SPESIFIKASI TEKNIS
1. LINGKUP PEKERJAAN :
Lingkup pekerjaan ini merupakan tahapan dan urutan dari pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di. Kab. Pohuwato Tahun Anggaran 2021, yang terdiri dari beberapa
item pekerjaan yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga serta wajib dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa dengan mengikuti syarat dan ketentuan pada spesifikasi ini. Adapun item pekerjaan yang dimaksud
ialah:
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Pengeboran.
3. Pekerjaan Bak Penampung.
4. Pekerjaan Pagar BRC.
5. Pekerjaan Jaringan Transmsi.
6. Pekerjaan Boks Pembagi.
7. Pengadaan dan Pemasangan Pompa Tenaga Surya.
2. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan pembangunan jaringan irigasi air tanah ini berempat di 2 (dua) titik tersebar di
Kabupaten Pohuwato - Provinsi Gorontalo.
1
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
2
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
apakah calon lokasi tersebut layak dilaksanakan pengeboran, apabila hasil dari pendugaan geolistrik
ada salah satu lokasi yang tidak layak atau tidak direkomendasikan dilaksanakannya pengeboran,
maka Penyedia Jasa bersama Direksi Pekerjaan atas persetujuan PPK dapat meninggalkan lokasi
tersebut dan segera mungkin mencari lokasi yang baru dan yang layak berdasarkan hasil pendugaan
geolistrik.
C. SOSIALISASI PEKERJAAN
Penyedia Jasa wajib melaksanakan rapat / sosialisasi serta melakukan diskusi tanya jawab di lokasi
pekerjaan bersama pihak PPK, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, pihak Aparat kemananan
TNI & Polri, Instansi terkait, serta masyarakat pemanfaat dan yang terkena dampak, sosialisasi
pekerjaan ini dilaksanakan setelah ada hasil rekomendasi kelayakan lokasi dari pendugaan geolistrik.
D. PENGUKURAN TOPOGRAFI
Berdasarkan hasil pendugaan geolistrik yang menyatakan lokasi rencana layak dijadikan lokasi
pengeboran sumur untuk irigasi maka Penyedia Jasa wajib melakukan pengukuran dilokasi rencana
pekerjaan bersama sama direksi didampingi pemerintah desa, adapun batasan titik pengukuran
berdasarkan hasil koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Ruang lingkup pengukuran yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Pengukuran situasi dan elevasi dari lokasi pekerjaan.
b) Potongan memanjang rencana jalur pipa dari bangunan utama sampai ke titik boks pembagi
terakhir.
c) Potongan melintang rencana jalur pipa dengan jarak pengukuran masing-masing 25 m ke arah kiri
dan kanan dari titik as pengukuran.
d) Dasar pengambilan koordinat dan elevasi harus mengikat dari BM terdekat, apabila tidak ada BM
terdekat maka Penyedia Jasa diperbolehkan menggunakan koordinat dan elevasi lokal
berdasarkan hasil pembacaan GPS dengan tingkat keakuratan dibawah dari 6 m.
e) Pengambaran hasil pengukuran topografi yang disajikan dalam kertas A3.
E. PENYEDIAAN DIREKSI KEET
Penyedia Jasa wajib mempunyai direksi keet yang bertujuan sebagai tempat mengkoordinasikan dan
mengawasi semua pelaksanaan kegiatan, barak kerja untuk tempat tinggal tukang, serta gudang
untuk menyimpan bahan dan material bangunan, besaran dan luasan direksi keet, barak kerja dan
gudang yang akan dipergunakan penyedia jasa selama pelaksanaan kegiatan berlangsung dapat
disesuaikan dengan tingkat kebutuhan, adapun fasilitas standar yang harus ada di dalam direksi keet
ialah:
a) Air Bersih, Penerangan Listrik, serta mempunyai Kamar Mandi dan Wc.
b) Kamar Tidur untuk Pelaksana Lapangan dan Direksi Pekerjaan.
c) Mempunyai Papan Informasi Kegiatan, Papan Tulis dan Papan untuk Dokumentasi Kegiatan.
3
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
d) Meja ½ Biro @2 Buah, Meja Rapat Ukuran 100 x 200 cm @1 Buah, dan Kursi @7 Buah.
e) Komputer / Laptop, Printer, Rak Arsip, Kertas dan Alat Tulis Menulis (sesuai kebutuhan).
F. JALAN MASUK KE LOKASI
Jika dilokasi pekerjaan belum terdapat jalan akses masuk untuk memobilisasi peralatan, bahan,
tenaga serta hal lain yang dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan dilapangan nantinya, maka
penyedia jasa HARUS membuat jalan akses tersebut, jalan akses masuk yang dibuat minimal selebar
4 s/d 6 m serta dapat dilalui oleh kendaraan roda empat dan roda enam pada saat musim penghujan.
G. PAPAN PROYEK
Penyedia Jasa wajib membuat papan nama proyek yang mencantumkan data pekerjaan antara lain
nama pekerjaan, nomor, tanggal, dan nilai kontrak, waktu pelaksanaan dan penyedia jasa pekerjaan.
Papan Proyek tersebut berukuran 120 x 70 cm, frame / bingkai papan proyek dan spanduk BPJS
ketenagakerjaan terbuat dari tiang kayu atau kaso setinggi 250 cm kemudian ditempatkan pada
tempat yang mudah dilihat khalayak umum dan atau sesuai dengan petunjuk dari direksi pekerjaan.
H. PEMBERSIHAN LOKASI
Pekerjaan ini mencakup pembersihan rumput, puing-puing, di area kerja atau semua penghalang
yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuang sisa
sampah dan puing-puing hasil pembersihan dilokasi atau daerah yang tidak mengganggu jalannya
aktifitas pekerjaan, atau sesuai petunjuk direksi dan pemerintah desa setempat.
I. PEMELIHARAAN LOKASI
Untuk menghindari ketersinggungan sosial antara pihak penyedia jasa dan masyarakat disekitar lokasi
pekerjaan maka penyedia jasa wajib dan harus memelihara ataupun memperbaiki jalan akses,
tanaman tumbuhan, yang berada disekitar lokasi pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung.
J. PENGAMAN LOKASI
Keamanan peralatan, bahan dan semua perlengkapan kerja yang terdapat dilokasi pekerjaan,
termasuk pengamanan personil baik pekerja maupun pengunjung / penonton. Pengamanan lokasi
dapat dilakukan dengan membuat pagar pembatas dengan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi
medan dan memasang tanda tanda peringatan serta rambu rambu peringatan.
K. REQUEST PEKERJAAN
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi dengan membuat request pekerjaan dan harus
disetujui oleh tim direksi, minimal 24 jam sebelum seluruh item pekerjaan yang telah tertuang dalam
dokumen kontrak dikerjakan.
4
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
L. PENGHENTIAN PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan dapat dihentikan oleh Direksi ataupun Pengawas atas persetujuan Pejabat
Pembuat Komitmen jika Penyedia Jasa terbukti mengabaikan instruksi dalam hal penyediaan fasilitas,
peralatan, material dan bahan, pada saat pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Penyedia Jasa dapat
meneruskan pekerjaan bila semua fasilitas, peralatan, material dan bahan, sudah disesuaikan dengan
spesifikasi yang telah ditentukan oleh pihak pengguna jasa.
M. DASAR PEMBAYARAN
Biaya yang dipergunakan untuk menjalankan keseluruhan item / kegiatan yang telah dijelaskan pada
Spesifikasi Umum Pekerjaan diatas mulai dari bagian 6 huruf A sampai dengan bagian 6 huruf J
dibebankan kepada pihak Penyedia Jasa serta menjadi tanggung jawab mutlak yang WAJIB
DIPENUHI dan DILAKSANAKAN oleh Penyedia Jasa untuk mendukung kelancaran pekerjaan ini.
7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
Spesifikasi teknis ini berisi tentang detail persyaratan kerja dan deskripsi mengenai standar bahan /
material / barang serta metode kerja yang mutlak dipatuhi oleh pihak penyedia jasa. Untuk menjamin
kualitas dan kuantitas pekerjaan dilapangan maka penyedia jasa harus memperhatikan hal-hal sbb:
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan ini terbagi atas dua sub item pekerjaan dan harus dikerjakan minimal setelah
3 (tiga) minggu setelah SMPK ditandatangani, atau bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan yang
telah dijelaskan pada spesifikasi umum pekerjaan, penyedia jasa harus memanfaatkan waktu yang
ada dalam pelaksanaan kegiatan ini sehingga tidak menghambat pekerjaan selanjutnya yang utama.
