Kelompok 11 Kelas RB
Luka Bakar
Luka bakar..
adalah suatu bentuk kerusakan atau
kehilangan jaringan yang disebabkan
adanya kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi.
Klasifikasi
api
air panas
bahan kimia
Berdasar Penyebab
listrik
radiasi
suhu rendah
Klasifikasi
Berdasar Kedalaman Luka
Berat Derajat II-III Derajat II-III Luka di muka, Cedera pada Luka bakar listrik
[major] >20% >25% telinga,ekstremitas jalan nafas tegangan tinggi
& perineum
Gas panas
Etiologi Inhalasi menyebabkan cedera termal
saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan
nafas akibat edema.
Click
Ancaman awal terbesar bagi pasien dengan luka
bakar adalah syok hipovolemik. Hal ini here!
disebabkan oleh perpindahan besar-besaran
cairan ke ruang interstisial dan jaringan di
sekitarnya. Hasil bersih dari perpindahan dan
kehilangan cairan disebut penipisan volume
intravaskular. Jika syok hipovolemik tidak
diperbaiki, syok ireversibel dan kematian dapat
terjadi.
Manifestasi Klinis
Derajat 1 Derajat 2
o Kerusakan terbatas pada lapisan o Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan
epidermis (superficial) epidermis atau sebagian lapisan dermis.
o Kulit kering, hiperemik berupa eritema o Dijumpai bula
o Tidak dijumpai bula o Nyeri
o Nyeri o Dasar luka merah atau pucat
o Penyembuhan spontan dalam 5-10 hari o Pembentukan scar
Derajat 3
o Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam.
o Tidak dijumpai bula dan apendises kulit rusak
o Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat.
o Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
o Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi
o Penyembuhan lebih lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
Penatalaksanaan [di rumah, sebelum dibawa ke RS]
● Manajemen nyeri
● Reevaluasi jalan nafas
● Profilaksis tetanus
● Resusitasi cairan
● Perawatan luka
● Pemasangan kateter urine
● Pemasangan NGT
Komplikasi
Adult Respiratory
Gagal jantung kongestif Sindrom kompartemen Distress Syndrome
dan edema pulmonal
Elektrolit serum
Urinalisis
Bronkoskopi
Koagulasi
Kadar karbon monoksida serum
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d syok hipovolemik dan peningkatan
afterload
2. Hambatan pertukaran gas b.d keracunan gas dan inhalasi asap
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d obstruksi trakea
bronkial dan edema mukosa
4. Nyeri akut b.d cedera kulit dan jaringan
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai
O2 ke jaringan
6. Defisien volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler
7. Kerusakan integritas kulit b.d destruksi lapisan kulit
8. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
9. Resiko infeksi b.d kehilangan barier kulit
10. Gangguan Citra tubuh b.d krisis situasi
11. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang kondisinya
1. Penurunan curah jantung b.d syok hipovolemik dan peningkatan afterload
Terapeutik :
Outcome Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (semi
[Kepatenan jalan napas]
fowler atau fowler)
Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
1. Frekuensi pernapasan kisaran normal Pemberian oksigen, jika perlu
2. Tidak ada suara napas tambahan
3. Irama pernapasan normal
4. Tidak terjadi dispnea saat istirahat dan aktivita
4. Nyeri Akut b.d cedera kulit dan jaringan
Intervensi
Batasan Karakteristik Observasi :
Identifikasi penyebab dan durasi terkena luka bakar serta
1. Nyeri akut
riwayat penanganan luka sebelumnya.
2. Gangguan integritas kulit
Evaluasi luka, kaji kedalaman, pelebaran, lokalisasi, nyeri,
3. Area panas lokal
agen penyebab, eksudat, nekrosis, dan tanda infeksi.
4. Kemerahan
Terapeutik
Dinginkan luka bakar dengan air hangat (20C) atau cairan
normal saline pada saat cedera terjadi, jika memungkinkan.
Gunakan tindakan isolasi fisik untuk mencegah infeksi
Outcome Lakukan debridemen luka, sesuai kondisi
[Integritas jaringan : Kulit & Membran Aplikasikan agen topikal pada luka, sesuai kebutuhan.
