Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TN.

I DENGAN SCA-NSTEMI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

Gita Aprilya R011181030


Alifah Ummu Zakiyah R011181044
Waode Sitti Alif Mu’arifah R011181314
Nur Naningsi R011181340

KELAS RB 2018

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

TAHUN 2021
Laporan Kasus
Seorang pria berusia 66 tahun yang tidak memiliki penyakit kardiovaskular sebelumnya dirawat di
unit gawat darurat karena nyeri dada dan dispnea yang memburuk. Pasien merujuk adanya nyeri dada
intermiten sebulan yang lalu terutama saat istirahat. Tidak ada riwayat demam.
Riwayat Medis dan Faktor Risiko Kardiovaskular
● Faktor risiko kardiovaskular: diabetes melitus tipe II, hipertensi sistemik.
● Riwayat keluarga: tidak ada riwayat penyakit jantung struktural dalam keluarga
● 2013: masuk rumah sakit untuk pneumonia interstitial dengan komplikasi gagal pernafasan
Alergi
Tidak ada
Pengobatan
Ramipril 5 mg, atorvastatin 20 mg, pantoprazole 20 mg, dan insulin
Tanda-tanda vital
● Suhu: 36.5 ° C
● Denyut jantung: 95 bpm
● Tekanan darah arteri: 150/80 mmHg
● Frekuensi pernapasan: 15x/ menit
● Saturasi oksigen: 99%
Pemeriksaan fisik
● Umum : waspada, terjaga, dan berorientasi; gelisah
● Leher : tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada limfadenopati, tidak ada bising karotis
● Kardiovaskular : ritme teratur dan takikardi, mur-mur protomesosistolik apikal lunak (2/6
pada skala Levine)
● Paru-paru: tidak ada rales, rhonchi, atau wheezes untuk aus-kultus, perkusi normal
● Abdomen: tidak ada hepatomegali atau splenomegali, tidak ada asites, tidak ada massa, bising
usus normal di keempat kuadran, lunak, tidak tertekan / tidak nyeri tekan, tidak ada rebound
atau guard, tidak ada nyeri tekan sudut kostavertebral
● Ekstremitas: tidak ada sianosis atau jari tabuh, tidak ada edema perifer
Tes Laboratorium Rutin
● Hitung darah lengkap : normal
● Kolesterol (total, HDL, LDL) dan TG : total 280 mg / dl, LDL 150 mg / dl
● Fungsi hati (GOT, GPT, γ - GT, ALP, bilirubin total, amilase, lipase) : normal
● Fungsi tiroid (TSH, FT3, FT4) : normal
● Fungsi ginjal (kreatinin, BUN) : kreatinin 1,5 mg / dl (eGFR 65 ml / menit / 1,73 mq)
● Elektrolit serum : kalium 4,5 mEq / l, natrium 139 mEq / l
● Biomarker : troponin I 5,4 ng / ml, BNP 80 pg / ml, protein C-reaktif 0,2 mg / dl, hemoglobin
terglikosilasi 81 mmol / l
Ujian Instrumental
EKG yang dilakukan saat masuk pasien menunjukkan blok cabang berkas kanan dengan
hemiblock anterior kiri dan depresi ST (> 0,1 mv) di V3-6 dan DII-avF dengan elevasi ST di aVR
(Gbr. 2.1).

Ekokardiografi: hipertrofi konsentris sedang (massa LV / BSA 135 g / m2, ketebalan dinding
relatif 0,45) dengan fungsi global LV yang dipertahankan (perkiraan fraksi ejeksi 56%) dan
hipokinesia pada dinding anterior tengah dan apikal; dimensi normal dan fungsi ventrikel kanan
(TAPSE 20 mm, luas FAC 40%); gangguan relaksasi dari ventrikel kiri (E / A <0,75, E / E ’<10);
regurgitasi mitral dan trikuspid ringan; tekanan arteri pulmonalis sistolik 35 mmHg
Rontgen dada menunjukkan tidak adanya kongesti paru, konsolidasi lobus, atau bronkogram.
Data klinis, instrumental, dan laboratorium memungkinkan kami untuk membuat diagnosis
SCA-NSTEMI: Perubahan EKG (depresi ST> 0,05 di lebih dari dua sadapan yang berdekatan),
peningkatan kadar biomarker jantung, dan fungsi global ventrikel kiri normal dengan hipokinesia
regional - tidak ada tanda dari myopericarditis.
Menurut pedoman, pasien dinilai dengan skor risiko yang ditetapkan untuk prognosis dan
perdarahan (GRACE 120, risiko menengah; CRUSADE 30, risiko perdarahan rendah). Terapi
antiplatelet dengan aspirin dan ticagrelor (penghambat P2Y12) dengan dosis muatan masing-masing
300 mg dan 180 mg, dan terapi antikoagulan dengan fondaparinux 2,5 mg / die dimulai. Pengobatan
nitrat intravena dan terapi beta-blocker (meto-prolol 2.5 mg ev.) Diberikan karena angina persisten
dan takikardia. Penghambat ACE (ramipril 5 mg) dilanjutkan, dan terapi statin dosis tinggi
(atorvastatin 80 mg) dimulai.
Pasien tetap asimtomatik pada jam-jam berikutnya meskipun terjadi peningkatan biomarker
jantung (troponin I 15 ng / ml) pada analisis laboratorium (6 jam setelah masuk pasien). Diberikan
skor GRACE 120, EKG menunjukkan penyakit arteri koroner utama atau multivessel kiri (depresi ST
di banyak lead dengan peningkatan ST di avR) dan adanya kriteria risiko tinggi (peningkatan
signifikan troponin) strategi invasif awal telah dilakukan. Dengan demikian, pasien menjalani
angiografi koroner (<24 jam) yang menunjukkan penyakit pembuluh darah rangkap tiga dengan skor
SYNTAX> 22 (Gambar 2.2).
Mengingat status klinis (pasien asimtomatik, penurunan progresif pada biomarka jantung: Tn
I 10 ng / ml 12 jam setelah masuk pasien) dan anatomi koroner yang tidak menguntungkan (skor
SYNTAX> 22), pasien dikirim untuk pencangkokan bypass arteri koroner ( CABG, kelas IA).
Ticagrelor kemudian dihentikan, dan CABG dilakukan 5 hari kemudian tanpa komplikasi prosedural
atau perdarahan. Pasien kemudian dipindahkan pada hari ke-12 ke pusat rehabilitasi pasca operasi
dengan peningkatan kapasitas fungsional yang progresif dan kemudian diberhentikan setelah 7 hari.
Terapi saat pulang adalah terapi antiplatelet ganda (aspirin 100 mg dan ticagre-lor 90 bid), ramipril 5
mg, atorvastatin 80 mg, metoprolol 50 mg bid, pantoprazole 20 mg, dan terapi insulin.
A. PENGKAJIAN
Pre-Arrival Assesment
Identitas
Nama: Tn. I
Usia: 66 Tahun
Gender: laki-laki
Pekerjaan: -
Diagnosis: SCA-NSTEMI

Tanda-Tanda Vital
Suhu: 36.5 ° C
Denyut jantung: 95 bpm
Tekanan darah arteri: 150/80 mmHg
Frekuensi pernapasan: 15x/ menit
Saturasi oksigen: 99%

Quick Check Assesment


Alergi: tidak ada
- Pasien mengalami dispnea dan nyeri dada yang memburuk
- EKG menunjukkan penyakit arteri koroner utama atau multivessel kiri (depresi ST di banyak
lead dengan peningkatan ST di avR) dan adanya kriteria risiko tinggi (peningkatan signifikan
troponin)
- Pasien menjalani angiografi koroner (<24 jam) yang menunjukkan penyakit pembuluh darah
rangkap tiga dengan skor SYNTAX> 22
- Pasien dikirim untuk pencangkokan bypass arteri koroner ( CABG, kelas IA)
- CABG dilakukan 5 hari kemudian tanpa komplikasi prosedural atau perdarahan, dan
Ticagrelor kemudian dihentikan
- Terapi atau pengobatan yang diberikan adalah ramipril 5 mg, atorvastatin 20 mg, pantoprazole
20 mg, dan terapi insulin.

Comprehensive Assesment
Riwayat dx: Faktor risiko kardiovaskular: diabetes melitus tipe II, hipertensi sistemik, dan
gagal ginjal ringan, 2013 masuk rumah sakit untuk pneumonia interstitial dengan komplikasi
gagal pernafasan
Pemeriksaan fisik:
- Umum: waspada, terjaga, dan berorientasi; gelisah
- Leher: tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada limfadenopati, tidak ada bising karotis
- Kardiovaskular: ritme teratur dan takikardik, mur-mur protomesosistolik apikal lunak (2/6
pada skala Levine)
- Paru-paru: tidak ada rales, rhonchi, atau wheezes pada auskultasi, perkusi normal
- Abdomen: tidak ada hepatomegali atau splenomegali, tidak ada asites, tidak ada massa, bising
usus normal di keempat kuadran, lunak, tidak tertekan / tidak nyeri tekan, tidak ada rebound
atau guard, tidak ada nyeri tekan sudut kostavertebral
- Ekstremitas: tidak ada sianosis atau jari tabuh, tidak ada edema perifer

Tes Pemeriksaan laboratorium


- Darah lengkap: normal
- Kolesterol (total, HDL, LDL) dan TG: total 280 mg / dl, (normal: < 150 mg/dl)
- LDL 150 mg / dl (normal: 100-129 mg/dl)
- Fungsi hati (GOT, GPT, γ - GT, ALP, bilirubin total, amilase, lipase): normal
- Fungsi tiroid (TSH, FT3, FT4): normal
- Fungsi ginjal (kreatinin, BUN): kreatinin 1,5 mg / dl (normal pada pria: 0,6-1,2 mg/dl)
- (eGFR 65 ml / menit / 1,73 mq) normal perkiraan laju fitrasi adalah 90 ml/ menit/ 1,73 m2
atau lebih
- Elektrolit serum: kalium 4,5 mEq / l (Normal: 3,5-5,3 mEq/L), natrium 139 mEq / l (Normal:
135-145 mEq/L)
- Biomarker: troponin I 5,4 ng / ml (normal: <0,04 ng/ml), BNP 80 pg / ml (normal: 2-22
pg/ml), protein C-reaktif 0,2 mg / dl (normal: <0,3 mg/L), hemoglobin terglikosilasi 81 mmol
/l

B. ANALISA DATA

Data Fokus Diagnosa Keperawatan

❖ Frekuensi nafas : 15 x / Menit Ketidakefektifan Pola Napas


❖ Pasien mengalami dispnea & nyeri dada
yang memburuk
❖ Pasien pernah masuk rumah sakit tahun
2013 untuk pneumonia interstitial
dengan komplikasi gagal pernafasan
❖ Tekanan Darah : 150/80 mmHg Penurunan Curah Jantung
❖ Kardiovaskular : Takikardi, Murmur
protomesosistolik apikal lunak (2/6 pada
skala levine)
❖ EKG menunjukkan penyakit arteri
koroner utama atau multivessel kiri
(depresi ST di banyak lead dengan
peningkatan ST di avR) dan adanya
kriteria risiko tinggi (peningkatan
signifikan troponin)

❖ Pasien mengalami dispnea Kelebihan Volume Cairan


❖ Keadaan umum : gelisah
❖ Fungsi ginjal (Kreatinin, BUN) =
Kreatinin 1,5 mg/dl. (Normal pada pria
0,6 - 1,2 mg/dl)
❖ eGFR 65 ml/menit (Normal perkiraan
laju filtrasi 90 ml/menit/ 1,73 m2 atau
lebih

❖ Umum : waspada, terjaga, dan Nyeri Akut


berorientasi; gelisah
❖ Pasien mengalami dispnea dan nyeri
dada yang memburuk
❖ Pasien merujuk adanya nyeri dada
intermiten sebulan yang lalu terutama
saat istirahat
❖ Tekanan darah arteri 150/80 mmHg

❖ Kolesterol (total, HDL, LDL) dan TG: Risiko Penurunan Perfusi Jantung
total 280 mg / dl, (normal: < 150 mg/dl)
❖ LDL 150 mg / dl (normal: 100-129
mg/dl)
❖ Tekanan Darah Arteri : 150/80 mmHg

❖ Pasien dikirim untuk pencangkokan Risiko Infeksi Area Pembedahan


bypass arteri koroner ( CABG, kelas IA)
❖ CABG dilakukan 5 hari kemudian tanpa
komplikasi prosedural atau perdarahan
❖ Tekanan Darah Arteri : 150/80 mmHg
❖ Kolesterol (total, HDL, LDL) dan TG:
total 280 mg / dl, (normal: < 150 mg/dl)
❖ LDL 150 mg / dl (normal: 100-129
mg/dl)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PRIORITAS


- Ketidakefektifan Pola Napas b.d Dispnea
- Penurunan Curah Jantung b.d Vasokontriksi Pembuluh Darah
- Kelebihan Volume Cairan b.d Gangguan Perfusi Organ Ginjal
- Nyeri Akut b.d Angina Persisten
- Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung b.d Cardiac Output Menurun
- Risiko Infeksi area Pembedahan b.d Post op

D. RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Outcome Intervensi

Ketidakefektifan Pola Napas Setelah dilakukan tindakan Dukungan Ventilasi


b.d Dispnea (Domain 4, Kelas keperawatan selama ... x 6 jam Observasi
4, Kode Diagnosis 00032, diharapkan masalah keperawatan ● Identifikasi adanya kelelahan
NANDA-I) ketidakefektifan pola napas dapat otot bantu napas
teratasi dengan kriteria hasil : ● Identifikasi efek perubahan
Definisi : Inspirasi dan/atau Pola Napas posisi terhadap status pernapasan
ekspirasi yang tidak memberi ● Ventilasi semenit ● Monitor status respirasi dan
ventilasi adekuat meningkat oksigenasi (mis. frekuensi dan
● Tidak ada dispnea kedalaman napas, penggunaan
Batasan Karakteristik : ● Frekuensi napas otot bantu napas, bunyi napas
● Pola napas abnormal meningkat tambahan, saturasi oksigen)
● Bradipnea Terapeutik
● Penurunan ventilasi ● Pertahankan kepatenan jalan
semenit napas
● Dispnea ● Berikan posisi semi Fowler atau
Fowler
● Fasilitasi mengubah posisi
senyaman mungkin
● Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
● Gunakan bag-valve mask, jika
perlu
Edukasi
● Ajarkan melakukan teknik
relaksasi napas dalam
● Ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian
oksigenasi atau penggunaan
bag-valve mask, jika perlu

Penurunan Curah Jantung b.d Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung


vasokontriksi pembuluh darah keperawatan selama ... x 6 jam Observasi
(Domain 4, Kelas 4, Kode diharapkan masalah keperawatan ● Identifikasi tanda/gejala primer
Diagnosis 00029, NANDA-I) penurunan curah jantung dapat penurunan curah jantung
teratasi dengan kriteria hasil : (meliputi dispnea, kelelahan, dll)
Definisi : Ketidakadekuatan Curah Jantung ● Identifikasi tanda/gejala
volume darah yang dipompa ● Tidak ada takikardia sekunder penurunan curah
oleh jantung untuk memenuhi ● Tidak ada dispnea jantung (meliputi peningkatan
kebutuhan metabolik tubuh. ● Tidak ada murmur berat badan, hepatomegali,
jantung distensi vena jugularis, palpitasi,
Batasan Karakteristik : dll)
● Perubahan EKG ● Monitor tekanan darah
● Takikardia ● Monitor intake dan output cairan
● Murmur jantung ● Monitor berat badan setiap hari
● Dispnea pada waktu yang sama
● Monitor saturasi oksigen
● Monitor keluhan nyeri dada
(intensitas, lokasi, radiasi,
durasim dan presivitasi yang
mengurangi nyeri)
● Monitor EKG 12 sadapan
● Monitor aritmia
● Monitor nilai laboratorium
jantung (elektrolit, enzim
jantung, BNP, NTpro-BNP)
● Periksa tekanan darah dan
frekuensi nadi sebelum dan
sesudah aktivitas
Terapeutik
● Posisikan pasien semi-Fowler
atau Fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
● Berikan diet jantung yang sesuai
(batasi asupan kolesterol dan
makanan tinggi lemak)
● Fasilitasi pasien dan keluarga
untuk modifikasi gaya hidup
sehat
● Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stres, jika perlu
● Berikan dukungan emosional
dan spiritual
● Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen >94%
Edukasi
● Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
● Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
● Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengukur berat badan
harian
● Ajarkan pasien dan keluarga
untuk mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
● Rujuk ke program rehabilitasi
jantung

Kelebihan Volume Cairan b.d Setelah dilakukan tindakan Pemantauan Cairan


gangguan perfusi organ ginjal keperawatan selama ... x 6 jam Observasi
(Domain 2 Nutrisi, Kelas 5, diharapkan masalah keperawatan ● Monitor frekuensi dan kekuatan
Kode Diagnosis 00026, kelebihan volume cairan dapat nadi
NANDA-I) teratasi dengan kriteria hasil : ● Monitor frekuensi napas
Keseimbangan Cairan ● Monitor tekanan darah
Definisi: Peningkatan asupan ● Tekanan darah normal ● Monitor berat badan
dan/atau retensi cairan ● Tidak ada suara napas ● Monitor waktu pengisian kapiler
adventif ● Monitor jumlah, warna dan berat
Batasan Karakteristik: ● Tidak ada edema jenis urine
● Gangguan pola napas ● Tidak ada konfusi ● Monitor hasil pemeriksaan
● Gangguan tekanan darah serum
● Dispnea ● Monitor intake dan output cairan
● Gelisah ● Identifikasi tanda-tanda
hipervolemia (dispnea, edema
perifer, edema anasarka, dll)
● Identifikasi faktor risiko
ketidakseimbangan cairan (mis
penyakit ginjal dan kelenjar,
disfungsi intestinal, dll)
Terapeutik
● Atur interval pemantauan sesuai
kondisi pasien
● Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
● Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan pada pasien
dan/atau keluarga
● Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu

Nyeri Akut b.d Angina Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


Persisten (Domain 12 Kelas keperawatan selama ... x 6 jam Observasi
1. Kode Diagnosis 00132, diharapkan masalah keperawatan ● Identifikasi lokasi, karakteristik,
nyeri akut dapat teratasi dengan durasi, frekuensi, kualitas,
NANDA-I)
kriteria hasil : intensitas nyeri
Tingkat Nyeri ● Identifikasi skala nyeri
Batasan Karakteristik :
● Keluhan nyeri menurun ● Identifikasi respons nyeri non
● Perubahan tekanan
● Sikap protektif menurun verbal
darah
● Gelisah menurun ● Identifikasi faktor yang
● Mengekspresikan ● Tekanan darah menurun memperberat dan memperingan
perilaku (mis, gelisah, nyeri
merengek, menangis) ● Identifikasi pengaruh nyeri
● Sikap melindungi area terhadap kualitas hidup
nyeri ● Monitor keberhasilan terapi

● Bukti nyeri dengan komplementer yang sudah


diberikan
menggunakan standar
● Monitor efek samping
pengkajian nyeri
penggunaan analgetik
verbal maupun
Terapeutik
nonverbal
● Berikan teknik non farmakologis
● Melaporkan nyeri
untuk mengurangi rasa nyeri
secara verbal (mis. hipnosis, terapi musik,
aromaterapi, teknik imajinasi
terbimbing, dll)
● Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
suhu, pencahayaan, kebisingan)
● Fasilitasi istirahat dan tidur
● Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
● Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
● Jelaskan strategi meredakan
nyeri
● Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
● Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

Risiko Penurunan Perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Risiko Jantung


Jaringan Jantung b.d cardiac keperawatan selama ... x 6 jam Observasi
output menurun (Domain 4 diharapkan masalah keperawatan ● Skrining pasien mengenai
Kelas 4 Kode Diagnosis 00200) risiko penurunan perfusi jaringan kebiasaan yang berisiko yang
jantung dapat dicegah dengan berhubungan dengan kejadian
Definisi : kriteria hasil : yang tidak diharapkan pada
Rentan terhadap penurunan Perfusi Jaringan : Kardiak jantung (Diabetes Mellitus,
sirkulasi jantung (koroner), yang ● Denyut jantung apikal tekanan darah tinggi, dll)
dapat mengganggu kesehatan normal ● Identifikasi kesiapan pasien
● Denyut nadi radial untuk mempelajari gaya hidup
Faktor Risiko : normal yang dimodifikasi (kadar
● kurang pengetahuan ● Tekanan darah sistolik kolesterol)
tentang faktor yang dan diastolik normal Terapeutik
dapat diubah ● Nilai rata-rata tekanan ● Lakukan terapi relaksasi, jika
darah normal tepat
Kondisi terkait : ● Temuan EKG normal ● Berikan dukungan akan olahraga
● Diabetes Mellitus ● Enzim jantung dalam yang diindikasikan untuk pasien
● Hipertensi kisaran normal yang memiliki faktor risiko
● Tidak ada angina atau jantung
berkurang Edukasi
● Tidak ada takikardia atau ● Instruksikan pasien dan keluarga
berkurang mengenai tanda dan gejala
penyakit jantung dini dan
perburukan penyakit jantung
● Intruksikan pasien dan keluarga
mengenai faktor risiko,
sebagaimana mestinya
● Instruksikan pasien dan keluarga
untuk memonitor tekanan darah
dan denyut jantung secara
mandiri dan rutin, dengan
berolahraga
● Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai gejala jantung yang
mulai mengganggu, dimana
mengindikasikan akan
kebutuhan untuk istirahat
● Instruksikan pasien dan keluarga
mengenai strategi diit jantung
sehat (rendah natrium, rendah
lemak, rendah kolesterol, tinggi
serat, cairan yang cukup, dll)
● Sediakan informasi verbal dan
tertulis kepada pasien, keluarga,
pemberi layanan, untuk semua
yang bersangkutan dengan
perawatan, sesuai indikasi
Kolaborasi
● Prioritaskan hal-hal yang
mengurangi risiko jantung
dengan kolaborasi bersama
pasien dan keluarga

Risiko Infeksi Area Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi


Pembedahan b.d Post Op keperawatan selama ... x 6 jam Observasi
(Domain 11 Kelas 1 Kode diharapkan masalah keperawatan ● Monitor tanda dan gejala infeksi
Diagnosis 00266) risiko infeksi area pembedahan lokal dan sistemik
dapat dicegah dengan kriteria Terapeutik
Definisi : hasil : ● Batasi jumlah pengunjung
Rentan terhadap invasi Pemulihan Pembedahan : ● Berikan perawatan kulit pada
organisme patogenik pada area Segera Setelah Operasi area edema
pembedahan, yang dapat ● Kepatenan jalan napas ● Cuci tangan sebelum dan
mengganggu kesehatan. normal sesudah kontak dengan pasien
● Tekanan darah normal dan lingkungan pasien
Kondisi terkait : ● Tekanan nadi normal ● Pertahankan teknik aseptik untuk
● Diabetes Mellitus ● Suhu tubuh normal pasien risiko tinggi
● Hipertensi ● Laju jantung apikal Edukasi
● Prosedur Invasif normal ● Jelaskan tanda dan gejala infeksi
● Laju nadi radialis normal pada pasien dan/atau keluarga
● Laju pernapasan normal ● Ajarkan cara mencuci tangan
● Tidak ada perdarahan dengan benar pada keluarga
● Tidak ada nyeri atau ● Ajarkan cara memeriksa kondisi
menurun luka atau luka oprasi
● Tidak ada pembengkakan ● Anjurkan meningkatkan asupan
sisi luka nutrisi dan cairan
Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian antibiotik,
jika perlu

E. EVIDENCE BASED PRACTICE


Nama Jurnal : University Research Colloqium
Judul Penelitian : Asuhan Keperawatan pada Pasien Sindrom Coroner Akut Non ST-Elevasi
Miokard Infark dengan Nyeri Dada Akut
Penulis : Latif Ibnu Aziz, Barkah Waladani, Rusmanto
Tahun : 2019
Sampel : 3 pasien nstemi dengan skor nyeri yaitu 3 sebelum dberikan penanganan

Setelah dilakukan penelitian di ruang ICCU RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo Purwokerto
didapatkan bahwa diagnosa yang muncul pada ketiga pasien dengan kasus Sca Nstemi adalah
nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis, dan dilakukan intervensi berupa pain
management: atau foot massage dengan tindakan non farmakologi. Setelah dilakukan intervensi
tersebut, terdapat penurunan skala nyeri serta membuat pasien lebih tenang.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz, L. I., Waladani, B. & R., 2019. Asuhan keperawatan pada pasien sindrom coroner akut
non ST-elevasi miokard infark dengan nyeri dada akut. Univeraity Research Colloqium,
10(2), pp. 184-188.

Bulechek, Gloria M. dkk. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC). Jakarta:


Elsevier.

Herdman, T. Heather & Shigemi Kamitsuru. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2018-2020, ed. 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Moorhead, Sue dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta: Elsevier.

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indicator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI PPNI.

PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai