MK : PEND.BAHASA INDONESIA
PRODI : PEND. MATEMATIKA
Skor Nilai :
NAMA MAHASISWA :
DIANA NOVITA (4173311023)
DINDA KHAIRUNNISA (4173311024)
EFRIDA WULANDARI SIMAMORA (4173311027)
ENDANG WIFDA MUNJIAH GEA (4173311035)
FADILLA CAMELLIA (4173311043)
FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
2. RAGAM DAERAH
Sebagaimana kita ketahui, bahasa Indonesia tersebar luas ke seluruh
Nusantara. Luasnya wilayah pemakaian bahasa itu menimbulkan perbedaan
pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan di suatu daerah
berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di daerah lain. Misalnya,
bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang Jayapura berbeda dengan
bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang Medan, bahasa Indonesia yang
dipakai orang Denpasar berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan
orang Jakarta, dan sebagainya. Penggunaan bahasa yang berbeda-beda
karena perbedaan daerah seperti itu disebut ragam daerah disebut logat.
Logat yang paling tampak yang mudah diamati ialah lafal. Logat bahasa
Indonesia orang Jawa tampak dalam pelafalan /b/ pada posisi awal nama-
nama kota seperti Bandung, Banyuwangi, Bangkalan, Bogor, dan Besuki,
atau realisasi pelafalan kata, seperti pendidi’an, tabra’an, kenai’an, dan
gera’an. Logat bahasa orang Bali dan Aceh akan tampak dalam realisasi
pelafalan /t/ sebagai retrofleks, seperti tampak pada kata thethapi, canthik,
dan kitha. Logat orang Tapanuli tampak realisasi pelafalan /e/ dengan
tekanan kata yang amat jelas, seperti yang tampak dalam kata-kata
sementara,sewenang-wenang, lebaran, dan gelang, ciri-ciri tekanan, turun
naiknya nada, dan panjang pendeknya bunyi bahasa membentuk aksen yang
berbeda-beda. Perbedaan logat bahasa Indonesia antara daerah yang satu
dan daerah yang lain biasanya dapat diterima tau tidak dipermasalahkan
selama bahasa yang digunakan itu dapat dipahami dan tidak mengganggu
kelancaran komunikasi.
6. PEMBENTUKAN KATA
Ada dua cara pembentukan kata, yaitu dari dalam clan dari luar bahasa
Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosakata baru dengan
dasar kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbenhik kata baru melalui
tuzsur serapan.
Kita sadar bahwa kosakata bahasa Indonesia banyak dipengaruhi oleh
bahasa asing. Oleh sebab itu, pengaruh-memengaruhi dalam hal kosakata
pasti ada. Dalam hal ini perlu ditata kembali kaidah penyerapan katakata
itu. Kata-kata pungut adalah kata yang diambil dari katakata asing. Hal ini
disebabkan oleh kebutuhan kita terhadap nama dan penamaan benda atau
situasi tertentu yang belum dimiliki oleh bahasa Indonesia. Pemungutan
kata-kata asing yang bersifat internasional sangat kita perlukan karena kita
memerhikan suatu komunikasi dalam dunia dan teknologi modern, kita
memerlukan komunikasi yang lancar dalam segala macam segi kehidupan.
1. Kalimat Efektif
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat
sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya Benar, pilihan katanya tepat,
hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar. Dengan
demikian akan memenuhi persyaratan, pemakaian kalimat efektif dan
efisien yang mengacu pada pemakaian bahasa yang baik dan benar. Dalam
hal ini hendaknya dipahami pula bahwa situasi terjadinya komunikasi
juga sangat berpengaruh. Kalimat yang dipandang cukup efektif dalam
pergaulan, belum tentu efektif jika dipakai dalam situasi resmi,
demikian pula sebaliknya. Misalnya kalimat yang diucapkan kepada
tukang becak, "Berapa, Bang, ke pasar Klewer?" Kalimat tersebut jelas
2. TRANSFORMASI KALIMAT
Transformasi berasal dari bahasa Inggris transformation yaitu suatu
proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk yang lain, baik dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk yang
kompleks ke bentuk yang sederhana (Keraf dalam Natawidjojo, 1986:
37). Berdasarkan pengertian tersebut, maka transformasi kalimat berupa
pengubahan bentuk kalimat menjadi bentuk kalmat lain. Pengubahan
tersebut akan berakibat makna yang dikandung oleh kalimat mengalami
perubahan juga. Perubahan bentuk kalimat ini untuk memperoleh
penggunaan bentuk kalimat yang bervariasi di samping itu menyangkut
informasi yang akan disampaikan kepada pembaca akan berarah. Ada
beberapa jenis transformasi sebagai berikut :
Transformasi jeda yaitu dengan menggunakan jeda.
Transformasi aposisi yaitu dengan menggunakan kata tugas yang.
Transformasi setara yaitu dengan menggunakan kata tugas dare.
Transformasi disyungtif dengan menggunakan kata tugas atau/tetapi.
Transformasi opini yaitu dengan menggunakan kata tugas benar/tidak
benar.
Transformasi total yaitu dengan menggunakan bentuk afirmatif dan
negatif.
3. KALIMAT TOPIK
2.6 BAB VI
1. Beberapa Pengertian
Pernalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-
hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan.
