Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS KECIL

PRAKTEK KERJA LAPANGAN GIZI KLINIK


PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
PADA PASIEN GANGGUAN MENTAL ORGANIC, VERTIGO, EPISODE DEPRESI
BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK.
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Disusun oleh :
Siti Ruqoiyah 412020728029

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
2023
BAB 1. LATAR BELAKANG
1.1 Identitas Pasien
Nama : Ny.M
Tanggal Lahir :-
Usia : 22 tahun
Alamat : pucangan
Suku Bangsa : jawa
Pekerjaan : tidak bekerja
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Masuk Rumah Sakit : 7 agustus 2023
Tanggal Kasus : 9 agustus 2023
No. Rekam Medis : -
Ruang /Kelas : kelas iv / 411 C
Diagnosis Medis : Gangguan mental organic, vertigo, episode depresi berat tanpa gejala
psikotik.

1.2 Gambaran Kasus


Dihadapkan dengan pasien Ny. U berusia 22 tahun datang ke rumah sakit pada
tanggal 7 Agustus 2023. Keluhan sebelum masuk rumah sakit Tanpak sakit, pasien
mengatakan Vertigo, perutnya kenceng, habis jatuh. Berdasarakan hasil pemeriksaan dokter
Ny. U Gangguan mental organic, vertigo, episode depresi berat tanpa gejala psikotik.
Pasien memiliki riwayat penyakit terdahulu yaitu sindrom kepala, kaki dan paru-paru.
Pasien belum pernah mendapatkan edukasi mengenai makanan dan minuman yang
dibolehkan dan yang tidak dibolehkan. Pengobatan yang diberikan oleh rumah sakit
meliputi asam folat, zink, lacto B, ondansetron, amplisilin, ranitidine.
Berdasarkan pemeriksaan Antropometri Ny. U didapatkan BB 55 kg dan TB 170 cm,
Hasil pemeriksaan biokimia Ny. U yaitu kadar NLR 5,99, ALC 1790, limfosit 13,5 dan
neutrophil 80,5. Hasil pemeriksaan fisik klinis Ny. U yaitu kesadaran compos mentis,
nadi 74 x/menit, suhu 36 0 C, respirasi 20 x/menit, dan tekanan darah 68/53 mmHg.
Berdasarkan hasil pengukuran pola makan Ny. U dengan metode SQFFQ sebelum
masuk rumah sakit didapatkan konsumsi makanan pokok yaitu Suka makan permen yupi,
makan nasi 2x sehari, tidak suka sayur, hanya suka sayur kangkung, sangat suka yang
pedas-pedas, suka tahu dan tempe, jarang makan buah, suka makroni.
Dan untuk recall 1x24 jam didapatakan asupan makan Ny. U yaitu pagi
mengkonsumsi nasi 1 centong, sayur hanya kuahnya saja yang di makan, lauk hewani
yang dimakan yaitu ayam dari luar untuk lauk yang dari RS tidak di makan yaitu nuget
ayam. Untuk selingan pagi yaitu cake meses. Makan siang nasi 1 centong, tidak makan
sayur, lauk hewani yang di makan yaitu ayam, lauk nabati tidak di makan. Selingan sore
yaitu agar-agar akan tetapi tidak di makan. Makan malam yaitu nasi 1 centong, tidak mau
makan sayur, lauk hewani yang di makan yaitu coan kakap, lauk nabati tidak di makan.

1.3 patofisiologi
a. gangguan mental organic dan depresi
Sehat mental adalah bagian penting dari kesehatan. Kondisi mental yang sehat
akan menjadikan individu dapat menyadari kemampuan yang mereka miliki, mampu
mengatasi tekanan dan masalah dalam hidup, produktif dalam bekerja dan
berkonstrubusi pada komunitas (WHO, 2020). Di Indonesia prevalensi ganggunan
mental emosional dengan gejalagejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke
atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia (Riskesdas, 2018).
Terdapat sekitar 450 juta orang menderita gangguan mental dan perilaku di seluruh
dunia, terbanyak di India (4,5%). Satu dari empat orang menderita satu atau lebih
gangguan mental semasa hidup mereka (Ayuningtyas, 2018).
Kesehatan mental atau jiwa menurut undang–undang nomor 18 tahun 2014
tentang kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga
berarti kesehatan mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan
mengganggu produktivitas. Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang
produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan mental atau kejiwaan bisa dialami
oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi
gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala depresi dan kecemasan
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1 dari jumlah penduduk Indonesia atau
setara dengan 11 juta orang (Rachmawati, 2020).
Depresi adalah gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan
depresi, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau
rendah diri, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang
konsentrasi. Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang, dan secara
substansial dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalankan tanggung
jawab sehari-hari. Di tingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan bunuh
diri (WHO, 2012).
Depresi terjadi dengan salah satu ciri adalah dengan stres dan kecemasan
berkepanjangan yang menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas
fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres
masing– masing individu berbeda, ada yang mengelola stres dengan melakukan
kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing, mendekatkan diri
dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk
mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat, keberanian diri untuk
terbuka terhadap orang lain dan berobat merupakan salah satu langkah yang tepat. Di
era digital seperti sekarang banyak platfrorm yang meyediakan layanan konsultasi
secara daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu, beberapa puskesmas telah
menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun berbayar
dengan harga terjangkau (Rachmawati, 2020).
Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap orang dengan
gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib,
anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda-tanda
gangguan mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan
mental yang paling sering ditemukan. Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan
mental yang terganggu cenderung susah terbuka akan pengobatan dan malah merasa
lebih tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya masyarakat lebih terbuka dan peka
akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat bisa menjadi pendengar
bagi orang yang mengalami depresi maupun stres sebagai upaya meringankan beban
mental(Rachmawati, 2020).
b. Vertigo
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau gerakan dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh oleh berbagai keadaan atau penyakit dengan demikian vertigo
bukan suatu gejala pusing berputar saja, tetapi merupakan suatu kumpulan gejala atau
satu sindrom yang terdiri dari gejala somatic (nistagmus, untoble), otonomik (pucat,
peluh dingin, mual dan muntah dizziness lebih mencerminkan keluhan rasa gerakan
yang umum tidak spesifik, rasa goyah, kepala ringan dan perasaan yang sulit
dilukiskan sendiri oleh penderitanya. Pasien sering menyebutkan sensasi ini sebagai
nggliyer, sedangkan giddiness berarti dizziness atau vertigo yang berlangsung singkat
(Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
Vertigo merupakan gejala kunci yang menandakan adanya gangguan sistem
vestibuler dan kadang merupakan gejala kelainan labirin. Namun tidak jarang gejala
vertigo ini yang menjadi gangguan sistematik lainnya misalnya (obat, hipotensi,
penyakit endokrin, dan sebagainya) (Wahyudi, 2012). Gangguan pada otak kecil
tersendiri bisa mengakibatkan vertigo yang jarang sekali ditemukan. Namun, pasokan
oksigen ke otak yang kurang sehingga bisa menjadi penyebabnya. Ada beberapa jenis
obat yang bisa menimbukan radang kronis telinga dalam. Keadaan ini juga dapat
menimbulkan vertigo misalnya, (kina, salisilat, dan streptomisin) (Fransisca, 2013).
Sistem keseimbangan pada manusia semuanya dipengaruhi oleh telinga dalam,
mata, otot dan sendi jaringan lunak untuk menyampaikan informasi yang dapat
dipercaya tentang pergerakan dan orientasi tubuh saat perubahan posisi. Jika sistem
keseimbangan seperti telinga dalam, sistem visual atau sistem proprioseptif
mengalami gangguan, maka orang tersebut akan mengalami gangguan keseimbangan
atau vertigo (Nyillo, 2012). Penyebab gangguan keseimbangan dapat merupakan
suatu kondisi anatomis yang jelas atau suatu reaksi fisiologis sederhana terhadap
kejadian hidup yang tidak menyenangkan (Widiantopanco, 2010 Dalam Sumarliyah,
2019).
BAB 2. SKRINING
2.1 Pemiihan Metode Skrining
Sebelum dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut, dilakukan skrining pada Ny. U
dengan menggunakan MUST (Malnutrition Universal Skrining Tools). Berdasarkan
hasil penelitian alat skrining gizi yang cepat, mudah dan cocok digunakan sesuai
dengan kondisi pasien yang dirawat di rumah sakit adalah MUST (Malnutrition
Universal Skrining Tools) dibandingkan dengan alat skrining lainnya.
Form MUST (Malnutrition Universal Skrining Tools)
Nama: Ny. M
Jenis Kelamin: perempuan
1. BMI pasien (kg/m2)
a. >20 (>30 obese) a. Skor 0
b. 18,5 – 20 b. Skor 1
c. <18,5 c. Skor 2
2. Persentase penurunan berat badan secara tidak
sengaja (3 – 6 bulan yang lalu)
a. <5% a. Skor 0
b. 5-10% b. Skor 1
c. >10% c. Skor 2
3. Pasien menderita penyakit berat dan/tidak a. Skor 0
mendapatkan asupan makanan >5 hari b. Skor 1
a. tidak c. Skor 2
b. ya
Total Skor MUST (Malnutrition Universal Skrining Tools) Skor 2
Kesimpulan : tidak beresiko malnutrisi

Hasil :

- Skor 0 : status gizi normal, ulangi skrining setiap 7 hari


- Skor 1 : beresiko malnutrisi, monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada
peningkatan, lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari
- Skor >2: malnutrisi, bekerja sama dengan Tim Asupan Gizi. Upayakan peningkatan
asupan gizi dengan memberikan makanan sesuai dengan daya terima. Monitoring
asupan makanan setiap hari. Ulangi skrinning setiap 7 hari.

Berdasarkan hasil skrining menggunakan Strong Kids Ny. U mendapatkan


skor 0 point sehingga dapat di golongkan dalam kategori status gizi normal.
BAB 3. ASSESMENT (PENGKAJIAN GIZI)
3.1 Pengkajian Antopometri
Table 1. Assesment Data Antropometri
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1.1 Tinggi Badan 170 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 55 kg
AD 1.1.4 Perubahan Berat
Badan
AD.1.1.5 IMT 19 kg/m2
LILA

BB(KG )
IMT Pra Hamil =
TB( M )
50
= = 17 kg/m2 (status gizi kurang)
1, 70
- BB ideal sd 10 mg pertama : penambahan BB 0,65 kg/mg = 10 x 0,65 = 6,5 kg
- Penambahan minggu ke 10-30 = 10 x 0,45 = 4,5 kg
- Penambahan BB bulan ke 6 = 6,5 + 4,5 = 11 kg
- Maka BB kehamilan bulan kelima = 50 + 11 = 61
- Untuk BB 55 kg = status gizi kurang
- Total kenaikan BB yang harus dicapai selama hamil yaitu 6 kg

Kesimpulan :
- dapat kita simpulkan bahwa untuk BB pra hamil pada pasien yaitu 50 kg dengan
status gizi kurang, sedangkan pasca hamil BB pada pasien Ny. U yaitu 55 kg dengan
katagori gizi kurang. Untuk BB yang ideal pada Ny. U yaitu 61 kg, oleh karena itu
Total kenaikan BB yang harus dicapai selama hamil yaitu 6 kg. dan untuk TB pada
pasien Ny. U yaitu 170 cm.
3.2 Pengkajian Data Biokimia
Table 2. Data Biokimia
Kode Data
Hasil Nilai Rujukan Ket.
IDNT Biokimia
Neutropil 5,99 1,00-3,13 Tinggi
lymphocyt
e ratio
Absolute
lymphocyt 1290 1500 - 4500 Rendah
e count

Limfosit
13,5 22,0- 44,0 Rendah
neutrofil
80,5 50,0-70,0 Tinggi

Kesimpulan :
- Peningkatan jumlah leukosit dan neutrofil biasanya dianggap sebagai indikator
nonspesifik pada infeksi, inflamasi, nekrosis jaringan, perdarahan atau kondisi stress.
Salah satu penanda inflamasi yang dapat digunakan adalah rasio neutrofil terhadap
limfosit (RNL). Kadar neutrofil dan limfosit didapat dari hitung jenis leukosit yang
merupakan salah satu komponen pemeriksaan darah rutin. Berbagai penelitian
menunjukkan peningkatan neutrophil dan penurunan limfosit segera setelah terjadi
cedera jaringan, termasuk pada pasien cedera kepala. Peran penting dari neutrofil
dalam cedera iskemik– reperfusi dikemukakan oleh beberapa studi yang menunjukkan
hubungan erat antara akumulasi neutrofil dan cedera jaringan.(prinosa, 2021)

3.3 Pengkajian Data Fisik dan Klinis


Table 3. Data Fisik/Klinis
Kode IDNT Data Biokimia Hasil
PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan Lemas, pucat
PD.1.1.2 Bahasa Tubuh
PD.1.1.6 Kepala dan mata
PD.1.1.9 Vital sign
Nadi 74 x / menit
360C
Suhu
20 x / menit
Respirasi 68/53 mmHg
Tekanan darah
PD 1 Sistem Pencernaan
kesimpulan :
dibagi menjadi 6 kategori, kategori tekanan darah yang dikatakan normal ialah
tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan darah diastolic <80 mmHg,
dikatakan tekanan darah tinggi ialah tekanan darah sistolik 120-129 mmHg dan
tekanan darah diastolik <80 mmHg, dikatakan hipertensi tahap 1 ialah tekanan
darah sistolik 130-139 mmHg dan tekanan diastolik 80-89 mmHg, dikatakan
hipertensi tahap 2 ialah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah
sistolik ≥90 mmHg serta dikatakan hipertensi urgensi dan hipertensi keadaan darurat
ialah tekanan darah sistolik >180 mmHg dan tekanan darah diastolik >120
mmHg. Pada pemeriksaan fisik dan klinis didapatkan bahwa Ny. U dikatakan tekanan
darah rendah karena TD yaitu 68/35 mmHg (fdlilah, dkk. 2020)

3.4 Pengkajian Riwayat Terkait Gizi/Makanan


a. pola makan
1) Kualitatif
Berdasarkan hasil pengkajian data dengan menggunakan metode SQFFQ
didapatkan bahwa pola makan Ny. U dalam 1 bulan sebelum masuk rumah sakit yaitu
konsumsi makanan pokok yaitu Suka makan permen yupi, makan nasi 2x sehari, tidak
suka sayur, hanya suka sayur kangkung, sangat suka yang pedas-pedas, suka tahu dan tempe,
jarang makan buah, suka makroni.

2) Kuantitatif
Table 4. Asupan Makan SMRS
Energi Protein Lemak KH Na
(kkal) (gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan Oral 675 30 35 122
Kebutuhan 2250 60 65 360
% Asupan 30 % 50 % 54 % 34 %
Interpretasi Kurang Kurang Kurang Kurang

b. Asupan Gizi
1) Kualitatif
Dan untuk recall 1x24 jam didapatakan asupan makan Ny. U yaitu pagi
mengkonsumsi nasi 1 centong, sayur hanya kuahnya saja yang di makan, lauk
hewani yang dimakan yaitu ayam dari luar untuk lauk yang dari RS tidak di
makan yaitu nuget ayam. Untuk selingan pagi yaitu cake meses. Makan siang nasi
1 centong, tidak makan sayur, lauk hewani yang di makan yaitu ayam, lauk nabati
tidak di makan. Selingan sore yaitu agar-agar akan tetapi tidak di makan. Makan
malam yaitu nasi 1 centong, tidak mau makan sayur, lauk hewani yang di makan
yaitu coan kakap, lauk nabati tidak di makan.

1) Kuantitatif
Table 5. Asupan Makan MRS (masuk rumah sakit)
Energi Protein Lemak KH Na
(kkal) (gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan oral 685 25 37 110
Kebutuhan 2250 60 65 360
% asupan 30 % 42 % 57 % 31 %
Kategori Kurang kurang kurang kurang

c. Pengetahuan Terkait Gizi


Pasein tidak pernah mendapatkan edukasi tentang makanan yang baik dikonsumsi dan
makanan yang harus dihindari berdasarakan riwayat penyakit terdahulu yaitu sindrom
kepala dan kaki, serta sakit paru-paru.

d. Aktifitas Fisik
1) sebelum sakit =Aktifitas Ny. U tergolong sedang karena
bekerja sebagai penjaga toko baju.
2) setelah sakit = Ny. U selama di rumah sakit bentuk aktifitas hanya di tempat tidur
untuk beristirahat

e. kemampuan menerima makanan


Pasien dalam keadaan compos mentis dan mengalami penurunan nafsu makan karena
lemes dan perut terasa kencang.

3.5 pengkajian Data Riwatyat Pasien


Tabel 6. Data Riwayat Pasien

Kode IDNT Jenis Data Data Personal


CH.1.1 Nama Ulfatun
CH.1.1.1 Umur 22 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin Perempuan
CH.1.1.5 Suku/etnik Jawa
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Ibu rumah tangga
Diagnosis medis Gangguan mental organic, vertigo,
episode depresi berat tanpa gejala
psikotik.
3.6 riwayat Penyakit (CH)

Table 7. Riwayat penyakit pasien

Kode IDNT Jenis Data Keterangan


CH.2.1 Keluhan utama Vertigo, perutnya kenceng, habis
jatuh.
Riwayat penyakit Sindrom kepala dan kaki, paru-paru
sekarang dan dahulu
Riwayat pengobatan

3.7 Terapi Obat (interaksi obat dan makanan)

Table 8. terapi obat

Kode Jenis Terapi Interaksi dengan


Fungsi
IDNT Medis makanan
FH.3.1 Asam folat Memproduksi dan
400 mcg tab mempertahankan sel-sel
baru dan mencegah
perubhan DNA yang
bisa menyebabkan
kanker

Zink 40 mg Sebagai proses


injeksi metabolisme,
pertumbuhan,
pemulihan luka.

Lacto B Mencegah dan


sachet mengobati diare, serta
mengurangi gejala
intoleransi laktosa
Ondansetron Mencegah serta
4 mg injeksi mengobati mual dan
muntah yang bisa di
sebabkan oleh raditerapi
atau operasi

Ampisilin Mengobati berbagai


1000 mg macam infeksi serta
injeksi membunuh dan
menghentikan
pertumbuhan bakteri

Ranitidine Mengatasi dan


150 mg mencegah rasa panas
tablet pada perut, sakit perut
dan maag yang di
sebabkan oleh tukak
lambung.

3.8 Standar Komperatif


Harris Benedict
REE = 346,4 + 13,96 (BB) + 2,7 (CM) – 6,82 (Usia)
= 346,4 + (13,96 x 55) + (2,7 x 170) – (6,82 x 22)
= 346,4 + 767,8 + 459 – 150
= 1423 kkal
Trisemester 2 = 1423 + 300 = 1723 kkal
TEE = 1723 x 1,2 x 1,4
= 2895 kkal

Protein = 15% x 2895 / 4


= 109 gr + 10
= 119 gr
Lemak = 25% x 2895 / 9
= 80 gr + 2,3
= 82,3 gr

KH = 60% x 2895 / 4
= 434 gr + 40
= 474 gr
BAB 4. DIAGNOSIS GIZI

Table 9. Diagnosis Gizi


Domain Problem Etiologi Sign and Sympthom

NI 2.1 Asupan oral Penurunan nafsu asupan energi, lemak, protein


dan karbohidrat dengan
inadekuat makan akibat
presentasi E 30 %, P 42 %, L
vertigo dan 57 %, KH 31 % yang
dianggap kurang.
gangguan mental

1. Domain Intake (NI)


NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat, berkaitan dengan tidak nafsu makan akibat vertigo
dan gangguan mental, Ditandai dengan asupan energi, lemak, protein dan karbohidrat
dengan presentasi E 30 %, P 42 %, L 57 %, KH 31 % yang dianggap kurang.
BAB 5. INTERVENSI GIZI
5.1 Tujuan Intervensi
- Memberikan asupan protein, lemak, dan karbohidrat yang adekuat sesuai
dengan kebutuhan pasien
- Meningkatkan kebutuhan gizi yang spesifik kepada pasien menurut
kebutuhannya
- Memberikan bentuk makanan yang sesuai kepada pasien untuk mencapai asup
an yang normal
- Membantu mencapai status gizi normal
- Memberikan edukasi terkait zat gizi agar kualitas makan sehari hari menjadi le
bih baik.
- Mengontrol Berat badan
- Mengontrol tekanan darah

5.2 perencanaan Diet


1. Preskripsi Diet
- ND.1.1 : Jenis DIIT : TKTP
- ND.1.2.1 : Bentuk Makanan : biasa
- ND.1.5 : Route : oral
- ND.1.3 : Jadwal/Frekuensi Pemberian : 3x menu utama dan
2x selingan
2. Syarat dan prinsip diet
a. Energi cukup 25 g / kg BB untuk diet DM dan DJ yaitu 2895 kkal
b. Protein cukup dengan jumlah 15 % dari kebutuhan energi sebesar 119
gr
c. Lemak cukup dengan presentase 25% dari kebutuhan energi sebesar
82,3 gr
d. KH cukup dengan presentasi 60% dari kebutuhan energi sebesar 474 gr
e. Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan biasa, mudah dicerna,
rendah lemak jenuh, cholesterol, dan tidak bergas
f. Membatasi konsumsi lemak trans dan lemak jenuh
g. Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, makanan serat tinggi.
3. Kebutuhan
Harris Benedict
REE = 346,4 + 13,96 (BB) + 2,7 (CM) – 6,82 (Usia)
= 346,4 + (13,96 x 55) + (2,7 x 170) – (6,82 x 22)
= 346,4 + 767,8 + 459 – 150
= 1423 kkal
Trisemester 2 = 1423 + 300 = 1723 kkal
TEE = 1723 x 1,2 x 1,4
= 2895 kkal

Protein = 15% x 2895 / 4


= 109 gr + 10
= 119 gr

Lemak = 25% x 2895 / 9


= 80 gr + 2,3
= 82,3 gr

KH = 60% x 2895 / 4
= 434 gr + 40
= 474 gr

5.3 Perencanaan Konseling Gizi


a. tujuan
- Untuk memberikan pengetahuan terkait asupan gizi kepada pasien dan
keluarga pasien
- Agar pasien mencapai status gizi normal
b. Preskripsi
- Sasaran : pasien dan keluarga pasien
- Tempat : ruang rawat inap (RS UNS)
- Waktu : pada saat kunjungan gizi
- Permasalahan gizi :
- Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab
- Media : leaflet
- Materi :
- Pentingnya penyakit vertigo dan sindrom kepala
- Kebutuhan energi, protein, lemak dan zat gizi
- Menetapkan menu bahan penukar (DBMP)

5.4 Perencanaan Monitoring dan Evaluasi


Table 10. Tabel Monitoring dan Evaluasi
Anamnesis Hal Yang diukur Waktu Evaluasi/Target
Pengukuran
Antropometri BB dan TB Pada akhir Berat badan
perawatan normal
Biokimia
Klinis/fisik Nadi Setiap hari Membantu
Suhu
tekanan darah
Respirasi
Tekanan darah menuju nilai
normal
Dietary Riwayat diet Pada saat Untuk menuju
kunjungan ulang nilai normal

5.5 menu Makanan


Waktu Menu Bahan URT E P L KH
Makanan
Pagi Nasi Nasi 100 175 4 40
Ayam Ayam 1 ptg 150 7 13
bacem
Tahu Tahu 50 g 35 2,5 1,5 3,5
goreng
Minyak
Soto Tauge 18 g 25 1 5
Bihun 10 g 25 1 4
Seledri 5g
Selingan Pie buah Strowbery
pagi
kiwi
Siang Nasi Nasi 100 175 4 40
Bandeng Bandeng 1/3 50 7 2
goreng
Telur 1 btr 30 3,5 2,5
Minyak 5 50 5
Tempe Tempe 37 g 50 3 2 3,5
bumbu
rujak
Sayur Bayam 1/10 25 1 5
bobor
Labu siam 41 g 25 1 5
bayam +
labu
siam
Selingan Tahu Tahu 50 3 2 3,5
sore bakso
Malam Nasi Nasi 100 175 4 40
Ayam Ayam 38 g 50 7 2
sempol
Tapioka
Wortel
Telur 5g 30 3,5 2,5
Tahu Tahu 50 g 50 3 2 3,5
bacem
Sayur Wortel 39 g 25 1 5
care
Tauge 10 g 25 1 5
Bihun 10 g 25 1 5
Kentang 18 g 25 1 5
Asupan oral 278 108 79 443
9
Kebutuhan 289 119 82 474
7
Presentase 96% 91% 96% 93%

Anda mungkin juga menyukai