Anda di halaman 1dari 19

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


A. IDENTITAS
Nama lengkap : Ny. N.W
Umur : 79 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Pendidikan : SMA
Status : Janda
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Randubelang RT 001 Bangunharjo Sewon Bantul
Masuk RS tanggal : 10 Juni 2015
Tanggal Pemeriksaan : 12 Juni 2015
Bangsal : Edelweiss
Pembimbing : dr. Endang Widiastuti, Sp.PD

Dokter yang merawat : dr. Endang Widiastuti, Sp.PD Ko-asisten : Aditya Humar Pradipta

B. SUBYEKTIF AUTOANAMNESA (Jumat, 12 Juni 2015 pukul 13.00)


A. Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
B. Keluhan Tambahan : Lemas, nyeri ulu hati, mual, muntah
C. Riwayat Penyakit Sekarang:
HMRS (Rabu, 10 Juni 2015 pukul 22.45)
Pasien datang ke IGD RS Jogja dengan keluhan tiba - tiba tidak sadar.
Sebelumnya pasien tidak mau makan selama satu hari penuh. Pasien tidak mau makan
karena merasa mual dan muntah terutama jika makan. Pasien juga mengeluhkan lemas
sejak 2 hari SMRS dan perut terasa nyeri dan panas. Batuk (-), pilek (-), demam (-),
penurunan berat badan (-). BAK (+) jumlahnya sedikit dengan frekuensi jarang. Dalam
satu hari BAK 1-2x, kira-kira 100-150 cc/hari. Nyeri saat berkemih (-), anyang-anyangen
(-), BAK bercampur darah (-). BAB (+) normal, BAB cair (-).
Oleh dokter IGD dilakukan pengecekan gula darah sewaktu (GDS) = 23 mg/dL,
kemudian pasien diberi infus D10% dan injeksi D40% secara bolus intravena 3 flacon.
GDS evaluasi pada pukul 00.00 = 354 mg/dL. Pasien masuk bangsal Edelweis pukul
1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


00.05. GDS pukul 01.00 = 473, GDS pukul 05.30 = 333, GDS pukul 07.00 = 273, dan
GDS pukul 08.00 = 240.

1HMRS (Jumat, 12 Juni 2015 pukul 13.00)


Kesadaran pasien Compos Mentis, tampak lemah. Mual sudah berkurang, muntah
(-), pasien mengeluh perut masih terasa panas di bagian ulu hati. Keluhan lainnya tidak
dirasakan pasien, makan dan minum sudah mau sedikit – sedikit. Pasien belum BAK sejak
semalam sebelum masuk IGD.

D. Anamnesis sistem :
Sistem Saraf Pusat : penurunan kesadaran (+), kejang (-), pusing (-), demam (-)
menggigil (-), nyeri kepala (-)
Sistem Kardiovaskuler : nyeri dada (-), berdebar-debar (-), pucat (-)
Sistem Respirasi : sesak nafas (-), pilek (-), batuk (-), mengi (-)
Sistem Pencernaan : mual (+), muntah (+), diare (-), nyeri perut bagian ulu hati (+),
BAB hitam (-), konstipasi (-)
Sistem Urogenital : sulit BAK (-), BAK sedikit (+), urin berwarna seperti air teh(-),
nyeri boyok (-), nyeri berkemih (-), anyang- anyangan (-), rasa
panas (-), BAK bercampur darah (-)
Sistem Muskuloskeletal : gerakan bebas (+), nyeri otot (-), nyeri sendi (-), nyeri tulang(-),
bengkak sendi (-), peradangan sendi (-)
Sistem Integumentum : biru (-), kuning (-), ruam kemerahan (-), pucat (-), gatal (-)
Sistem Hematologi : mimisan (-), gusi berdarah (-), bintik kemerahan (-)

