Mekah dan Yatsrib merupakan daerah yang dan kota yang terkenal di era
pra islam.
1) Makkah
Kota ini di bangun oleh Nabi Ibrahim AS ketika beliau hijrah dengan
Hajar dan anaknya ismail yang kemudian kawin dengan putri keluarga jurhum.
Keberadaan jurhum di Makkah kira-kira selama dua puluh satu abad. Kemudian
makkah jatuh ketangan bani khuza’ah. Kekuasaan khuzaah di makkah
berlangsung selama tiga ratus tahun. Selanjutnya kaum quraisy keturunan ismail
mengambil alih. Anak-anak ismail merupakan titik pusat kemuliaan. Sebab
ayahnyalah yang membangun ka’bah. Kota makkah merupakan jalur perdangan
yang ramai. Makkah menjadi tempat yang di ziarahi dan merupakan pusat
keagaaman, dengan adanya ka’bah di tengah kota dan sumur zam-zam yang ada
sejak nabi ismail AS.
2) Yatsrib
Kota yatsrib merupakan merupakan kota terpenting sesudah mekkah
di hijaz. Setelah hijrah kota ini berganti Madinah. Dahulunya kota ini di diami
oleh keluarga amaliqah di susul oleh al-hazraj dan al-aus dari yaman. Keduanya
kemudian memegang kekuasaan di yatsrib menjadi pusat pemerintahannya.
BAB II
7. Perang Hunain
Perang Hunain terjadi pada 8 H, di lembah Hunain. Perang ini
disebabkan karena masih adanya dua sukuarab yang menentang yaitu
Bani Tsaqif di Thaif dan Bani Hawazin, meskipun makkah telah
ditaklukkan. Merka ingin menuntut bela atas diruntuhkannya berhala-
berhala mereka oleh nabi. 12.000 pasukan islam dipimpin nadi
muhammad sendiri. Dengan ditaklukannya bani Hawazim dan Bani
Tsaqif, berarti seluruh jazirah arab di bawah pimpinan Nabi Muhammad
SAW.
8. Perang Tabuk.
Perang Tabuk terjadi pada 9 H, di daerah tabuk. Perang ini
disebabkan karena Heraklius bergabung dengan Bani Ghassan dan Bani
lachmides menyusun pasukan besar untuk menghadapi islam. Nabi
menyusun pasukan dalam jumlah yang besar pula. Tentara romawi
akhirnya minder dan menarik diri kedaerahnya masing-masing. Nabi
tidak meakukan pengajaran tetapi berkemah di daerah tabuk. Beliau
mengadakan perjanjian dengan penduduk setempat hingga daerah
tersebut menjadi daerah islam. Perang Tabuk merupakan perang
terakhir yang di ikuti oleh Rasulullah.
E. Wafatnya Rasulullah
Tahun 9-10 H (603-631 M) disebut sebagai tahun utusan, karena sepanjang
tahun berbagai utusan berdatangan baik dari suku-suku yang dekat maupun yang
jauh untuk menawarkan persekutuan dengan Nabi. Pada tahun ke 10 H(631M),
nabi melakukan ibadah haji bersama100.000 kaum muslimin. Khutbah nabi di
dekat bukit Arafah menjadi pusaka abadi bagi umat islam.dalam khutbah itu nabi
menyatakan landasan-landasan, dan peraturan agama islam. Dan ketika itu turun
wahyu yang terakhir yakni surah Al-Maidah ayat 3. Haji ini disebut dengan “haji
wada” (haji perpisahan) sebab itu adalah haji terakhir Rasulullah dan
sempurnalah kerasulan Muhammad SAW. Isi khutbah Rasulullah yakni:
1. Larangan menumpahkan darah kecuali dengan cara yang hak dan
larangan mengambil haryta orang lain dengan cara bathil, karena harta
dan nyawa adalah suci.
2. Larangan Riba dan larangan menganiaya satu sama lain.
3. Perintah untuk memperlakukan istri dengan baik dan lembut dan
perintahuntukmenjauhi dosa
4. Semua pertengkaran antara mereka dijaman jahiliyah tidak lagi
dibenarkan
5. Persaudaraan dan persamaan antarmanusia harus ditegakan, hamba
sahaya diperlakukan dengan baik.
6. Umat islam harus selalu berpegang teguh pada dua sumber yaitu Al-
Qur’an dan sunah Nabi.
Setelah melaksanakan haji beliau kembali ke madinah. Beliau mengatur
organisasi masyarakat, mengatur peradilan, menetapkan Zakat, dan
mengajarkan para kabilah tentang ajaran-ajaran islam untuk dikirim
dakwah islam ke berbagai daerah. Setelah dua bulan, nabi sakit demam,.
Tenaganya menjadi berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal
tahun 11 H/8 juni 632M, rasulullah SAW wafat di rumah Aisyah dalam
usia 63 Tahun.
Ciri khas kehidupan Nabi di Madinah adalah turunya Al-qur’an dengan
surat-surat yang panjang, luas cakupannya mengandung hukum-hukum
agama seperti shalat,Zakat, puasa, pernikahan, perceraian, perlakuan
terhadap budak, tahanan perang dan musuh. Dalam perjalanan sejarah
nabi, dapat disimpulkan bahwa nabi muhammad saw mempunyai peran
ganda yaitu selain sebagai pemimpin agama juga sebagai pemimpin
negara. Hanya sebelas tahun beliau menjadi pemimpin politik. Beliau
berhasil menundukkan seluruh jazirah Arab ke dalam kawasannya.
BAB III
KHULAFA’UR RASYIDIN
BAB IV
BAB V
A. Sejarah Berdirinya
Bani Abbasyiah berkuasa tahun 132-656 H/750-1258 M) di Baghdad.
Dinasti ini didirikan oleh Abdullah As-saffan ibn Muhammad ibn Ali ibn
Abdullah Ibn Al-abbas. Dinasti ini berdiri karena serangan dari keturunan Al-
Abbash ibn Abdul Muthalib (didukung bani Hasyim,syi’ah dan mawali) yang
berhasil menggulingkan Dinasti Bani Umayyah.
Selam Di8nasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-
beda sesuai dengan perubahan politik,sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan
pola pemerintahan dan poltik itu, para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintahan Bani Abbash menjadi 5 periode :
1. Periode pertama (132 H/750M-232H/874 M), disebut periode pengaruh arab
dan persia pertama.
2. Periode kedua (232 H/847 M-334 H/945 M) disebut periode pengaruh Turki
Pertama
3. Periode ketiga(334H/945M-447H/1055M), masa kekuasaan dinasti bani Buai
dalam pemerintahan khalifah Abbasyiah. Periode ini juga disebut masa
pengaruh persia kedua.
4. Periode keempat (447H/1055M-590H/1194M), masa kekuasaan daulah Bani
seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasyiah; biasanya disebut juga dengan
masa pengaruh Turki kedua( dibawa kendali ) kesultanan Bani Seljuk
(Salajiqah al-kubra/seljuk agung).
5. Periode kelima (590H/1194M-656H/1258M),masa khalifah bebas dari
pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif disekitar kota
Baghdad (infasi dari Tartar, dan ekspansi Bani utsmani secara besar-besaran).
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbas mencapai masa
keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan
merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Disisi lain,
kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil
menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan
dalam islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan bani Abbas
mulai menurun dalam bidang politik, meskipun fisafat dan ilmu pengetahuan
terus berkembang.
B. Raja-raja yang Berkuasa :
1. Abu al-Abbas bin Muhammad al-saffan (132-136H/750-754M)
2. Abu jafar bin Muhammad Al-Mansur (136-158H/754-775M)
3. Abu Abdullah Muhammad Al-Mahdi (158-169H/775-785M)
4. Abu Musa Al-Hadi(169-170H/785-789M)
5. Abu Jafar Harun Ar-Rasyid (170-193H/786-809M)
6. Abu Musa Muhammad Al-Amin(193-198H/809/813M)
7. Abu Jafar Abdullah Al-Mamun(198-218H/813-833M)
8. Abu Ishak Muhammad Al-Mu’tasim(218-227H/833-842M)
9. Abu Jafar Harun Al-Watsiq (227-232H/842-847M)
10. Abu Al-Fadhl Jafar Al-mutawakkil (232-247H/847-861M)
11. Abu Jaffar Muhammad Al-Mustansir (247-248H/861-862M)
12. Abu Al-Abbas Ahmad Al-Musta’in (248-252H/862-866M)
13. Abu Abdullah Muhammad Al-Muttaz (252-255H/866-869M)
14. Abu Ishak Muhammad Al-Muhtadi (255-256H/869-870M)
15. Abu Al-Abbas Ahmad Al-mutami (256-279H/870-892M)
16. Abu AL-abbas Ahmad Al-mutadhid (279-289H/892-902M)
17. Abu Muhammad Ali Al-Mu’tafi (289-295H/902-905M)
18. Abu Al-fadhl Jafar Al-muqtadir (295-320H/905-932M)
19. Abu Mansur Muhammad Al-Qohir( 320-322H/932-934M)
20. Abu Al-Abbas Ahmad Al-Radi (322-329H/934-940M)
21. Abu IshakIbrahim Al-Muttaqi (329-332H/940-944M)
22. Abu Al-Qasim Abdullah Al-Mustakfi (332-334H/944-946M)
23. Abu Al-Qasim Al-Mufadhdhal A-Muthi(334-362H/946-974M)
24. Abu Al-Fadhl Abdul Karim Al-Tha’i(362-381H/991-1031M) dan masih ada
13 lainnya.
C. Masa Kejayaan dan Hasil Peradaban.
Masa kerajaan yang paling berjaya yaitu masa Harun Al-Rasyid dan Al-Ma’mun.
Adapun hasil peradabannya :
1. Bidang pendidikan : membangun Baitul Hikmah (akademi ilmu dan
peradaban), penerjemahan dan khazanah Al-kutub (perpustakaan).
2. Bidang administrasi : membentuk protocol Negara, sekertaris, wazir(perdana
mentri), pos dan alat transportasi.
3. Bidang pemerintahan : membangun Kantor pengawas(dewan Azzimani) dan
kantor Arsip (dewan attauqi)
4. Bidang ilmu pengetahuan : membentuk kalam (aliran), mudzhab dan tokoh
cendekiawan.
5. Bidang militer : membentuk pasukan pengawal khalifah(hams) dan p-asukan
tetap (jund).
6. Bidang perdagangan : melakukan impor rempah, kapur barus, sutra dll.
7. Bidang kedokteran : ibnu sina, bukunya Al-Qanun fi Ath-Thib.
8. Bidang pembangunan fisik : membangun saluran air (kanal Zabaidah),
masjid, jalan dll.
D. Masa Kehancuran
Faktor Intern :
1. Kemewahan hidup di kalangan penguasa.
2. Perebutan kekuasaan antara keluarga (pengganti lemah)
3. Kemerosotan ekonomi.
4. Konflik agama.
5. Wilayah yang terlalu luas.
Faktor ekstern :
1. Persaingan antar Bangsa.
2. Ancaman dari luar : banyaknya pemberontakan, Bani
Fatimiyah(syiah) berdiri di Mesir, serangan dinasti Mongol
dipimpin Khulagu Khan, Baghdad rata dengan tanah dan
berakhirlah masa dinasti Abbasyiah.
BAB VI
A. Sejarah Berdirinya.
Berkuasa pada tahun 756-1031 M di spanyol( Andalusia dan kordova).
Didirikan oleh Abdurrahman ibn Marwan keluarga bani umayyah yang berhasil
melarikan diri ke spanyol ketika ditangkap oleh bani Abbasyiah . Sejak kota
spanyol jatuh ketangan umat islam. Sejak saat itu, secara politik, spanyol berada
dibawah kekuasaan khlifah Bani Umayyah. Dan untuk memimpin wilayah
tersebut, pemerintah pusat yang berada di Damaskus mengangkat seorang
wali/Gubernur.
Pada saat itu banyak terjadi perlawanan antara yusuf dan abdurrahman
dan di menangkan oleh abdurrahman dan setelah itu ia juga mengalahkan raja
Roderik dan ratu julian dan berhasil mendirikan kerajaan Umayyah II Andalusia
dan bergelar al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol/sang penakluk).
B. Raja-raja yang berkuasa
1. Abdurrahman I bin Marwan ad-Dakhil (756-788 M)
2. Hisyam I bin Abdurrahman (788-796 M)
3. Al-Hakam I bin Abdurrahman (796-822 M)
4. Abdurrahman II bin Hakam Al-Ausat (822-886 M)
5. Muhammad I bin Abdurrahman (886-888 M)
6. Al-Mundzir bin Muhammad (886-888 M)
7. Abdullah bin Muhammad (888-912 M)
8. Abdurrahman III An-Nashir (912-929 M)
9. Al-hakam II Al-Muntasir (961-976 M)
10. Hisyam II al-Mu’ayyad (976-1009 M,1010-1013 M)
11. Muhammad II 1009-1010 M)
12. Sulaiman (1009-1010 M,1030-1016M)
13. Abdurrahman IV (1018M)
14. Abdurrahman V(1023 M)
15. Muhammad III (1023-1025 M)
16. Hisyam III al-Mu’tadhi (1027-1031 M).
C. Masa Kejayaan dan Hasil Peradaban.
Puncak kejayaan Dinmasti Umayyah II yaitu pada masa pemerintahan
Abdurrahman an-nasir/Abdurrahman III dan Hakam II al-Mustanshir. Hasil
peradabannya :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat. Diantaranya ilmu
kedokteran,astronomi,filsafat, astronomi. Membangun universitas
kordova, sevilla dan tolendo.
2. Perkembangan seni,budaya, bahasa dan sastra Arab.
3. Pembangunan fisik (kebudayaan) : seperti membangun masjid agung
kordova, jembatan, taman, air mancur, istana-istana dan lain-lain.
D. Masa Kehancuran.
BAB VII
DINASTI IDRISIYAH
A. Sejarah Berdiri.
Dinasti Idrisiyah berkuasa pada tahun 172-309 H/789-926M di Maroko.
Dinasti ini didirikan oleh Idris bin Adbullah yang dimana pada saat terjadi
pemberontakan di madinah. Pemberontakan tersebut kemudian bisa diredam.
Setelah itu, ia menyelamatkan diri ke Maroko dan mendirikan kerajaan disana.
Idris merupakan penganut syi’ah dan merupakan kerajaan syi’ah pertama dan
berusaha memasukkan syi’ah ke daerah Maroko dalam bentuk-bentuk yang
sangat halus.
Ada dua alasan penting yang melatarbelakangi munculnya dinasti
Idrisyiah dan menjadi dinasti yang kokoh dan kuat:
1. Adanya dukungan yang sangat kuat dari bangsa barbar yang mana mereka
sangat mengagungkan keturunan Ali.
2. Letak Geografis dinasti ini yang sangat jauh dari pusat pemerintahan
Dinasti Abbasyiah yang berada di Baghdad sehingga sulit untuk di
taklukan.
B. Raja-raja yang Berkuasa
1. Idris I ibn Abdullah (789-793 M)
2. Idris II ibn Idris I (793-828 M)
3. Muhammad ibn Idris I (828-836 M)
4. Ali ibn Muhammad (836-849 M)
5. Yahya I ibn Muhammad (849-863 M)
6. Yahya II ibn Yahya I (863-866 M)
7. Ali ibn Umar (866-?M)
8. Yahya III ibn Al-Kasim (?-905)
9. Yahya IV ibn Idris ibn Umar (905-920 M)
10. Hasan Al-Hajjan ibn Muhammad ibn Al-Kasim (925-927 M)
11. Kasim Ghannun ibn Muhammad ibn Al-Kasim (937-948M)
12. Abu Asysh ibn Kasim Ghannun (948-954 M)
13. Hasan ibn Kasim Ghannun (954-974 M)
C. Masa Kejayaan dan Hasil Peradaban.
1. Masa kejayaan yaitu di masa pemerintahan Idris I dan Idris
II(putranya)Hasil peradababan yaitu berhasil mempersatukan suku-suku
Bar-bar, imigran-imigran Arab yang berasal dari Spanyol dan Tripolitania
di bawah satu kekuasaan politik, membangun kota Fez sebagai kota pusat
perdagangan dan terakhir membangun kota suci tempat Shorfa (orang-
orang terhormat keturunan Nabi dan Husein ibn Ali ibn Abi Thalib).
2. Masa kejayaan terlihat pula pada masa pemerintahan Yahya ibn
Muhammad. Hasil peradabannya yaitu berkembang pesatnya kota Fez,
pembangunan gedung-gedung megah diantaranya Masjid Qairawan dan
Masjid Andalusia dan versi lain juga mengatakan bahwa di kota ini pula
dibangun Masjig Fathima yang merupakan benih dari Masjid dan
universitas Qairawan yang terkenal.
D. Masa Kehancuran.
Kemerosotan Dinasti Idrisiyah dimulai pada masa pemerintahan Yahya II
disebabkan karena tidak mahir dan tidak cakap dalam mengendalikan dan
mengatur pemerintahan sehingga terjadi pembagian wilayah kekuasaan dan ia juga
pernah terlibat dalam perbuatan yang tidak bermoral terhadap kaum wanita yang
memmbuat dia di usir dari kota Fez dan melarikan diri ke Andalusia hingga Akhir
hayatnya pada tahun 866 M.
Ali ibn umar( paman dari ayah tiri Yahya) diangkat untuk menduduki
kekuasaan. Tapi akibat adanya pemberontakan maka kekuasaanya harus dilepas.
Dan pada saat itu pula munculah seorang penduduk kota Fez yaitu Abdurrahman
ibn Abi Sahl al-Judami.yang menarik keuntungan dengan jalan mengamkbil
kekuasaan. Namun Ali berhasil menguasai wilayah Qairawan dan memulihkan
ketentraman dengan bantuan ayahnya.
Pada masa pemerintahan Yahya III, ia berhasil menjadikan kota ini aman
dan tentram. Namun setelah ia memerintah cukup lama maka ia menyerahkan
kekuasaanya kepada Yahya IV(teman kerabatnya). Pada masa ini dinasti Idrisiyah
terlibat dalam persaingan antara dua kekuasaan besar yakni Dinasti Bani Umayyah
di Spanyol yg beraliran Sunni dan Bani Fatimiyah yang beraliran Syiah. Kedua
kekuatan besar tersebut berhati-hati menghindari bentrokan. Tetapi Fez dan
wilayah-wilayah Idrisyiah pada waktu itu menjadi daerah pertikaian mereka.
Pada masa kota Fez menjadi daerah pertikaian, dimasa Yahya IV
muncullah cucu Idris II yang bernama Al-Hajjam y7ang berhasil menguasai Fez
dan daerah sekitarnya. Namun di masa itu ia mendapat penghianatan dari seorang
pemimpin setempat sehingga kekuasaannya hilang dan berakhir pada tahun 926 M.
Setelah itru keluarga Idris mengundurkan diri dan lari ke daerah sebelah
utara (suku Barbar Gumara) dan mereka mendirikan benteng yang di beri nama
Hajar An-ashr di mana di bententeng tersebut mereka bertahan selama lima puluh
tahun sambil mengamati kubu kedua bani besar yakni bani Umayyah dan bani
Fatimiyah.
BAB VIII
DINASTI AGHLABIYAH
A. Sejarah Berdirinya
Dinasti ini di dirikan oleh Ibrahim Ibn Aghlab dan para penguasanya
berasal dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga Dinasti tersebut dinamakan
Aghlabiyah. Ibrahim I merupakan pejabat khurasan dalam militer Addasyiah dan di
kenal seorang yang mahir dalam bidang Administrasi dan mampu mengatur roda
pemerintahan dengan baik.
Awalnya dinasti tersebut di bawah kekuasaan Harun Ar-rasyid. Di bagian
Afrika utara terdapatdua bahaya yang mengancam kekuasaannya. Yaitu diuasti
Idrisyaiah dan Khawarij. Akibat kedua ancaman itu beliau menempatkan
tentaranya di Ifrikiah di bawah pimpinan Ibrahim Ibn al-Aghdad. Di tahun 800 M,
Ibrahim I diangkat jadi Gubernur di Tunisia. Setelah berhasil mengamankan
Ifrikiah, Ibrahim mengusulkan kepada Harun agar wilayah tersebut dihadiahkan
kepadanya dan anak keturunanya secara permanen. Karena ia sangat pandai
menjaga hubungan dengan khalifah Abbasyiah, dengan membayar pajak tahunan
40.000 dinar dan meliputi hak-hak otonom yang besar seperti kebijakan politik,
termasuk menentukan penggantinya tanpa campur tangan dari penguasa Baghdad
maka dari itu berdirilah Dinasi Aghlabiyah.
B. Raja-raja yang Berkuasa
1. Ibrahim I ibn al-Aghdad (179-197 H/800-811 M)
2. Abdullah I ibn Ibrahim (197-210 H/811-816 M)
3. Ziyadatullah I ibn Ibrahim (210-223 H/816-838 M)
4. Abu ‘iqbal ibn Ibrahim (223-226 H/838-8/838-841 M)
5. Abu Al-Abbas Muhammad I (226-242 H/841-856 M)
6. AbuIbrahim Ahmad (242-249 H/856-863 M)
7. Ziyadatullah II ibn Ahmad (250 H/863 M)
8. Abu Ghasaniq Muhammad II(250-262 H/863-875 M)
9. Ibrahim II ibn Ahmad (262-289 H/875-902 M)
10. Abu-Al-Abbas Abdullah II (289-292 H/902-903 M)
11. Abu Mudhar Ziyadatullah III (292-296 H/903-909 M)
C. Masa Kejayaan dan Hasil Peradaban.
Masa kejayaan dinasti Aglabiyah di capai pada masa pemerinthan
Zidayatullah I.
Adapun hasil peradaban pada masa Dinasti Aglabiyah yaitu :
1. Berhasil memadamkan gejolak yang muncul dari Kharijiah Barbar.
2. Penaklukan sisilia, kota-kota pantai Italia,Brindisi, Napolia, Calabria, Toronto,
Bari, Benevento dan pulau sisilia yang menjadi pusat bagi penyebaran
peradaban islam di Eropa dan menjadikan Dinasti ini kaya raya.
3. Ekspedisi laut dipimpin oleh Azad ibn Furad yang menjelajahi pulau-pulau di
langit tengah dan pantai-pantai eropa seperti pantai italia selatan, sardinia,
corsica, dan Alphen.
4. Siadatullah I membangun masjid Qairawan, yang kemudian disempurnakan
oleh Ibrahim I.
5. Pembangunan jalan-jalan, pos-pos, Armada angkutan, dan Irigasi
pertanian(khususnya di Tunisia selatan,yang tanahnya kurang subur).
6. Perkembangan Arsitektur, ilmu, seni, dan kehidupan keberagamaan.
7. Ibu kota dinasti Aghlabiyah Qhairawan merupakan pusat penting munculnya
Mashab Maliki, tempat berkumpulnya ulama-ulama terkemuka.
D. Masa Kehancuran
Pada abad akhir abad IX merupakan awal kemunduran Dinasti
Aghlabiyah. Posisi dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah menjadi merosot. Hal
ini disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
Hilangnya hakekat kedaulatan dan ikatan-ikatan solidaritas sosial
semakin menurun.
Pemimpin (Amir) terakhir yaitu Ziyadatullah tenggelam dalam
kemewahan (berfoya-foya).
Seluruh pembesar (pemimpin terakhir) tertarik pada syi’ah, juga
propoganda syi’ah, Abu Abdullah.
Perintis dinasti Fatimiyah, Mahdi Ubaidillah mempunyai
pengaruh yang cukup besar di Barbar, yang akhirnya
menimbulkan pemberontakan militer.
Dengan kekuatan militer, Dinasti Aghlabiyah dikalahkan oleh
dinasti Fatimiyah (909 M).
BAB XIV
DINASTI AYYUBIYAH
A. Sejarah Berdiri.
Dinasti Ayyubiyah berkuasa pada tahun 564-643 H/1171-1250 M di
Mesir. Didirikan oleh Al-Malik Al-Nashir Shalahuddin Yusuf (Al-Ayyubi).
Berdirinya Dinasti Ayyubiyah dimulai ketika Shalahuddin mendanpingi
pamannya, Asaddudin Syirkuh yang mendapat tugas dari Nuruddin Zanki
(gubernur Suriah-Abbasyiah) dalam rangka membantu Bani Fatimiyah di
Mesir. Perdana Menteri Syawar meminta bantuan shalahuddin untuk
mengalahkan Dhirgam yang mengadakan Kudete terhadap pemerintahannya.
Kemudian setelah tiga tahun, Shalahuddin juga mampu memberantas Syawar(
perdana Menteri Bani Fatimiyah ) yang dianggap sangat membahayakan Kaum
Muslimin karena bersekutu dengan Amauri, Paglima tentara Salib.
Shalahuddin berhasil menduduki Iskandariah, tetapi tentara salib telah
mengepungnya. Untuk mengatasi situasi yang rumit tersebut, akhirnya terjadi
perjanjian damai diantara ketiganya, yang isinya pertukaran tawanan perang.
Shalahuddin kembali ke Suriah, Amauri kembali ke Yerussalem, dan
Iskandaria diserahkan kembali kepada Syawar. Pada tahun 1169 M, tentara
Salib dibawa pemimpin Amauri kembali menyerang Mesir dan bermaksud
untuk menguasai Mesir. Al-Adid yang pada waktu itu menjadi khalifah Dinasti
Bani Fatimiyah meminta bantuan Shalahuddin dan Asaduddin syirkuh untuk
mempertahankan Mesir. Shalahuddin dan Asaduddin berhasil mengalahkan
Amauri. Keberhasilan ini malah kemudian menjadikan Syawar dengki dan
berencana membunuh Shalahuddin dan Asaduddin. Rencana itu gagal dan
akhirnya dia tertangkap. Atas perintah khalifah Al-Adid, Syawar dihukum
mati. Atas jasa-jasanya, Asaduddin diangkat menjadi perdana menteri oleh Al-
Adid namun dua bulan setelah itu, asaduddin meninggal dan diangkatlah
Shalahuddin untuk menggantikannya pada usia 32 tahun dan mendapat gelar
Al-Malik An-Nasir. Salahuddin tidak menghendaki Mesir jatuh ketangan
tentara Salib. Ia mampu mempertahannkan mesir dari serangan tentara Salib
karena Bani Fatimiyah mengalami kelemahan dan tidak banyak perlawanan.
Setelah khalifah Al-Adil meninggal pada tahun 1171 M, berakhirlah Dinasti
Fatimiyah dan Shalahuddin berkuasa penuh atas Mesir dan mendirikan
pemerintahan Ayyubiyah. Selesailah kekuasaan Fatimiyah danj berpindah
tangan ke Shalahuddin Al-Ayyubi.
B. Raja-raja yang Berkuasa.
1. Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi (1174-1193 M)
2. Al-Aziz imad Al-Din (1193-1198 M)
3. Al-Mansur Muhammad (1198-1199 M)
4. Al-Adil I Sayf Al-Din (1199-1218 M)
5. Al-Kamil Muhammad (1218-1238M)
6. Abu Bakar Al-Adil II(1238-1240 M)
7. Al-Malik Al-Shaleh Najm Al-Din Ayyub (1240-1250 M)
8. Al-Mu’azzam Turansyah (1250 M)
9. Al-Asyraf Musa (1250 M)
D. Masa Kehancuran.
Setelah al-Kamil meninggal pada tahun 1238 M, Dinasti Ayyubiah
berada diambang kehancuran. Hal ini ditandai oleh pertentangan-
pertentangan yang terjadi dikalangan intern. Serangan perang salibkeenam
dapat diatasi, dan pimpinannya di tangkap.
1. Munculnya pemberontakan mamluk (budak) diwilayah barat telah
membunuh penguasa terakhir Dinasti Ayyubiyah dan menggantinya
dengan salah satu pejabatnya menjadi sultan baru.
2. Di Syria, keruntuhan Dinasti Ayyubiyah terjadi setelah dapat
dihancurkan oleh pasukan Monghol. Dengan demikian, berakhirlah
Dinasti Ayyubiyah.
BAB XV
DINASTI FATIMIYAH
A. Sejarah Berdirinya.
Dinasti Fatimiyah berkuas pada tahun 297-567 H/909-1171 M di Afrika
utara tepatnya di Mesir dan Syria. Dinamakan dinasti Fatimiyah karena
dinisabkan nasabnya kepada keturunan Ali Fatimah, putri Rasulullah, istri Ali ibn
Abi Thalib dan Fatimiyah dan ismailo anak ja’far sidiq keturunan keenam dari
Ali. Awalnya kelompok ini dibangun dan dibentuk menjadi sistem agama dan
politik oleh Abdullah ibn Maimun. Setelah itu berubah menjadi gerakan
kekuatan, dengan tokohnya Said ibn Husein. Kemudian sekte ini menyebar dan
menjadi landasan munculnya dinasti Fatimiyah.
D. Masa Kehancuran
1. Perpecahan yang terjadi diantara para pemimpin yang menyebabkan
kemunduran.
2. Kebijakan mengimpor tentara dari turki dan Negro yang tidak patuh aturan
dan pertikaian dengan pasukan suku Berber.
3. Munculnya perang Salib yang disebabkan oleh dirusaknya beberapa gereja
masa pemerintahan Al-Manshur.
4. Al-Adhid (raja terakhir Fatimiyah) meminta bantuan Shalahuddin Al-Ayyubi
untuk mempertahankan Mesir dari perang Salib, yang kemudian peperangan
dimenangkan Shalahuddin. Maka pemerintahan Mesir berpindah ketangan
bani Ayyubiyah. Dinasti ini hancur setelah berkuas selama sekitar 280 tahun.
BAB XVI
DINASTI MAMALIK
A. Sejarah Berdiri.
Dinasti Mamalik berkuasa pada tahun 648-923H/1250-1517M di
Mesir. Mamlik adalah jamak dari Mamluk (bahas Arab yang berarti budak).
Dinasti ini didirikan oleh budak yang pada mulanya merupakan tawanan
penguasa Dinasti Ayyubiyah yang dididik dan dijadikan tentara. Oleh
penguasa terakhir Dinasti Ayyubiyah, Al-Malik Al-Shaleh, mereka dijadikan
pengawal untuk menjamin kelangsungan kekuasaan. Namun ketika Al-Malik
Al-Shaleh meninggal dunia, anaknya yang bernama Thuransyah naik tahta
menggantikannya sebagai sultan. Golongan Mamalik merasa terancam
karena Thuransyah lebih dekat dengan tentara asal Kurdi dari pada dengan
mereka. Pada 1250 M, mamalik dibawah pimpinan Aybak dan Baybars
berhasil membunuh Turansyah dan kemudian Aybak berhasil membunuh
Musa. Turansyah dan Musa merupakan penguasa terakhir Dinasti
Ayyubiyah. Saat Musa dibunuh Oleh Aybak, maka inilah yang menjadi
akhir dari Dinasti Ayyubiyah dan menjadi awal dari Dinasti Mamalik.
B. Raja-raja yang Berkuasa.
Pada Masa pemerintahan Mamalik terdapat 24 raja yang berkuasa dan 10
diantaranya yaitu:
1. Syajarah al-durr (648H/1250M)
2. Izzudin Aybak (648-655H/1250-1257M)
3. Nur al-Din Ali (655-657H/1257-1258M)
4. Saif al-Din Quthuz (657-658H/1258-1259M)
5. Zhahir Baybars (658-676H/1259-1277M)
6. Sa’id Barakah (676-678H/1277-1279M)
7. ‘aidil Badrudin Salamisy (678H/1279M)
8. Saifuddin Qalawun (678-689H/1729-1290M)
9. Khalil al-asyraf (689-693H/1290-1293M)
10. Al-Nashir Muhammad (693-741H/1293-1340M)
D. Masa Kehancuran.
Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran Dinasti
mamalik antara lain :
1. Faktor internal, yaitu perebutan kekuasaan, kemewahan dan budaya
korupsi masa Al-Nashir, dan merosotnya perekonomian.
2. Faktor Ekternal, yaitu serangan dari Turki Utsmani dibawah kekuasaan
Sultan Salim tahun 923 H/1517 M.
BAB XVII
DINASTI ILKHAN
A. Sejarah Berdiri.
Kebajuan Bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa
kepemimpinan Yasungi Bahadur Khan. Setelah beliau meninggal kemudian
digantikan oleh anaknya yang bernama jengis Khan. Beliau juga memperluas
wilayahnya dengan cara menyerang. Setelah kondisi fisik Jengis Khan mulai
melemah, ia membagi wilayah kekuasaannya menjadi 4 bagian kepada 4 anaknya
yaitu Yuchi, Chagatain, Kogatai, dan Tuli. Tuli menguasai Khurasan, karena
kerajaan islam ketika ia sudah terpecah belah dan kekuatannya melemah. Tuli
berhasil menguasai Irak pada tahun 1256 M. Setelah ia meninggal, kemudian
digantikan oleh putranya yang bernama Hulagu Khan. Ia memiliki Gelar Khan
yang berarti Raja. Ditangan Hulaghu Khan ini, Baghdad jatuh ketangan pada
tahun 1258 M. Ini bukan saja mengakhiri kekhalifaan Dinasti Abbasyiah tetapi
juga merupakan awal dari masa kemunduran polkitik dan peradaban islam.
Baghdad sebagai pusat peradaban islam yang sangat kaya akan Khazanah ilmu
pengetahuan lenyap di bumi hanguskan oleh pasukan Monghol. Dengan
berakhirnya Dinasti Abbasyiah, maka muncullah Dinasti Ilkhan yang dipimpin
pertama kali oleh Hulagu Khan islam. Islam dengan kecenderungan syiah
menjadi agama negara. Dibawah rezim Ilkhan, Baghdad diturunnkan posisinya
menjadi ibu kota provinsi dengan nama Irak Al-Arabi.