Data atau fakta yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak
2. Penalaran Deduktif
Pernalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau simpulan yang
didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Simpulan
yang diperoleh tidak mungkin lebih umum daripada proposisi tempat
menarik simpulan itu. Proposisi tempat menarik simpulan itu disebut
premis. Penarikan simpulan (konklusi) secara deduktif dapat dilakukan
secara langsung dan dapat pula dilakukan secara tak langsung.
3. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-
pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum.
Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada
pernyataan (premis).
b. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf a, e, i, o, dan u.
d. Huruf Diftong
e. Pemenggalan Kata
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di
antara kedua huruf vokal itu. Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.
Huruf diftong ai, au, dan oi tidak pernah diceraikan sehingga pemenggalan
kata tidak dilakukan di antara kedua huruf itu.
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan.
Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.
Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Kelebihan Buku II
1. Pada buku ke-2 memaparkan lebih detail asal mula bahasa Indonesia
dengan memaparkan tahun sejarah perkembangan bahasa Indonesia
dapat dirinci 33.
2. Pada buku ke-2 memberi lebih banyak referensi dari menurut para ahli.
3. Gaya bahasa pada buku ini mudah dipahami dan dijelaskan lebih detail.
4. Pada buku ke-2 di menjelaskan bahasa Indonesia ragam ilmiah dari
pengertian dan karakteristik, berbagai ragam bahasa,ragam ilmiah dan
menulis dan mempersentasi rgam ilmiah.
5. Pada buku ke-2 lebih memaparkan cara menulis karya ilmiah dengan
bahasa indoensia yang baik.
6. Pada buku ke-2 menjelaskan kaidah makna dan penggunaan pilihan
kata.
7. Pada buku ke-2 menjelaskan bagian bagian kalimat dari kalimat
tunggal, majemuk setara, majemuk bertingkat dan jenis konjungsi.
8. Pada buku ke-2 menjelaskan paragraf yaitu apa itu paragraf, fungsi,
jenisnya, syaratnya, hingga pengembangan paragraf.
9. Pada buku ke-2 menjelaskan keterampilan membaca.
Kelebihan buku 3
1. Pada buku ke 3 menejelaskan lebih detail tentang mengapa bahasa
melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia hingga kedudukan dan
fungsi bahasa Indonesia dengan jelas dan padat.
2. Pada buku ke-3 dari sub bab hanya menjelaskan inti sarinya saja.
3. Pada buku ke-3 dari bab 2 menjelaskan keragaman bahasa dipandang
dari jumlah penutur, luas penyebarannya, dipakainya sebagai sarana
ilmu dan susastra.
4. Pada buku ke-3 lebih menjelaskan penting atau tidaknya bahasa
Indonesia hingga bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5. Pada buku ke-3 lebih menjelaskan pembagian kelas kata dalam bahasa
Indonesia.
6. Pada buku ini menjelaskan pembagian notasi ilmiah yaitu
footnote,innote,endnote,dan daftar pustaka.
7. Pada buku ke-3 menjelaskan plagiarisme.
8. Pada buku ke-3 menjelaskan resensi.
9. Pada buku ke-3 menjelaskan pemakaian huruf.
10. Pada buku ke-3 menjelaskan pemakaian tanda baca.
11. Pada buku ke-3 menjelaskan pilihan kata.
12. Pada buku ke-3 menjelaskan kalimat.
13. Pada buku ke-3 menjelaskan kalimat efektif.
14. Pada buku ke-3 menjelaskan penulisan karangan.
Kekurangan buku 1
1. Pada buku ke 1 dilihat dari daftar pustaka tidak ada no halaman.
2. Pada buku ke-1 tidak terdapat sub tema tentang keterampilan membaca,
menulis dan berbicara dari buku ke-2.
Kekurangan buku 2
1. Pada buku ke-2 tidak banyak memaparkan asal usul bahasa Indonesia
dari bahasa melayu seperti buku ke-1.
2. Pada buku ke-2 tidak memaparkan sub tema dari buku ke-1 yaitu
ketentuan pembentukan kata istilah.
3. Pada buku ke-2 tidak memaparkan sub tema dari buku ke-3 yaitu
tentang resensi, pemakaian tanda baca, dan menjelaskan penulisan
karangan.
Kekurangan buku 3
1. Pada buku ke -3 memiliki sub tema yang banyak dipaparkan akan tetapi
hanya menjelskan singkat namun masih ada kata istilah belum
dijelaskan dengan detail.
2. Pada buku ke-3 tidak banyak kata menurut para ahli atau refrensi yang
lebih banyak.
3. Pada buku ke-3 gaya bahasanya kurang mudah dipahami karena masih
ada kata istilahbelum diketahui.
4.1 Kesimpulan
Dari tiga buku yang telah di uraikan kelebihan dan kekurangannya, dapat
disimpulkan bahwa, tiap-tiap buku tentu memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Dari beberapa buku ini ada bab yang membahas topik yang
sama dan pada bab tertentu membahas isi yang berbeda. Pada masing-masing
buku juga dijelaskan tetntang sejarah Bahasa Indonesia.
4.2 Saran
Seharusnya dalam melakukan Critical Book Report, menggunakan dua buku
atau lebih sebagai sumber referensi agar ilmu dan wawasan yang di dapat lebih
banyak. Membaca dengan teliti dan keseluruhan agar dapat menemukan
kelebihan dan kekurangan dalam buku serta dapat memahami isi buku dengan
baik.