Anda di halaman 1dari 5

Diklat CSMS Periode 11 – 14 Mei 2020

Nama : M. Syaiful Fuad

Bagian : K3 ULPLTA Bilibili

1. CSMS itu apa?

CSMS adalah suatu sistem manajemen yang mengatur secara sistematis proses prakualifikasi, seleksi,
pengawasan pekerjaan dan evaluasi kinerja kontraktor

2. CMS untuk apa?

 Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan telah memenuhi
standard dan Kriteria K3L yang ditetapkan perusahaan

 Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor

 Mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja terhadap pekerja, fasilitas operasi dan lingkungan
yang timbul akibat aktifitas kerja kontraktor

 Mematuhi aturan pemerintah

 Menjaga reputasi perusahaan

3. HIRARC itu apa?

HIRARC Adalah proses meng-Identifikasi Bahaya-Potensi Bahaya, Penilaian risiko, dan Pengendalian
Risiko (disingkat IBPPR) di tempat kerja, sebelum pekerjaan dimulai.

4. HIRARC untuk apa?

Untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang akan terjadi selama pekerjaan berlangsung sehingga
dapat dilakukan pengendalian dengan metode yang tepat untuk meminimalisir potensi bahaya yang
akan terjadi, sehingga kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat dihindari / tidak terjadi.

5. Apakah Anda yakin bahwa di tempat kerja Anda tidak akan terjadi kecelakaan Kerja tahun depan?
tolong jelaskan.

Sebatas usaha manusia sudah dilakukan dengan maksimal sesuai norma norma K3 dan kemampuan,
Saya yakin 98% tidak akan ada kecelakaan kerja, dan 2 % nya takdir tidak bisa lari dari hal tersebut
karena tindakan pencegahan sudah dilakukan dengan metode sbb:
1. Manusia :

• Pelaksana, Pengawas Pekerjaan /Pengawas K3, punya Sertifikat Kompetensi.

• GM dan Manager rajin sidak.

• Hindari Unsafe act dan unsafe condition.

• Safety breafing setiap pekerjaan

• Sosialisai K3 / awareness K3

• Penghargaan kepada insan terbaik k3

2. Metode

• Sebelum mulai pekerjaan sudah ditetapkan SOP, JSA (Job Safety Analysis), Hyrac dan
dipatuhi.

• Struktur Organisasi (pejabat struktural), training sertifikasi untuk pelaksana tenaga


teknik dan keadaan darurat, tersosialisasi baik.

• Ada Safety Awareness: Safety Talk. Safety Moment.

• Pelaporan unsafe condition dan unsafe action setiap hari kepada manager, sebagai
laporan pengawasan terhadap perilaku bekerja dan lingkungan kerja

3. Mesin

• Mesin dan perlatan telah didesain sesuai standar, terdapat pengamanan masing2
sesuai dengan potensi bahaya dan kebutuhan.

• Mesin, motor2 dan Peralatan lainnya terawat dengan baik, pemeliharaan rutin
berjalan dan periodic ditambah dengan pelaksanaan PdM.

• Alat Kerja, Fire Protection Equipment, APD (Alat Pelindung Diri), rutin diinspeksi setiap
bulan dan dalam kondisi baik, jika ada yang rusak maka akan disingkirkan dan diganti
dengan yang sesuai standard.

4. Material

• Mutu peralatan sesuai standard. Dan sebelum digunakan dilakukan pengujian.

• Untuk alat ukur dilakukan kalibrasi setiap periodenya berdasarkan buku OM alat ukur
tersebut.

• Material : BBM, Gas dll ditempatkan sesuai kaidah Bahan Kimia Berbahaya dan
dibuatkan rambu sesuia sifat dari material tersebut, apakah korosif/beracun/mudah
terbakar, dan jika dilarang masuk kecuali petugas dan dilarang merokok diarea
tersebut.

• Untuk material di bengkel dibuatkan rak sehingga tersusun rapi untuk menghindari
terjadi unsafe condition / nearmis
5. Anggaran

• Anggaran sesuai dengan program kerja K3L.

6. Sebutkan 6 tahapan CSMS dan Jelaskan masing2 tahapan secara singkat.

a. Penilaian risiko
Penilaian resiko adalah memperkirakan resiko yang akan timbl dari
pekerjaan yang akan dilelang, dalam penilaian resiko setidaknya
mempertimbangkan aspek aspek sebagai beriku :
i. Jenis pekerjaan;
ii. Uraian kegiatan;
iii. Potensi bahaya;
iv. Tingkat risiko;
v. Tindakan pengendalian risiko;
vi. Dampak sosial dan lingkungan.

