Anda di halaman 1dari 23

1

Makalah Sejarah pada masa Andalusia

Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sejarah
Islam Semester 2 Program Studi Komunikasi Penyiar Islam
(IAIN) Bone
Oleh :

KELOMPOK 6

ANDI RAHMAN
702332019035
JIHAD SYAIFULLAH
702332019034

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE

2019/2020
2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
mencurahkan rahmat, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun penyusunan makalah ini selain
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah . Dalam penyusunan makalah ini,
tidak sedikit penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga
penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, penyusun
menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu selama proses penyusunan
makalah ini. Semoga amal kebajikan yang telah dilimpahkan mendapat balasan
dari Allah. Akhirnya penyusun mengharapkan kritik serta saran yang sifatnya
membangun guna kesempurnaan makalah ini, Semoga makalah ini bermanfaat
bagi penyusun umumnya bagi para pembaca. Amin.

Watampone, 29 Februari

Penulis

Kelompok 6
3

DAFTAR ISI

SAMPUL halaman

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1


B. Runusan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Islam Masuk ke Spanyol 2


B. Politik dan Pemerintahan 3
C. Faktor kemunduran dan kehancuran
islam di Andalusia 17

BAB III PENUTUP 19

A. Kesimpulan 19

DAFTAR PUSTAKA 20
4

BAB 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Saat ini mungkin sebagian orang masih belum menyadari arti
penting sebuah negeri Spanyol (Andalusia) bagi Islam dan sebaliknya, arti
sebuah Islam bagi negeri Spanyol. Andalusia pernah menorehkan tinta
sejarah dengan aneka macam warna yang amat sulit dilupakan oleh kaum
muslim. Berbicara tentag Andalusia akan mendorong imajinasi seseorang ,
khususnya muslim. Pada abad pertengahan tepatnya pada 711, ketika
pasukan Islam berjumlah 12000 orang yang dipimpin oleh Thariq Ibn
Ziyad mendarat di Gibraltar, Spanyol, pasukan itu berhasil menancapkan
kuku pengaruhnya di negeri yang sebelumnya berada dalam sengketa
internal. Itulah awal sejarah Islam di Spanyol.
Untuk mengenang peristiwa yang pernah terjadi di negeri ini. Untuk lebih
terangnya ini dibahas dalam bentuk makalah lalu disajikan dalam bentuk
diskusi. Pembahasan ini meliputi: masuknya Islam ke Spanyol, politik
pemerintahan, ekonomi dan perdagangan, sosial kemasyarakatan,
kesenian, pemikiran dan filsafat dan pemahaman agama. Mudah-mudahan
makalah ini dapat memperluas wawasan kita khususnya tentang sejarah
Islam.
Penulis sadar bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan,
maka untuk kesempurnaannya penulis sangat mengharapkan kritik saran
dari berbagai pihak.
B. Rumusan Masalah
A. Apa penyebab islam masuk ke spanyol?
B. Bagaimana perkembangan politik dan pemerintahan nya?
C. Apa Faktor penyebab kemunduran dan kehancuran islam di
Andalusia?
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam masuk ke Spanyol


Sebelum Islam Masuk ke Spanyol (Andalus) di sana masyarakat
mengalami perpecahan di bidang politik, kemunduran di bidang ekonomi
dan kepercayaan. Secara politik Andalus terbagi ke dalam beberapa
Negara kecil.1[1]
Di samping itu, raja Ghothic memaksakan kepercayaannya kepada
masyarakat dan orang-orang Yahudi dipaksa untuk dibabtis menurut
agama Kristen. Bagi yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara
kejam. Pada ketika itu rakyatnya tertindas dan hak-hak mereka dirampas.
Sementara terjadi konflik antara raja Roderick sebagai penguasa kerajaan
Gothic di Spanyol dengan penguasa Toledo, Witiza. Raja Roderick
memindahkan ibu kota kerajaannya dari Seville ke Toledo. Pemindahan
ini mengakibatkan penguasa kota Toledo, Witiza tersingkir. Kakak dari
Witiza, Oppas dan anaknya Achila mengungsi ke Afrika Utara dan
bergabung dengan orang-orang Islam di sana. Hal yang sama juga
dirasakan oleh pangeran Yulian, penguasa wilayah Septah. Pangeran
Yulian lari ke Ceuta Afrika Utara dan bergabung dengan orang-orang
Islam.
Orang-orang Spanyol yang terusir tersebut membujuk penguasa Islam di
Afrika Utara, Musa bin Nusair supaya mau menaklukkan dan menguasai
Spanyol. Bahkan pangeran Yulian bersedia menyediakan kapal untuk
menyeberangkan pasukan Islam dari Afrika utara ke Spanyol.2[2]
Dalam penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang
paling berjasa memimpin pasukan kesana. Mereka adalah Tharif Ibn
Malik, Thariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn Nusair. 3[3] Musa Ibn Nusair
1[1] Batri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 91

