Nim : 20180102060
I. PENDAHULUAN.
Pada masa Rasulullah saw, sebenarnya telah ada akuntansi syariah secara riil. Ini dapat
kita lihat dari dipercayanya Muhammad saw saat muda dipercayakan untuk menjualkan
barang-barang dagangan milik Khadijah. Saat itu, tentu telah ada pencatatan-pencatatan
secara jelas, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam terkenal jujur dan tidak pernah
bohong dalam setiap kehidupannya.
Hal ini juga dapat kita lihat bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. menjadi
sebuah bank bagi kaum kafir Quraisy. Kenapa? Setiap orang di Mekkah sudah tidak lagi
memperhitungkan kejujuran Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka beramai-
ramai, menyimpan uangnya pada Nabi saw, karena dijamin keamanannya. Rasulullah pun
dengan senang hati menampung keuangan itu, dan juga membantu orang-orang yang miskin
untuk menggunakan dana tersebut, digulirkan untuk bekerja, sehingga kemiskinan mulai
mendapat perhatian untuk dapat diatasi. Inilah awal mula, Rasulullah saw menggunakan
pencatatan-pencatatan.
II. ISI
Karir bisnis Nabi Muhammad SAW dimulai ketika beliau ikut pamannya berdagang ke
Syiria. Waktu itu beliau masih berumur 12 tahun. Sejak itulah Muhammad SAW melakukan
semacam kerja magang (intership) yang berguna kelak ketika beliau mengelola bisnisnya
sendiri.
Agaknya profesi sebagai pedagang ini telah dimulai lebih awal dengan modal dari
Khadijah. Ketika merintis karirnya tersebut, beliau memulai dengan berdagang kecil-kecilan
di kota Mekkah. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar kemudian menjualnya kepada
orang lain. Sampai kemudian beliau menerima modal dari para investor dan juga para janda
kaya dan anak-anak yatim yang tidak sanggup menjalankan sendiri dana mereka, dan
menyambut baik seseorang yang jujur untuk menjalankan bisnis dengan uang yang mereka
miliki berdasarkan kerjasama Mudharabah (bagi hasil). bagi hasil (profit sharing).
Dalam hal ini, Khadijah bertindak sebagai pemodal (Shahibul maal), sementara
Muhammad SAW sebagai pengelola (Mudharib). Belakangan, Muhammad SAW menikah
dengan Khadijah dan menjalankan bisnis bersama.
Beliau juga tercatat pernah menjejakkan kaki ke Bahrain, sebelah Timur semenanjung
Arab. Dalam riwayat Imam Ahmad diceritakan bahwa beliau pernah menerima utusan salah
satu kabilah dari Bahrain. Muhammad SAW menanyakan siapa pemimpinnya dan dijawab
bahwa pemimpinnya adalah Al-Ashajj. Setelah bertemu, beliau menanyakan kepada Al-
Ashajj sebagai hal dan orang-orang yang terkemuka serta kota-kota perdagangan di Bahrain
seperti kota Safa, Mushaqqar, dan Hijar. Pemimpin kabilah tersebut sangat terkejut atas
luasnya wawasan geografis dan sentra-sentra komersial Muhammad SAW. Al-Ashajj
kemudian berkata, ”Sungguh, anda lebih tahu tentang negeri saya daripada saya sendiri. Anda
juga lebih banyak mengenal kota-kota di negeri saya daripada yang saya ketahui.”
Muhammad SAW menjawab, ”Saya telah mendapat kesempatan untuk menjelajahi negeri
anda dan saya diperlakukan dengan baik.”
Dengan demikian di usia muda Muhammad SAW sudah menjadi pedagang regional
karena perdagangannya meliputi hampir seluruh Jazirah Arab.
Sebuah riwayat menceritakan bahwa Rabi bin Badr pernah melakukan kerjasama
dagang dengan Muhammad SAW ketika belakangan mereka bertemu lagi. Muhammad SAW
mengatakan, ”Apakah engkau mengenaliku?” Ia menjawab, ”Kau pernah menjadi mitraku
dan mitra yang paling baik pula. Engkau tidak pernah menipuku dan tidak berselisih
denganku.”
Muhammad SAW melakukan perjalanan dagang atas nama Khadijah sebanyak lima
kali. Pertama Muhammad SAW menjual barang dagangannya di pasar-pasar Busra dan
memperoleh keuntungan dua kali lipat dibanding pedagang-pedagang lain. Selanjutnya, ia
kembali ke kota Mekkah. Ketika Khadijah mendapati bahwa Muhammad SAW memperoleh
keuntungan yang sangat besar, yang belum pernah diraih oleh siapa pun sebelumnya, maka
Khadijah pun memberikan bagian keuntungan yang lebih besar daripada yang telah mereka
berdua sepakati sebelumnya.
III. PENUTUP
Dalam usia yang terpaut sangat muda Nabi Muhammad sudah mulai terjun dalam dunia
bisnis. Sehingga pada usia yang ke 25 tahun Ia menjadi penglola perdagangan Siti Khadijah.
Untuk sampai pada tataran itu, bukan jalan mudah. Seperti yang kebanyakan dikeluhkan para
pengusaha, Nabi Muhammad SAW pun tidak memiliki cukup modal. Jangankan modal,
dirinya pun hanya hidup sederhana mendompleng di rumah pamannya, Abu Thalib ra.
Tapi berdagang adalah seni. Modal yang sebenarnya adalah kejujuran dan keadilan dalam
transaksi. Prinsip-prinsip inilah yang dijalankan Muhammad SAW. Kunci sukses berdagang
Nabi terletak pada sikap jujur dan adil dalam mengadakan hubungan dagang dengan para
pelanggan. Itulah yang selalu dia tunjukkan ketika menjadi agen saudagar kaya Siti Khadijah
ra -- yang kemudian menjadi isti tercinta -- untuk melakukan perdagangan ke Syiria,
Jerussalem, Yaman dan tempat-tempat lain. Dalam perjalanan perdagangan itu, Nabi
mendapatkan perolehan keuntungan di luar dugaan. Nabi menandaskan kejujuran dan agar
menjaga hubungan yang baik dan ramah kepada para pelanggan maupun mitra dagang.
Dengan memegang kunci jujur dan adil dalam melakukan hubungan dengan para
pelanggan sehingga Ia dijuluki sebagai Al-Amin” yang berarti “ orang yang sangat
terpercaya.” Hal tersebut membuat kedatangan Beliau SAW menjadi kedatangan yang
dinantikan oleh para penduduk sekitar. Mereka enggan membeli suatu barang dari pedagang
selain Nabi Muhammad SAW, karena sifat Beliau SAW dalam berdagang selalu membuat
para pembeli merasa puas dan tidak merasa dirugikan. Hal inilah yang harus kita terapkan
jika ingin terjun ke dunia bisnis. Salah satu prinsip dalam bermuamalah adalah harus
berlandaskan suka sama suka. Pembeli harus puas atas barang yang telah ia beli, penjual
hatrus puas atas menerima imbalan dari harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Rasulullah sekaligus mengajarkan dan membuktikan bahwa usia muda bukanlah halangan
untuk bekerja dan bisa menghidupi diri sendiri. Semua pencapaian yang diraih Nabi
Muhammad SAW bukan tanpa strategi bisnis. Selain bekerja keras, Rasulullah juga bekerja
cerdas.
IV. DAFTAR PUSTAKA
https://mediadakwah.id/2019/09/18/menelusuri-jejak-bisnis-rasulullah/
https://umma.id/post/bercermin-pada-manajemen-bisnis-rasulullah-652403?
lang=id
https://economy.okezone.com/read/2019/05/06/320/2052094/jejak-bisnis-nabi-
muhammad-saw-sukses-berdagang-di-usia-25-tahun