Hijrah Rasulullah :
Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah menjadi peristiwa besar bagi
umat Islam. Kisah itu punya makna mendalam bagi muslimin dunia. Peristiwa itu
kemudian menjadi awal tahun kalender Islam dan diperingati hingga sekarang.
Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad telah berdakwah menyebarkan Islam
di Mekah. Semula, Nabi berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Syiar Islam
kemudian dilakukan dengan terang-terangan.
Kaum kafir Quraisy yang sejak semula memusuhi Nabi semakin gencar melakukan
desakan. Intimidasi terjadi setiap waktu. Namun, saat Nabi perlu dukungan,
datanglah masa sulit. Sang istri, Siti Khadijah, wafat. Padahal Siti Khadijah menjadi
salah satu motivator bagi Nabi dalam menyebarkan Islam.
Alasan (Sebab-sebab) Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah – Hijrah
tidak saja memiliki arti untuk mengesampingkan kepentingan seseorang,
mengorbankan segala harta benda dan menyelamatkan jiwanya saja, akan tetapi
harus disertai dengan adanya kesadaran bahwa dirinya juga telah dihalalkan dan
terampas, bisa jadi binasa di pangkal perjalanan atau di penghujungnya.
Alasan (Sebab-sebab) Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Madinah – Hijrah
tidak saja memiliki arti untuk mengesampingkan kepentingan seseorang,
mengorbankan segala harta benda dan menyelamatkan jiwanya saja, akan tetapi
harus disertai dengan adanya kesadaran bahwa dirinya juga telah dihalalkan dan
terampas, bisa jadi binasa di pangkal perjalanan atau di penghujungnya.
Ada faktor-faktor penting yang menyebabkan Rasulullah terdorong untuk Hijrah dari
Makkah ke Madinah, yakni sebagai berikut :
1. Melarang setiap perdagangan dan bisnis dengan pendukung Nabi Muhammad SAW.
2. Tidak ada seorangpun yang berhak mengadakan ikatan perkawinan dengan orang
muslim.
3. Melarang keras untuk bergaul dengan kaum muslim.
4. Musuh Nabi Muhammad harus didukung dalam berbagai keadaan bagaimanapun.
BERITA GEMBIRA DARI YASTRIB
Berita Gembira dari Yastrib
Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad saw. bertemu 6 orang Yastrib
dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan tersebut, Nabi
Muhammad saw. mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut dengan
baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan
tentang Islam kepada masyarakat Yastrib lainnya.
Pada tahun 621 M, seorang muslim Yastrib beserta 6 orang teman yang lain
sebagai utusan Kabilah Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad saw.
Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang
bernama Aqabah. Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan mempersekutukan Allah
Swt. dengan sesuatu yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh
anak-anak. Kami tidak akan saling memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai
Nabi Muhammad saw.
Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Yastrib datang lagi dengan maksud
mengadakan perjanjian Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad saw.
untuk berhijrah ke Yastrib. Perjanjian Aqabah 2, diikuti 75 orang Yastrib dan Nabi
Muhammad saw. yang didampingi pamannya, Hamzah. Isi perjanjian sama dengan
yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam semakin
banyak.
Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad saw. mendapatkan kesan
bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yastrib. Kenyataan ini membuat Nabi
Muhammad saw. memerintahkan para pengikutnya untuk hijrah ke Yastrib dengan
sembunyi-sembunyi. Sementara Nabi Muhammad saw. bertahan di Mekah bersama
Abu Bakar dan Ali bin Abi Talib.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa kabar gembira dari Yastrib diantaranya,yaitu :
1
1. Pada tahun 620 M,enam peziarah dari Yastrib masuk Islam dengan senang
hati setelah diajak Nabi Muhammad Saw.Mereka juga memberitahukan
tentang Islam kepada masyarakat Yastrib yang lain.
2. Pada tahun 621 M,enam orang Yastrib dengan orang muslim Yastrib yang lain
diutus Kabilah Khazraj dan Aus untuk mendatangi Nabi Muhammad Saw. Dan
enam orang tadi masuk islam dan melakukan perjanjian di tempat yang
bernama Aqabah maka dari itu berjanjian ini dinamakan perjanjian Aqabah.