2[2] Ibid

3[3]. Ibid, h. 88
6

sebagai Gubernur Afrika Utara pada waktu itu mengirim Tharif Ibn Malik
sebagai perintis dan mata-mata ke Spanyol. Ia bersama pasukan yang
berjumlah lima ratus orang menyeberangi selat yang berada di antara
Maroko dan benua Eropa dengan menaiki empat buah kapal. Tharif dalam
misinya tidak masuk ke daerah pedalaman, ia dan pasukannya hanya
menyusuri pantai. Dalam penyerbuan itu Tharif tidak mendapatkan
perlawanan yang brarti, sehingga mereka memperoleh kemenangan dan
kembali ke Afrika membawa harta rampasan yang banyak.
Pada tanggal 19 Juli 711 M. Musa Ibn Nusair kembali mengirim pasukan
yang lebih besar ke Spanyol, pasukan ini dipimpin oleh Thariq Ibn Ziyad.
Thariq berlabuh di kaki gunung Gibraltar yang kemudian dinamakan Jabal
Thariq. Thariq dipandang sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya
lebih besar dan hasil perjuangannya lebih nyata. Melihat kemenangan
Thariq Musa Ibn Nusair tertarik untuk terjun ke medan perang, maka pada
bulan Juni 712 M. ia berangkat menyberangi Selat tersebut, satu persatu
kota yang dilewatinya bisa ditaklukan. Setelah pasukannya bergabung
dengan pasukan yang dipimpin oleh Thariq maka Spanyol pun dapat
mereka kuasi sepenuhnya, maka Spanyol dijadikan salah satu provinsi.
Gubernur yang pertama kali diangkat di Spanyol adalah Abdul Aziz putra
Musa Ibn Nusair pada tahun 716 M.

B. Politik dan Pemerintahan


Islam sebagai kekuatan politik telah memperlihatkan
kemampuannya yang luar biasa, sehingga dapat menguasai daerah Spanyol
walaupun menghadapi rintangan dan halangan dari orang-orang Kristen
dan para penguasa Spanyol.
Semenjak tahun 716 sampai tahun 756, dalam waktu yang pendek (lebih
kurang 40 tahun) tidak kurang dari 20 orang Gubernur yang memerintah di
Spanyol. Mulai dari Gubernur pertamanya Abdul Aziz Ibn Musa Ibn
Nusair sampai Gubernur terakhir Yusuf Ibn Abd. Rahman Al-fihri dari
suku Qays. Dari Gubernur terakhir inilah kekuasaan diambil oleh Abd.
7

Rahman Al-Dakhil sebagai permulaan timbulnya dinasti Umaiyah di


Andalus.4[4] Ini menandakan bahwa stabilitas politik di Spanyol belum
tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik dari
dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa
perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan
golongan, yakni antara Barbar asal Afrika utara dan Arab. Di samping itu
bangsa Barbar tidak diberi kesempatan untuk menjadi Gubernur di
Spanyol, padahal Thariq Ibn Ziyad orang Barbar paling berjasa dalam
penaklukan Spanyol. Dalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang
terus bersaing, yaitu suku Qays (Arab Utara) dan Arab Yaman (Arab
Selatan). Di samping itu terdapat perbedaan pandangan antara Khalifah di
Damaskus dengan Gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan.
Masing-masing mereka mengaku paling berhak menguasai daerah
Spanyol. Perbedaan pandangan pilitik ini menyebabkan seringnya terjadi
perang saudara. Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di
Spanyol yang tinggal di daerah pegunungan yang tidak mau tunduk pada
pemerintahan Islam. Apabila kekuatan Islam sedang lemah, mereka selalu
memberi perlawanan dan memperkuat diri. Gerakan mereka dilindungi
oleh orang-orang Perancis. Hal inilah yang menyeabkan terjadinya kontak
senjata antara orang Islam dengan orang Prancis. Oleh karena seringnya
terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka
dalam priode ini Islam di Spanyol belum memasuki kegiatan
pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan5[5].
Ketika Spanyol dalam keadaan tidak tentram datanglah Abd. Rahman Al-
Dakhil. Ia adalah keturunan bani Umaiyah. Abdurrahman Al-Dakhil
mendekati pimpinan Al-Bajl bin Bisri dan suku Kalb. Kedua suku ini
dimanfaatkannya untuk merebut kekuasaan dari Gubernur Yusuf Ibn
Abdurrahman Al-Fihri melalui kontak senjata di Masarah bulan September

4[4] Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam jilid 1, (Padang: IAIN IB Press,
202), h. 111

5[5] Ibid, h. 112


8

756 M. akhirnya ia berhasil mengalahkan Gubernur tersebut, Spanyol


dapat dikuasainya dan Cordova dijadikannya sebagai pusat
pemerintahannya. Sejak itu Spanyol menjadi dinasti Umaiyah yang bebas
dari pemerintahan pusat di Baghdad. Sebelumnya Spanyol tunduk di
bawah kekuasaan dinasti bani Umaiyah di Damaskus dan sejak
kekalahan bani Umaiyah oleh bani Abbas maka Spanyol tunduk di bawah
pemerintahan bani Abbas di Baghdad.6[6] Selama pemerintahan dinasti
Umaiyah berkuasa di spanyol telah melalui beberapa priode:

1. Masa Keamiran (756-912 M)


Pada masa ini Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang Amir
(artinya panglima, gubernur atau raja kecil), akan tetapi pemerintahan
ini tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam yang ada di
Baghdad yang dipegang oleh Khalifah Abbasiyah. Ada tujuh amir
yang memerintah di Spanyol
a) Abd. Rahman al-Dakhil (Abd. Rahman I) (138H/756M)
b) Hisyam I bin Abd. Rahman (172H/788)
c) Hakam I ibn Hisyam (180H/796)
d) Abd. RahmanII ibn Hisyam (206H/822)
e) Muhammad bin Abd. Rahman (238H/852)
f) Al-Munzir ibn Muhammad (273H/886)
g) Abdullah bin Muhammad (275-300H/888-912M)

Pada masa ini umat Islam di Spanyol sudah mulai mengalami


kemajuan di bidang politik dan peradaban.7[7]
 

2. Masa Kekhalifahan (912-1013M)

6[6] Ahmad Syalabi, Maushu’ah Tarikh al-Islami, jilid IV (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-
Misriyah, 1978), h. 34-35

7[7] Batri Yatim, op.cit, h. 96


9

Masa ini berlangsung dari pemerintahan Abd. Rahman III yang


bergelar An-Nashir sampai munculnya raja-raja kelompok, yang
dikenal dengan sebutan Muluk al-Thawaif. Pada masa ini Spanyol
diperintah oleh penguasa yang bergelar Khalifah. Ini bermula dari
berita yang sampai kepada Abd. Rahman III tentang kematian Al-
Muktadir Khalifah Abbasiyah yang dibunuh oleh pengawalnya sendiri.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pemerintahan Abbasiyah sedang
berada dalam kemelut. Maka kesempatan ini digunakan oleh
Abdurrahman untuk memakai gelar khalifah, dengan maksud
mengembalikan kehalifahan Bani Umaiyyah yang telah hilang selama
150 tahun lebih. Ada pun khalifah-khalifah yang besar memerintah
pada saat itu ada tiga orang , yakni Abd. Rahman al-Nashir (912-
961M), Hakam II (961-976M), dan Hisyam II (976-1009). Walaupun
masih ada khalifah yang memerintah sampai tahun 1013, namun
kekuasaannya sudah lemah.
Pada masa kekhalifahan ini umat Islam Spanyol mencapai
puncak kemajuan dan kejayaan, dapat menyaingi kejayaan daulah
Abbasiyah di Bagdad. Kehancuran khilafah bani Umaiyah di Spanyol
terjadi pada tahun 1013M, sewaktu dewan mentri yang memerintah
Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu, Spanyol sudah
terpecah ke dalam banyak Negara-negara kecil.8[8]

3. Priode Muluk al-Tawaif (1013-1086)


Pada priode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara
kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Muluk al-
Tawaif. Yang terbesar di antara kerajaan tersebut adalah Ibadiyah di
Seville. Untuk mempertahankan kekuasan kerajaan-kerajan kecil tidak
jarang mereka mintak bantuan kepada orang kristen di bagian Utara
untuk menyerang dinasti Islam lainnya. Pada masa ini umat Islam
Spanyol kembali mengalami konflik intern. Melihat kelemahan dan

8[8] Maidir Harun dan Firdaus, op.cit, h.115-116


10

kekacauan yang menimpa Islam di sana, orang-orang Kristen mulai


mengambil inisiatif untuk melakukan penaklukan kembali terhadap
Spanyol. Akan tetapi perlu dicatat meskipun system politik sedang
tidak stabil, namun kehidupan di bidang intelektual tetap mengalami
perkembamgan. Para sarjanawan dan sastrawan tetap mengembangkan
keilmuannya.9[9]
4. Reconquesta (Penaklukan Kembali)
Perpecahan politik yang terjadi di kalangan umat Islam
membuat orang Kristen berkeinginan untuk merebut kembali wilayah
Spanyol. Memang orang-orang Kristen dari awal kedatangan Islam
kesana sudah berrmaksud untuk mengusir umat Islam namun niat
mereka belum terlaksana. Sentimen orang-orang Kristen juga
diungkapkan dalam bentuk pendirian sejumlah biara Benedictine dan
kegiatan perziarahan ke Santiago de Compo Stela. Paus Gregory VII
menyerukan untuk melakukan gerakan reconquesta (penaklukan
kembali wilayah Spanyol dari umat Islam). Paus menjadikan
reconquesta sebagai kewajiban agama bagi umat Kristen dan sebagai
sebuah ambisi teritorial raja-raja Spanyol
Disintegrasi Negara-negara muslim pada abad 11
mengantarkan pada pesatnya ekspansi sejumlah kerajaan Kristen.
Dengan semangat untuk mempersatukan kerajaan Castile, Leon dan
kerajaan Galicia, pada tahun 1085, Alfonso VI menaklukan Toledo. Ini
merupakan awal terjadinya peperangan umat Islam dengan Kristen.
Setelah Spanyol jatuh ke dalam kekuasaan umat Islam. Maka orang-
orang Kristen pun membanjiri Toledo. Dalam waktu yang tidak lama
kerajaan Aragon merebut Huesca (1096), Saragosa (1118M), Tortosa
(1148M) dan Lerida (11149). Pada pertengan abad ke dua belas
penaklukan telah melembaga.10[10]

9[9] Ibid, h. 116-117

10[10] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jilid 1, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), h. 590.
11

5. Masa Dinasti Murabitun


Murabitun berasal dari kabilah Barbar Lamtuna yang
merupakan cabang kabilah terbesar dari suku Sanhajah, keturunan
bangsa Arab dari kabilah Himyar yang datang dari Yaman.11[11]
Mereka tinggal berkelompok-kelompok. Kelompok ini merupakan
perkumpulan spiritual keagamaan yang tinggal di kemah-kemah di
bagian Barat gurun Sahara. Perkumpulan ini di pimpin oleh Yahya bin
Ibrahim. Ketika ia pulang dari Mekkah tahun 1035 M. ia melihat
pengamalan agama kaumnya berbeda dengan yang dilihatnya di
Mekkah. Oleh karena itu ia punya maksud untuk memurnikan ajran
keagamaan kaumnya dengan mendatangkan seorang alim yang sangat
terkenal dari Maroko bermazhab Maliki yang yaitu Abdullah Ibn
Yasin. Pada perkembangannya hukum Islam dilaksanakan menurut
mazhab Maliki, namun al-Qur’an dan Sunnah tetap dijadikan sumber
utama. Karena ketegasan dan kekerasan mereka orang-orang Barbar
dan Negro yang ada di sekitar perkampungan mereka tunduk kepada
mereka dan masuk Islam.12[12]
Setelah Yahya Ibn Ibrahim Wafat, pimpinan Lamtuna
dilanjutkan oleh Yahya Ibn Umar. Tak lama kemudian Yahya Ibn
Umar pun wafat dan digantikan oleh saudaranya Abu Bakar Ibn
Umar. Dia pun memaklumkan dirinya sebagai raja Dinasti Murabitun
pada tahun 448 H/1056M dan Yusuf bin Tasyufin diangkat sebagai
panglima.
Pada tahun 1059M Yusuf Ibn Tasyufin bergerak kea rah Utara
yautu Maroko dan Afrika Utara. Sewaktu ia kembali dari penaklukan
tersebut pada tahun 1061M Abu Bakar, raja dinasti Murabitun pergi ke
gurun Sahara, maka pada ketika itu Yusuf bin Tasyufin mengambil
alih kekuasaan dinasti Murabitun dan pada tahun 1062M Marakesi
dijadikannya sebagai ibukota.

11[11] Maidir Harun, op.cit, h. 119

12[12] Ibid, h. 121


12

Sewaktu dinasti Murabitun berkembang, dinasti Umaiyah di


Andalusia telah terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil yang disebut
dengan Muluk al-Thawaif. Dalam perkembangannya dinasti
Murabitun bisa mencapai kemajuan seperti:
a) Pada masa Yusuf ibn Tasyufin dibangun kota Marakesy
sebagai ibu kota dinasti Murabitun dan merupakan pusat
pendidikan orang-orang murabitun.
b) Wilayah Islam dapat dipertahankan dari tangan Al-fonso
c) Di Spanyol didirikan kota Isybiliyah dekat Seville sebagai
tandingan kota Cordova yang mulai suram.
d) Di sini muncul Ibn Zuhr (Avenzoar), dia adalah seorang dokter
terkemuka di Andalusia (w. 1162M). muncul penyair sufi
seperti Ibn Abdun dan Ibn Zaidun (keduanya w. 1134M) dan
Ibn Quzman (1087-1160)
Penyiaran Islam meliputi daerah-daerah pedalaman guru Sahara di
Afrika
Setelah Yusuf Ibn Tasyufin wafat pada abad 1106M, dinasti Murabitun
mulai memasuki fase kemunduran dan akhirnya kehancuran. Para
penggantinya yang memimpin dinasti Murabitun tidak bisa
mengendalikan pemerintahan yang baik. Akhirnya datang kekuatan
baru dari Afrika Utara yang dipimpin oleh Ibn Tumart. Ibn Tumart ini
dapat mengalahkan dinasti Murabitun dan mengambil alih
kekuasaannya. Pada tahun 541H/1147M penguasa terakhir Murabitun,
Ishaq, dapat dibunuh di Markesyi dan menghabisi gubernurnya di
Spanyol. Dengan demikian berakhirlah dinasti Murabitun di tangan
dinasti Muwahidun13[13]
Asal usul Muwahidun
a. Adanya kelompok Mutajassimah di tengah masyarakat yang
berada dalam kekhalifahan Murabitun di Afrika dan Spanyol.
Tajassimah yaitu paham yang mengakui bahwa Tuhan mempunyai

13[13] Ibid, h. 129


13

bentuk seperti tubuh manusia. Menurut sebagian ulama paham


yang seperti ituadalah musyrik.
b. Kemudian muncul Ibn Tumart pengikut Asy’ariyah untuk
memberantas paham Tajassimah tersebut. Pada akhirnya ia
mendakwahkan dirinya sebagai al-Mahdi (juru selamat)dengan
konsep muwahidun (orang-orang yang mengesakan Tuhan)Ibn
Tumart berasal dari kabilah Masmudah. Untuk mengembangkan
ajarannya Ibn Tumart membentuk tiga kelompok:
a) Kelompok sepuluh dipimpin oleh Ibn Tumart yang dinamakan
Dewan Menteri.
b) Kelompok lima puluh dipimpin masing-masingnya oleh Dewan
Menteri yang 10 (satu orang untuk lima orang),
c) Murid Thalabah Ahl ad-Dar, keluarga al-Mahdi, ahli Tainmah,
kabilah jadwiyah sampai orang awam.

Setelah Ibn Tumart wafat tahun 1130M, digantikan oleh Abdul


Mukmin. Pada tahun 1144-1146 mereka berhasil menaklukkan
Murabitun dan menjadikan Marakesy sebagai pusat pemerintahannya.
Pada tahun 1172 M Muwahidun mampu merebut seluruh wilayah
muslim yang ada di Spanyol, akan tetapi kedudukan umat muslim
tetap saja dibawah tekanan pihak Kristen. Sehingga akhirya pada tahun
1212 Muwahidun dapat ditaklukkaan oleh pasukan gabungan Leon,
Castile, Navarre dan Aragon dalam perang Las Navas de Tolosa.
Dengan kekalahan Muwahidun Negara-negara Muslim Spanyol
kembali menjadi independen tetapi mereka jadi tidak perdaya
menghadapi penaklukan yang dilancarkan pihak Kristin.
Penggabungan kekuatan Castile dan Leon pada tahun 1230 membuka
jalan bagi penaklukan Cordova pada tahun 1236 dan kota Siville pada
tahun 1238 dan Murcia tahun 1243M. pada pertengahan abad ke 13
hanya Granada yang tetap bertahan dalam kekuasaan muslim. Kota
Granada ini terlindung lantaran warganya yang berjumlah besar,
14

wilayah yang berbukit dan ekonomi yang produktif yang mendorong


pajak besar kepada para sultan Castile. Pada ketika itu kota Granada
dipimpin oleh Banu Ahmar (1232-1492M), akan tetapi secara pilitik
dinasti ini hanya bekuasa di wilayah kecil. Kekuasaan Islam yang
merupakan pertahan terakhir di Spanyol berakhir karena perselisihan
orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Sehingga pada
tahun 1492 berakhirlah kekuasan Islam di Spanyol. Setelah itu umat
Islam hanya dihadapkan pada dua pilihan, yaitu masuk Kristen atau
meninggalkan Spanyol.

6. Ekonomi dan Perdagangan


Secara umum bisa dikatakan, dengan melihat banyaknya
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan dinasti Umaiyyah di
Andalusia, bahkan pembangunan bukan hanya ada di kota-kota tetapi
juga meliputi ke pedesaan. Itu membuktikan bahwa roda
perokonomian pada masa itu berjalan sangat bagus. Masa
pemerintahan Abdurrahman I di Andalusia dikenal oleh ahli-ahli
sejarah sebagai masa pembangunan besar-besaran. Ia membangun
istana yang megah dan Masjid agung yang terkenal di Cordova, yaitu
Masjid Al-Hambra. Selain itu ia juga membangun masjid-masjid lain
di ibukota Cordova dan pada kota-kota lainnya, selanjutnya ia juga
membangun gedung-gedung perguruan beserta lembaga-lembaga
ilmiah. Ia membangun saluran-saluran air dan irigasi untuk keperluan
pertanian, serta ia juga membangun sebuah taman yang sangat indah di
Cordova, yaitu (Al-Risafat).14[14]
Pada masa dinasti Umaiyah ini juga telah dibangun istana az-
Zahra tempat istirahat sang khalifah dengan biaya yang besar dan
waktu yang panjang. Adapun waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan bangunan tersebut adalah selama 12 tahun dan jumlah
orang yang dipekerjakan untuk membangunnya adalah sebanya 12.000

14[14] Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulah Umayyah II di Cordova, (Jakarta: Bulan Bintang,
tt), h. 14
15

orang.15[15] pada masa itu Andalusia terkenal akan kemakmurannya,


sehinga pada masa itu orang berduyun-duyun datang untuk menetap di
sana.
Dari segi perdagangan kota Valencia merupakan pelabuhan
yang makmur ketika itu, tempat persinggahan arrnada dagang Islam
dari pesisir Afrika maupun dari pulau Sicily dan pulau Sardinia.
Seiring waktu permasalahan makin banyak yang muncul, stabilitas
politik tidak terjamin tentu hal itu akan berpengaruh terhadap
perekonomian di sana. Afrika Utara bagian Barat merupakan daerah
gurun Sahara yang gersang dan hidup di sana orang Barbar, sedang
Spanyol merupakan daerah yang makmur dan maju serta berperadaban
maju. Ekonomi mereka sudah maju, tetapi kekuatan militer mereka
sudah lemah, sehingga tidak bisa menahan serangan musuh yang
datang. Oleh karena itu mereka minta bantuan kepada Dinasti
Murabitun untuk melindungi mereka dan mengusir orang-orang
Kristen yang menyerang mereka. Setelah Spanyol masuk kedalam
dinasti Murabitun, ekonomi Dinasti makin kuat karena mewarisi
ekonomi dari kerajaan-kerajaan kecil yang makmur tadi. Dengan
demikian keuangan Negara dan belanja tentara dapat diatasi dan
tentara semakin semangat untuk berperang

