pelaksanaan pekerjaan ini maka personil yang dibutuhkan harus
memenuhi semua kualifikasi yang ditetapkan oleh pengguna jasa dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Manajer Proyek, 1 (satu) orang minimal lulusan S1 yang berpengalaman 4 (empat) tahun, dilengkapi
dengan SKA Ahli Muda Teknik Sumber Daya Air (211).
2. Manajer Teknik, 1 (satu) orang minimal lulusan S1 yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, dilengkapi
dengan SKA Ahli Muda Teknik Bangunan Gedung (201).
3. Manajer Keuangan, 1 (satu) orang minimal lulusan SLTA / Sederajat yang berpengalaman 2 (dua)
tahun sebagai Bendahara Proyek / Manajer Keuangan Perusahaan.
4. Ahli K3 Konstruksi, 1 (satu) orang minimal lulusan D3 yang berpengalaman 3 (tiga) tahun, dilengkapi

1
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

dengan SKA Ahli Muda K3 Kontruksi (603).

5. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :


Dalam pelaksanaan pekerjaan Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di. Kab. Pohuwato,
Penyedia Jasa WAJIB mempunyai peralatan yang memenuhi syarat yang telah ditetapkan oleh
Pengguna Jasa serta melampirkan bukti kepemilikan / sewa peralatan, dengan persyaratan sebagai
berikut :

NO. JENIS PERALATAN KAPASITAS DAN TIPE (MINIMAL) JUMLAH


Skid Mounted Driilling Rig, Twin Hydraulic,
Drilling Rig (Mesin Bor) yang memiliki
1. Rotary Hexagonal Spindle, Max Hole 300 M, Bit Speed : 1 Unit
Sertifikat
Min 185 Rpm - Max 800 Rpm, Tinggi Menara 13 M.
2. Mud Pump (Pompa Lumpur) 100 liter/menit, Tekanan Kerja 120 Psi 1 Unit
3. Kompresor Udara 12 Bar, Max Fre Air Delivery 300 CFM, 1 Unit
6. Pompa Submersible Head 40 m s/d 100 m, kapasitas 15 liter/det 1 Unit
5. Generator Set 15 - 30 Kva - 3 Phase, 24 Kw 1 Unit
4. Mesin Las 220V/50Hz, 3 Kw, Dia. Kawat Las 2.60 mm – 5.00 mm 1 Unit
7. Concrete Mixer 350 Liter, Drum Speed 25 - 32 Rpm, Power 6.0 HP 1 Unit
8. Concrtete Vibrator 230V/50Hz, Frekuensi Getaran 12000-13000 VPM 1 Unit

6. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN :


Pelaksanaan pekerjaan persiapan harus dimulai paling lambat 2 (dua) minggu setelah diterbitkannya
Surat Perintah Mulai Kerja oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), adapun pekerjaan persiapan awal
yang harus dipenuhi oleh pihak Penyedia Jasa sebelum pekerjaan utama dilaksanakan, ialah sebagai
berikut:
A. ORIENTASI LAPANGAN
Penyedia Jasa bersama-sama pihak Direksi wajib melakukan orientasi lapangan yang bertujuan untuk
mengetahui secara pasti kondisi awal lokasi pekerjaan, serta mengumpulkan data primer dan
sekunder yang dibutuhkan, untuk penyusunan rencana kerja secara detail dan menyeluruh.
B. PENDUGAAN GEOLISTRIK
Dalam menentukan titik pengeboran air tanah, Penyedia Jasa WAJIB MELAKUKAN Pendugaan
Geolistrik sebelum pekerjaan pengeboran dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut:
a) Titik pendugaan geolistrik untuk satu lokasi ialah 2 (dua) titik.
b) Jarak titik pendugaan sepanjang 300 m, masing-masing 150 m kearah kiri dan kanan.
c) Pendugaan geolistrik harus dikolerasikan dengan peta hidrogeologi dan geologi regional gorontalo.
d) Hasil pendugaan yang telah dikolerasikan harus dibuatkan Laporan Pendugaan Geolistrik.
Laporan pendugaan geolistrik berisi tentang penafsiran sekaligus perkiraan litologi dan interpretasi
kondisi lapisan batuan dalam bentuk gambar 2 (dua) dimensi serta memberikan kesimpulan dan saran

2
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

apakah calon lokasi tersebut layak dilaksanakan pengeboran, apabila hasil dari pendugaan geolistrik
ada salah satu lokasi yang tidak layak atau tidak direkomendasikan dilaksanakannya pengeboran,
maka Penyedia Jasa bersama Direksi Pekerjaan atas persetujuan PPK dapat meninggalkan lokasi
tersebut dan segera mungkin mencari lokasi yang baru dan yang layak berdasarkan hasil pendugaan
geolistrik.
C. SOSIALISASI PEKERJAAN
Penyedia Jasa wajib melaksanakan rapat / sosialisasi serta melakukan diskusi tanya jawab di lokasi
pekerjaan bersama pihak PPK, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, pihak Aparat kemananan
TNI & Polri, Instansi terkait, serta masyarakat pemanfaat dan yang terkena dampak, sosialisasi
pekerjaan ini dilaksanakan setelah ada hasil rekomendasi kelayakan lokasi dari pendugaan geolistrik.
D. PENGUKURAN TOPOGRAFI
Berdasarkan hasil pendugaan geolistrik yang menyatakan lokasi rencana layak dijadikan lokasi
pengeboran sumur untuk irigasi maka Penyedia Jasa wajib melakukan pengukuran dilokasi rencana
pekerjaan bersama sama direksi didampingi pemerintah desa, adapun batasan titik pengukuran
berdasarkan hasil koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Ruang lingkup pengukuran yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Pengukuran situasi dan elevasi dari lokasi pekerjaan.
b) Potongan memanjang rencana jalur pipa dari bangunan utama sampai ke titik boks pembagi
terakhir.
c) Potongan melintang rencana jalur pipa dengan jarak pengukuran masing-masing 25 m ke arah kiri
dan kanan dari titik as pengukuran.
d) Dasar pengambilan koordinat dan elevasi harus mengikat dari BM terdekat, apabila tidak ada BM
terdekat maka Penyedia Jasa diperbolehkan menggunakan koordinat dan elevasi lokal
berdasarkan hasil pembacaan GPS dengan tingkat keakuratan dibawah dari 6 m.
e) Pengambaran hasil pengukuran topografi yang disajikan dalam kertas A3.
E. PENYEDIAAN DIREKSI KEET
Penyedia Jasa wajib mempunyai direksi keet yang bertujuan sebagai tempat mengkoordinasikan dan
mengawasi semua pelaksanaan kegiatan, barak kerja untuk tempat tinggal tukang, serta gudang
untuk menyimpan bahan dan material bangunan, besaran dan luasan direksi keet, barak kerja dan
gudang yang akan dipergunakan penyedia jasa selama pelaksanaan kegiatan berlangsung dapat
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, adapun fasilitas standar yang harus ada di dalam direksi keet
ialah:
a) Air Bersih, Penerangan Listrik, serta mempunyai Kamar Mandi dan Wc.
b) Kamar Tidur untuk Pelaksana Lapangan dan Direksi Pekerjaan.
c) Mempunyai Papan Informasi Kegiatan, Papan Tulis dan Papan untuk Dokumentasi Kegiatan.
3
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

d) Meja ½ Biro @2 Buah, Meja Rapat Ukuran 100 x 200 cm @1 Buah, dan Kursi @7 Buah.
e) Komputer / Laptop, Printer, Rak Arsip, Kertas dan Alat Tulis Menulis (sesuai kebutuhan).
F. JALAN MASUK KE LOKASI
Jika dilokasi pekerjaan belum terdapat jalan akses masuk untuk memobilisasi peralatan, bahan,
tenaga serta hal lain yang dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dilapangan nantinya, maka
penyedia jasa HARUS membuat jalan akses tersebut, jalan akses masuk yang dibuat minimal selebar
4 s/d 6 m serta dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda enam pada saat musim penghujan.
G. PAPAN PROYEK
Penyedia Jasa wajib membuat papan nama proyek yang mencantumkan data pekerjaan antara lain
nama pekerjaan, nomor, tanggal, dan nilai kontrak, waktu pelaksanaan dan penyedia jasa pekerjaan.
Papan Proyek tersebut berukuran 120 x 70 cm, frame / bingkai papan proyek dan spanduk BPJS
ketenagakerjaan terbuat dari tiang kayu atau kaso setinggi 250 cm kemudian ditempatkan pada
tempat yang mudah dilihat khalayak umum dan atau sesuai dengan petunjuk dari direksi pekerjaan.
H. PEMBERSIHAN LOKASI
Pekerjaan ini mencakup pembersihan rumput, puing-puing, di area kerja atau semua penghalang
yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuang sisa
sampah dan puing-puing hasil pembersihan dilokasi atau daerah yang tidak mengganggu jalannya
aktifitas pekerjaan, atau sesuai petunjuk direksi dan pemerintah desa setempat.
I. PEMELIHARAAN LOKASI
Untuk menghindari ketersinggungan sosial antara pihak penyedia jasa dan masyarakat disekitar lokasi
pekerjaan maka penyedia jasa wajib dan harus memelihara ataupun memperbaiki jalan akses,
tanaman tumbuhan, yang berada disekitar lokasi pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
J. PENGAMAN LOKASI
Keamanan peralatan, bahan dan semua perlengkapan kerja yang terdapat dilokasi pekerjaan,
termasuk pengamanan personil baik pekerja maupun pengunjung / penonton. Pengamanan lokasi
dapat dilakukan dengan membuat pagar pembatas dengan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi
medan dan memasang tanda tanda peringatan serta rambu rambu peringatan.
K. REQUEST PEKERJAAN
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi dengan membuat request pekerjaan dan harus
disetujui oleh tim direksi, minimal 24 jam sebelum seluruh item pekerjaan yang telah tertuang dalam
dokumen kontrak dikerjakan.

4
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

L. PENGHENTIAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan dapat dihentikan oleh Direksi ataupun Pengawas atas persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen jika Penyedia Jasa terbukti mengabaikan instruksi dalam hal penyediaan fasilitas,
peralatan, material dan bahan, pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Penyedia Jasa dapat
meneruskan pekerjaan bila semua fasilitas, peralatan, material dan bahan, sudah disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah ditentukan oleh pihak pengguna jasa.
M. DASAR PEMBAYARAN
Biaya yang dipergunakan untuk menjalankan keseluruhan item / kegiatan yang telah dijelaskan pada
Spesifikasi Umum Pekerjaan diatas mulai dari bagian 6 huruf A sampai dengan bagian 6 huruf J
dibebankan kepada pihak Penyedia Jasa serta menjadi tanggung jawab mutlak yang WAJIB
DIPENUHI dan DILAKSANAKAN oleh Penyedia Jasa untuk mendukung kelancaran pekerjaan ini.
7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Spesifikasi teknis ini berisi tentang detail persyaratan kerja dan deskripsi mengenai standar bahan /
material / barang serta metode kerja yang mutlak dipatuhi oleh pihak penyedia jasa. Untuk menjamin
kualitas dan kuantitas pekerjaan dilapangan maka penyedia jasa harus memperhatikan hal-hal sbb:
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan ini terbagi atas dua sub item pekerjaan dan harus dikerjakan minimal setelah
3 (tiga) minggu setelah SMPK ditandatangani, atau bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan yang
telah dijelaskan pada spesifikasi umum pekerjaan, penyedia jasa harus memanfaatkan waktu yang
ada dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga tidak menghambat pekerjaan selanjutnya yang utama.
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Penyedia Jasa diharuskan memobilisasi peralatan pengeboran maupun pekerjaan sipil lainnya,
dari workshop / gudang / kantor ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan truk kargo atau
sejenis yang dapat mengakomodasi peralatan kerja yang mencakup:
1. Driling Rig (mesin bor) 8. Kompresor Udara
2. Driling Pipe & Drilling Bit 9. Pompa Submersible
3. Mud Pump (Pompa Lumpur) 10. Thompson V-Notch / Rectangular
4. Welding Set (Alat Pengelasan) 11. Kabel Sounding
5. Takel & Portal Crane 5 Ton 12. Concrete Mixer Kapasitas 350 Liter
6. Generator Set 13. Concrete Vibrator
7. Tangki Air 1100 Liter 14. Peralatan Bantu Lainnya

5
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item kegiatan ini dibahagi menjadi 2 kali yaitu pada saat penyedia
jasa melakukan memobilisasi keseluruhan peralatan yang telah dijelaskan diatas dan dihitung
sebesar 50% dari total bobot item pekerjaan “Mobilisasi dan Demobilisasi”, dan begitu juga
sebaliknya di pelaksanaan kegiatan demobilisasi. Untuk satuan pengukuran untuk pembayaran
berdasarkan harga yang tertulis adalah; Ls (lumpsum).
1.2 Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mematuhi Permen PU 05/2014
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum, untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan
produktivitas kerja. Ruang lingkup pekerjaan Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan
Kerja Serta Keselamatan Konstruksi, paling kurang sbb:
HARGA TOTAL
NO URAIAN SAT VOLUME KET
SATUAN HARGA
1 2 3 4 5 6 7
1. Penyiapan RK3K Terdiri Atas : -
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja dan Formulir Set 2.00 -
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP); Org 20.00 -
2. Sosialisasi dan Promosi K3 Terdiri Atas: -
a. Induksi K3 (Safety Induction ); Khusus Untuk Pekerja Baru Org 20.00 -
c. Pelatihan K3;
- Bekerja di Ketinggian Org 20.00 -
- Analysis Keselamatan Pekerjaan Org 20.00 -
- Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3) Org 20.00 -
- P3K Org 20.00 -
d. Simulasi K3; Org 20.00 -
e. Spanduk (banner) ; Lbr 2.00 -
f. Poster; Lbr 2.00 -
g. Papan Informasi K3. Bh 2.00 -
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas: -
a. Pembatas Area (Restricted Area ). Ls 2.00 -
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas: -
a. Topi Pelindung (Safety Helmet) ; Bh 20.00 -
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); Psg 4.00 -
c. Tameng Muka (Face Shield); Bh 4.00 -
d. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker); Pack 2.00 -
e. Sarung Tangan (Safety Gloves); Psg 20.00 -
f. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk Staf Psg 5.00 -
g. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and toe cap) Psg 20.00 -
h. Rompi Keselamatan (Safety Vest); Bh 20.00 -
i. Baju PDL Untuk Pekerjaan Psg 10.00 -
5. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas: -
BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (Beerdasarkan Kepmenaker
a. Ls 1.00 -
Nomor : KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga harian Proyek)
b. Surat Ijin Kelaikan Alat; Alat/Kend 1.00 -
c. Surat Ijin Operator; Lb/Alat 1.00 -
6. Personil K3 Terdiri Atas: -
b. Petugas K3 Ob 1.00 -
7. Fasilitas Sarana Kesehatan : -
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll) Ls 2.00 -
8. Rambu- Rambu Terdiri Atas : -
a. Rambu Petunjuk; Bh 2.00 -
b. Rambu Larangan; Bh 2.00 -
c. Rambu Peringatan; Bh 2.00 -
d. Rambu Kewajiban; Bh 2.00 -
e. Rambu Informasi; Bh 2.00 -
g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick) ; Bh 2.00 -
h. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone) ; Bh 2.00 -
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 : -
g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Ls 1.00 -
JUMLAH TOTAL -

