Anda di halaman 1dari 26

PERADABAN

BANGSA ARAB
SEBELUM ISLAM

Keadaan Sosial
Sistim Peribadatan
masyarakat
Masyarakat
Quraisy sebelum
Quraisy
Islam

a. Materi Inti

Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah suatu


peradaban yang sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab
timbulnya kebudayaan adalah agama Islam, maka kebudayaan yang ditimbulkan
dinamakan kebudayaan atau peradaban Islam. Sebelum kedatangan Islam, bangsa
Arab sudah memiliki peradaban tersendiri. Berikut ini adalah penjelasan tentang
agama dan peradaban bangsa Arab sebelum Islam.

A. Peradaban Bangsa Arab sebelum Islam

1. Sistem peribadatan bangsa Quraisy sebelum Islam


Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini ajaran agama
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, ”hanif”artinya yang benar dan lurus.
Karena itu sejak dulu, ajaran tauhid sudah mengakar di hati masyarakat Arab. Pembauran dan
pergaulan dengan bangsa lain mempengaruhi kepercayaan mereka, tetapi seiring berjalannya
waktu, ajaran tersebut mengalami perubahan, penambahan dan
pengurangan yang dilakukan oleh para pengikutnya yang tidak
bertanggung jawab. Kemudian muncul berbagai ajaran yang
meragukan dan akhirnya jatuh menjadi penyembah berhala yang
dibawa oleh Amr bin Luay al Khuzai.
Pada masa jahiliyah
orang Arab Quraisy banyak
yang menyembah berhala atau
Patung Hubal
http://www.answering-islam.org
patung-patung yang mereka
buat sendiri dari batu, kayu
dan ada juga yang dari logam. Menurut Ibnu Kalbi yang
menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala dan batu,
ialah barang siapa yang meninggalkan kota Mekah
harus membawa batu yang diambil dari batu-batu yang
ada di tanah Haram Ka’bah. Hal itu mereka lakukan dengan
maksud untuk menghormati tanah Patung al- Latta
Haram dan untuk
memperlihatkan cinta mereka http://feehas.wordpress.com terhadap kota Mekah.
Kemudian di setiap tempat persinggahan, mereka
meletakan batu itu dan bertawaf mengelilinginya seperti mengelilingi Ka’bah. Proses ini
berlangsung terus menerus dan akhirnya mereka menyembah apa yang mereka sukai dan yakini.

Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan
Jurhum. Pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Luay al Khuzai dari keturunan Khuza’ah datang
ke Mekah dan berhasil mengalahkan Jurhum. Kemudian Amr bin Luay al Khuzai meletakkan
sebuah berhala besar bernama Hubal yang terbuat dari batu akik berwarna merah berbentuk
patung manusia, yang ditempatkan di sisi Ka’bah. Kemudian ia
menyeru kepada penduduk Hijaz supaya menyembah berhala itu.
Disamping itu banyak lagi berhala-berhala yang lain seperti al-
Latta tempatnya di Thaif, menurut Tsaqif (penduduk Thaif) al-Latta
ini adalah berhala yang paling tua. Al-’Uzza tempatnya di Hejaz
kedudukannya sesudah Hubal, Manath, tempatnya di dekat kota
Madinah Manah ini dimuliakan oleh penduduk Yatsrib.

Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab


sebelum datangnya agama Islam:
Patung al-Uzzah 1. Menyembah Malaikat, diantara bangsa Arab ada yang
http://v12gether.blogspot.com menyembah berhala dan menuhankan Malaikat. Di kota Mekah ada
sebagian bangsa Arab yang menganggap bahwa Malaikat itu adalah
putera-puteri Tuhan.

2. Menyembah jin, ruh dan hantu sebagian bangsa Arab yang menyembah hantu, jin dan ruh-
ruh leluhur mereka atau menganggap batu-batu sebagai makluk yang terhormat. Bahkan
disuatu tempat jin yang terkenal dengan nama ”Darahim” mereka selalu mengorbankan
binatang-binantang di tempat itu agar selamat dan terhindar dari segala bencana.

3. Menyembah bintang-bintang, yang dimaksud bintang-bintang adalah matahari, bulan dan


bintang-bintang yang gemerlap cahayanya pada malam hari, mereka menganggap bintang-
bintang tersebut diberikan kekuasaan penuh oleh Tuhan untuk mengatur alam ini.

4. Menyembah berhala, sebagian bangsa Arab menyembah berhala atau arca-arca yang terbuat
dari batu, kayu dan logam yang bereka buat sendiri dan dengan selera mereka sendiri uantuk
kemudian mereka sembah.

5. Agama Yahudi dan Nasrani (Kristen), agam Yahudi mulai masuk ke jazirah Arab tahun 1491
SM, mula - mula di Mesir pada zaman Nabi Musa as. Sedangkan agama Nasrani (Kristen) masuk
ke jazirah Arab kira-kira abad ke-4 M, agama Nasrani berkembang di jazirah Arab karena
mendapat bantuan dari kerajaan Romawi dan Habsyi.

Sebelum Islam, orang-orang Arab Quraisy juga banyak percaya pada takhayul, antara
lain:
1. Di dalam setiap perut orang ada ular, perasaan lapar timbul karena ular menggigit usus
manusia.
2. Mereka biasa mengenakan cincin dari tembaga atau besi, dengan keyakinan untuk
menambah kekuatan.
3. Bila mereka mengharapkan turun hujan, mereka mengikatkan rumput kering pada ekor
kambing.

2. Keadaan Sosial masyarakat Quraisy


sebelum Islam

Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab


sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografisnya.

Peta Syam
http://jhazkitaro2.blogspot.com
Bagian tengah jazirah Arab terdiri dari tanah pegunungan yang tandus. Oleh sebab itu banyak
penduduk yang hidupnya tidak menetap, mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui,
yang mata pencahariannya beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang
lain mencari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku yang
bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami daerah subur di
sekitar Oase seperti Thaif . di tempat ini mereka menanam buah-buahan dan sayur sayuran.

Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang. Mereka


dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat ditentukan oleh keahlian
mereka dalam perdagangan. Oleh karena itu, bangsa Arab
Quraisy sangat terkenal dalam dunia perdagangan. Mereka
melakukan perjalanan dagang pada dua musim dalam setahun,
yaitu ke Negara Syam pada musim panas dan ke Yaman pada
musim dingin.

Di kota Makkah terdapat pusat perdagangan, yaitu


pasar Ukaz, yang dibuka pada bulan-bulan tertentu, seperti
Zulqo’dah, Zulhijjah dan Muharram. Dalam bidang sosial
politik, masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki
Peta Yaman
http://nawwaf.wordpress.com sistem pemerintahan yang mapan dan teratur. Mereka hanya
mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau Amir, yang
mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta dalam pertempuran
tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak berhak mengatur anggota
kabilahnya.

Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang di
dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu. Di antara ilmu pengetahuan yang mereka
kembangkan adalah astronomi, yang ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah
ke negeri Arab pada waktu Negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah
bangsa Arab belajar banyak ilmu astronomi.

Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela
pendiriannya mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang sudah menjadi
kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang baik yaitu suka menghormati
dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah
”yang bodoh”, berjudi minum-minuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang
mereka merampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Yang lebih buruk lagi
moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka secara hidup-hidup,
mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak berguna dan hanya menysahkan orang tua.
Oleh karena itu mereka merasa terhina apabila mempunyai anak perempuan. Diantara suku yang
melakukan perbuatan keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku bani Tamim dan suku bani
Asad.

Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam sangat
maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat banyak. Dalam
lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun di Pasar ‘Ukaz diadakan
deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada pasar yang dijadikan tempat
berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majinnah dan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair
pada bangsa Arab ialah bahwa syair itu dapat meninggikan derajat seorang yang tadinya hina
atau sebaliknya menhinakan seseorang yang tadinya terhormat.

Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya yaitu Khithabah. Disamping
sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato dengan bahasa yang
indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka mendapat derajat tinggi seperti para
penyair.

Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan majelis atau
nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pidato, tukar menukar berita
dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan Darun Nadwah yang berdiri di samping Ka’bah
sebagian dari nadwah mereka.

Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin memberi definisi tentang kata-kata
Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran.
Mereka terus melawan kebenaran, sekalipun telah diketahui bahwa itu benar. Jadi jahiliyah
bukanlah Jahl yang berarti bodoh.

A. MARI BERDISKUSI !

Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
a. Berkelompoklah 4-5 peserta didik dengan tertib!
b. Diskusiakan hal-hal berikut dengansaling menghargai pendapat teman sebaya
kalian!

No Masalah Hasil diskusi

1. Mengapa kita perlu mengetahui


peribadatan bangsa Quraisy
sebelum Islam?
2. Apa saja bentuk peribadatan
bangsa Quraisy sebelum Islam?
3. Mengapa dinamakan zaman
Jahiliyah?
4. Bagaimana bentuk-bentuk
kejahiliyaan bangsa Quraisy?

c. Letakkan hasil diskusi kalian di atas meja!


d. Secara jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi
ketepatan jawaban, kelengkapan contoh, dan kejujuran jawaban dengan tidak
mencontek!
e. Berilah penghargaan kepada kelompok yang lain terbaik hasil diskusinya!

B. MARI MENGHUBUNGKAN DAN MENALAR!

Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!

1. Coba bandingkan kepercayaan Arab sebelum dan sesudah Islam!


2. Coba bandingkan antara zaman Jahiliyah dan zaman Islam!
3. Apakah bentuk-bentuk tradisi jahiliyah masih terlihat sekarang?
4. Apakah ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari mempelajari peradaban
bangsa Arab Quraisy sebelum Islam!

C. MARI BERCERITA!

1. Carilah sebuah cerita/kisah/ fenomena yang kalian temukan dalam masyarakat


Arab yang berkaitan dengan kebiasaan jahiliyah!
2. Ceritakan secara bergantian di depan kelas!
3. Bagi kelompok yang tidak bercerita menilai kelompok lain yang bercerita dengan
panduan berikut!

N HAL YANG DINILAI SKOR


O
1 Ketepatan isi fenomena

2 Kepercayaan diri penyaji

3 Keruntutan penyampaian

4. Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah


disepakati
5. Kreatifitas penyaji

D. MARI MERENUNG SEJENAK!

1. Sudahkah kamu memahami tentang perbedaan zaman jahiliyah dan zaman Islam?
2. Masihkah ada bentuk-bentuk kejahiliyaan di Indonesia?
3. Sudahkah kita menjauhi tradisi-tradisi negatif jahiliyah?
4. Sudahkah kita bersyukur menjadi orang Islam yang tidak berbuat syirik kepada Allah
SWT?

Kalian sudah belajar banyak tentang peradaban bangsa Quraisy sebelum Islam.
Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin

NO PERNYATAAN SY Y KY

1. Saya yakin bahwa tradisi jahiliyah


sangat berbahaya dalam kehidupan
bermasyarakat.
2. Saya yakin Islam mampu merubah
kebudayaan negatif jahiliyah
menjadi kebudayaan Islam
3. Saya yakin dengan meninggalkan
kebudayaan jahiliyah akan menjadi
insan yang selamat

E. MARI MEREFLEKSI DIRI!


NO KASUS PENDAPAT

1. Orang yang melakukan tradisi negatif


jahiliyah akan tidak selamat
2. Orang yang menjauhi tradisi jahiliyah
akan selamat dan sukses
3. Islam pasti mampu mengurangi
tradisi jahiliyah moderen

F. RENCANAKANLAH AKSIMU!

Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah
diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan
apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari

Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari
sekarang) yang kalian akan lakukan.

RENCANA HASIL
NO PERILAKU YANG KENDALA MELAKUKA
AKAN SAYA N
LAKUKAN
1 Dilingkungan rumah Adik yang
nakal
2 Di madrasah Teman yang
usil
3 Di masyarakat Sampah
masyarakat
4. Untuk negara Perundang-
undangan
5 Untuk agama Amar ma'ruf
nahi munkar

G. MARI MENGAMBIL IBRAH...

Apakah Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari mendalami peradaban bangsa Arab
sebelum Islam? Coba tuliskan lima ibrah/ pelajaran yang dapat diambil dari pembahasan topik di atas!

H. MARI BACA RANGKUMAN INI!

1. Pada permulaanya bangsa Arab Quraisy telah mengikuti dan meyakini ajaran agama
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yaitu agama Hanifiyah, ”hanif”artinya yang benar dan
lurus.
2. Bangsa Arab mulai menyembah berhala ketika Ka’bah berada di bawah kekuasaan
Jurhum.
3. Beberapa berhala Arab Jahiliyah yang terkenal yaitu Latta, Uzza, Mana, dan Suwa'.
4. Beberapa bentuk pemujaan yang dianut oleh bangsa Arab sebelum datangnya agama
Islam :
a. Menyembah Malaikat
b. Menyembah jin, ruh dan hantu
c. Menyembah bintang-bintang
d. Menyembah berhala

I. MARI ASAH KOMPETENSI KAMU!

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan pendapat kamu!

1. Sebutkan tiga nama berhala terkenal yang diyakini bangsa Arab Jahiliyah beserta tempatnya,
mengapa ketiga berhala itu terkenal!
2. Jelaskan macam-macam takhayul yang diyakini masyarakat Jahiliyah, kenapa mereka percaya
hal itu?
3. Mengapa bangsa Arab sebelum mengenal Islam dikenal sebagai bangsa Jahiliyah ?
4. Mengapa orang –orang Arab sebelum Islam suka hidup berpindah-pindah ?
5. Sebutkan lima bentuk pemujaan Bangsa Arab sebelum datangnya Islam! mengapa mereka
memuja benda-benda tersebut?

BAB II

PERKEMBANGAN DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW


PERIODE MEKAH

I. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

II. KOMPETENSI DASAR

1.1 Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim.


1.2 Menghayati nilai-nilai perjuangan dakwah Rasulullah saw. pada periode Mekah.
1.2 Meneladani perilaku sabar Rasulullah saw. pada saat menghadapi berbagai intimidasi
masyarakat Quraisy di Mekah.
3.2 Menganalisis sejarah dakwah Rasulullah saw. pada periode Islam di Mekah.
3.3 Memahami substansi dan strategi dakwah Rasulullah saw. pada periode Mekah.
3.4 Mendeskripsikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi Rasulullah saw. ketika berdakwah
di Mekah.
3.8 Memahami sifat/kepribadian dan peran para sahabat as-sabiqunal awwalun.
3.9 Memahami faktor-faktor penyebab hijrah sahabat nabi ke Abesiniyah
4.1 Menceritakan sosok figur kepemimpinan Rasulullah saw.
4.3 Menceritakan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. ke Abesiniyah

A. MARI MENGAMATI...!

Gua Hira'
http://en.wikipedia.org

1. Materi Fakta

B. MARI BERTANYA !

Setelah kamu melihat gambar di atas apa yang kamu pikirkan? Isilah kotak di bawah ini
dengan pendapat kamu!

Pendapat saya: C.
........................................................................................................................................
D.
........................................................................................................................................
E.
F.
........................................................................................................................................
G.
........................................................................................................................................
H.
..................
C. MARI MENDALAMI...!

C. MARI TAMBAH WAWASAN KAMU!


2. Materi Konsep

a. Peta Konsep
Sejarah dakwah
Rasulullah SAW pada
periode Islam di
Mekah.

PERKEMBANGAN Substansi dan


DAKWAH NABI strategi dakwah
MUHAMMAD SAW Rasulullah SAW pada
PERIODE MEKAH periode Mekah.

Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi
Rasulullah SAW ketika
berdakwah di Mekah.

b. Materi Inti

Hidup ditengah-tengah orang Arab yang gemar memuja berhala tidak membuat Nabi
Muhammad SAW ikut-ikutan memuja berhala bahkan beliau membenci berhala-berhala itu dan
kepada agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa Arab. Hal ini telah disepakati oleh
sejarawan Islam bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah memuja berhala, Nabi Muhammad
SAW lebih sering mengasingkan diri untuk berfikir tentang penciptaan alam semesta beserta
segenap isinya. Gua Hira’ yang berada di bukit Nur (Jabal Nur) adalah tempat dimana beliau
berkhalwat dengan khusyu hingga menerima wahyu Allah SWT.

1. Perkembangan Dakwah Nabi Muhammad SAW periode Mekah:

ketika memasuki empat belas tahun usia pernikahan


Nabi Muhammad SAW dengan Siti Khadijah, Nabi
Muhammad SAW sering melakukan ibadah diiringi dengan
memohon petunjuk kepada Allah SWT, berkhalwat di goa
Hira, yaitu goa yang berada di bukit Nur (jabal Nur) yang
terletak di dekat Mekah. Berkhalwat ini dilakukan Nabi
Muhammad SAW dengan khusuk, kadang sampai beberapa
hari beliau baru pulang jika bekal sudah habis. Di sanalah,
beliau menghabiskan waktu selama berhari-hari dan
Jabal Nur bermalam-malam. Pada malam bertepatan dengan malam
http://www.panoramio.com
Jum’at tanggal 17 Ramadhan, yaitu ketika beliau sedang
bertafakur di dalam goa Hira dan telah berusia empat puluh tahun, beliau didatangi malaikat
Jibril yang seraya berkata kepadanya: “Bacalah!”, ya Muhammad, beliau menjawab: “Saya tidak
bisa membaca”. Malaikat Jibril memeluk Nabi Muhammad mengulangi perintah ini untuk kedua
kalinya . Dan pada yang ketiga kalinya, nabi Muhammad berkata apa yang harus saya baca, lalu
Jibril berkata kepadanya, dengan membawa wahyu pertama dari Allah SWT :

    


     
    
    
   

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan; Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah; Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah;Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam; Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al ‘Alaq : 1– 5).

Nabi Muhammad SAW mengikuti apa yang diucapkan malaikat Jibril denagn baik
sampai hafal. Setelah itu, Jibrilpun meninggalkannya, dan Rasulullah sudah tidak kuat lagi
berada di goa Hira’. Akhirnya beliau pulang ke rumahnya dengan raut muka yang pucat dan
menghampiri istrinya Siti Khadijah. Siti Khadijah merasa heran dan bertanya “apa yang sedang
terjadi ?” dengan gemetar sambil berkata: “Selimuti saya!, selimuti saya!”, maka Siti
Khadijahpun menyelimutinya, sehingga rasa takutnya sirna. Lalu memberitahu Siti Khadijah
tentang apa yang telah diperolehnya di Gua Hira’ dan berkata: “Sungguh saya khawatir terhadap
diriku”. Khadijah menanggapinya dan menenangkan serta meyakinkan Nabi Muhammad SAW:
“Sekali-kali tidak, demi Allah, Dia tidak akan merendahkan dirimu untuk selamanya, karena
sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan tali persaudaraan, menanggung
beban kesusahan orang lain, memberi orang yang tak punya, menjamu tamu, dan menolong
orang yang menegakkan kebenaran”.

Setelah tenang Siti Khatijah mengajak Nabi Muhammad SAW untuk menemui
saudaranya seorang ahli kitab Waraqah bin Naufal. Di depan Waraqah Nabi Muhammad SAW
menceriterakan semua yang terjadi, Waraqah bin Naufal dengan penuh perhatian mendengarkan
cerita yang disampaikan Nabi Muhammad, kemudian Waraqah membuka kitab Taurat dan Injil
serta berkata “demi Tuhan, yang datang itu adalah Malaikat Jibril yang pernah datang pada
Nabi Musa, baik-baiklah menjaga diri, tabahkan hatimu wahai Muhammad, kelak engkau akan
diangkat menjadi Rasul, jangan takut, tapi gembiralah menerima wahyu itu”.

Setelah Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu yang pertama dari Allah SWT dan juga
telah mendapat nasehat dari Waraqah bin Naufal. Beberapa malam Nabi Muhammad SAW telah
siap menerima wahyu kembali, tetapi wahyu tersebut tidak kunjung datang. Baru pada malam ke-
40 wahyu kedua turun, waktu itu Nabi sedang berjalan-jalan ke suatu tempat. Tiba-tiba
mendengar suara : “ya Muhammad, engkau benar utusan Allah”. Nabi merasa takut mendengar
suara itu, beliau segera kembali ke rumah menyuruh istrinya Siti Khatijah menyelimuti, suara
tadi terdengar lagi dengan jelas dan semakin dekat Jibril mendatanginya sambil duduk di atas
kursi antara bumi dan langit, lalu turunlah ayat:
    
    
    

Artinya : “ Hai orang yang berkemul (berselimut); Bangunlah, lalu berilah peringatan!; Dan
Tuhanmu agungkanlah!; Dan pakaianmu bersihkanlah; Dan perbuatan dosa
tinggalkanlah.”(QS. Al Mudatsir : 1 – 5).
Setelah menerima dan menghafal
Sumur Zam-Zam terlatak kira-kira 11 m
wahyu itu, nabi Muhammad SAW
dari Ka’bah. Berdasarkan penelitian, di buktikan
bahwa mata air Zam-Zam dapat memompa air menanggalkan selimutnya, rasa takut dan
gemetarnyapun hilang. Mulai saat inilah
antara 11 sampai 18,5 liter air/detik.
Muhammad telah diangkat oleh Allah SWT
Sehinga permenitnya akan menghasilkan
air 660 liter atau 600 liter per jam. Dari mata air, menjadi Nabi dan Rasul. Tugas baru telah
terdapat celah ke arah Hajar Aswad dengan datang, yaitu menyebarkan agama Islam
panjang 75 cm dengan ketinggian 30 cm yang kepada seluruh umat manusia, setelah itu
juga menghasilkan air sangat banyak. Ada pula wahyu pun turun terus-menerus dan
celah ke arah pengeras suara dengan panjang berkelanjutan. Kepada pamannya Abu
70cm dan tinggi 30cm, di samping beberapa celah Tholib Nabi Muhammad SAW berkeinginan
untuk menyampaikan wahyu tersebut tetapi
kecil lainya ke arah Shofa dan Marwa.
beliau takut kalau kurang mendapat
sambutan. Nabi memulai dakwahnya, yang
terbagi ke dalam dua fase. Fase pertama
secara sembunyi-sembunyi (Sirriyah). Pada
fase ini Nabi Muhammad SAW menyeru keluarga dan sahabat dekatnya, Siti Khadijah masuk
Islam dan bersaksi atas keesaan Allah dan kenabian suaminya yang mulia. Sehingga, ia adalah
orang yang pertama kali masuk Islam.

Kemudian, sebagai balas budi pada pamannya, Abu Thalib yang mengasuh dan
menjaganya sejak kepergian ibunda dan kakeknya, Rasulullah memilih Ali dari sekian banyak
putranya itu, untuk dididik di sisinya dan ditanggung nafkahnya. Dalam kondisi seperti ini, hati
Alipun terbuka dan akhirnya masuk Islam. Setelah itu, barulah Zaid bin Haritsah, seorang budak
yang telah dimerdekakan oleh Siti Khadijah menyusul masuk Islam. Rasulullah juga bercerita
kepada teman akrabnya, Abu Bakar, maka iapun beriman dan membenarkannya, tanpa ada
keraguan kemudian Abu Bakar mengajak teman seperdagangannya mereka menyambut dengan
baik, di antar mereka yang kemudian masuk Islam adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan,
Sa’ad bin Abi Waqas, Thalhah bin Ubaidillah Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah
dan Al-Arqam bin Abil Arqam
Fase kedua secara terang-terangan (jahriyah) setelah Allah SWT menurunkan firmanya;

   

Artinya “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad) yang terdekat."


QS As-Syu’ara 214.

Nabi menyeru bani Abdul Muthalib sesudah mereka berkumpul berkatalah Nabi ; “menurut
yang saya ketahui belum pernah seorang pemuda membawa sesuatu untuk kaumnya yang lebih
utama dari apa yang saya bawa untuk kamu. Saya bawa untuk kamu segala kebaikan dunia dan
akherat.”

Perkataan Nabi Muhammad SAW ini disambut dan dibenarkan oleh sebagian dari mereka
yang hadir, tetapi ada juga sebagian yang mendustakannya, Abu Lahab pamannya sangat
mendustakan demikian juga istrinya. Abu Lahab berkata; “Celakalah engkau ! apa untuk inikah
kami engkau panggil ?. sehubungan dengan tindakan Abu Lahab ini Allah SWT menurunkan
firman-Nya :

      


     
    
    
    

Artinya :” Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia! ), Tidaklah berguna
baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak (neraka). Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di
lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.” QS Al-Lahab 1-5

Kedua fase tersebut dikenal dengan berdakwah secara sembunyi-sembunyi (sirriyah) yang
beliau lakukan selama tiga tahun. Dikatakan secara sembunyi-sembunyi disini, mengingat tempat
para sahabat, pengikutnya, dan orang-orang yang mereka ajak masuk Islam tersebut bersifat
sangat rahasia. Ketika itu Nabi Muhammad SAW mendapat pengikut sekitar 30 orang, mereka
mendapat sebutan “Assabiqunal Awwalun” artinya orang yang pertama kali masuk Islam. Sudah
banyak yang beriman kepada Rasulullah SAW, namun mereka masih menyembunyikan
keislaman mereka. Karena jika satu saja urusan mereka terungkap, maka ia akan menghadapi
berbagai siksaan keras dari kaum kafir Quraisy hingga ia murtad (keluar) dari agama Islam.

I. Dakwah secara terang-terangan (seruan umum)


Selama lebih kurang tiga tahun Nabi Muhammad SAW berdakwah secara rahasia atau
sembunyi-sembunyi, lalu Allah SWT menurunkan firman-Nya:
    
 

Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS. Al Hijr : 94)

Ayat ini menandai dimulainya dakwah Nabi Muhammad SAW secara terang-terangan
(secara umum) menyeru ke segenap lapisan manusia kepada agama Islam secara terang-terangan,
baik dari golongan bangSAWan maupun lapisan hamba sahaya begitu juga kaum kerabat beliau
sendiri atau orang-orang yang jauh. Pada suatu hari, Rasulullah berdiri di atas bukit Shafa
memanggil suku Quraisy, hingga orang-orangpun mengerumuninya. Di antara mereka, terdapat
pamannya, Abu Lahab, seorang tokoh Quraisy yang paling memusuhi Allah dan Rasul-Nya.
Tatkala orang-orang telah berkumpul, beliau bersabda: “Bagaimana pendapat kalian, seandainya
saya memberitahu kalian bahwa di balik gunung ini ada musuh yang menanti kalian, apakah
kalian mempercayai saya?”, mereka menjawab: “Yang terlintas di hati kami tentang anda
adalah kejujuran dan amanah”, beliau lalu bersabda: “Saya adalah orang yang memberi
peringatan kepada kalian bahwa di hadapan kalian ada siksa yang maha berat”. Kemudian
Rasulullah SAW mengajak mereka untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala yang
selama ini mereka sembah. Abu Lahab langsung keluar dari kerumunan orang-orang dan berkata:
“Celakalah kamu!, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami?”.

Nabi Muhammad SAW tetap melanjutkan dakwah dan memulai secara terang-terangan
di tempat-tempat mereka berkumpul, mengajak mereka masuk agama Islam, bahkan beliau
melakukan shalat di sisi Ka’bah. Orang – orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam
semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, sementara itu, penyiksaan
orang-orang kafir terhadap kaum muslimin mereka lakukan pertama sekali mereka halangi
hamba sahaya dan orang-orang lemah, sebagaimana yang dialami Yasir dan puteranya ‘Ammar
serta istrinya Sumaiyah. Yasir yang akhirnya mati syahid, sedangkan istrinya Sumaiyah wafat
karena ditikam tombak Abu Jahal, bahkan Sumaiyah adalah wanita pertama dalam Islam yang
mati syahid disebabkan oleh penyiksaan.

Begitu pula siksaan yang ditimpakan Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal kepada Bilal
bin Rabah, Khabab Ibnul Aris dan yang lainnya. Sebelumnya, Bilal masuk Islam melalui
perantara Abu Bakar. Suatu ketika Umayyah mengetahuinya, lalu ia pun menimpakan berbagai
macam siksaan agar Bilal mau meninggalkan Islam. Namun, Bilal menolak dan tetap berpegang
teguh pada agama Islam. Lalu Umayyah membawa Bilal keluar kota Mekah dalam keadaan
terikat rantai. Setelah tubuhnya ditelentangkan di atas padang pasir yang membara, diletakkan
batu besar di atas dadanya, untuk kemudian Umayyah beserta para pengikutnya menghujaninya
dengan cambukan. Sungguh suatu penyiksaan yang diluar batas peri kemanusiaan dan
kerahiman. Namun, Bilal berkali-kali hanya mengucapkan Ahad, Ahad, (Yang Maha Esa),
hingga akhirnya Abu Bakar melihatnya. Dengan seketika itu, Abu Bakar membelinya dari
Umayyah dan memerdekakannya di jalan Allah.

Dari serangkaian siksaan yang mendera kaum muslimin ini, Rasulullah melarang kaum
muslimin mengumumkan keIslaman mereka, sebagaimana yang beliau lakukan ketika berkumpul
bersama mereka dengan cara diam-diam. Karena seandainya beliau berkumpul bersama mereka
secara terang-terangan, maka kaum musyrikin pasti menghalangi beliau dalam menyampaikan
pengajaran dan petunjuk kepada kaum muslimin. Bahkan hal ini bisa jadi akan mendatangkan
bentrokan di antara dua kelompok.

Dan sudah diketahui, bahwa bentrokan ini bisa mengakibatkan kehancuran dan
kebinasan kaum muslimin, mengingat sedikitnya jumlah mereka. Oleh karenanya, hikmah yang
paling nyata disini adalah mereka harus masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Lain halnya
dengan Rasulullah beliau tetap berdakwah dan beribadah secara terang-terangan di hadapan
orang-orang musyrik, sekalipun beliau menerima siksaan dari kaum kafir Quraisy. Ada beberapa
Faktor yang mendorong kaum Quraisy menentang seruan Islam yaitu :

1. Persaingan berebut kekuasaan, kaum Quraisy tidak dapat membedakan antara


kenabian dan kekuasaan, mereka mengira bahwa tunduk pada Nabi Muhammad
SAW berarti pada kekuasan Bani Abdul Mutholib. Sedangkan susku-suku bangsa
Arab selalu bersaing untuk merebut kekuasaan dan pengaruh.

2. Penyamaan hak antara kaum bangsawan dengan rakyat biasa (hamba sahaya),
tradisi sosial bangsa Arab mengenal kasta, tiap-tiap manusia digolongkan ke dalam
kasta-kasta, padahal seruan Nabi Muhammad SAW memberikan hak yang sama
kepada setiap manusia, karena itu kasta bangSAWan dari kaum Quraisy enggan
menganut agama Islam. Bahkan hamba sahaya bisa lebih mulia dari tuannya apabila
dia lebih bertaqwa, Allah SWT berfirman;

  


   
  
   
     
  

Artinya;” …… Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. …… (QS Al-Hujurat; 13)

3. Takut akan hari pembangkitan, agama Islam mengajarkan bahwa setelah hari kiamat
semua manusia akan dibangkitkan dari kuburnya, orang yang berbuat baik akan
mendapat balasan yang baik sedangkan yang berbuat buruk akan mendapat siksaan.
Kaum Quraisy tidak dapat menerima agama yang mengajarkan bahwa manusia
akanhidup kembali sesudah mati.
4. Taklid kepada ajaran nenek moyang, kaum Quraisy merasa berat untuk
meninggalkan agama nenek moyang mereka dan mengikuti agama baru tersebut.
5. Faktor ekonomi, inilah yang menyebabkan kaum Quraisy enggan meyakini Islam,
kerena dalam agama Islam tidak diperbolehkan menyembah berhala, padahal
membuat patung adalah sebagai salah satu mata pencaharian mereka.

II. Hijrah Sahabat ke Habsyi (Abesinia)

Dengan adanya siksaan demi siksaan yang terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy
kepada kaum muslimin, terutama kaum muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi.
Mereka sangat menderita, karena penderitaan mereka inilah maka Rasulullah meminta para
sahabatnya untuk hijrah ke Habsyi demi menyelamatkan
agama mereka di sisi raja Najasyi, Rasulullah SAW tahu
bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat
aniaya pada sesama manusia, kaum muslimin akan aman
disana, terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin
yang mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum
kafir Quraisy. Dan peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun
kelima dari masa kenabian.

Hijrah ke Habasyah
http://aridasahputra.blogspot.com
Hijrah ke Habsyi dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama
kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan, pada
tahun ke 5 bulan ke tujuh kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga
keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki dan 18 orang perempuan. Di antara mereka terdapat
Utsman bin Affan beserta isterinya, Ruqayah binti Muhammad, Zubeir bin Awwan,
Abdurrahman bin Auf, Ja’far bin Abu Tholib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain. Orang-
orang ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi. Namun orang-
orang Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habsyi. Maka mereka mengirim utusan
dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan
memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka mengatakan kepada raja
bahwa kaum muslimin menjelek-jelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan
hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam tentang Isa
dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan
mereka kepada orang-orang Quraisy.
Tidak hanya itu kaum Quraisy juga melakukan pemboikotan atau pengucilan terhadap
kaum muslimin dari pergaulan dengan masyarakat Mekah, yang digantungkan di dinding
Ka’bah, berisi antara lain :
1. Tidak boleh melakukan jual beli kepada bani Hasyim, bani Mutholib dan umat
Islam.
2. Dilarang mengadakan perdamaian dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan
umat Islam, kecuali Nabi Muhammad SAW diserahkan atau menyerahkan diri pada
kaum kafir Quraisy
3. Dilarang berbicara, mengunjungi orang sakit dari keluarga bani Hasyim, bani
Mutholib dan umat Islam
4. Dilarang mengadakan pernikahan dengan keluarga bani Hasyim, bani Mutholib dan
umat Islam
5. Pemukiman umat Islam dikucilkan di bagian utara kota Mekah dan dijaga ketat oleh
kaum kafir Quraisy sehingga mereka tidak dapat berhubungan dengan masyarakat
Mekah atau di luar Mekah

Masih dalam tahun yang sama, di Bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW pergi ke
Mekah. Di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum kafir Quraisy, lalu beliau berdiri di
antara mereka. Namun tiba-tiba beliau membaca surat an-Najm, padahal orang-orang kafir belum
pernah mendengarkan kalam Allah, mengingat sebelumnya mereka selalu berwasiat agar tidak
mendengar ucapan Rasulullah sedikitpun. Ketika beliau mengejutkan mereka dengan surat ini,
dan mengetuk telinga mereka dengan kalam Allah SWT yang sangat menarik ini satu persatu
dari mereka tetap ditempatnya mendengarkan kalam Ilahi tersebut. Di hati mereka tidak terlintas
apapun selain kalam Ilahi ini, sampai ketika beliau membaca ayat:

    

Artinya : “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).


(QS. An Najm : 62)

Kemudian merekapun bersujud. Setiap orang tidak dapat menguasai dirinya untuk tidak
bersujud. Dari kejadian ini, maka kaum kafir Quraisy yang tidak menyaksikan peristiwa tersebut
mencele atas perbuatan mereka. Ketika itu, mereka mendustakan atas apa yang telah dilakukan
oleh Rasulullah dan berkata bahwa Rasulullah telah memuji berhala-berhala mereka. Mereka
juga berkata bahwa syafaat berhala-berhala tersebut sangat diharapkan. Mereka melakukan
kebohongan besar ini sebagai alasan dari tindakan atas bersujud sebahagian dari mereka.

III. Hamzah dan Umar bin Khathab masuk Islam


Disaat Nabi Muhammad SAW melaksanakan dakwah Islam kepada kaum kafir Quraisy
yang menentang dengan keras dakwah beliau, ada dua tokoh terkemuka Quraisy yang masuk
Islam, mereka adalah Hamzah bin Abdul Mutholib dan Umar bin Khathab. Dengan masuknya
kedua tokoh terkemuka Quraisy ini merupakan menambah kekuatan bagi kaum muslimin dan
harapan akanadanya kemenangan. Umar bin Khathab telah dijuluki oleh Rasulullah dengan al-
Faruq, karena Allah telah memisahkan antara yang haq dan yang bathil. Beberapa hari setelah
keIslamannya Umar bin Khathab berkata kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, bukankah kita
di atas kebenaran?” Beliau mejawab: “Memang demikian’. Umar berkata: “Kalau begitu untuk
apa kita bersembunyi dan menutup diri?” Setelah itu, Rasulullah bersama kaum muslimin yang
ada di Darul Arqom membentuk dua barisan. Satu barisan dipimpin Hamzah bin Abdul Muthalib
dan barisan lainnya dipimpinn Umar bin Khattab bergerak menuju jalan-jalan di kota Mekah
dalam gerakan yang menggambarkan kekuatan dalam perjalanan dakwah, dan sekaligus memulai
dakwah secara terang-terangan.

Kaum kafir Quraisy terus berusaha memerangi dakwah ini dengan berbagai macam cara;
menyiksa, menganiaya, mengintimidasi, dan membujuk. Namun, semua itu tidak menghasilkan
apapun, selain justru menambah keteguhan mereka terhadap agama Islam dan menambah jumlah
orang-orang yang beriman. Inilah pemikiran kaum kafir Quraisy untuk memunculkan cara baru,
yaitu menulis sebuah lembaran (perjanjian) yang ditanda tangani oleh mereka semua, dan
digantung di Ka’bah untuk mengembargo kaum muslimin dan Bani Hasyim. Embargo ini
berlaku di semua aspek; tidak boleh terjadi transaksi jual beli, pernikahan, tolong-menolong, dan
bergaul dengan mereka. Kaum muslimin terpaksa keluar dari kota Mekah menuju ke salah satu
celah gunung di Mekah yang bernama celah gunung Abu Thalib. Di sana kaum muslimin sangat
menderita, mereka merasakan kelaparan dan berbagai macam kesulitan. Orang-orang yang
mampu di antara mereka menyumbang sebagian harta mereka, bahkan Khadijah menyumbang
semua hartanya. Wabah penyakit melanda mereka yang menyebabkan kematian sebagian
mereka. Namun demikian, mereka dapat bertahan dan bersabar, tidak ada seorangpun dari
mereka yang mundur. Embargo ini terus berlangsung selama tiga tahun.

Kemudian sekelompok pembesar Quraisy yang memiliki hubungan kekerabatan dengan


beberapa orang Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran di atas, dan mengumumkan pada
khalayak ramai. Ketika mengeluarkan lembaran, mereka menemukannya telah termakan oleh
rayap, tidak ada yang tersisa kecuali satu sisi kecil yang diatasnya tertulis lafadz bismika
allahumma (dengan menyebut nama-Mu, ya Allah). Akhirnya, krisispun sirna dan kaum
muslimin beserta Bani Hasyim kembali ke kota Mekah. Namun kaum kafir Quraisy tetap pada
sikap mereka yang kejam dan bengis dalam memerangi kaum muslimin.

IV. Tahun Duka Cita Atau Ammul Huzni

Setelah umat Islam , keluarga bani Hasyim dan bani Mutholib terbebas dari pemboikotan
dan pengasingan dan Nabi Muhammad SAW telah melakukan dakwah lebih kurang 10 tahun.
Selang beberapa bulan kemudian, dua orang pelindung Rasulullah, Siti Khadijah binti Khuwalid
dan Abu Tholib bin Abdul Mutholib wafat. dua orang yang menjadi tulang punggung dalam
melaksanakan tugasnya menyiarkan agama Islam, Abu Tholib menjadi perisai yang melindungi
dan memelihara Nabi Muhammad SAW dengan segala kekuatan dan ketabahan hati yang
dimilikinya. Penyakit keras telah menjulur ke seluruh tubuh Abu Thalib, dan ia tidak dapat
meninggalkan tempat tidur. Tak lama kemudian ia menderita sakaratul maut. Ketika itu
Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap agar ia mau mengucapkan kalimat la ilaha
illallah sebelum kematiannya.

Namun teman-teman buruknya yang juga berada di sisinya, termasuk tokoh mereka Abu
Jahal, mencegahnya dengan berkata kepadanya: “Jangan tinggalkan agama leluhurmu”.
Akhirnya iapun meninggal dalam keadaan musyrik. Maka kesedihan Rasulullah SAW atasnya
semakin berlipat ganda karena beliau telah ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama
Islam. Namun pantas untuk dicatat saat Abu Tholib sakaratul maut beliau mengucap “ aku telah
yakin bahwa agama Muhammad adalah agama yang paling baik “ beberapa ahli sejarah
mengambil kesimpulan bahwa Abu Tholib bin Abdul Mutholib telah menganut agama Islam
dengan tidak memperlihatkan secara terus terang.

Siti Khadijah binti Khuwalid isteri Nabi Muhammad SAW wafat dalam usia 65 tahun.
Selama 25 tahun Siti Khadijah menemani Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah sosok isteri
yang setia, orang yang mula pertama mengikuti ajaran Rasulullah, telang menyokong perjuangan
dakwah Islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta, dan selalu memberikan kesejahteraan
serta ketenteraman pada diri Nabi Muhammad SAW. menjadi mendamping dan pendukung misi
dakwah Rasulullah, sehingga Rasulullah semakin merasakan duka yang sangat pedih. Sementara
itu cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada beliau setelah kematian Abu Thalib dan
isterinya, Khadijah, justru semakin berat. Dengan meningglnya dua orang ini kaum Quraisy
semakin menekan Nabi Muhammad SAW dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan
melecehkan Rasulullah. Abu Lahab, Hakim bin Ash dan Utbah bin Muit selalu melempari
kotoran dan najis di jalanan menuju rumah dan ke halaman rumah Nabi Muhammad SAW,
bahkan isteri Abu Lahab selalu meletakan duri atau pecahan-pecahan di muka pintu Rasulullah
SAW.

V. Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Thaif

Sepeninggal Abu Tholib dan Siti Khadijah, puncak dari sikap permusuhan kaum Quraisy
semakin keras. Dalam kondisi ini timbul keinginan dari Nabi Muhammad SAW untuk berlindung
ke Thaif negeri yang terkenal berhawa sejuk dan keramahan penduduknya terhadap tamu yang
datang.Dengan harapan masyarakat Thaif berkenan mendengan dakwah Islam. Dan perjalanan ke
Thaif ini sebenarnya tidaklah mudah, mengingat sulitnya medan yang dilalui disebabkan gunung-
gunung yang tinggi yang mengelilinginya. Akhirnya Beliau
sampai di Thaif bersama Zaid bin Tsabit. Akan tetapi, setiap
kesulitan itu menjadi mudah bila berada di jalan Allah. Selama
sepuluh hari tinggal di Thaif Nabi menyampaikan seruan
tauhid meskipun ada yang mau menerima dakwah Islam, akan
tetapi penduduk Thaif justru banyak yang menolak beliau
dengan penolakan yang lebih buruk.

Kota Thaif Mereka menyuruh anak-anak kecil untuk melempari


http://www.jurnalhajiumroh.com beliau dengan batu, sehingga kedua tumit beliau berdarah.
Akhirnya, beliau kembali melalui jalan semula menuju Mekah
dalam keadaan sedih dan susah. Lalu Jibril bersama malaikat gunung menghampirinya. Jibril
memanggil beliau dan berkata: “Sesungguhnya Allah telah mengutus kepadamu malaikat gunung
untuk kamu suruh sesuai keinginanmu”. Setelah itu malaikat gunung berkata: “Hai Muhammad,
jika kamu mau, aku akan meruntuhkan kedua benda keras ini (maksudnya, dua gunung yang
mengelilingi Mekah) di atas mereka”. Nabi menjawab: “Justru saya mengharap agar Allah
mengeluarkan dari keturunan mereka, orang yang mau menyembah Allah Yang Maha Esa, yang
tidak ada sekutu bagi-Nya”.
Diantara beberapa debat yang dilancarkan kaum musyrikin terhadap Rasulullah adalah
mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu darinya dengan tujuan menundukkan beliau, dan hal
ini terjadi berulang kali. Pernah suatu kali, mereka meminta agar beliau dapat membelah bulan
menjadi dua, lalu beliau memohon kepada Allah, untuk kemudian memperlihatkan kepada
mereka. Kaum Quraisy menyaksikan mukjizat ini untuk waktu yang lama, tapi mereka tetap saja
tidak beriman. Bahkan, mereka mengatakan: “Muhammad telah bermain sihir di hadapan kami”.
Lalu seseorang berkata: “Kalaupun toh Muhammad mampu menyihir kalian, namun ia tidak
akan mampu menyihir semua orang. Oleh karena itu, mari kita tunggu orang-orang yang sedang
bepergian”. Tak lama kemudian, orang-orang yang sedang bepergian itu datang dan kaum
Quraisy menanyai mereka. Lalu mereka pun menjawab: “Benar kami telah melihatnya”. Namun
demikian kaum Quraisy tetap saja pada kekafiran mereka. Peristiwa terbelahnya bulan ini,
seakan-akan sebagai pembuka bagi sesuatu yang lebih besar darinya, yaitu peristiwa Isra’ Mi’raj.

VI. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Kata “Isra” berasal dari bahasa Arab yang berarti perjalanan malam, sedangkan menurut
istilah Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW pada suatu malam dari Masjidil Haram ke
Masjidil ‘Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina. Mi’raj berarti naik atau menuju keatas, menurut
istilah Mi’raj adalah naiknya Nabi Muhammad SAW dari Masjidil ‘Aqsha menuju ke al Arsy
(Sidrotul Munthaha) untuk menghadap Allah SWT. Isra’ Mi’raj adalah pertolongan dari Allah
SWT untuk Nabi yang mulia ini. Pada malam kedua puluh tujuh Rajab dari tahun kesepuluh
masa kenabian, ketika Rasulullah tertidur, tiba-tiba Jibril mendatangi beliau dengan membawa
Buraq, yang dapat berlari kencang laksana kilat, lalu Jibril menaikkan beliau di atas Buraq ini
yang kemudian dari sana beliau dinaikkan ke langit dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah
SWT yang agung. Allah SWT menceriterakan peristiwa ini dalam firman-Nya :

   


    
  
   
    
 

Artinya: ”Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada


malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya ) agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha Melihat."
QS Al-Isra’ ; 1

Perjalanan Nabi Muhammad SAW dengan Malaikat Jibril yang pertama menuju
Masjidil Aqsha di Palestina, selama perjalanan mereka singgah di lima tempat :
1. Kota Yatsrib, sekarang disebut Madinah al Munawarah.
2. Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa as ketika dikejar tentara Fir’aun.
3. Thursina, yaitu tempat Nabi Musa menerima kitab Taurat
4. Bethlehem, yaitu tempat kelahiran Nabi Isa as
5. Masjidil Aqsha di Pelestina, yaitu tempat yang dituju dalam perjalanan malam tersebut.

Di setiap persinggahan Nabi Muhammad SAW selalu melakukan shalat dua rakaat. Nabi
Muhammad SAW juga disuguhi dua buah gelas yang berisi susu dan arak, Nabi Muhammad
SAW mengambil sebuah gelas yang berisi susu, kemudian Malaikat Jibril mengucapkan selamat
kepada Nabi Muhammad SAW karena beliau telah memilih yang baik bagi dirinya dan umatnya.

Setelah menjadi imam shalat Rasulullah SAW bersama Malaikat Jibril menuju Sidratul
munthaha untuk menghadap Allah SWT. Dalam perjalanan menuju sidrotul munthaha Nabi
Muhammad SAW dan Malikat Jibril singgah di tujuh lapis langit yaitu :
1. Langit pertama, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Adam
2. Langit kedua, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Ishaq
3. Langit ketiga, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Yusuf
4. Langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Idris
5. Langit kelima, Rasulullah SAW bertemu dengan Harun
6. Langit keenam, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Musa
7. Langit ketujuh, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi Ibrahim
Setelah melewati ke tujuh lapis langit tersebut Rasulullah SAW diajak ke Baitul Makmur
tempat para malaikat melaksanakan thawaf. Kemudian Rasulullah SAW naik menuju sidratul
munthaha dan dalam perjalanan ini malaikat Jibril tidak ikut serta.

Kemudian Nabi Muhammad SAW berjumpa dengan Allah SWT, dalam pertemuan
tersebut Allha SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakan shalat
sebanyak lima puluh waktu. Ketika hendak turun nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi
Musa AS dan diceriterakanlah apa yang telah diperintahkan Allha SWT kepada Nabi
Muhammad SAW, nabi Musa menyuruh Rasulullah SAW untuk kembali menghadap Allah SWT
untuk memohon keringanan perintah shalat, Allah SWT memberi keringanan kepada nabi
Muhammad SAW menjadi lima waktu untuk setiap harinya. Dan Allah SWT menjanjikan pahala
yang sama bagi umat nabi Muhammad SAW seperti melaksanakan shalat 50 waktu.

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW dalam waktu singkat telah tersebar
luas kabarnya di masyarakat Mekah. Mengenai peristiwa itu kaum kafir Quraisy semakin
membenci serta mengejek dan mencemooh Nabi Muhammad SAW. Abu Jahal menantang
kepada Nabi Muhammad SAW untuk menceriterakan peristiwa itu kepada masyarakat Mekah,
setelah masyarakat Mekah berkumpul maka Nabi Muhammad SAW menceriterakan peristiwa itu
dengan rinci dan tiada yang terlewati. Mendengar cerita Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam
yang masih lemah imannya banyak yang menjadi murtad tetapi bagi yang kuat imannya tetap
tidak tergoyahkan dan tidak terpengaruh oleh ejekan itu, sebab mereka telah yakin tentang
kebenaran Nabi Muhammad SAW.

Cerita lain dari peristiwa ini terhadap apa yang dilakukan Abu Bakar Ash Shidiq, ia
mempunyai sikap yang berbeda dengan yang lain, setelah ia datangi orang-orang yang masih
ragu dengan peristiwa Isra’ Mi’raj, ia mendatangi Rasulullah SAW dan meminta penjelasan
langsung dari beliau. Setelah mendengar sendiri dari Rasulullah SAW Abu Bakar Ash Shidiq
langsung menerimanya, oleh sebab itu Nabi Muhammad SAW memanggilnya dengan sebutan
”Ash-Shidiq”.

VII. Tamsil dan Hikmah Isra’ Mi’raj

1. Tamsil Dalam Isra’


a. Nabi Muhammad SAW melihat orang yang memotong padi (panen) terus menerus,
beliau bertanya kepada Jibril, siapakah mereka itu ? Jibril menjawab; mereka itu adalah
umatmu yang gemar beramal jariah yang kemudian mereka terus menerus memetik
pahalanya dari Allah SWT.

b. Nabi Muhammad SAW melihat orang yang memukul kepalanya terus menerus, lantas
beliau bertanya pada Jibril ”siapakah mereka itu ya Jibril ?. dijawabnya mereka itu
ibarat umatmu yang enggan bershalat, yang kelak sangat menyesal dengan memukul
kepalanya sendiri terus menerus sekalipun terasa sakit olehnya.

c. Nabi Muhammad SAW melihat kuburan yang sangat harum baunya, lalu beliau
bertanya ”apakah itu ya Jibril ? jawabnya, itu kuburan Masithoh dan anaknya. Dia mati
karena disiksa dengan digodok oleh Fir’aun karena ia mempertahankan imannya
kepada Allah SWT.

d. Nabi Muhammad SAW melihat orang yang dihadapannya ada dua buah hidangan,
sebelah kanannya makanan lezat dan sebelah kirinya makanan busuk,orang itu dengan
lahapnya memilih makanan busuk. Rasulullah bertanya : ”Ya, Jibril siapakah mereka
itu ?”. Jibril menjawab : ”Ya, Rasulullah, itu bagaikan umatmu yang suka membiarkan
nafsunya memilih pekerjaan yang buruk dan dosa daripada beramal baik dan
berpahala”.
2. Tamsil Dalam Mi’raj

Nabi Muhammad SAW melihat orang yang gagah perkasa, orang itu menengok dan
melihat ke kirimerasa sedih dan menangis tersedu sedu, tetapi bila menengok dan melihat ke
kanan dia berseri seri gembira dan tersenyum senyum. Nabi bertanya : "Siapakah orang itu,
ya Jibril?”, jawab Jibril :”Ya Rasulullah dia itu bapakmu yang pertama yaitu nabi Adam AS.
Bila beliau melihat ke kiri sedih, karena melihat anak cucunya di dunia berbuat jahat dan
dosa. Sebaliknya, bila menengok ke kanan merasa gembira, karena melihat anak cucunya di
dunia yang berbuat baik dan beramal shaleh”.

3. Hikmah Dari Isra’ Mi’raj

Ada banyak hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj yaitu sebagai berikut :
a. Menghilangkan perasaan sedih dan gundah dalam diri Nabi Muhammad SAW yang
disebabkan oleh pembelanya yang utama yaitu, pamannya Abu Thalib dan isterinya siti
Khadijah. Allah SWT ingin meyakinkan utusan-Nya itu bahwa kebenaran dan
keyakinan yang dibawanya tidak akan dapat dikalahkan oleh siapapun.
b. Allah SWT hendak memperlihatkan ke-Maha KuasaNya kepada Nabi Muhammad
SAW agar ia tetap yakin bahwa Allah akan tetap menolongnya dalam menghadapi
musuh musuh yang menghalangi dan membendung dakwah islam.
c. Allah SWT mempertemukan dan memperkenalkan Nabi Muhammad SAW dengan
para Nabi dan Rasul terdahulu agar dapat menambah semangat dan keyakinannya.
d. Allah SWT memperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW bekas bekas kejayaan
bangsa bangsa terdahulu yang hancur karena kedurhakaannya kepada Allah SWT dan
RasulNya.
e. Menguji para pengikut Nabi Muhammad SAW apakah mereka itu beriman kepada
agama yang selama ini sudah dianutnya, sekalipun akal dan pikiran mereka belum
dapat mengerti dan memahami kejadian tersebut.
f. Nabi Muhammad SAW dapat bertemu langsung kepada Allah SWT.
g. Allah SWT Menyampaikan perintah melakukan sholat lima waktu kepada Nabi dan
umatNya.

VIII. Perbandingan Kerasulan Nabi Muhammad SAW Dengan Rasul-Rasul


Sebelumnya.

Ada perbedaan yang mendasar kerasulan Muhammad SAW dengan Rasul-rasul Allah
SWT yang lain diantaranya :
1. Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia, sedangkan Rasul-Rasul
yang lain hanya untuk kaumnya saja.
2. Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT untuk memperbaiki dan
menyempurnakan aqidah dan akhlaq seluruh umat manusia di dunia. Hal ini
disebabkan karena Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul yang terakhir dan penutup
dari Rasul-rasul sebelumnya.
3. Rasul-Rasul sebelumnya oleh Allah SWT diutus hanya untuk memperbaiki aqidah
dan akhlaq kaumnya saja, seperti Nabi Musa untuk kaum Luth, Nabi Ibrahim untuk
bangsa Ibrani dan Nabi Isa untuk bangsa Israil.
4. Pengajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW berlaku untuk sepanjang masa
sampai hari Kiamat, sedangkan pengajaran Rasul-Rasul sebelum Nabi Muhammad
SAW hanya berlaku pada saat tertentu saja.
5. Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah dilengkapi dengan sifat dan akhlaq yang
mulia sehingga menjadi contoh tauladan bagi kehidupan manusia.
6. Sejak sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai Rasulullah beliau telah
dilengkapi Allah dengan sifat-sifat yang mulia yang diperlukan bagi seorang
pemimpin manusia.
7. Nabi Muhammad SAW dilengkapi dengan kecakapan-kecakapan tertentu sehingga
sanggup menjadi pemimpin masyarakat, dan negara.
8. Berdasarkan ajaran-ajaran Allah yang diterima, dan kecakapan-kecakapan yang
dimiliki, Rasulullah telah dapat menegakkan pokok-pokok dasar susunan
masyarakat yang lengkap baik dalam segi sosial, politik, ekonomi kenegaraan
maupun dalam segi agama dan kehidupan beragama.
9. Bangsa Arab yangsemula hidup dalam alam kejahilan telah diubah menjadi bangsa
yang maju dan disenangi bangsa lain, bangsa yangsemula hina dan tidak dikenal
menjadi umat yang terhina ke seluruh dunia. Umat yang semula pecah-pecah dan
senantiasa berperang, menjadi umat yang kokoh kuat persatuannya dalam ikatan
persaudaraan seagama yang erat.
10. Nabi Muhammad SAW telah memanfaatkan kekuatan-kekuatan batinnya untuk
mengantar manusia hidup dalam kebahagiaan yaitu : ilmu yang dalam dan luas,
kemauan yang kuat tiada mengenal putus asa, serta perikemanusiaan dan kesusilaan
yang agung dan tinggi.

Sesuai dengan kondisi masyarakat Arab pada saat itu dan juga perintah dari Allah SWT,
maka Nabi Muhammad SAWdalam berdakwah menggunakan taktik dan strategi melalui tahapan
sebagaiberikut :

1. Tahap Dakwah secara sembunyi-sembunyi


Pada permulaan da’wahnya Rasulullah SAW mempergunakan sistem sembunyi-
sembunyi, sebab ketika itu pengikutnya baru beberapa orang, sedang keimanan dan
keislaman mereka baru dalam tahap permulaan atau tahap dasar.
Materi da’wah baru dalam tahap dasar pula dalam bidang akidah dan akhlaq
meliputi : Meng-Esakan Allah, mensucikan dan membersihkan jiwa dan hati, menguatkan
persatuan dan meleburkan kepentingan jamaah. Kepada musuh-musuh Islam Rosulullah
menghindari dari permusuhan dan pertentangan fisik.
Tahap sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama tiga tahun semenjak ke-Rasulan
Muhammad. Pengikutnya baru beberapa kaum kerabat Rasulullah, pemuka-pemuka
Quraisy, dan beberapa orang bekas hamba sahaya yang dimerdekakan. Semuanya berjumlah
40 orang laki-laki dan wanita.
Merekalah yang menjadi tulang punggung penegak Islam, sebagai pelopor dan
penganjur Islam yang disebut ”As Sabiqunal Awwalun.”

2. Tahap Dakwah secara terang-terangan


Pada tahun kempat setelah turun wahyu pertama Rosulullah mulai menyampaikan
da’wahnya secara terang-terangan. Tahap ini dimulai setelah turun wahyu yang
memerintahkan untuk berda’wah secara terang-terangan dan menyatakan kebenaran ajaran
Islam, serta meninggalkan kemusyrikan, yaitu penyembahan berhala.

    


 
Artinya : ”Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepada-mu) dan berpalinglah dari orang-orang yang
musyrik.”(QS. Al Hijr : 94)

Setelah wahyu itu turun Rasulullah SAW mengundang semua golongan kaum
Quraisy untuk mendengarkan da’wahnya di tengah padang di kaki bukit Safa. Tiap kaum
dari suku Quraisy hadir beserta tokoh-tokohnya termasuk Abu Lahab paman Rasulullah
SAW. Kemudian Rasulullah SAW mengajak memasuki agama Allah dan meninggalkan
agama berhala. Mendengar ajakan ini maka kaum Quraisy bersikap sinis dan bahkan
mencemoohkan Rosulullah dengan ucapan-ucapan keji. Pada saat lain di suatu pertemuan
keluarga Bani Hasyim Rasulullah SAW menunjukkan tentang kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat. Rosulullah kembali dicemooh oleh Abu Lahab, dan hanya Ali bin Abi Thalib
yang bersedia menolong Rasulullah.

Sejak saat itulah timbul rasa kurang senang dan benci dalam hati kaum Quraisy
kepada Rasulullah SAW dan mulailah mereka berusaha untuk menghalangi dan merintangi
da’wah Rasulullah SAW. Tahap berdakwah secara terang-terangan ini berlangsung terus
selama ke-Rasulan Muhammad sampai wafatnya, sehingga Islam berkembang luas di
seluruh jazirah Arab dan negeri-negeri sekitarnya.

3. Hambatan-hambatan yang dialami


Sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi Rasul ia sangat dicintai kaumnya karena
kejujuran dan kehalusan budi pekertinya. Akan tetapi setelah Nabi Muhammad SAW
diangkat menjadi Rasul dan menyeru kepada mereka agama Allah beliaupun dibenci dan
dimusuhi kaum Quraisy.

Tindakan-tindakan kaum Quraisy yang menghambat dan menghalangi da’wah Nabi


Muhammad SAW itu antara lain :
a. Penghinaan dan siksaan terhadap Rasulullah; Rasulullah dihina sebagai orang
gila, tukang sihir, anak celaka, dan lain-lain sebutan penghinan.Pernah
dilempari kotoran domba, rumahnya dilempari sampah dan kotoran, di depan
pintu rumahnya diletakkan duri yang tajam dan tindakan-tindakan lain yang
sangat menyakitkan.

b. Ancaman dan siksaan kepada para pengikut Rasulullah; Bilal seorang bekas
hamba yang mausk Islam dijemur di panas terik matahari sambil dilempar batu,
ayah dan ibu Ammar bin Yasir dibunuh dan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal,
Zanirah dicungkil matanya sampai buta, Chibab terbelah dua badannya lantaran
diseret dua ekor unta dengan berlawanan arah.

c. Bujukan harta, kedudukan dan wanita ; Utbah bin Rabi’ah diutus kaum Quraisy
membujuk Rosulullah dengan harta seberapa dia minta, mereka bersedia
menjadikan Rosulullah sebagai kepala atua raja, atau menyediakan wanita
tercantik di seluruh Arab, asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya
menyiarkan agama Islam.Usaha-usaha kaum Quraisy yang lain berupa :
permintaan berganti-ganti menyembah Tuhan dan berhala, mengancam Abu
Thalib paman Rasul, meminta Nabi Muhammad SAW ditukar dengan pemuda
lain, melarang orang Quraisy mendengar Al Qur’an.

d. Kaum Quraisy mengasingkan dan memboikot Bani Hasyim dan Bani Muthalib
serta Kaum Quraisy dilarang menikah, berjual beli, membantu dan menolong
keluarga Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib.Pelanggar ketentuan tersebut
diancam hukuman berat. Pengasingan ini tidakdicabut sebelum Muhammad
diserahkan kepada kaum Quraisy. Akibatnya banyak pengikut Rosulullah yang
menderita kelaparan.

Di antara hal-hal yang menyebabkan kaum Quraisy menghalangi da’wah


Rosulullah adalah sebagai berikut :
1) Mereka khawatir akan kehilangan kekuasaannya sebagai penguasa kota Mekah
dan bangsa Arab. Dengan hilangnya kekuasaan mereka lenyap pulalah pengaruh
mereka yang sangat besar di kalangan bangsa Arab.
2) Mereka tidak menyetujui penghapusan diskriminasi sosial, yang mempersamakan
bangsawan dengan rakyat jelata dan hamba sahaya.
3) Mereka takut adanya pembalasan pada hari Kiamat, karena perbuatan-perbuatan
semena-mena selama ini akan dibalas pada Hari Akhir nanti.
4) Mereka tidak mau meninggalkan adat dan tradisi nenek moyangnya seperti
berjudi, minum-minuman keras, dan kebisaaan-kebisaaan buruk lainnya.
5) Mereka tidak mau kehilangan mata pencaharian dari penjualan arca-arca dan
berhala. Dengan tiadanya arca-arca Ka’bah, habis pulalah pengunjung Ka’bah
yang datang dari seluruh negeri Arab,dan habis pulalah penghasilan kaum Quraisy
sebagai penguasa Ka’bah.

Hal-hal di atas itulah yang menjadikan kaum Quraisy berusaha sekuat tenaga
dengan berbagai cara untuk menghentikan kegiatan da’wah Muhammad.

4. Pertumbuhan Islam pada periode Mekah.


Seperti telah diuraikan terdahulu bahwa pada periode permulaan di Mekah telah
beriman sekitar 40 orang dari penduduk Mekah yang mula-mula beriman yaitu sebagai
berikut :
a. Dari keluarga dekat dan sahabat Rosulullah yaitu Siti Khadijah, Ali bin Abi Thalib,
Zaid bin Haritsah dan Abu Bakar.
b. Dari pemuda-pemuda Quraisy sejumlah 15 orang, diantaranya Usman bin Affan,
Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Zubeir biN Awwan, Thalhah bin
Ubaidillah, Ubaidah bin Harits dan Ja’far bin Abi Thalib.
c. Dari bekas hamba sahaya antara lain : Bilal, Amar, Zanirah dan Khibab.
d. Dari pahlawan-pahlawan Quraisy yaitu Umar bin Khattab dan Hamzah bin Abdul
Muthalib.
e. Dari lain-lain : Ummu Habibah anak Abu Sufyan, Rukaiyah putra Rosulullah,
Fathimah dan suaminya. Sa’id bin Zaid, Na’im bin Abdillah dan lain-lain.

Wahyu yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW menjadi penggerak untuk
menegakkan kebudayaan Islam. Ayat 1-5 Surat Al Alaq mendorong muslimin menuntut
ilmu pengetahuan dan dengan ilmu pengetahuan itu mereka mempelajari dan mendalami
ajaran-ajaran Islam mengenai aqidah, syariah dan akhlak.Dan dari keindahan ushub dan
bahasa serta isi dari ayat-ayat Al Qur’an inilah, maka bangsa Arab sangat tertarik dan
terpesona, sehingga seorang demi seorang menyatakan diri mengikuti ajaran Islam.

Pada periode Mekah pertumbuhan Islam baru dalam tahap pengumpulan pengikut
dan pemantapan aqidah dan akhlaq kaum muslim. Perluasan daerah kekuasaan Islam belum
dapat dilaksanakan. Pada periode ini justru Rosulullah menghindar diri dari permusuhan dan
pertentangan dengan kaum Quraisy.

D. MARI BERDISKUSI !

Untuk memulai berdiskusi, maka kalian harus mengikuti arahan berikut ini:
a. Berkelompoklah 4-5 peserta didik dengan tertib !
b. Diskusiakan hal-hal berikut dengansaling menghargai pendapat teman sebaya
kalian!

No Masalah Hasil diskusi


1. Mengapa kita perlu mengetahui
Kelahiran Nabi Muhammad SAW

?
2. Apa saja bentuk Kejadian Luar
Biasa?

3. Bagaimana Nabi Muhammad SAW


dalam Asuhan Ibunda, Kakek serta
Pamannya?

4. Bagaimana Muhammad Diutus


Sebagai Nabi dan Rasul?

c. Letakkan hasil diskusi kalian di atas meja!


d. Secara jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari segi
ketepatan jawaban, kelengkapan contoh, dan kejujuran jawaban dengan tidak
mencontek!
e. Berilah penghargaan kepada kelompok yang lain terbaik hasil diskusinya!

E. MARI MENGHUBUNGKAN DAN MENALAR!

Bandingkan hasil diskusi kalian dengan contoh berikut!

1. Coba bandingkan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan manusia biasa!


2. Coba bandingkan antara masa anak-anak Nabi Muhammad SAW!
3. Apakah kejadian luar biasa juga terjadi pada seseorang masa kini?
4. Apakah dakwah secara sembunyi-sembunyi masih dapat dilakukan sekarang?
5. Perlukah kita berhijrah seperti hijrahnya Nabi Muhammad ?

F. MARI BERCERITA!

1. Carilah sebuah cerita/kisah/ fenomena yang kalian temukan dalam kaitannya


dengan berdakwah!
2. Ceritakan secara bergantian di depan kelas!
3. Bagi kelompok yang tidak bercerita menilai kelompok lain yang bercerita dengan
panduan berikut!

NO HAL YANG DINILAI SKO


R

1 Ketepatan isi fenomena

2 Kepercayaan diri penyaji

3 Keruntutan penyampaian

4. Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah


disepakati
5. Kreatifitas penyaji

G. MARI MERENUNG SEJENAK!

1. Sudahkah kalian memahami tentang perbedaan dakwah Nabi SAW fase sembunyi-
sembunyi dengan fase terang-terangan dengan dakwah masa sekarang?
2. Apakah masih perlu dakwah secara sembunyi-sembunyi pada masa sekarang?
3. Sudahkah kita melakukan dakwah?
4. Sudahkah kita bersyukur menjadi orang Islam yang dapat berdakwah untuk
menyampaikan risalah Islam?

Kalian sudah belajar banyak tentang sejarah dakwah Rasulullah SAW pada periode
Islam di Mekah. Bacalah dengan seksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y=Yakin dan KY= Kurang Yakin

NO PERNYATAAN SY Y KY

1. Saya yakin bahwa pertolongan Allah


akan datang bagi orang yang
menegakkan agama Allah.
2. Saya yakin bahwa Islam akan
semakin jaya dengan adanya para
dai-dai yang handal.
3. Saya yakin bahwa dalam dakwah
pasti ada kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatannya.

H. MARI MEREFLEKSI DIRI!

NO KASUS PENDAPAT

1. Orang yang melakukan dakwah


karena Allah akan ditolong oleh
Allah.
2. Orang yang berdakwah harus
menentukan strategi dakwah yang
sesuai dengan keadaan medan
dakwah.
3. Dalam berdakwah pasti akan
menghadapi kesulitan-kesulitan.

I. RENCANAKANLAH AKSIMU!

Orang yang bermanfaat adalah orang yang dapat mengamalkan apa yang telah
diketahui. Sekarang saatnya kamu merancang kegitan untuk berlatih mempraktekkan
apa yang kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu. Rencana perilaku (dimulai dari
sekarang) yang kalian akan lakukan.

RENCANA HASIL
NO PERILAKU KENDALA MELAKUKAN
YANG AKAN
SAYA
LAKUKAN
1 Dilingkungan Rumah yang
rumah kotor
2 Di madrasah Teman yang
malas
3 Di masyarakat Penerimaan
masyarakat
4. Untuk negara Perijinan

5 Untuk agama

J. MARI MENGAMBIL IBRAH..

Tuliskan Ibrah/pelajaran yang dapat kalian ambil dari Perkembangan Dakwah Nabi
Muhammad SAW periode Mekah dalam buku tulis kalian!

K. MARI BACA RANGKUMAN INI!

Sebelum kita mempelajari tentang perkembangan Islam pada masa Rasulullah SAW, maka
terlebih dahulu kita membahas tentang kondisi masyarakat Mekah sebelum dan sesudah Islam
datang.

Perkembangan dakwah Rasulullah SAW.


a. Strategi Dakwah Rasul Di Mekkah
1. Dengan cara sembunyi-sembunyi
Nabi Muhammad SAW. melakukan dakwah dengan cara sembuyi-sembuyi.
Sasaran awal dakwah Nabi Muhammad adalah keluarga dan sahabat dekatnya.
Keluarga dekat Nabi Muhammad. Adapun orang-orang yang pertama kali
masuk Islam adalah: a) Siti Khadijah, istri Nabi b) Abu Bakar, sahabat dekat
Nabi c) Ali bin Abi Thalib, anak paman Nabi d) Bilal bin Rabah, dari
golongan budak.

2. Dengan cara terang-terangan.


Sesudah tiga tahun berdakwah secara sembuyi-sembunyi, kemudian turunlah wahyu
yang memerintahkan Nabi agar berdakwah secara terang-terangan, yaitu surat Al-Hijr
ayat 94 . Dakwah secara terang-terangan dilakukan pertama kali oleh Nabi
Muhammad di Bukit Shafa. Saat itu Nabi mengajak orang-orang kafir quraisy untuk
menyembah Allah serta meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Nabi juga
meminta kepada keluarganya agar membantu dan menjaga Islam.
b. Respon Masyarakat Mekah Terhadap Dakwah Rasul
Reaksi Masyarakat Makkah terhadap kedatangan Islam, antara lain :
1. Penganiayaan dan penyiksaan terhadap kaum muslimin
2. Mengejek dan memfitnah
3. Boikot dan rencana pembunuhan
4. Nabi dibujuk dengan harta, tahta dan wanita
5. Nabi mendapat siksaan
6. Mendapat dukungan dari keluarga dekat

Anda mungkin juga menyukai