Anda di halaman 1dari 2

Hijrah Nabi Nuhannad SAW DARI Mekkah-

Madinah

Bulan Muharram merupakan salah satu bulan mulia bagi umat Islam. Di Bulan Muharram ini juga
banyak terjadi peristiwa penting, salah satunya yakni hijar Nabi Muhammad SAW dari Mekkah
ke Madinah yang terjadi pada 622 Masehi.

hijrah Nabi Muhammad SAW ini penuh dengan tantangan. Hijrah dilakukan karena dakwah yang
dilakukan Nabi Muhammad SAW kepada kaum Quraisy terus mendapat tentangan dan
serangan hingga makar pembunuhan. Mereka semakin membenci ajakan Rasulullah untuk
beriman kepada Allah SWT.

Setelah itu, Allah SWT menyuruhnya untuk hijrah, maka Nabi Muhammad SAW pun
melaksanakan Hijrah ke Madinah. Awalnya, pada tahun 620 M Nabi Muhammad SAW bertemu
enam orang Yastrib (Madinah) dari Kabilah Khazraj yang berziarah ke Mekah. Dalam pertemuan
tersebut, Nabi Muhammad SAW mengajak mereka untuk masuk Islam. Mereka menyambut
dengan baik ajakan itu dan menyatakan masuk Islam. Mereka pula yang memberitahukan
tentang Islam kepada masyarakat Yatsrib lainnya. 

Pada tahun 621 M, seorang muslim Yatsrib beserta 6 orang teman yang lain sebagai utusan Kabilah
Khazraj dan Aus mendatangi Nabi Muhammad SAW.

  Keenam orang tersebut masuk Islam dan melakukan perjanjian di tempat yang  bernama Aqabah.
Isi perjanjiannya: “Kami tidak akan mempersekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. Kami
tidak akan mencuri, berzina, dan membunuh  anak-anak. Kami tidak akan saling memfitnah dan kami
tidak akan mendurhakai Nabi Muhammad SAW.

Selanjutnya, pada 622 M, orang-orang Yatsrib datang lagi dengan maksud  mengadakan perjanjian
Aqabah 2 sekaligus mengundang Nabi Muhammad SAW untuk berhijrah ke Yatsrib. Perjanjian
Aqabah 2, diikuti 75 orang Ya¡rib dan Nabi Muhammad SAW yang didampingi pamannya, Hamzah.

Isi perjanjian sama dengan  yang sebelumnya, tetapi jumlah peserta yang memeluk agama Islam
semakin banyak. Dalam dua kali perjanjian yang terjadi, Nabi Muhammad SAW mendapatkan kesan
bahwa Islam telah siap berkembang pesat di Yatsrib.  Kenyataan ini membuat Nabi Muhammad SAW
memerintahkan kepada para sahabatnya untuk sembunyi-sembunyi hijrah dari Mekah ke Madinah. 
Sedangkan Nabi SAW dan beberapa sahabatnya masih tinggal  di Mekah bersama Abu Bakar dan Ali
bin Abi Thalib. Nabi SAW menunggu turunnya ayat dari Allah untuk pergi hijrah.

Rencana hijrah Nabi Muhammad SAW didengar oleh kafir Quraisy. Kaum Quraisy pun akhirnya
merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad SAW. Kafir Quraisy khawatir Islam akan
berkembang di Yatsrib. Mereka menyuruh  para pemuda untuk mengepung rumah Nabi Muhammad
SAW karena khawatir akan lari.

  Pada malam itu pula, Nabi SAW meminta sepupunya Ali bin Abi Thalib supaya memakai selimut
Nabi SAW dan berbaring di tempat tidurnya.
  Atas izin Allah Nabi Muhammad SAW berhasil keluar dari rumahnya dengan selamat meski sudah
dikepung. Para pemuda kafir Quraisy tak melihat Nabi SAW keluar dari pintu depan yang sudah
mereka jaga.

Tidak lama setelah Nabi Muhammad SAW meninggalkan rumahnya, para pemuda terbangun dan
masuk ke rumah Nabi SAW dengan penuh nafsu untuk membunuh. Akan tetapi, mereka hanya
mendapatkan Ali bin Abi Thalib yang sedang tidur. Mereka kecewa dan tidak percaya dengan segala
hal yang terjadi. Hal ini terjadi hanya karena pertolongan Allah SWT.

Menjelang larut malam, Nabi Muhammad saw. menuju ke rumah Abu Bakar dan mengajaknya
hijrah. Nabi SAW dan Abu Bakar  kemudian keluar dari jendela pintu belakang dan terus bertolak ke
arah selatan menuju Gaa Tsur.

Jalan yang ditempuh oleh mereka adalah jalan yang tidak mungkin dilewati manusia. Hal ini
dilakukan supaya para pemuda Quraisy yang mengejar tidak menyangka mereka melalui jalan itu. 
Dalam perjalanannya, mereka berdua sempat bersembunyi di Goa Tsur selama tiga hari tiga malam. 

Tepat tanggal 26 Shafar 622 Masehi atau tepat 17 Juni, Nabi Muhammad SAW didampingi Sayyidina
Abu Bakar Ash Shiddiq pergi ke Goa Tsur. Nabi SAW memberi tahu Abu Bakar bahwa harus pergi
hijrah malam itu dan menunjuk Abu Bakar untuk menyertainya. Peristiwa itu terekam dalam Kitab
Fatkhul Bari. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW itu kemudian ditetapkan sebagai awal
penanggalan Hijriah. Menurut riwayat para ulama pakar tarikh yang masyhur, tarikh Islam mula-
mula ditetapkan oleh Umar bin Khattab Ra ketika ia menjadi khalifah pada tahun 17 Hijriah.

Anda mungkin juga menyukai