Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Tema : Determinan Kesehatan (materi, poster, dan pembatas buku


terlampir)
Hari/Tanggal : Selasa, 12 Mei 2020
Durasi Waktu : 25 menit
Penyaji : Alifah Ummu Zakiyah (NIM : R011181044)
Mahasiswa Program S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Hasanuddin
Tempat : Rumah/Tempat Tinggal Mahasiswa

I. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien diharapkan mampu mengetahui dan
memahami tentang determinan kesehatan atau faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kesehatan.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit
klien diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang definisi sehat
2. Mengetahui tentang determinan kesehatan atau faktor-faktor yang dapat
memengaruhi kesehatan
3. Mengetahui tentang bagaimana pembuatan kebijakan dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
4. Mengetahui tentang bagaimana faktor sosial dapat memengaruhi kesehatan
seseorang
5. Mengetahui tentang bagaimana pelayanan kesehatan dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
6. Mengetahui tentang bagaimana setiap perilaku individu dapat memengaruhi
kesehatan
7. Mengetahui tentang bagaimana faktor biologis dan genetik seseorang dapat
memengaruhi kesehatan
II. Sasaran
Sasaran ditujukan pada klien berusia 18-20 tahun (mahasiswa) dari jurusan di luar
bidang kesehatan. Penyuluh memilih mahasiswa sebagai target utama dalam pendidikan
kesehatan ini dikarenakan banyak mahasiswa, utamanya di luar bidang kesehatan,
memiliki perilaku sehat berisiko. Perilaku tersebut diantaranya pola makan tidak teratur,
tidak memenuhi gizi seimbang, kurang istirahat, dan jarang berolahraga. Perilaku ini
seringkali menimbulkan penyakit yang sudah tidak asing lagi di lingkungan mahasiswa,
seperti gastritis, diare, pusing, skabies, dan influenza (Ariyanti, Husain, & Luthfi, 2018).
Selain itu, beberapa faktor-faktor lain seperti pembuatan kebijakan terkait kesehatan,
pelayanan kesehatan yang memadai, serta faktor biologis dapat memengaruhi kesehatan
seseorang.

III. Strategi Pelaksanaan


1. Metode : Komunikasi interpersonal dan konseling sebagai tahap akhir.
Penyuluh memilih metode ini disesuaikan dengan rentang usia klien
dimana pada usia tersebut klien lebih kritis menanggapi suatu
masalah dan pemberian informasi akan lebih efektif dengan diskusi.
2. Media : Poster/selebaran, pembatas buku (terlampir), video

IV. Setting tempat Penyuluhan


Klien duduk berhadapan dengan penyaji (disesuaikan dengan suasana tempat pendidikan
kesehatan)

Keterangan :
: Penyuluh/Perawat pelaksana
: Klien

V. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Waktu Media/
& Keluarga Metode
1 Fase - Salam Pembuka  Menjawab 5 menit verbal
Pendahuluan - Menyapa klien dan salam
memperkenalkan diri  Mendengarkan
- Menyampaikan topik dan  Menjawab
tujuan penyuluhan pertanyaan
- Mengkaji pemahaman awal penyuluh
klien determinan/faktor-
faktor yang memengaruhi
kesehatan
2 Fase Kerja 1. Penyampaian Materi  Mendenga 10  Poste
Penyaji menjelaskan tentang: rkan dengan menit r/selebaran
a. Definisi sehat penuh  Pemb
b. Determinan kesehatan perhatian atas buku
atau faktor-faktor yang  Penje
dapat memengaruhi lasan materi
kesehatan  Penay
c. Bagaimana pembuatan angan video
kebijakan dapat contoh
memengaruhi kesehatan kasus
seseorang
d. Bagaimana faktor sosial
dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
e. Bagaimana pelayanan
kesehatan dapat
memengaruhi kesehatan
seseorang
f. Bagaimana setiap
perilaku individu dapat
memengaruhi kesehatan
g. Bagaimana faktor
biologis dan genetik
seseorang dapat
memengaruhi kesehatan 5 menit Diskusi
 Bertanya
2. Tanya Jawab
Memberikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya 4 menit Metode
 Menjawab Teach Back
3. Evaluasi pertanyaan & Show How
Memberikan pertanyaan (review
tentang: materi,
a. Definisi sehat contoh
b. Determinan kesehatan atau perilaku,
faktor-faktor yang dapat deteksi
memengaruhi kesehatan penyakit
c. Bagaimana pembuatan biologis/gene
kebijakan dapat tik)
memengaruhi kesehatan
seseorang
d. Bagaimana faktor sosial
dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
e. Bagaimana pelayanan
kesehatan dapat
memengaruhi kesehatan
seseorang
f. Bagaimana setiap perilaku
individu dapat
memengaruhi kesehatan
g. Bagaimana faktor biologis
dan genetik seseorang dapat
memengaruhi kesehatan
3 Fase Penutup  Menyimpulkan  Mendenga 1 menit
 Salam Penutup rkan
 Menjawab
salam
V. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
 Kontrak waktu pertemuan dengan klien jelas
 Kesiapan penyuluh dan media dari penyuluh

b. Evaluasi Proses
 Peserta
- Klien mengikuti penyuluhan sampai selesai.
- Klien mampu menyebutkan kembali poin-poin yang disampaikan penyaji
dengan bahasa sederhana
- Klien aktif bertanya (min. 1 pertanyaan)
 Penyuluh
- Mampu memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Mampu menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.

