Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI


DI RUANG KATRILI RSJ RATUMBUYSANG MANADO

Oleh kelompok X :
Dede Marisa Bureni
Gebby Sabatina Yacobus
Gresellia Putri Kamoda
Melania Evangelin Sepang
Marnexius Octavianus Dotulong
Militia Kristi Ella
Olivia Christina Pontororing
Preysky Enru Renly Rumegang
Paulince Nanriain
Reysita Inri Hermanus

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS KLABAT AIRMADIDI
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus Schizoprenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya,
hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin
jauh dari sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): TAK adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah
satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan
persepsi sensori. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana
pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan,perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik
dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi
dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasinya dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerja sama dan tidak
mengganggu anggota kelompok yang lain.
1.2 TUJUAN
Tujuan umum:
Klien diruangan Katrili dapat meningkatkan kemmampuan diri dalam
mengenal dan mengotrol halusinasi yang dialaminya dalam kelompok secara
bertahap

Tujuan khusus:
a. Klien dapat mengidentifikasi jenis halusinasi.
b. Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi.
c. Klien dapat mengidentifikasi waktu terjadinya halusinasi.
d. Klien dapat mengidentifikasi frekuensi terjadinya halusinasi.
e. Klien daoat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi.
f. Klien dapat mengidentifikasi respon terhadap halusinasi.
BAB II
PENGORGANISIAN

2.1. Persiapan
2.1.1. Persiapan Klien
1. Kriteria klien
a. Klien yang mengalami halusinasi pendengaran.
b. Klien halusinasi yang sudah kooperatif.
c. Klien dalam kondisi fisik yang baik dan sehat.
d. Klien yang smau mengikuti aktifitas sampai selesai.
2. Proses seleksi
a) Klien dengan diagnosa Halusinasi.
b) Klien dengan jenis kelamin yang sama.
c) Membuat kontrak dengan klien dengan menjelaskan tujuan, rencana
dan aturan dalam mengikuti TAK.
3. Jumlah Peserta
6 orang

No Nama Dx Keperawatan
1 Juri Tangkawarou Halusinasi: Pendengaran
2 Lorens Worotikan Halusinasi: Pendengaran
3 Donald Tijouw Halusinasi: Pendengaran
4 Jerry Kaloh Halusinasi: Pendengaran
5 Jefry Makawalang Halusinasi: Pendengaran
6 Halusinasi: Pendengaran

2.1.2. Persiapan Terapis


1) Melakukan rapat kecil sebelum pelaksanaan.
2) Menentukan siapa-siapa yang akan menjadi leader, fasilitator,
observer, dan operator.
3) Satu jam sebelum pelaksanaan melakukan role play dengan teman-
teman disertai pembimbing ruangan.
2.1.3. Persiapan Lingkungan
1. Suasana tidak bising.
2. Pengaturan posisi tempat duduk.
3. Setting instruktur kegiatan.
4. Ventilasi yang cukup.

2.2. Pelaksanaan
2.2.1. Rencana Tindakan
No Kegiatan Waktu
1. Fase Orientasi 5 menit
2. Fase Kerja 20 menit
3. Fase Terminasi 5 menit
Total waktu 30 menit

2.2.2. Setting Tempat


Peserta dan terapis duduk bersama dalam satu lingkungan

Keterangan:
: Observer
: Leader
: Operator
: Klien
: Fasilitator

2.3. Pengorganisian
Pelaksanaan pertemuan
Hari/Tanggal : Senin, 11 Oktober 2021
Waktu : 10.00– 10.30 Wita.
Tempat : Ruang Katrili RSJ Ratumbuysang
Jumlah klien : 6 orang

Tim Terapi
Leader: Marnexius Dotulong
Uraian tugas : 
1. Mengucapkan salam, validasi perasaan klien secara keseluruhan saat
ini, membuat kontrak.
2. Menyampaikan tujuan dan peraturan TAK sebelum kegiatan di mulai.
3. Memimpin jalannya TAK dengan baik dan tertib.
4. Mampu memotivasi klien untuk aktif.
5. Menetralisir bila terjadi masalah dalam kelompok.
6. Memberi pujian ketika klien selesai menjelaskan.

Observer
Observer 1 : Gebby Jacobus
Observer 2 : Melania Sepang
Uraian tugas :
1. Mengobservasi dan mencatat jalannya proses TAK
2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal dari klien.
3. Mencatat peserta yang aktif dan pasif selama TAK berlangsung.
4. Mencatat jika ada peserta yang drop out dan alasan drop out.

