Anda di halaman 1dari 7

RELATIVITAS

PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW.


DENGAN CINTA TANAH AIR
Dr. H. Syarif Husain, S.Ag. M.Si
ِ‫َشيْ َك َ َُل ُذو ْاجلَالل‬ِ َ ‫هللا َو ْحدَ ُه ََل‬ ُ ‫ أَ ْشهَدُ أَ ْن ََل ِا َ ََل ا اَل‬،‫الس َال ِم‬
ِ ‫ْاحلَ ْمدُ ِهلل ذ ِاّلي هَدَ اَنَ ُس ُب َل ذ‬
‫ اللذهُ ام َص ِ ذل َو َس ِ ذ ِْل َو ِابركْ عَ ََل‬،‫سوَل‬ ُ ‫ َوأَ ْشهَدُ أَ ذن َس ِ ذيدَ َنَ َون َ ِبيانَا ُم َح امدً ا َع ْبدُ ُه َو َر‬،‫َوا إَل ْكرام‬
،‫ فَ َياُّيه َا اَل ْخ َوان‬: ُ‫ أَ اما ب َ ْعد‬،‫سان ا َإَل ي َ ْو ِم ا ذ ِلين‬
ِ ‫ِعني ِاب ْإح‬ َ ‫َس ِ ذي ِدَن ُم َح ام ٍد َوعَ ََل ِاَل َوأَ ْْصَا ِب ِه َوالتااب‬
ِ
‫ أَع ُْو ُذ‬:ْ‫اَل ِِف ْال ُق ْر ِان ْالكَ ِرمي‬َ ‫هللا تَ َع‬ُ ‫ قَا َل‬،‫هللا َو َطا َعتِ ِه لَ َعل ا ُ ُْك تُ ْف ِل ُح ْو ْن‬
ِ ‫س ِب َت ْق َوى‬ ْ ِ ‫أ ْو ُص ْي ُ ُْك َو ن َ ْف‬
‫هللا َح اق‬ َ ‫ ََي َاُّيه َا ا ِاّليْ َن أ َمنُ ْوا ات ا ُق ْوا‬:‫هللا االر ْْح َِان االر ِح ْ ْْي‬ ِ ‫ ب ِْس ِم‬،‫ِاب ِهلل ِم َن الاش ْي َط ِان ا الرجِ ْْي‬
ُ ‫ َصدَ َق‬.‫تُقَاتِ ِه َو ََل تَ ُم ْوتُ ان اَلا َوأَن ُ ُْْت ُم ْس ِل ُم ْو َن‬
‫هللا ال َع ِظ ْْي‬
ِ
Kaum muslimin jama’ah Jum’at rahimakumullah
Pada kesempatan yang penuh rahmat dan berkah ini, khatib
mengajak kepada hadirin sekalian dan mengingatkan diri khatib
pribadi untuk selalu bersyukur kepada Allah Swt, karena atas
limpahan rahmat serta karunia Allah Swt, sampai saat ini kita terus
bertahan menjaga keimanan kita kepada-Nya. Shalawat dan salam
tetap kita sanjungkan kepada manusia pilihan, pembawa pelita dalam
kehidupan yakni baginda nabi Muhammad Saw, kepada keluarga dan
sahabat-sahabatnya yang setia dan ta’at kepadanya hingga yaumil
akhir. Selanjutnya saya berwasiat, marilah kita bertakwa kepada
Allah Swt dengan berusaha menjalankan perintah Allah Swt dan
berusaha menjauhi larangan-larangan-Nya.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah,
Kita sering mendengar kalimat atau seruan Hubbul Wathan
Minal Iman, cinta tanah air adalah bagiaan dari iman. Ketahuilah,
bahwa kata bijak tersebut adalah ungkapan dari sebuah konsep yang
1
dilahirkan dari seorang ulama pendiri Nahdhatul Ulama (NU) KH.
Wahid Hasyim. Jargon atau slogan ini merupakan sebuah ungkapan
yang sarat dengan keyakinan yang teguh di dalam hati sanubari
bangsa Indonesia tentang pentingnya menjadi bangsa yang mandiri,
berdikari, berdaulat, bervisikan masyarakat adil, dan makmur. Hal ini
sebagaimana dicita-citakan oleh seluruh bangsa Indonesia yang
berada dalam suatu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Kalimat Wathan yang diartikan tanah air pernah dipopulerkan
oleh seorang pemikir Islam yang bernama Ali bin Muhammad bin Ali
Al-Jurjani, kalimat al-wathan al-ashli sebagaimana ungkapan beliau:
‫َالْ َو َط ُن ْ َاْل ْص ِ هِل ه َُو َم ْو ِ ُل ا الر ُجلِ َوالْ َب َ ُل ا ِاّلي ه َُو ِفي ِه‬
Al-wathan al-ashli adalah tempat kelahiran seseorang dan
negeri di mana ia tinggal di dalamnya.
Tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok alamiah bagi semua
makhluk. Kebutuhan kepada lingkungan alam sekitar dan tanah
airnya merupakan sebuah keniscayaan. Mencintai tanah kelahirannya
adalah bagian dari kebutuhan pokok dan dijunjung tinggi oleh
syari’at. Tidak berlebihan apabila ulama mengatakan bahwa hubbul
wathan minal iman, bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari
iman.
Apabila merujuk kepada Rasulullah Saw sebagai panutan dalam
usaha menumbuhkan cinta kepada tanah air, maka beliau mernah
mengucapkan kalimat yang maknanya bahwa beliau mencintai tanah
kelahirannya. Rasulullah Saw pernah mengekspresikan kecintaan
kepada tanah airnya itu dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh
Ibnu Hibban dari Abdullah bin Abbas:

2
‫ َما أ َْط َي َب ِك ِم ْن ب َ ْ َل ٍة َوأَ َح اب ِك‬:‫هللا عَلَ ْي ِه َو َس ا َِل‬
ُ ‫هللا َص اَل‬
ِ ‫ول‬ ُ ‫ قَا َل َر ُس‬:‫ قَا َل‬،‫َع ِن ا ْب ِن َع اب ٍاس‬
‫ َما َسكَنْ ُت غَ ْ َْي ِك‬،‫ َولَ ْو ََل أَ ان قَ ْو ِمي أَخ َْر ُج ِوِن ِمنْ ِك‬،‫ا َ اَل‬
ِ
Dari Ibnu Abbas Ra. ia berkata, Rasulullah Saw bersabda,
alangkah baiknya engkau (Makkah) sebagai sebuah negeri, dan
engkau merupakan negeri yang paling aku cintai. Seandainya
kaumku tidak mengusirku dari engkau, niscaya aku tidak tinggal di
negeri selainmu. (HR Ibnu Hibban).
Kaum muslimin rahimakumullah
Mencintai tanah air, relativitasnya dengan peringatan maulid
nabi Muhammad Saw, yang saat ini sebagian masyarakat Indonesia
banyak yang memperingati hari kelahirannya. Perlu diketahui oleh
kita semua, bahwa peringatan maulid nabi yang sebagian besar diisi
dengan kegiatan dakwah dan pendidikan serta lomba-lomba
kreativitas, adalah merupakan refleksi dari sebuah kecintaan kaum
muslimin kepada panutannya nabi Muhammad Saw, pembawa risalah
Allah di muka bumi. Maka pada saat dan momen peringatan maulid
nabi seperti inilah kita manfaatkan untuk menumbuhkembangkan
rasa cinta kepada tanah air.
Dengan memperingati maulid nabi Muhammad Saw, diharapkan
akan tumbuh rasa cinta dan mau mengikuti sunnah-sunnah beliau,
dan salah satu sunnah Rasulullah Saw adalah bahwa beliau sangat
mencintai tanah kelahirannya. Dengan demikian, kita mempunyai
harapan bahwa dengan mencintai beliau dan mengikuti sunnah-
sunnahnya, akan melahirkan kecintaan kepada tanah air.
Mencintai Rasulullah Saw maka akan melahirkan cinta kepada
tanah air, kenapa demikian? karena Rasulullah Saw sangat mencintai
tanah kelahirannya. Maka secara langsung, pribadi muslim yang

3
mencintai tanah airnya berarti mencintai Rasulullah Saw, karena
mencintai tanah air merupakan sunnah Rasulullah Saw.
Bukan hanya ekspresi rasa cinta Rasulullah kepada Mekah
sebagai tanah kelahirannya saja, akan tetapi setelah beliau hijrah ke
Madinahpun, beliau ekspresikan kecintaan beliau kepada kota
Madinah, sebagaimana rekam do’a beliau:
‫اللاهُ ام َحبذ ِْب الَ ْينَا الْ َم ِدينَ َة كَ ُح ِ ذبنَا َمكا َة أَ ْو أَشَ اد‬
ِ
Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami
kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah. (HR.
Bukhari)
Kaum muslimin rahimakumullah,
Terdapat harapan-harapan dan hikmah dari kaum muslimin yang
menyelenggarakan peringatan maulid nabi Muhammad Saw,
diantaranya menjadikan momen untuk menambah dan meneguhkan
kembali rasa cinta pada nabi Muhammad Saw. Hal tersebut
direalisasikan dengan mengikuti ajarannya. Dengan mencintai nabi
Muhammad Saw, maka otomatis ia telah mencintai Allah Swt.
Kita perhatikan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat ke- 31:
ُ ‫اّلل َوي َ ْغ ِف ْر لَ ُ ُْك ُذن ُْوبَ ُ ُْك ۗ َو ه ذ‬
‫اّلل غَ ُف ْو ٌر ار ِح ْ ٌْي‬ َ ‫قُ ْل ِا ْن ُك ْن ُ ُْت ُ ُِت هب ْو َن ه ذ‬
ُ ‫اّلل فَات ا ِب ُع ْو ِ ِْن ُ ُْي ِب ْب ُ ُُك ه ذ‬
Katakanlah, jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang
Dengan peringatan maulid nabi Muhammad Saw, diharapkan
akan menumbuhkan sikap ingin meneladani Rasulullah Saw, pada
setiap gerak kehidupan. Peringatan maulid nabi bukan sekedar
seremonial belaka, akan tetapi ada tujuan yang lebih tinggi dan mulia,
yakni meneladani perilaku Rasulullah Saw, dalam semua aspek
kehidupan dan aktualisasi personal pribadi muslim. Meneladani
4
perilaku Rasulullah Saw dalam kesehariannya, sangat diperlukan
dalam setiap jenjang usia dan stratifikasi social masyarakat. Bagi
kaum milenial generasi muda dapat mencontoh dan meneladaninya
untuk menjadi pemuda pemudi yang hebat. Bagi para suami, dapat
meneladani beliau dari kejujuran dan keadilannya, beliau menjadi
sosok seorang ayah yang paling baik, berwibawa dan menyayangi
keluarganya dan tidak pernah marah. Bagi para pemimpin, dapat
meneladani beliau, menjadi pemimpin yang adil, dan menjadi guru
yang bijak.
Kaum muslimin rahimakumullah
Memeperingati maulid nabi berarti melanjutkan perjuangan dan
misi nabi Muhammad Saw dengan mengikuti al-Quran dan as-
Sunnah. Mengamalkan isi kandungan al-Qur’an dan as-Sunnah harus
diusahakan agar menjadi panduan, sebagai usaha menyempurnakan
keislaman kita. Peringatan maulid nabi sebagai momen untuk
memperbaiki akhlak dengan meniru perilaku nabi Muhammad dan
menambah dan mempertebal keimanan kepada Allah Swt.
Maka relativitas peringatan maulid nabi Muhammad Saw dengan
cinta tanah air adalah sesuatu hal bersifat nisbi. Cinta tanah air
(hubbul wathan) akan lahir, tumbuh dan berkembang dan menjadi
sesuatu yang nisbi apabila disandingkan dengan nilai-nilai kecintaan
kepada nabi Muhammad Saw sudah terpenuhi. Meniru dan
meneladani perilaku Rasulullah Saw adalah sinkronisasi dari usaha
menumbuhkembangkan cinta kepada tanah air.
Menumbuhkembangkan cinta tanah air bukan berarti
menumbuhkan sifat fanatisme kelompok, golongan, ras dan antar
golongan dan daerah, akan tetapi akan meneguhkan rasa
kebersamaan, mempererat tali silaturrahim dan menumbuhkan rasa

5
saling menghargai, saling menolong dan saling melindungi.
Rasulullah Saw telah berhasil merukunkan berbagai agama,
menumbuhkan suasana moderasi beragama yang harmoni,
kebudayaan dan kepercayaan yang ada di kota Madinah dengan
Piagam Madinah.
Inilah relativitas antara peringatan maulid nabi Muhammad Saw
dapat menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air. Semoga kita
termasuk bagian dari masyarakat, bangsa dan negara yang mencintai
tanah air dengan meneladani sikap dan perilaku Rasulullah Saw.
… ‫… َو َم ْن أَ ْحيَا ُسن ا ِِت فَقَدْ أَ َحبا ِِن َو َم ْن أَ َحبا ِِن ََك َن َم ِعي ِِف الْ َجنا ِة‬
…Barangsiapa menghidupkan sunnahku, berarti dia
mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka dia akan
bersamaku di surga. (HR. Tirmidzi)

.‫ َوتَقَ َب ال ِم ِ ذ ِْن َو ِم ْن ُ ُْك تِ َال َوتَ ُه ان ا ُه ه َُو ا الس ِم ْي ُع الْ َع ِل ْ ُْي‬،‫هللا ِ َْل َولَ ُ ُْك ِ ْابْل ََي ِت َو ذِاّل ْك ِر الْ َح ِك ْ ِْي‬
ُ َ‫َاب َرك‬
ِ ِ ِ ‫َوقُ ْل َر ِ ذب اغْ ِف ْر َو ْار َح ْم َوأَن َْت خ ْ َُْي االر‬
‫اْح ْ َني‬

‫اخلطبة الثانية‬
‫الص َال ُة َوا الس َال ُم عَ هَل َس ِ ذي ِدَنَ ُم َح ام ٍد خ ْ َِْي‬ ‫ َو ا‬.‫َالْ َح ْمدُ ِ ه ذ ِّلل ا ِاّل ْي أَنْ َع َم َنا ِبنِ ْع َم ِة ْاَليْ َم ِان َو ْاَل ْس َال ِم‬
ِ ِ
‫ِل الْ ُقد ْهو ُس ال اس َال ُم َوأَ ْشهَدُ أَ ان‬ ُ ِ ‫هللا الْ َم‬ُ ‫ أَ ْشهَدُ أَ ْن ََل ا ه ََل ا اَل‬.‫ َوعَ هَل ها ِ َِل َوأَ ْْصَا ِب ِه الْ ِك َرا ِم‬.‫ْ َاْلَنَ ِم‬
ِ ِ
.‫الَّش ِف َو ْ ِاَل ْح ِ َِتا ِم‬
َ ‫َس ذيِدَ َنَ َو َح ِب ْيبَنَا ُم َح امدً ا َع ْبدُ ُه َو َر ُس ْو ُ َُل َصا ِح ُب ا‬
.‫هللا فَقَدْ فَ َاز الْ ُمتا ُق ْو َن‬ ِ ‫س ِبتَ ْق َوى‬ ْ ِ ‫ فَ َياأَُّيه َا النا ُاس أُ ْو ِص ْي ُ ُْك َون َ ْف‬. ُ‫أَ اما ب َ ْعد‬
‫هللا َو َم َالئِكَتَ ُه يُ َصل ه ْو َن عَ ََل النا ِ ِ ذب يهأَُّيه َا ا ِاّل ْي َن ها َمنُ ْوا َصل ه ْوا عَلَ ْي ِه َو َس ِل ذ ُم ْوا‬ َ ‫هللا تَ َع َاَل ا ان‬ ُ ‫فَقَا َل‬
ِ
‫ َال هل ذهُ ام َص ِ ذل َو َس ِ ذ ِْل عَ هَل َس ِ ذي ِدَنَ ُم َح ام ٍد َو عَ هَل هالِ َس ِ ذي ِدَنَ ُم َح ام ٍد َ َمَك َصل ا ْي َت عَ هَل‬.‫ت َ ْس ِل ْي ًما‬

6
‫َس ِ ذي ِدَنَ ا ْب َرا ِه ْ َْي َو َاب ِركْ عَ هَل َس ِ ذي ِدَنَ ُم َح ام ٍد َوعَ هَل هالِ َس ِ ذي ِدَنَ ُم َح ام ٍد َ َمَك َاب َر ْك َت عَ هَل َس ِ ذي ِدَنَ‬
‫ِ‬
‫ا ْب َرا ِه ْ َْي َوعَ هَل هالِ َس ِ ذي ِدَنَ ا ْب َرا ِه ْ َْي ِِف الْ َعالَ ِم ْ َني ان َاك َ ِْح ْي ٌد َمجِ ْي ٌد‪َ .‬ال هل ذهُ ام َو ْار َض َع ِن الْ ُخلَفَا ِء‬
‫ِ‬ ‫َْ ِ‬ ‫ِ‬
‫َاب ن َ ِب ذي َِك أَ ْ َْج ِع ْ َني‪َ .‬وال اتا ِب ِع ْ َْب َوَتَ ِبع ِ ال اتا ِب ِع ْ َني َو َتَ ِب ِعهِ ْم ا هَل ي َ ْو ِم ذ ِال ْي ِن‪.‬‬ ‫ال ار ِاش ِد ْي َن‪َ .‬و َع ْن أْص ِ‬
‫ِ‬
‫ات‪َ .‬ال هل ذهُ ام ا ْدفَ ْع َعناا الْغَ َال َء َوالْ َو َاب َء‬ ‫ات َوالْ ُم ْؤ ِمنِ ْ َني َوالْ ُم ْؤ ِمنَ ِ‬ ‫َال هل ذهُ ام اغْ ِف ْر لِلْ ُم ْس ِل ِم ْ َني َوالْ ُم ْس ِل َم ِ‬
‫الطاع ُْو َن َو ْ َاْل ْم َر َاض َوالْ ِف َ ََت َما ََل يَدْ فَ ُع ُه غَ ْْيُكَ َع ْن ب َ َ ِلَنَ هه َذا انْدُ ْوِني ِْس ياا خ اَاص ًة َو َع ْن َسائِ ِر‬ ‫َو ا‬
‫ِ‬
‫ب َِال ِد الْ ُم ْس ِل ِم ْ َني عَا ام ًة ََي َر اب الْ َعالَ ِم ْ َني‪َ .‬ربانَا هاتِنَا ِِف اله نْ َيا َح َس نَ ًة َو ِِف ْ هاَل ِخ َر ِة َح َس نَ ًة َو ِقنَا‬
‫عَ َذ َاب الناا ِر‪.‬‬
‫هللا يَأْ ُم ُر ِابلْ َعدْ لِ َو ْ ِاَل ْح َس ِان َويَْنْ َى َع ِن الْفَ ْحشَ ا ِء َوالْ ُم ْنكَ ِر‪ .‬ي َ ِع ُظ ُ ُْك لَ َعل ا ُ ُْك‬ ‫هللا ِا ان َ‬ ‫ِع َبا َد ِ‬
‫هللا الْ َع ِظ ْ َْي ي َ ْذ ُك ْرُ ُْك‪.‬‬ ‫ت ََذكا ُر ْو َن‪ .‬فَ ْاذ ُك ُروا َ‬
‫َو ْاش ُك ُر ْو ُه عَ هَل ِن َع ِم ِه يَ ِزد ُ ُْْك‪.‬‬
‫هللا َأ ْك َ ُب‬
‫َو َ ِّل ْك ُر ِ‬

‫‪7‬‬

Anda mungkin juga menyukai