c. Evaluasi Hasil (Metode Teach Me Back& Show How)


 Pada bagian akhir, pasien & keluarga mampu menyebutkan ulang hal-hal berikut
ini:
a. Definisi sehat (kata kunci : tubuh (fisik/mental), penyakit, cacat)
b. Determinan kesehatan atau faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesehatan
(minimal 3)
c. Bagaimana pembuatan kebijakan dapat memengaruhi kesehatan seseorang
(minimal 1 contoh)
d. Bagaimana faktor sosial dapat memengaruhi kesehatan seseorang (minimal 1
contoh)
e. Bagaimana pelayanan kesehatan dapat memengaruhi kesehatan seseorang
(minimal 1 contoh)
f. Bagaimana setiap perilaku individu dapat memengaruhi kesehatan
(demonstrasi perilaku yang positif, misalnya posisi tidur/belajar)
g. Bagaimana faktor biologis dan genetik seseorang dapat memengaruhi
kesehatan (deteksi penyakit genetik minimal 2 cara)
VI. Analisis SWOT
a. Strength
- Konsep dan konten media yang menarik dan dapat dibawa kemana saja berupa
poster berwarna, pembatas buku, dan videografi
- Memuat informasi-informasi terkini mengenai faktor-faktor yang dapat
memengaruhi kesehatan (determinan kesehatan)
- Penggunaan bahasa sederhana dan mudah dipahami
- Penyuluh berasal dari program studi kesehatan dan berada pada jenjang
pendidikan yang sama dengan klien
- Pendidikan kesehatan hanya berfokus pada satu orang
b. Weakness
- Klien atau penyuluh berhalangan hadir
- Suasana tempat tinggal klien yang kurang strategis
- Pendidikan kesehatan hanya berfokus pada satu orang
- Faktor sosial ekonomi budaya yang berbeda
c. Opportunity
- Meningkatkan keinginan klien untuk menerapkan pola hidup sehat
- Meningkatkan minat baca klien dengan materi yang sesuai dengan masa kini
- Menumbuhkan sikap terbuka dan saling percaya antara penyuluh dank lien
- Penyampaian informasi lebih efektif
d. Threat
- Pelaksanaan mundur dari jadwal seharusnya
- Klien merasa tidak nyaman selama proses penyuluhan
- Penyebaran informasi kurang
- Kesalahan dalam penggunaan kata atau mengangkat issue yang sensitif
LAMPIRAN MATERI

Determinan Kesehatan

Sehat merupakan keadaan fisik, mental, dan sosial yang bukan hanya sekedar tidak ada
penyakit tetapi juga tidak adanya kecacatan.

Determinan kesehatan merupakan serangkaian faktor yang memengaruhi status


kesehatan individu atau populasi. Faktor-faktor ini dapat berupa:

1. Policy making (pembuatan kebijakan)

Kebijakan yang dibuat di tingkat lokal, negara bagian, dan federal yang memengaruhi
kesehatan individu dan populasi. Beberapa kebijakan yang dibuat dapat berpengaruh untuk
seluruh populasi dalam periode waktu yang panjang dan secara bersamaan membantu
mengubah perilaku individu.

Misalnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia mengenai Undang Undang
Keselamatan Kerja tahun 1970 memiliki aturan tentang perlengkapan keselamatan diri dan
mengharuskan pengusaha untuk menyediakan perlengkapan keselamatan untuk pekerjanya
secara gratis, dan menyediakan pelatihan terkait penggunaan perlengkapan keselamatan yang
dibutuhkan. Pekerja/buruh juga memiliki kewajiban untuk mentaati dan mematuhi semua
peraturan keselamatan kerja dan menggunakan perlengkapan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Pekerja/buruh dapat mengajukan keberatan dan menghentikan pekerjaan bila
perlengkapan keselamatan yang memadai tidak tersedia. Hal ini akan meningkatkan standar
keselamatan pekerja dan mengurangi risiko cedera dan kematian yang akan terjadi
dilingkungan tempat kerja.

2. Social Factors (Faktor Sosial)

Penentu kesehatan di sosial mencerminkan faktor sosial dan kondisi fisik lingkungan
tempat orang dilahirkan, hidup, belajar, bermain, dan bekerja. Faktor sosial dan fisik sebagai
penentu kesehatan yang berdampak pada berbagai hasil kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup.

Beberapa faktor sosial yang menentukan kesehatan, yaitu:


a. Ketersediaan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti kesempatan
pendidikan dan pekerjaan, upah layak, atau makanan sehat.

b. Norma dan sikap sosial, seperti diskriminasi.

c. Paparan kejahatan, kekerasan, dan gangguan sosial, seperti keberadaan sampah.

d. Dukungan sosial dan interaksi sosial.

e. Paparan terhadap media massa dan teknologi yang muncul, seperti Internet atau ponsel

f. Kondisi sosial ekonomi, seperti kemiskinan terkonsentrasi.

g. Sekolah berkualitas.

h. Opsi transportasi.

i. Keamanan publik.

j. Pemisahan perumahan.

Beberapa faktor fisik yang menentukan kesehatan, yaitu:

a. Lingkungan alam, seperti tanaman, cuaca, atau perubahan iklim yang terjadi.

b. Lingkungan yang dibangun, seperti bangunan atau transportasi.

c. Tempat kerja, sekolah, dan pengaturan rekreasi.

d. Perumahan dan lingkungan.

e. Paparan zat beracun dan dan bahaya fisik lainnya.

f. Hambatan fisik, terutama bagi penyandang cacat.

g. Elemen estetika terkait pencahayaan yang baik.

Hasil kesehatan yang buruk biasanya diperburuk oleh interaksi antara individu dan
lingkungan sosial dan fisik mereka.

Salah satu contoh yang ada di lingkungan sekitar kita adalah perbedaan signifikan antara
keadaan lingkungan sosial di Indonesia dan Jepang. Kedua negara ini sama-sama berada di
kawasan Asia. Tapi dalam keseharian warga negaranya terdapat perbedaan yang sangat jauh.
Di Indonesia meskipun angkutan-angkutan umum seperti bus, Grab, Gojek, dan angkutan
kota ada di mana-mana, masyarakat kebanyakan masih senang menggunakan kendaraan
pribadi yang sudah tidak dapat dihitung jumlahnya. Sedangkan di Jepang, masyarakat
bepergian dengan angkutan umum, kebanyakan memilih berjalan kaki. Seperti yang kita
ketahui, asap kendaraan dapat menimbulkan polusi dan zat-zat yang terkandung di dalamnya
dapat membahayakan kesehatan tubuh terutama bagi anak-anak dan lansia. Oleh karena itu,
dapat kita simpulkan bahwa lingkungan hidup di Jepang lebih sehat dan layak dibandingkan
kondisi lingkungan di Indonesia.

3. Health Service (Pelayanan Kesehatan)

Akses layanan kesehatan maupun kualitas kesehatan dapat memengaruhi tingkat


kesehatan individu maupun populasi.

Kurangnya fasilitas di pelayanan kesehatan akan sangat mempengaruhi status kesehatan


seseorang. Misalnya, fasilitas yang dimiliki di Puskemas jika semakin baik fasilitas yang
dimiliki maka semakin baik pula kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Dengan
kepuasan yang dirasakan oleh pasien, hal ini akan meningkatkan derajat kesehatan yang
diharapkan. Puasnya masyarakat diartikan sebagai rasa puas karena petugas kesehatan
memberikan pelayanan yang adil dan sesuai prosedur.

Hambatan yang sering terjadi dalam mengakses layanan kesehatan meliputi :

a. Kurangnya ketersediaan

b. Harga tinggi

c. Kurangnya perlindungan asuransi

d. Akses bahasa terbatas

Sehingga hambatan ini menyebabkan :

a. Kebutuhan kesehatan yang tidak terpenuhi

b. Keterlambatan dalam menerima perawatan yang tepat


c. Ketidakmampuan untuk mendapatkan layanan pencegah

4. Individual Behavior (Perilaku Individu)

Perilaku individu juga berperan dalam hasil kesehatan. Misalnya, jika seseorang berhenti
merokok maka risiko untuk terkena penyakit jantung sangat berkurang.

Banyak upaya kesehatan masyakat berfokus pada perubahan perilaku individu seperti
penyalahgunaan zat, diet, dan aktivitas fisik. Perubahan positif yang diberikan atau dilakukan
pada individu dapat mengurangi tingkat penyakit kronis yang akan terjadi.

Contoh perilaku individu yang berpengaruh pada kesehatan, misalnya :

a. Diet, misalnya terlalu banyak makan makanan berlemak dapat berisiko tinggi terkena
penyakit jantung atau kanker. Namun menurut penelitian, konsumsi karbohidrat yang
terlalu banyak seperti pada junk food lebih berisiko tertinggi memicu kanker.

b. Aktivitas fisik, misalnya olahraga berlebihan atau olahraga dengan posisi tidak tepat.

c. Pola tidur, misalnya tidur telentang terus-menerus berisiko tinggi sleep apnea.

d. Alkohol, rokok, penggunaan narkoba

e. Mencuci tangan dengan 7 langkah

5. Biology and Genetics (Biologi dan Genetik)

Beberapa faktor biologi dan genetik mempengaruhi populasi spesifik dari yang lain.
Misalnya, orang dewasa yang tua secara biologis lebih cenderung berada dalam kesehatabn
yang lebih buruk daripad remaja karena efek fisik dan kognitif dari penuaan.

Penyakit sel sabit adalah contoh umum dari penentu genetik dari kesehatan. Sel sabit
adalah suatu kondisi yang terjadi pada seseorang ketika kedua orang tua membawa gen untuk
sel sabit. Gen ini paling umum pada orang dari negara-negara Afrika Barat, Mediterania,
Amerika Selatan atau Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, India, dan Arab Saudi.
Contoh faktor biologi dan genetik yang memepengaruhi kesehatan, meliputi :

a. Usia

b. Seks

c. Status HIV

d. Kondisi yang diturunkan seperti, anemia sel sabit, hemofilia, dan fibrosis kistik

e. Membawa gen BRCA1 atau BRCA2 yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan
ovarium

f. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

Cara mendeteksi penyakit atau kelainan genetic :

a. Lihat riwayat keluarga

 Bila keluarga terdekat Anda (ibu, ayah, kakak, adik, atau anak) mengidap penyakit
yang sama. Seperti contohnya penyakit kanker, bila dari antara mereka ada yang
mengidap penyakit kanker, apalagi dengan tipe yang sama.
 Bila ada penyakit khususnya kanker di keluarga Anda yang biasanya dihubungkan
dengan satu mutasi atau perubahan gen (misalnya, kanker payudara, kanker ovarium,
dan kanker pankreas).
 Keluarga Anda ada yang mengidap penyakit tersebut di usia yang lebih muda
daripada yang umumnya terjadi.
 Terdapat tanda-tanda fisik yang mengindikasikan suatu penyakit.
 Telah diketahui adanya mutasi atau perubahan gen pada lebih dari satu anggota
keluarga Anda yang sudah melakukan genetic testing.

b. Genetic testing adalah tes untuk melihat apakah ada mutasi atau perubahan pada susunan
gen pada tubuh Anda, yang dapat menyebabkan penyakit. Saat ini, sudah ribuan jenis tes
genetik yang digunakan, dan diprediksi akan terus berkembang. Sebelum melakukan tes
ini harus konsultasi terlebih dahulu pada genetic counselor untu memastikan apakah perlu
dilakukan tes atau tidak.

c. Cegah kemungkinan keparahan penyakit dengan menerapkan pola hidup sehat.


LAMPIRAN POSTER & PEMBATAS BUKU
TAMPAK BELAKANG
LAMPIRAN VIDEO
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. (2007). Penuntun diet edisi baru. Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ariyanti, Husain, & Luthfi. (2018). Mahasiswa, obat-obatan, dan perilaku kesehatan (studi
perilaku pengobatan mandiri mahasiswa Universitas Negeri Semarang dalam
mengonsumsi obat). Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan. Volume II, Nomor 1.
Doi : 10.29408/se.v2i1.990
Health Stats. (2017). Determinants of health. Simcoe Muskoka District Health Unit. diakses
tanggal 11 Mei 2020. http://www.simcoemuskokahealthstats.org/topics/determinants-
of-health.
Mardani, S., Latief, H., Haskas, Y. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pasien terhadap minat menggunakan pelayanan jamkesmas di ruang rawat inap
puskesmas Minasatene kec Minasatene kab Pangkep, Jurnal Ilmiah Kesehatan, vol.
5(5), p. 555-562.
Office of Disease Prevention and Health Promotion. (2019). Determinants of health. A
Federal Government. diakses tanggal 11 Mei 2020.
https://www.healthypeople.gov/2020/about/foundation-health-measures/Determinants-
of-Health.
Wagelndicator. (2019). Keselamatan dan kesehatan kerja. Wagelndicator Foundation.
diakses tanggal 11 Mei 2020. https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-
dan-kesehatan-kerja#targetText=Menurut%20peraturan%20undang%2Dundang
%20Ketenagakerjaan,prinsip%20dasar%20pelaksanaan%20keselamatan%20kerja.
World Health Organization. (2019). What is the WHO definition of health?. WHO.int.
diakses tanggal 11 Mei 2020. https://www.who.int/about/who-we-are/frequently-asked-
questions.

Anda mungkin juga menyukai