Anda di halaman 1dari 18

Kehamilan dengan HIV/AIDS

Ns.Dhiana Setyorini.M.Kep.,Sp.Mat
Definisi

HIV/AIDS
ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI
DEFINISI
HIV ( human immunodeficiency virus ) adalah sebuah retrovirus
yang menginfeksi sel sistem kekebalan tubuh manusia - terutama sel
T, CD4+, dan makrofag.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adl kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yg
disebabkan oleh infeksi virus HIV
Tanda dan Gejala
Demam
Pembesaran kelenjar getah bening
Diare berkepanjangan
Pusing/pening
Menurunnya berat badan
Turgor kulit menurun
Infeksi jamur, bakteri, virus yang kronis.
ETIOLOGI

AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai


beberapa nama yaitu
HTL II, LAV, RAV.
Yang nama ilmiahnya disebut Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) yang berupa
agen viral yang dikenal dengan retrovirus
yang ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang
kuat terhadap limfosit T.
PATOFISIOLOGI

Didalam tubuh terdapat


sel darah putih

Sel darah putih bertugas


mempertahankan tubuh Jika HIV memasuki tubuh
dari serangan maka sel darah putih akan
kuman/penyakit dihancurkannya

Pada akhirnya sistem kekebalan tubuh kita


akan hancur, sehingga memudahkan
kuman/penyakit memasuki tubuh kita.
CARA PENULARAN HIV/aids
•Cairan Tubuh
Air mani, darah, cairan vagina, air mata, air liur, ai
seni, air ketuban, dan cairan serebrospinal
•Melalui Hubungan Sex
Hubungan sex lewat dubur
Hubungan sex lewat liang vagina
Kontak dengan menggunakan mulut
Hubungan sex dengan menggunakan kondom
CARA PENULARAN HIV

•Melalui Darah
•Transfusi darah > 90%
•Jarum suntik tidak
steril 0,5 – 1%
•Penularan secara Perinatal
Resiko penularan hiv dari ibu
ke anak
Periode transmisi Risiko
 kehamilan 5-10%
 persalinan 10-20%
 menyusui 10-15%
TOTAL 25-45%

Resiko tinggi
DIAGNOSIS AIDS
Berdasarkan:
Gejala infeksi HIV
Pembuktian infeksi HIV  laboratorium
Pembuktian adanya infeksi oportunistik/kanker

Jenis kanker pada penderita HIV/AIDS


Pneumonia pneumocystis  kandidiasis
Carini (PPC)  TB
Limfoma maligna  Sarkoma kaposi
Toksoplasmosis  kriptosporidiasis
Retinitas virus sito megalo
PENCEGAHAN PENULARAN
Pada Penolong Persalinan Normal/Sexicio:
•Gunakan gaun, sarung tangan, masker kedap air
•Gunakan sarung tangan saat menolong persalinan
•Cuci tangan setelah menolong penderita
•Gunakan pelindung mata/kacamata
•Pegang placenta dengan sarung tangan dan beri label
sebagai barang infeksius
•Jangan gunakan penghisap lendir melalui mulut
Bila curiga ada kontaminasi
•Lakukan konseling
•Periksa antibodi terhadap HIV
•Dapatkan AZT sebagai profilaksis
PENCEGAHAN PENULARAN
• Prosedur Penolong Persalinan
Harus bersikap wajar terhadap penderita
Tidak menderita perlukaan/lesi kulit
Memakai topi, pelindung mata, masker, baju panjang, skort, sarung tangan
ganda, sepatu boot
•Penularan pasca persalinan
Kemungkinan terjadi penularan melalui:
Pembalut wanita
Lochea
Luka epiosiotomi
Lula sexicio
PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan Ibu Hamil
Pelayanan ANC dalam frekuensi sering dan disertai konseling
Penularan pada janin dapat dicegah dengan
pemberian obat AZT selama 4 minggu sebelum persalinan (kehamilan
34-36 minggu) dengan dosis 2 x 300 mg/hr dan dilanjutkan 30
mg/oral setiap 3 jam selama persalinan
Memberikan ASI pengganti
Persalinan
Profilaksis HIV sesuai dengan dosis yang ditetapkan
Oksitosin dalam sempit
Anestesi lokal dalam sempit
PENATALAKSANAAN
Prosedur Kerja
Untuk pencegahan/penularan pada bayi selama persalinan dilakukan pada ibu dan bayi
Pada Ibu
Kala I  Batasi pemeriksaan dalam, desinfeksi
vagina dengan antiseptik, tindakan
obstetri hanya dilakukan atas indikasi,
hindari amniotomi
Kala II  Sedapat mungkin persalinan spontan,
epiosotomi hanya atas indikasi, batasi
tindakan dan penggunaan alat-alat yang
traumatik pada bayi, segera gunting tali
pusat, darah tali pusat (10 mm) untuk periksaan lab. HIV
PENATALAKSANAAN
Prosedur Kerja
Pada Ibu
Kala III  Berikan oksitosin 510 mm, berikan
antibiotik profilaktik, periksa
kelengkapan placenta dan selaput
ketuban, lakukan pemeriksaan
patologi anatomi bila perlu
Kala IV  Tidak ada yang khusus
PENATALAKSANAAN
Prosedur Kerja
Pada Bayi
Setelah lahir, bayi segera dimandikan dengan sabun antiseptik
Perawatan tali pusat harus dilakukan dengan cermat
Jangan berikan ASI, tapi berikan susu pengganti
Harus diusahakan dalam melakukan tindakan tidak membuat
perlukaan pada bayi
Imunisasi dengan virus hidup sebaiknya ditunda sampai
terbukti HIV positif
PENATALAKSANAAN
Post Partum
Pemeriksaan dan pemantauan ibu nifas bersama bayinya
dilakukan sebagaimana biasa
Perhatikan kaidah-kaidah kewaspadaan universal
Waspada terhadap pajanan cairan tubuh, cairan vagina, urine dan
tinja
Perawatan ibu
berikan bromokriptin (parlodai) oral untuk menghentikan
produksi ASI
beri pula kontrasepsi jangka panjang

Anda mungkin juga menyukai