NIM : 40030519650146
Mata Kuliah : Sistem Manajemen K3 dan Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Agung Budi Sardjono, M.T.
Soal:
1. Jelaskan bagaimana Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Kerja Konstruksi (SMK3) dalam
tahapan pekerjaan konstruksi berikut:
a. Pra Konstruksi
b. Pemilihan Penyedia Jasa (Lelang)
c. Pelaksanaan Konstruksi
d. Penyerahan Akhir Pekerjaan
Jawab:
• Pra Konstruksi
1) Rancangan Konseptual (Studi Kelayakan, Survei dan Investigasi) wajib memuat telaahan
aspek K3.
2) Penyusunan Detailed Engineering Desain (DED) wajib :
a) mengidentifikasi bahaya, menilai Risiko K3 serta pengendaliannya pada penetapan
kriteria perancangan dan pemilihan material, pelaksanaan konstruksi, serta Operasi
dan Pemeliharaan;
b) mengidentifikasi dan menganalisis Tingkat Risiko K3 dari kegiatan/proyek yang akan
dilaksanakan, sesuai dengan Tata Cara Penetapan Tingkat Risiko K3 Konstruksi.
• Pelaksanaan Konstruski
1) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi/ Pre
Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani
oleh PPK.
2) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak
pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi.
3) Dokumen hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa, dilaporkan kpd PPK secara
berkala dan menjadi bagian dr laporan pelaksanaan pekerjaan.
4) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuaian dalam penerapan RK3K
dan/atau perubahan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau
ulang dan disetujui oleh PPK.
5) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada
PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan dan triwulan), yang menjadi bagian dari
laporan pelaksanaan pekerjaan.
6) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja
kepada PPK, Dinas Tenaga Kerja setempat, paling lambat 2 x 24 jam.
7) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil
evaluasi kinerja RK3K yang dilakukan triwulanan, dalam rangka menjamin kesesuaian dan
efektifits penerapan RK3K.
3. Jelaskan tahapan (hirarki) Pengendalian Resiko pada suatu proyek, mulai dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi. Setujukah anda bahwa semakin tinggi Pengendalian Resiko akan
memerlukan biaya yang semakin besar? Jelaskan.
Jawab:
Berikut ini merupakan tahapan hirarki Pengendalian Resiko dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi sebagai berikut:
• Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 8 Tahun 2010 adalah
suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya
mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Contoh APD
adalah baju, sepatu keselamatan, kacamata keselamatan, perlindungan pendengaran,
pelindung wajah, respirator, dan sarung tangan.
• Administrasi
Pengendalian administrasi merupakan pengendalian risiko dan bahaya dengan peraturan-
peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang dibuat. Contoh
pengendalian administrasi adalah melaksanakan inspeksi keselamatan terhadap peralatan
secara periodik, melaksanakan pelatihan, mengatur keselamatan dan kesehatan kerja pada
aktivitas kontraktor, melaksanakan safety induction, memastikan operator forklift sudah
mendapatkan lisensi yang diwajibkan, menyediakan instruksi kerja untuk melaporkan
kecalakaan, mengganti shift kerja, menempatkan pekerja sesuai dengan kemampuan dan
risiko pekerjaan (missal terkait dengan pendengaran, gangguan pernafasan, gangguan kulit),
serta memberikan instruksi terkait dengan akses kontrol pada sebuah area kerja.
• Rekayasa Teknik
Tahapan rekayasa teknik dan reorganisasi dari pekerjaan merupakan tahapan untuk
memberikan perlindungan pekerja secara kolektif. Contoh perlindungan dalam rekayasa
teknik dan reorganisasi pekerjaan adalah pemberian pelindung mesin, system ventilasi,
mengurangi bising, perlindungan melawan ketinggian, mengorganisasi pekerjaan untuk
melindungi pekerja dari bahaya bekerja sendiri, jam kerja dan beban kerja yang tidak sehat.
• Substitusi
Substitusi berarti mengganti sesuatu yang berbahaya dengan sesuatu yang memiliki bahaya
lebih sedikit. Contoh tindakan substitusi adalah mengganti aduan konsumen dari telepon
ke on line, , menggnti cat dari berbasis solven ke berbasis air, mengganti lantai yang
berbahan licin ke yang tidak licin, dan menurunkan voltase dari sebuah peralatan.
• Eliminasi
Eliminasi berarti menghilangkan bahaya. Contoh tindakan eliminasi adalah berhenti
menggunakan zat kimia beracun, menerapkan pendekatan ergonomic ketika merencanakan
tempat kerja baru, mengeliminasi pekerjaan yang monoton yang bisa menghilangkan stress
negatif, dan menghilangkan aktifitas forklift dari sebuah area.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka saya menyetujui atas pernyataan bahwa semakin
tinggi tingkat Pengendalian Risiko akan memerlukan biaya yang semakin besar. Alasan saya
adalah semakin efisien dan efektif pengendalian risiko tersebut bekerja, maka biaya yang
dikeluarkan semakin besar dan semakin tinggi pula manfaat yang diperoleh dari sebuah
perlakuan risiko, maka semakin besar juga kecenderungan perlakuan tersebut dipilih.
Kecenderungan besarnya biaya biasanya dilihat dari tindakan yang dilakukan pada setiap
tingkatan pengendalian risiko karena memerlukan komponen atau sarana dan prasarana yang
lebih memadai untuk mengurangi sebuah risiko pekerjaan. Tindakan tersebut akan
menghasilkan sebuah aset atau harta benda yang perlu diperhatikan secara berkala supaya
keefisienan dan keefektifan tetap terjaga. Selain itu, setiap tindakan pengendalian risiko akan
memerlukan massa atau pekerja yang lebih banyak sehingga biaya yang dikeluarkan juga besar.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkatan, maka keefektifan dan
keefisienan pengendalian resiko lebih tinggi sehingga dapat mengurangi tingkat resiko
pekerjaan.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Proyek (Pekerjaan Konstruksi) dan Manajemen Proyek
(Manajemen Konstruksi)?
Jawab:
• Pekerjaan Konstruksi (Proyek)
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali
suatu bangunan. Pekerjaan Konstruksi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan atau
Sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksaaan beserta pengawasan yang
mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-
masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.
Proyek didefiniskan juga sebagai rencana pekerjaan dengan suatu target pencapaian tertentu
yang diselesaikan dalam rentang waktu tertentu.
• Manajemen Konstruksi
Manajemen Proyek adalah suatu pendekatan/metode untuk mengelola suatu proyek
dengan efektif dan efisien. Sistem ini hadir sebagai perangkat untuk membantu mengelola
kegiatan-kegiatan berbentuk proyek, misalnya proyek konstruksi. Tanpanya, suatu proyek
akan sulit dieksekusi baik dari segi biaya, waktu, atau bahkan kualitasnya. Dalam
pelaksanaannya, manajemen proyek akan melalui sejumlah tahapan, seperti initiation,
planning, execution, sampai closure.
Manajemen konstruksi adalah perpaduan ilmu teknologi industri konstruksi dan seni
mengatur atau manajemen dalam proses pembangunan sebuah gedung dengan
menggunakan sumber daya dan waktu yang seefektif dan seefisiensi mungkin. Agar
pemanfaatan sumber daya dan waktu dapat terukur dengan sistematis, efektif, dan efisien,
biasanya dilengkapi juga dengan analisis Strengths, Weakness, Opportunities, Threats
(SWOT). Dalam proses pembangunannya, terdiri dari banyak orang yang ahli di bidang
konstruksinya masing-masing dengan peran yang berbeda dan penting untuk menyukseskan
proyek pembangunan.