Yang isinya : “Kami tidak akan mempersekutukan Allah Swt. dengan sesuatu
yang lain. Kami tidak akan mencuri, berzina, dan membunuhanak-anak. Kami
tidak akan saling memfitnah dan kami tidak akan mendurhakai Nabi
Muhammad saw.
3. Pada tahun 622 M, 75 orang dari Yastrib mendatangi Nabi Muhammad saw.
untuk mengadakan perjanjian Aqabah yang kedua. Yang isinya seperti
perjanjian Aqabah sebelumnya tetapi orang yang masuk Islam lebih banyak.
4. Pada tahun 622 M,seperti tahun di adakannya perjanjian Aqabah yang kedua
selain itu Nabi Muhammad saw. di undang untuk berhijrah ke Yastrib atau
sekarang lebih terkenal dengan Madinah.
Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah
Kastolani ·
perjalanan hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah yang terjadi pada
Bulan Muharram. (Foto: istimewa) JAKARTA, iNews.id - Dakwah yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW kepada kaum Quraisy terus mendapat tentangan dan serangan
hingga makar pembunuhan. Mereka semakin membenci ajakan Rasulullah untuk
beriman kepada Allah SWT. Di masa yang sulit itu, Nabi SAW kemudian
memerintahkan kepada para sahabatnya untuk sembunyi-sembunyi hijrah dari
Mekah ke Madinah. Sedangkan Nabi SAW dan beberapa sahabatnya masih tinggal di
di Mekkah. Nabi menunggu turunnya ayat dari Allah untuk pergi hijrah. BACA JUGA:
Peristiwa 17 Juni: Awal Hijrah Nabi Muhammad SAW Bersembunyi di Goa Tsur Tepat
tanggal 26 Shafar 622 Masehi atau tepat 17 Juni, Nabi Muhammad SAW didampingi
Sayyidina Abu Bakar Ash Shiddiq pergi ke Goa Tsur. Nabi SAW memberi tahu Abu
Bakar bahwa harus pergi hijrah malam itu dan menunjuk Abu Bakar untuk
menyertainya. Peristiwa itu terekam dalam Kitab Fatkhul Bari. Peristiwa hijrahnya
Nabi Muhammad SAW itu kemudian ditetapkan sebagai awal penanggalan Hijriah.
BACA JUGA: Doa Akhir Tahun Hijriah dan Awal Tahun Baru Islam 1442 H, Perbanyak
Amal Ibadah Menurut riwayat para ulama pakar tarikh yang masyhur, tarikh Islam
mula-mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab Ra ketika ia menjadi khalifah pada
tahun 17 Hijriah. م َأ ُبو َ َّسل َ ه َو ِ صلَّى اللَّ ُه َعلَ ْي َ ي َّ اس َتْأ ذَنَ ال َّن ِب
ْ ت ْ َي اللَّ ُه َع ْن َها َقال َ ض ِ ش َة َر َ ن َعاِئ ْ َع
َكان َ ك َفَ َم ُع َأنْ ُيْؤ ذَنَ ل َ طْ َه َأتِ َّل الل َ سو ُ ل يَا َر َ م َفقَا ْ ِل لَ ُه َأق َ ه اَأْلذَى َفقَا ِ اش َت َّد َعلَ ْيْ ين َ حِ ِخ ُروج ُ بَك ٍْر فِي ا ْل
هِ َّول الل
ُ س ُ ت َفا ْن َتظَ َر ُه َأ ُبو َبك ٍْر َفَأتَا ُه َر ْ َك َقال َ ِجو َذل ُ ول ِإنِ ّي َأَل ْرُ م يَ ُقَ َّسلَ ه َو ِ صلَّى اللَّ ُه َعلَ ْيَ ه ِ َّل اللُ سو ُ َر
اي
َ ما ا ْب َن َتَ ه
ُ ماَ َّل َأ ُبو بَك ٍْر ِإن
َ ك َفقَا َ ع ْن َد
ِ ن ْ ل َأ
ْ خ ِر ْج َم َ َات يَ ْو ٍم ظ ُْه ًرا َف َنا َدا ُه َفقَا
َ مذَ َّسل
َ ه َوِ صلَّى اللَّ ُه َعلَ ْيَ
ِ صلَّى اللَّ ُه َعلَ ْي
ه َ ي ُّ ل ال َّن ِبَ ُّحبَ َة َفقَا
ْ ه الص ِ َّل الل
َ سو ُ ل يَا َرَ خ ُروجِ َفقَا ُ ت َأنَّ ُه َق ْد ُأذِنَ لِي فِي ا ْل َ ل َأ
َ ش َع ْر َ َفقَا
صلَّى َ ي َّ ِخ ُروجِ َفَأ ْعطَى ال َّنب ُ ما لِ ْلَ ت َأ ْع َد ْد ُت ُهُ ن َق ْد ُك ْن ِ ع ْن ِدي نَا َق َتا ِ ه ِ َّل الل َ سو ُ ل يَا َر َ ُّحبَ َة َقا ْ م الص َ َّسل َ َو
َكان َ ه َف ُ ح َّتى َأتَيَا ا ْلغَا َر َو
ِ ه َو بِ َث ْو ٍر َف َت َوا َريَا فِي َ ج ْد َعا ُء َف َركِبَا َفا ْنطَلَقَا َ ي ا ْل َ ه ِ ما َو َ ه ُ ح َداْ م ِإَ َّسل َ ه َو ِ اللَّ ُه َعلَ ْي
ةٌ ح َ ت َأِلبِي بَك ٍْر ِم ْن ْ َش َة ُأِل ِ ّم َها َو َكان َ خو َعاِئ ُ خبَ َر َة َأْ سَ ن ِ ل ْب ِ ن الط ُّ َف ْي ِ ه ْب ِ َّن ُف َه ْي َر َة ُغاَل ًما لِ َع ْب ِد الل ُ َعا ِم ُر ْب
ما َّ َالرّ َعا ِء َفل
ِ ن ْ ح ٌد ِم َ ه َأ –ُ ح فَاَل يَ ْفط
ِ ُِن ب ُ س َر ْ َم ي َّ ما ُثَ ج ِإلَ ْي ِهُ ِح َفيَ َّدل ُ ِصبْ م َو ُي ْ ح بِ َها َويَ ْغ ُدو َعلَ ْي ِه ُ كانَ يَ ُرو َ َف
م ِدي َن َة َ ح َّتى َق ِد َما ا ْل َ ه ِ ِما ُي ْع ِقبَان َ ج َم َع ُه َ خ َر
َ ج َ خ َرَ Dari Aisyah radliallahu anha, dia berkata,
"Abu Bakr pernah meminta izin kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk hijrah
ketika gangguan (orang-orang Quraisy) semakin menjadi-jadi, lalu beliau bersabda
kepadanya: "Berdiam aja dulu." Abu Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, apakah anda
hendak menunggu perintah?" Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Aku
berharap hal itu." Aisyah melanjutkan, "Abu Bakr lalu menunggu (perintah hijrah),
suatu hari yaitu diwaktu siang, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam datang
menemuinya, beliau lalu menyerunya: "Suruhlah orang-orang yang ada di sisimu
untuk keluar." Abu Bakr menjawab, "Sesungguhnya dia adalah kedua puteriku."
Beliau bersabda: "Apakah kamu merasa bahwa diriku telah diizinkan untuk
berhijrah?" Abu Bakr berkata, "Apa perlu ditemani?" Maka Nabi shallallahu alaihi
wasallam menjawab: "Benar, aku perlu ditemani." Abu Bakr berkata, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua ekor unta yang telah aku persiapkan
untuk berhijrah." Kemudian Abu Bakr memberi salah satu hewan tunggannya, yaitu
al Jada`, keduanya pun berangkat hingga sampai di gua Tsur lalu keduanya
bersembunyi di dalamnya. Sementara Amir bin Fuhairah, budak milik Abdullah bin
Thufail bin Sahbarah setiap pagi dan sore membawa susu untuk Nabi SAW dan Abu
Bakar. Kemudian ia pergi di malam hari untuk menemui keduanya, selepas itu Amir
bin Fuhairah pergi merumput sehingga tak satupun dari para penggembala yang
tahu, tatkala Amir bin Fuhairah berangkat, maka Abu Bakr dan Nabi keluar
mengikuti dari belakang hingga keduanya tiba di Madinah. ( HR. Bukhari) [ No. 4093
Fathul Bari] Shahih.