6
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item kegiatan ini ialah jika keseluruhan material dan bahan yang
dijelaskan pada tabel diatas telah diadakan sesuai dengan jumlah yang disebutkan dan minmal
berada dilokasi pekerjaan ataupun di direksi keet. Untuk satuan pengukuran untuk pembayaran
berdasarkan harga yang tertulis adalah; Ls (lumpsum).
2. PEKERJAAN PENGEBORAN
Pekerjaan pembangunan sumur irigasi air tanah dalam kegiatan ini merupakan sumur berkriteria
sumur dalam (deep well) atau sumur dengan kedalaman diatas dari 70 m, sehingga penyedia jasa
dalam mengerjakan pengeboran harus mengikuti tahapan dan alur kerja yang telah ditentukan oleh
pihak pengguna jasa, adapun item pekerjaan dan persyaratan kerja lainnya diuraikan sebagai berikut;
2.1 Pemasangan Temporary Casing (ID) 17"
Umum :
Temporary Casing atau yang biasanya disebut pipa konduktor ini berfungsi membuat
perlindungan, agar top soil atau tanah permukaan yang kondisinya porous dan lepas atau tidak
kompak, dapat ditahan agar tidak runtuh, dan juga tidak terjadi rembesan baik ke permukaan
tanah dari lubang bor, maupun dari lingkungan masuk ke lubang bor.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pemasangan Temporary Casing dilakukan pertama kali pada saaat pengeboran lubang dengan
menggunakan mata bor berjenis wing bit atau tricone yang berdiameter 17 Inch, pemasangan
temporary casing mulai dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 5 m atau sesuai
ketebalan tanah penutup, atau tanah permukaan yang mudah longsor. Temporary Casing yang
digunakan dapat berupa PVC, Pipa Gip berdiameter 17” atau dapat dibuat dari drum bekas oli /
minyak yang dirangkai dengan las listrik.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran dan satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung
berdasarkan jumlah meter yang terpasangan dilapangan atau sesuai volume bill of quantity
yaitu 5 meter. Jika sampai dengan kedalam 5 m masih terjadi keruntuhan pada lubang bor yang
diakibatkan labilnya tanah penutup atau terdapat batuan bolder yang sering runtuh kedalam
lubang bor maka penyedia jasa harus bersedia menambah panjang kedalaman temporary
casing sampai lubang benar-benar aman dan tidak terjadi keruntuhan lagi. Biaya yang
ditimbulkan akibat adanya penambahan panjang temporary casing ini dibebankan kepada
Penyedia Jasa.

7
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

2.2 Pengeboran Pilot Hole Di Segala Formasi Dia. 8 3/4"


Pelaksanaan Pekerjaan :
a) Pemasangan Mesin Bor
Pemasangan dan penempatan mesin bor harus dipasang dengan hati hati dibuatkan
pondasi yang kuat, rata, datar sehingga stang bor yang dipasang dapat tegak lurus, agar
dapat memberikan hasil pengeboran yang baik dan mencegah kerusakan mesin bor itu
sendiri.
b) Pengeboran Pilot Hole
Penyedia Jasa diharuskan membuat lubang pandu (pilot hole) dengan menggunkaan mata
bor berukuran diameter 8 ¾” sampai target rencana pengeboran yang telah di sebutkan
dalam Gambar Kerja dan Bill Of Quantity. Jenis mata bor yang digunakan harus disesuaikan
dengan kondisi lapisan tanah dan lapisan batuan berdasarkan hasil interpretasi dan
pendugaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa dan jenis mata bor yang harus
disedikan penyedia jasa ialah Wing Bit, Tricone Medium & Hard, PDC, dan Core Barrel.
c) Pengecekan Ketegak Lurusan
Pengecekan ketegak lurusan ini terutama ditujukan pada kelly, dikontrol dengan water pas
baik bagian dasar mesin, menara bor dan kelly-nya, serta menghindari kemungkinan
terjadinya kecelakaan terhadap personil atau tenaga kerja pengeboran hingga diperoleh
lubang bor yang tegak dan lurus.
d) Kolam Lumpur (Kolam Fluida)
Pengeboran ini dilaksanakan dengan menggunakan cara Direct Circulation Mud Flush,
untuk itu penyedia jasa wajib menyediakan 2 (dua) buah kolam lumpur yang berukuran 1 m
x 1 m x 1 m, dinding kolam dibuat miring, harus diplester untuk mencegah keruntuhan agar
dinding kolam lumpur tidak mudah longsor atau runtuh. Kolam tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya ke lubang bor melalui kanal dengan ukuran lebar 0,2 m pada bagian
dasarnya, kedalaman 0,2 m. Kanal dilengkapi dengan kolam pengedap kecil berukuran 0,5
m x 0,5 m x 0,5 m yang terletak antara lubang bor dengan kolam pertama.
Tujuan utama dari kolam ini adalah untuk menyimpan volume cairan pengeboran yang
memadai dan untuk bertindak sebagai tempat pembuangan yang efektif untuk cutting yang
diendapkan. Untuk pemindahan cutting yang tersuspensi secara efisien, kolam harus
dibangun dalam dua bagian pengendapan dan bagian isap. Kecepatan cairan pengeboran
saat bergerak melalui kolam pengendap lumpur harus serendah mungkin. Hal ini dapat
dicapai dengan mengubah arah aliran saat cairan pengeboran bergerak melalui kolam, dan
juga dengan memperdalam bagian kolam atau dengan menggunakan saringan dan
pelimpah.
8
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

e) Pengawasan Lumpur Pengeboran


Selama pelaksanaan pengeboran baik pengeboran lubang pandu maupun pelebaran luang
bor kondisi lumpur harus tetap dijaga agar tidak berubah sifat. Pengukuran densitas,
viskositas dan pH lumur harus sering di ukur. Pengukuran lumpur dengan menggunakan
mud balance, marsh funnel dan pH meter. Perubahan lumpur dapat terjadi karena
kontaminasi dari akuifer, pengaruh formasi batuan, misalnya banyak kandungan mineral
karbonat atau gamping, banyak kandungan tanah gambut atau batu bara, pengeboran
didaerah yang banyak mengandung pasir halus atau abu volkanik. Apabila selama
pengeboran terjadi perubahan sifat seperti diuraikan diatas, dan lumpur telah banyak
mengandung pasir halus yang sulit mengendap atau tercampur material lain, sehingga
berubah kekentalanya dan berat jenisnya, maka lumpur pengeboran tersebut harus diganti
total.
f) Pencatatan Dalam Pengeboran
Juru bor (driller) harus memperhatikan kecepatan penetrasi pengeboran setiap meter yang
ditembus, waktu sirkulasi, pemakaian lumpur pengeboran dan bahan additive serta hal-hal
yang penting dalam pelaksanaan pengeboran, yang kemudian dicatat dalam format log bor.
g) Sirkulasi Pembilasan Lubang Sumur
Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan atau sampel yang baik, maka
dilaksanakan sirkulasi pembilasan lubang bor dengan lumpur pengeboran, atau sirkulasi
lumpur tanpa penetrasi setiap operasi pengeboran akan melakukan penyambungan stang
bor, sirkulasi tersebut dimaksudkan agar tidak terdapat lagi sisa sisa cutting dalam lubang
bor yang berpotensi mengendap atau menyumbat pada dasar lubang bor. Pencucian
dilakukan dengan sirkulasi lumpur tanpa menambah kedalaman lubang (sedikit
menggantungkan mata bor) sampai lubang bor bersih dari material-material hancuran
batuan (cutting).
h) Kehilangan Lumpur Sirkulasi (Lost Circulation)
Apabila terjadi mud lost, atau hilangnya lumpur sirkulasi secara tiba tiba, maka segera
diambil langkah langkah pengamanan, diantaranya dengan segera mengangkat mata bor
dan stang bor, dan bila perlu merubah komposisi lumpur dengan menambahkan bahan
additive untuk menutup rongga-rongga yang mengakibatkan mud lost.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan kedalaman lubang sumur
yang telah dilakukan pengeboran 8 ¾, dan untuk satuan pengukuran pembayaran ialah; Meter.

9
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

2.3 Pengambilan Contoh Cutting dan Pemeriksaan Litologi Batuan


Pelaksanaan Pekerjaan :
Contoh batuan atau sampel yang diambil dari hasil cutting formasi batuan yang di bor mewakili
litologi batuan setiap meter pengeboran (pengambilan contoh dilakukan per satu meter),
masing-masing, contoh litologi batuan yang diambil beratnya tidak kurang dari 1 Kg, dan
dibersihkan dari lumpur pengeboran tanpa menghilangkan sampel jika ada yang berupa
lempung. Pada masing masing kantong sample dicantumkan kedalaman pengambilan contoh
cutting. Kantong plastik yang berisi sample tersebut di tempatkan dalam kotak / wadah sample.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan pengambilan contoh litologi
batuan setiap 1 meter lapisan yang dibor, dengan satuan pengukuran pembayaran ialah;
Sample.
2.4 Logging Geofisika dan Analisis
Pelaksanaan Pekerjaan :
Logging diperlukan dalam perencanaan konstruksi sumur dengan menurunkan satu atau lebih
elektroda yang dihubungkan dengan kabel dan diturunkan masuk ke dalam lubang bor yang
masih berisi fluida pemboran kemudian arus listrik dialirkan ke elektroda ini dan ke elektroda
lain yang berada di permukaan tanah dekat sumur. Alat logging listrik yang digunakan
kemudian akan mengukur arus antara dua elektroda tersebut . Hasil logging dapat mengetahui
berbagai karakter atau sifat perlapisan batuan, apakah suatu lapisan batuan bersifat akuifer
atau bukan dan memberikan indikasi kualitas air apakah termasuk air asin, air payau atau air
tawar. Hasil rekaman logging di korelasikan dengan log pengeboran yang digunakan untuk
membuat gambar konstruksi sumur. Jika hasil pengeboran dan hasil logging yang telah
dikolerasikan dengan Litologi (sample lapisan tanah/batuan) menunjukan adanya lapisan
akuifer yang produktif maka Penyedia Jasa dapat melanjutkan pekerjaan selanjutnya. Personil
yang melakukan logging disyaratkan memiliki kualifikasi sebagai berikut : “Pendidikan S1
Teknik Geologi mempunyai SKA Ahli Madya Geoteknik dengan pengalaman kerja minimal 3
tahun”.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan hasil logging yang telah
dibuatkan laporan beserta gambar konstruksi sumur di satu lokasi pengeboran, dan untuk
satuan pengukuran pembayaran ialah; Titik

10
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

2.5 Penimbunan Lubang Bor


Jika hasil Logging Geofisika Analisis yang telah korelasikan dengan hasil Pemeriksaan Litologi
Batuan menunjukan tidak adanya lapisan akuifer yang produktif ataupun terjadi kendala pada
saat pengeboran berlangsung yang mengakibatkan lubang bor tersebut tidak bisa digunakan
ataupun dilanjutkan ke tahap pekerjaan selanjutnya maka Penyedia Jasa HARUS menimbun
lubang bor tersebut dengan cara mengisi adukan beton kedalam lubang bor dari dasar lubang
sampai rata dengan permukaan tanah asli. Biaya tambahan / kerugian yang timbul akibat
pekerjaan Penimbunan Lubang Bor tersebut menjadi tanggung Jawab Penyedia Jasa.
2.6 Resiko Yang Diakibatkan Penimbunan Lubang Bor
Apabila keadaan pada “bagian 7-2.5” terjadi maka seluruh rangkaian pekerjaan yang terkait
mulai dari “bagian 7-2.1 sampai dengan bagian 7-2.4” tidak akan DIHITUNG dan
DIBAYARKAN.
2.7 Pelebaran Lubang Bor (Reaming) Dia. 8 3/4" Menjadi Dia. 14"
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah Pengeboran lubang pandu (pilot hole) sudah mencapai target kedalaman sumur yang
telah ditentukan serta telah dilakukan logging geofisika, maka penyedia jasa dapat melanjutkan
ke pekerjaan selanjutnya yaitu pelebaran lubang sumur (reaming) dari dia. 8 ¾ ke dia. 14
dengan mengikuti ketentuan dan persyaratan yang ada pada bagian 7-2.2 mulai dari huruf a s/d
huruf h.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan kedalaman lubang sumur yang
telah di lakukan reaming dia. 14” dan untuk satuan pengukuran pembayaran ialah; Meter
2.8 Pengadaan dan Pemasangan Pipa Black Steel Dia. 8"
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pipa buta (pipa casing) dipasang didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai dengan
hasil logging dan gambar konstruksi sumur kemudian pertemuan antara pipa buta dan screen
disambung dengan menggunakan las, pada dasar lubang bor pipa buta harus dibuat berbentuk
kerucut atau runcing seperti mata pulpen yang berfungsi untuk menutup rangkaian pipa agar
partikel pasir tidak tersedot ke dalam pipa sewaktu pemompaan berlangsung serta menjaga
kestabilan konstruksi. Pipa buta yang digunakan harus mempunyai standar SNI 0039:2013
berdiameter 8 inch menggunakan jenis material Black Steel dengan dimensi yang ditetapkan
sbb:

Diameter Nominal Dia. Luar Tebal Panjang


8” 219.10 mm 6,4 mm 6m

11
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah panjang pipa black steel
yang terpasangan di dalam sumur, dan untuk satuan pengukuran pembayarannya ialah; Meter.
2.9 Pengadaan dan Pemasangan Screen Low Carbon Dia. 8"
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pemasangan pipa screen harus dipasang didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai
dengan gambar konstruksi sumur kemudian disambung dengan mengunakan las listrik. Screen
harus Continous Slot dan berjenis Wirewound, dengan presentase open area slot sebesar 40
atau 1 (satu) mm, diameter luar saringan harus sesuai dengan diameter luar pipa buta untuk
meminimalisir kesalahan yang akan terjadi pada saat penyambungan antara pipa screen dan
pipa buta. Spesifikasi screen yang telah ditetapkan adalah sbb:

Diameter Material Slot Panjang


8” Low Carbon 40 (1 mm) 2925 mm

Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah panjang pipa screen
yang terpasang di dalam sumur, dan untuk satuan pengukuran pembayarannya ialah; Meter.
2.10 Pengadaan dan Pengisian Gravel Pack Terayak
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah kontsruksi sumur selesai, dilanjutkan dengan pengisian gravel pack (kerikil pembalut)
yang berukuran diameter maksimal 5 mm dan harus mempunyai koefisien yang uniform dari
2.00 sampai 3.00 yang dimasukan ke dalam ruang diantara dinding lubang bor dengan pipa
konstruksi (ruang anulus), Cara penuangan gravel pack kedalam ruang anulus dilakukan
dengan hati-hati, dengan menggunakan wadah, gayung atau ember dan memasukkanya tidak
hanya dari satu sisi. Selama proses pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor tetap dijalankan,
kekentalan dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik marsh funnel. Pengisian gravel
dilaksanakan secara hati-hati agar pipa sumur terbungkus secara merata dengan baik oleh
gravel pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada rencana penyemenan atau di
dasarTemporary Casing, Direksi Pekerjaan berhak menolak pengisian gravel pack ke dalam
ruang anulus jika diameter gravel > 5 mm dan Penyedia Jasa harus mengganti gravel pack
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter kubik gravel yang
telah tersisi pada ruang anulus mulai dari dasar lubang bor sampai rencana penyemenan.

