Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan untuk
terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu secara potimal,
sejauh perkembangan tersebut sesuai dengan perkembangan optimal individu-
individu lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya gejala
klinis yang bermakna, berupa sindrom pola perilaku dan pola psikologik, yang
berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram, rasa nyeri),
distabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari), atau meningkatkan
resiko kematian, kesakitan, dan distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya adalah
waham atau delusi. Waham atau delusi adalah keyakinan tentang suatu pikiran
yang kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia
dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan
biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar
secara umum.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Waham?
2. Apakah etiologi dari Waham?
3. Apa sajakah tanda dan gejala Waham?
4. Bagaimanakah rentang respon dari Waham?
5. Apa sajakah jenis-jenis dari Waham?
6. Bagaimanakah fase-fase yang terjadi pada Waham?
7. Bagaimana pemberian asuhan keperawatan Waham?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi Waham.
2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi Waham.
3. Untuk mengetahui dan memahami tanda dan gejala pada Waham.
4. Untuk mengetahui dan memahami rentang respon pada Waham.
5. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis pada Waham.
6. Untuk mengetahui dan memahami fase-fase pada Waham.
7. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan Waham.

1.4 Manfaat
Dari makalah ini diharapkan mahasiswa dan pembaca dapat memahami
ilmu tentang Waham dan asuhan keperawatan dari Waham sehingga kita sebagai
perawat mampu bertindak sesuai dengan asuhan keperawatan. Serta Memberikan
pemaparan secara detail mengenai Waham khususnya bagi Mahasiwa dan
mahasiswi STIKES Ngudia Husada Madura.
BAB II

KONSEP TEORI

2.1 Pengertian

Waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami sesuatu


kekacauan dalam pengoperasian dan aktivitas-aktivitas kognitif (Towsnsend,
2008).

Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan walaupun


tidak meyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart
dan Sundeen, 2010).

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas


yang salah. Keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi/informasi secara akurat (Yosep, 2009).

2.2 Etiologi

Keadaan yang timbul sebagai akibat dari pada proyeksi di mana seseorang
melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyaman kedunia luar. Individu itu
biasanya peka terhadap sikap dingin dan cenderung menarik diri,nkeadaan ini
sering kali disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman, merasa benci,
kaku, cinta pada diri sendri yang berlebihan, angkuh dan keras kepala. Dengan
sering memakai makanisme proyeksi dengan adanya kecenderungan melamun
serta mendambakan sesutau secara berlebihan, maka keadaan ini dapat
berkembang menjadi waham. Secara perlahan-lahan individu tidak dapat
melepaskan diri dari hayalannya dan kemudian meninggalkan dunia realita.
Kecintaan pada diri sendri, angkuh dan keras kepala, adanya rasa tidak aman,
membuat seseorang berhayal ia seseorang yang menjadi penguasa dan hal ini
dapat berkembang menjadi waham besar.

Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan
keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham. Selain
itu kecemasan, kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi mengenai
perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendri sehingga segala
sesuatu sukar lagi dibedakan, mana rangsangan dari pikiran dan raangsangan dari
lingkungan (Keliat, 2006).

Ada dua faktor yang menyebabkan waham (Keliat, 2006)


a. Factor predisposisi
1) Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan
ansietas yang berakhiran dengan gangguan persepsi, klien
menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi intelektual
dan emosi tidak efektif.
2) Faktor Social Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
3) Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir pengingkaran terhadap
kenyataan.
4) Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran di
ventrikel otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
5) Faktor Genetik

b. Faktor Presipitasi
1) Faktor social budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan seseorang
yang berarti atau diasingkan dari kelompok
2) Faktor Biokimia
Dopamine, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga
dapat menjadi penyebab waham pada seseorang
3) Faktor Psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan

2.3 Tanda dan Gejala


a. Menolak makan
b. Tidak ada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih, gembira, ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan
g. Menghindar dari orang lain
h. Berbicara kasar
i. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan

2.4 Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

- Kadang-kadang - Gangguan isi pikir


- Pikiran logis proses pikir halusinasi
- Persepsi akurat terganggu - Perubahan proses
- Emosi konsisten - Ilusi emosi
dgn pengalaman - Emosi berlebihan - Perilaku tidak
- Perilaku sesuai - Perilaku yang tidak terorganisasi
- Hubungan social biasa - Isolasi sosial
- Menarik diri

2.5 Jenis Waham


a. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan husus yang
berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Contoh:
saya ini pejabat di kementrian kesehatan!
saya punya perusahan paling besar didunia lo!
b. Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
kalau saya mau masuk surga, saya harus memakai pakaian serba
putih dan mengalungkan tasbih setiap hari
saya adalah tuhan yang bisa mengendalikan mahkluk
c. Waham Curiga
Keyakinan seseorang berusaha merugikan atau mencederai dirinya,
diucapkan berulang ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
Contoh:
saya tahu.......semua keluarga saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami
saya
d. Waham Somatic
Keyakinan seseorang bahwa tubuh terganggu atau terkena penyakit,
diucapkan berulang ulang
Contoh:
saya menderita kanker(padahal hasil pemeriksaan lab tidak ada
sel kanker pada tubuhnya)
e. Waham Nihilistic
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan
berulang ulang tetapi idak sesuai dengan kenyataan
Contoh:
ini kan alam kubur ya,semua yang ada di sini semua roh roh

2.6 Fase-Fase Waham

Proses terjadinya waham dibagi menjadi enam yaitu :


1. Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara
fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada
orang-orang dengan status sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien
sangat miskin dan menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya mendorongnya untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga
klien yang secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara
Reality dengan selft ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang sarjana tetapi
menginginkan dipandang sebagai seseorang yang dianggap sangat cerdas,
sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham
terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini.
Dapat dipengaruhi juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang
(life span history).
2. Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan
antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta
dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan standar lingkungan
sudah melampaui kemampuannya. Misalnya, saat lingkungan sudah banyak
yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang canggih, berpendidikan
tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap memasang self
ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya sangat jauh.
Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support system
semuanya sangat rendah.
3. Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa
yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai
dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu
yang sangat berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk
dianggap penting dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya,
karena kebutuhan tersebut belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan koreksi bahwa sesuatu yang
dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat
karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan. Lingkungan
hanya menjadi pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan
dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
4. Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya
menyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya
diulang-ulang. Dari sinilah mulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan tidak
berfungsinya norma (Super Ego) yang ditandai dengan tidak ada lagi
perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat klien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih sering menyendiri
dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu
keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
sering berkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang
tidak terpenuhi ( rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk
dikoreksi. Isi waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
Penting sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan relegiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
2.7
BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Selama pengkajian, perawat harus mendengarkan, memperhatikan, dan


mendokumentasikan semua informasi, baik melalui wawancara maupun opserfasi
yang diberikan oleh pasien tentang wahamnya. Berikut beberapa contoh
pertanyaanyang dapat perawat gunakan sebagai panduan untuk pasien waham.

a. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikiran yang berulang ulang diungkapkan


dan menetap?
b. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, apakah pesien cemes
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c. Apakah pasien pernah merasakan benda benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
d. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya?
e. Apakah pasien merasa diawasi atau dibicarakan orang lain?
f. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya diontrol oleh orang
lain atau kekuatan dari luar?
g. Apakah pasien menyatakan ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakni bahwa orang lain dapat membaca pikirannya

Isi pengkajian gangguan orientasi realita yang terfokus pada klien waham
yaitu:

Alasan masuk/dirawat

Umumnya pasien dengan gangguan orientasi realita dibawa ke rumah sakita


karena mengungkapkan kata kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang. Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal, marah atau meusak barang barang dan tidak mampu mengendalikan
diri.

Klien juga mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik, flight of ideas,


kehilangan asosiasi, pengulangan kata kata yang didengar. Serta klien
mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Biasanya klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak(diri, orang lain, lingkungan)takut, kadang panik, sangat waspada, tidak
dapat menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah
tersinggung.

Forman/data fokus pada klien dengan waham

(keliat dan akemat, 2009)

Berikan tanda (x) pada klom yang sesuai engan data klien

Proses pikir
[ ] sirkumtansial
[ ] flight of idea
[ ] kehilangan asosiasi
[ ] tangensial
[ ] bloking
[ ] Pengulangan bicara

Isi pikir
[ ] obsesi
[ ] deporsonalisasi
[ ] hipokandria
[ ] fobia
[ ] ide terkait
[ ] pikiran magis

Proses pikir
[ ] agama
[ ] nihilistik
[ ] somatik
[ ] sisip pikir
[ ] kebesaran
[ ] siar pikir
[ ] curiga
[ ] kontrol pikir

Masalah keperawatan

a. Kerusakan komunikasi verbal


b. Gangguan proses pikir: waham
c. Harga diri rendah kronik

Pohon masalah

Kerusakan komunikasi verbal


effect

Perubahan proses pikir: waham


Core problem

Harga diri rendah kronik


Causa

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

IDENTITAS KLIEN

Nama : ..(L/P) Tanggal Dirawat : ................................

Umur : ...................................

Pendidikan : ...................................
Agama : ...................................

Status : ................................... Tanggal Pengkajian : ................................

Alamat : ................................... Ruang Rawat : ................................

Pekerjaan : ................................... Sumber Informasi : ................................

Jenis Kel. : ...................................

No RM : ...................................

ALASAN MASUK

.......

FAKTOR PRESIPITASI

FAKTOR PREDISPOSISI

RIWAYAT PENYAKIT LALU

Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

Ya

Tidak

Jika Ya,Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan :

Pengobatan sebelumnya

Berhasil

Kurang berhasil

Tidak berhasil
Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan :

Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)

Ya

Tidak

Bila Ya, jelaskan : .................................................................................

Diagnosa Keperawatan :

RIWAYAT TRAUMA

Trauma Usia Pelaku Korban Saksi


1. Aniaya fisik ................. ................. ................. .................
2. Aniaya seksual ................. ................. ................. .................
3. Penolakan ................. ................. ................. .................
4. Kekerasan dalam keluarga ................. ................. ................. .................
5. Tindakan kriminal ................. ................. ................. .................
Jelaskan:


Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural


dan Spiritual)

Diagnosa Keperawatan: _________________________________________

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Anggota keluarga yang gangguan jiwa ?
Ada
Tidak
Kalau ada :
Hubungan keluarga :
Gejala :
Riwayat pengobatan :
Diagnosa Keperawatan:..................................................................................

PEMERIKSAAAN FISIK

Tanggal : .

1. Keadaan umum :

2. Tanda vital:

TD: .mm/Hg

N:..x/m

S.

P..x/m

3. Ukur: BB .kg TB.cm

Turun

Naik

4. Keluhan fisik:

Tidak

Ya,

Jelaskan ................................................................................................................

..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
5. Pemeriksaan Fisik : (head to toe)



Jelaskan :



Diagnosa Keperawatan :__________________________________________
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)

1. Genogram:
Keterangan Gambar
Jelaskan:

2. Konsep Diri

a. Citra tubuh : .........


.......

b. Identitas : .....


................

c. Peran : ....


....

d. Ideal diri :

e. Harga diri : ....................

Diagnosa Keperawatan :___________________________________________

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti/terdekat:

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:



c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Diagnosa Keperawatan :__________________________________________

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan ibadah

Diagnosa Keperawatan: .......................................................................................

STATUS MENTAL

1. Penampilan

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan:______________________________________________

2. Kesadaran

Menurun:

Compos mentis

Sopor

Apatis/sedasi

Subkoma
Somnolensia

Koma

Meninggi

Hipnosa

Gangguan Tidur:

Disosiasi: .

Berubah

Gangguan perhatian

Jelaskan :

Diagnosa Keperawatan:___________________________________________

3. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan:


Diagnosa Keperawatan:___________________________________________

4. Pembicaraan

Cepat

Keras

Gagap

Apatis

Lambat

Membisu

Tidak mampu memulai pembicaraan


Lain-lain..

Jelaskan:


Diagnosa Keperawatan:___________________________________________

Aktifitas motorik/Psikomotor

Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
Jelaskan:


Peningkatan :

Hiperkinesia,hiperaktifitas

Gagap

Stereotipi

Gaduh Gelisah Katatonik

Mannarism

Katapleksi

Tik

Ekhopraxia

Command automatism

Grimace

Otomatisma

Negativisme

Reaksi konversi

Tremor
Verbigerasi

Berjalan kaku/rigid

Kompulsif : sebutkan .

Jelaskan :

Diagnosa Keperawatan:_________________________________________

Afek dan Emosi

Adekuat
Tumpul
Merasa Kesepian
Apatis
Marah
Dangkal/datar
Inadekuat
Labil
Anhedonia
Eforia
Ambivalensi
Depresi/sedih
Cemas (Ringan, Sedang,Berat dan Panik)

Jelaskan:


Diagnosa Keperawatan:__________________________________________

Persepsi Sensorik

Halusinasi

Pendengaran

Penglihatan

Perabaan

Pengecapan

Penciuman
..

Ilusi

Ada

Tidak ada

Depersonalisasi

Ada

Tidak ada

Derealisasi

Ada

Tidak ada

Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi

Ada

Tidak ada

Jelaskan:


Diagnosa Keperawatan:___________________________________________

Proses Pikir

a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
Bicara lambat
Flight of idea
Bicara cepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasi bunyi
Lain-lain

Jelaskan:

Diagnosa Keperawatan:______________________________________________

b. Isi Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran Bunuh Diri
Preokupasi
Pikiran Isolasi sosial
Ide yang terkait
Pikiran Rendah diri
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Fobia,sebutkan..
Waham:
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar / curiga
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar piker
Kontrol pikir
Lain lain.

c. Bentuk Pikir
Realistik
Non Realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:



Diagnosa Keperawatan:__________________________________________

Interaksi selama wawancara


Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Kontak mata kurang
Defensif
Curiga
Jelaskan:



Diagnosa Keperawatan:___________________________________________

Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi
Dejavu
Jamaisvu
Fause reconnaissance

hiperamnesia

Jelaskan:



Diagnosa
Keperawatan:_________________________________________________

Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:



Diagnosa Keperawatan:________________________________________

Kemampuan penilaian

Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Jelaskan:



Diagnosa Keperawatan:________________________________________

Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita


Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:



Diagnosa Keperawatan:________________________________________

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan:

2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan:

3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan:

4. Berpakaian/berhias
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan:

5. Istirahat dan tidur


Tidur Siang, Lama : ____________ s/d _____________
Tidur Malam, Lama : _____________ s/d _____________
Aktifitas sebelum/sesudah tidur : __________ , _________
Jelaskan:

6. Penggunaan obat
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan:

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem pendukung

8. Aktifitas dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
9. Mencuci Pakaian Aktifitas di
luar Pengaturan keuangan rumah

Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan:


Diagnosa Keperawatan : ______________________________________

MEKANISME KOPING

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkhohol
Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/berlebihan
masalah Bekerja berlebihan
Teknik relaksasi Menghindar
Aktifitas konstruktif Menciderai diri
Olah raga Lain-lain..
Lain-lain.

Diagnosa Keperawatan : ________________________________________

MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya


.
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya

Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
.
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya
.
Masalah dengan perumahan, spesifiknya
.
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya
.
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
.
Masalah lainnya, spesifiknya
.

Diagnosa Keperawatan :________________________________________

PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
yang kurang tentang suatu hal?
Penyakit/gangguan jiwa
Sistem pendukung
Faktor presipitasi
Mekanisme koping
Penyakit fisik
Obat-obatan
Lain-lain, jelaskan
Jelaskan:



Diagnosa Keperawatan:________________________________________

ASPEK MEDIS

Diagnosis medik:
Terapi medik: .
......


2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperwatan klien dengan waham berdasarkan pohon masalah:

a. Kerusakan komunikasi verbal


b. Gangguan proses pikir: waham
c. Harga diri rendah kronik
3. Rencana Keperawtan Kliean Gangguan Proses Pikir: Waham
Nama Klien : Diagnosa Medis :
Ruangan : No. CM :

Tgl No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnos Keperawatan
Tujuan Tindakan Keperawatan
a Umum dan Khusus
1 2 3 4 5
Gamgguan 1. Klien dapat 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan klien:
proses pikir: membina hubungan beri salam terapeutik (panggil nam klien),
waham saling percaya sebutkan nama perawat, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontak yang jelas (topik yang dibicarakan,
waktu dan tempat)
1.2 Jangan membantah dan mendukung waham
klien
- Katakan perawat menerima keyakinan
klien: saya meneima keyakinan anda
disertai ekspresi menerima
- Katakan perawat tidak mendukung:sukar
bagi saya untuk mempercayainya disertai
ekspresi ragu api empati
- Tidak membicarakan isi waham klien
1.3. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
dan terlindungi
- Anda berada di tempat aman, kami akan
menemani anda
- Gunakan keterbukaan dan kejujuran
- Jangan tingalkan klien sendirian
1.4. Obserfasi apakah waham klien mengganggu
actifitas sehari hari dan perawatan diri
6.1. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan
klien yang realistis
2. Klien dapat 6.2. Diskusikan dengan klien kemampuan yang
mengidentifikasikan dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
kemampuan yang realistis (hati hati terliba diskusi tentang
dimiliki waham)
6.3. Tanyakan apa yang biasa klien lakukan (kaitkan
dengan aktifitas sehari hari dan perawatan diri)
kemudian anjurkan untuk melakukan saat ini
6.4. Jika klien selalu berbicara tentang wahamnya,
dengarkan sampai kebutuhan wahamnya tidak
3. klien dapat ada. Pawat perlu memperlihatkan klien penting
3.1. Observasi kebutuhan klien sehari hari
mengidentifikasi
3.2. Diskuikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
kebutuhan yang
baik dirumah maupun di rumah sakit (rasa
tidak dapat
takut. Ansietas, marah)
terpenuhi 3.3. Hubungan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham
3.4. Tinkatkan aktifitas yang dapat memenuhi
kebutuhan klien, dan memerlukan waktu dan
tenaga (aktifitas dapat dipilih bersama klien,
jika mungkin buat jadwal)
3.5. Atur situasi agar klien mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya
4.1. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas
4. klien dapat (realitas diri, rialitas orang lain, realitas tempat
berhubungan dan realitas waktu)
4.2. Sertakan klien dalam aktifitas kelompok:
dengan realistis
orientasi realitas
4.3. Berikan pujian pada setiap kegiatan positif
yang dilakukan pasien
5.1. Diskusikam dengan keluarga tentang
- Gejala waham
- Cara merawatnya
5. klien mendapatkan - Lingkungan keluarga
- Folow-up obat
dukungan keluarga
5.2. Anjurkan keluarga melakukan 5.1. dengan
bantuan perawat
6.1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang
obat, dosis, frekuensi dan efek samping akibat
penghentian
6.2. Diskusikan prasaan klien setelah memakan obat
6.3. Berikan obat dengan prinsip 5
6. klien dapat (lima) benar
menggunakan obat
degan benar
Contoh Rencana Keperawatan Gangguan Proses Pikir: Waham dalam
Bentuk Strategi Pelaksanaan

No Klien Keluarga
SP1P SP1K
1. Membantu orientasi realita Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam merawat
pasien
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak Menjelaskan pengertian, tanda dan
terpenuhi gejala waham, dan jenis waham
yang dialami pasien beserta proses
terjadinya
3. Membantu pasien memenuhi Menjelaskan cara-cara merawat
kebutuhannya pasien waham
4. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikkan
pasien cara merawat pasien dengan waham
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang Melatih keluarga mempraktikkan
dimiliki cara merawat langsung kepada
pasien waham
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Membantu keluarga membuat
pasien jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Memberikan pendidikan kesehatan Menjelaskan follow up pasien
tentang penggunaan obat secara setelah pulang
teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
4. Implementasi dan Evaluasi
Contoh implementasi dan evaluasi gangguan proses pikir: Waham
Nama Klien : _______________ Diagnosa Medis: _______________
Ruangan : _______________ No. CM : _______________

Tgl No. Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan Evaluasi


Diagnosa Keperawata Keperawatan
n
1 2 3 4 5 6
Senin 1 Gangguan SP1P Melakukan SP1P S: saya hanya mau berbincang 10
23 Gangguan proses
proses pikir: gangguan proses pikir: menit saja.
Juli pikir: waham mereka tidak percaya kalau saya
waham waham:
2012 - Membantu orientasi ini presiden
Presiden kan enak bisa ngatur
realita
08.00
- Mendiskusikan dan perintah, saya gak senang
kebutuhan yang tidak kalau diatur
Bapak saya yang suka
terpenuhi
- Membantu pasien mengatur
Saya ingin ikut teman-teman
memenuhi
pergi ruang rehabilitasi terus bisa
kebutuhannya
- Menganjurkan pasien main tenis meja
saya mau latihan setiap pagi
memasukkan dalam
pukul 09.00
jadwal kegiatan
harian
O:
Pembicaraan cepat
Afek labil
Klien memasukkan latihan
tenis meja kedalam jadwal
harian setiap hari pukul 09.00

A: SP1P tercapai

P:
Perawat:
Lanjutkan SP2P pukul 09.30
diteras depan ruang rehabilitasi

Klien:
Motivasi klien untuk latihan
olahraga tenis meja pada pukul
09.00 sesuai jadwal harian

Anda mungkin juga menyukai