7. Sosial Kemasyarakatan
Pada awal kekuasaan Abdurrahman I terjadi perselisihan antara
suku yang berbeda-beda, antara bangsa dan etnis yang berbeda-beda,
antara Abbasiyah dan Umaiyah, serta antara umat Islam dan umat
Kristen. Akan tetapi Abdurrahman dapat menyelesaikan
pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Andalusia. Semenjak
itu Abdurrahman memperoleh rasa hormat dan kekaguman dari rakyat
Andalusia, dan semenjak itu terciptalah ketenangan dan kedamaian.

15[15] Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’ ur-Rahim, Islam Andalusia Sejarah Kebangkitan dan
Keruntuhan, alih bahasa Kampung Kreasi (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), h. 36
16

Bahkan orang-orang Barbar yang nomadis pun mulai bertempat tinggal


secara tetap.
Sepanjang jangka waktu yang lama setelah penaklukan
Spanyol, orang-orang Barbar tetap menjalani kehidupan yang nomadis,
mengganti tempat tinggal dari satu tempat ke tempat yang lainnya di
semenanjung dan membawa serta anak istri mereka. Abdurrahman I
adalah orang pertama yang menundukkan kebiasaan mereka
mengembara , membuat mereka mau membangun desa-desa dan kota-
kota serta menjalani hidup yang menetap.
Abdurrahman adalah pemimpin yang telah banyak memberikan
perubahan terhadap Andalusia sehingga ia dikenal dengan sebutan
Elang suku Quraiysh dan Garuda Andalusia. Kaum muslim Andalusia,
yang telah lama maupun yang baru memeluk Islam, bersatu dan
merasa tentram baik dan menjalani hidup sehari-hari demikian juga
dalam melakukan ibadah kepada sang Khaliq.16[16]
Secara umum bisa dikatakan bahwa kondisi social masyarakat
pada masa dinasi Umaiyah tentram dan damai kecuali pada masa Amir
ke tiga, yaitu Hakam Ibn Hisyam karena kepemimpinannya yang
kurang merakyat dan suka berpoya-poya, sehingga pemerintahannya
banyak disibukkan untuk menumpas pemberontakan, perlawanan baik
yang datang dari umat Islam maupun yang datang dari kaum Kristen.
Pada masa Amir Hisyam bin Abdurrahman masyarakat hidup
dengan tentram. Ia adalah pemimpin yang dekat kepada rakyat dan
sangat perhatian kepada orang miskin. Untuk menciptakan ketertiban
ia melembagakan jaga malam yang teridiri dari warga-warga yang
jujur yang bertugas untuk berkeliling, dan jika ditemukan orang yang
merusak ketertiban, ia akan dihukum dan didenda seseuai dengan
pelanggarannya, dan dendanya akan diberikan kepada orang-orang
miskin seperti orang yang menumpang di dalam masjid saat malam

16[16]Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’, ibid ,h. 40


17

dan hujan.17[17]Sehingga Amir Hisyam diberi gelar oleh rakyatnya ar-


Radhi dan al-Adl (pemimpin yang ramah dan adil). Demikian juga
pada masa Amir Abdurrahman II masyarakat hidup makmur dan
damai sehingga pemerintahannya disamakan orang dengan
pemerintahan Umar bin Abdul Aziz.
8. Pendidikan dan Iptek
Perkembangan ilmu pengetahuan di Spanyol bukan hanya pada
bidang ilmu-ilmu tertentu, akantetapi telah mencakup kepada berbagai
bidang ilmu pengetahuan hingga ilmu sains. Sains yang berekembang
di Spanyol antara lain adalah ilmu kedokteran, matematika, astronomi,
kimia dan lain-lain. Abbas Ibnu Farnas adalah yang termashur
dibidang kimia dan astronomi. Dia adalah orang pertama menemukan
pembuatan kaca dari batu. Ibrahim Ibn Yahya al-Naqash terkenal
dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan kapan terjadinya gerhana
matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil
menemukan tropong Bintang modern yang dapat menentukan jarak
antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad Ibn Ibas dari Cordova
adalah ahli dalam bidang obat-obatan.umm al-Hasan binti abi Ja’far
dan saudara perempuannya al-Hafids adalah dua orang yang ahli di
bidang kedokteran dari kalangan wanita.
9. Kesenian
Dalam bidang ini tokohnya yang terkenal adalah al-Hasan Ibn
Nafi yang dijuluki Zaryab. Zaryab sering tampil dalam perjamuan
makan dan acara-acara pertemuan besar di Spanyol. Ia juga bisa
menggubah lagu.
Pada masa itu bahasa arab dijadikan bahasa resmi di Spanyol,
sehingg bermunculanlah orang-orang yang ahli di bidang bahasa
seperti Ibn Sayidih, Ibn Malik, Ibn Khuruf Ibn al-Hajj, abu Ali al-
Isybili, Abu al-Hasan dan yang lainnya. Di samping banyaknya orang-
orang yang ahli di bidang bahasa banyak juga yang ahli di bidang

17[17]Ibid, h. 52
18

sastra yang terkenal adalah Ibn Abd Rabbih dengan karyanya Al-‘iqd
al-Farid Ibnu Bassam dengan karyanya al-Dzahkirah fi Mahasin ahl
al-Jazirah dan al-Fath Ib Khaqan dengan karyanya Kitab al-Qalaid
dan yang lainnya.
Terinspirasi oleh antusiasme dan gairah hidup Abd ar-Rahman,
kaum muslimin awal di Andalusia menjadikan negeri itu menjadi
taman besar. Mereka menginpor tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan
dari negeri lain serta memperkenalkan metode –metode pertanian baru.
Sistim irigasi yang menakjubkan, kaum muslimin memperkenalkan
budidaya tebu, kapas, beras, dan tidak ketinggalan buah-buahan
seperti persik, jeruk, delima, dan kurma. Pada masa itu masyarakat
Andalusia memiliki bayak keterampilan. Bahkan pada masa itu mereka
telah memulai pengolahan industry sutra, dan dari merekalah lahir seni
membut kertas dan gelas serta pembuatan senjata Toledo yang
akhirnya sampai ke Eropa.18[18] Pada puncak kejayaan Cordova di
sana terdapat 15000 orang penenun.
10. Pemikiran dan Filsafat
Ilmu filsafat dapat berkembang pada masa Islam di Spanyol.
Pada waktu itu Spanyol merupakan slah satu tempat transmisi
perpindahan ilmu pengetahuan Islam ke Barat.filsafat mulai dipelajari
dan dikembangkan oleh umat Islam di Spanyol pada abad ke 19 M.
yakni pada masa pemerintahan Muhammad Ibn Abd. Al-Rahman
(832-886 M) penguasa Bani Umaiyah, kemudian berkembang pada
masa al-Hakam (961-976 M) pada asa ini banyak buku-buku
didatangkan dari daerah Islam di Timur, sehingga buku-buku di
universitas-universitas dibanjiri dengan berbagai ilmu pengetahuan
yang dapat menyaingi perpustakan Bait al-Hikmah di Bagdad.
Di Spanyol trkenal para filosof seperti Abu Bakar Muhammad
ibn al-Sayigh yang lebih terkenal dengan Ibn Bajjah (w. 1138 M) di
Fez. Karyanya yang terkenal Tadbir al-Mutawahhid. Abu Bakar Ibn

18[18] Ibid
19

Thufail (w.1185 M) karyanya yang terkenal adalah Hay bin Yaqzhan.


Di samping filosof dia juga seorang astronomi, kedokteran dan
sebagainya. Filosof yang sangat terkenal muncul Ibn Rusyd dari
Cordova (1126-1198 M). karyanya yang sangat monumental adalah
Tahafud al-Tahafud. Karya ini sebagai tangkisan terhadap kitab
falsafah al-Ghazali Tahafud al-Falasifah.
11. Pemahaman Agama
Perkembangan pengetahuan di Spanyol sangat pesat , tidak
kalah dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Bagdad dan Mesir di
antara ilmu yang berkembang di Spanyol adalah ilmu fiqih.
Berkembangnya ilmu fiqh di Spanyol menggambarkan bahwa di
Spanyol pada ketika itu sudah mulai banyak yang ahli, paham dalam
bidang agama.
Mazhab fiqih yang berkembang di Spanyol adalah mazhab
Malikiyah, mazhab Malikiyah ini dijadikan sebagai mazhab resmi
Negara, walaupun masih ada mazhab yang lain seperti Syafi’yah.
Kehidupan masyarakat seperti perkawinan, talak, wasiat, warisan, jual
beli dan sebagainya diatur berdasarkan mazhab Malikiyah.
Mazhab Malikiyah ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd. Al-
Rahman dan dikembangkan selanjutnya oleh Ibn Yahya yang menjadi
qadi pada masa Hisyam ibn Abd. Al-Rahman. Di samping itu ahli fiqh
yang terkenal pada masa itu seperti Abu Bakar Ibn al-Quthiyah,
Munzir Ibn Sa’id al-Baluthi, Ibn Rusyd dan Ibn Hazm. Selain fuqaha
yang bermazhab Maliki di Spanyol ada juga ahli-ahli fiqh yang
bermazhab Syafi’iy seperti Usman ibn Abi Said al-Kinani, Ahmad Ibn
Abd. Wahab bin Yunus dan sebagainya.
C. Faktor Kemunduran dan Kehancuran Islam di Andalusia.
Ada beberapa faktor kemunduran dan kehancuran islam di
andalusia, diantaranya adalah:
1. Konflik Islam dengan Kristen
20

