Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

APRESIASI PROSA FIKSI DI SD

Di Susun oleh :
Kelompok 10

Nama : Rindy Ayu Angelia (1213311087)

Dwi Anatasia Br Ginting (1213311080)

Navatika Vivayosa Br Surbakti (1213311078)

Qori Azmil Maghfiroh (22PMM182)

Kelas : L-PGSD 21

Dosen Pengampuh : Edizal, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan
bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah
ini merupakan tugas perkuliahan, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dapat
mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan dosen pengampu..
Makalah yang berjudul tentang APRESIASI PROSA FIKSI DI SD. Mengenai penjelasan
lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini. Dengan harapan
makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penyusun mengucapakan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami terima untuk
meningkatkan kualitas makalah ini.

Medan, November 2022

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ ….i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................................... 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Pengkajian Prosa Fiksi ......................................................................................... 3
B. Perbedaan Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi. .......................................................................... 3
C. Pendekatan Dalam Apresiasi Prosa Fiksi ............................................................................... 5
D. Jenis-Jenis Prosa Fiksi anak ................................................................................................... 6
E. Konsep Pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi Anak ..................................................................... 8
F. Tahapan-Tahapan Pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi Anak .................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan........................................................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sastra merupakan hasil pekerjaan seni yang kreatif yang merupakan hasil ciptaan
manusia dengan penggunaan bahasa sebagai mediumnya. Objek sastra dapat berupa persoalan-
persoalan kehidupan manusia yang erat hubungannya dengan sosial budaya, agama, politik,
psikologi, dan kesenian. Berangkat dari persoalan-persoalan tersebut. makan karya sastra dapat
terbentuk melalui konflik batin yang berhubungan dengan kehidupan sosial maupun keadaan
psikis dari pengarang sendiri yang dapat menjadi sebuah inspirasi dalam menghasilkan karya
sastra.
Disamping itu kesusatraan merupakan bidang yang termasuk dalam ruang lingkup
pembelajaran. Materi yang tercakup dalam kesusatraan ini antara lain puisi, prosa, dan drama.
Dalam proses pembelajarannya, materi tersebut terintegrasi ke dalam empat keterampilan
berbahasa yaitu mendengarkan, menulis, berbicara, dan membaca.
Dengan berapresiasi terhadap sastra, pengtahuan dan wawasan siswa akan bertambah. Sehingga
kepekaan terhadap karya sastra akan semakin terasah. Dengan demikian diperlukannya
pengalaman dalam mengapresisasikan karya sastra serta terjun langsung ke dalam karya sastra
tersebut.
Masalah dalam pengajaran sastra memang telah menjadi masalah klasik dikarenakan
kurangnya apresiasi sastra siswa di sekolah-sekolah. Tidak jarang siswa merasa jenuh dalam
belajar bahasa Indonesia khususnya yang berhubungan dengan karya fiksi. Menurut Hendro
Martono hal ini terjadi disebabkan beberapa hal yakni, pemerintah kurang terlihat serius dalam
mengarahkan kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia. Bisa dilihat dari porsi pengajaran sastra
lebih minim
Dibandingkan pengajaran bahasa. Selanjutnya, secara teknis guru-guru bahasa umumnya
tidak secara otomatis mampu menjadi guru sastra. Jika dalam pengajaran sastra memerlukan
bakat maka hal ini agak sulit karena tidak banyak guru yang memnuhi kualifikasi dalam
pengajaran sastra. Akibatnya, proses belajar hanya tertumpu pada kajian teoretis dan menghafal
sajaBerdasarkan latar belakang tersebut, dalam makalah ini akan dibahas mengenai apresiasi
pengajaran satra yang terfokus pada kajian prosa fiksi.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yang akan
dibahas didalam kelompok ini, antara lain:
1. Pengertian Pengkajian Prosa Fiksi?
2. Perbedaan Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi?
3. Pendekatan Dalam Apresiasi Prosa Fiksi?
4. Jenis-Jenis Prosa Fiksi anak?
5. Konsep Pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi Anak?
6. Tahapan-Tahapan Pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi Anak?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam makalah ini antara lain:
1. Dapat Memahami serta Mengetahui Pengertian Pengkajian Prosa Fiksi
2. Dapat Memahami serta Mengetahui Perbedaan Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi Prosa
Fiksi Anak Apresiasi Prosa Fiksi Anak
3. Dapat Memahami serta Mengetahui Pendekatan Dalam Apresiasi Prosa Fiksi
4. Dapat Memahami serta Mengetahui Jenis-Jenis Prosa Fiksi anak
5. Dapat Memahami serta Mengetahui Konsep Pengajaran Apresiasi
6. Dapat Memahami serta Mengetahui Tahapan -Tahapan Pengajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengkajian Prosa Fiksi


