DERMATITIS STATIS
Disusun oleh:
Firdha Kumala Indriyani
NIM. 20130310079
NIPP. 20174011070
Pembimbing:
dr. Lucky Handaryati, Sp. KK
i
HALAMAN PENGESAHAN
DERMATITIS STATIS
Disusun oleh:
Nama: Firdha Kumala Indriyani
No. Mahasiswa: 20130310079
Telah dipresentasikan
Hari/Tanggal:
Disahkan oleh:
Dosen Pembimbing,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny S.
Usia : 60 Tahun
Agama : Islam
Status : Menikah
No RM : Diketahi
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Pasien datang periksa ke poli kulit kelamin RSUD Salatiga dengan keluhan bercak merah
kehitaman yang terasa gatal pada kedua tungkai. Adanya perubahan pada kulit di kedua
tungkainya seperti bercak merah kehitaman sejak 1,5 tahun yang lalu yang kadang hilang
timbul. Keluhan membaik saat diobati dan diperiksakan ke dokter spesialis kulit, tetapi
1
timbul kembali tanpa diketahui penyebabnya. Keluhan perih dan panas juga dirasakan.
Awalnya keluhan hanya terlihat merah dan bintik2 saja, yang disertai dengan gatal,
namun karena gatal pasien menggaruknya dengan tangan sampai kulit terlepas.
Kemudian saat ini kulit menjadi lebih gelap dari kulit disekitarnya. Kehitaman di kulit
(+),tampak pelebaran pembuluh darah (+), penebalan (+), kaki berbau (+),kulit melepuh
Keluhan serupa (+): sejak 1,5 tahun yang lalu membaik saat diperiksakan dan minum
obat.
Riwayat penyakit kulit lainnya (+): Dermatitis asteatotik, dermatitis numularis, dan
selulitis
Riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol (+). Riwayat penyakit lain seperti asma,
2
5. Riwayat Personal Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga, tidak sering berdiri lama, pasien sering mencuci
pakaian dan apabila terkena detergen kaki dan tangan kadang merasa gatal saat terkena.
Suami pasien adalah seorang tukang kayu, saat pasien terkena serbuk kayu untuk
membersihkannya, kaki dan tangan kadang merasa gatal di bagian yang terkena. Karena
tahu kebiasaan dan akibat ibunya saat terpapar benda-benda tersebut, anak pasien sering
menegur pasien dan melarang agar tidak lagi ikut membersihkan kotoran serbuk kayu
dari sang bapak sehingga sudah jarang sekali pasien kontak dengan benda-benda tersebut.
Pasien memiliki hewan ternak (ayam), kondisi kandangnya bersih, dan ayam selalu ada di
luar rumah. Pasien mengaku selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan gizi : obesitas tipe I (BB: 65 Kg, TB: 155 cm, BMI: 27)
Vital sign :
- Nadi : 92x/menit
- RR : 21x/menit
- Suhu : 360C
3
Status Dermatologis
- Lokasi : superior maleolus medial lateral dextra sinistra dan dorsum pedis.
- Efloresensi : plak hiperpigmentasi(+) skuama (+), erosi (+), krusta (+), edema (+),
ballon neck (+) terlokalisir di superior maleolus medial lateral dextra sinistra dan
- Penyebaran : regional
Dokumentasi :
4
5
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
Pemeriksaan Anjuran :
KOH pada daerah lesi (Dermatitis stasis tidak menunjukkan gambaran spora dan hifa)
Venografi
E. ASSESMENT
alergi, Neurodermatitis
F. PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
Medikamentosa
6
R/ Metilprednisolon tab mg 8 No. XIV
S 1 dd tab 1
_____________________________________________
R/ Pirotop cr No. I
S 3 dd ue
_____________________________________________
R/ Loratadin tab mg 10 No. X
S 1 dd tab 1
_____________________________________________
G. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Dermatitis statis adalah dermatitis yang terjadi akibat adanya gangguan aliran darah vena
di tungkai bawah (Marwali Harahap, 2000)1. Penyakit ini sering menyerang pada tungkai
bagian bawah karena tempat ini sering terjadi kelainan insufisiensi vena. 5
B. ETIOPATOGENESIS
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mekanisme timbulnya dermatitis statis, yaitu:
kelangsungan hidup kulit, akibatnya akan terjadi kematian sel. Tetapi ada data yang
kurang mendukung hipotesis tersebut antara lain, bahwa derajat endapan fibrin
tidak ada hubungan dengan luasnya insufisiensi vena dan tekanan oksigen.
Demikian pula selubung fibrin sekeliling kapiler dermis tidak kontinu dan tidak
teratur, sehingga sulit berperan sebagai sawar terutama untuk molekul kcil seperti
vena. Terganggunya fungsi sistem 1-arah pada katup di pleksus vena pada kaki
mengakibatkan terjadinya aliran balik darah dari sistem vena (refluks) sampai ke
8
sistem vena superfisial, dengan disertai hipertensi vena. Ini hilangnya fungsi katup
dapat hasil dari penurunan berhubungan dengan usia pada kompetensi katup. Atau,
vena, artroplasti lutut total, pengambilan vena saphena untuk bypass koroner), atau
luka trauma, dapat merusak fungsi dari sistem vena tungkai. Mekanisme ini
Pada pasien dengan dermatitis stasis, dapat kita perhatikan pada bagian betis,
karena cedera pada sistem vena karena trauma atau pembedahan adalah faktor
perfusi oksigen dari tungkai jaringan. Awalnya, sistem vena yang tidak kompeten
3. Teori hipoksia / stasis itu disangkal oleh bukti bahwa setelah dikumpulkan, darah
stagnan dengan tekanan oksigen rendah, vena tungkai pada pasien dengan
insufisiensi vena telah dikompensasi dengan peningkatkan laju aliran dan tekanan
ini, tetapi tidak ada bukti shunting pada pasien dengan insufisiensi vena. Kurangnya
lengkap bukti untuk mendukung teori hipoksia / stasis telah menyebabkan banyak
9
C. MANIFESTASI KLINIS
- Pelebaran vena atau varises, hal ini diesebabkan oleh tekanan vena yang meningkat
- Edema pada pergelangan kaki, Hal ini disebabkan kebocoran plasma ke jaringan
varises kronis. 5
berwarna merah kehitaman pada tungkai bagian bawa yang disebabkan ekstravasasi
hemosiderin sel darah merah ke dalam dermis, hal ini bersifat permanen dan
asimtomatis. 5
- Prurity patch yang bermula dari medial tungkai bawah dan ankle yang proggresif.
Hal ini dapat berupa inflamasi akut maupun eksaserbasi akut. Hal ini disebabkan
karena pada bagian medial tungkai bawah merupakan watersher area dari pembuluh
vena yang mempunyai perdarahan yang buruk dibanding pada bagian bawah.
10
- Stocking erytoderma. Hal ini disebabkan nekrosis dari lemak di bawah kulit akibat
dermatitis statis yang tak tertangani pada stadium awal sehingga area lesi meluas
yang akhirnya melingkar pada tungkai bawah. Seringkali lesi meluas ke bagian
- Ulserasi dan likenifikasi, kondisi seperti dermatitis lainnya dapat terjadi akibat dari
ekskoriasi yang berulang. Erosi pada kulit dapat terjadi apabila terjadi trauma yang
- Purpura dan ekimosis, Umumnya terjadi akibat trauma saat lesi digaruk dan dari
edema tungkai. 5
- Lipodermatosclerosis, kelainan ini terdiri dari inflamasi pada dermis dan subkutis
akibat fibrosis. Dapat ditemukan pada dermatitis statis yang lama (kronis) maupun
kemerahan dan tegang dan sangat nyeri. Pada stage kronis didapatkan gambaran
hiperpigmentasi, serta edema tanpa sklerotik pada bagian atas dari tungkai yang
terkena.. 5
11
D. DIAGNOSA
Kriteria Diagnosis
a. Anamnesis:
Keluhan awalnya kemerahan pada kulit dan sedikit bersisik, setelah beberapa
minggu atau bulan warna kulit menjadi cokelat gelap, selain itu timbul penumpukkan
darah dan terjadi bengkak. Pasien juga merasakan kaki seperti diikat kencang dan
terasa nyeri.5
Faktor resiko dermatitis stasis pada pasien meliputi faktor risiko varises yang
meliputi: Usia > 50 tahun, wanita multi para, obesitas, lebih banyak berdiri, penyakit
b. Predileksi
Pada tungkai bawah, dimana bagian tungkai bawah adalah tempat teresering
c. Pemeriksaan Fisik
12
Pada status lokalis didapatkan gambaran UKK meliputi:
likenifikasi tertutup skuama tebal dan krusta kadang disertai ulcus berbentuk
