Anda di halaman 1dari 26

RETINAL DETACHMENT

KELOMPOK 3
KELOMPOK 3 RB

DINDA SEMUEL (R011181008)


MEGAWATI AMIN (R011181032)
FITRI RAMADHANI (R011181038)
WULANDARI (R011181324)
PIPIT MARIANI MUHTAR (R011181046)
PENGERTIAN
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

Ablasio retina mengacu pada pemisahan epitel pigmen retina (RPE) dari lapisan
sensorik. Dalam kondisi ini, lubang atau robekan berkembang di retina sensorik,
memungkinkan beberapa cairan vitreous merembes melalui retina sensorik dan
lepas dari RPE
(Smeltzer & Bare, 2006).
Pada ablasio retina, retina terpisah dari
koroid. Air mata atau lubang di retina
dapat memperpanjang pemisahan seperti
Cairan vitreous humor merembes melalui
celah dan memisahkan retina dari koroid
(White, Duncan, & Baumle, 2013).
ETIOLOGI
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

Penyebab ablasi retina berasal dari trauma parah pada


mata atau dari gangguan intraokular, cedera perforasi, atau miopia
parah (rabun jauh). faktor penyebab: trauma pada mata, operasi
katarak baru-baru ini, tumor mata, atau uveitis (peradangan lapisan
tengah mata)
(White, Duncan, & Baumle, 2013).

Penyebab yang paling umum Ablasi retina adalah retinal break.


Retinal break adalah gangguan pada ketebalan penuh dari
jaringan retinal.
FAKTOR RISIKO
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

Menurut (Kwong, Roberts, Hagler, & Reinisch, 2011)

Usia

Operasi katarak

Trauma mata

Riwayat detasemen retina keluarga atau pribadi

Miopia parah
MANIFESTASI KLINIS
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

Pasien melaporkan sensasi datangnya bayangan


atau tirai melintasi penglihatan, seperti jaring laba-laba

Gejala yang termasuk photopsia


(kilatan cahaya), floaters (titik atau jaring yang
bergerak ke arah pergerakan mata dan sedikit
menghalangi
penglihatan),
Setelah retina terlepas, pasien menjelaskan hilangnya
penglihatan perifer atau pusat tanpa rasa sakit
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
KOMPLIKASI
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

Komplikasi pasca operasi pada pasien ablasi retina mungkin


termasuk peningkatan tekanan intraokular (TIO), endophthalmitis,
perkembangan detasemen retinal lainnya, perkembangan
katarak, dan hilangnya turgor mata. Pasien harus diajari tentang
tanda dan gejala komplikasi, terutama peningkatan tekanan
intraokular (TIO) dan infeksi pasca operasi
(Smeltzer & Bare, 2006)
Your Picture Here
01 03
Retinopeksi Pneumatik
Gesper Scleral

Your Picture Here

02 04
  Vitrektomi Tanpa
Vitrektomi Pars Plana Jahitan Transkonjungtiva
PENGKAJIAN
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

IDENTITAS PASIEN KELUHAN UTAMA

Meliputi nama, umur untuk Klien mungkin menggambarkan


melihat angka kejadian pada usia kilatan cahaya tiba-tiba
keberapa, jenis kelamin untuk (fotopsia), bintik-bintik
membandingkan angka kejadian mengambang (disebabkan oleh
antara pendarahan ke dalam cairan
laki- laki dan perempuan, rongga vitreus), penglihatan
pekerjaan untuk melihat apakah kabur yang semakin memburu
penderita sering mengguakan atau keluhan sensasi kerudung
tenaga berlebihan atau tidak. 
di garis pandang.
PENGKAJIAN
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

RIWAYAT P. SEKARANG RIWAYAT P. DAHULU

yang perlu dikaji keluhan pada Adakah riwayat penyakit dahulu


penglihatan seperti penglihatan yang diderita pasien yang
kabur, melihat kilatan-kilatan berhubungan dengan timbulnya
kecil, tirai hitam yang menutupi ablasio
area retina yaitu adanya miopi tinggi,
penglihatan, adanya penurunan retinopati, trauma pada mata
penglihatan.
PENGKAJIAN
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

RIWAYAT P. KELUARGA RIWAYAT PSIKOSOSIAL


DAN SPIRITUAL
Adakah anggota keluarga lain Bagaimaa hubungan pasien
yang mengalami penyakit seperti dengan anggota keluarga yang
yang dialami pasien dan miopi berada di lingkungan sekitar
tinggi. sebelum sesudah sakit.  Apakah
pasien mengalami kerugian, rasa
takut, kegelisahan karena
penyakit dideritanya dan
bagaimana pasien menggunakan
mekanisme koping untuk
menyelesaikan masalah
PENGKAJIAN
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

POLA FUNGSI KESEHATAN

a.  Pola persepsi dan tata


laksana hidup
b. Pola tidur dan istirahat
c. Pola aktifitas dan latihan
d. Pola hubungan dan peran
e. Pola persepsi dan konsep diri
f. Pola sensori dan kognitif
g. Pola penanggulangan stres
PEMERIKSAAN FISIK
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

PENGKAJIAN UMUM PENGKAJIAN KHUSUS MATA

 Usia
 Fotopsia
 Gejala penyakit sistemik :
 Bayangan titik titik pada
diabetes mellitus,hipotiroid
penglihatan
 Gejala penyakit mata :
 Kehilangan lapang pandang
nyeri mata, penurunanan
 Sensasi mata tertutup
ketajaman penglihatan,
 Pemeriksaan funduk okuli
(koroiditis), retinitis)
80% 60%
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RETINAL DETACHMENT (ABLASI RETINA)

Ophthalmoscopy Mikroskopi slit lamp Ultrasonografi


DIAGNOSIS KEPERAWATAN

PreOp
1. Gangguan Persepsi :Penglihatan b.d gg.refraksi

2. Ansietas b.d preoperasi

3. Risiko Jatuh b.d persepsi bayangan

PostOp
4. Nyeri Akut b.d post op

2. Risiko Infeksi b.d post op


DIAGNOSA & INTERVENSI
DIAGNOSA & INTERVENSI
DIAGNOSA & INTERVENSI
DIAGNOSIS POST-OPERASI
DIAGNOSA & INTERVENSI
DIAGNOSA & INTERVENSI
Evidence base

Evidence base : Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan.


Berdasarkan hasil penelitian Faridah, V.N. (2016) menunjukkan adanya penurunan kecemasan setelah dilakukan
terapi murottal (Al-Qur’an) dimana sebelum dilakukan intervensi (pre-intervensi) sebagian pasien pre operasi me
ngalami tingkat kecemasan sedang kemudian setelah dilakukan terapi murottal (post intervensi) lebih dari sebagi
an pasien pre op mengalami tingkat kecemasan ringan. hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test, menunjukkan
nilai signifikansi dengan hasil p value < 0,05 artinya ada pengaruh tingkat kecemasan sebelum pemberian perlak
uan terapi murottal (Al-Qur’an). Adapun pengaruh terapi mendengarkan ayat-ayat Al-Quran berupa, adanya peru
bahan perubahan arus listrik di otot, perubahan sirkulasi darah, perubahan detak jantung dan kadar darah pada k
ulit. Perubahan tersebut menunjukan adanya relaksasi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai