Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI BAHAN

TUGAS 4

DIKY ADY GUNAWAN

1820121060
TAHAPAN
PENGERJAAN BETON DI
LAPANGAN, YANG
MEMENUHI STANDAR
KUALITAS
Persiapan Pengangkutan beton

Penakaran Penuangan adukan

Pengadukan/Mixing Pemadatan beton

Perawatan beton
PERSIAPAN YANG HARUS DI
LALKUKAN SESUAI SNI,PADA
PENGERJAAN BETON
Semua peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton harus bersih. ) Semua
peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton harus bersih.

Ruang yang di isi dengan beton harus bebas dari kotoran yang mengganggu

Permukaan dalam acuan boleh dilapisi dengan bahan khusus

Pasang dinding bata yang berhubungan langsung dengan beton harus dibasahi air

Tulangan harus bersih dan bebas dari segala lapisan yang dapat merusak beton

Air yang terdapat dalam ruang yang akan diisi beton harus dibuang

Semua kotoran yang menempel pada beton harus dibuang


TATA CARA PENAKARAN
CAMPURAN BETON
.Beton yang mempunyai tekanan beton [fc] lebih
besar atau sama dengan 20 MPa proporsi penakaran
harus didasarkan atas penakaran berat .
.Beton yang mempunyai tekanan [fc] lebih kecil dari
20 MPa proporsi penakarannya boleh menggunakan
teknik penakaran volume.
KEKURANGAN DARI
PENGADUKAN DENGAN
MESIN
Kekurangan : Jika ditinjau dari sisi ekonomi, penggunaan
mesin aduk untuk pengerjaan beton yang besar justru akan
menurunkan biaya (cost). Campuran beton yang dihasilkan
pun biasanya akan bersifat lebih homogen dan plastis.
Pengadukan dengan mesin ini dilakukan sesuai dengan
manual alat aduknya.
TATA CARA PENGADUKAN MANUAL
 Pasir dengan semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi tertentu, diatas tempat yang
datar dan kedap air.
 Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen.
 Tambahkan kerikil, kemudian lakukan pencampuran lagi.
 Alat Bantu yang digunakan dapat berupa sekop, cangkul, ataupun alat gali lainnya.
 Buat lubang di tengah adukan, tambahkan kira-kira 75% dari kebutuhan air.
 Aduk hingga rata dan tambahkan sedikit-demi sedikit air yang tersisa.
 Pasir dengan semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi tertentu, diatas tempat yang
datar dan kedap air.
 Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen.
 Tambahkan kerikil, kemudian lakukan pencampuran lagi.
 Alat Bantu yang digunakan dapat berupa sekop, cangkul, ataupun alat gali lainnya.
 Buat lubang di tengah adukan, tambahkan kira-kira 75% dari kebutuhan air.
 Aduk hingga rata dan tambahkan sedikit-demi sedikit air yang tersisa.
 Pasir dengan semen dicampur (dalam keadaan kering) dengan komposisi tertentu, diatas tempat yang
datar dan kedap air.
 Pencampuran dilakukan sampai didapatkan warna yang homogen.
 Tambahkan kerikil, kemudian lakukan pencampuran lagi.
 Alat Bantu yang digunakan dapat berupa sekop, cangkul, ataupun alat gali lainnya.
 Buat lubang di tengah adukan, tambahkan kira-kira 75% dari kebutuhan air.
 Aduk hingga rata dan tambahkan sedikit-demi sedikit air yang tersisa.
TATA CARA PENGADUKAN MESIN
 Mesin pengaduk harus diputar sesuai dengan kecepatan yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Setelah
pencampuran seluruh bahan dalam batching, harus dilakukan
pengadukan kembali minimal selama 1.5 menit, kecuali bila
dapat dibuktikan bahwa pengadukan yang lebih pendek
mampu memberikan hasil yang memuaskan dan memenuhi
pengujian keseragaman pengadukan yang ditetapkan dalam
ASTM C.94. ketentuan mengenai waktu pengadukan minimal
dapat dilihat pada Tabel 9.1waktu pengadukan minimal untuk
campuran beton yang volumenya lebih kecil atau sama
dengan 1 m³ adalah 1,5 menit,dan ditambah selama 0,5 menit
untuk penambahan 1 m³ beton serta pengadukan
ditambahkan selama 1,5 menit setelah semua bahan
tercampur.
AKIBAT DARI PENGADUKAN
YANG TERLALU LAMA:
(1). Naiknya suhu beton, (2).
Keausan pada agregat sehingga
agregat pecah, (3). Terjadinya
kehilangan air sehingga
penambahan air diperlukan, (4).
Bertambahnya nilai slump dan, (5).
Menurunnya kekuatan beton
Pengontrolan dan pencatatan data selama
pengadukan harus dilakukan, meliputi :
(1). Waktu dan tanggal pengadukan dan
pengecoran, (2). Proporsi bahan yang digunakan,
(3). Jumlah batch adukan yang dihasilkan, dan (4).
Lokasi akhir pengecoran: (1). Waktu dan tanggal
pengadukan dan pengecoran, (2). Proporsi bahan
yang digunakan, (3). Jumlah batch adukan yang
dihasilkan, dan (4). Lokasi akhir pengecoran
YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PENGANGKUTAN BETON
KETEMPAT PENGECORAN
 Pengangkutan beton dari tempat pengadukan
hingga ke tempat penyimpanan akhir (sebelum
dituang) harus dilakukan sedemikian rupa
untuk mencegah terjadinya pemisahan dari
bahan yang telah dicampur dan tanpa
hambatan yang dapat mengakibatkan
hilangnya plastisitas beton antara
pengangkutan yang berurutan.
HAL YANG DILAKUKAN JIKA
TERJADI PENUNDAAN PENUANGAN
ADUKAN BETON
 dengan penundaan penuangan adukan beton
akan mengakibatkan kehilangan Faktor Air
Semen akibat penguapan beton segar serta
akibat terserap oleh agregat maka dari itu
untuk mengantisipasi adukan beton yang
mengeras sebaikannya adukan campuran
baton disimpan diwadah yang tertutup dan
selalu menjaga sirkulasi udara pada campuran
beton
Kendala yang biasa terjadi apabila
penuangan adukan beton di ganti
dengan pompa beton yaitu
 apabila adukan beton sudah mulai mengeras
maka di perlukan alat yang dapat menuangkan
atau pengecoran beton dengan cepat mudah
dan efektif.
Pelaksnaan Jadwal Kerja (Time Schedule)
 Jadwal (schedule) pengecoran.
 Data pengecoran.
 Jumlah pengecoran (kapasitas perjam).
 Alat angkut.
 Tenaga kerja (manpower include with worker
Persiapan Awal Pengerjaan
 Kontrol Acuan-Perancah (Bekisting), meliputi kekuatan perancah, tangga inspeksi, pemberian
minyak, dan kerataan acuan.
 Kontrol Tulangan (Rebar), meliputi kebersihan tulangan, selimut beton, panjang penyaluran,
sambungan, ikatan, dan jumlah, yang harus sesuai dengan gambar struktur.
 Kecukupan tenaga pengecoran.
 Alat penerangan.
 Syarat administrasi (ijin pengecoran).
 Kontrol material, meliputi material finishingKontrol Acuan-Perancah (Bekisting), meliputi
kekuatan perancah, tangga inspeksi, pemberian minyak, dan kerataan acuan.
 Kontrol Tulangan (Rebar), meliputi kebersihan tulangan, selimut beton, panjang penyaluran,
sambungan, ikatan, dan jumlah, yang harus sesuai dengan gambar struktur.
 Kecukupan tenaga pengecoran.
 Alat penerangan.
 Syarat administrasi (ijin pengecoran).
 Kontrol material, meliputi material finishingKontrol Acuan-Perancah (Bekisting), meliputi
kekuatan perancah, tangga inspeksi, pemberian minyak, dan kerataan acuan.
 Kontrol Tulangan (Rebar), meliputi kebersihan tulangan, selimut beton, panjang penyaluran,
sambungan, ikatan, dan jumlah, yang harus sesuai dengan gambar struktur.
 Kecukupan tenaga pengecoran.
 Alat penerangan.
 Syarat administrasi (ijin pengecoran).
 Kontrol material, meliputi material finishing

Anda mungkin juga menyukai