PEMBAHASAN
ii. Halusinasi : Suatu pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari lingkungan.
Halusinasi tersebut meliputi :
Halusinasi pendengaran (audio)
Pada penderita skizofrenia, gejala umum adalah mendengar suara orang yang
bercakap-cakap dan berkomentar. Ketika ia mendengar suara-suara berbicara,
biasanya itu adalah suara dua orang atau lebih yang berbicara pada satu sama lain.
Ia mendengar kritikan atau komentar tentang dirinya, perilakunya, atau pikirannya,
dan ia biasanya menjadi orang ketiga (seperti, “tidak, dia bodoh”). Di lain waktu,
suara dapat memberitahunya untuk melakukan sesuatu (hal ini sering disebut
sebagai perintah halusinasi).
Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa. Biasanya, pengalaman ini
tidak menyenangkan. Misalnya, seorang individu mungkin mengeluh telah
mengecap rasa logam secara terus-menerus. Jenis halusinasi ini sering terlihat di
beberapa gangguan medis (seperti epilepsi), dibandingkan dengan penderita
gangguan mental.
Halusinasi ini melibatkan berbagai bau yang tidak ada. Bau ini biasanya tidak
menyenangkan, seperti bau muntah, urin, feses, asap, atau daging yang membusuk.
Kondisi ini juga sering disebut sebagai phantosmia dan dapat diakibatkan oleh
adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman. Kerusakan mungkin
disebabkan oleh virus, trauma, tumor otak, atau paparan zat-zat beracun atau obat-
obatan. Phantosmia ini juga dapat disebabkan oleh epilepsi.
Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau sesuatu yang
terjadi di dalam atau pada tubuh. Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa seperti
ada sesuatu yang merangkak di bawah atau pada kulit (ini juga dikenal sebagai
formikasi). Contoh lain termasuk perasaan tersetrum pada tubuh, atau merasa
disentuh orang lain tetapi sebenarnya tidak ada orang di sekitarnya. Sensasi fisik
yang berasal dari gangguan medis dan hypochondriacal preoccupations dengan
sensasi fisik normal tidak termasuk sebagai halusinasi somatik.
Halusinasi somatik
Ini mengacu pada saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka merasakan
nyeri yang parah, misalnya akibat mutilasi atau pergeseran sendi. Pasien juga
melaporkan bahwa ia mengalami penyerangan oleh hewan pada tubuh mereka,
seperti ular merayap ke dalam perut.
iii. Ilusi : Interpretasi yang salah terhadap suatu obyek yang dilihat. Seolah-olah
seperti melihat seseorang jalan di atas gedung padahal tidak ada yang berjalan.
b. Simtom Negatif
1. Avolition (Apati)
Merupakan kondisi kurangnya energi dan ketiadaan minat atau
ketidakmampuan untuk tekun melakukan apa yang biasanya merupakan
aktifitas rutin. Misalnya menjaga kebersihan diri dan mengalami kesulitan
untuk tekun dalam beraktifitas seperti sekolah, bekerja, dan pekerjaan rumah
tangga.
2. Alogia
Merupakan suatu gangguan pikiran negatif. Alogia dapat terwujud dalam
beberapa bentuk, misalnya miskin percakapan, jumlah percakapan memadai
namun hanya mengandung sedikit informasi dan cenderung membingungkan
saat diulang-ulang.
3. Anhedonia
Adalah ketidakmampuan untuk merasakan kesenangan yang tercermin dalam
kurangnya minat dalam berbagai aktivitas rekreasional, gagal untuk
mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain, kurangnya minat dalam
hubungan seks
4. Afek Datar
Pada pasien yang memiliki afek datar hampir tidak ada stimulus yang dapat
memunculkan respon emosional. Penderita menatap dengan pandangan
kosong, otot-otot wajah kendur, dan mata tidak hidup. Ketika diajak
berbicara, mereka menjawab dengan suara datar dan tanpa nada.
5. Asosialitas
Ketidakmampuan yang parah dalam hubungan sosial, mereka hanya
memiliki sedikit teman, keterampilan sosial yang rendah, dan sangat kurang
berminat untuk berkumpul bersama orang lain.
c. Simtom Disorganisasi
Mencakup disorganisasi pembicaraan dan perilaku aneh (bizarre).
Disorganisasi pembicaraan merujuk pada masalah dalam mengorganisasi
berbagai pemikiran dalam bicara. Disorganisasi pembicaraan meliputi :
Inkoherensi : Tidak ada saling keterkaitan satu sama lain dalam suatu
percakapannya.
Asosiasi Longgar atau Derailment : Terlalu banyak ide atau pokok pikiran
dalam suatu percakapan. Sulit fokus pada satu ide pokok pikiran. Perilaku
aneh
d. Simtom Lain
Katatonia : Para pasien dapat melakukan suatu gerakan berulang kali,
menggunakan urutan yang aneh.
Imobilitas Katatonia : Menunjukkan berbagai postur yang tidak biasa dan tetap
dalam posisi demikian dalam waktu yang lama.
Afek yang tidak sesuai : Respon emosional yang tidak sesuai dengan kondisi
yang dihadapi.
3. Etilogi
Dengan beragamnya presentasi gejala dan prognostik, maka tidak ada faktor
etiologi yang dianggap kausatif. Oleh karena itu terdapat berbagai penyebab,
antara lain:
A. Studi Adopsi
C. Faktor Biokimia
D. Faktor Sosial
Kelas Sosial dan Skizofrenia
Beberapa orang percaya bahwa stresor yang berhubungan dengan kelas sosial rendah
dapat menyebabkan atau berkontribusi terjadinya skizofrenia yaitu hipotesis
sosiogenik. Stressor itu diantaranya :
a. Perlakuan merendahkan yang diterima seseorang dari orang lain
b. Tingkat pendidikan yang rendah
c. Kurangnya penghargaan dari orang lain
d. Rendahnya motivasi dan kurangnya kemampuan dalam menghadapi
permasalahan yang ada
Keluarga dan Skizofrenia.
a. Penyebab itu diantaranya adalah :
b. Hubungan anak dan orangtua
c. Komunikasi yang terjalin antara anak dan orangtua
Usia remaja adalah masanya untuk tumbuh dan berkembang. Tapi para ahli psikologi
tahu bahwa pada masa ini adalah masa ketika beberapa gejala gangguan jiwa, seperti
skizofrenia dan bipolar, muncul.
Kaitan yang jelas antara kesehatan mental dengan masa remaja memang tidak jelas. Menurut
studi terbaru, perubahan otak yang terjadi di usia remaja mungkin dapat menjelaskan
mengapa usia ini menjadi periode kritis dalam kesehatan mental. Pemindaian MRI pada
remaja menunjukkan bahwa bagian otak (cortex) yang terkait dengan gen skizofrenia
berkembang dengan sangat pesat. Ukuran area ini menyusut dan menipis di akhir masa
remaja. Proses ini meningkatkan level mielin, selubung yang melindungi serabut saraf dan
berfungsi setiap sinyal otak dikirim dengan cepat dan efisien. Area cortex tersebut adalah
penghubung yang penting dan mengontrol komunikasi antar bagian otak. Karenanya, ketika
terjadi sesuatu yang keliru, dampaknya sangat luas.
3.2.1 Prestasi
Misalnya seorang remaja yang selesai menonton sebuah drama Korea dengan pemain
favorit mereka dan memiliki karakter yang sangat berkesan baginya. Akibatnya ia selalu
berimajinasi bahwa pemain yang telah ia tonton hadir di hadapannya dan melakukan adegan
yang seperti dalam drama itu di depan matanya. Sehingga hal itu menimbulkan halusinasi
yang membuat remaja itu meyakini bahwa pemain itu benar-benar ada dan nyata.
Selain itu, penderita skizofrenia juga dapat mendengar suara-suara yang imajinatif.
Biasanya, suara-suara itu memberikan peringatan tentang sebuah bahaya. Misal
3.2.2 Frustasi
Skizofrenia memberikan lebih banyak dampak negatif dari pada dampak positif
terhadap penderitanya. Di antaranya:
Meskipun bagaimana meskanisme yang tepat itu dapat bekerja masih belum
diketahui, tapi diyakini dapat membantu menstabilkan bahan kimia tertentu dalam
otak. Ini juga menunjukkan sifat melindungi saraf. Minum 500 mg ekstrak brahmi
setiap hari, setidaknya selama 1 bulan.
Olahraga teratur baik untuk menjaga fisik serta mental tetap bagus untuk
penderita skizofrenia. Ini dapat meningkatkan suasana hati kamu dan meringankan
kecemasan serta depresi.
Lakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari. Kamu dapat menjoba berjalan,
lari pagi atau latihan olahraga kekuatan.
Daun basil memiliki antioksidan yang sangat baik dan juga meningkatkan
fungsi otak untuk mengatasi gejala skizofrenia.
o Rendam beberapa daun basil dalam air panas selama sekitar 5 menit.
o Saring dan tambahkan madu untuk mempermanis.
o Minum teh ini 2 kali sehari.
Gaya hidup dan pengobatan rumahan berikut mungkin dapat membantu Anda mengatasi
penyakit ini:
Bagi penderita skizofrenia yang telah melewati episode akut, pemberian antipsikotik harus
tetap dilakukan selama 1-2 tahun untuk mencegah kambuh. Namun selama periode akut
belum reda, biasanya dokter akan menyarankan perawatan di rumah sakit jiwa agar
kebersihan, nutrisi, kebutuhan istirahat, dan keamanan penderita terjamin.
Terapi psikologis tidak hanya diperuntukkan bagi penderita. Ahli terapi juga perlu
memberikan edukasi pada keluarga penderita tentang cara menghadapi skizofrenia.