12
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

2.11 Development Sumur (Umum)


Pencucian sumur (well development) ini dimaksudkan untuk membersihkan sumur air tanah
secara keseluruhan setelah konstruksi sumur selesai dilaksanakan. Lubang bor ini harus dicuci
dan dikuras sebersih mungkin (development) untuk menghilangkan lumpur pengeboran (mud
cake) terutama pada bagian zona akuifer yang potensial. Tujuan utama dari well development
adalah untuk mengembalikan permukaan akuifer yang terpotong oleh proses pengeboran pada
keadaan aslinya dengan memecahkan lubang anulus yang telah menjadi padat.
2.12 Sirkulasi dan Tekanan Air (Water Jetting)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Metode Water Jetting atau air pada kecepatan tinggi, pada sumur-sumur yang memakai screen
dengan presentase celah yang besar ataupun kecil. Prosedur tersebut dilakukan dengan jalan
menyemprotkan air secara horizontal didalam sumur dengan cara menurunkan stang bor
kedalam pipa konstruksi dan melakukan pancaran water jet di posisi screen dengan kecepatan
minimum pancaran water jet yang efektif kira-kira antara 40 m/s dan 50 m/s sehingga arus
kecepatan air yang tinggi yang keluar lewat celah-celah screen menggerakkan dan mengatur
kembali partikel-partikel pasir dan kerikil dari formasi di sekitar screen dan memecahkan lumpur
keras yang mengendap pada lubang sumur.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi peralatan dan tenaga pada saat watter jeting berlangsung
yang dibuktikan dengan hasil pengamatan selama pekerjaan serta melampirkan bukti foto dan
video.
2.13 Sirkulasi dan Tekanan Udara (Air Jetting)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Metode Air Jetting ini dilaksanakan dengan mengalirkan udara bertekanan tinggi dari
compressor udara ke dalam lubang sumur melalui swivel / spindle head, air pipe / drill pipe dan
memancar keluar melalui jetting tool yang digerakkan naik turun sepanjang posisi screen di
sumur yang telah dikonstruksi. Dengan demikian, lumpur pengeboran yang menempel pada
dinding screen bersama-sama dengan air dari akuifer akan terbawa oleh aliran udara dari air
compressor menyembur ke atas keluar dari sumur bor. Demikian proses ini dilaksanakan
secara terus-menerus selama 10 jam atau lebih, dan atau air di dalam sumur telah jernih /
bebas dari pasiran halus yang masih belum ter-cover pada saat water jetting. Kapasitas
tekanan kompresor udara yang diperlukan untuk melaksanakan well development dengan
metode air jetting ini tidak boleh lebih dari tekanan 12 bar atau 174 Psi. Direksi Pekerjaan
berhak menghentikan pekerjaan air jetting jika penyedia jasa melakukan air jetting melewati
13
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

batas tekanan yang disyaratkan.


Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi peralatan dan tenaga pada saat air jetting berlangsung yang
dibuktikan dengan hasil pengamatan selama pekerjaan serta melampirkan bukti foto dan video.
2.14 Pemasangan Pompa Uji
Setelah melalui dua tahap development sumur maka Penyedia Jasa dapat melanjutkan
pekerjaan dengan mulai memasang instalasi pompa pada sumur yang akan diuji. Penyedia
Jasa harus menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk uji pempompaan sebagai berikut:
1. Electric Submersible Pump, berkapasitas minimal 15 ltr/det, head dari 60 s/d 100 m.
2. Electric Water Level Sensor & Kabel Sounding.
3. Pengukur Debit (V-Nocth atau Rectangular Notch) Pengukur Waktu (Jam atau Stopwatch).
4. Generator Set 15 - 30 Kva - 3 Phase, 24 Kw.
5. Drill Pipe, Stop Kran & Akseosris Pipa & Peralatan Bantu Lainnya.
2.15 Uji Pendahuluan (Preliminary Test)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Sumur harus dilakukan pemompaan dengan kapasitas pompa maksimum dan dilangsungkan
paling sedikit 6 (enam) jam, diukur debit dan permukaan air (SWL) untuk waktu yang memadai.
Debit akhir setelah 6 (enam) jam akan ditetapkan sebagai kapasitas sementara sumur, yang
dimaksudkan untuk penentuan uji pemompaan bertahap atau step drawdawn test.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi pemompaan uji pendahuluan berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.16 Uji Debit Betingkat (Step Drawdawn Test)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Uji pemompaan bertahap (step drawdown test) adalah uji pemompaan yang dilakukan terhadap
sumur uji atau sumur produksi dengan melakukan pemompaan air ber-debit tetap dalam
periode tertentu dan dilanjutkan dengan debit tetap yang lebih tinggi dalam periode tertentu
berikutnya dan begitu seterusnya, disebut dengan uji pemompaan bertahap. Uji pemompaan
surutan bertahap bertujuan untuk menetapkan karakteristik kinerja sumur uji atau sumur
produksi yang menembus akuifer dalam rangka penentuan debit aman sumur tersebut melalui
analisis dan evaluasi terhadap data uji pemompaan surutan bertahap tersebut. Uji pemompaan
bertahap menggunakan pompa yang berbeda-beda dari mulai 7.5 liter/det, 10 liter/det, sampai
15 liter/det.
14
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi pemompaan uji step drawdawn berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.17 Uji Debit Menerus (Long Continues Test)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah pompa uji bertahap kemudian dilakukan pompa uji menerus selama waktu 72 jam
menerus, kapasitas pompa yang digunakan untuk uji pompa menerus ini ditentukan dari uji
pemompaan step drawdown test yang telah diuraikan diatas. Dalam melaksanakan uji
pemompaan menerus ini penyedia jasa harus mengamati sumur-sumur penduduk dalam radius
500 m, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemompaan. Uji pemompaan ini harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga dari hasil uji pemompaan akan dapat diketahui
kapasitas debit sumur, jari-jari pengaruh penurunan muka air (drawdown Influence) dan
karakteristik lainnya dari akuifer lainnya. Penyedia Jasa harus mengukur dan melakukan
pencatatan drawdown dari permukaan air pada alat pengukur debit selama 72 jam menerus
secara menerus dengan interval waktu sbb :
Waktu Sejak Interval Waktu
Pemompaan Dimulai Pengukuran
0 Menit - 2 Menit 10 Detik
2 Menit - 5 Menit 30 Detik
5 Menit - 15 Menit 1 Menit
15 Menit - 50 Menit 5 Menit
50 Menit - 100 Menit 10 Menit
100 Menit - 300 Menit 30 Menit
300 Menit - 2880 Menit 60 Menit
2880 Menit - 4320 Menit 120 Menit

Air buangan selama pemompaan uji pendahuluan, bertingkat dan menerus, harus dibuang ke
sungai, saluran air, atau ketempat yang tidak menggangu lokasi area kerja, jika jarak saluran
atau sungai melebihi jarak 100 M dari sumur pengeboran maka penyedia jasa harus
berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Pemerintah setempat untuk menetukan lokasi
pembuangan air tersebut. Uji Pemompaan menerus harus diulang mulai dari 0 menit apabila
pemompaan berhenti selama 6 jam yang diakibatkan kerusakan peralatan pumping / mesin dan
atau alasan lainnya yang disebabkan oleh tidak siapnya Penyedia Jasa.

15
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi pemompaan uji debit merus berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.18 Uji Kambuh (Recovery Test)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah pemompaan uji dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih menuju
kedudukannya semula pada posisi Static Water Level (SWL). Uji pemulihan segera dimulai
setelah pemompaan berhenti sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air sejak pemompaan berhenti sampai
muka air kembali pulih pada kedudukannya semula atau minimum selama 6 jam.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi uji kambuh (recovery test) berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.19 Pembongkaran Pompa Uji
Setelah penyedia jasa selesai melaksanakan rangkaian pekerjaan pemompaan uji, penyedia
jasa diharuskan membongkar perlatan yang dipakai dan mengembalikan kondisi tempat kerja
menjadi sebelum pekerjaan uji pemompaan dimulai termasuk sumber daya yang di mobilisasi,
pemindahan instalasi alat, peratalan, perlengkapan, personil dan lain-lain.
2.20 Pengambilan Sample dan Analisa Kualitas Air
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pada akhir pelaksanaan Uji Debit Menerus, Penyedia Jasa harus mengambil contoh air yang
diisi dalam botol plastik sample sebanyak 2 (dua) sample masing-masing sampel ber-ukuran
1.5 liter harus diberi label lokasi dan tanggal pengambilannya, kemudian setelah pengambilan 2
(dua) sample tersebut, 1 (satu) sampel harus segera mungkin dibawa ke laboratorium kualitas
air dengan waktu yang tidak melebihi dari 24 jam untuk dilakukan pengujian. Satu sample yang
tidak dibawa ke laboratorium digunakan sebagai cadangan / arsip proyek. Hasil dari
pemeriksaan laboratorium kualitas air berisi rekomendasi beserta alasan / saran tentang
kualitas air dari sumur yang dibangun apakah dapat memenuhi / tidak untuk air irigasi. Adapun
parameter-parameter yang harus diambil dalam pengujian analisa kualitas air adalah sebagai
berikut :

16
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

a) Parameter Fisika
Beberapa parameter fisik yang digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi Bau, Rasa,
Jumlah Zat Pada Terlarut (TDS), Suhu, Kekeruhan, Warna, Salinitas.
b) Parameter Kimia
Adapun untuk parameter kimia digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi Air Raksa,
Magan, Alumunium, Nitrat sebagai N, Nitrit sebagai N, Arsen, Barium, PH, Besi, Selenium,
Flourida, Seng, Kadium, Sianida, Kesdahan Ca CO3, Sulfat, Cholrine, Timbal.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini ialah hasil dari uji laboratorium kualitas air yang
dikeluarkan oleh instansi terkait serta merupakan hasil sampel air yang diambil pada saat uji
debit menerus dikerakan, sementara satuan pengukuran pembayaran ialah; Lokasi.
2.21 Semen Grouting
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah pekerjaan pekerjaan pemompaan uji selesai, temporary casing yang masih
terpasangan boleh di cabut / boleh dibiarkan, setelah pencabutan temporary casing tersebut
masih terdapat rongga antara lubang bor dan pipa konstruksi (ruang anulus), rongga tersebut
harus diisi dengan adukan beton dengan mutu K-100, pengisian adukan beton tersebut
dilakukan dengan cara penyuntikan / grouting yang menggunakan pipa penghantar, mulai dari
permukaan gravel pack yang telah terisi di dalam sumur sampai ke permukaan tanah asli.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter kubik (M3) beton K-
100 yang telah tersisi pada ruang anulus mulai dari atas gravel sampai ke permukaan tanah
asli.
2.22 Lantai Beton
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setalah pekerjaan grouting dilaksanakan Peyedia Jasa wajib membuat lantai beton dengan
ukuran 1 m x 1 m dengan tebal 0.10 m yang menyatu dengan sumur / pipa konstruksi yang naik
diatas permuukaan tanah atau (disesuaikan dengan gambar kerja).
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter kubik beton K-100
yang terpakai pada pembuatan Lantai beton.

17
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

2.23 Pengadaan Patok dan Nomenklatur Sumur


Pelaksanaan Pekerjaan :
Penyedia Jasa diharuskan membuat patok beton yang disesuaikan dengan gambar kerja,
kemudian patok tersbut harus memuat nomenklatur seperti nomor sumur, pemilik sumur, dan
tahun pembuatan sumur tersebut.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan patok yang terpasang di area
bangunan serta patok yang telah mempunyai nomenklatur seperti yang telah dijelaskan diatas,
dan untuk satuan pengukuran pembayaran ialah; Titik
2.24 Resiko Yang Diakibatkan Apabila Terjadi Kerusakan Sumur
Apabila terjadi kerusakan sumur akibat kesalahan pada saat pelaksanaan konstruksi sumur
yang menyebabkan hilangnya fungsi sumur maka seluruh rangkaian pekerjaan yang terkait
mulai dari “bagian 7-2.1 s/d bagian 7-2.22” tidak akan DIHITUNG ataupun DIBAYARKAN.
Biaya kerugian yang timbul akibat kerusakan sumur merupakan TANGGUNG JAWAB dari
Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa WAJIB mengganti sumur yang rusak tersebut dengan
sumur baru yang sesuai dengan spesifikasi yang telah dijelaskan diatas dengan menggunakan
BIAYA SENDIRI.
3. PEKERJAAN BAK PENAMPUNG
3.1 Pemasangan Bowplank
Pelaksanaan Pekerjaan :
Tujuan pembuatan bowplank adalah untuk menentukan wilayah pekerjaan dan untuk
memastikan agar perletakan dan ukuran-ukuran bangunan, terutama pada posisi pondasi yang
harus serasi, sejajar, dan tepat dengan denah rencana yang dicantumkan dalam gambar kerja.
Bowplank dibuat dari dari kayu balok, papan, dan benang berdasarkan tata letak dan ukuran
yang tercantum di denah pondasi. Pemasangan bowplank harus benar benar waterpas
kemudian di diletakan dengan jarak satu meter di luar tempat rencana penggalian pondasi dan
akan dipakai selanjutnya untuk menentukan posisi pondasi, kolom, dan dinding bangunan.
Dasar Pembayaran :
Pembayaran untuk item pemasangan bowplank ini menjadi bagian dan tanggung jawab
Penyedia Jasa yang wajib untuk dikerjakan, adapun biaya yang akan digunakan diambil dari
Biaya Umum dan Keuntungan Penyedia Jasa sesuai dengan Permen PU. No 28/PRT/M Tahun
2016.

18
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

3.2 Galian Tanah


Pelaksanaan Pekerjaan :
Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan syarat-syarat yang
ditentukan oleh direksi pekerjaan, Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini
harus digali keluar sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan tanah urug, disiram dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Terhadap kemungkinan
adanya air di dasar galian yang diakibatkan oleh air dari dalam tanah maupun air dari
permukaan tanah/hujan, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi
harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus
menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian. Penyedia Jasa harus
memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan
memberikan suatu dinding penahan tanah atau penunjang sementara atau menggali dan
membentuk lereng yang cukup, sesuai dengan desain yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan.
Syarat Lainnya :
Tanah bekas galian yang sesuai untuk tanah urug dapat dipergunakan untuk urugan tanah
kembali, tanah bekas galian yang tidak terpakai untuk urugan maka harus dibuang ke tempat
yang tidak mengganggu lalu-lintas jalan, saluran air ataupun kepentingan umum lainnya.
Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) yang tergali dilapangan
dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.3 Lapisan Pasir Urug
Persyaratan Bahan :
Material Pasir untuk timbunan pasir urug pada bagunan ini merupakan tanah silty clay yang
bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang dapat lapuk serta memiliki kandungan
lumpur lebih kecil dari 10%, tidak tercampur dengan bahan bahan organik, kotoran sampah dan
batuan besar.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pengisian ketebalan urugan pasir harus mengikuti gambar kerja, pasir harus diratakan dengan
memakai tarikan kayu dan dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata, penyedia
jasa harus menjaga kondisi kelembaban pasir agar berat jenis pasir tetap terjaga.

19
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) lapisan pasir urug yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.4 Pasangan Batu 1 : 4
Pekerjaan pasangan batu harus terlebih dahulu diusulkan kepada Direksi sebelum 7 hari untuk
diperiksa dan disetujui oleh sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut dikerjakan, adapun
persyaratan bahan, persyaratan kerja serta hal-hal lain dijelaskan sebagi berikut:
Persyaratan Bahan :
a) Bahan Batu Belah / Batu Kali
Material batu akan dipastikan bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
dipastikan dari jenis yang diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu bulat,
batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh serta tidak keropos, tidak berpori. Batu
dipastikan rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci.
b) Bahan Semen Portland
Mutu Semen yang dipergunakan harus setara dengan semen Portland type-I atau type lain
atas persetujuan tertulis Tim Direksi. Semen harus berkualitas baik, tidak menggumpal dan
terbungkus dengan zak asli dari pabrik. Semen harus produk dalam negeri dan sesuai
dengan SNI 15-2049-2004 atau standart lain yang setara.
c) Bahan Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan
petunjuk direksi pekerjaan. Pasir diupayakan selalu bersih, keras, padat, tidak tercampur
batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan bahan kimia lain yang
dapat mempengaruhi kekuatan spesi.
d) Bahan Air Untuk Pencampuran
Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4
Pasir adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat
organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya
lekat campuran, seperti minyak dan lemak.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pasangan batu campuran 1 Sp : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk pengadukan
mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti ember, kotak
adukan, cangkul, sekop, kasut kayu / besi, kereta dorong dan lain- lain. Mortar pasangan batu
harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4
Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat
20
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang baik. Perbandingan campuran dibuat
berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering. Sebelum
dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana
pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan gambar pelaksanaan atau sesuai
petunjuk direksi.
Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) pasangan batu kali
yang terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.5 Timbunan Tanah Kembali
Pelaksanaan Pekerjaan :
Material timbunan dan urugan tanah kembali harus ditempatkan dan dihampar secara menerus
dalam lapisan horizontal dalam areal timbunan atau urugan. Timbunan tanah dan urugan
kembali harus dilakukan dengan dengan lebar penuh dari bagian timbunan tersebut sampai
dengan batas kemiringan sisi yang diperlukan. Pelapisan dan perataan tanah timbunan harus
dilakukan dengan membuat lapisan horisontal mempunyai ketebalan 30 cm dan dibasahi air.
Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus dengan alat yang tajam kemudian
bahan tersebut dipadatkan dengan alat penumbuk atau dengan cara lain yang disetujui oleh
direksi pekerjaan.
Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) timbunan tanah
kembali yang terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
3.6 Pembesian
Besi tulangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini berupa besi polos dan besi ulir (lihat gambar
kerja) yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-2002 dan (SNI) 2847-2002,
penyedia jasa harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan untuk penggunaan besi
tulangan harus serta menyerahkan sertifikat dari pabrik pembuat besi sebelum digunakan /
dipabrikasi dalam pelaksaaan pekerjaan ini. Adapuun hal-hal yang harus diperhatikan sbb:
a) Gambar Pembesian
Penyedia jasa wajib menyerahkan draft gambar pembesian berikut; dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada direksi pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.

21
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

b) Pemasangan Besi Tulangan


Besi tulangan harus dipotong, ditekuk dan dibentuk sesuai dengan ukuran / dimensi yang
ditunjukkan pada gambar pembesian yang telah disepakati bersama. Besi tulangan harus
dipasang pada lokasi dan posisi yang tepat sesuai dengan gambar dan diikat kuat pada
cetakan beton. Besi tulangan harus menyatu dengan kuat antara satu dengan yang lain
sebagai suatu rangkaian / anyaman yang kokoh yang tidak mudah berubah bentuk dan
diikat dengan kuat pada cetakan dengan posisi yang tepat dan tidak mudah bergeser
selama proses penuangan dan pemadatan beton.
c) Penyambungan Besi Tulangan
Penyambungan harus dilakukan dengan overlap sepanjang mungkin. Panjang overlap
antara 2 (dua) besi tulangan yang disambung harus sesuai dengan gambar. Bila tidak
ditunjukkan dalam gambar, panjang overlap harus tidak kurang dari 40 (empat puluh)
dikalikan diameter besi tulangan. Untuk penyambungan dengan cara overlap, besi tulangan
harus dipasang dan diikat dengan kawat sedemikian sehingga tebal selimut beton tetap
memenuhi ketentuan
d) Pengukuran Besi Tulangan
Kecuali untuk beton pracetak, besi tulangan diukur dalam satuan berat kg untuk setiap
jenis/tipe besi tulangan bulat-polos atau bulat-ulir, berdasarkan berat yang dihitung untuk
besi tulangan dengan ukuran diameter dan panjang yang ditunjukkan dalam daftar dan
gambar pembesian/penulangan yang disetujui direksi pekerjaan. Untuk menghitung berat
besi tulangan sebagai dasar pembayaran menggunakan SNI 07-2052-1990 adalah sbb:

BESI BULAT - ULIR / POLOS


Diameter (mm) D-16 Ø 12 Ø8 Ø6
Berat (kg/m) 1.580 0.888 0.395 0.222

e) Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan kilogram (kg)jumlah besi yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.7 Bekesting Exposed
Dalam pembuatan bekesting dan perancah harus memenuhi aspek teknologi, aspek ekonomis,
tidak merubah bentuk, tidak bocor selama pengecoran, oleh karena itu desain cetakan dan
perancah, penyekat, dan penopang dapat menjamin konstruksi yang kuat sehingga tidak terjadi
deformasi yang terlalu besar karena menahan adukan beton yang masih plastis, metode kerja
dan cara penuangan, pada saat pemadatan beton serta akibat timbulnya beban tambahan yang

22
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

semula tidak diperhitungkan pada beton struktur K-225, beton K-175, penyedia jasa wajib
menyerahkan desain bekesting dan harus memperkirakan terjadinya penyusutan, penurunan
(settlement) atau lendutan / defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, adapun
persyaratan bahan dan metode kerja serta spesifikasi lainnya dijelaskan sebagai berikut :
a. Bahan Bekesting
1. Multipleks dengan ketebalan 12 mm.
2. Kaso 5 / 7 cm kayu kelas II.
3. Paku 5 cm, 7 cm dan Kawat Ikat (bendrat)
4. Minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada permukaan
beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna pada permukaan beton.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Tentukan jarak dan level sebelum memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran tersebut
sudah sesuai dengan gambar kerja.
2. Bekesting harus mengikuti bentuk, batas garis dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja yang disetjui direksi pekerjaan.
3. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan desain dan
yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
4. Bekesting harus diperkuat dan ditopang sehingga tahan terhadap beban konstruksi,
angin, goncangan dan muatan pada waktu pengecoran beton tanpa terjadi perubahan
bentuk.
5. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air,
untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
6. Permukaan cetakan yang akan melekat pada beton tidak boleh mengandung bahan
pelekat, paku-paku yang menjorok ke dalam ataupun cacat-cacat lainnya.
7. Bukaan dibagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar kerja harus
mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
8. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips)
pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari balok, kolom, selasar atas dan
dinding.
9. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi sebelum memulai pembuatan
cetakan tersebut dengan menepati ketentuan-ketentuan tersebut di atas dan tidak
diperkenankan melaksanakan pengecoran tanpa pemeriksaan cetakan.

23
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

c. Kontrol Kualitas Bekesting


1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang
diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.
2. Informasikan pada Direksi Pekerjaan jika bekisting telah selesai dikerjakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap
bekisting yang telah dilaksakan sebelum dilakukannya pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan.
d. Pembongkaran Cetakan
1. Cetakan yang dipasang vertikal untuk bangunan, tidak boleh dibongkar lebih cepat dari
3 (tiga) hari atau 72 (tujuh puluh dua) jam sesudah beton dituangkan.
2. Cetakan dengan perancah/penopang/penguat sementara untuk balok dan lantai beton
harus dijaga tetap berada pada tempatnya selama paling sedikit 10 (sepuluh) hari atau
sampai beton telah mencapai kuat desak paling sedikit 85%.
3. Bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh dibongkar
sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.
4. Pembukaan bekisting harus dibuka secara kontinyu dan sesuai dengan standard
keamanan sehingga tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan
beban yang terjadi pada struktur.
5. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
6. Beksting hanya boleh digunakan dua kali pada saat pengecoran, dengan syarat
bekesting tersebut tidak mengalami kerusakan yang lebih dari 10 %.
a. Dasar Pembayaran
1. Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter persegi (M2) bekesting
exposed yang terpasangan dilapangan.
2. Pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.8 Pengadaan dan Pemasangan Waterstop
Dalam pekerjaan ini proses pengecoran beton dilakukan secara bertahap diantaranya pada
saat pengecoran slof dan dinding pertama, kemudian pada saat pengecoran balok pengikat dan
dinding ke dua sehingga penggunaan waterstop sangat berguna untuk mencegah terjadinya
kebocoran, rembesan (aliran keluar dinding) akibat adanya pengecoran dinding pada bagian
penyambungan cor beton. Adapun spesifikasi waterstop yang digunakan ialah sebagai berikut:
24
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

a. Bahan Waterstop
1. Ruber / PVC Waterstop.
2. Ketebalan; 20 mm.
3. Lebar; 200 mm.
4. Paku 5 cm, 7 cm dan Kawat Ikat (bendrat).
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Waterstop harus tertanam dalam adukan beton minimal setengah dari lebar.
2. Waterstop tidak izinkan digunting atau dibelah dalam hal ini untuk di jepit pada sengkang.
3. Waterstop harus dipasang pada tempat yang direncanakan / sesuai dengan gambar
kerja sebelum proses pengecoran dilaksanakan.
4. Letak waterstop harus di kaitkan dengan kawat bendrat dan diikat pada besi yang
melintang dinding dan selama proses pengecoran letak kelurusan waterstop harus di
jaga.
c. Dasar Pembayaran
1. Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter panjang waterstop yang
terpasangan dilapangan.
2. Pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.9 Beton K-100 - K-175 - K225 (Bangunan Utama & Pagar Bangunan)
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton K-100 - K-175 dan K-225 dengan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah pekerjaan ini ialah
sebagai berikut:
a. Inspeksi Sebelum Pengecoran
1. Bekisting yang telah dipasang dibersihkan betul-betul dari semua kotoran yang
menempel atau sisa debu gergajian atau bahan lain yang akan menghalangi ikatan antar
beton.
2. Pengecoran harus dilakukan terus menerus sampai pada elevasi / ukuran / batas
yangsudah ditentukan oleh direksi pekerjaan atau sesuai dengan gambar kerja.
3. Pengecoran dilakukan secara bertahap dan berlapis-lapis sehingga beton yang sudah
ada harus dibersihkan benar-benar dari semua kotoran atau bahan lain yang tidak
diinginkan yang akan menghalangi ikatan antar beton lama dengan beton baru. Bila di
atasnya akan dicorkan, beton bidang permukaan beton lama dikasarkan dengan alat
yang memadai (dipahat) atau disemprotkan air untuk menghilangkan semua kotoran.

25
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

b. Bahan Beton
Semua bahan untuk pekerjaan beton K100 - K-225 dan K-175 yaitu semen portland, agregat
kasar, agregat halus, harus memenuhi ketentuan bahan Peraturan Beton Indonesia-1971.
c. Ui Lab Beton
Penyedia Jasa harus bersedia untuk membuat dan membiayai semua desain campuran
beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan
terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan
bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan
menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi pekerjaan.Penyedia Jasa berkewajiban membiayai
Test Laboratorium Beton dengan melampirkan Hasil Job Mix Design (JMD) dan Job Mix
Formula (JMF).
d. Persiapan Pengecoran
1. Gambar Bagian / Segmen yang akan dicor.
2. Jumlah Volume Beton yang akan dicor.
3. Jumlah Peralatan Utama / Peralatan Bantu Pengecoran.
4. Jumlah Tenaga Kerja yang harus ada di lapangan.
5. Jumlah Bahan dan Material yang tersedia.
6. Time Schedule Pelaksanaan Pengecoran.
7. Kesiapan untuk Antisipasi Cuaca Hujan / Lembur.
e. Kelas Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus memenuhi PBI 1971, dalam spesifikasi ini dijelaskan pada tabel
yang menunjukkan tipe beton untuk berbagai konstruksi bangunan sebagai petunjuk dasar
untuk estimasi harga satuan untuk tegangan umur beton 28 hari, yaitu:

Tegangan Ukuran max Jumlah


Type Ratio Air Batas Nilai
Tekan min Agregat Semen min
Beton Semenmax Slump (cm)
(kg/cm2) (mm) (Kg/m3)

K-100 100 37 0.87 247 7,5 s/d 15


K-175 175 37 0.66 256 7,5 s/d 15
K-225 225 37 0.58 290 7,5 s/d 15
f. Pengecoran Beton
1. Campuran Beton harus dibuat sesuai dengan campuran / hasil dari Job Mix Formula
yang dikeluarkan oleh Laboratorium dan atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan.
2. Lamanya waktu yang digukanan untuk mencampur adukan beton minimal 1,5 menit
untuk 1 M3 beton dihitung dari saat semua bahan kecuali air dimasukan kedalam
concrete mixer.

26
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

3. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih
dari 15 menit setelah keluar dari conctrete mixer atau adukan beton dan juga adukan
yang tumpah dalam pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
4. Beton dicor sedemikian rupa shingga terhindar dari terjadinya sarang kerikil dan harus
dikerjakan sampai keujung dan sudut acuan (bekisting) dan sekeliling tulangan serta
benda yang tertanam tanpa adanya kemungkinan segregasi.
5. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan langsung ke pembesian atau ke dalam suatu
bekisting yang dalam yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton
karena berulang kali mengenai pembesian atau tepi bekisting. Pada umumnya beton
tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m hal ini disebabkan adukan
beton yang terdiri dari semen, pasir, kerikil pada saat dituangkan, kerikil yang memiliki
berat lebih besar akan jatuh terlebih dahulu sehingga campuran beton menjadi tidak
homogen hal ini dapat mengakibatkan pengecoran tersebut menjadi gagal.
6. Pengecoran tidak di izinkan pada saat kondisi hujan, untuk itu penyedia jasa harus
menyediakan pelindung atau metode lain pada saat hujan.
g. Pemadatan Beton
Beton dipadatkan seluruhnya dengan menggunakan vibrator yang dioperasikan oleh tenaga
ahli, berpengalaman, dan terlatih. Pemadatan dapat juga dilakukan secara manual dengan
menggunakan tongkat panjang dengan diameter ± 4 cm dan panjang ± 1,5 m dengan cara
menusuk-nusukan tongkat tersebut ke dalam beton, dengan syarat sebagai berikut:
1. Jumlah vibrator yang dipakai dalam pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran.
Disediakan juga satu vibrator cadangan untuk dipakai jika terjadi kerusakan
2. Pemadatan harus dilakukan secara secara berhati-hati
3. Vibrator harus digunakan secara sistematis sehingga daerah yang digetar dapat
tumpang tindih dan beton dapat dipadatkan dengan tepat. Penggetaran yang terlalu lama
akan menimbulkan segregasi (pemisahan bahan-bahan), butiran-butiran yang besar
akan menjadi di bawah dan permukaan menjadi berair
4. Hasil pekerjaan beton harus berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi,
dan sarang lebah, memperlihatkan permukaan yang rat ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan kubus uji.
h. Perawatan dan Perlindungan Beton
Perawatan dan perlindungan bertujuan supaya suhu beton yang telah dicor dapat turun
merata disemua bagian (dalam dan luar). Setelah dilakukan pengecoran, semua beton
harus dilindungi dari kerusakan-kerusakan akibat panas yang terlalu tinggi yang
menyebabkan kekurangan air, over stress, atau penyebab lain terutama permukaan yang
27
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

terbuka harus dirawat segera sesudah pengecoran dengan diberi pelindung (curing) dengan
kelembaban yang menerus minimal selama 7 hari. Apabila akan dilakuakan pengecoran
selanjutnya (pengecoran baru di atas beton lama), maka sebelumnya dilakukan:
1. Pekerjaan pemahatan (Ciping Work) pada beton yang akan disambung dengan beton
baru agar permukaan beton lama dan beton baru menjadi sempurna.
2. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan bekas ciping.
i. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) beton yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.10 Plesteran 1 : 3
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran di ke dua sisi bidang (dalam dan luar) pada
diding beton, dinding bata, pasangan batu pagar, selasar lantai atas maupun bawah, yang
merupakan bagian dalam pekerjaan ini, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar
kerja.
a. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf b).
2. Pasir (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf c).
3. Air (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf d).
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan contoh bidang plesteran untuk setiap jenis adukan yang akan digunakan.
2. Pekerjaan plesteran tidak boleh dimulai sebelum Direksi menyetujui formasi / kedudukan
dan kondisi bidang plesteran untuk setiap bagian pekerjaan sesuai gambar.
3. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
4. Pasangan dinding beton harus diplester dengan ketentuan: Bidang beton dan pasangan
batu diplester dengan adukan 1 pc : 3 ps. Tebal plesteran 2 cm.
5. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 3 mm untuk setiap jarak 2 m.
6. Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta bagian sudut harus kelihatan rapi,
dimana setiap pertemuan antara sudut harus menghasilkan garis yang lurus.
7. Jika terjadi keretakan, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki oleh Penyedia
dengan biaya sendiri sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
28
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter persegi (M2) Plesteran yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.11 Acian
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh acian dinding yang telah diplester pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar), serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
a. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf b).
2. Air (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf d).
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semua bagian dinding yang akan diaci harus disiram air.
2. Air kerja untuk pelaksanaan harus bersumber dari air bersih yang bebas dari bahan
organik dan non organik yang bersifat merusak keawetan campuran acian.
3. Acian harus menghasilkan bidang yang rata serta bagian sudut harus kelihatan rapi,
dimana setiap pertemuan antara sudut harus menghasilkan garis yang lurus.
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter persegi (M2) Acian yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.12 Waterprofing Bak Penampung
Sebelum melaksanakan pengecatan dinding penyedia jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan
waterprofing pada dinding bagian dalam bak penampung yang menggunakan bahan berbentuk
menyerupai semen dan mempunyai larutan cair khusus sebagai bahan pencampurannya, biaya
yang ditimbulkan akibat pekerjaan waterprofing ini menjadi tanggung jawab pihak penyedia
jasa. Adapun spesifikasi dan cara kerja diuraikan sebagai berikut:
a. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
b. Permukaan dinding beton yang akan di waterprofing harus rata terbebas dari tonjolan tajam,
rongga maksimum diameter 1 cm, bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan
minyak.
c. Waterprofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah dari 5 derajat celsius.
d. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui direksi pekerjaan berdasarkan contoh yang diajukan ole penyedia jasa.
e. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan penyedia
29
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

jasa terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari
pabriknya untuk mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
f. Pemasangan waterproofing dilakukan sebanyak 3 lapis pada dinding beton.
g. Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi waterproofing pada hari yang
sama.
h. Dinding beton yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh membrane
bitumen, untuk menghindari debu / kotoran yang terbawa oleh angin. Dinding yang sudah
terprimer tetapi belum dilapisi dengan membrane bitumen dalam waktu 24 jam, harus
diprimer ulang.
i. Dinding yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan, dibersihkan dari semua
lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer ulang.
3.13 Pengecatan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pengecatan dinding yang telah aci pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar) serta pengecatan baja dan besi yang ter-ekpose pada bangunan
ini.
a. Persyaratan Bahan
1. Pengecatan untuk dinding yang telah diplester diaci, dan diberi waterproffing dicat
dengan menggunakan spesifikasi cat dinding yang tahan air (waterproof) dan memiliki
sifat kedap air, elastis, tahan retak, anti-alkali, anti-jamur, daya lekat yang kuat, dan
antileleh.
2. Pengecatan untuk besi Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat) Cat dasar dan
cat antara harus memenuhi syarat; sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan
meni tidak boleh: mengulit, mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras,
adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit
harus dapat mudah diaduk dengan pengaduk menjadi campuran serba sama.
3. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi,
dan aturan pakai yang telah ditetapkan dari pabrik pembuat.
4. Sebelum memulai pengecatan pada bagian yang akan di cat, Penyedia Jasa wajib
menyerahkan brosur lengkap dan jaminan dari pabrik, satu contoh bahan yang telah
dicat pada permukaan polywood ukuran 30 cm x 30 cm untuk setiap bahan cat.
b. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan Tembok
1. Pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / atau bagian-
bagian lain yaang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
2. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-
retak, pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
30
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
3. Pengecatan dinding dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana penggunaan
alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
4. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut : lapis
1 encer (tambahan 20 % air), lapis 2 kental, lapis 3 encer.
5. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab
dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan
dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
c. Pelaksanaan Pengecatan Baja / Besi
1. Pekerjaan pengecatan bangunan besi / Baja harus sudah termasuk pekerjaan persiapan
permukaan besi, penggunaan cat, perawatan dan pengeringan lapisan cat (coating),
pekerja, peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pengecatan.
2. Permukaan yang akan dicoating / dicat harus dibersihkan dari kotoran pelumas, parafin,
grease dan kotoran lainnya dengan kain yang telah dicelupkan ke dalam cairan pelarut.
3. Sesudah dibersihkan dengan cairan pelarut, kotoran yang masih tersisa: sisa-sisa/
percikan las, terak, karat, kerak dan kotoran lain harus dibersihkan dengan sand-blasting
sesuai dengan Swedish Standard SIS 055900 atau SSPC-SP 10. Pembersihan pada
bagian pojok dan sudut lancip harus mendapat perhatian khusus. Permukaan baja / besi
yang memperlihatkan cacat-cacat, bopeng, luka dan lain-lain harus diperbaiki dengan
cara yang disetujui Direksi sebelum dicoating / pengecatan dikerjakan.
4. Pengecatan / lapisan cat (coating) pekerjaan baja / besi harus dikerjakan di bengkel kerja
di lokasi pekerjaan milik Penyedia atau tempat lain yang disetujui Direksi. Pengecatan /
lapisan cat coating di lokasi pekerjaan tersebut hanya dilaksanakan untuk bagian-bagian
cat yang rusak atau bekas pengelasan.
5. Pengecatan / lapisan cat (coating) harus dikerjakan menggunakan kuas yang halus /
bagus atau dengan penyemprot (sprayer) tanpa angin, sehingga menghasilkan lapisan
cat / coating yang halus dan merata di seluruh permukaan besi. Pengecatan / lapisan cat
(coating) tidak diperbolehkan bila kelembaban udara sekitar lokasi melebihi 90% atau
dalam keadaan akan terkena curahan air hujan sebelum permukaan cat mengering.
6. Bila lapisan cat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot, cara pelaksanaan harus
baik sehingga tidak terjadi segregasi bahan lapisan cat (coating). Perlengkapan mesin
penyemprot (sprayer) harus bersih dan bebas dari minyak dan embun.
7. Lapisan cat / coating harus seragam dan bebas dari pori-pori (lubang), kerut-kerut dan
cacat-cacat lainnya. Tenggang waktu antara pengecatan lapisan pertama dan berikutnya
31
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

harus mengikuti ketentuan pabrik / produsen cat tersebut.


8. Pengecatan harus dikerjakan dengan teliti sehingga ketebalan lapisan cat sesuai dengan
ketentuan dalam spesifikasi yang telah disetujui. Permukaan yang tidak akan dicat /
coating tetapi berdekatan dengan permukaan yang akan dibersihkan dan dicat / coating,
harus dilindungi selama proses pembersihan dan pengecatan sedang berlangsung.
9. Apabila terdapat kerusakan cat akibat ketidak telitian dalam pengecatan maka harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri, sampai dinyatakan dapat diterima.
d. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter persegi (M2) Pengecatan yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.14 Pengadaan dan Pemasangan Pagar Pengaman Selasar Atas
Lingkup Pekerjaan ini meliputi; penyediaan tenaga kerja bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
Pemasangan Pagar Pengaman Selasar dengan persyaratan Sbb:
a. Persyaratan Bahan
1. Kawat Jaring Harmonika 1.6 mm
2. Besi Siku L.50.50.4 dan Besi Ø 6” Standar SNI (sebagai frame pengikat).
b. Pelaksanaan Pekerjaaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti gambar
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, layout /
penempatan.
2. Semua Sisi luar kawat jaring yang membentuk persegi harus di las pada besi besi dia. 6”
sehingga membentuk sebuah frame yang kokoh dan di las kembali pada besi siku.
3. Pengelasan Pagar Pengaman Selasar Atas ini mengikuti prosedur pengelasan pada
(bagian 7 sub bagian 3.15 Pengelasan Baja dan Besi) yang tercantum dalam spesifikasi ini.
4. Pengecatan Pagar Pengaman Selasar Atas ini mengikuti prosedur pengecatan besi pada
(bagian 7 sub bagian 3.13 huruf c. Pengecatan Baja dan Besi) yang tercantum dalam
spesifikasi teknis pekerjaan ini.
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan UNIT Pagar Pengaman Selasar Atas yang
terpasangan dilapangan serta pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

32
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

3.15 Pengelasan Baja dan Besi


Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Pengelasan harus
mengikuti cara-cara mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang melakukan pekerjaan
ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga
Pemerintah atau Swasta yang diakui, adapun syarat-syarat pengelasan ialah sebagai berikut :
a. Dalam memilih elektroda pastikan sudah sesuai dengan komposisi material dan minimum
kekuatan Tarik yang diinginkan, jangan sampai kekuatan Tarik elektroda yang digunakan
dibawah minimum kekuatan Tarik dari material.
b. Penyedia Jasa harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las yang tercantum
di dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan Penyedia Jasa harus mempunyai
alat untuk mengukur tebal las sehingga dengan mudah dapat diketahui.
c. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-
bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan mechanical wire brush dan untuk
daerah-daerah yang sulit dapat digunakan sikat baja. Bekas potongan api harus dihaluskan
dengan menggunakan gurinda agar permukaan baja menjadi baik.
d. Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi dan
tegangan residual pada elemen konstruksi baja yang dilas. Pengelasan pada pertemuan
elemen-elemen yang padat seperti pada tumpuan harus dilakukan dengan teknik
preheating.
e. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari
kerak-kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Lapisan las yang berpori-pori
atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
f. Perhatian khusus diberikan pada pengelasan yang dilakukan di lapangan (field weld),
dimana posisi dari tukang las harus sedemikian sehingga dapat dengan mudah melakukan
pengelasan dengan hasil yang baik tanpa mengabaikan keselamatan kerja.
g. Pada semua pengelasan harus dilakukan pemeriksaan visual untuk mengetahui apakah :
1. Persiapan pengelasan sudah dilakukan dengan baik (bersih, gap yang cukup)
2. Las yang ada tidak berpori, undercut, retak permukaan atau cacat-cacat lain.
3. Ukuran dan tipe las sudah sesuai gambar.
h. Pada jumlah lokasi 30% dari seluruh lokasi pengelasan juga harus dilakukan "Liquid
Penetrant Test". Lokasi pengetesan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

33
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

3.16 Pengadaan dan Pemasangan Tangga Besi dan Manhole


Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan pembuatan tangga besi serta manhole dengan
detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi. Tangga besi
ini berfungsi untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan bak penampung .
a. Persyaratan Bahan
1. Pipa Gip Dia. 2 Inch.
2. Ancor Bolt.
3. Besi Siku L.40.40.4
4. Besi Ø 12 SNI.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti gambar
kerja yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, layout /
penempatan anak tangga, hand railing dan dimensi yang telah ditentukan.
2. Tangga besi ini harus bisa menahan beban dan goncangan keras.
3. Semua antride dan optride dalam setiap anak tangga harus mengikuti gambar kerja.
4. Pengelasan tangga besi ini mengikuti prosedur pengelasan pada (bagian 7 sub bagian 3.15
Pengelasan Baja dan Besi) yang tercantum dalam spesifikasi ini.
5. Pengecatan tangga ini mengikuti prosedur pengecatan besi pada (bagian 7 sub bagian
3.13 huruf c. Pengecatan Baja dan Besi) yang tercantum dalam spesifikasi ini.
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan UNIT Tangga Besi dan Manhole yang
terpasangan dilapangan serta pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.17 Pekerjaan Inlet, Outlet dan Penguras
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan yang berhubuungan dengan sistem inlet, outlet
dan penguras yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan. Adapuun material dan spesifikasi pekerjaan diurakan sebagai berikut:
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan untuk meneliti gambar kerja
yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan
dari pemasangan pipa beserta aksesoris yang telah ditentukan dalam Bill Of Quantity.
b. Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah Pipa PVC AW Dia. 4, Elbow PVC
AW Dia. 4, Gate Valve Dia. 4, Flange PVC AW Dia. 4, Karet Flange Dia. 4, dan Baut & Mur
16 mm yang terpasangan dilapangan serta pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan
berdasarkan harga yang ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

34
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

4. PEKERJAAN PAGAR BRC


4.1 Timbunan Tanah Didatangkan
Timbunan tanah yang digunakan dalam pekerjaan ini untuk pelaksanaan timbunan halaman
dimana dapat dilihat pada gambar kerja yang telah disetujui / mengikuti kondisi lapangan
a. Persyaratan Bahan
1. Material timbunan harus memenuhi semua persyaratan yang disyaratkan, perlu
diperhatikan yaitu grain size distribution, kadar air, kebersihan dari bahan organik.
2. Bahan-bahan yang berupa tumbuh-tumbuhan lapuk, tonggak, dan bahan-bahan organik
atau yang dapat membusuk lainnya, atau batu-batuan besar yang lebih besar dari 100
mm tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pengangkutan material dari borrow are ke lokasi pekerjaan mengunakan dump truk
dengan jarak angkut > 5 km.
2. Penyedia jasa harus mengangkut material melalui rute yang paling sesuai antar
tempat penggalian dan tempat penimbunan atau tempat pembuangan material untuk
membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar lokasi kerja.
3. Setiap aktifitas pengangkutan material penyedia jasa harus mematuhi segala ketentuan
yang berkaitan pedoman pengangkutan barang umum.
4. Penghamparan dilakukan lapis demi lapis, dengan tebal lapisan tidak lebih dari 30 cm.
5. Masing-masing lapis penghamparan disesuaikan dengan ukuran atau profil rencana
timbunan halaman.
6. Setiap kali akan menebarkan lapis berikutnya pada pekerjaan lapisan sebelumnya
harus sudah dipadatkan terlebih dahulu.
7. Sebelum dan selama pelaksanaan pemadatan, kadar air harus tetap optimum, dan
kadar air harus seragam dalam tiap lapisan. Jika kadar air kurang dari optimum,
pemadatan tidak boleh dilaksanakan, kecuali dengan persetujuan khusus dari Direksi
pekerjaan dan kadar air ditambahkan dengan memerciki air dan mengerjakan kembali
material pada site. Jika kadar air lebih besar dari kadar optimum, pemadatan tidak
boleh dilaksanakan, kecuali dengan keputusan khusus dari Direksi pekerjaan sampai
material dikeringkan dengan mengerjakan kembali.
8. Pemadatan timbunan halaman harus menggunakan peralatan yang sesuai dan
mendapat persetujuan direksi pekerjaan dan pemeriksaan pemadatan di lapangan
dengan alat yang disetujui oleh direksi pekerjaan

35
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M3) Timbunan Tanah
Didatangkan yang terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini
dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar
Kuantitas dan Harga..
4.2 Pengadaan dan Pemasangan Pagar BRC
Lingkup Pekerjaan ini meliputi; penyediaan tenaga kerja bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
Pekerjaan Pemasangan Pagar BRC meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Material Pagar BRC yang digunakan dalam
pekerjaan ini Terbuat dari bahan JKBL BRC, kemudian di Hot dip atau HD dengan proses
pencelupan ke bak yang isinya galvanis panas dan memiliki temperatur sekitar 465 derajat
celcius. Adapun ukuran dan dimensi serta persyaratan adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan Bahan
1. Tinggi : 175 cm, Lebar : 240 cm (dimensi pagar brc).
2. Diameter Besi Ø 6 SNI mutu U-50
3. Jarak Kawat Vertikal 10 cm.
4. Pipa Gip Tinggi : 190 cm, Dia. 2 inch (dimensi tiang pagar).
5. Mempunyai Penutup Tiang U clip Tebal 1,2 mm.
6. Angkur terbuat dari baja U-50 Ø 6 mm dan Ø 7 mm.
7. Mur dan Baut untuk pengunci tiang dan pagar.
b. Pelaksanaan Pemasaangan Pagar BRC
1. Pada saat pelaksanaan pengecoran sloof pagar berlangsung, dibuatkan lubang seukuran
tiang pagar dengan dimensi Dia. Ø 2 inch dan kedalaman 15 cm.
2. Tiang harus ditanam dalam sloof sesuai dengan dimensi dan kedalaman dan pada jarak
yang ditentukan dalam gambar kerja. Jarak antar tiang tidak boleh lebih dari 2.90 m.
3. Luruskan tiang pagar dengan waterpass dan dissarankan menggunakan penyangga
dengan kayu supaya tiang pagar tidak bergerak.
4. Pemasangan pagar BRC dengan mengaitkan pada tiang yang sudah dipasang
sebelumnya. Kaitkan dan kunci menggunakan mur, baut, uclip / klem (aksesoris tiang,
termasuk juga tutup tiang).
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan UNIT Pagar yang terpasangan dilapangan
serta pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

36
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

5. PEKERJAAN JARINGAN TRANSMISI


5.1 Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC S-12.5
Pipa jaringan transmisi harus mempunyai standar harus mempunyai standar SNI 06-0084:2002
berdiameter 4 inch yang menggunakan jenis material PVC dengan dimensi yang ditetapkan
sbb:

Ø Luar Ø Dalam Panjang Seri Max Pressure


110 mm 101.6 mm 6m S-12.5 10 Bar

5.2 Elbow PVC Dia. 100 mm


Fitting pipa berbentuk L dengan sudut 90 derajat yang memiliki fungsi untuk membelokan arah
aliran air sesuai dengan kondisi lokasi / jaringan transmisi dalam pekerjaan ini.
5.3 Tee PVC Dia. 100 mm
Tee memiliki koneksi cabang yang sama dengan ukuran pipa transmisi utama fungsi untuk
membagi aliran air sesuai dengan kondisi lokasi / jaringan transmisi dalam pekerjaan ini.
5.4 Pelaksanaan Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan, Adapun tahapan kerja mulai dari awal sampai dengan akhir
diuraikan sebagai berikut:
a. Pekerjaan Galian Pipa Transmisi
1) Seluruh dimensi galian tanah untuk jaringan transmisi pipa PVC mengikuti gambar kerja
dan panjang galian serta trase pipa transmisi harus bedasarkan hasil pengukuran
topografi yang telah dijelaskan pada bagian 6 sub bagian F dalam spesifikasi pekerjaan
ini.
2) Pekerjaan galian pipa harus disesuaikan dengan perkiraan jumlah pipa dan aksesoris
yang dapat dipasang untuk setiap harinya atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
3) Galian yang masih terbuka harus dijaga dan diberikan tanda atau rambu peringatan.
4) Bila dijumpai adanya sarana atau instalasi diatas permukaan tanah atau dibawah tanah,
maka harus dibuatkan pengaman agar tidak terjadi kerusakan akibat pekerjaan galian
pipa transmisi ini. Jika terjadi kerusakan yang dimaksud maka ganti rugi atau perbaikan
atas kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab pihak penyedia jasa.
5) Hasil bekas galian tanah yang sesuai dapat dipergunakan untuk timbunan tanah kembali,
tanah bekas galian yang tidak terpakai harus dibuang ke tempat yang tidak mengganggu
lalu-lintas jalan, saluran air ataupun kepentingan umum lainnya
6) Penyedia Jasa sebisa mungkin menghindari adanya perlintasan yang melewati sungai

37
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

atau saluran air yang menyebabkan pipa ter-ekspose, apabila hal tersebut tidak dapat
dihindari maka penyedia jasa wajib mengikuti penjelasan pada spesifikasi teknis
pekerjaan ini dibagian 7-5.5 (Persyaratan Lainnya).
b. Penyambungan Pipa PVC dan Aksesoris
1) Pastikan bahwa jumlah pipa yang akan dipasang sesuai dengan kebutuhan dan
tempatkan pipa pada sisi yang berseberangan dengan tumpukan tanah hasil galian.
2) Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan tee atau elbow harus
dilakukan dengan cara yang rapi tanpa merusak pipa dan kelurusannya.
3) Sebelum mulai mengoleskan dan menyambungkan pipa, sebaiknya lakukanlah fitting
dengan cara menyambungkan tanpa menggunakan lem terlebih dahulu untuk melakukan
pencocokan sambungan serta memberi tanda menggunakan alat tulis di bagian pipa.
4) Bersihkan ujung pipa dari cairan, debu, ataupun kotoran lain yang dapat menggganggu
proses penyambungan dan memastikan besrsih secara fisik.
5) Oleskan solvent cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa dan
fitting yang akan disambung. Tekan antar sambungan pipa dan tahan kurang lebih 15
sampai 20 detik sampai lem mengering.
6) Pada waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung
pipa harus ditutup rapat guna menghindari dimasuki oleh binatang atau benda- benda
asing.
7) Panjang galian pada setiap tempat maksimum 200 meter atau sepanjang yang
diperlukan untuk menyambung sejumlah pipa yang bisa dilaksanakan dalam sehari.
8) Semua pipa, benda sambungan yang diturunkan ke lubang galian harus berhati-hati,
satu-persatu dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menghindari
kerusakan bahan pipa dan aksesoris yang telah tersambung. Dalam keadaan apapun
tidak boleh pipa dijatuhkan atau ditumpuk di dalam lubang galian.
c. Timbunan Tanah Kembali
1) Pastikan sebelum melaksanakan penimbunan tanah, sambungan elbow maupun tee
sudah terpasangan pada pipa PVC dan mengarah tepat pada pipa inlet Boks Pembagi.
2) Material timbunan tanah kembali harus bersih dan bebas dari kotoran yang menempel.
3) Material timbunan dan urugan tanah kembali harus ditempatkan dan dihampar secara
menerus dalam lapisan horizontal dalam areal timbunan atau urugan.
4) Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus dengan alat penumbuk atau
dengan cara lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan.

38
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

5.5 Persyaratan Lainnya


Dalam hal pelaksanaan pekerjaan jaringan pipa transmisi Penyedia Jasa DIWAJIBKAN
menggunakan Pipa Gip Medium dikhususkan untuk jalur pipa yang tidak bisa ditanam (ter-
expose) ataupun pipa yang melintasi / menyebrang saluran air ataupun sungai, biaya yang
timbul akibat adanya pemasangan Pipa Gip ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
5.6 Dasar Pembayaran
Pengukuran untuk item pekerjaan jaringan transmisi ini dihitung berdasarkan :
a. Satuan Meter Kubik (M3) untuk Galian Tanah dan Timbunan Tanah Kembali yang dikerjakan
dilapangan oleh penyedia jasa.
b. Satuan Panjang (M) Pipa PVC yang telah terpasangan dan tersambung dilapangan.
c. Satuan Buah untuk aksesoris-aksesoris pipa yang telah tersambung dengan Pipa PVC.
adapun dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang
telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
6. PEKERJAAN BOKS PEMBAGI
6.1 Pelaksanaan Pekerjaan “
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan Boks Pembagi ini penyedia jasa harus memperhatikan
keseluruhan item yang tertulis didalam Bill Of Quantity dan gambar kerja, adapun tahapan demi
tahapan yang harus diikuti dan dikerjakan mulai dari Galian Tanah, Bekesting Exposed, Beton
K-100, Elbow PVC AW Dia. 4, Gate Valve Dia. 4, Flange PVC AW Dia. 4, Karet Flange Dia. 4,
Baut Mur Dia. 16, Plesteran, Acian, Pengecatan. Seluruh item yang telah disebutkan diatas
harus mengikuti prosedur yang dijelaskan dalam spesifikasi ini dan mengikuti prosedur yang
dijelaskan pada gambar kerja atau mengikuti petujuk yang diberikan direksi pekerjaan.
6.2 Dasar Pembayaran
Pengukuran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah satu set boks pembagi yang
terbangun lengkap dengan pipa beserta aksesoris yang terpasangan dilapangan, adapun dasar
pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
7. ENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA TENAGA SURYA
7.1 Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pompa dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan pompa tenaga surya berikut
dengan kelengkapannya untuk kebutuhan kapasitas rata-rata 10 liter/det dengan head pompa
minimal 70 meter, yang meliputi ruang lingkup sebagai berikut :
a. Penyediaan Material.
b. Mobilisasi Material Menuju Lapangan.
c. Pemasangan & Uji Coba.
39
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

7.2 Penyediaan Material


Jenis Pompa yang diperlukan adalah pompa submersible multi stage pump beserta volume,
satuan kelengkapannya yang terdiri dari :
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME HARGA TOTAL HARGA

A Pengadaan Pompa Tenaga Surya Kapasitas : 10 Liter Head : 40 - 60 m Peak Capacity : 257 M3/Hari
1 Pengadaan Submersible Pump All Stainless Steel Lengkap Dengan CTK 10 Liter Set 1
2 Pengadaan Solar Module 270 WP Lengkap Dengan Acessoriess
- Solar Module Cristaline Minimum 14.040 WP, Terminal Socket dan Terminal Box Keping 54
3 Pengadaan Kabel Array Ke Kontrol Box, Lengkap Dengan Socket Dan Plug Set 1
4 Pengadaan Kabel Intermodule Array Ke Array, Lengkap Dengan Socket dan Plug Set 1
5 Pengadaan dan Pemasangan Combine Junction Box (AC/DC) Set 1
6 Pengadaan Solar Inverter Minimun 11000 Watt Set 1
7 Pengadaan Sensor Dry Running Set 1
8 Pengadaan Sine Wave 200-500 38A Set 1
9 Pengadaan dan Pemasangan 1 Unit Support Solar Module Set 1
10 Pengadaan dan Pemasangan TMLB Motor Cable 4G x 6 mm2, CW Resin & Termination Cable M 90
11 Pengadaan dan Pemasangan Cable 2 C x 1,5 mm2 M 90
12 Pengadaan dan Pemasangan Bore Hose dia. 76 mm M 70
13 Pengadaan Coupler c/w Cover Sumur dia. 76 mm +Mur dan Baut Pcs 2
14 Pengadaan Non Return Valve, Isolation Valve, dan Presure Gauge Set 1
15 Pengadaan Pipa PVC dia. 4 Inch (Pompa ke Bak Penampung) M 8
16 Pengadaan Elbow dia. 4 Inch Buah 4
17 Pengadaan Flange Socket dia. 4 Inch Buah 1
B Installation, Testing, Commissioning & Training Operator
1 Instalation, Testing, Commissioning By; ASP, Principle / Manufacture dan Training Ls 1
GRAND TOTAL
* Penyedia Jasa wajib mengisi tabel diatas seusai harga yang dikelurakan oleh pabrikan pembuat dengan
menambahkan biaya overhead maksimal 15%, volume yang telah dijelaskan pada tabel diatas merupakan
volume / kebutuhan untuk 1 (satu) lokasi. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengurangi volume pada tabel
diatas.
7.3 Syarat Teknis Pompa
Penyedia Jasa dalam penawarannya harus memenuhi syarat teknis pompa yang akan
digunakan diantaranya berupa; kapasitas / debit, head, dan daya yang diperlukan dengan
spesifikasi yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Kapasitas Rata-Rata : 40.000 liter / jam.
b. Head Shut Off : 60 m.
c. Power Motor Yang Tersedia : 9.200 Watt.
d. Material Pompa : Stainless Steel.
7.4 Syarat Teknis Motor
Penyedia Jasa dalam penawarannya harus memenuhi syarat teknis motor pompa yang akan
digunakan diantaranya berupa; tipe motor, sistem kerja motor, material dan daya tahan yang
diperlukan dengan spesifikasi yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Tipe Motor : Permanent Magnet.
b. Power Input : 9.200 Watt.
c. Starting method : Direct-On-Line or Star Delta.
d. Enclosure Class (IEC 34-5) : IP68.
e. Insulation Class (IEC 85) : F.
f. Motor & Thermal Protec : Include.
g. Material Motor : Stainless Steel.

40
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

h. Bearing : Carbon / Ceramic.


i. Working Pressure : 15 bar.
7.5 Konstruksi Pompa
Penyedia Jasa dalam penawarannya harus memenuhi syarat konstruksi pompa yang akan
digunakan diantaranya berupa; susuna, model, tata letak yang ada di dalam pompa adapun
spesifikasi konstruksi pompa yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Tipe pompa adalah submersible centrifugal , design yang sederhana sehingga tidak
memerlukan perawatan yang sulit.
b. Konstruksi pompa adalah “all stainless steel” sehingga menjamin umur pompa lebih
panjang.
c. Tipe motor adalah permagnet motor yang mempunyai efisiensi lebih tinggi dan
memberikan disipasi panas yang lebih kecil dibandingkan asyncronous motor.
d. Motor Pompa dilengkapi dengan dry running protection sehingga melindungi motor
dari bahaya terbakar saat permukaan air dalam sumur turun dibawah inlet pompa.
e. Motor Pompa dilengkapi dengan proteksi over & under voltage protection, overload,
overtemperatur dan proteksi terhadap beban kosong untuk menjamin keamanan
motor dan umur motor yang lebih panjang.
7.6 Kontrol Pannel Pompa
Panel selain sebagai sarana untuk menghidupkan dan mematikan pompa melalui tombol
manual star-stop juga harus berfungsi sebagai alat kontrol dan komunikasi dengan pompa yang
dipasang dengan memberikan informasi kondisi status pompa. Syarat-syarat kontrol panel ialah
:
- Box Pannel. - Ground Meter.
- NFB / MCB. - Terminal Block.
- Contractor. - Timer.
- Overload Relay. - Pilot Lamp.
- Underload Relay. - Ampere / Volt Meter.
- Phase Failure. - Dry Running Protection.
- Water Level Control. - Temperature Sensor.
- Current Asymetry. - Selector Volt.
- Over Voltage. - Selector Switch.
- Under Voltage. - Push Button (on/off).

41
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

7.7 Syarat Teknis Renewable Solar Inverter


Renewable Solar Inverter (RSI) harus dapat memiliki built-in MPPT (maximum power
point tracking) agar power yang dibangkitkan oleh solar cell dapat di utillised secara maksimal
oleh pompa. RSI inverter dapat berfungsi ganda sebagai controller sekaligus sebgai alat
proteksi dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Maximum Power Point Tracking.
b. DC ke konversi AC 3 phase.
c. Dapat menerima 2 input voltase AC dan DC.
d. Enclosure class IP 66 (kedap air) dan tidak memerlukan tambahan fan.
e. Dapat menyesuaikan perubahan intensitas cahaya terhadap putaran Motor.
f. Koneksi ke dry running switch.
g. Koneksi ke water level switch.
h. History operasional pompa.
i. Dapat memproteksi kelebihan/kekurangan tegangan,beban kerja motor, suhu,arus.
7.8 Syarat Teknis Solar Modul
Solar modul terbuat dari multicrystalline type dan dilengkapi dengan plug dan soket untuk
memudahkan penyambungan module secara parallel kemudian dipasang pada bingkai struktur
dengan kemiringan tertentu untuk mendapatkan radiasi yang maksimum dari sinar matahari.
Syarat Teknis Solar Module :
Solar Module Type : Polycrystalline / Multicrystalline
Daya Solar Array : 14.580 Wp
Susunan Solar Module :
Jumlah Modul Yang Dibutuhkan : 54 bh
Frame Struktur : 1 set
Susunan Modul Dalam Array : 18 seri x 3 paralel
Kabel Antar Array : 3 bh
Kabel Array Ke Control Panel : 1 bh
7.9 Purna Jual dan Garansi
Untuk memberikan pelayanan purna jual yang cepat dan memuaskan Penyedia Jasa harus
memenuhi hal-hal berikut :
a. Menjamin adanya service center dengan teknisi yang terampil di area sulawesi ,dengan
memberikan alamat,contact person yang dapat dihubungi jika terjadi permasalahan
dilapangan juga menunjukkan surat penunjukkan sebagai service center dari pabrik dan
menjamin ketersediaan suku cadang pompa di pasaran minimal 5 tahun.
b. Penyedia Jasa/Jasa melampirkan surat perjanjian kerjasama berjangka dari pabrikan atau
42
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

ATPM di indonesia yang telah mempunyai sertifikasi ISO9001:2015 ,yang dimana


menuliskan pernyataan dan tanggung jawab dari persyaratan yang ada dalam dokumen
lelang.
c. Penyedia Jasa memberikan surat pernyataaan garansi dan kesediaan memperbaiki dalam
waktu 2 tahun terhitung sejak pompa dipasang untuk kerusakan yang disebabkan karena
konstruksi / kelalaian dari pabrik dan semua biaya akan ditanggung oleh Penyedia Jasa.
d. Setiap pompa dan motor harus dilengkapi test report dari pabrikan di indonesia
Standart ISO 9906,grade 3B yang dimana harus menyertakan termasuk kurva yang
menunjukkan : head versus debit, daya versus debit dan effesiensi versus debit.
e. Bagi pabrikan harus memiliki dan melampirkan copy bukti Ijin Usaha Industri yang
dikeluarkan oleh Badan Kordinasi Penanaman Modal Kementerian Peindustrian Republik
Indonesia.
f. Bagi ATPM harus memiliki dan melampirkan copy Surat Keagenan Tunggal
Pemegang Merk dengan jenis pompa yang dimaksud, yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, serta copy surat
penunjukan dari Prinsipal (Pabrikan Pompa.
g. Memiliki dan melampirkan copy sertifikat mutu ISO 9001 dan 14001
h. Pabrikan atau ATPM harus dapat memberikan warranty power terhadap solar module
minimal 85% setelah terpakai selama 25 tahun.
i. Untuk menjamin keaslian barang yang disupply, penyedia jasa wajib menyertakan COO
(certificate of originality), COC (certificate of compliance),waranty card,manual book untuk
pompa,solar module,solar inverter,sine wave,dan drop cable,yang dimana diterbitkan oleh
pabrik di indonesia dengan menuliskan nama proyek dan waktu penerbitan.
7.10 Prosedur Pemasangan Pompa
Prosedur standar untuk pemasangan pompa yang harus dilaksanakan dan dijalankan oleh
Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
a. Pemeriksaan dan pengangkutan unit pompa dari gudang Bagian Proyek kelokasi yang telah
ditentukan, termasuk memuat dan membongkarnya.
b. Menyiapkan alat pokok dan alat pendukung serta material pendukung untuk pemasangan
pompa di lokasi bak penampungan.
c. Pemeriksaan terhadap semua komponen unit pompa sesuai dengan packing list yang ada.
Periksa terhadap adanya kemungkinan kerusakan karena pengerjaan pabrik maupun
selama pengangkutan dan bongkar muat, serta cocokkan dengan data teknis yang ada.
d. Ukur tahanan antara terminal-terminal motor (winding resistance) dan sesuaikan dengan
data teknis motor, perbedaan sampai 5% adalah wajar / normal.
43
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

e. Unit pompa dipasang di atas pondasi dan dilengkapi dengan penahan yang dibutuhkan.
f. Melaksanakan pemasangan unit pompa sesuai dengan prosedur pemasangan dari Pabrik
Pembuat Pompa atau teknik standar yang di persyaratkan ole pabrik pembuat pompa.
g. Pelaksanaan perakitan Pompa Tenaga Surya ini harus dilakukan di lokasi pekerjaan,
Tenaga Kerja yang melakukan perakitan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian” yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat, penyedia jasa tidak diperbolehkan mendatangkan tenaga
kerja yang tidak tersertifikasi dari pabrik pembuat, untuk meminimalisir kesalahan dalam
pemasangan serta menjaga kualitas dan kuantitas Pompa Tenaga Surya yang terpasang.
7.11 Uji Coba / Trial Test
Penyedia Jasa pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dengan memenuhi syarat. Penyedia Barang harus melakukan uji coba
pompa sesuai dengan debit rencana pemompaan dengan interval waktu 8 (delapan) jam
operasi tanpa henti pada saat kondisi cuaca cerah kemudian mengamati parameter terhadap :
a. Debit pemompaan disesuaikan dengan headnya.
b. Ampere.
c. Voltage.
7.12 Pendidikan Calon Operator Instalasi Meliputi :
Penyedia Jasa harus mendidik operator yang menangani instalasi ini, sehingga mengetahui
betul tentang operasi dari perbaikan ringan dari instalasi tersebut.
7.13 Penyediaan Papan Informasi Meliputi :
Penyedia Jasa harus menyediakan papan ,yang memberikan informasi untuk metode ,cara
pengoperasian yang dipersyaratkan oleh pabrikan pompa
a. Penyedia Jasa wajib memberikan informasi identitas perangkat sistem pompa tenaga
surya dan cara perawatan serta rambu keselamatan kerja yang direkomendasikan oleh
pabrikan.
b. Penyedia Jasa wajib memberikan informasi /contact person teknisi yang dapat dihubungi
oleh operator jika terjadi masalah pada sistem dan alamat yang jelas untuk tempat layanan
purnajual dan sparepart.
7.14 Dasar Pembayaran
Pengukuran untuk item pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa Tenaga Surya ini
dihitung dua kali berdasarkan :
a. Satuan Set untuk Pompa Tenaga Surya yang telah didatangkan ke lokasi serta lengkap
berdasarkan tabel 7.2 (penyediaan material) yang telah diuraikan diatas.
b. Satuan Pompa Tenaga Surya yang terpasang dilokasi pekerjaan dan telah dilakukan uji
44
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

coba selama 8 (delapan) jam tanpa berhenti pada saat kondisi cuaca yang cerah serta
kondisi pompa yang dijalankankan berdasarkan hasil Uji Debit Menerus (7-2.17).
adapun dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang
telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
8. PESYARATAN RENCANA KESELAMATAN KERJA (RKK)
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tanggal 23 Desember Tahun 2019 tentang
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia jasa dalam
penjaminan keselamatan konstruksi pada saat pekerjaan berlangsung, untuk itu pihak pengguna jasa
dalam hal ini PPK telah menetapkan tingkatan resiko dan identifikasi bahaya berdasarkan item pekerjaan
yang harus dipatuhi dan dilaksnakan oleh penyedia jasa sebagai berikut:
TINGKAT
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO
1. Mobilisasi dan Demobilisasi a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, kecelakaan
4
akibat pengaturan lalu lintas kurang baik.
b. Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan peralatan yang salah,
6
terjepit pada saat menaikkan dan menurunkan alat.
2. Pemasangan dan Pembongkaran a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, kecelakaan
Temporary Casing (ID) 17" kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan 2
disaat pengelasan berlangsung.
b. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
2
api pada saat pengelasan temporary casing.
3. Pengeboran Pilot Hole Di Segala a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Formasi Dia. 8 3/4" b. Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
6
pengeoperasian mesin bor yang tidak sesuai dengan prosedur.
4. Pengambilan Contoh Cutting dan a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Pemeriksaan Litologi Batuan b. Terjadinnya Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
6
pengeoperasian mesin bor yang tidak sesuai dengan prosedur.
5. Logging Geofisika dan Analisis a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
b. Kecelakaan kerja yang diakibatkan cara penggunaan peralatan /
6
equipment logging yang salah.
6. Pelebaran Lubang Bor (Reaming) a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Dia. 8 3/4" Menjadi Dia. 14" b. Terjadinnya Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
6
pengeoperasian mesin bor yang tidak sesuai dengan prosedur.
7. Pengadaan dan Pemasangan Pipa a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, terjadinya
Black Steel Dia. 8” kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan 4
genset dan ketika pengelasan sedang berlangsung.
b. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
api pada saat pengelasan pipa black steel dan resiko resiko terjepit / 6
tertimpa material pipa pada saat konstruksi berlangsung.
8. Pengadaan dan Pemasangan Screen a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, terjadinya
Low Carbon Dia. 8" kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan 4
genset dan ketika pengelasan sedang berlangsung.
b. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
api pada saat pengelasan pipa screen dan resiko resiko terjepit / 6
tertimpa material pipa pada saat konstruksi berlangsung.
9. Pengisian Gravel Pack Terayak a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 4
b. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena sekop dan cangkul
4
disaat pengisian gravel berlangsung.
10. Sirkulasi dan Tekanan Air (Water a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Jetting) b. Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
4
pengeoperasian pompa air yang tidak sesuai dengan prosedur.
11. Tekanan Udara (Air Jetting) c. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2

45
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

TINGKAT
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO
d. Luka ringan sampai luka berat akibat cara pengeoperasian
4
kompresor udara yang tidak sesuai dengan prosedur.
12. Pemompaan Uji a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
- Uji Pendahuluan b. Luka ringan sampai luka berat akibat cara pengeoperasian peralatan
4
- Uji Debit Bertingkat pemompaan uji yang tidak sesuai dengan prosedur.
- Uji Debit Menerus c. Kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat pelaksanaan
4
- Uji Kambuh pempompaan uji.
13. Pengambilan Sample dan Analisa a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Kualitas Air b. Kecelakaan kerja akibat jenis dan cara penggunaan peralatan 2
14. Pekerjaan Sementing dan Lantai a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
Beton Sumur : campuran agregat pada saat pencampuran material.
- Semen Grouting b. Luka dibagian tangan / kaki yang diakibatkan akibat terkena sekop
4
- Lantai Beton dan cangkul disaat pengadukan material.
15. Pengadaan Patok dan Nomenklatur a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
Sumur campuran agregat pada saat pencampuran material.
b. Luka dibagian tangan / kaki yang diakibatkan akibat terkena sekop
4
dan cangkul disaat pengadukan material.
16. Galian Tanah a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 4
b. Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan peralatan pada saat
4
pemasangan bowplank berlangsung.
c. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena alat gali (cangkul &
4
sekop) akibat jarak antar pekerja penggali terlalu berdekatan.
17. Lapisan Pasir Urug a. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena cangkul & sekop pada
4
saat pengisian lapisan pasir urug.
18. Pasangan Batu Sp 1 : 4 a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
campuran agregat pada saat pencampuran material.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
6
pengopersian perlalatan concrete mixer.
19. Timbunan Tanah Kembali a. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena cangkul, sekop dan
4
kayu yang runcing pada saat pengisian timbunan tanah kembali.
20. Pembesian a. Luka ringan sampai dengan luka berat akibat terpelset jatuh dari
6
posisi ketinggian pada saat perakitan besi.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pemotongan besi mengguunakan slepan & gergaji.
21. Bekesting Exposed a. Luka ringan sampai luka berat akibat kesalahan dan ketidak hati-
4
haian dalam mengguunkan peralatan palu dan gergaji.
b. Terpelset jatuh dari posisi ketinggian dan resiko tertimpa bekesting
6
yang belum terikat satu sama lain.
22. Beton K-100, Beton K-175 dan K-225 a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
campuran agregat pada saat pencampuran material.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian perlalatan concrete mixer.
c. Terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada saat pengecoran. 6
d. Terjadinya gangguan pada mata akibat debu dari maetial untuuk
4
pengecoran serta gangguan pendengaran akibat kebisingan vibrator.
e. Terjadinya kecelakaan kerja ketika bekerja dalam keadaan gelap /
6
malam hari akibat penerangan yang kurang memadai.
27. Pengadaan dan Pemasangan Pagar a. Luka ringan sampai luka berat akibat terpeleset jatuh dari posisi
9
Pengaman Selasar Atas ketinggian dan terluka akibat terkena material baja dan besi.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian slepan & gergaji besi.
c. Tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan disaat
4
pengelasan pagar sedang berlangsung.
d. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
4
api pada saat pengelasan.
29. Pengadaan dan Pemasangan a. Luka ringan sampai luka berat akibat terpelset jatuh dari posisi
9
Tangga Besi dan Manhole ketinggian dan resiko terkena material besi.

46
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

TINGKAT
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian slepan & gergaji besi.
c. Tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan disaat
4
pengelasan berlangsung.
d. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
4
api pada saat pengelasan.
30. Plesteran 1 : 3 a. Luka ringan sampai luka berat dan mengakibatkan gangguan
pernafasan, karena terkena debu dari campuran agregat, semen 4
pasir dan air.
b. Kecelakaan kerja akibat terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada
4
saat pekerjaan plesteran berlangsung.
31. Acian a. Gangguan pernafasan akbibat karena terkena debu dari campuran
4
agregat, semen dan air.
b. Kecelakaan kerja akibat terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada
6
saat pekerjaan acian berlangsung.
32. Pengecatan a. Luka ringan sampai luka berat dan mengakibatkan gangguan
pernafasan, terkena iritasi ringan sampai berat karena terkena 4
terpapar bahan kimia yang berasal dari material cat.
b. Kecelakaan kerja akibat terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada
6
saat pekerjaan pengecatan berlangsung
33. Pengadaan dan Pemasangan Pintu & a. Luka ringan sampai luka berat akibat terjepit dan terkena material
4
Pagar BRC besi pada saat pekerjaan berlangsung.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian slepan & gergaji besi.
34. Pengadaan dan Pemasangan c. Luka ringan sampai luka berat akibat terpelset jatuh dari posisi
9
Pemasangan Pintu Geser ketinggian dan resiko terkena material besi.
a. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
6
pengopersian slepan & gergaji besi.
b. Tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan disaat
4
pengelasan berlangsung.
c. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
4
api pada saat pengelasan.
35. Kunci Gembok, Engsel Pintu Pagar & a. Luka ringan sampai luka berat akibat terjepit gembok, engsel pintu
4
Grendel dan grendel pada saat pemasangan berlangsung.
36. Pengadaan dan Pemasangan Pipa a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
PVC S-12.5 b. Luka ringan sampai luka berat akibat iritasi dan gangguan pernafasan
pada saat penyambungan pipa dan resiko terjepit pipa pada saat 4
penyambungan Pipa PVC
38. Pengadaan dan Pemasangan Pompa a. Luka ringan sampai luka berat akibat jatuh dari posisi ketinggian dan
9
Tenaga Surya 10 ltr/det resiko tertimpa besi pada saat jatuh
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
pengopersian slepan & gergaji besi, tersengat aliran listrik statis pada 6
saat menyalakan genset dan disaat pengelasan berlangsung.
c. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 4

9. LAPORAN DAN DOKUMENTASI PEKERJAAN


Laporan dan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk mendukung aktivitas
pengendalian, pengawasan dan pemantauan. Selain itu, laporan yang dimaksud dapat dipergunakan
sebagai bahan evaluasi dan pemeriksaan terhadap akuntabilitas kinerja penyedia jasa baik dari sisi
manajemen proyek maupun hasil pekerjaan dilapangan untuuk itu laporan yang harus dipenuhi oleh
penyedia jasa ialah:

47
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

A. Laporan Harian (Daily Report)


Laporan berisi tentang pelaksanaan kegiatan mulai dari volume yang dikerjakan, jumlah material, alat,
dan personil yang terpakai dilapangan selama satu hari serta untuk mengetahui sejauh mana progres
pekerjaan dilaksanakan oleh Penyedia Jasa, kemudian laporan ini harus diserahkan kepada Direksi /
Pengawas Lapangan per minggu berjalan selama pekerjaan berlangsung.
B. Laporan Mingguan (Weekly Report)
Laporan mingguan ini merupakan rangkuman pelaksanaan kegiatan harian Penyedia Jasa mulai dari
volume yang dikerjakan, jumlah material, alat, dan personil yang terpakai dilapangan selama satu
minggu dengan menggambarkan bobot dan progres pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat diketahui
sudah sejauh mana pekerjaan yang telah dicapai oleh Penyedia Jasa. Laporan ini harus diserahkan
kepada Direksi / Pengawas Lapangan per minggu berjalan selama pekerjaan berlangsung.
C. Laporan Bulanan (Mothly Report)
Laporan bulanan merupakah sebuah pertanggung jawaban dalam bentuk tertulis mengenai kegiatan
yang sudah dijalankan selama satu bulan serta mencantumkan kegiatan bulan sebelumnya dan
merupakan hasil rekapan dari laporan mingguan, sehingga dapat diketahui progres pekerjaan yang
telah dicapai oleh Penyedia Jasa. Laporan bulanan ini harus dibuat oleh Penyedia Jasa kemudian
diperiksa oleh Direksi / Pengawas Lapangan dan disetujui oleh Pejabat Pembuuat Komitmen.
D. Back-Up Data Kuantitas
Back up data kuantitas dibuat sesuai dengan rincian perhitungan dasar matematis bangun ruang dan
dimensi yang ada dilapangan. Beberapa jenis perhitungan juga diizinkan selama perhitungan tersebut
memiliki rumus ataupun perhitungan yang jelas. Setiap item dihitung mengikuti satuan pekerjaan
masing-masing sesuai dasar perhitungan pembayaran dalam spesifikasi teknis yang di gunakan.
Sedangkan khusus untuk satuan LS (Lump Sum)atau harga perkiraan, dasarnya dihitung dengan
perkiraan logis semua biaya termasuk fasilitas kerja, transportasi (alat, material dan tenaga).
E. Back-Up Data Kualitas
Merupakan data hasil pengujian terhadap item pekerjaan sesuai klasifikasi mutu yang di persyaratkan.
Pengujian pada umumnya dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan dan berlaku untuk
beberapa item pekerjaan yang diharuskan mengguunakan SNI atau standar yang dikeluarkan oleh
Kementerian PU. Pengujian kualitas bertujuan untuk mengetahui klasifikasi suatu produk output
Penyedia Jasa baik sebelum pekerjaan di lakukan, sampai selesainya pekerjaan. Standart umum
yang di gunakan pada tahap pengujian memiliki standart spesifikasi yang bersyarat melalui kontrol
kualitas yang berdampingan dengan pekerjaan fisik Back up data kualitas memiliki standart spesifikasi
pengujian tertentu yang tertuang dalam kontrak dan mengacu pada efisiensi pengendalian mutu
terhadap item-item tertentu, yang memiliki kecenderungan kegagalan konstruksi di kemudian hari.

48
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

F. Back-Up Data MC.0


Mutual check awal atau biasa yang disebut MC-0 merupakan kegiatan penghitungan kembali volume
item pekerjaan dan disesuaikan antara gambar rencana dengan kondisi lapangan. Sehingga
mendapatkan volume yang aktual. Penghitungan MC-0 menjadi salah satu kelengkapan yang wajib
dibuat dan dilaksanakan karena ini akan berpengaruh terhadap pekerjaan nantinya yang akan
dilaksanankan apakah mengalami perubahan, volume bertambah atau berkurang dan ataukah tetap.
G. Back-Up Data MC.100
Biasanya disebut mutual check akhir adalah penghitungan akhir volume item pekerjaan yang
terpasangan dilapangan dan sebagai kontrol terhadap kegiatan apakah sesuai atau tidak dengan
MC.0% yang telah di hitung diawal pelaksanaan pekerjaan.
H. Gambar Kerja (Shop Drawing)
Shop drawing atau gambar kerja adalah gambar teknis lapangan yang dipakai untuk acuan
pelaksanaan pekerjaan dan gambar kerja ini bersifat detail dan menjadi pedoman Penyedia Jasa dan
Pengguna Jasa dalam melaksanakan pekerjaan.
I. Gambar Pelaksanaan (As Build Drawing)
As-Built Drawing atau gambar rekaman akhir merupakan gambar yang dibuat sesuai dengan kondisi
yang sebenar-benarnya terbangun di lapangan yang telah mengadopsi semua perubahan yang terjadi
selama proses konstruksi.
J. Laporan Hasil Pengeboran
Laporan Pengeboran meruupakan laporan yang wajib dibuat oleh penyedia jasa, yang berisikan
tentang kronologi pelaksanaan pengeboran di lapangan, mulai dari awal sampai dengan akhir, adapun
isi dari laporan ini memuat tentang :
a) Tanggal Mulai sampai Akhir Pengeboran.
b) Logbor (jumlah kedalaman pengeboran yang dicapai perhari).
c) Hasil Cutting Sample Tanah dan Batuan.
d) Hasil Logging Geofisika Analisis.
e) Gambar Rencana Konstruksi Sumur.
f) Data-data Uji Pendahuluan, Uji Debit Bertingkat, Uji Debit Menerus, dan Data Uji Kambuh.
g) Perhitungan akhir Debit Optimal dan Debit Optimum di Sumur yang telah diuji.
h) Rekomendasi kedalaman pompa yang akan dipasang.
i) Hasil Kualitas Air yang telah dianalisa oleh laboratorium.
j) Kesimpulan dan saran-saran.

49
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato

K. Foto Dokumentasi
Foto Dokumentasi Pekerjaan adalah salah satu bagian dari kegiatan untuk dapat mewakili proses
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Foto Proyek diambil per item pekerjaan yang dilaksanakan pada
kegiatan ini, mulai dari foto 0%, foto 50% dan 100%, pengambilan foto pekerjaan harus mempunyai
latar belakang (background) yang sama pada saat pengambilan foto 0%. Foto-foto tersebut berukuran
3R disusun rapih dalam album dan kemudian diserahkan kepada direksi pekerjaan.

Gorontalo, Nopember 2020


Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan Air Tanah dan Air Baku I

RIDWAN DAKU MODANGGU, ST


NIP 196404022002121001

50

Anda mungkin juga menyukai