Kata "kajian" berasal dari kata "kaji" yang berarti (1) "pelajaran"; (2) penyilidikan
(tentang sesuatu). Bermula dari pengertian kata dasar yang demikian, kata "kajian"
menjadi berarti "proses, cara, perbuatan mengkaji: penyelidikan (pelajaran yang
mendalam); penelaahan (KBBI, 1999: 431).
Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya, fiksi, biasa juga diistilahkan dengan
prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi tersebut
adalah kisahan, atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan,
latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin, 1987:66).
Kajian sastra bisa diartikan sebagai proses atau perbuatan mengkaji. menyelidiki,
dan menelaah objek material yang bernama sastra (Wiyatmi, 2006:19).
Nurgiyantoro (2000: 30-31) menyatakan bahwa hakikat pengkajian fiksi
menyaran pada penelaahan, penyelidikan, pemahaman melalui analisis karya fiksi dengan
kerja analisis yang dilakukan langsung dalam keadaan totalitasnya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengkajian prosa fiksi
merupakan proses, cara, perbuatan mengkaji, menganalisis, menyelidiki, menelaah, dan
memahami melalui analisis karya prosa fiksi (prosa cerita, prosa narasi, atau cerita
berplot).
Dengan demikian, kegiatan mahasiswa dalam mengkaji prosa fiksi meliputi
kegiatan memahami teori, menganalisis. mengkaji, menentukan, atau mendapatkan nilai
atau objek tertentu yang tidak diketahui dalam pengkajian prosa fiksi dan memenuhi
kondisi syarat yang sesuai dengan pengkajian prosa fiksi. Hal ini harus dipahami serta
dikenali dengan baik pada saat mengkaji prosa fiksi.

B. Perbedaan Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi.


1. Prosa Fiksi
Prosa fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi

3
cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan
narasi sugestif/imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel, dan
dongeng.
a. Cerpen adalah cerita rekaan yang pendek dalam arti hanya berisi pengisahan
dengan fokus pada satu konflik saja dengan tokoh tokoh yang terbatas dan tidak
berkembang. Alur cerita sederhana hanya memaparkan penyelesaian konflik yang
diungkapkan.
b. Novel berasal dari bahasa Italia, novella yang berarti barang baru yang kecil.
Kemudian, kata tersebut menjadi istilah sebuah karya sastra dalam bentuk prosa.
Novel lebih panjang isinya dari pada cerpen. Konflik yang dikisahkannya lebih
luas. Para tokoh dan watak tokoh pun lebih berkembang sampai mengalami
perubahan nasib. Penggambaran latar lebih detail. Bersamaan dengan perjalanan
waktu terjadi perubahan-perubahan hingga konflik terselesaikan.
c. Dongeng adalah cerita rekaan yang sama dengan cerpen atau novel. Hanya di
dongeng, cerita yang dikisahkan adalah tentang hal-hal yang tak masuk akal atau
tak mungkin terjadi. Misalnya. orang dapat menjelma jadi binatang, binatang
dapat berkata-kata, dan sebagainya. Dongeng biasanya menjadi sarana
penyampaian nasihat tentang moral atau bersifat alegoris. Contoh dongeng:
Kancil dan Buaya, Jaka dan Pohon Kacang Ajaib, Eneng dan Kaos Kaki Ajaib,
dan lain-lain.

2. Prosa Non fiksi


Prosa nonfiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan
pengarang, tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau
berdasarkan pengamatan pengarang. Karangan ini diungkapkan secara sistematis,
kronologis, atau kilas balik dengan menggunakan bahasa semiformal.
Karangan ini berbentuk eksposisi, persuasi, deskripsi, atau campuran. Prosa
nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah. Yang termasuk karangan semi ilmiah
ialah: artikel, tajuk rencana, opini, feature, tips, biografi, reportase, iklan, pidato, dan
sebagainya.

