Anda di halaman 1dari 29

Laporan Kasus Laporan Hasil Klinis 1

Masalah Kesehatan Keluarga di


Puskesmas Samudera

Oleh :
FADHLAN LA TABARI
MAYANG SUKMA MAREVIA
Identitas Pasien 2

 Nama : Nurliah
 Umur : 67 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : gampong mancang, Kecamatan Samudera
 Pekerjaan :-
 Status Perkawinan : kawin
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Tanggal Masuk : : 27 September 2015
 Tanggal Periksa : 21 Oktober 2015 & 25 Oktober 2015
 Akses ke pelayanan kesehatan : ± 2 km
Anamnesia 3

Keluhan • ulkus pada pedis sinistra


utama

• Pusing
• tinitus,
Keluhan • mata kabur
tambahan • sesak dan dada serasa terhimpit
• Pendengaran menurun
• Susah tidur
4
Pasien datang ke Puskesmas dengan
keluhan ulkus pada pedis sinistra karena
tertendang batu. Selain itu pasien juga
mengeluhkan pusing, mata kabur, sesak
dan dada serasa terhimpit, susah
mendengar, tinitus, Pasien juga mengalami
susah tidur dan tidur yang tidak nyenyak.
Dari anamnesis diketahui pasien pernah Riwayat
mengalami ulkus sebelumnya di pedis penyakit
dextra 10 tahun yang lalu akibat paku, dan sekarang
setelah dilakukan pemeriksaan KGD,
didapatkan bahwa pasien telah
mengalami diabetes mellitus tipe 2. Pasien
menyebutkan riwayat obesitas. Dari
anamnesis diketahui orangtua yang
terkena DM (-), tapi anak beliau sekarang
juga di diagnosis DM tipe 2
• Riwayat hipertensi (+),
• Riwayat 5
hiperkolesterol/hiperlipid
emia (+)
• Riwayat penyakit saluran Riwayat penyakit
pencernaan (-) dahulu
• Riwayat diabetes
mellitus (+)
• Riwayat penyakit
jantung (-) • hipertensi
• Riwayat alergi (-)
• Riwayat tuberculosis (-) • tuberkulosis
• gastritis
Riwayat Penyakit
Keluarga
STATUS PRESENT 6

 Keadaan umum : Baik


 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 130/70 mmHg
 Nadi : 96 kali / menit
 Laju penafasan : 16 kali /menit
 Suhu : 36 °C
PEMERIKSAAN FISIK 7
• Konjungtiva pucat (+)

Mata
• sklera ikterik (-),
• tepi iris keruh (+),
• palpebra inferior dan superior
menghitam

• Morfologi auricula normal

Telinga • sekret (-),


• darah (-),
• tanda peradangan (-), serumen (+)

• Tidak ada deformitas, sekret (-),


Hidung • darah (-),
• mukosa hiperemis (-).
8

Rongga • tonsil hiperemis (-),


• uvula dalam batas normal,
Mulut/Bibir • karies gigi (+)

• Bentuk simetris,
Leher • pembesaran kelenjar getah bening (-),
• nodul (-),

• vesikuler,
Thorax • Rh (-),
• Wh (-)
9

Cor • : SI/II reguler,


• ictus cordis (-)

• Nyeri tekan (-)


Abdomen • Peristaltik lemah kesan normal

• ulkus diabetikum grade II,


Ekstremitas • sensari raba (-)
• nyeri tekan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG 10

 Laboratorium :

Gula darah sewaktu = 240 mg/dl


DIAGNOSIS KERJA 11

Diabetes Mellitus tipe 2


dengan komplikasi ulkus atau
kaki diabetes + katarak.
PENATALAKSANAAN 12

(Obat-obatan)
 InsulinLispro
 Cartylo (Asam
asetilsalisilat),
 Amoxcillin
 Paracetamol
13
FAKTOR RISIKO PASIEN
PROGNOSIS  Umur ≥ 60 tahun.
 Lama DM ≥ 10 tahun
 Neuropati perifer (sensorik,
motorik, autonom)
dubia et
Trauma
malam 

 Hipertensi
 Kadar glukosa darah tidak
terkontrol
 Penggunaan alas kaki tidak
tepat
14

Pencegahan
primer
Upaya Upaya
promotif preventif

Pencegahan
sekunder
Pencegahan primer 15
ditujukan untuk mempertahankan anggota keluarga yang
sehat tetap sehat atau mencegah sakit, dengan cara:
Tidak bisa dimodifikasi :
 Ras dan etnik
 Riwayat keluarga dengan diabetes (anak penyandang
diabetes)
 Usia. Risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat
seiring dengan meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus
dilakukan pemeriksaan DM.
 Riwayat melahirkan bayi dengan BB lahir bayi > 4000 gram
atau riwayat pernah menderita DM gestasional (DMG).
 Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5 kg.
Bayi yang lahir dengan BB rendah mempunyai risiko yang lebih
tinggi dibanding dengan bayi lahir dengan BB normal.
Bisa dimodifikasi; 16
 Hindari Berat badan lebih (IMT >23 kg/m) atau
program penurunan berat badan,
 Latihan jasman teratur dapat memperbaiki kendali
glukosa darah, mempertahankan atau menurunkan
berat badan, serta dapat meningkatkan kadar
kolesterol-HDL.
 Latihan jasmani yang dianjurkan dikerjakan sedikitnya
selama 150 menit/minggu dengan latihan aerobik
sedang (mencapai 50-70% denyut jantung maksimal),
atau 90 menit/minggu dengan latihan aerobik berat
(mencapai denyut jantung >70% maksimal). Latihan
jasmani dibagi menjadi 3-4 x aktivitas/minggu.
 Jaga tekanan darah agar tetap normal dan hindari
hipertensi (>140/90 mmHg).
17
 Hindari dislipidemia (HDL<35 mg/dL dan
atau trigliserida >250 mg/dL)
 Diet sehat dengan jumlah asupan kalori
ditujukan untuk mencapai berat badan
ideal, konsumsi karbohidrat kompleks
karena merupakan pilihan dan diberikan
secara terbagi dan seimbang sehingga
tidak menimbulkan puncak (peak) glukosa
darah yang tinggi setelah makan, konsumsi
sedikit lemak jenuh, dan tinggi serat larut.
 Menghentikan merokok.
Pencegahan sekunder 18
 Memiliki kemampuan untuk mengenal dan
menghadapi keadaan sakit akut dengan tepat
 Menggunakan obat diabetes dan obat-obat pada
keadaan khusus secara aman, teratur
 Melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri
(PGDM) dan memanfaatkan data yang ada
 Mempunyai keterampilan mengatasi masalah yang
sederhana, dan mau bergabung dengan kelompok
penyandang diabetes serta mengajak keluarga
untuk mengerti pengelolaan penyandang diabetes
 Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
 Pengelolaan pada masalah yang timbul ( infeksi, dll).
Melakukan perawatan 19

kaki secara berkala


 Membersihkan dan mencuci kaki setiap hari dengan air
suam-suam kuku dengan memakai sabun lembut dan
mengeringkan dengan sempurna dan hati-hati terutama
diantara jari-jari kaki.
 Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih.
 Memakai krem kaki yang baik pada kulit yang kering atau
tumit yang retak-retak, supaya kulit tetap mulus, dan jangan
menggosok antara jari-jari kaki.
 Tidak memakai bedak, sebab ini akan menyebabkan kulit
menjadi kering dan retak-retak.
 Menggunting kuku hanya boleh digunakan untuk memotong
kuku kaki secara lurus dan kemudian mengikir agar licin.
Penggunaan alas kaki 20

tepat
 Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir.
 Periksa
kaki setiap hari dan laporkan pada dokter apabila
ada kulit terkelupas atau daerah kemerahan atau luka.
 Sebelum memakai sepatu, memerika sepatu terlebih
dahulu,
 Selalu
menjaga agar kaki tetap bersih dan mengoleskan
krim pelembab pada kulit yang kering.
 Memakai sepatu yang sesuai atau sepatu khusus untuk
kaki dan nyaman dipakai.
 Menghindari trauma berulang, trauma dapat berupa fisik,
kimia dan termis, yang berkaitan dengan aktivitas atau
jenis pekerjaan.
21

 Menghidari pemakaian obat yang


bersifat vasokonstriktor misalnya
adrenalin, nikotin.
 Memeriksakan diri secara rutin ke
dokter dan memeriksa kaki setiap
control walaupun ulkus diabetik sudah
sembuh.
REHABILITATIF 22

Rehabilitatif ditujukan pada kelompok


penyandang diabetes yang telah
mengalami penyulit dalam upaya
mencegah terjadinya kecacatan lebih
lanjut. Upaya rehabilitasi pada pasien
dilakukan sedini mungkin, sebelum
kecacatan menetap. Sebagai contoh
aspirin dosis rendah (80-325 mg/hari)
dapat diberikan secara rutin bagi
penyandang diabetes yang sudah
mempunyai penyulit makroangiopati.
UPAYA PSIKOSOSIAL 23

Dukungan dari keluarga


Dukungan dari tenaga
medis
25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai