Disusun Oleh :
Pebriana Esti Cahyani (P27220018072)
Ria Dwi Utami (P27220018073)
DEFINISI
Menua (menjadi tua)
Merupakan suatu proses menghilangnya secara
perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap
infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diterima.
Proses menua merupakan proses yang terus menerus
(berlanjut) secara alamiah. Proses menua dimulai sejak
lahir dan umumnya dialami pada semua mahluk hidup (
Nugroho, 2012 dalam Ningrum, T. P., Okatiranti., &
Nurhayati, 2018). Menurut peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam
puluh) tahun ke atas (Utami, Gusyaliza, & Ashal, 2018)
Pasien penyakit terminal
Pasin terminal adalah pasien yang sedang menderita sakit dimana
tingkat penyakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan
medis sudah tidak mungkin dapat menyembuhkan lagi. Jadi keadaan
terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal sehat tidak ada
harapan lagi bagi yang sakit untuk sembuh. Keadaan sakit tersebut dapat
disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan ( Adde, 2012
dalam Banjarnahor, 2018)
Perawatan Paliatif
Menurut WHO perawatan paliatif merupakan pendekatan perawatan
yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat
mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan melalui
identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan
masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual (Putranto,
Trisnantoro, & Hendra, 2017)
Perawatan Paliatif, selain dapat diberikan kepada semua umur, dan
menjadi lebih penting bagi lansia. Di dalam Surat Keputusan Menteri
Keehatan Republik Indonesia, jelas dikatakan bahwa perawatan paliatif
tidak hanya untuk penderita-penderita penyakit kanker, tetapi juga bagi
mereka yang menderita karena penyakit non-kanker seperti penyakit-
penyakit degeneratif. (Tejawinata, 2013).
JENIS-JENIS PENYAKIT TERMINAL
a) Fisik
Gerakan pengindaran menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari
ujung kaki dan ujung jari.
Aktivitas dari GI berkurang.
Reflek mulai menghilang.
Suhu klien biasanya tinggi tapi merasa dingin dan lembab terutama
pada kaki dan tangan dan ujung-ujung ekstremitas.
Kulit kelihatan kebiruan dan pucat.
Denyut nadi tidak teratur dan lemah.
Nafas berbunyi, keras dan cepat ngorok.
Penglihatan mulai kabur.
Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri.
Klien dapat tidak sadarkan diri.
b) Psikososial
Sesuai dengan fase-fase kehilangan menurut seorang ahli E. Kuber Ross
mempelajari respon-respon atas menerima kematian dan maut secara mendalam dari
hasil penyelidikan/penelitiannya yaitu:
1) Respon kehilangan
Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah (air muka), ketakutan, cara tertentu
untuk mengulurkan tangan.
Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian
mengendor.
Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menanggis.
2) Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidak mampuan untuk
berhubungan secara interpersonal serta akibat penolakan.
GRIEVING (BERDUKA)
(Menurut Potter & Perry, 2005 dalam Kurniawan et al., 2019) berduka
atau berkabung adalah respon normal terhadap setiap kehilangan.
Perilaku dan perasaan yang berkaitan dengan respon berduka terjadi
pada individu yang menderita kehilangan seperti perubahan fisik atau
kematian teman dekat. Proses ini juga terjadi ketika individu
menghadapi kematian mereka sendiri.
DYING (SEKARAT)