4
C. Pendekatan Dalam Apresiasi Prosa Fiksi

1. Pendekatan parafratis adalah strategi pemahaman kandungan karya sastera dengan


jalan mengungkapkan kembali gagasan yang dismpaikan pengarang dengan
menggunakan kata-kata maupun kalimat yang berbeda digunakan pengarangnya.
2. Pendekatan emotif dalam mengapresiasi sastera adalah suatu pendekatan yang
berusaha menemukan unsur-unsur yang merangsang emosi atau perasaan pembaca.
Rangsangan emosi itu dapat berupa keindahan bentuk maupun emosi yang
berhubungan dengan isi gagasan, alur, atau penokohan.
3. Pendekatan analitis adalah pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara
pengarang menampilkan gagasan dan mengimajinasikan ide-idenya, sikap pengarang.
elemen intringsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen instringsik itu
sehingga mampu membangun adanya keselarasan dan kesatuan dalam membangun
totalitas bentuk dan totalitas makna.
4. Pendekatan historis adalah pendekatan yang menekankan pada pemahaman tentang
biography pengarang, latar belakang, peristiwa kesejarahan yang melatarbelakangi
masa-masa terwujudnya karya sastera yang dibaca, serta tentang bagaimana
perkembangan kehidupan penciptaan maupun kehidupan sastera sendiri pada
umumnya dari
5. Pendekatan sosiopsikologis adalah pendekatan yang berusaha memahami latar
belakang kehidupan social budaya, kehidupan masyarakat, maupun tanggapan
kejiwaan atau sikap pengarang terhadap lingkungan kehidupannya atau zamannya
pada saat cipta sastera diwujudkan.
6. Pendekatan didaktis adalah pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami
gagasan, tanggapan evaluative maupun sikap pengarang terhadaap kehidupan.
Gagasan, tanggapan maupun sikap itu akan mampu terwujud dalam suatu pandangan
ctis, filosofis, maupun agamis sehingga akan mengandung nilai-nilai moral yang
mampu memperkaya kehidupan rohaniah pembaca

5
D. Jenis-Jenis Prosa Fiksi anak
1. Prosa Lama
a. Hikayat
Hikayat ialah cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, raja, dewa,
pangeran, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat ini bersifat fiksi
dan tidak masuk akal. Misalnya ialah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Raja Bijak,
dan lain-lain.
b. Sejarah (Tambo)
Sejarah merupakan salah satu bentuk prosa lama yang bercerita tentang
peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama tentunya berbeda dengan sejarah
yang ditulis pada masa kini. Kebanyakana sastra lama sejarah disampaikan
dengan menambahkan bumbu-bumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik.
Sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini ialah sama persis dengan kejadian
sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. misalnya bentuk prosa lama
sejarah ialah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612.
c. Kisah
Kisah merupakan prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek.
Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman ataupun
petualangan orang-orang dahulu. Salah satu contoh prosa lama kisah ialah Kisah
Raja Abdullah menuju Kota Mekkah.
d. Dongeng
Salah satu bentuk prosa lama yang sangat popular ialah dongeng. Bentuk
prosa lama ini bercerita tentang khayalan khayalan masyrakat pada zaman dahulu
kala. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya

2. Prosa Baru
a. Roman
Roman merupakan prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan
seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa roman ini menyajikan
suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh dan mempunyai
banyak alur yang bercabang cabang. Salah satu contoh roman ialah Layar

6
Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana.

b. Novel
Bentuk prosa baru ini adalah menceritakan sebuah cerita atau kisah yang
panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama
nya yang mengandung beberapa konflik. Konfilk-konflik tersebutlah yang
merubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya ialah Novel Laskar Pelangi,
Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lainnya.

c. Cerpen
Cerpen merupakan salah satu bentuk prosa baru yang cukup popular.
Prosa baru ini menceritakan tentang sebuah pengalaman atau sebagaian kecil
kisah pelaku utamanya. Yang membedakan cerpen dengan novel ialah konflik
pada cerpen hanya satu dan juga tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh
utama, sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen adalah
Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramocdya
Ananta, dan lainnya.

d. Riwayat
Riwayat ialah menceritakan sebuah kisah yang berisi tentang pengalaman-
pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir
hingga meninggal. Biasanya yang dicritakan ialah tokoh-tokoh terkenal dan
menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat adalah biografi dan
otobiografi. Biografi ialah kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain. Sedangkan
otobiografi ialah kisah yang ditulis oleh orang yang bersangkutan.

e. Kritik
Kritik merupakan berbentuk sebuah uraian-uraian pertimbangan seseorang
terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik ini sendiri berisi alasan-
alasan tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi

7
f. Resensi
Resensi ialah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu
karya baik yang berbentuk buku, lagu film, maupun jenis karya seni lainnya.
Resensi tujuannya ialah untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik
dari segi tema, alur tokoh, dan unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan
bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut.

g. Esai
Bentuk prosa baru yang terakhir ialah Esai. Prosa ini berisi tulisan-tulisan
yang mengandung pendapat-pendapatt pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang
sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di masyarakat.

E. Konsep Pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi Anak


Kata apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti menghargai,
mengindahkan. Dalam perkembangannya istilah itu mengacu pada kualifikasi aktifvitas
tertentu seperti memahami dan menyenangi. memberikan penghargaan dengan nilai
tinggi, menjadi peka, menaksir dan menghargai secara kritis.
Dengan demikian apresiasi sastra adalah memberikan penilaian terhadap karya
sastra. Ketika mengapresiasikan sebuah karya sastra, maka hal-hal yang harus dilakukan
berupa pengamatan, penilaian, dan memberikan penghargaan terhadap karya sastra
tersebut.
Bentuk apresiasi sastra yang diharapkan dapat berwujud kegiatan langsung
maupun tak langsung. Apresiasi yang pertama dapat diwujudkan dengan cara membaca
dan atau menikmati karya-karya sastra kreatif secara langsung, dengan segala bentuk dan
ragamnya. Dalam membaca sebuah novel, misalnya sebaiknya para siswa langsung
dihadapkan pada karya karya novel yang dianjurkan dan bukan melalui sinopsisnya
seperti yang sering dilakukan di sekolah-sekolah. Adapun bentuk apresiasi yang kedua
bisa dilakukan melalui berbagai cara yang dipandang dapat menunjang penikmatan dan
atau pemahaman terhadap suatu karya kreatif.
Bentuk-bentuk apresiasi sastra tak langsung itu, antara lain melalui membaca
berbagai kritik sastra atau ulasan para ahli, menonton film atau sinetron yang diangkat

8
dari sebuah novel atau drama, menonton pagelaran teater, mendokumentasikan karya-
karya sastra, melaksanakan kegiatan baca puisi dan deklamasi, atau menyelenggarakan
lomba baca maupun lomba cipta karya sastra kreatif seperti puisi dan cerpen.

F. Tahapan-Tahapan Pengajaran Apresiasi Prosa Fiksi Anak


1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah
misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi,
dan sebagainya.
2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan. nilai,
atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa,
dan sebagainya.
3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan
suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya;
membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru,
mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai
material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cerita Pendek (Cerpen), novel, dan roman termasuk jenis karya sastra prosa fiksi.
Perbedaaan ketiganya di samping panjang pendek dengan ukuran jumlah kata yang
digunakan juga bisa dilihat dari tema. plot, dan lamanya penceritaan. Pengajaran sastra
dapat dibuat menarik (dan seharusnya menarik) asal ada kepedulian terutama dari pihak
guru. Guru yang peduli akan mengubah wajah pengajaran sastra menjadi mata pelajaran
idola, bukan sebagai mata pelajaran yang membosankan. Kuncinya adalah inovasi yang
merupakan implementasi penemuan dan kreativitas.
Dengan lebih fokusnya Standar Isi dalam menempatkan pengajaran sastra
diperlukan reorientasi terhadap pengajaran sastra. Siswa perlu mengetahui subtansi
pelajaran; siswa memerlukan contoh baik contoh karya sastra maupun contoh
mengerjakan tugas. Ajaklah siswa berinteraksi, tidak sekadar menghafal "materi duduk",
baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Variasi pertanyaan membuat siswa
menggali potensi dirinya, terutama dalam menyampaikan pengalaman dan pendapat.
Siswa juga perlu diajak menilai teman temannya, terutama dalam berdiskusi karena
kemampuan menilai orang lain akan berdampak pada diri sendiri. Hal yang tidak kalah
pentingnya adalah refleksi di akhir pelajaran, baik dari guru maupun dari siswa sendiri.
Di samping itu, kegiatan di luar kelas (outdoor activities) akan meningkatkan
kemampuan apresiasi dan kreativitas siswa.

B. Saran
Sebagai seorang calon guru kita harus bisa dituntut untuk lebih kreatif serta
inovatif dan menguasai materi pembelajaran yang kita ajarkan kepada peserta didik
kita.agar apa yang kita sampaikan dapat diterima serta dipahami baik oleh peserta didik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Malang:YA3, 2002,

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Djojosuroto Kinayati dan Suratisna. Pembelajaran Apresiasi Sastra, Yogyakarta:Pustaka Book


Publisher, 2009.

Jamaludin, Problematik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Jakarta: Adicita Karya Nusa, 2005.

Nurgiyantoro, B. 1998. Transformasi Unsur Pewayangan dalam Fiksi Indonesia. Yogyakarta:


Gadjah Mada Universitas Press. Nurgiyantoro, B. 2000. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Semi, M.Attar, Kritik Sastra, Angkasa :Bandung, 1989.


http://www.scribd.com/doc/39147945/Bahan-Ajar-Prosa-Fiksi-PLPG-SMP-Copy.
diakses pada tanggal 7 desember 2013, pukul 22.00.

11

Anda mungkin juga menyukai