Anda di halaman 1dari 2

Kisah Kerja Keras Rasulullah SAW Dalam Berdagang

Allah SWT menganugerahkan Islam kepada umat penutup zaman, dengan Rasulullah
SAW sebagai role model manusia yang ideal. Beliau diutus di tengah masyarakat yang lemah
persatuan sosialnya dan rendah budi pekertinya, di daerah pegunungan tandus dengan luas
sekitar 850 kilometer, umumnya penduduk mengandalkan perdagangan yang kegiatan ini
diawali di Era Romawi dan Era Bizantium (Kota Mekkah menjadi pusat perdagangan) sebab
berada di jalur perdagangan yang menghubungkan Mediterania, Arab Selatan, Afrika Timur,
dan Asia Selatan.

Kultur masyarakat pedagang ini kemudian menghantarkan Sang Uswatun Hasanah


Rasulullah SAW, juga menjadikan beliau seorang pedagang yang berbakat. Latarbelakang
keluarga pedagang membuatnya terlibat dalam perniagaan sejak usia dua belas tahun, selepas
beliau menggembalakan domba. Shafiyyurrahman Al-Mubarakfurry dalam Sirah
Nabawiyyah menyebutkan, saat itu usia nabi baru berkisar dua belas tahun. Beliau turut serta
dalam perjalanan dagang pamannya, Abu Thalib. Inilah perdagangan pertama Muhammad.
Pada perjalanan inilah pertemuan dengan Rahib Buhaira di Damaskus yang mengenalinya
sebagai bakal Nabi utusan Allah SWT yang terakhir.

Al Mubarakfurry menyebutkan, dalam berdagang, Rasulullah SAW dikenal oleh


kalangan pedagang sebagai representasi nilai amanah, nilai kejujuran, dan sikap menjaga
kehormatan diri. Hingga gelar Al-Amin melekat padanya di usia remaja. Rasulullah SAW
kemudian diberikan kepercayaan oleh pamannya untuk berdagang secara mandiri pada usia
remaja, bersama As-Saib bin Abus-Saib yang merupakan rekanan terbaik, mereka tidak
pernah saling mencurangi dan saling berselisih. Partnership yang saling kooperatif demi
suksesi ekonomi.

Reputasi Rasulullah SAW dalam berdagang di Yaman, Syiria, Yordania, Irak, Basrah,
dan kota-kota perdagangan lainnya di Jazirah Arab mengangkat pamornya. Hingga Ummul
Mukminin Khadijah yang kala itu berpredikat wanita paling kaya tertarik berkongsi dengan
beliau. Di dalam buku berjudul Khadijah: The True Love Story of Muhammad mengisahkan,
suatu hari Sayyidah Khadijah mendengar kabar tentang pemuda yang sangat terpercaya dari
kalangan Arab, dialah Rasulullah Muhammad. Tertarik menjadikan pemuda itu karyawannya,

Kisah Kerja Keras Rasulullah SAW dalam berdagang (kelompok 4)| 1


Sayyidah Khadijah pun memanggilnya. Muhammad SAW pun menerima tawaran Sayyidah
Khadijah dengan senang hati.

Pekerjaan pertama Rasulullah SAW yang kini telah berkongsi yaitu memimpin
kafilah dagang milik Sayyidah Khadijah ke pusat perdagangan Habshah di Negeri Syam.
Dibantu Maysarah yang seorang pembantu kepercayaan turut serta dalam rombongan.
Menurut Maysarah, sepanjang bersama pemuda bernama Muhammad ini, ia melihat
keluhuran akhlak, kecerdasan, dan kemampuan komunikasi yang tidak ia dapati dari
pedagang manapun. Muhammad selalu bersikap jujur dan tidak menutupi cacat pada barang
dagangannya. Apabila kondisinya bagus, maka ia akan mengatakan bagus. Begitu pula
sebaliknya. Selain itu, Muhammad juga menggunakan standar harga yang berlaku di
masyarakat dalam menentukan harga jual barang dagangannya, tidak mengambil banyak
keuntungan yang tak wajar. Prosesi tawar-menawar harga pun tak jarang dilakukan
Muhammad dengan teknik komunikasi yang santun kepada calon pembeli.

Sifat Rasulullah SAW yang teramat tampak, yaitu: Shiddiq, Amanah, Fathanah, dan
Tabligh. Selain itu, Maysarah menuturkan keanehan selama perjalanan (setelah
memperhatikan dengan seksama), yaitu kumpulan awan senantiasa menaungi di atas kepala
Muhammad untuk melindungi mereka dari sengatan panas matahari. Disamping itu, wajah
Rasulullah SAW senantiasa meneduhkan siapapun yang memandangnya.

Kafilah dagang Sayyidah Khadijah di Negeri Syam mengalami laba yang cukup
besar, bahkan di luar ekspektasinya. Keputusan Sayyidah Khadijah memilih Muhammad
sebagai pemimpin kafilah dagang menjadi keputusan tepat. Ia pun terus bermitra dengan
Rasulullah SAW dalam menjalankan perniagaan dan menunjuknya sebagai tangan kanannya.
Selanjutnya setelah keduanya menikah, Nabi Muhammad SAW mengambil alih
kepemimpinan usaha hingga beliau diangkat menjadi Nabi penutup zaman.

Kiranya dengan mengetahui Sirah Rasulullah SAW di masa ketika beliau berdagang,
mampu mengajarkan kita bahwa usia muda bukanlah alasan untuk tidak bekerja. Terlebih
dijaman ini populer dengan istilah rebahan yang konotasinya bermalas-malasan. Selagi muda
maka tuntutlah ilmu dan pengalaman sebanyak yang bisa dilakukan, karena kelak akan
menunjang pekerjaan dan jangan malu ketika bekerja tapi malulah saat tidak bekerja.

Kisah Kerja Keras Rasulullah SAW dalam berdagang (kelompok 4)| 2

Anda mungkin juga menyukai