Para penguasa Muslim tidak melakukan Islamisasi secara


sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti
dari kerajaan-kerajaan Kristen taklukannya dan membiarkan mereka
mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki
tradisional, asal tidak ada perlawanan bersenjata.38 Namun demikian,
kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang
Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan negara Islam di
Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan
Kristen. Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan
pesat, sementara umat Islam sedang mengalami kemunduran. 19
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan


sebagai orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik
yang dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak
pernah menerima orang-orang pribumi. Setidak-tidaknya sampai abad
ke-10 M, mereka masih memberi istilah ‘ibad dan muwalladun kepada
para mukalaf itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akibatnya, kelompok-kelompok etnis non-Arab yang ada sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak
besar terhadap sejarah sosio-ekonomi negeri tersebut. Hal ini
menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi makna
persatuan, di samping kurangnya figur yang dapat menjadi
personifikasi ideologi itu. 20
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa
membangun kota dan mengembangkan ilmu pengetahuan dengan
21
sangat “serius”, sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya

19 [19]Badri Yatim, Log,Cit hlm. 107

20 [20]Ibid, hlm. 107.


21

timbul kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi


kondisi politik dan militer.
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan    
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan di antara ahli waris.
Bahkan, karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk Al-
Thawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam
terakhir di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella, di antaranya
22
juga disebabkan permasalahan ini.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. la
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dan Afrika
Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu
23
membendung kebangkitan Kristen di sana.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum Islam Masuk ke Spanyol (Andalus) di sana masyarakat
mengalami perpecahan di bidang politik, kemunduran di bidang ekonomi
dan kepercayaan. Secara politik Andalus terbagi ke dalam beberapa
Negara kecil.
Islam sebagai kekuatan politik telah memperlihatkan
kemampuannya yang luar biasa, sehingga dapat menguasai daerah Spanyol
walaupun menghadapi rintangan dan halangan dari orang-orang Kristen
dan para penguasa Spanyol. Semenjak tahun 716 sampai tahun 756, dalam
waktu yang pendek (lebih kurang 40 tahun) tidak kurang dari 20 orang
Gubernur yang memerintah di Spanyol. Mulai dari Gubernur pertamanya
21[21] Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-
Mishriyyah, 1969), hlm 25

22[22] Ahmad Al-Usayri,  Searah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345

23[23]  Ibid, hlm 346.


22

Abdul Aziz Ibn Musa Ibn Nusair sampai Gubernur terakhir Yusuf Ibn
Abd. Rahman Al-fihri dari suku Qays. Dari Gubernur terakhir inilah
kekuasaan diambil oleh Abd. Rahman Al-Dakhil sebagai permulaan
timbulnya dinasti Umaiyah di Andalus
Mazhab fiqih yang berkembang di Spanyol adalah mazhab
Malikiyah, mazhab Malikiyah ini dijadikan sebagai mazhab resmi Negara,
walaupun masih ada mazhab yang lain seperti Syafi’yah. Kehidupan
masyarakat seperti perkawinan, talak, wasiat, warisan, jual beli dan
sebagainya diatur berdasarkan mazhab Malikiyah.
Mazhab Malikiyah ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd. Al-
Rahman dan dikembangkan selanjutnya oleh Ibn Yahya yang menjadi qadi
pada masa Hisyam ibn Abd. Al-Rahman. Di samping itu ahli fiqh yang
terkenal pada masa itu seperti Abu Bakar Ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn
Sa’id al-Baluthi, Ibn Rusyd dan Ibn Hazm. Selain fuqaha yang bermazhab
Maliki di Spanyol ada juga ahli-ahli fiqh yang bermazhab Syafi’iy seperti
Usman ibn Abi Said al-Kinani, Ahmad Ibn Abd. Wahab bin Yunus dan
sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

[1]
Batri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1993), h. 91
[2]
Ibid
[3].
Ibid, h. 88
[4]
Maidir Harun dan Firdaus, Sejarah Peradaban Islam jilid 1, (Padang:
IAIN IB Press, 202), h. 111
[5]
Ibid, h. 112
[6]
Ahmad Syalabi, Maushu’ah Tarikh al-Islami, jilid IV (Kairo: Maktabah
al-Nahdhah al-Misriyah, 1978), h. 34-35
[7]
Batri Yatim, op.cit, h. 96
[8]
Maidir Harun dan Firdaus, op.cit, h.115-116
[9]
Ibid, h. 116-117
[10]
 Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, jilid 1, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1999), h. 590.
23

[11]
Maidir Harun,  op.cit, h. 119
[12]
Ibid, h. 121
24[13]
  Ibid, h. 129
[14]
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulah Umayyah II di Cordova, (Jakarta:
Bulan Bintang, tt), h. 14
[15]
Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’ ur-Rahim, Islam Andalusia
Sejarah Kebangkitan dan Keruntuhan, alih bahasa Kampung Kreasi
(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004), h. 36
[16]
Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata’, ibid ,h. 40
[17]
Ibid, h. 52
[18
] Ibid
[19]
Badri Yatim, Log,Cit hlm. 107
                  [20]
Ibid, hlm. 107.
[21]
Lutfi abd al-Badi, al-Islam fi Isbaniya, (Kairo: Maktabah al-Nahdhah
al-Mishriyyah, 1969), hlm 25
            [22] Ahmad Al-Usayri,  Sejarah Islam, (Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 345
            [23]  Ibid, hlm 346.

24

Anda mungkin juga menyukai