I. Tujuan
1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien diharapkan mampu mengetahui dan
memahami tentang determinan kesehatan atau faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kesehatan.
1.2 Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit
klien diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang definisi sehat
2. Mengetahui tentang determinan kesehatan atau faktor-faktor yang dapat
memengaruhi kesehatan
3. Mengetahui tentang bagaimana pembuatan kebijakan dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
4. Mengetahui tentang bagaimana faktor sosial dapat memengaruhi kesehatan
seseorang
5. Mengetahui tentang bagaimana pelayanan kesehatan dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
6. Mengetahui tentang bagaimana setiap perilaku individu dapat memengaruhi
kesehatan
7. Mengetahui tentang bagaimana faktor biologis dan genetik seseorang dapat
memengaruhi kesehatan
II. Sasaran
Sasaran ditujukan pada klien berusia 18-20 tahun (mahasiswa) dari jurusan di luar
bidang kesehatan. Penyuluh memilih mahasiswa sebagai target utama dalam pendidikan
kesehatan ini dikarenakan banyak mahasiswa, utamanya di luar bidang kesehatan,
memiliki perilaku sehat berisiko. Perilaku tersebut diantaranya pola makan tidak teratur,
tidak memenuhi gizi seimbang, kurang istirahat, dan jarang berolahraga. Perilaku ini
seringkali menimbulkan penyakit yang sudah tidak asing lagi di lingkungan mahasiswa,
seperti gastritis, diare, pusing, skabies, dan influenza (Ariyanti, Husain, & Luthfi, 2018).
Selain itu, beberapa faktor-faktor lain seperti pembuatan kebijakan terkait kesehatan,
pelayanan kesehatan yang memadai, serta faktor biologis dapat memengaruhi kesehatan
seseorang.
Keterangan :
: Penyuluh/Perawat pelaksana
: Klien
V. Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Klien Waktu Media/
& Keluarga Metode
1 Fase - Salam Pembuka Menjawab 5 menit verbal
Pendahuluan - Menyapa klien dan salam
memperkenalkan diri Mendengarkan
- Menyampaikan topik dan Menjawab
tujuan penyuluhan pertanyaan
- Mengkaji pemahaman awal penyuluh
klien determinan/faktor-
faktor yang memengaruhi
kesehatan
2 Fase Kerja 1. Penyampaian Materi Mendenga 10 Poste
Penyaji menjelaskan tentang: rkan dengan menit r/selebaran
a. Definisi sehat penuh Pemb
b. Determinan kesehatan perhatian atas buku
atau faktor-faktor yang Penje
dapat memengaruhi lasan materi
kesehatan Penay
c. Bagaimana pembuatan angan video
kebijakan dapat contoh
memengaruhi kesehatan kasus
seseorang
d. Bagaimana faktor sosial
dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
e. Bagaimana pelayanan
kesehatan dapat
memengaruhi kesehatan
seseorang
f. Bagaimana setiap
perilaku individu dapat
memengaruhi kesehatan
g. Bagaimana faktor
biologis dan genetik
seseorang dapat
memengaruhi kesehatan 5 menit Diskusi
Bertanya
2. Tanya Jawab
Memberikan kesempatan
kepada klien untuk bertanya 4 menit Metode
Menjawab Teach Back
3. Evaluasi pertanyaan & Show How
Memberikan pertanyaan (review
tentang: materi,
a. Definisi sehat contoh
b. Determinan kesehatan atau perilaku,
faktor-faktor yang dapat deteksi
memengaruhi kesehatan penyakit
c. Bagaimana pembuatan biologis/gene
kebijakan dapat tik)
memengaruhi kesehatan
seseorang
d. Bagaimana faktor sosial
dapat memengaruhi
kesehatan seseorang
e. Bagaimana pelayanan
kesehatan dapat
memengaruhi kesehatan
seseorang
f. Bagaimana setiap perilaku
individu dapat
memengaruhi kesehatan
g. Bagaimana faktor biologis
dan genetik seseorang dapat
memengaruhi kesehatan
3 Fase Penutup Menyimpulkan Mendenga 1 menit
Salam Penutup rkan
Menjawab
salam
V. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
Kontrak waktu pertemuan dengan klien jelas
Kesiapan penyuluh dan media dari penyuluh
b. Evaluasi Proses
Peserta
- Klien mengikuti penyuluhan sampai selesai.
- Klien mampu menyebutkan kembali poin-poin yang disampaikan penyaji
dengan bahasa sederhana
- Klien aktif bertanya (min. 1 pertanyaan)
Penyuluh
- Mampu memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Mampu menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
Determinan Kesehatan
Sehat merupakan keadaan fisik, mental, dan sosial yang bukan hanya sekedar tidak ada
penyakit tetapi juga tidak adanya kecacatan.
Kebijakan yang dibuat di tingkat lokal, negara bagian, dan federal yang memengaruhi
kesehatan individu dan populasi. Beberapa kebijakan yang dibuat dapat berpengaruh untuk
seluruh populasi dalam periode waktu yang panjang dan secara bersamaan membantu
mengubah perilaku individu.
Misalnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia mengenai Undang Undang
Keselamatan Kerja tahun 1970 memiliki aturan tentang perlengkapan keselamatan diri dan
mengharuskan pengusaha untuk menyediakan perlengkapan keselamatan untuk pekerjanya
secara gratis, dan menyediakan pelatihan terkait penggunaan perlengkapan keselamatan yang
dibutuhkan. Pekerja/buruh juga memiliki kewajiban untuk mentaati dan mematuhi semua
peraturan keselamatan kerja dan menggunakan perlengkapan kerja yang disediakan oleh
perusahaan. Pekerja/buruh dapat mengajukan keberatan dan menghentikan pekerjaan bila
perlengkapan keselamatan yang memadai tidak tersedia. Hal ini akan meningkatkan standar
keselamatan pekerja dan mengurangi risiko cedera dan kematian yang akan terjadi
dilingkungan tempat kerja.
Penentu kesehatan di sosial mencerminkan faktor sosial dan kondisi fisik lingkungan
tempat orang dilahirkan, hidup, belajar, bermain, dan bekerja. Faktor sosial dan fisik sebagai
penentu kesehatan yang berdampak pada berbagai hasil kesehatan, fungsi, dan kualitas hidup.
e. Paparan terhadap media massa dan teknologi yang muncul, seperti Internet atau ponsel
g. Sekolah berkualitas.
h. Opsi transportasi.
i. Keamanan publik.
j. Pemisahan perumahan.
a. Lingkungan alam, seperti tanaman, cuaca, atau perubahan iklim yang terjadi.
Hasil kesehatan yang buruk biasanya diperburuk oleh interaksi antara individu dan
lingkungan sosial dan fisik mereka.
Salah satu contoh yang ada di lingkungan sekitar kita adalah perbedaan signifikan antara
keadaan lingkungan sosial di Indonesia dan Jepang. Kedua negara ini sama-sama berada di
kawasan Asia. Tapi dalam keseharian warga negaranya terdapat perbedaan yang sangat jauh.
Di Indonesia meskipun angkutan-angkutan umum seperti bus, Grab, Gojek, dan angkutan
kota ada di mana-mana, masyarakat kebanyakan masih senang menggunakan kendaraan
pribadi yang sudah tidak dapat dihitung jumlahnya. Sedangkan di Jepang, masyarakat
bepergian dengan angkutan umum, kebanyakan memilih berjalan kaki. Seperti yang kita
ketahui, asap kendaraan dapat menimbulkan polusi dan zat-zat yang terkandung di dalamnya
dapat membahayakan kesehatan tubuh terutama bagi anak-anak dan lansia. Oleh karena itu,
dapat kita simpulkan bahwa lingkungan hidup di Jepang lebih sehat dan layak dibandingkan
kondisi lingkungan di Indonesia.
a. Kurangnya ketersediaan
b. Harga tinggi
Perilaku individu juga berperan dalam hasil kesehatan. Misalnya, jika seseorang berhenti
merokok maka risiko untuk terkena penyakit jantung sangat berkurang.
Banyak upaya kesehatan masyakat berfokus pada perubahan perilaku individu seperti
penyalahgunaan zat, diet, dan aktivitas fisik. Perubahan positif yang diberikan atau dilakukan
pada individu dapat mengurangi tingkat penyakit kronis yang akan terjadi.
a. Diet, misalnya terlalu banyak makan makanan berlemak dapat berisiko tinggi terkena
penyakit jantung atau kanker. Namun menurut penelitian, konsumsi karbohidrat yang
terlalu banyak seperti pada junk food lebih berisiko tertinggi memicu kanker.
b. Aktivitas fisik, misalnya olahraga berlebihan atau olahraga dengan posisi tidak tepat.
c. Pola tidur, misalnya tidur telentang terus-menerus berisiko tinggi sleep apnea.
Beberapa faktor biologi dan genetik mempengaruhi populasi spesifik dari yang lain.
Misalnya, orang dewasa yang tua secara biologis lebih cenderung berada dalam kesehatabn
yang lebih buruk daripad remaja karena efek fisik dan kognitif dari penuaan.
Penyakit sel sabit adalah contoh umum dari penentu genetik dari kesehatan. Sel sabit
adalah suatu kondisi yang terjadi pada seseorang ketika kedua orang tua membawa gen untuk
sel sabit. Gen ini paling umum pada orang dari negara-negara Afrika Barat, Mediterania,
Amerika Selatan atau Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, India, dan Arab Saudi.
Contoh faktor biologi dan genetik yang memepengaruhi kesehatan, meliputi :
a. Usia
b. Seks
c. Status HIV
d. Kondisi yang diturunkan seperti, anemia sel sabit, hemofilia, dan fibrosis kistik
e. Membawa gen BRCA1 atau BRCA2 yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan
ovarium
Bila keluarga terdekat Anda (ibu, ayah, kakak, adik, atau anak) mengidap penyakit
yang sama. Seperti contohnya penyakit kanker, bila dari antara mereka ada yang
mengidap penyakit kanker, apalagi dengan tipe yang sama.
Bila ada penyakit khususnya kanker di keluarga Anda yang biasanya dihubungkan
dengan satu mutasi atau perubahan gen (misalnya, kanker payudara, kanker ovarium,
dan kanker pankreas).
Keluarga Anda ada yang mengidap penyakit tersebut di usia yang lebih muda
daripada yang umumnya terjadi.
Terdapat tanda-tanda fisik yang mengindikasikan suatu penyakit.
Telah diketahui adanya mutasi atau perubahan gen pada lebih dari satu anggota
keluarga Anda yang sudah melakukan genetic testing.
b. Genetic testing adalah tes untuk melihat apakah ada mutasi atau perubahan pada susunan
gen pada tubuh Anda, yang dapat menyebabkan penyakit. Saat ini, sudah ribuan jenis tes
genetik yang digunakan, dan diprediksi akan terus berkembang. Sebelum melakukan tes
ini harus konsultasi terlebih dahulu pada genetic counselor untu memastikan apakah perlu
dilakukan tes atau tidak.
Anonym. (2007). Penuntun diet edisi baru. Instalasi Gizi Perjan RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Ariyanti, Husain, & Luthfi. (2018). Mahasiswa, obat-obatan, dan perilaku kesehatan (studi
perilaku pengobatan mandiri mahasiswa Universitas Negeri Semarang dalam
mengonsumsi obat). Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan. Volume II, Nomor 1.
Doi : 10.29408/se.v2i1.990
Health Stats. (2017). Determinants of health. Simcoe Muskoka District Health Unit. diakses
tanggal 11 Mei 2020. http://www.simcoemuskokahealthstats.org/topics/determinants-
of-health.
Mardani, S., Latief, H., Haskas, Y. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pasien terhadap minat menggunakan pelayanan jamkesmas di ruang rawat inap
puskesmas Minasatene kec Minasatene kab Pangkep, Jurnal Ilmiah Kesehatan, vol.
5(5), p. 555-562.
Office of Disease Prevention and Health Promotion. (2019). Determinants of health. A
Federal Government. diakses tanggal 11 Mei 2020.
https://www.healthypeople.gov/2020/about/foundation-health-measures/Determinants-
of-Health.
Wagelndicator. (2019). Keselamatan dan kesehatan kerja. Wagelndicator Foundation.
diakses tanggal 11 Mei 2020. https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-
dan-kesehatan-kerja#targetText=Menurut%20peraturan%20undang%2Dundang
%20Ketenagakerjaan,prinsip%20dasar%20pelaksanaan%20keselamatan%20kerja.
World Health Organization. (2019). What is the WHO definition of health?. WHO.int.
diakses tanggal 11 Mei 2020. https://www.who.int/about/who-we-are/frequently-asked-
questions.