b. Assesmen K3 Kontraktor
Proses assesmen K3 kontraktor dimaksudkan sebagai informasi dasar
mengenai kompetensi kontraktor dibidang K3 dimasa lampau seperti:
i. Komitmen, kebijakan dan kepemimpinan dari kontraktor dalam hal K3;
ii. Tujuan, sasaran, strategi dan program K3;
iii. Organisasi, tanggung jawab, sumber daya, standar dan dokumentasi;
iv. Komunikasi K3, pelatihan dan sertifikasi;
v. Manajemen sub kontraktor dan standar K3 yang berlaku;
vi. Penanganan bahaya dan dampak (HIRADC);
vii. Perencanaan dan prosedur;
viii. Implementasi, pengukuran dan pemantauan K3;
ix. Audit dan review;
x. Prosedur tanggap darurat;
xi. Nilai Assesmen K3 kontraktor sebelumnya di perusahaan lainnya di
Indonesia;

Dari assesmen kontrak ini dapat diberikan keterangan dari penaggung


jawab k3 bahwa kontraktor tersebut memenuhi syarat untuk lanjut / tidak
direkomendasikan

c. Proses pelelangan
Pada proses pelelangan panitia pengadaan dapat mempertimbang aspek k3
dalam penilaian / pembobotan
Seperti :
i. Penawaran Harga 60 %
ii. Persyaratan Teknik 20 %
iii. Persyaratan K3L 20 %

d. Kegiatan pra-kerja
Kegitan sebelum pelaksanaan pekerjaan meliputi :
i. Pra-mobilisasi
pertemuan permulaan (kick off meeting), orientasi lapangan, audit, diskusi,
rencana kerja, peninjauan semua potensi bahaya yang diantisipasi, masalah-
masalah K3 lainnya dan semua kesiapan pendukung K3, APD serta
pembuatan prosedur tanggap darurat.

ii. Mobilisasi.
1. Pertemuan permulaan di lokasi kerja;
2. Safety briefing;
3. Mobilisasi staf dan peralatan kontraktor/sub-kontraktor;
4. Finalisasi Rencana K3 kontraktor/sub-kontraktor;
5. Audit mobilisasi.

Pada tahapan mobilisasi inilah pelaksanaan rencana K3 oleh kontraktor/sub


kontraktor dimulai secara resmi.

iii.Rencana K3
Merupakan rencana kerja pengendalian risiko atas potensi bahaya yang
timbul dari awal proses pekerjaan sampai dengan selesai pembersihan lokasi
kerja

iv.Klarifikasi rencana K3
Dari rencana kerja di klarifikasi untuk disetujui oleh bagian k3 dan
pimpinan tertinggi organisasi PLN

e. Pekerjaan sedang berlangsung


Proses aktivitas pekerjaan sedang berlangsung, unuk bagian k3 kegiatan
pada saat pelaksanaan meliputi:
- Kunjungan manajemen
- Jaminan kompetensi
- Inspeksi, audit dan evaluasi K3 interim
- Pelaksanaan program K3
- Pengawasan dan komunikasi K3 karyawan
- Simulasi dan latihan keadaan darurat
- Analisa dan penyelidikan pelaporan kecelakaan dan nearmiss (JIKA
ADA)

f. Evaluasi akhir dari penyelesaian pekerjaan.


Setelah pekerjaan selesai maka bagian k3 membuat :
a. Evaluasi dan laporan akhir
b. Hasil seleksi kualifikasi K3

laporan ini berisikan gambaran kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan


sesuai dengan norma-norma k3 yang telah disepakati di rencana kerja, dan
hasil evaluasi apakah kontraktor memenuhi standard / tidak memenuhi
standard. Disertai dengan rekomendasi perbaiakan jika tidak sesuai
standard dan diberi waktu untuk perbaikan jika tidak dilaksanakan, maka
kontraktor tersebut tidak direkomendasikan mendapat pekerjaan di
lingkungan PLN Grup.

7. Apa saja yang harus diserahkan oleh kontraktor, agar Working Permit (Surat Ijin Kerja)
diterbitkan oleh PLN?

Sesuai standar PT PLN (Persero)/Surat EVP HSSE No 0552/KLH.00.01/EVPHSSE/2018,tanggal :


27 November 2018,tentang : Standarisasi Form IBPPR,JSA dan Working Permit

Kontraktor mendapat kan working permit setelah :

1. Mengajukan SOP kerja.

2. Membawa tenaga kerja beserta sertifikat jika diperlukan.

3. Membawa lat kerja dan APD untuk diperiksa kelayakannya.

4. membuat JSA dari potensi bahaya yang ada di SOP dan direview oleh bagian K3 dan SPV
terkait

5. Membuat pengendalian potensi bahaya melalui HYRAC dan direview oleh bagian K3 dan
SPV terkait

6. Safety breafing atas pelaksanaan pekerjaan dan dimergerti oleh semua tenaga kerja dan
komitmen TTD untuk melaksanakan.

7. Persetujuan manager atas JSA, dan HYRAC

8. Setelah itu baru dapat woring permit dikeluarkan bagian K3 sesuai jam kerja dan tanggal
periode kerja.

TERIMAKASIH ATAS ILMU YANG DISAMPAIKAN PAK HELMI, MENAMBAH WAWASAN DAN SANGAT
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai