Anda di halaman 1dari 2

Rekam Jejak Dagang Rasululloh SAW

Bertani bukanlah suatu pilihan di tanah Arab yang kering dan tandus, karenanya
orang Arab Mekah banyak berprofesi sebagai pedagang termasuk Rasululloh SAW. Terlahir
sebagai Bani Quraisy yang memiliki keistimewaan sebagai penjagah Ka’bah dan sumur
Zamzam sehingga dapat melakukan ekspedisi dagang ke berbagai kawasan tanpa masalah,
tak lantas memudahkan keadaan ekonomi beliau yang berada di bawah pengasuhan
pamannya Abu Thalib.
Sejak kecil ia menjadi seorang pengembala kambing kepunyaan penduduk Mekah dan
kerja serabutan untuk membantu perekonomian pamannya (1). Di umurnya yang ke-12, Nabi
Muhammad SAW ikut pamannya dalam ekspedisi dagang ke Negeri Syam. Di ekpedisi ini
pula Rasululloh bertemu dengan seorang pendeta bernama Bahira, tepatnya di Kota Busra.
Seorang pendeta yang memberitahukan tentang adanya tanda-tanda kenabian pada diri Rasul.
Selanjutnya ia ikut ekpedisi ke Jordan dan Lebanon.
Tumbuh besar di bawah asuhan pamannya, Rasululloh SAW belajar banyak mengenai
perdagangan dan sadar betul kalau pamannya memiliki banyak tanggungan yang harus
dinafkahi. Karenanya Rasululloh mulai berdagang sendiri dengan cara:
1) menjual kembali barang yang telah dibelinya;
2) menjalankan modal orang lain yang tak mampu untuk mengelolanya, khususnya
para janda serta anak yatim yang menjadi ahli waris; (2) dan
3) mengadakan banyak kerjasama dengan menjualkan barang dagangan para saudagar
kaya, baik dengan sistem upah maupun bagi hasil. Termasuk dengan Siti Khadijah,
saat berdagang ke Jursyi dekat Khamisy Masyit, Rasululloh yang dijuluki al-Amin
ditemani oleh Maisarah, budak milik Khadijah yang senantiasa dibuat takjub dengan
keberhasilan dagang Rasul.
Karena upaya-upayanya itu, Rasululloh SAW yang masih berumur 17 tahun sudah
memiliki reputasi bagus di kota-kota perdagangan seperti: Yaman, Syiria, Basrah, Iraq dan
lainnya seiring dengan banyaknya ekspedisi dagang ke luar negeri yang ia ikuti atau bahkan
ia pimpin sendiri. (3)
. Di umurnya yang ke-20, beliau diakui sebagai pedagang sukses yang professional
dan matang perhitungannya di lingkup regional. Hal ini dikarenakan:
1) pribadinya yang egaliter sehingga dapat masuk di golongan manapun;
2) kemampuannya dalam berdagang; dan
3) nilai-nilai kepribadiannya yang mulia (akhlaqul karimah), dari Shiddiq (jujur),
Amanah (terpercaya), Fathanah (cerdas) dan Tabligh (menyampaikan). (4)
Alasan-alasan tersebut dan masih banyak lainnya membuat ia dipercaya para Kepala
suku Kabilah yang ada dan juga dipercaya sehingga dikontrak oleh Siti Khadijah saat
Rasululloh SAW berumur 25 tahun untuk menjadi manajer perdagangannya.
Sebagai manajer perdagangan, Rasululloh SAW pergi ke pusat perdagangan
Habasyah di Yaman. Selanjutnya memimpin empat ekspedisi dagangan Khadijah ke Syiria
dan Jorash di Yordania serta ke Bahrain. Pengalaman-pengalamannya ini menunjukan
kepiawaian beliau dalam memimpin perdagangan skala besar. Setelah menikahpun,
Rasululloh SAW masih aktif di bidang perdagangan dengan mengawasi agen-agen
perdagangan Khadijah. (5)
Melihat dari rekam jejaknya, dapat dikatakan Rasululloh SAW merupakan figur
wirausahawan yang lihai dan karismatik sehingga karir berdagangnya sangatlah progresif dan
berlangsung lama sampai fokusnya diprioritaskan untuk berdakwah sebagai utusan Allah swt
setelah mendapatkan wahyu pada umurnya yang ke-40. (6)

http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JIS/article/download/232/205
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/humanfalah/article/download/154/259
https://republika.co.id/berita/q954m8458/kisah-pernikahan-nabi-muhammad-dengan-
khadijah
https://republika.co.id/berita/mv3fkm/jejak-dagang-rasulullah-saw
https://economy.okezone.com/read/2019/05/06/320/2052094/jejak-bisnis-nabi-muhammad-
saw-sukses-berdagang-di-usia-25-tahun

Anda mungkin juga menyukai