Fasilitator
Fasilitator 1 : Preysky Rumegang
Fasilitator 2 : Dede Bureni
Fasilitator 3 : Gresellia Kamoda
Fasilitator 4 : Militia Ella
Fasilitator 5 : Paulince Nanariain
Fasilitator 6 : Olivia Pontororing
Uraian tugas :
1. Membantu leader dalam memotivasi klien binaan masing-masing.
2. Mengatur posisi klien sesuai denah.
3. Meembantu klien masing-masing jika akan meminta ijin keluar
sementara dari kegiatan TAK untuk ke WC ataaupun jika klien tidak
ingin mmelanjutkan TAK lagi.
4. Berperan sebagai role model bagi klien selama TAK berlangsung.

Operator: Inri Hermanus

Uraian tugas:
1. Memutar lagu saat setiap sesi
2. Menghentikan lagu sesuai sasaran

2.4. Tata Tertib TAK


1. Klien harus mengikuti kegiatan TAK sampai selesai.
2. Jika tidak akan mengikuti sampai selesai atau akan ke WC, klien harus
memberitahukan kepada perawat di sampingnya dan mengangkat
tangan untuk meminta ijin kepada leader dan mmemberitahukan alasan.

2.5 . Kriteria Hasil


1. Evaluasi Struktur 
a. Kondisi lingkungan tenang dan nyaman dan klien dapat
berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
c. Leader, Fasilitator, Observer, dan Operator berperan sebagaimana
mestinya

2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Operator membantu mengkoodinasi kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir.

3. Evaluasi Hasil TAK:


Diharapkan 100% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Mampu membuat analisa hasil yang didapat dari TAK yang telah
dilaksanakan
c. Mampu memberikan masukan dan saran untuk ruangan Katrili
khususnya agar pennanganan TAK pada kliien dengan Halusinasi
bisa lebih baik lagi.

2.6. Peralatan
1. Spidol
2. Kertas observasi
3. Bola
4. Speaker

2.7. Metode
Mendengar lagu sambil mengoper bola ke teman disebelah.

Lembar 1 Observasi Verbal


Nama klien
No Aspek yang dinilai
1 Mampu sebutkan jenis halusinasi
2 Mampu sebutkan isi halusinasii
3 Mampu sebutkan waktu terjadinya
halusinasi
4 Mampu sebutkan frekuensi terjadinya
halusinasi
5 Mampu sebutkan situasi yang menimbulkan
halusinasi
6 Mampu sebutkan respon terhadap halusinasi
Jumlah

Lembar 2 Obseervasi Non Verbal


No Aspek yang dinilai Nama Klien

1 Kontak Mata
2 Duduk Tegak
3 Menggunakan Bahasa tubuh yang sesuai
4 Mengikuti dari awal sampai selesai

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari hasil tak yang didapat sebelum perawat membahas tehnik menghardik
halusinasi dari 5 pasien ada beberapa pasien yang sudah mengetahui cara
menghardik halusiya dan ada juga yang belum mengerti tentang cara menghardik
halusinasi. Setelah membahas tehik menghardik halusinasi didapatkan semua
pasien mampu melakukan cara menghardik halusinasi meraka. Kemampuan
nonverbal dari 5 pasien yaitu semua pasien kotak mata baik duduk
tegak,menggunakan bahasa tubuh yang sesuai dan mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir dan jumlah kemampuan yang ditemukan dengan skor 4 yaitu pasien
mampu meghardik halusinasi
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. kesimpulan

Terdapat variasi respon dari pasien halusinasi pendengaran setelah diberikan


penerapan terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi antara lain beberapa pasien
sudah mengguanakan tehnik menghardik tetapi beberapa pasien juga belum
menggunakan tehnik menghardik

B. Saran

1.Bagi pasien gangguan halusinasi pendengaran

Pasien dapat meingikuti terapi aktifitas kelompok sebagai terapi untuk mengontral
halusinasi

2 Bagi mahasiswa keperawatan jiwa

Dapat melanjutkan terapi aktifitas kelompok sesi dua dan selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. (2003). Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr.
Amino Gonohutomo.

Iyus, Y. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.

Keliat, B. A. (1999). Prases Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi I. Jakarta: EGC.

Keliat., Budi, A., & Akemat. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta: EGC
Purwaningsih & Karlina. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dilengkapi Terapi
Modalitas dan Standard Opening Procedure (SOP) Jakarta: Nuha Medika
Press.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai