SKIZOFRENIA PARANOID
A. PENGERTIAN
absurd (tidak ada pegangannya) tidak logis, dan delusi yang berganti-ganti.
judgement)nya dan aneh tidak menentu, tidak dapat diduga, dan kadang-
dari interaksi social serta disorganisasi dan fragmentasi dalam hal persepsi,
B. ANATOMI FISIOLOGI
Batang otak dijumpai juga pada hewan seperti kadal dan buaya. Oleh
karena itu, batang otak sering juga disebut dengan otak reptil. Otak reptil
mengatur “perasaan teritorial” sebagai insting primitif. Contohnya anda
akan merasa tidak nyaman atau terancam ketika orang yang tidak Anda
kenal terlalu dekat dengan anda.
Gambar Ilustrasi Fungsi Otak Kanan & Otak Kiri Perbedaan dua fungsi
otak sebelah kiri dan kanan akan membentuk sifat, karakteristik dan
kemampuan yang berbeda pada seseorang. Perbedaan teori fungsi otak
kiri dan otak kanan ini telah populer sejak tahun 1960an, dari hasil
penelitian Roger Sperry. Otak besar atau cerebrum yang merupakan
bagian terbesar dari otak manusia adalah bagian yang memproses
semua kegiatan intelektual, seperti kemampuan berpikir, menalarkan,
mengingat, membayangkan, serta merencanakan masa depan.
Otak besar dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan, atau yang
lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak Kanan. Masing-masing belahan
mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal yang
berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca,
serta merupakan pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan
bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence Quotient (IQ). Sementara
itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ).
Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta
pengendalian emosi.
Pada otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan
merasakan, memadukan, dan ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari,
melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya. Belahan otak mana
yang lebih baik? Keduanya baik. Setiap belahan otak punya fungsi
masing-masing yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Akan
tetapi, menurut penelitian, sebagian besar orang di dunia hidup dengan
lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan oleh pendidikan
formal (sekolah dan kuliah) lebih banyak mengasah kemampuan otak kiri
dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan.
Orang yang dominan otak kirinya, pandai melakukan analisa dan
proses pemikiran logis, namun kurang pandai dalam hubungan sosial.
Mereka juga cenderung memiliki telinga kanan lebih tajam, kaki dan
tangan kanannya juga lebih tajam daripada tangan dan kaki kirinya.
Sedangkan orang yang dominan otak kanannya bisa jadi adalah orang
yang pandai bergaul, namun mengalami kesulitan dalam belajar hal-hal
yang teknis. Ada banyak cara untuk mengetahui apakah seseorang
dominan otak kanan atau dominan otak kiri. Misalnya dengan melihat
perilaku sehari-hari, cara berpakaian, dengan mengisi kuisioner yang
dirancang khusus atau dengan peralatan Electroencephalograph yang
bisa mengamati bagian otak mana yang paling aktif.
kiri.
Idealnya, otak kiri dan otak kanan haruslah seimbang dan semuanya
berfungsi secara optimal. Orang yang otak kanan dan otak kirinya
seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang cerdas sekaligus pandai
oleh beberapa faktor antara lain: faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor
keperawatan isolasi sosial menarik diri dan jika tidak diatasi dapat
pada penderita schizophrenia tidak saja disebabkan oleh perilaku isolasi sosial
tetapi juga dapat disebabkan oleh gangguan konsep diri harga diri rendah.
tergantung dari isi halusinasi. Jika isi halusinasi mengganggu, maka penderita
menimbulkan perilaku kekerasan yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain,
nyaman pada diri penderita, hal ini karena kondisi katatonik ini berdampak
menjadi tidak efektif yang dapat berlanjut pada gangguan konsep diri harga
diri rendah dan bila tidak diatasi berisiko menimbulkan perilaku kekerasan
perawatan diri dan kemampuan dalam berhubungan sosial dengan orang lain.
menunjukkkan adanya gejala negatif ambivalensi ini, sering kali dijumpai cara
berpakaian dan berpenampilan yang tidak sesuai dengan realita seperti rambut
tidak rapi, kuku panjang, badan kotor dan bau ( Rasmun, 2007). Prognosis
25 % pasien dapat pulih dari episode awal dan fungsinya dapat kembali pada
tingkat sebelum munculnya gangguan tersebut. Sekitar 25% tidak pernah pulih
D. ETILOGI
1. Faktor biologis
a. Faktor herediter
b. Pembesaran Ventrikel
d. Komplikasi Kelahiran
e. Neurotransmitter
simtom.
2. Faktor Psikososial
a. Teori Psikodinamika
Ahli-ahli teori psikodinamika berpendapat bahwa skizofrenia
b. Pola-Pola Komunikasi
yang terganggu.
tidak baik.
1. Gejala primer
selesai diutarakan, sudah muncul ide uang lain. Sering ditandai oleh :
Dapat berupa :
Kedangkalan afek dan emosi, klien menjadi acuh tak acuh pada hal-hal
Ambivalensi pada afek : dua hal yang bertentangan berada pada satu
objek
c. Gangguan kemauan
d. Gangguan psikomotor
2. Gejala sekunder
Kayakinan yang salah yang tidak dapat diubah dengan penalaran atau
bujukan. Sangat tidak logis dan kacau tetapi klien tidak menyadari hal
tersebut dan menganggap sebagai fakta dan tidak dapat diubah oleh
siapapun.
mengontrol perilakunya.
yang mungkin meliputi salah satu dari kelima panca indra. Halusinasi
F. KLASIFIKASI
jenis. Penderita digolongkan ke dalam salah satu jenis menurut gejala utama
yang terdapat padanya. Akan tetapi batas- batas golongan-golongan ini tidak
a. Skizofrenia paranoid
b. Skizofrenia hebefrenik
Permulaanya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada masa
c. Skizofrenia katatonik
d. Skizofrenia simplex
e. Skizofrenia residual
G. KOMPLIKASI
2. Hubungan interpersonal
3. Sumber koping
Isolasi social, kurangnya system pendukung dan adanya gangguan
5. Kekuatan
6. Motivasi
Klien disebut gangguan jiwa kronis jika ia dirawat di rumah sakit satu
periode selama 6 bulan terus menerus dalam 5 tahun tau 2 kali lebih
H. Penatalaksanaan
1. Medis
diberikan injeksi :
3) Triheksifenidil 1- 2x 2 mg sehari
b) Dosis maksimal
(tablet).
hipotensi ortostatik.
2) Haloperidol
hipotensi ortostatik.
a. Klorpromazine
berbahaya.
b. Haloperidol
1) Mulut kering : berikan permen, es, minum air sedikit-
berbahaya.
Teori Psikososial
Gangguan konsep
diri/menang diri
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
2. Alasan Masuk
hasilnya, apa yang menyebabkan klien datang kerumah sakit, apa yang
bagaimana hasilnya.
4. Faktor predisposisi
lalu, faktor genetik dan silsilah orang tuanya dan pengalaman masa lalu
persepsi merasa tidak mampu, putus asa, tidak percaya diri, merasa
ansietas.
6. Pemeriksaan Fisik
7. Pengkajian Psikososial
a. Genogram
b. Konsep Diri
1) Identitas diri, bagaimana persepsi tentang status dan posisi klien sebelum
dirawat, kepuasan klien terhadap suatu/ posisi tersebut, kepuasan klien sebagi
2) Peran, bagaimana harapan klien terhadap tubuhnya, posisi, status, tugas/ peran
3) Ideal diri, bagaimana harapan klien terhadap tubuhnya, posisi, status, tugas/
c. Hubungan Sosial
peran serta dalam kegiatan dalam kelompok/ masyarakat serta ada/ tidak
d. Spiritual
tentang gangguan jiwa sesui dengan norma budaya dan agama yang dianut.
e. Status Mental
1. Penampilan
2. Pembicaraan
Aktivitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik perlu dicacat dalam hal
tingkat aktivitas (latergik, tegang, gelisah, agitasi), jenis (TIK, tremor) dan
menyenangkan yang menyertai suatu pikiran dan berlangsung relatif lama dan
6. Persepsi sensori
mendengar suara saat tidak ada orang? Apa anda mendengar suara yang tidak
dapat anda lihat? Apa yang anda lakukan oleh suara itu. Memeriksa ada/ tidak
halusinasi, ilusi.
7. Proses piker
Bagaimana proses pikir klien, bagaimana alur pikirnya (koheren/inkoheren), bagaimana isi
8. Kesadaran
9. Orientasi.
10.Memori
Apakah klien mengalami gangguan daya ingat, seperti: efek samping dari
Pada proses pengkajian, data penting yang perlu diketahui saudara dapatkan
adalah :
a. Jenis halusinasi
pasien. Melalui data ini perawat dapat mengetahui isi halusinasi pasien.
3. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya melindungi diri sendiri dari pengalaman yang
Setiap perubahan dalam kehidupan individu baik yang bersifat psikologis atau
cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan jiwa atau gangguan
Obyektif :
1. Klien terlihat bicara
sendiri, tertawa sendiri, sering
melamun, menyendiri dan marah-
marah tanpa sebab
Obyektif :
2. Klien terlihat bicara
sendiri, tertawa sendiri, sering
melamun,
menyendiri dan marah-marah
tanpa sebab
dan khusus)
Ganggu 1. Klien 1 Bina hubungan saling
n
dibicarakan, waktu dan tempat).
pertemuan
untuk klienmengungkapkan
perasaannya
3. Kli
Identifikasi respons
en mampu
klien terhadap halusinasi
mengontro
Bimbing klien
l
memasukkan dalam jadwal
halusinasinya
harian.
lain
klien
Implementasi keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
a. Klien.
SP 1 :
1. BHSP
SP 2:
SP 3:
dilakukan klien)
SP 4:
b. Keluarga.
SP 1:
SP 2:
halusinasi
SP 3:
obat(discharge planing)
2. Menjelaskan follow up klien setelah pulang
terhadap tindakan
dilakukan
terhadap tindakan
dilakukan
subyek untuk
menyimpulkan apakah
masalah baru
P: perencanaan tindak
respon klien
DAFTRA PUSTAKA
Baihaqi, M.I.F, Sunardi, dkk. 2005. Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-
University Press