Riwayat Penyakit dahulu


Riwayat penyakit darah tinggi :pasien memiliki riwayat darah tinggi, obat rutin:
amlodipin
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat penyakit kencing manis : disangkal, karena pasien belum pernah periksa
gula sebelumnya
2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit kuning : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit kanker : disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit operasi : disangkal
Riwayat penyakit serupa : pasien memiliki riwayat penyakit asam
lambung, 2 bulan yang lalu pernah mengalami
keluhan serupa karena tidak makan ketika
ditinggal cucunya mondok di RS

Riwayat Penyakit keluarga yang diturunkan


Riwayat penyakit darah tinggi : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit paru : disangkal
Riwayat penyakit kencing manis : disangkal
Riwayat penyakit ginjal : disangkal
Riwayat penyakit kuning : disangkal
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit kanker : disangkal
Riwayat penyakit alergi : disangkal
Riwayat penyakit serupa : disangkal

Sosial, Ekonomi dan Lingkungan


Hubungan dengan keluarga harmonis, komunikasi dengan keluarga lancar dan hubungan
dengan tetangga baik. Ekonomi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien
sekarang tidak bekerja, hanya tinggal di rumah bersama cucu-cucunya.

C. PEMERIKSAAN FISIK (Jumat, 12 Juni 2015 pukul 13.30)


Kesan umum
KU : CM
3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Kesadaran : GCS → E4 V5 M6
Kesan Gizi :
Berat badan : 40 kg
Tinggi badan : 150 cm
BMI = BB (kg) = 45 = 20 kg/m2 (Normal)
(TB)2 m (1,50)2

Status Gizi :
KLASIFIKASI BMI
Underweight < 18,5
Normal 18,5 – 24,9
Pre-obese 25 – 29,9
Obese I 30 – 34,9
Obese II 35 – 39,9
Obese III ≥ 40

Vital sign
Tekanan darah : 150/80 mmHg
Heart Rate : 80 x/ menit, isi tegangan cukup, reguler
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 360C, per aksiller

Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan kulit : ikterik (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), turgor elastisitas
kulit kembali cepat (+), ruam makulopapular (-), bintik merah (-), tanda peradangan (-)
2. Pemeriksaan kepala
- Bentuk kepala : mesocephal
- Rambut : putih sebagian kecil hitam, distribusi merata
3. Pemeriksaan mata
- Palpebra : edema (-/-), ptosis (-/-)
- Konjungtiva : anemis (-/-), hiperemis (-/-)

4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


- Sklera : ikterik (-/-)
- Pupil : reflek cahaya (+/+), isokor
4. Pemeriksaan telinga : nyeri tekan tragus (-/-), gangguan pendengaran (-/-), discharge (-/-),
serumen (-/-)
5. Pemeriksaan hidung : nafas cuping hidung (-/-), epistaksis (-/-), polip nasi (-/-)
6. Pemeriksaan mulut tenggorokan : mukosa bibir lembab (+), stomatitis (-), uvula simetris,
lidah, tonsil dan faring dalam batas normal, nyeri telan (-).
7. Pemeriksaan gigi : gigi lengkap (+), karies (-)
8. Pemeriksaan leher
- Kelenjar tiroid : tidak membesar
- Kelenjar lnn : tidak membesar, nyeri (-)
- JVP : tidak meningkat
9. Pemeriksaan Dada : bentuk normochest
a. Paru Depan
 Inspeksi :
Statis : Simetris, Ketertinggalan gerak (-)
Dinamis : Simetris, hemithoraks kanan = kiri, ketinggalan gerak (-), sela iga
tidak melebar, retraksi intercostal (-),subcostal (-), suprasternal (-)
 Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan vokal fremitus kiri, pergerakan
hemithorak kanan dan kiri simetris
 Perkusi : sonor (+/+)
 Auskultasi : suara dasar : vesikular (+/+), suara tambahan : RBK (-/-), RBB (-/-),
wheezing (-/-)
b. Paru Belakang
 Inspeksi :
Statis : simetris, ketinggalan gerak (-)
Dinamis : hemithoraks kanan = kiri, ketinggalan gerak (-)
 Palpasi : vokal fremitus kanan sama dengan vokal fremitus kiri
 Perkusi : sonor (+/+)

5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


 Auskultasi : suara dasar : vesikular (+/+), suara tambahan : RBK (-/-), RBB (-/-),
wheezing (-/-)
c. Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis terlihat di SIC V linea midaxillaris sinistra
 Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC VI linea mid-klavikularis sinistra, tidak kuat
angkat.
 Perkusi : Batas jantung :
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : SIC V linea midklavikula sinistra
 Auskultasi : S1-S2 reguler, bising (-)
10. Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi : flat sejajar dengan dinding dada, sikatrik (-), tanda peradangan (-),
asites (-), pembesaran vena (-)
 Auskultasi : peristaltik usus (+) normal.
 Perkusi : timpani (+)
 Palpasi : supel, defans muskular (-), nyeri tekan (+) regio epigastrium , hepar
dan lien tak teraba
11. Pemeriksaan extremitas : akral hangat (+), nadi kuat (+), perfusi jaringan baik CRT < 2”,
gerakan bebas (+), edema - -
- -

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab :
Tanggal, 11 Juni 2015
PARAMETER HASIL NILAI RUJUKAN UNIT
HEMATOLOGY
Leukosit 9.8 4.6-10.6 10e3/ul
Eritrosit 4.04 L 3,90-5,50 10e6/ul

6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Hemoglobin 11.3 L 12.0-18.0 gr/dl
Hematokrit 36.6 L 37-47 %
MCV 90.7 81-99 Fl
MCH 29.8 27-31 Pg
MCHC 30.8 33-37 gr/dl
RDW-CV 17.7 11-16 %
Trombosit 171 150-450 10e3/ul
HITUNG JENIS
Neutrofil% 83.7 H 50-70 %
Lymfosit% 11.0 L 20-40 %
Monosit% 4.6 3-12 %
Eosinofil% 0.4 L 0.5-5.0 %
Basofil% 0.1 0-1 %
Neutrofil# 8.24 H 2-7 10ˆ3/ul
Lymfosit# 1.08 0.8-4 10ˆ3/ul
Monosit# 0.47 0.12-1.2 10ˆ3/ul
Eosinofil# 0.04 0.02-0.05 10ˆ3/ul
Basofil# 0.01 0-1 10ˆ3/ul
Hati
SGOT 75 <31 Mg/dL
SGPT 32 <32 Mg/dL
Ginjal
Ureum 52 H 10-50 Mg/dl
Creatinin 2.8 H <0,9 Mg/dl

LFG = (140 – usia) x BB


(72 x 0.85 (Pada Wanita) x Kreat.plasma (mg/dL)

= (140 – 79) x 45 = 2745


(72 x 0.85) x 2.8 mg/dL 171,36

7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965

= 16.01 (CKD STAGE IV)


12 Juni 2015
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
GULA DARAH
Glukosa Darah Puasa 83 70 – 116 Mg/dL
Glukosa 2 jam PP 134 85 – 140 Mg/dL
FAAL LEMAK DAN
JANTUNG
Cholesterol Total 181 <200 Mg/dL
HDL Cholesterol 56 L >=65 Mg/dL
LDL Cholesterol 107 <150 Mg/dL
Trigliserida 90 <150 Mg/dL
GINJAL
Asam Urat 11,3 H 2.4 – 5.7 Mg/dL
URINALISA
(SEDIMEN)
Leukosit Positif (10- Positif (0-2)/LP
15)/LP
Erythrosit Positif (10- Negatif (0)/LP
15)/LP
Epithel Positif (4-6)/LP Positif (0-2)/LP
Silinder Hyalin Negative Negative
Silinder Leukosit Negative Negative
Silinder Granula Negative Negative
Kristal Oxalat Negative Negative
Kristal Urat Negative Negative
Kristal Triple Phospate Negative Negative
Kristal Amorf Negative Negative
Trichomonas Negative Negative
Bakteri Positif (+) Negative

8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Pemeriksaan Rontgen Thorax ( 11 Juni 2015)
Kesan : Cardiomegali dengan aorta sclerosis. Pulmo dalam batas normal.

Pemeriksaan Elektrokardiogram ( 11 Juni 2015)

9
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Kesan: Left Ventricle Hypertrophy (LVH)
Sinus Takikardia
Iskemik Inferior (II-III-AvF) dan Lateral (Lead I-AvL-V5-V6)

E. ASSESMENT
Problem sementara :
No Problem Assesment
1 Penurunan Kesadaran Hipoglikemia
Asupan makan tidak adekuat
GDS = 23
2 Mual
3 Muntah
Acute Kidney Injury
4 BAK sedikit
dd
Ureum : 52 (meningkat)
Acute on Chronic Kidney Disease
Creatinin : 2.8 (meningkat)
Stage IV
5 Asam urat 11.3 (meningkat)
6 LFG = 16.01
Hb : 11.3 (menurun)
 Anemia Normositik Normokromik
7 MCV : 90.7 (normal)
8 Tekanan darah : 150/80
Hipertensi Stage I
RO thorax: Cardiomegali
dengan aorta sclerosis

EKG: Left Ventricle


Hipertensive Heart Disease &
Hypertrophy dan Iskemik
Ischemic Heart Disease
9. Inferior-lateral
Urinalisa:
Leukosit Positif (10-15)/LP
10. Erythrosit Positif (10-15)/LP Infeksi Saluran Kemih
Epithel Positif (4-6)/LP
Bakteri Positif

10
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965

Problem Permanen :
Acute Kidney Injury dd Acute on Chronic Kidney Disease Stage IV
Hipertensi Stage I
Hipertensive Heart Disease (HHD) & Ischemic Heart Disease (IHD)
Infeksi Saluran Kemih

F. PLANNING
1. Hipoglikemia
IP Diagnosis:
Gejala Klinis  Penurunan kesadaran, asupan makanan tidak adekuat
Pemeriksaan gula darah  Sudah dilakukan (GDS = 23 mg/dL)

IP Terapi :
 Mencari Penyebab
Penyebab hipoglikemia umumnya reversibel, sesuai dengan etiologinya. Oleh
karena itu, penting untuk menemukan etiologi hipoglikemia. Etiologi hipoglikemia
pada pasien DM biasanya akibat ketidaksesuaian antara asupan dan dosis obat,
sedangkan pada pasien non-DM bisa berupa asupan makan yang tidak adekuat,
penyakit kritis (gagal hati, ginjal, atau jantung), sepsis, defisiensi hormon.\
 Koreksi Hipoglikemia
Pada pasien tidak sadar:
 Injeksi Dekstrosa 40% secara bolus intravena
 Infus Dekstrosa 10%, 6 jam per kolf untuk rumatan
 Periksa glukosa darah sewaktu secara berkala tiap jam. Bolus D40% diberikan
bila GD masih di bawah 100 mg/dL sesuai rendahnya GD:
- GDS <60 mg.dl = Bolus D40% 3 flacon IV
- GDS 60-80 mg.dl = Bolus D40% 2 flacon IV
- GDS 80-100 mg.dl = Bolus D40% 1 flacon IV

11
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


- GDS > 100 mg/dl sebanyak 3 kali berturut turut, lakukan pemantauan
setiap 2 – 4 jam
Pada pasien sadar:
 Berikan larutan gula murni 2 sendok makan, permen, sirup, atau bahan
makanan lain yang mengandung gula murni
 Hentikan obat antidiabetik oral yang dicurigai sebagai penyebab
 Monitor glukosa darah dalam rentan waktu yang disesuaikan.

2. Acute Kidney Injury dd Acute on Chronic Kidney Disease Stage IV


IP Diagnosis:
Gejala Klinis  Mual, muntah
Pemeriksaan darah rutin  Sudah dilakukan (Anemia normositik normokromik)
Pemeriksaan elektrolit  Sudah dilakukan
Pemeriksaan fungsi ginjal  Sudah dilakukan (Ureum 52 mg/dl, creatinin 2.8 mg/dl)
Pemeriksaan Ro Thorax  Sudah dilakukan (Cardiomegali dengan aorta sclerosis.
Pulmo dalam batas normal)
Pemeriksaan urinalisa  Sudah dilakukan
Pemeriksaan USG Abdomen  Belum dilakukan
Pemeriksaan BNO/IVP  Belum dilakukan
Pemeriksaan Renogram  Belum dilakukan

IP Terapi :
Tujuan tata laksana antara lain untuk menghambat penurunan LFG dan mengatasi
komplikasi CKD.
Tata laksana untuk mencegah progresivitas CKD:
 Kontrol tekanan darah. Target tekanan darah: <130/80 mmHg (tanpa
proteinuria), <125/75 mmHg (dengan proteinuria). Antihipertensi yang
disarankan adalah ACE Inhibitor, ARB, CCB, dan diuretik.
 Restriksi asupan proten. Untuk mencegah risiko malnutrisi.

12
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


 Kontrol kadar glukosa darah. Target HbA1C adalah 6%. Penyesuaian dosis obat
hipoglikemik oral perlu dilakukan. Hindari penggunaan metformin dan obat-
obat sulfonilurea dengan masa kerja panjang.
 Restriksi cairan.
 Restriksi asupan garam.
 Terapi dislipidemia.
 Modifikasi gaya hidup. Indeks massa tubuh ideal (20-22,9 kg/m2), dilakukan
pengaturan berat badan dan olahraga 30 menit minimal 3 hari dalam seminggu,
serta berhenti merokok.
 Edukasi. Pasien mengerti tentang CKD, faktor progresivitas, pilihan modalitas
terapi pengganti ginjal.
Tata laksana untuk mengatasi komplikasi CKD:
 Anemia. Lakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan anemia defisiensi besi.
Terapi eritropoitein (EPO) apabila Hb <= 10 g/dL dan Hmt < 30%. Target Hb
10 – 12 g/dL, Hmt > 30%.
 Asidosis Metabolik. Koreksi apabila konsentrasi HCO3 < 22 mmol/L. Koreksi
dilakukan dengan suplemen bikarbonat oral untuk mempertahankan kadar
HCO3.
 Hiperfostatemia. Koreksi dilakukan dengan pemberian phosphate binders. Jenis
phosphate binders yang tersedia:
- Ca-based phosphate binders, contoh: kalsium asetat atau kalsium
karbonat 3-5 g/hari
- Non Ca-based phosphate binders, contoh: magnesium
 Hiperhomosisteinemia. Pemberian suplemen oral asam folat dan vitamin B12
untuk mencegah aterosklerosis.
Pada kasus ini, pasien berada di stage IV (LFG = 16,01) , maka terapi yang dapat
diberikan berupa persiapan untuk terapi pengganti ginjal.

Stage Penjelasan GFR Rencana Tatalaksana


I Kerusakan ginjal dengan ≥ 90 Terapi penyakit dasar

13
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


GFR normal Evaluasi perburukan fungsi ginjal
Perkecil resiko kardiovaskular
II Kerusakan ginjal dengan 60-89 Menghambat perburukan fungsi Ginjal
GFR menurun ringan
III Kerusakan ginjal dengan 30-59 Evaluasi dan terapi komplikasi
GFR menurun sedang
IV Kerusakan ginjal dengan 15-29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal
GFR menurun berat
V Gagal ginjal <15 Terapi pengganti ginjal berupa dialisis atau
tranplantasi ginjal

Komplikasi
Kardiovaskular, gangguan keseimbangan asam basa, cairan danelektrolit, osteodistrofi renal
dan anemia.

Prognosis
Dubia

3. HIPERTENSI STAGE I dan HIPERTENSIVE HEART DISEASE (HHD) / ISCHEMIC


HEART DISEASE (IHD)
IP Diagnosis :
Gejala Klinis  Riwayat Hipertensi (+)
Berdasarkan JNC 8
Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 – 89
Hipertensi Derajat I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Derajat II ≥ 160 ≥ 100

Pemeriksaan Ro Thorax  Sudah dilakukan (Cardiomegali dengan aorta sclerosis.


Pulmo dalam batas normal)

14
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Pemeriksaan Rekam Jantung  Sudah dilakukan (Left Ventricle Hypertrophy (LVH), Sinus
Tachycardia, Ischemia Inferior-Lateral)

IP Terapi :
HHD adalah kelainan jantung yang disebabkan oleh hipertensi. Hubungan antara
hipertensi dengan kelainan jantung menunjukkan setiap kenaikan tekanan darah 20/10
mmHg akan meningkatkan mortalitas kardiovaskular dua kali lipat.
Kontrol tekanan darah adalah target utama terapi baik dengan medikamentosa, diet,
dan aktivitas fisik. Pada pasien dengan CKD, obat anti hipertensi yang sering digunakan
adalah golongan ARB, CCB dan diuretik. Pada penggunaan ACE-I kita perlu melakuan
evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau timbul
hiperkalemi harus dihentikan. Dalam beberapa jurnal disebutkan bahwa penggunaan ACE-I
dapat menurunkan laju filtrasi glomerulus sehingga dapat memperberat kerusakan ginjal
sehingga penggunaannya tidak direkomendasikan. Target penurunan tekanan darah pada
pasien CKD menurut JNC 8 adalah sistole < 140 mmHg dan diastole < 90 mmHg

GOLONGAN NAMA OBAT Sediaan/Dosis Keterangan


ACE inhibitor -Captopril 3 x 12,5 mg
3 x 25 mg
50 mg
-Enapril 1 x 5 mg Untuk penderita kelainan
1 x 10 mg ginjal 2,5-5mg/hr
-Lisinopril 1-2x 5 mg CHF : awal 2,5 mg/hr,
1 x 10 mg efektif 5-20mg/hr
-Ramipril 1 x 2,5 mg HT : awal 2,5 mg 1 x/hari,
1x 5 mg pemeliharaan 2,5-5 mg/hr
-Quinapril 1-3 x 20 mg

ARB -Losartan 1-2 x 50 mg


-Valsartan 1-2 x 40 mg
1-2 x80 mg
1 x 160 mg

15
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


-Candesartan 1x 8 mg
1 x 16 mg
-Irbesartan ½ - 1 x 150 mg Pada pasien HD dapat
300 mg diberikan dosis 75 mg
CCB
Non dihidropiridin -Diltiazem 30 mg
-Verapamil 80 mg
-Amlodipine 5 mg
10 mg
Dihidropiridin -Felodipine 5 mg
-Nifedipine 30 mg
60 mg
Beta Blocker -propanolol 5 mg
10 mg
-Atenolol 50 mg
100 mg
-Bisoprolol 5 mg
-metaprolol 100 mg
Diuretik
Tiazid Hidrochlortiazid 25 mg
50 mg
Loop Diuretik -Furosemide 40 mg
Ampul 10 mg
Hemat Kalium -Torsemide 5 mg
10 mg
20 mg
-Spironolaktone 25 mg
100 mg
-triamteren 50 mg
100 mg

Edukasi
Modifikasi gaya hidup.
16
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Komplikasi
Stroke, gagal jantung,proteiunuria, aterosklerosis, retinopati,angina pectoris, dan gagal
ginjal.

Prognosis
Dubia ad bonam

4. Infeksi Saluran Kemih


IP Diagnosis :
Pemeriksaan Urinalisa  Leukosit Positif (10-15)/LP, Erythrosit Positif (10-15)/LP,
Epithel Positif (4-6)/LP, Bakteri Positif

IP Terapi :
Infeksi saluran kemih adalah invasi mikroorganisme (biasanya bakteri) pada saluran kemih,
mulai dari uretra hingga ginjal. Berdasarkan gambaran klinisnya, ISK dapat diklasifikasikan
menjadi:
- ISK akut nonkomplikata. ISK akut tipe sederhana, dimana merupakan penyakit
ringan dan tidak menyebabkan akibat jangka panjang. ISK akut nonkomplikata sering
terjadi pada wanita dan sering mengalami kekambuhan (rekurens).
- ISK komplikata. Infeksi saluran kemih pada pasien dengan kelainan struktural atau
fungsional yang dapat menurunkan efikasi terapi antibiotik
Tata laksana:
Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat pada kelainan fungsi ginjal
adalah penyesuaian dosis obat agar tidak terjadi akumulasi dan intoksikasi obat dan
pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik seperti aminoglikosida, Amphotericine B,
Siklosporin
Pada pasien ISK yang terinfeksi bakteri dengan kelainan fungsi ginjal, harus diberikan
antibiotik yang tidak dimetabolisme di ginjal. Beberapa jurnal dan text book mencantumkan
penggunaan Trimethoprim + Sulfamethoxazole (TMP – SMX) mempunyai resiko paling
kecil dalam hal gangguan fungsi ginjal. Hanya saja penggunaannya memerlukan dosis yang
lebih kecil dan waktu yang lebih lama.
17
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965


Terapi nonfarmakologis berupa peningkatan asupan cairan, menjaga kebersihan hygiene di
daerah uretra dan sekitarnya.

G. TERAPI YANG SUDAH DIBERIKAN


Farmakologis :
1.Infus NaCl 0,9% mikro 12 tpm  Koreksi Hiponatremia
2.Inj. Ranitidin IA/12 jam  Mual, muntah
3.Inj. Ondansentron IA/8 jam  mual, muntah
4.Inj. Novorapid 3 x 6 IU  Koreksi Gula Darah
5.CaCO3 2 x 1  CKD, preventif Hiperfosfatemia
6.Asam Folat 2 x 1 mg  Anemia pada CKD
7.Valsartan 1 x 80 mg  Hipertensi stage I
8.Sucralfat 3 x cth II  Nyeri ulu hati
9.Allopurinol 1 x 1  Koreksi Asam urat

Non Farmakologis :
Diet BNRPRGRK (Bubur Nasi Rendah Protein Rendah Garam Rendah Kalium)
Asupan protein : Pasien pre-dialisis 0,6-0,75 g/kgBB ideal/hari
Asupan garam : Pasien pre-dialisis <5g/hari
Asupan kalori : BBR (Berat badan relatif) = BB/(TB-100) x 100% = 45/150 – 100 x 100% =
90%
Intepretasi:
Kurus. BBR < 90%. Kebutuhan kalori = BB x 40 – 60 kal/hari.
Normal. BBR 90 - 100%. Kebutuhan kalori = BB x 30 kal/hari.
Gemuk. BBR > 100%. Kebutuhan kalori = BB x 20 kal/hari
Jadi kebutuhan kalori/hari pada pasien ini = 45 x 30 = 1350 kkal/hari

Edukasi
1. Jangan minum terlalu banyak, karena harus membatasi cairan yng masuk ke dalam tubuh
2. Hindari makanan yang mengandung Kalium tinggi seperti pisang, wortel, kentang, bayam,dll

18
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA

BED SIDE TEACHING NO. RM: 652965

Yogyakarta, 18 Juni 2015

dr. Endang Widiastuti, Sp.PD

19

Anda mungkin juga menyukai