Mukosa] Gunakan modern dressing sesuai kondisi luka
Edukasi :
1. Peningkatan suhu kulit dalam batas normal Berikan informasi pada pasien mengenai prosedur yang harus
2. Tidak ada bercak kemerahan
diikuti selama perawatan serta tanda dan gejala infeksi
3. Tidak ada gangguan jaringan
Kolaborasi :
4. Integritas kulit tidak terganggu Kolaborasikan prosedur debridemen dan pemberian antibiotik,
jika perlu.
8. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik
Tekanan Gesekan
Friksi
Adanya tekanan yang terus- Friksi terjadi apabila kulit Dapat terjadi apabila dua
menerus pada bagian tubuh bersentuhan terus-menerus dengan permukaan bergerak ke
tertentu dapat menghambat pakaian atau sprei. arah yang berlawanan.
aliran darah ke jaringan tubuh
Patofisiologi & Pathway
Click
Tiga elemen yang menjadi dasar terjadinya
dekubitus termasuk jumlah tekanan (intensitas),
here!
lamanya tekanan diberikan pada kulit (durasi),
dan kemampuan jaringan pasien untuk mentolerir
tekanan yang diberikan secara eksternal.
Dekubitus terjadi sebagai hasil hubungan antar
waktu dengan tekanan (Potter & Perry, 2010).
Semakin besar tekanan dan durasinya,maka
semakin besar pula insidensinya terbentuknya
luka.
Manifestasi Klinis
Dugaan Cedera
Jaringan Dalam Stage 1 Stage 2
Area lokal berwarna ungu Kulit utuh dan nampak Kulit lecet dengan dasar
atau merah gelap. Area kemerahan/kebiruan di area luka merah muda, tanpa
mungkin nyeri, keras, terdampak, biasanya terjadi pengelupasan. Beberapa
lembek, lebih hangat, atau di atas tonjolan tulang. kasus terjadi lepuh berisi
lebih dingin dibandingkan serum utuh atau
dengan jaringan di terbuka/pecah.
sekitarnya.
Manifestasi Klinis
Stage 3 Stage 4 Unstageable Ulcer
Terjadi luka terbuka dan Luka terbuka yang cukup Kehilangan jaringan
kehilangan jaringan yang dalam hingga mencapai ketebalan penuh di mana
cukup tebal. Jaringan otot dan tulang. Biasanya pangkal ulkus ditutupi oleh
lemak subkutan pasien terdapat slough dan eschar slough dan/atau eschar di
dapat terlihat, tetapi belum di beberapa bagian di dasar dasar luka.
sampai pada otot dan luka.
tulang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Asuhan Keperawatan
[Anamnesa]
Intervensi
Batasan Karakteristik Observasi :
1. Ekspresi wajah nyeri Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas
2. Fokus pada diri sendiri nyeri.
3. Sikap melindungi area nyeri Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat memperburuk
4. Keluhan tentang intensitas nyeri atau memperberat nyeri
5. Keluhan tentang karakteristik nyeri Terapeutik :
Kurangi faktor-faktor pencetus atau yang meningkatkan nyeri
Gunakan tindakan mengontrol nyeri sebelum bertambah berat
Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk membantu
penurunan nyeri.
Outcome Edukasi :
[Tingkat Nyeri] Berikan informasi mengenai nyeri.
Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
1. Nyeri yang dilaporkan menjadi ringan Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
2. Ekspresi nyeri wajah tidak ada Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri
3. Fokus menyempit, tidak ada
Kolaborasi :
4. Tidak ada perilaku menghindar Kolaborasi pemberian analgetik atau terapi non-farmakologi.
2. Kerusakan integritas kulit b.d rusaknya lapisan kulit
Rumus Baxter :
4ml x BB/kg x % luas luka bakar
= 4 ml x 60 kg x 40
Kebutuhan cairan = 9600 ml/24 jam
Pemberian infus
- 8 jam pertama : 4800/8 = 600 ml/jam
Jumlah tetesan per menit : (volume yg dibutuhkan) x faktor tetes / waktu pemberian x 60 menit
= 4800 x 20 / 8 jam x 60 = 200 tetes/menit atau 3-4 tetes/detik
Terima Kasih.