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Penyedia Jasa diharuskan memobilisasi peralatan pengeboran maupun pekerjaan sipil lainnya,
dari workshop / gudang / kantor ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan truk kargo atau
sejenis yang dapat mengakomodasi peralatan kerja yang mencakup:
1. Driling Rig (mesin bor) 8. Kompresor Udara
2. Driling Pipe & Drilling Bit 9. Pompa Submersible
3. Mud Pump (Pompa Lumpur) 10. Thompson V-Notch / Rectangular
4. Welding Set (Alat Pengelasan) 11. Kabel Sounding
5. Takel & Portal Crane 5 Ton 12. Concrete Mixer Kapasitas 350 Liter
6. Generator Set 13. Concrete Vibrator
7. Tangki Air 1100 Liter 14. Peralatan Bantu Lainnya
5
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item kegiatan ini dibahagi menjadi 2 kali yaitu pada saat penyedia
jasa melakukan memobilisasi keseluruhan peralatan yang telah dijelaskan diatas dan dihitung
sebesar 50% dari total bobot item pekerjaan “Mobilisasi dan Demobilisasi”, dan begitu juga
sebaliknya di pelaksanaan kegiatan demobilisasi. Untuk satuan pengukuran untuk pembayaran
berdasarkan harga yang tertulis adalah; Ls (lumpsum).
1.2 Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan Konstruksi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mematuhi Permen PU 05/2014
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum, untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan
keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan
produktivitas kerja. Ruang lingkup pekerjaan Penyelenggaraan Keamanan dan Kesehatan
Kerja Serta Keselamatan Konstruksi, paling kurang sbb:
HARGA TOTAL
NO URAIAN SAT VOLUME KET
SATUAN HARGA
1 2 3 4 5 6 7
1. Penyiapan RK3K Terdiri Atas : -
a. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja dan Formulir Set 2.00 -
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP); Org 20.00 -
2. Sosialisasi dan Promosi K3 Terdiri Atas: -
a. Induksi K3 (Safety Induction ); Khusus Untuk Pekerja Baru Org 20.00 -
c. Pelatihan K3;
- Bekerja di Ketinggian Org 20.00 -
- Analysis Keselamatan Pekerjaan Org 20.00 -
- Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3) Org 20.00 -
- P3K Org 20.00 -
d. Simulasi K3; Org 20.00 -
e. Spanduk (banner) ; Lbr 2.00 -
f. Poster; Lbr 2.00 -
g. Papan Informasi K3. Bh 2.00 -
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas: -
a. Pembatas Area (Restricted Area ). Ls 2.00 -
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas: -
a. Topi Pelindung (Safety Helmet) ; Bh 20.00 -
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles); Psg 4.00 -
c. Tameng Muka (Face Shield); Bh 4.00 -
d. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker); Pack 2.00 -
e. Sarung Tangan (Safety Gloves); Psg 20.00 -
f. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes); untuk Staf Psg 5.00 -
g. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and toe cap) Psg 20.00 -
h. Rompi Keselamatan (Safety Vest); Bh 20.00 -
i. Baju PDL Untuk Pekerjaan Psg 10.00 -
5. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas: -
BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja; (Beerdasarkan Kepmenaker
a. Ls 1.00 -
Nomor : KEP-196/MEN/1999, untuk Tenaga harian Proyek)
b. Surat Ijin Kelaikan Alat; Alat/Kend 1.00 -
c. Surat Ijin Operator; Lb/Alat 1.00 -
6. Personil K3 Terdiri Atas: -
b. Petugas K3 Ob 1.00 -
7. Fasilitas Sarana Kesehatan : -
a. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll) Ls 2.00 -
8. Rambu- Rambu Terdiri Atas : -
a. Rambu Petunjuk; Bh 2.00 -
b. Rambu Larangan; Bh 2.00 -
c. Rambu Peringatan; Bh 2.00 -
d. Rambu Kewajiban; Bh 2.00 -
e. Rambu Informasi; Bh 2.00 -
g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick) ; Bh 2.00 -
h. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone) ; Bh 2.00 -
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3 : -
g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Ls 1.00 -
JUMLAH TOTAL -
6
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item kegiatan ini ialah jika keseluruhan material dan bahan yang
dijelaskan pada tabel diatas telah diadakan sesuai dengan jumlah yang disebutkan dan minmal
berada dilokasi pekerjaan ataupun di direksi keet. Untuk satuan pengukuran untuk pembayaran
berdasarkan harga yang tertulis adalah; Ls (lumpsum).
2. PEKERJAAN PENGEBORAN
Pekerjaan pembangunan sumur irigasi air tanah dalam kegiatan ini merupakan sumur berkriteria
sumur dalam (deep well) atau sumur dengan kedalaman diatas dari 70 m, sehingga penyedia jasa
dalam mengerjakan pengeboran harus mengikuti tahapan dan alur kerja yang telah ditentukan oleh
pihak pengguna jasa, adapun item pekerjaan dan persyaratan kerja lainnya diuraikan sebagai berikut;
2.1 Pemasangan Temporary Casing (ID) 17"
Umum :
Temporary Casing atau yang biasanya disebut pipa konduktor ini berfungsi membuat
perlindungan, agar top soil atau tanah permukaan yang kondisinya porous dan lepas atau tidak
kompak, dapat ditahan agar tidak runtuh, dan juga tidak terjadi rembesan baik ke permukaan
tanah dari lubang bor, maupun dari lingkungan masuk ke lubang bor.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pemasangan Temporary Casing dilakukan pertama kali pada saaat pengeboran lubang dengan
menggunakan mata bor berjenis wing bit atau tricone yang berdiameter 17 Inch, pemasangan
temporary casing mulai dari permukaan tanah sampai pada kedalaman 5 m atau sesuai
ketebalan tanah penutup, atau tanah permukaan yang mudah longsor. Temporary Casing yang
digunakan dapat berupa PVC, Pipa Gip berdiameter 17” atau dapat dibuat dari drum bekas oli /
minyak yang dirangkai dengan las listrik.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran dan satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung
berdasarkan jumlah meter yang terpasangan dilapangan atau sesuai volume bill of quantity
yaitu 5 meter. Jika sampai dengan kedalam 5 m masih terjadi keruntuhan pada lubang bor yang
diakibatkan labilnya tanah penutup atau terdapat batuan bolder yang sering runtuh kedalam
lubang bor maka penyedia jasa harus bersedia menambah panjang kedalaman temporary
casing sampai lubang benar-benar aman dan tidak terjadi keruntuhan lagi. Biaya yang
ditimbulkan akibat adanya penambahan panjang temporary casing ini dibebankan kepada
Penyedia Jasa.
7
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
9
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
10
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
11
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah panjang pipa black steel
yang terpasangan di dalam sumur, dan untuk satuan pengukuran pembayarannya ialah; Meter.
2.9 Pengadaan dan Pemasangan Screen Low Carbon Dia. 8"
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pemasangan pipa screen harus dipasang didalam lubang bor pada posisi yang tepat sesuai
dengan gambar konstruksi sumur kemudian disambung dengan mengunakan las listrik. Screen
harus Continous Slot dan berjenis Wirewound, dengan presentase open area slot sebesar 40
atau 1 (satu) mm, diameter luar saringan harus sesuai dengan diameter luar pipa buta untuk
meminimalisir kesalahan yang akan terjadi pada saat penyambungan antara pipa screen dan
pipa buta. Spesifikasi screen yang telah ditetapkan adalah sbb:
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah panjang pipa screen
yang terpasang di dalam sumur, dan untuk satuan pengukuran pembayarannya ialah; Meter.
2.10 Pengadaan dan Pengisian Gravel Pack Terayak
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah kontsruksi sumur selesai, dilanjutkan dengan pengisian gravel pack (kerikil pembalut)
yang berukuran diameter maksimal 5 mm dan harus mempunyai koefisien yang uniform dari
2.00 sampai 3.00 yang dimasukan ke dalam ruang diantara dinding lubang bor dengan pipa
konstruksi (ruang anulus), Cara penuangan gravel pack kedalam ruang anulus dilakukan
dengan hati-hati, dengan menggunakan wadah, gayung atau ember dan memasukkanya tidak
hanya dari satu sisi. Selama proses pengisian gravel, sirkulasi lumpur bor tetap dijalankan,
kekentalan dikurangi dan dipertahankan pada 33 detik marsh funnel. Pengisian gravel
dilaksanakan secara hati-hati agar pipa sumur terbungkus secara merata dengan baik oleh
gravel pack mulai dari dasar lubang sumur sampai pada rencana penyemenan atau di
dasarTemporary Casing, Direksi Pekerjaan berhak menolak pengisian gravel pack ke dalam
ruang anulus jika diameter gravel > 5 mm dan Penyedia Jasa harus mengganti gravel pack
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter kubik gravel yang
telah tersisi pada ruang anulus mulai dari dasar lubang bor sampai rencana penyemenan.
12
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi pemompaan uji step drawdawn berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.17 Uji Debit Menerus (Long Continues Test)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah pompa uji bertahap kemudian dilakukan pompa uji menerus selama waktu 72 jam
menerus, kapasitas pompa yang digunakan untuk uji pompa menerus ini ditentukan dari uji
pemompaan step drawdown test yang telah diuraikan diatas. Dalam melaksanakan uji
pemompaan menerus ini penyedia jasa harus mengamati sumur-sumur penduduk dalam radius
500 m, untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemompaan. Uji pemompaan ini harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga dari hasil uji pemompaan akan dapat diketahui
kapasitas debit sumur, jari-jari pengaruh penurunan muka air (drawdown Influence) dan
karakteristik lainnya dari akuifer lainnya. Penyedia Jasa harus mengukur dan melakukan
pencatatan drawdown dari permukaan air pada alat pengukur debit selama 72 jam menerus
secara menerus dengan interval waktu sbb :
Waktu Sejak Interval Waktu
Pemompaan Dimulai Pengukuran
0 Menit - 2 Menit 10 Detik
2 Menit - 5 Menit 30 Detik
5 Menit - 15 Menit 1 Menit
15 Menit - 50 Menit 5 Menit
50 Menit - 100 Menit 10 Menit
100 Menit - 300 Menit 30 Menit
300 Menit - 2880 Menit 60 Menit
2880 Menit - 4320 Menit 120 Menit
Air buangan selama pemompaan uji pendahuluan, bertingkat dan menerus, harus dibuang ke
sungai, saluran air, atau ketempat yang tidak menggangu lokasi area kerja, jika jarak saluran
atau sungai melebihi jarak 100 M dari sumur pengeboran maka penyedia jasa harus
berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan dan Pemerintah setempat untuk menetukan lokasi
pembuangan air tersebut. Uji Pemompaan menerus harus diulang mulai dari 0 menit apabila
pemompaan berhenti selama 6 jam yang diakibatkan kerusakan peralatan pumping / mesin dan
atau alasan lainnya yang disebabkan oleh tidak siapnya Penyedia Jasa.
15
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi pemompaan uji debit merus berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.18 Uji Kambuh (Recovery Test)
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah pemompaan uji dihentikan pada akhir uji debit tetap, maka air mulai pulih menuju
kedudukannya semula pada posisi Static Water Level (SWL). Uji pemulihan segera dimulai
setelah pemompaan berhenti sampai muka air pulih seperti kedudukannya sebelum dipompa.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran muka air sejak pemompaan berhenti sampai
muka air kembali pulih pada kedudukannya semula atau minimum selama 6 jam.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran serta satuan pengukuran pembayaran untuk item pekerjaan ini,
berdasarkan jumlah jam operasi uji kambuh (recovery test) berlangsung yang dibuktikan
dengan hasil pengamatan / pencatatan debit serta melampirkan bukti foto dan video.
2.19 Pembongkaran Pompa Uji
Setelah penyedia jasa selesai melaksanakan rangkaian pekerjaan pemompaan uji, penyedia
jasa diharuskan membongkar perlatan yang dipakai dan mengembalikan kondisi tempat kerja
menjadi sebelum pekerjaan uji pemompaan dimulai termasuk sumber daya yang di mobilisasi,
pemindahan instalasi alat, peratalan, perlengkapan, personil dan lain-lain.
2.20 Pengambilan Sample dan Analisa Kualitas Air
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pada akhir pelaksanaan Uji Debit Menerus, Penyedia Jasa harus mengambil contoh air yang
diisi dalam botol plastik sample sebanyak 2 (dua) sample masing-masing sampel ber-ukuran
1.5 liter harus diberi label lokasi dan tanggal pengambilannya, kemudian setelah pengambilan 2
(dua) sample tersebut, 1 (satu) sampel harus segera mungkin dibawa ke laboratorium kualitas
air dengan waktu yang tidak melebihi dari 24 jam untuk dilakukan pengujian. Satu sample yang
tidak dibawa ke laboratorium digunakan sebagai cadangan / arsip proyek. Hasil dari
pemeriksaan laboratorium kualitas air berisi rekomendasi beserta alasan / saran tentang
kualitas air dari sumur yang dibangun apakah dapat memenuhi / tidak untuk air irigasi. Adapun
parameter-parameter yang harus diambil dalam pengujian analisa kualitas air adalah sebagai
berikut :
16
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
a) Parameter Fisika
Beberapa parameter fisik yang digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi Bau, Rasa,
Jumlah Zat Pada Terlarut (TDS), Suhu, Kekeruhan, Warna, Salinitas.
b) Parameter Kimia
Adapun untuk parameter kimia digunakan untuk menentukan kualitas air meliputi Air Raksa,
Magan, Alumunium, Nitrat sebagai N, Nitrit sebagai N, Arsen, Barium, PH, Besi, Selenium,
Flourida, Seng, Kadium, Sianida, Kesdahan Ca CO3, Sulfat, Cholrine, Timbal.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini ialah hasil dari uji laboratorium kualitas air yang
dikeluarkan oleh instansi terkait serta merupakan hasil sampel air yang diambil pada saat uji
debit menerus dikerakan, sementara satuan pengukuran pembayaran ialah; Lokasi.
2.21 Semen Grouting
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setelah pekerjaan pekerjaan pemompaan uji selesai, temporary casing yang masih
terpasangan boleh di cabut / boleh dibiarkan, setelah pencabutan temporary casing tersebut
masih terdapat rongga antara lubang bor dan pipa konstruksi (ruang anulus), rongga tersebut
harus diisi dengan adukan beton dengan mutu K-100, pengisian adukan beton tersebut
dilakukan dengan cara penyuntikan / grouting yang menggunakan pipa penghantar, mulai dari
permukaan gravel pack yang telah terisi di dalam sumur sampai ke permukaan tanah asli.
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter kubik (M3) beton K-
100 yang telah tersisi pada ruang anulus mulai dari atas gravel sampai ke permukaan tanah
asli.
2.22 Lantai Beton
Pelaksanaan Pekerjaan :
Setalah pekerjaan grouting dilaksanakan Peyedia Jasa wajib membuat lantai beton dengan
ukuran 1 m x 1 m dengan tebal 0.10 m yang menyatu dengan sumur / pipa konstruksi yang naik
diatas permuukaan tanah atau (disesuaikan dengan gambar kerja).
Dasar Pembayaran :
Dasar pembayaran untuk pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter kubik beton K-100
yang terpakai pada pembuatan Lantai beton.
17
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
18
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
19
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) lapisan pasir urug yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.4 Pasangan Batu 1 : 4
Pekerjaan pasangan batu harus terlebih dahulu diusulkan kepada Direksi sebelum 7 hari untuk
diperiksa dan disetujui oleh sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut dikerjakan, adapun
persyaratan bahan, persyaratan kerja serta hal-hal lain dijelaskan sebagi berikut:
Persyaratan Bahan :
a) Bahan Batu Belah / Batu Kali
Material batu akan dipastikan bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
dipastikan dari jenis yang diketahui awet. Batu yang digunakan batu belah atau batu bulat,
batu kali yang dipecah salah satu sisinya tidak rapuh serta tidak keropos, tidak berpori. Batu
dipastikan rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci.
b) Bahan Semen Portland
Mutu Semen yang dipergunakan harus setara dengan semen Portland type-I atau type lain
atas persetujuan tertulis Tim Direksi. Semen harus berkualitas baik, tidak menggumpal dan
terbungkus dengan zak asli dari pabrik. Semen harus produk dalam negeri dan sesuai
dengan SNI 15-2049-2004 atau standart lain yang setara.
c) Bahan Pasir Pasang
Pasir harus berkualitas baik dengan diameter maksimum 2.00 mm atau berdasarkan
petunjuk direksi pekerjaan. Pasir diupayakan selalu bersih, keras, padat, tidak tercampur
batu pecah dan harus bebas dari banyak kotoran lempung, lanau dan bahan kimia lain yang
dapat mempengaruhi kekuatan spesi.
d) Bahan Air Untuk Pencampuran
Air yang digunakan pada pencampuran mortar dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4
Pasir adalah air bersih dan bebas dari kotoran, tidak mengandung endapan lumpur, zat-zat
organik, alkali, garam atau tidak mengandung bahan-bahan yang dapat mempengaruhi daya
lekat campuran, seperti minyak dan lemak.
Pelaksanaan Pekerjaan :
Pasangan batu campuran 1 Sp : 4 Pasir dilakukan dengan cara manual dan untuk pengadukan
mortar menggunakan alat mekanik yaitu concrete mixer serta alat bantu seperti ember, kotak
adukan, cangkul, sekop, kasut kayu / besi, kereta dorong dan lain- lain. Mortar pasangan batu
harus terbuat dari bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan campuran 1 Semen : 4
Pasir. Semua bahan mortar harus dicampur sampai merata dengan menggunakan alat
20
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
concrete mixer sehingga diperoleh hasil yang baik. Perbandingan campuran dibuat
berdasarkan isi takaran sama dengan satu zak semen dalam keadaan kering. Sebelum
dilakukan pekerjaan pemasangan batu, lokasi pekerjaan akan dibuat profil penampang rencana
pasangan batu yang akan dipasang dan harus berdasarkan gambar pelaksanaan atau sesuai
petunjuk direksi.
Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) pasangan batu kali
yang terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.5 Timbunan Tanah Kembali
Pelaksanaan Pekerjaan :
Material timbunan dan urugan tanah kembali harus ditempatkan dan dihampar secara menerus
dalam lapisan horizontal dalam areal timbunan atau urugan. Timbunan tanah dan urugan
kembali harus dilakukan dengan dengan lebar penuh dari bagian timbunan tersebut sampai
dengan batas kemiringan sisi yang diperlukan. Pelapisan dan perataan tanah timbunan harus
dilakukan dengan membuat lapisan horisontal mempunyai ketebalan 30 cm dan dibasahi air.
Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus dengan alat yang tajam kemudian
bahan tersebut dipadatkan dengan alat penumbuk atau dengan cara lain yang disetujui oleh
direksi pekerjaan.
Dasar Pembayaran :
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) timbunan tanah
kembali yang terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan
berdasarkan harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan
Harga.
3.6 Pembesian
Besi tulangan dalam pelaksanaan pekerjaan ini berupa besi polos dan besi ulir (lihat gambar
kerja) yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-2002 dan (SNI) 2847-2002,
penyedia jasa harus mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan untuk penggunaan besi
tulangan harus serta menyerahkan sertifikat dari pabrik pembuat besi sebelum digunakan /
dipabrikasi dalam pelaksaaan pekerjaan ini. Adapuun hal-hal yang harus diperhatikan sbb:
a) Gambar Pembesian
Penyedia jasa wajib menyerahkan draft gambar pembesian berikut; dengan daftar besi dan
pembengkokannya kepada direksi pekerjaan untuk mendapat persetujuan sebelum
pemasangannya di lokasi pekerjaan.
21
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
e) Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan kilogram (kg)jumlah besi yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.7 Bekesting Exposed
Dalam pembuatan bekesting dan perancah harus memenuhi aspek teknologi, aspek ekonomis,
tidak merubah bentuk, tidak bocor selama pengecoran, oleh karena itu desain cetakan dan
perancah, penyekat, dan penopang dapat menjamin konstruksi yang kuat sehingga tidak terjadi
deformasi yang terlalu besar karena menahan adukan beton yang masih plastis, metode kerja
dan cara penuangan, pada saat pemadatan beton serta akibat timbulnya beban tambahan yang
22
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
semula tidak diperhitungkan pada beton struktur K-225, beton K-175, penyedia jasa wajib
menyerahkan desain bekesting dan harus memperkirakan terjadinya penyusutan, penurunan
(settlement) atau lendutan / defleksi yang mungkin terjadi selama pelaksanaan, adapun
persyaratan bahan dan metode kerja serta spesifikasi lainnya dijelaskan sebagai berikut :
a. Bahan Bekesting
1. Multipleks dengan ketebalan 12 mm.
2. Kaso 5 / 7 cm kayu kelas II.
3. Paku 5 cm, 7 cm dan Kawat Ikat (bendrat)
4. Minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan karat pada permukaan
beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna pada permukaan beton.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Tentukan jarak dan level sebelum memulai pekerjaan. Pastikan ukuran-ukuran tersebut
sudah sesuai dengan gambar kerja.
2. Bekesting harus mengikuti bentuk, batas garis dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar kerja yang disetjui direksi pekerjaan.
3. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat (bracing), sesuai dengan desain dan
yang telah ditentukan; sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan akan bentuk, keselurusan dan dimensi.
4. Bekesting harus diperkuat dan ditopang sehingga tahan terhadap beban konstruksi,
angin, goncangan dan muatan pada waktu pengecoran beton tanpa terjadi perubahan
bentuk.
5. Hubungan-hubungan antara papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air,
untuk mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton.
6. Permukaan cetakan yang akan melekat pada beton tidak boleh mengandung bahan
pelekat, paku-paku yang menjorok ke dalam ataupun cacat-cacat lainnya.
7. Bukaan dibagian yang struktural yang tidak diperlihatkan pada gambar kerja harus
mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi.
8. Pada bagian-bagian yang akan terlihat, tambahkan pinggulan-pinggulan (chamfer strips)
pada sudut-sudut luar (vertikal dan horisontal) dari balok, kolom, selasar atas dan
dinding.
9. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi sebelum memulai pembuatan
cetakan tersebut dengan menepati ketentuan-ketentuan tersebut di atas dan tidak
diperkenankan melaksanakan pengecoran tanpa pemeriksaan cetakan.
23
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
a. Bahan Waterstop
1. Ruber / PVC Waterstop.
2. Ketebalan; 20 mm.
3. Lebar; 200 mm.
4. Paku 5 cm, 7 cm dan Kawat Ikat (bendrat).
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Waterstop harus tertanam dalam adukan beton minimal setengah dari lebar.
2. Waterstop tidak izinkan digunting atau dibelah dalam hal ini untuk di jepit pada sengkang.
3. Waterstop harus dipasang pada tempat yang direncanakan / sesuai dengan gambar
kerja sebelum proses pengecoran dilaksanakan.
4. Letak waterstop harus di kaitkan dengan kawat bendrat dan diikat pada besi yang
melintang dinding dan selama proses pengecoran letak kelurusan waterstop harus di
jaga.
c. Dasar Pembayaran
1. Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan jumlah meter panjang waterstop yang
terpasangan dilapangan.
2. Pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.9 Beton K-100 - K-175 - K225 (Bangunan Utama & Pagar Bangunan)
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton K-100 - K-175 dan K-225 dengan
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan, adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum dan sesudah pekerjaan ini ialah
sebagai berikut:
a. Inspeksi Sebelum Pengecoran
1. Bekisting yang telah dipasang dibersihkan betul-betul dari semua kotoran yang
menempel atau sisa debu gergajian atau bahan lain yang akan menghalangi ikatan antar
beton.
2. Pengecoran harus dilakukan terus menerus sampai pada elevasi / ukuran / batas
yangsudah ditentukan oleh direksi pekerjaan atau sesuai dengan gambar kerja.
3. Pengecoran dilakukan secara bertahap dan berlapis-lapis sehingga beton yang sudah
ada harus dibersihkan benar-benar dari semua kotoran atau bahan lain yang tidak
diinginkan yang akan menghalangi ikatan antar beton lama dengan beton baru. Bila di
atasnya akan dicorkan, beton bidang permukaan beton lama dikasarkan dengan alat
yang memadai (dipahat) atau disemprotkan air untuk menghilangkan semua kotoran.
25
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
b. Bahan Beton
Semua bahan untuk pekerjaan beton K100 - K-225 dan K-175 yaitu semen portland, agregat
kasar, agregat halus, harus memenuhi ketentuan bahan Peraturan Beton Indonesia-1971.
c. Ui Lab Beton
Penyedia Jasa harus bersedia untuk membuat dan membiayai semua desain campuran
beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari bahan
terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang akan
bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan
menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi pekerjaan.Penyedia Jasa berkewajiban membiayai
Test Laboratorium Beton dengan melampirkan Hasil Job Mix Design (JMD) dan Job Mix
Formula (JMF).
d. Persiapan Pengecoran
1. Gambar Bagian / Segmen yang akan dicor.
2. Jumlah Volume Beton yang akan dicor.
3. Jumlah Peralatan Utama / Peralatan Bantu Pengecoran.
4. Jumlah Tenaga Kerja yang harus ada di lapangan.
5. Jumlah Bahan dan Material yang tersedia.
6. Time Schedule Pelaksanaan Pengecoran.
7. Kesiapan untuk Antisipasi Cuaca Hujan / Lembur.
e. Kelas Mutu Beton
Kelas dan mutu beton harus memenuhi PBI 1971, dalam spesifikasi ini dijelaskan pada tabel
yang menunjukkan tipe beton untuk berbagai konstruksi bangunan sebagai petunjuk dasar
untuk estimasi harga satuan untuk tegangan umur beton 28 hari, yaitu:
26
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
3. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak dicor dalam waktu lebih
dari 15 menit setelah keluar dari conctrete mixer atau adukan beton dan juga adukan
yang tumpah dalam pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
4. Beton dicor sedemikian rupa shingga terhindar dari terjadinya sarang kerikil dan harus
dikerjakan sampai keujung dan sudut acuan (bekisting) dan sekeliling tulangan serta
benda yang tertanam tanpa adanya kemungkinan segregasi.
5. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan langsung ke pembesian atau ke dalam suatu
bekisting yang dalam yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan beton
karena berulang kali mengenai pembesian atau tepi bekisting. Pada umumnya beton
tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m hal ini disebabkan adukan
beton yang terdiri dari semen, pasir, kerikil pada saat dituangkan, kerikil yang memiliki
berat lebih besar akan jatuh terlebih dahulu sehingga campuran beton menjadi tidak
homogen hal ini dapat mengakibatkan pengecoran tersebut menjadi gagal.
6. Pengecoran tidak di izinkan pada saat kondisi hujan, untuk itu penyedia jasa harus
menyediakan pelindung atau metode lain pada saat hujan.
g. Pemadatan Beton
Beton dipadatkan seluruhnya dengan menggunakan vibrator yang dioperasikan oleh tenaga
ahli, berpengalaman, dan terlatih. Pemadatan dapat juga dilakukan secara manual dengan
menggunakan tongkat panjang dengan diameter ± 4 cm dan panjang ± 1,5 m dengan cara
menusuk-nusukan tongkat tersebut ke dalam beton, dengan syarat sebagai berikut:
1. Jumlah vibrator yang dipakai dalam pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran.
Disediakan juga satu vibrator cadangan untuk dipakai jika terjadi kerusakan
2. Pemadatan harus dilakukan secara secara berhati-hati
3. Vibrator harus digunakan secara sistematis sehingga daerah yang digetar dapat
tumpang tindih dan beton dapat dipadatkan dengan tepat. Penggetaran yang terlalu lama
akan menimbulkan segregasi (pemisahan bahan-bahan), butiran-butiran yang besar
akan menjadi di bawah dan permukaan menjadi berair
4. Hasil pekerjaan beton harus berupa masa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi,
dan sarang lebah, memperlihatkan permukaan yang rat ketika bekisting dibuka dan
mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan kubus uji.
h. Perawatan dan Perlindungan Beton
Perawatan dan perlindungan bertujuan supaya suhu beton yang telah dicor dapat turun
merata disemua bagian (dalam dan luar). Setelah dilakukan pengecoran, semua beton
harus dilindungi dari kerusakan-kerusakan akibat panas yang terlalu tinggi yang
menyebabkan kekurangan air, over stress, atau penyebab lain terutama permukaan yang
27
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
terbuka harus dirawat segera sesudah pengecoran dengan diberi pelindung (curing) dengan
kelembaban yang menerus minimal selama 7 hari. Apabila akan dilakuakan pengecoran
selanjutnya (pengecoran baru di atas beton lama), maka sebelumnya dilakukan:
1. Pekerjaan pemahatan (Ciping Work) pada beton yang akan disambung dengan beton
baru agar permukaan beton lama dan beton baru menjadi sempurna.
2. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan bekas ciping.
i. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M³) beton yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.10 Plesteran 1 : 3
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran di ke dua sisi bidang (dalam dan luar) pada
diding beton, dinding bata, pasangan batu pagar, selasar lantai atas maupun bawah, yang
merupakan bagian dalam pekerjaan ini, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar
kerja.
a. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf b).
2. Pasir (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf c).
3. Air (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf d).
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada Direksi
Pekerjaan contoh bidang plesteran untuk setiap jenis adukan yang akan digunakan.
2. Pekerjaan plesteran tidak boleh dimulai sebelum Direksi menyetujui formasi / kedudukan
dan kondisi bidang plesteran untuk setiap bagian pekerjaan sesuai gambar.
3. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau form tie harus tertutup adukan plesteran.
4. Pasangan dinding beton harus diplester dengan ketentuan: Bidang beton dan pasangan
batu diplester dengan adukan 1 pc : 3 ps. Tebal plesteran 2 cm.
5. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 3 mm untuk setiap jarak 2 m.
6. Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta bagian sudut harus kelihatan rapi,
dimana setiap pertemuan antara sudut harus menghasilkan garis yang lurus.
7. Jika terjadi keretakan, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki oleh Penyedia
dengan biaya sendiri sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
28
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter persegi (M2) Plesteran yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga..
3.11 Acian
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh acian dinding yang telah diplester pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar), serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
a. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf b).
2. Air (lihat bagian 7 sub bagian 3.4 huruf d).
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semua bagian dinding yang akan diaci harus disiram air.
2. Air kerja untuk pelaksanaan harus bersumber dari air bersih yang bebas dari bahan
organik dan non organik yang bersifat merusak keawetan campuran acian.
3. Acian harus menghasilkan bidang yang rata serta bagian sudut harus kelihatan rapi,
dimana setiap pertemuan antara sudut harus menghasilkan garis yang lurus.
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter persegi (M2) Acian yang
terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan
harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
3.12 Waterprofing Bak Penampung
Sebelum melaksanakan pengecatan dinding penyedia jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan
waterprofing pada dinding bagian dalam bak penampung yang menggunakan bahan berbentuk
menyerupai semen dan mempunyai larutan cair khusus sebagai bahan pencampurannya, biaya
yang ditimbulkan akibat pekerjaan waterprofing ini menjadi tanggung jawab pihak penyedia
jasa. Adapun spesifikasi dan cara kerja diuraikan sebagai berikut:
a. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
b. Permukaan dinding beton yang akan di waterprofing harus rata terbebas dari tonjolan tajam,
rongga maksimum diameter 1 cm, bersih dari segala kotoran, debu, batuan kecil dan
minyak.
c. Waterprofing tidak boleh dipasang pada suhu dibawah dari 5 derajat celsius.
d. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui direksi pekerjaan berdasarkan contoh yang diajukan ole penyedia jasa.
e. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan penyedia
29
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
jasa terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi dari
pabriknya untuk mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
f. Pemasangan waterproofing dilakukan sebanyak 3 lapis pada dinding beton.
g. Primer dilaksanakan hanya untuk area yang akan dilapisi waterproofing pada hari yang
sama.
h. Dinding beton yang sudah diprimer harus sesegera mungkin dilapisi oleh membrane
bitumen, untuk menghindari debu / kotoran yang terbawa oleh angin. Dinding yang sudah
terprimer tetapi belum dilapisi dengan membrane bitumen dalam waktu 24 jam, harus
diprimer ulang.
i. Dinding yang sudah terprimer dan terkena hujan harus dikeringkan, dibersihkan dari semua
lumpur yang melekat, untuk kemudian diprimer ulang.
3.13 Pengecatan
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pengecatan dinding yang telah aci pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar) serta pengecatan baja dan besi yang ter-ekpose pada bangunan
ini.
a. Persyaratan Bahan
1. Pengecatan untuk dinding yang telah diplester diaci, dan diberi waterproffing dicat
dengan menggunakan spesifikasi cat dinding yang tahan air (waterproof) dan memiliki
sifat kedap air, elastis, tahan retak, anti-alkali, anti-jamur, daya lekat yang kuat, dan
antileleh.
2. Pengecatan untuk besi Cat Dasar (Primer) dan Cat Antara (Under Coat) Cat dasar dan
cat antara harus memenuhi syarat; sewaktu kaleng (tempat meni besi) dibuka keadaan
meni tidak boleh: mengulit, mengandung banyak endapan, menggumpal, mengeras,
adanya pemisahan warna dan bahan asing lainnya dalam waktu maksimum 10 menit
harus dapat mudah diaduk dengan pengaduk menjadi campuran serba sama.
3. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang, spesifikasi,
dan aturan pakai yang telah ditetapkan dari pabrik pembuat.
4. Sebelum memulai pengecatan pada bagian yang akan di cat, Penyedia Jasa wajib
menyerahkan brosur lengkap dan jaminan dari pabrik, satu contoh bahan yang telah
dicat pada permukaan polywood ukuran 30 cm x 30 cm untuk setiap bahan cat.
b. Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan Tembok
1. Pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan dan / atau bagian-
bagian lain yaang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
2. Sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-
retak, pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan
30
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
3. Pengecatan dinding dengan menggunakan alat kuas atau roller, dimana penggunaan
alat tersebut disesuaikan dengan keadaan lokasinya dengan mutu yang baik.
4. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut : lapis
1 encer (tambahan 20 % air), lapis 2 kental, lapis 3 encer.
5. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab
dan hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan
dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun debu.
c. Pelaksanaan Pengecatan Baja / Besi
1. Pekerjaan pengecatan bangunan besi / Baja harus sudah termasuk pekerjaan persiapan
permukaan besi, penggunaan cat, perawatan dan pengeringan lapisan cat (coating),
pekerja, peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan pengecatan.
2. Permukaan yang akan dicoating / dicat harus dibersihkan dari kotoran pelumas, parafin,
grease dan kotoran lainnya dengan kain yang telah dicelupkan ke dalam cairan pelarut.
3. Sesudah dibersihkan dengan cairan pelarut, kotoran yang masih tersisa: sisa-sisa/
percikan las, terak, karat, kerak dan kotoran lain harus dibersihkan dengan sand-blasting
sesuai dengan Swedish Standard SIS 055900 atau SSPC-SP 10. Pembersihan pada
bagian pojok dan sudut lancip harus mendapat perhatian khusus. Permukaan baja / besi
yang memperlihatkan cacat-cacat, bopeng, luka dan lain-lain harus diperbaiki dengan
cara yang disetujui Direksi sebelum dicoating / pengecatan dikerjakan.
4. Pengecatan / lapisan cat (coating) pekerjaan baja / besi harus dikerjakan di bengkel kerja
di lokasi pekerjaan milik Penyedia atau tempat lain yang disetujui Direksi. Pengecatan /
lapisan cat coating di lokasi pekerjaan tersebut hanya dilaksanakan untuk bagian-bagian
cat yang rusak atau bekas pengelasan.
5. Pengecatan / lapisan cat (coating) harus dikerjakan menggunakan kuas yang halus /
bagus atau dengan penyemprot (sprayer) tanpa angin, sehingga menghasilkan lapisan
cat / coating yang halus dan merata di seluruh permukaan besi. Pengecatan / lapisan cat
(coating) tidak diperbolehkan bila kelembaban udara sekitar lokasi melebihi 90% atau
dalam keadaan akan terkena curahan air hujan sebelum permukaan cat mengering.
6. Bila lapisan cat dikerjakan dengan menggunakan penyemprot, cara pelaksanaan harus
baik sehingga tidak terjadi segregasi bahan lapisan cat (coating). Perlengkapan mesin
penyemprot (sprayer) harus bersih dan bebas dari minyak dan embun.
7. Lapisan cat / coating harus seragam dan bebas dari pori-pori (lubang), kerut-kerut dan
cacat-cacat lainnya. Tenggang waktu antara pengecatan lapisan pertama dan berikutnya
31
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
32
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
33
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
34
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
35
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan satuan meter kubik (M3) Timbunan Tanah
Didatangkan yang terpasangan dilapangan dan pembayaran untuk item pekerjaan ini
dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar
Kuantitas dan Harga..
4.2 Pengadaan dan Pemasangan Pagar BRC
Lingkup Pekerjaan ini meliputi; penyediaan tenaga kerja bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
Pekerjaan Pemasangan Pagar BRC meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Material Pagar BRC yang digunakan dalam
pekerjaan ini Terbuat dari bahan JKBL BRC, kemudian di Hot dip atau HD dengan proses
pencelupan ke bak yang isinya galvanis panas dan memiliki temperatur sekitar 465 derajat
celcius. Adapun ukuran dan dimensi serta persyaratan adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan Bahan
1. Tinggi : 175 cm, Lebar : 240 cm (dimensi pagar brc).
2. Diameter Besi Ø 6 SNI mutu U-50
3. Jarak Kawat Vertikal 10 cm.
4. Pipa Gip Tinggi : 190 cm, Dia. 2 inch (dimensi tiang pagar).
5. Mempunyai Penutup Tiang U clip Tebal 1,2 mm.
6. Angkur terbuat dari baja U-50 Ø 6 mm dan Ø 7 mm.
7. Mur dan Baut untuk pengunci tiang dan pagar.
b. Pelaksanaan Pemasaangan Pagar BRC
1. Pada saat pelaksanaan pengecoran sloof pagar berlangsung, dibuatkan lubang seukuran
tiang pagar dengan dimensi Dia. Ø 2 inch dan kedalaman 15 cm.
2. Tiang harus ditanam dalam sloof sesuai dengan dimensi dan kedalaman dan pada jarak
yang ditentukan dalam gambar kerja. Jarak antar tiang tidak boleh lebih dari 2.90 m.
3. Luruskan tiang pagar dengan waterpass dan dissarankan menggunakan penyangga
dengan kayu supaya tiang pagar tidak bergerak.
4. Pemasangan pagar BRC dengan mengaitkan pada tiang yang sudah dipasang
sebelumnya. Kaitkan dan kunci menggunakan mur, baut, uclip / klem (aksesoris tiang,
termasuk juga tutup tiang).
c. Dasar Pembayaran
Pengukuran pekerjaan ini dihitung berdasarkan UNIT Pagar yang terpasangan dilapangan
serta pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang telah
ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
36
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
37
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
atau saluran air yang menyebabkan pipa ter-ekspose, apabila hal tersebut tidak dapat
dihindari maka penyedia jasa wajib mengikuti penjelasan pada spesifikasi teknis
pekerjaan ini dibagian 7-5.5 (Persyaratan Lainnya).
b. Penyambungan Pipa PVC dan Aksesoris
1) Pastikan bahwa jumlah pipa yang akan dipasang sesuai dengan kebutuhan dan
tempatkan pipa pada sisi yang berseberangan dengan tumpukan tanah hasil galian.
2) Pemotongan pipa yang akan dimasukkan ke dalam sambungan tee atau elbow harus
dilakukan dengan cara yang rapi tanpa merusak pipa dan kelurusannya.
3) Sebelum mulai mengoleskan dan menyambungkan pipa, sebaiknya lakukanlah fitting
dengan cara menyambungkan tanpa menggunakan lem terlebih dahulu untuk melakukan
pencocokan sambungan serta memberi tanda menggunakan alat tulis di bagian pipa.
4) Bersihkan ujung pipa dari cairan, debu, ataupun kotoran lain yang dapat menggganggu
proses penyambungan dan memastikan besrsih secara fisik.
5) Oleskan solvent cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung pipa dan
fitting yang akan disambung. Tekan antar sambungan pipa dan tahan kurang lebih 15
sampai 20 detik sampai lem mengering.
6) Pada waktu pekerjaan pemasangan pipa terhenti, maka semua lubang pipa dan ujung
pipa harus ditutup rapat guna menghindari dimasuki oleh binatang atau benda- benda
asing.
7) Panjang galian pada setiap tempat maksimum 200 meter atau sepanjang yang
diperlukan untuk menyambung sejumlah pipa yang bisa dilaksanakan dalam sehari.
8) Semua pipa, benda sambungan yang diturunkan ke lubang galian harus berhati-hati,
satu-persatu dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat menghindari
kerusakan bahan pipa dan aksesoris yang telah tersambung. Dalam keadaan apapun
tidak boleh pipa dijatuhkan atau ditumpuk di dalam lubang galian.
c. Timbunan Tanah Kembali
1) Pastikan sebelum melaksanakan penimbunan tanah, sambungan elbow maupun tee
sudah terpasangan pada pipa PVC dan mengarah tepat pada pipa inlet Boks Pembagi.
2) Material timbunan tanah kembali harus bersih dan bebas dari kotoran yang menempel.
3) Material timbunan dan urugan tanah kembali harus ditempatkan dan dihampar secara
menerus dalam lapisan horizontal dalam areal timbunan atau urugan.
4) Semua gumpalan tanah liat harus dicacah sampai halus dengan alat penumbuk atau
dengan cara lain yang disetujui oleh direksi pekerjaan.
38
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
A Pengadaan Pompa Tenaga Surya Kapasitas : 10 Liter Head : 40 - 60 m Peak Capacity : 257 M3/Hari
1 Pengadaan Submersible Pump All Stainless Steel Lengkap Dengan CTK 10 Liter Set 1
2 Pengadaan Solar Module 270 WP Lengkap Dengan Acessoriess
- Solar Module Cristaline Minimum 14.040 WP, Terminal Socket dan Terminal Box Keping 54
3 Pengadaan Kabel Array Ke Kontrol Box, Lengkap Dengan Socket Dan Plug Set 1
4 Pengadaan Kabel Intermodule Array Ke Array, Lengkap Dengan Socket dan Plug Set 1
5 Pengadaan dan Pemasangan Combine Junction Box (AC/DC) Set 1
6 Pengadaan Solar Inverter Minimun 11000 Watt Set 1
7 Pengadaan Sensor Dry Running Set 1
8 Pengadaan Sine Wave 200-500 38A Set 1
9 Pengadaan dan Pemasangan 1 Unit Support Solar Module Set 1
10 Pengadaan dan Pemasangan TMLB Motor Cable 4G x 6 mm2, CW Resin & Termination Cable M 90
11 Pengadaan dan Pemasangan Cable 2 C x 1,5 mm2 M 90
12 Pengadaan dan Pemasangan Bore Hose dia. 76 mm M 70
13 Pengadaan Coupler c/w Cover Sumur dia. 76 mm +Mur dan Baut Pcs 2
14 Pengadaan Non Return Valve, Isolation Valve, dan Presure Gauge Set 1
15 Pengadaan Pipa PVC dia. 4 Inch (Pompa ke Bak Penampung) M 8
16 Pengadaan Elbow dia. 4 Inch Buah 4
17 Pengadaan Flange Socket dia. 4 Inch Buah 1
B Installation, Testing, Commissioning & Training Operator
1 Instalation, Testing, Commissioning By; ASP, Principle / Manufacture dan Training Ls 1
GRAND TOTAL
* Penyedia Jasa wajib mengisi tabel diatas seusai harga yang dikelurakan oleh pabrikan pembuat dengan
menambahkan biaya overhead maksimal 15%, volume yang telah dijelaskan pada tabel diatas merupakan
volume / kebutuhan untuk 1 (satu) lokasi. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengurangi volume pada tabel
diatas.
7.3 Syarat Teknis Pompa
Penyedia Jasa dalam penawarannya harus memenuhi syarat teknis pompa yang akan
digunakan diantaranya berupa; kapasitas / debit, head, dan daya yang diperlukan dengan
spesifikasi yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Kapasitas Rata-Rata : 40.000 liter / jam.
b. Head Shut Off : 60 m.
c. Power Motor Yang Tersedia : 9.200 Watt.
d. Material Pompa : Stainless Steel.
7.4 Syarat Teknis Motor
Penyedia Jasa dalam penawarannya harus memenuhi syarat teknis motor pompa yang akan
digunakan diantaranya berupa; tipe motor, sistem kerja motor, material dan daya tahan yang
diperlukan dengan spesifikasi yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Tipe Motor : Permanent Magnet.
b. Power Input : 9.200 Watt.
c. Starting method : Direct-On-Line or Star Delta.
d. Enclosure Class (IEC 34-5) : IP68.
e. Insulation Class (IEC 85) : F.
f. Motor & Thermal Protec : Include.
g. Material Motor : Stainless Steel.
40
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
41
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
e. Unit pompa dipasang di atas pondasi dan dilengkapi dengan penahan yang dibutuhkan.
f. Melaksanakan pemasangan unit pompa sesuai dengan prosedur pemasangan dari Pabrik
Pembuat Pompa atau teknik standar yang di persyaratkan ole pabrik pembuat pompa.
g. Pelaksanaan perakitan Pompa Tenaga Surya ini harus dilakukan di lokasi pekerjaan,
Tenaga Kerja yang melakukan perakitan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian” yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat, penyedia jasa tidak diperbolehkan mendatangkan tenaga
kerja yang tidak tersertifikasi dari pabrik pembuat, untuk meminimalisir kesalahan dalam
pemasangan serta menjaga kualitas dan kuantitas Pompa Tenaga Surya yang terpasang.
7.11 Uji Coba / Trial Test
Penyedia Jasa pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dengan memenuhi syarat. Penyedia Barang harus melakukan uji coba
pompa sesuai dengan debit rencana pemompaan dengan interval waktu 8 (delapan) jam
operasi tanpa henti pada saat kondisi cuaca cerah kemudian mengamati parameter terhadap :
a. Debit pemompaan disesuaikan dengan headnya.
b. Ampere.
c. Voltage.
7.12 Pendidikan Calon Operator Instalasi Meliputi :
Penyedia Jasa harus mendidik operator yang menangani instalasi ini, sehingga mengetahui
betul tentang operasi dari perbaikan ringan dari instalasi tersebut.
7.13 Penyediaan Papan Informasi Meliputi :
Penyedia Jasa harus menyediakan papan ,yang memberikan informasi untuk metode ,cara
pengoperasian yang dipersyaratkan oleh pabrikan pompa
a. Penyedia Jasa wajib memberikan informasi identitas perangkat sistem pompa tenaga
surya dan cara perawatan serta rambu keselamatan kerja yang direkomendasikan oleh
pabrikan.
b. Penyedia Jasa wajib memberikan informasi /contact person teknisi yang dapat dihubungi
oleh operator jika terjadi masalah pada sistem dan alamat yang jelas untuk tempat layanan
purnajual dan sparepart.
7.14 Dasar Pembayaran
Pengukuran untuk item pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pompa Tenaga Surya ini
dihitung dua kali berdasarkan :
a. Satuan Set untuk Pompa Tenaga Surya yang telah didatangkan ke lokasi serta lengkap
berdasarkan tabel 7.2 (penyediaan material) yang telah diuraikan diatas.
b. Satuan Pompa Tenaga Surya yang terpasang dilokasi pekerjaan dan telah dilakukan uji
44
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
coba selama 8 (delapan) jam tanpa berhenti pada saat kondisi cuaca yang cerah serta
kondisi pompa yang dijalankankan berdasarkan hasil Uji Debit Menerus (7-2.17).
adapun dasar pembayaran untuk item pekerjaan ini dilakukan berdasarkan harga satuan yang
telah ditawarkan Penyedia Jasa dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
8. PESYARATAN RENCANA KESELAMATAN KERJA (RKK)
Berdasarkan Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tanggal 23 Desember Tahun 2019 tentang
Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) yang merupakan komitmen dari penyedia jasa dalam
penjaminan keselamatan konstruksi pada saat pekerjaan berlangsung, untuk itu pihak pengguna jasa
dalam hal ini PPK telah menetapkan tingkatan resiko dan identifikasi bahaya berdasarkan item pekerjaan
yang harus dipatuhi dan dilaksnakan oleh penyedia jasa sebagai berikut:
TINGKAT
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO
1. Mobilisasi dan Demobilisasi a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, kecelakaan
4
akibat pengaturan lalu lintas kurang baik.
b. Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan peralatan yang salah,
6
terjepit pada saat menaikkan dan menurunkan alat.
2. Pemasangan dan Pembongkaran a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, kecelakaan
Temporary Casing (ID) 17" kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan 2
disaat pengelasan berlangsung.
b. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
2
api pada saat pengelasan temporary casing.
3. Pengeboran Pilot Hole Di Segala a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Formasi Dia. 8 3/4" b. Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
6
pengeoperasian mesin bor yang tidak sesuai dengan prosedur.
4. Pengambilan Contoh Cutting dan a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Pemeriksaan Litologi Batuan b. Terjadinnya Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
6
pengeoperasian mesin bor yang tidak sesuai dengan prosedur.
5. Logging Geofisika dan Analisis a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
b. Kecelakaan kerja yang diakibatkan cara penggunaan peralatan /
6
equipment logging yang salah.
6. Pelebaran Lubang Bor (Reaming) a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Dia. 8 3/4" Menjadi Dia. 14" b. Terjadinnya Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
6
pengeoperasian mesin bor yang tidak sesuai dengan prosedur.
7. Pengadaan dan Pemasangan Pipa a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, terjadinya
Black Steel Dia. 8” kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan 4
genset dan ketika pengelasan sedang berlangsung.
b. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
api pada saat pengelasan pipa black steel dan resiko resiko terjepit / 6
tertimpa material pipa pada saat konstruksi berlangsung.
8. Pengadaan dan Pemasangan Screen a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum, terjadinya
Low Carbon Dia. 8" kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan 4
genset dan ketika pengelasan sedang berlangsung.
b. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
api pada saat pengelasan pipa screen dan resiko resiko terjepit / 6
tertimpa material pipa pada saat konstruksi berlangsung.
9. Pengisian Gravel Pack Terayak a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 4
b. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena sekop dan cangkul
4
disaat pengisian gravel berlangsung.
10. Sirkulasi dan Tekanan Air (Water a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Jetting) b. Luka ringan sampai luka berat akibat cara penggunaan /
4
pengeoperasian pompa air yang tidak sesuai dengan prosedur.
11. Tekanan Udara (Air Jetting) c. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
45
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
TINGKAT
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO
d. Luka ringan sampai luka berat akibat cara pengeoperasian
4
kompresor udara yang tidak sesuai dengan prosedur.
12. Pemompaan Uji a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
- Uji Pendahuluan b. Luka ringan sampai luka berat akibat cara pengeoperasian peralatan
4
- Uji Debit Bertingkat pemompaan uji yang tidak sesuai dengan prosedur.
- Uji Debit Menerus c. Kecelakaan kerja, tersengat aliran listrik statis pada saat pelaksanaan
4
- Uji Kambuh pempompaan uji.
13. Pengambilan Sample dan Analisa a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
Kualitas Air b. Kecelakaan kerja akibat jenis dan cara penggunaan peralatan 2
14. Pekerjaan Sementing dan Lantai a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
Beton Sumur : campuran agregat pada saat pencampuran material.
- Semen Grouting b. Luka dibagian tangan / kaki yang diakibatkan akibat terkena sekop
4
- Lantai Beton dan cangkul disaat pengadukan material.
15. Pengadaan Patok dan Nomenklatur a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
Sumur campuran agregat pada saat pencampuran material.
b. Luka dibagian tangan / kaki yang diakibatkan akibat terkena sekop
4
dan cangkul disaat pengadukan material.
16. Galian Tanah a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 4
b. Kecelakaan akibat jenis dan cara penggunaan peralatan pada saat
4
pemasangan bowplank berlangsung.
c. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena alat gali (cangkul &
4
sekop) akibat jarak antar pekerja penggali terlalu berdekatan.
17. Lapisan Pasir Urug a. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena cangkul & sekop pada
4
saat pengisian lapisan pasir urug.
18. Pasangan Batu Sp 1 : 4 a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
campuran agregat pada saat pencampuran material.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
6
pengopersian perlalatan concrete mixer.
19. Timbunan Tanah Kembali a. Luka ringan sampai luka berat akibat terkena cangkul, sekop dan
4
kayu yang runcing pada saat pengisian timbunan tanah kembali.
20. Pembesian a. Luka ringan sampai dengan luka berat akibat terpelset jatuh dari
6
posisi ketinggian pada saat perakitan besi.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pemotongan besi mengguunakan slepan & gergaji.
21. Bekesting Exposed a. Luka ringan sampai luka berat akibat kesalahan dan ketidak hati-
4
haian dalam mengguunkan peralatan palu dan gergaji.
b. Terpelset jatuh dari posisi ketinggian dan resiko tertimpa bekesting
6
yang belum terikat satu sama lain.
22. Beton K-100, Beton K-175 dan K-225 a. Luka karena tertimpa batu, sesak nafas akibat terpapar debu dari
4
campuran agregat pada saat pencampuran material.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian perlalatan concrete mixer.
c. Terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada saat pengecoran. 6
d. Terjadinya gangguan pada mata akibat debu dari maetial untuuk
4
pengecoran serta gangguan pendengaran akibat kebisingan vibrator.
e. Terjadinya kecelakaan kerja ketika bekerja dalam keadaan gelap /
6
malam hari akibat penerangan yang kurang memadai.
27. Pengadaan dan Pemasangan Pagar a. Luka ringan sampai luka berat akibat terpeleset jatuh dari posisi
9
Pengaman Selasar Atas ketinggian dan terluka akibat terkena material baja dan besi.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian slepan & gergaji besi.
c. Tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan disaat
4
pengelasan pagar sedang berlangsung.
d. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
4
api pada saat pengelasan.
29. Pengadaan dan Pemasangan a. Luka ringan sampai luka berat akibat terpelset jatuh dari posisi
9
Tangga Besi dan Manhole ketinggian dan resiko terkena material besi.
46
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
TINGKAT
NO JENIS / TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RESIKO
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian slepan & gergaji besi.
c. Tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan disaat
4
pengelasan berlangsung.
d. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
4
api pada saat pengelasan.
30. Plesteran 1 : 3 a. Luka ringan sampai luka berat dan mengakibatkan gangguan
pernafasan, karena terkena debu dari campuran agregat, semen 4
pasir dan air.
b. Kecelakaan kerja akibat terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada
4
saat pekerjaan plesteran berlangsung.
31. Acian a. Gangguan pernafasan akbibat karena terkena debu dari campuran
4
agregat, semen dan air.
b. Kecelakaan kerja akibat terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada
6
saat pekerjaan acian berlangsung.
32. Pengecatan a. Luka ringan sampai luka berat dan mengakibatkan gangguan
pernafasan, terkena iritasi ringan sampai berat karena terkena 4
terpapar bahan kimia yang berasal dari material cat.
b. Kecelakaan kerja akibat terpelset jatuh dari posisi ketinggian pada
6
saat pekerjaan pengecatan berlangsung
33. Pengadaan dan Pemasangan Pintu & a. Luka ringan sampai luka berat akibat terjepit dan terkena material
4
Pagar BRC besi pada saat pekerjaan berlangsung.
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
4
pengopersian slepan & gergaji besi.
34. Pengadaan dan Pemasangan c. Luka ringan sampai luka berat akibat terpelset jatuh dari posisi
9
Pemasangan Pintu Geser ketinggian dan resiko terkena material besi.
a. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
6
pengopersian slepan & gergaji besi.
b. Tersengat aliran listrik statis pada saat menyalakan genset dan disaat
4
pengelasan berlangsung.
c. Luka bakar ringan sampai luka bakar berat akibat terkena percikan
4
api pada saat pengelasan.
35. Kunci Gembok, Engsel Pintu Pagar & a. Luka ringan sampai luka berat akibat terjepit gembok, engsel pintu
4
Grendel dan grendel pada saat pemasangan berlangsung.
36. Pengadaan dan Pemasangan Pipa a. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 2
PVC S-12.5 b. Luka ringan sampai luka berat akibat iritasi dan gangguan pernafasan
pada saat penyambungan pipa dan resiko terjepit pipa pada saat 4
penyambungan Pipa PVC
38. Pengadaan dan Pemasangan Pompa a. Luka ringan sampai luka berat akibat jatuh dari posisi ketinggian dan
9
Tenaga Surya 10 ltr/det resiko tertimpa besi pada saat jatuh
b. Terjadinya kecelakaan fatal akibat kesalahan prosedur pada saat
pengopersian slepan & gergaji besi, tersengat aliran listrik statis pada 6
saat menyalakan genset dan disaat pengelasan berlangsung.
c. Gangguan kesehatan akibat kondisi kerja secara umum. 4
47
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
48
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
49
Spesifikasi Teknik
Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah 2 Lokasi Di Kab. Pohuwato
K. Foto Dokumentasi
Foto Dokumentasi Pekerjaan adalah salah satu bagian dari kegiatan untuk dapat mewakili proses
pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Foto Proyek diambil per item pekerjaan yang dilaksanakan pada
kegiatan ini, mulai dari foto 0%, foto 50% dan 100%, pengambilan foto pekerjaan harus mempunyai
latar belakang (background) yang sama pada saat pengambilan foto 0%. Foto-foto tersebut berukuran
3R disusun rapih dalam album dan kemudian diserahkan kepada direksi pekerjaan.
50