“XEROSIS”
KELOMPOK 10
Rumegang, Preysky Enru
Y a k o b u s , G a b y S a b a ti n a
Bureni, Dede Marisa
Nanariain, Paulince
E l l a , M i l i ti a
Kamoda, Gresellia Putri
Hermanus, Reysita Inri
Dotulong, Marnexius Octavianus
P o n t o r o r i n g , O l i v i a C h r i s ti n
Sepang, Melania Evangelin
Xerosis adalah keadaan kulit yang kering,
berkaitan dengan berkurangnya
kelembapan pada stratum korneum
akibat gangguan fungsi sawar kulit.
Kulit kering (xerosis) adalah kelainan kulit
dimana kulit menjadi kasar, bersisik,
berkeriput, kurang elastis, dibandingkan DEFINISI
kulit normal dan kering saat di raba.
Kulit kering atau xerosis cutis di
definisikan sebagai gambaran hilangnya
atau berkurangnya kadar kelembapan
stratum korneum.
ETIOLOGI
• Disebabkan oleh menurunnya sintesis NMF, defisiensi lipid intraseluler-seramid,
dan akuaporin epidermis. Berkurangnya NMF dan lipid intraseluler
menyebabkan korneosit tertahan dalam stratum korneum serta terjadi
penurunan water binding capacity.
• Suhu lingkungan
• Kelembapan udara
• Radikal bebas
• Paparan bahan kimia
• Usia
• Genetik
• Penyakit sistemik seperti gagal ginjal kronik dan diabetes milletus
TANDA DAN GEJALA
• Kulit kering
• Kulit kasar
• Kusam
• Bersisik dan tampak pecah-pecah
• Dapat terjadi fisura superfisial
• Gatal
• Berkeriput
• Kurang elastis
PATHWAY
KOMPLIKASI
- Infeksi
- Tidak nyaman
- Ulcer
- Iritasi
- Pendarahan
- Kurang elastis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan hispatologi tampak parakeratosis fokal,
spongiosis ringan, infiltrat limfosit perivaskulat superfisial yang
tersebar, dan stratum korneum yang padat. Hiperkeratosis dan
parakeratosis ringan seringkali terjadi akibat garukan.
PENATALAKSANAAN
Modifikasi gaya hidup :
• Asupan cairan 8-9 gelas atau 1.5 liter per hari
• Kelembapan udara menggunakan humidifier
• Kebiasaan mandi terlalu lama atau berendam di air panas menyebablan kulit kering. Disarankan
mandi dengan pancuran air hangat selama 10 menit.
• Menggunakan sabun yang mengandung pelembab
• Efek photoaging. Paparan sinar matahari terutama pukul 10.00-16.00, berintensitas radiasi
ultraviolet tinggi harus di hindari. Disarankan menggunakan tabir surya , dan pakaian dan topi yang
menutup kulit
• Jika ada penyakit sistemik penyerta, tatalaksana yang tepat dapat memperbaiki kulit kering
Pelembab. Bahan topikal berfungsi mencegah atau memperbaiki kulit kering, pengolesan 2-3 kali
sehari atau setelah mandi.
TERAPI
Terapi xerosis secara umum adalah hidrasi dan lubrikasi. Hidrasi bisa
di berikan dengan penggunaan humektan misalnya asam laktat, asam
glikolat, dan asam piruvat. Mandi menggunakan sabun yang lebut
dan soapless, di ikuti dengan aplikasi pelembab kaya lipid misalnya
petroleum, salep hidrofilik atau heavy cream.
PENGKAJIAN
RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS
Nama : Tn. M. P
Alamat : Desa Teling Tanawangko
Tempat/tanggal lahir : Sangihe, 27 November 1959
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Sangihe
Agama : Kristen Protestas
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
GENOGRAM
RIWAYAT PEKERJAAN
Status pekerjaan saat ini : Petani
Pekerjaan sebelumnya : petani
Sumber-sumber : hasil kebun seperti hasil panen buah kelapa
Pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan : cukup untuk memenuhi
kebutuhan
RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP
Tipe tempat tinggal : Rumah permanen
Jumlah kamar :2
Jumlah orang yang tinggal dirumah : 4
Derajat privasi : Baik
RIWAYAT REKREASI
Hobi/Minat : Menyanyi
Keanggotaan organisasi : Ibadah kolom dan ibadah kaum bapa
Liburan/perjalanan : Acara gereja
SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Dokter :-
Rumah sakit : Posyandu lansia
Pelayanan kesehatan dirumah : Dari keluarga
Makanan yang dihantarkan : 3x sehari
TINJAUAN SISTEM
Keadaan umum : Klien tampak kurang rapi, lemah, disorientasi
Tingkat kesadaran : Somnolen
Skala koma Glasgow : Total 9, E: 3, V: 3, M: 4
TTV : TD: 110/60 mmHg, N: 70x/mnt, RR: 20x/mnt
S: 37°C
• Integumen
Terdapat lesi/luka, pruritus, perubahan pigmentasi, perubahan tekstur, sering memar,
tampak adanya perubahan warna rambut, perubahan kuku.
• Kepala
Keluarga mengatakan adanya trauma masa lalu, sakit kepala, pusing dan gatal pada
kepala
• Mata
Adanya perubahan penglihatan (kabur), pruritus, bengkak pada mata, kabur,
konjungtiva dan sklera
• Telinga
Adanya perubahan pendengaran
• Hidung dan sinus
Tidak terdapat masalah
• Mulut dan tenggorokan
Terdapat lesi/ulkus pada gusi dan bibir, gusi berdarah, adanya karies dan riwayat
infeksi.
• Leher
Tidak terdapat masalah
• Pernafasan
Adanya batuk, tidak terpasang oksigen
• Kardiovaskuler
Tidak terdapat masalah
• Gastrointestinal
Adanya nyeri ulu hati, mual/muntah (+), dan perubahan nafsu makan.
• Perkemihan
Nokturia, pasien menggunakan pempers
• Muskuskeletal
Nyeri persendian, kekakuan, pembengkakan sendi, kram, kelemahan otot dan
adanya masalah cara berjalan
• Sistem saraf pusat
Sakit kepala, terdapat tremor, parastesia, masalah memori
• Sistem endokrin
Tidak terdapat masalah
STATUS FUNGSIONAL
- Mandi di kamar mandi (bergantung)
- Menyiapkan pakaian, membuka dan menggunakannya (bergantung)
- Memakan makanan yang disiapkan (bergantung)
- Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri (bergantung)
- BAB di WC (bergantung)
- Dapat mengontrol pengeluaran kemih (bergantung)
- Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar ruangan tanpa alat bantu, seperti
tongkat (bergantung)
- Menjalankan agama sesuai agama dan kepercayaan yang dianut (bergantung)
- Melakukan pekerjaan rumah (bergantung)
- Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan keluarga (bergantung)
- Mengelola keuangan (bergantung)
- Menggunakan sarana transportasi umum untuk berpergian (bergantung)
- Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan (bergantung)
- Merencanakan dan mengambil keputusan untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan (bergantung)
- Melakukan aktivitas diwaktu luang (bergantung)
INTERPRETASI: 0 (Ketergantungan)
PENILAIAN ADL DENGAN INSTRUMENT INDEKS BARTHEL
MODIFIKASI
- Mengendalikan rangsang BAB (1)
- Mengendalikan rangsang BAK (1)
- Membersihkan diri (0)
- Penggunaan WC (0)
- Makan minum (0)
- Bergerak dari kursi roda ketempat tidur dan sebaliknya (0)
- Berjalan ditempat rata (0)
- Berpakaian (0)
- Naik turun tangga (0)
- Mandi (0)
INTERPRETASI : 2 (Ketergantungan berat)
INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING (IADL) LAWTON
- Dapat menggunakan telelon (0)
- Mampu pergi kesuatu tempat (0)
- Dapat berbelanja (0)
- Dapat menyiapkan makanan (0)
- Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga (0)
- Dapat mencuci pakaian (0)
- Dapat mengatur obat-obatan (0)
- Dapat mengatur keuangan (0)
INTERPRETASI : 0 (dikerjakan oleh orang lain)
STATUS KOGNITIF/AFEKTIF
Tidak dapat dikaji
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
• Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) = 4
• Pusing atau pingsan pada posisi tegak = 3
• Kebingungan setiap saat = 3
• Nokturia/inkontinen = 3
• Kebingungan intermiten = 2
• Kelemahan umum = 2
• Obat-obat berisiko tinggi = 2
• Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir = 2
• Osteoporosis = 0
• Gangguan penglihatan = 1
• Usia 70 tahun ke atas = 0
Total: 22
“Resiko Tinggi”
“Lakukan intervensi resiko tinggi”
GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
Tidak dapat dikaji
1. Leukosit 4.0-10.0 10ˆ3/uL 12.6 10ˆ3/uL Uremia pada penderita CKD dapat menyebabkan
kelainan pada sistem pertahanan tubuh yang
memungkinkan peningkatan resiko terkenan infeksi
2. Eritrosit 4.70-6.10 1.32 10ˆ6/uL Ginjal tidak berfungsi dengan baik sehingga hormon
10ˆ6/uL eritropoetin yang dihasilkan ginjal tidak dapat
merangsang sum-sum tulang belakang untuk
memproduksi sel darah merah
3. Hemoglobin 13.0-16.5 g/dL 3.7 g/dL Ginjal tidak berfungsi dengan baik sehingga hormon
eritropoetin yang dihasilkan ginjal tidak dapat
merangsang sum-sum tulang belakang untuk
memproduksi sel darah merah
5. Gula darah 70-140 mg/dL 42 mg/dL Kurang napsu makan mempengaruhi kadar glukosa
sewaktu dalam darah
6. Ureum 10-40 mg/dL 239 mg/dL Ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya seperti
serum membuang hasil metabolisme yang tidak dibutuhkan
lagi oleh tubuh, sehingga toksin/urea menumpuk
didalam darah.
7. Creatinine 0.5-1.5 mg/dL 18.7 mg/dL Kreatinin tidak dapat disaring dengan baik karena
serum ginjal tidak mampu untuk menyaring
ASUHAN
KEPERAWATAN
Data/
No Time Nursing Diagnosis Goal Interventions Rasional Implementasi Evaluasi
A: Tujuan
tercapai
sebagian
P: Lanjutkan
Intervensi
No Data/ Nursing Diagnosis Goal Interventions Rasional Implementasi Evaluasi
Time
2. 29 Okt Resiko infeksi b.d Setelah 1. Monitor 1.Mengetahui dan At 08:40 At 11:20
2021 Penyakit kronis dilakukan tanda dan observasi tanda- 1. Memonitor tanda dan gejala
(Penyakit ginjal tindakan gejala infeksi tanda infeksi seperti infeksi lokal ( tidak ada abses, S: -
08.00 kronik) dibuktikan keperawatan lokal mikroorganisme tampak kemerahan, kulit O:
WITA dengan: selama 4 jam 2. Berikan agar dilakukan pecah-pecah dan ada luka di • Tampak
diharapkan perawatan intervensi yang jari-jari tengah kanan) tangan kana
DS: Keluarga klien tingkat infeksi kulit tepat At 09:00 dan kiri
mengatakan klien menurun 3. Cuci tangan 2. Mencegah dan 2. Mencuci tangan sebelum kurang
sering menggaruk dengan sebelum dan mengurangi kontak dengan pasien bersih
badanya. kriterian sesudah terjadinya 3. Memberikan perawatan • Tampak
DO: hasil: kontak keparahan infeksi kulit dengan membersihkan kuku klien
• Tampak kuku • Kebersiha dengan pada kulit. menggunakan kasa dan Nacl masih pucat
pucat, ada luka n tangan – pasien 3. Mengurangi 0,9% dan selanjutnya dan terdapat
dan berdarah Meningkat 4. Ajarkan cara Mikroorganisme mengoles baby oil ada luka
• Tangan atau • Kebersiha mencuci 4. Meningkatkan 4. Menjelaskan tanda dan bagian kuku
seluruh badan n badan – tangan pengetahuan serta gejala infeksi (abses, bengkak, dan jari-jari
penuh dengan meningkat dengan benar mengurangi merah pada kulit) tangan
bekas luka dan • Napsu 5. Jelaskan mikroorganisme 5. Mngajarkan cara mencuci • Muntah 1x
merah makan - tanda dan 5. Meningkatkan tangan dengan benar ( 6
• Napsu makan meningkat gejala infeksi pengetahuan langkah cuci tangan ) 6. A: Tujuan
menurun 6. Anjurkan keluarga dan klien Menganjurkan meningkatkan belum tercapai
meningkatka 6. Membantu asupan nutrisi (berikan
n asupan meningkatkan makanan sedirit tapi sering), P: Lanjutkan
nutrisi energi dan pt makan 3x sehari Intervensi
semangat klien.
No Data/ Nursing Diagnosis Goal Interventions Rasional Implementasi Evaluasi
Time