Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah
Islam Semester 2 Program Studi Komunikasi Penyiar Islam
(IAIN) Bone
Oleh :
KELOMPOK 6
ANDI RAHMAN
702332019035
JIHAD SYAIFULLAH
702332019034
2019/2020
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
mencurahkan rahmat, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun penyusunan makalah ini selain
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah . Dalam penyusunan makalah ini,
tidak sedikit penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, penyusun
menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu selama proses penyusunan
makalah ini. Semoga amal kebajikan yang telah dilimpahkan mendapat balasan
dari Allah. Akhirnya penyusun mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penyusun umumnya bagi para pembaca. Amin.
Watampone, 29 Februari
Penulis
Kelompok 6
3
DAFTAR ISI
SAMPUL halaman
KATA PENGANTAR ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A. Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 20
4
BAB 1
Pendahuluan
BAB II
PEMBAHASAN
2[2] Ibid
3[3]. Ibid, h. 88
6
sebagai Gubernur Afrika Utara pada waktu itu mengirim Tharif Ibn Malik
sebagai perintis dan mata-mata ke Spanyol. Ia bersama pasukan yang
berjumlah lima ratus orang menyeberangi selat yang berada di antara
Maroko dan benua Eropa dengan menaiki empat buah kapal. Tharif dalam
misinya tidak masuk ke daerah pedalaman, ia dan pasukannya hanya
menyusuri pantai. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapatkan
perlawanan yang brarti, sehingga mereka memperoleh kemenangan dan
kembali ke Afrika membawa harta rampasan yang banyak.
Pada tanggal 19 Juli 711 M. Musa Ibn Nusair kembali mengirim pasukan
yang lebih besar ke Spanyol, pasukan ini dipimpin oleh Thariq Ibn Ziyad.
Thariq berlabuh di kaki gunung Gibraltar yang kemudian dinamakan Jabal
Thariq. Thariq dipandang sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya
lebih besar dan hasil perjuangannya lebih nyata. Melihat kemenangan
Thariq Musa Ibn Nusair tertarik untuk terjun ke medan perang, maka pada
bulan Juni 712 M. ia berangkat menyberangi Selat tersebut, satu persatu
kota yang dilewatinya bisa ditaklukan. Setelah pasukannya bergabung
dengan pasukan yang dipimpin oleh Thariq maka Spanyol pun dapat
mereka kuasi sepenuhnya, maka Spanyol dijadikan salah satu provinsi.
Gubernur yang pertama kali diangkat di Spanyol adalah Abdul Aziz putra
Musa Ibn Nusair pada tahun 716 M.
4[4] Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam jilid 1, (Padang: IAIN IB Press,
202), h. 111
6[6] Ahmad Syalabi, Maushu’ah Tarikh al-Islami, jilid IV (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-
Misriyah, 1978), h. 34-35
10[10] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jilid 1, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), h. 590.
11
14[14] Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulah Umayyah II di Cordova, (Jakarta: Bulan Bintang,
tt), h. 14
15
7. Sosial Kemasyarakatan
Pada awal kekuasaan Abdurrahman I terjadi perselisihan antara
suku yang berbeda-beda, antara bangsa dan etnis yang berbeda-beda,
antara Abbasiyah dan Umaiyah, serta antara umat Islam dan umat
Kristen. Akan tetapi Abdurrahman dapat menyelesaikan
pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Andalusia. Semenjak
itu Abdurrahman memperoleh rasa hormat dan kekaguman dari rakyat
Andalusia, dan semenjak itu terciptalah ketenangan dan kedamaian.
15[15] Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’ ur-Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan
Keruntuhan, alih bahasa Kampung Kreasi (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), h. 36
16
17[17]Ibid, h. 52
18
sastra yang terkenal adalah Ibn Abd Rabbih dengan karyanya Al-‘iqd
al-Farid Ibnu Bassam dengan karyanya al-Dzahkirah fi Mahasin ahl
al-Jazirah dan al-Fath Ib Khaqan dengan karyanya Kitab al-Qalaid
dan yang lainnya.
Terinspirasi oleh antusiasme dan gairah hidup Abd ar-Rahman,
kaum muslimin awal di Andalusia menjadikan negeri itu menjadi
taman besar. Mereka menginpor tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan
dari negeri lain serta memperkenalkan metode –metode pertanian baru.
Sistim irigasi yang menakjubkan, kaum muslimin memperkenalkan
budidaya tebu, kapas, beras, dan tidak ketinggalan buah-buahan
seperti persik, jeruk, delima, dan kurma. Pada masa itu masyarakat
Andalusia memiliki bayak keterampilan. Bahkan pada masa itu mereka
telah memulai pengolahan industry sutra, dan dari merekalah lahir seni
membut kertas dan gelas serta pembuatan senjata Toledo yang
akhirnya sampai ke Eropa.18[18] Pada puncak kejayaan Cordova di
sana terdapat 15000 orang penenun.
10. Pemikiran dan Filsafat
Ilmu filsafat dapat berkembang pada masa Islam di Spanyol.
Pada waktu itu Spanyol merupakan slah satu tempat transmisi
perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Barat.filsafat mulai dipelajari
dan dikembangkan oleh umat Islam di Spanyol pada abad ke 19 M.
yakni pada masa pemerintahan Muhammad Ibn Abd. Al-Rahman
(832-886 M) penguasa Bani Umaiyah, kemudian berkembang pada
masa al-Hakam (961-976 M) pada asa ini banyak buku-buku
didatangkan dari daerah Islam di Timur, sehingga buku-buku di
universitas-universitas dibanjiri dengan berbagai ilmu pengetahuan
yang dapat menyaingi perpustakan Bait al-Hikmah di Bagdad.
Di Spanyol trkenal para filosof seperti Abu Bakar Muhammad
ibn al-Sayigh yang lebih terkenal dengan Ibn Bajjah (w. 1138 M) di
Fez. Karyanya yang terkenal Tadbir al-Mutawahhid. Abu Bakar Ibn
18[18] Ibid
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum Islam Masuk ke Spanyol (Andalus) di sana masyarakat
mengalami perpecahan di bidang politik, kemunduran di bidang ekonomi
dan kepercayaan. Secara politik Andalus terbagi ke dalam beberapa
Negara kecil.
Islam sebagai kekuatan politik telah memperlihatkan
kemampuannya yang luar biasa, sehingga dapat menguasai daerah Spanyol
walaupun menghadapi rintangan dan halangan dari orang-orang Kristen
dan para penguasa Spanyol. Semenjak tahun 716 sampai tahun 756, dalam
waktu yang pendek (lebih kurang 40 tahun) tidak kurang dari 20 orang
Gubernur yang memerintah di Spanyol. Mulai dari Gubernur pertamanya
21[21] Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-
Mishriyyah, 1969), hlm 25
22[22] Ahmad Al-Usayri, Searah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345
Abdul Aziz Ibn Musa Ibn Nusair sampai Gubernur terakhir Yusuf Ibn
Abd. Rahman Al-fihri dari suku Qays. Dari Gubernur terakhir inilah
kekuasaan diambil oleh Abd. Rahman Al-Dakhil sebagai permulaan
timbulnya dinasti Umaiyah di Andalus
Mazhab fiqih yang berkembang di Spanyol adalah mazhab
Malikiyah, mazhab Malikiyah ini dijadikan sebagai mazhab resmi Negara,
walaupun masih ada mazhab yang lain seperti Syafi’yah. Kehidupan
masyarakat seperti perkawinan, talak, wasiat, warisan, jual beli dan
sebagainya diatur berdasarkan mazhab Malikiyah.
Mazhab Malikiyah ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd. Al-
Rahman dan dikembangkan selanjutnya oleh Ibn Yahya yang menjadi qadi
pada masa Hisyam ibn Abd. Al-Rahman. Di samping itu ahli fiqh yang
terkenal pada masa itu seperti Abu Bakar Ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn
Sa’id al-Baluthi, Ibn Rusyd dan Ibn Hazm. Selain fuqaha yang bermazhab
Maliki di Spanyol ada juga ahli-ahli fiqh yang bermazhab Syafi’iy seperti
Usman ibn Abi Said al-Kinani, Ahmad Ibn Abd. Wahab bin Yunus dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Batri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1993), h. 91
[2]
Ibid
[3].
Ibid, h. 88
[4]
Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam jilid 1, (Padang:
IAIN IB Press, 202), h. 111
[5]
Ibid, h. 112
[6]
Ahmad Syalabi, Maushu’ah Tarikh al-Islami, jilid IV (Kairo: Maktabah
al-Nahdhah al-Misriyah, 1978), h. 34-35
[7]
Batri Yatim, op.cit, h. 96
[8]
Maidir Harun dan Firdaus, op.cit, h.115-116
[9]
Ibid, h. 116-117
[10]
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jilid 1, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999), h. 590.
23
[11]
Maidir Harun, op.cit, h. 119
[12]
Ibid, h. 121
24[13]
Ibid, h. 129
[14]
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulah Umayyah II di Cordova, (Jakarta:
Bulan Bintang, tt), h. 14
[15]
Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’ ur-Rahim, Islam Andalusia
Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, alih bahasa Kampung Kreasi
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), h. 36
[16]
Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’, ibid ,h. 40
[17]
Ibid, h. 52
[18
] Ibid
[19]
Badri Yatim, Log,Cit hlm. 107
[20]
Ibid, hlm. 107.
[21]
Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah
al-Mishriyyah, 1969), hlm 25
[22] Ahmad Al-Usayri, Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345
[23] Ibid, hlm 346.
24