disertai edema dan ekomisis pada bagian distal yang memberikan gambaran inverted
d. Pemeriksaan Penunjang
trombosis atau gangguan katup. Pada pemeriksaan histologis akan ditemukan adanya
E. DIAGNOSIS BANDING
kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada
kulit dan menyebabkan alergi atau reaksi iritasi.(2) ruamnya terbatas pada daerah
tertentu dan seringkali memiliki batas yang tegas. Ada 2 macam dermatitis kontak,
yaitu:
Dermatitis yang terjadi ketika kulit terpajan bahan iritan seperti detergen, asam,
basa, serbuk kayu, semen, dan sebagainya. Dapat menyebabkan kerusakan pada
13
Dermatitis yang terjadi ketika kulit tersensitisasi oleh suatu substansi (allergen),
dan kontak ulang dengan substansi tersebut. Ini merupakan reaksi kulit tipe
lambat.(4)
3. Dermatitis numularis
Dermatitis berupa lesi mata uang logam koin atau agak lonjong, berbatas tegas
Nama lain dari dermatitis nummular adalah ekzem nummular; ekzem discoid; atau
neurodermatitis nummular.(2)
Dermatitis numularis pada dewasa lebih sering terjaid pada pria dibandingkan
pada wanita. Usia puncak awitan pada kedua jenis kelamin antara 55 dan 65 tahun,
pada wanita usia puncak juga terjadi pada usia 15 sampai 25 tahun. Dermatitis
numularis tidak biasa diteukan pada anak bila ada timbulnya jarang pada usia
usia.(1,2)
walaupun tanda infeksi secara klinis tidak tampak. Eksarsebasi terjadi bila koloni
terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi dengan wol dan sabun. Trauma
fisis dan kimiawi juga dapat berperan. Kulit penderita dermatitis numularis
14
cenderung kering, hidrasi stratum korneum rendah. Pada anak-anak lesi numularis
berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian membesar dengan cara
uang logam (koin), eritematosa, sedikit edematosa, dan berbatas tegas. Lambat laun
Ukuran garis tengah lesi dapat menjadi 5 cm, jarang sampai 10 cm. Lesi lama
berupa likenifikasi dan skuama. Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak
dan tersebar, bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi mulai dari
timbul, ada pula yang terus menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi
15
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis. Sebagai diagnosis
4. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, dengan batas yang jelas, ditandai dengan
penebalan kulit dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai
kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena
penebalan kulit yang kering, bersisik dan berwarna lebih gelap, dengan bentuk
lonjong atau tidak beraturan Nama lain neurodermatitis sirkumskripta ialah liken
simpleks kronikus.(1,5)
Liken simpleks kronis bisa terjadi sebagai akibat sesuatu (misalnya baju)
menggaruk-garuk daerah tersebut. Sebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi
penebalan kulit. Kulit yang menebal ini menimbulkan rasa gatal sehingga
- Dermatitis atopik
- Psoriasis
16
Lebih banyak ditemukan pada wanita dan biasanya timbul pada usia 20-50 tahun.
Liken simpleks kronis bisa timbul di setiap bagian tubuh, termasuk anus
(pruritus ani) dan vagina (pruritus vulva). Pada stadium awal, kulit tampak normal
tetapi terasa gatal. Selanjutnya timbul bercak-bercak bersisik, kering dan berwarna
tidak terlalu sulit. Namun perlu dipikirkan kemungkinan penyakit kulit lain yang
memberikan gejala pruritus, misalnya liken planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan
dermatitis atopik.
17
Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipuritus atau kortikosteroid topikal.
Kortikosteroid yang dipakai biasanya berotensi kuat, kalau masih tidak berhasil
dapat diberikan secara suntikan intra lesi. Ada pula yang mengobati dengan UVB
dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan penyakit yang mendasarinya, dan ditangani
mendasarinya
F. PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN
Pengobatan kausatif berupa penanganan pada sumbatan vena dapat melalui terapi
1. Sistemik
Pada kasus ringan dapat diberikan anti histamine, atau dapat dikombinasikan
hormon steroid yang dihasilkan oleh korteks adrenal yang pembuatan bahan
Dermatitis akut/ basah (madidans) harus diobati secara basah (kompres terbuka),
bila subakut diberikan losio (bedak kocok), krim (terutama pada daerah
atau larutan burrow untuk lesi-lesi eksudtif dan basah. Kenakan selama 20
o Losio topikal yang mengandung mentol, fenol, atau premoksin sangat berguna
untuk meringankan rasa gatal sementara, dan tidak mensensitisasi, tidak seperti
lain lasio atau obat semprot sarna dan lasio Prax Cetapil dengan mentol 0,25%
o Kortikosteroid topikal, berguna bila daerah yang terkena tidak terlampau luas
1% 2 kali sehari)8
Makin berat atau akut penyakitnya, dapat dikombinasi dengan obat topical jenis
terhadap terapi dan penghindaran semua penyebab yang dicurigai harus dirujuk ke
19
4. Penatalaksanaan pada kondisi khusus pada dermatitis stasis
sewaktu tidur atau duduk. Bila tidur kaki diusahakan agar terangkat melebihi
tempat tidur disangga balok setinggi 15-20 cm (sedikit lebih tinggi dibanding
b) Apabila lesi eksudatif, eksudat yang ada dapat dikompres terbuka dengan
antibiotika sistemik.
G. KOMPLIKASI
desebut ulkus venosum atau ulkus varikosum, dapat pula mengalami infeksi sekunder,
misalnya selulitis. Dermatitis stasis dapat diperberat karena mudah teriritasi oleh
bahan kontakan.7
20
H. PROGNOSIS
Dermatitis stasis sering merupakan penyakit dengan kondisi jangka panjang
pembengkakan.9
21
BAB III
KESIMPULAN
insufiensi kronik vena dan hipertensi vena yang sering terjadi di ekstremitas bawah
(tungkai). Dermatitis stasis lebih banyak terjadi pada wanita usia pertengahan atau
lanjut lebih dari 50 tahun, kemungkinan karena efek hormonal serta kecenderungan
dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik didapatkan gambaran khas berupa varises,
pada tungkai bawah dengan USG doppler menjadikan diagnosis dermatitis stasis
dapat ditegakkan. Diagnosis dan tatalaksana yang tepat dapat mengurangi komplikasi
yang terjadi.
Pengobatan tidak hanya di titik beratkan kepada gejala yang terjadi, akan tetapi
pada penyebab dari dermatitis statis itu sendiri. Pengobatan medika mentosa dengan
mengurangi edema.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda, Adhi. 2008. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Balai Penerbit FKUI.
Indonesia: Jakarta
2. PERDOSKI. 2011. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
Jakarta : Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI.
3. Fitzpatrick, T. B., Jonhson, R. A., Polano, M.K., Suurmond, D., Wolff, K. 1992.
Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology: Common and Serious Disease
Second Edition. United States of America : Mc.Graw-Hill.
4. Daili, Emmy S. S., Menaldi, Sri L., Wisnu, Made. 2005. Penyakit Kulit Yang Umum
di Indonesia : Sebuah Panduan Bergambar. Jakarta Pusat : PT Medical Multimedia
Indonesia.
5. Rudikoff D, Steven RC, Scheinfeld N, 2014, Atopic Dermatitis and Eczematous
Disorders,United States of America : CRC Press.
6. Lyons F, Ousley Lisa, 2015, Dermatology for the Advanced Practice Nurse, New
York: LLC
7. Craft N, Lindy P, Fox, Lowell A, Goldsmith, et all., 2013, VisualDx: Essential Adult
Dermatology (VisualDx: The Modern Library of Visual Medicine), Visual Dx
8. Jean L. Joseph L, Ronald P, 2003, Dermatology, United States of America: Elsevier’s
Health Service Philadelphia.
9. Davey P., 2003, At a Glance Medicine, Jakarta:Gramedia
23