CSMS adalah suatu sistem manajemen yang mengatur secara sistematis proses prakualifikasi, seleksi,
pengawasan pekerjaan dan evaluasi kinerja kontraktor
Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan telah memenuhi
standard dan Kriteria K3L yang ditetapkan perusahaan
Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja Keselamatan di lingkungan kontraktor
Mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja terhadap pekerja, fasilitas operasi dan lingkungan
yang timbul akibat aktifitas kerja kontraktor
HIRARC Adalah proses meng-Identifikasi Bahaya-Potensi Bahaya, Penilaian risiko, dan Pengendalian
Risiko (disingkat IBPPR) di tempat kerja, sebelum pekerjaan dimulai.
Untuk mengidentifikasi potensi bahaya yang akan terjadi selama pekerjaan berlangsung sehingga
dapat dilakukan pengendalian dengan metode yang tepat untuk meminimalisir potensi bahaya yang
akan terjadi, sehingga kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat dihindari / tidak terjadi.
5. Apakah Anda yakin bahwa di tempat kerja Anda tidak akan terjadi kecelakaan Kerja tahun depan?
tolong jelaskan.
Sebatas usaha manusia sudah dilakukan dengan maksimal sesuai norma norma K3 dan kemampuan,
Saya yakin 98% tidak akan ada kecelakaan kerja, dan 2 % nya takdir tidak bisa lari dari hal tersebut
karena tindakan pencegahan sudah dilakukan dengan metode sbb:
1. Manusia :
• Sosialisai K3 / awareness K3
2. Metode
• Sebelum mulai pekerjaan sudah ditetapkan SOP, JSA (Job Safety Analysis), Hyrac dan
dipatuhi.
• Pelaporan unsafe condition dan unsafe action setiap hari kepada manager, sebagai
laporan pengawasan terhadap perilaku bekerja dan lingkungan kerja
3. Mesin
• Mesin dan perlatan telah didesain sesuai standar, terdapat pengamanan masing2
sesuai dengan potensi bahaya dan kebutuhan.
• Mesin, motor2 dan Peralatan lainnya terawat dengan baik, pemeliharaan rutin
berjalan dan periodic ditambah dengan pelaksanaan PdM.
• Alat Kerja, Fire Protection Equipment, APD (Alat Pelindung Diri), rutin diinspeksi setiap
bulan dan dalam kondisi baik, jika ada yang rusak maka akan disingkirkan dan diganti
dengan yang sesuai standard.
4. Material
• Untuk alat ukur dilakukan kalibrasi setiap periodenya berdasarkan buku OM alat ukur
tersebut.
• Material : BBM, Gas dll ditempatkan sesuai kaidah Bahan Kimia Berbahaya dan
dibuatkan rambu sesuia sifat dari material tersebut, apakah korosif/beracun/mudah
terbakar, dan jika dilarang masuk kecuali petugas dan dilarang merokok diarea
tersebut.
• Untuk material di bengkel dibuatkan rak sehingga tersusun rapi untuk menghindari
terjadi unsafe condition / nearmis
5. Anggaran
a. Penilaian risiko
Penilaian resiko adalah memperkirakan resiko yang akan timbl dari
pekerjaan yang akan dilelang, dalam penilaian resiko setidaknya
mempertimbangkan aspek aspek sebagai beriku :
i. Jenis pekerjaan;
ii. Uraian kegiatan;
iii. Potensi bahaya;
iv. Tingkat risiko;
v. Tindakan pengendalian risiko;
vi. Dampak sosial dan lingkungan.
b. Assesmen K3 Kontraktor
Proses assesmen K3 kontraktor dimaksudkan sebagai informasi dasar
mengenai kompetensi kontraktor dibidang K3 dimasa lampau seperti:
i. Komitmen, kebijakan dan kepemimpinan dari kontraktor dalam hal K3;
ii. Tujuan, sasaran, strategi dan program K3;
iii. Organisasi, tanggung jawab, sumber daya, standar dan dokumentasi;
iv. Komunikasi K3, pelatihan dan sertifikasi;
v. Manajemen sub kontraktor dan standar K3 yang berlaku;
vi. Penanganan bahaya dan dampak (HIRADC);
vii. Perencanaan dan prosedur;
viii. Implementasi, pengukuran dan pemantauan K3;
ix. Audit dan review;
x. Prosedur tanggap darurat;
xi. Nilai Assesmen K3 kontraktor sebelumnya di perusahaan lainnya di
Indonesia;
c. Proses pelelangan
Pada proses pelelangan panitia pengadaan dapat mempertimbang aspek k3
dalam penilaian / pembobotan
Seperti :
i. Penawaran Harga 60 %
ii. Persyaratan Teknik 20 %
iii. Persyaratan K3L 20 %
d. Kegiatan pra-kerja
Kegitan sebelum pelaksanaan pekerjaan meliputi :
i. Pra-mobilisasi
pertemuan permulaan (kick off meeting), orientasi lapangan, audit, diskusi,
rencana kerja, peninjauan semua potensi bahaya yang diantisipasi, masalah-
masalah K3 lainnya dan semua kesiapan pendukung K3, APD serta
pembuatan prosedur tanggap darurat.
ii. Mobilisasi.
1. Pertemuan permulaan di lokasi kerja;
2. Safety briefing;
3. Mobilisasi staf dan peralatan kontraktor/sub-kontraktor;
4. Finalisasi Rencana K3 kontraktor/sub-kontraktor;
5. Audit mobilisasi.
iii.Rencana K3
Merupakan rencana kerja pengendalian risiko atas potensi bahaya yang
timbul dari awal proses pekerjaan sampai dengan selesai pembersihan lokasi
kerja
iv.Klarifikasi rencana K3
Dari rencana kerja di klarifikasi untuk disetujui oleh bagian k3 dan
pimpinan tertinggi organisasi PLN
7. Apa saja yang harus diserahkan oleh kontraktor, agar Working Permit (Surat Ijin Kerja)
diterbitkan oleh PLN?
4. membuat JSA dari potensi bahaya yang ada di SOP dan direview oleh bagian K3 dan SPV
terkait
5. Membuat pengendalian potensi bahaya melalui HYRAC dan direview oleh bagian K3 dan
SPV terkait
6. Safety breafing atas pelaksanaan pekerjaan dan dimergerti oleh semua tenaga kerja dan
komitmen TTD untuk melaksanakan.
8. Setelah itu baru dapat woring permit dikeluarkan bagian K3 sesuai jam kerja dan tanggal
periode kerja.
TERIMAKASIH ATAS ILMU YANG DISAMPAIKAN PAK HELMI, MENAMBAH WAWASAN DAN SANGAT
BERMANFAAT