Anda di halaman 1dari 5

MINI RISET PENDIDIKAN PANCASILA

TENTANG PENDIDIKAN PADA MAHASISWA

DISUSUN OLEH

SANGGAM HAPOSAN REYNARA

5183321011

FAKULTAS TEKNIK

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
Abstrak: Dalam Pendidikan dan Kehidupan bangsa Indonesia peran Pancasila sangat dibutuhkan peran
Pancasila didalamnya. Program Wajib Belajar Sembilan Tahun merupakan satu-satunya program
peningkatan pendidikan yang masih bertahan sejak 1984 sampai saat ini, meski telah beberapa kali
kabinet dan presiden berganti. Kebijakan pendidikan di luar program wajib belajar pada pendidikan
dasar terus mengalami evolusi sesuai jargon "ganti menteri berarti ganti kebijakan".Selain itu, kebijakan
bidang pendidikan lainnya di era Orde Baru yang wajib dilaksanakan, baik siswa maupun masyarakat,
adalah penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) yang ditetapkan berdasarkan
Tap MPR No II Tahun 1978 dalam bentuk 36 butir Pancasila. Dengan tujuan mulia agar nilai-nilai
Pancasila yang luhur itu dapat diresapi, kemudian diamalkan, maka setiap warga negara Indonesia harus
mengikuti penataran P4. Dan di sekolah, setiap siswa baru harus mengikuti penataran P4 selama satu
atau dua minggu.

Selain itu dalam kehidupan diIndonesia peran pancasila sangat dibutuhkan, yaittu Pancasila sebagai
dasar mempunyai arti bahwa Pancasila dijadikan sebagai pedoman dan sekaligus landasan dalam
penyelenggaraan Negara. Fungsi ini telah diimplementasikan dalam UUD 1945 yang kemudian menjadi
sumber tertib hukum di Indonesia. Dalam struktur hukum di Indonesia, UUD 1945 menjadi hukum
tertulis tertinggi, yang menaungi peraturan perundang-undangan dibawahnya, seperti undang-undang.
Fungsi Pancasila dalam dalam tata hukum di Indonesia menjadi sumber dari segala sumber tertib
hukum. Nilai-nilai Pancasila harus menjiwai dalam setiap peraturan perundang-undangan di Indonesia,
atau dengan kata lain peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai Pancasila.
A. PENDAHULUAN

Secara sederhana Filsafat Pendidikan menurut Imam Barnadib (1993:3) merupakan ilmu yang pada
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.

Sebagai usaha sadar dan terencana, pendidikan tentunya harus mempunyai dasar dan tujuan yang
jelas, sehingga dengan demikian baik isi pendidikan maupun cara-cara pembelajarannya dipilih,
diturunkan dan dilaksanakan dengan mengacu kepada dasar dan tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Selain itu, pendidikan bukanlah proses pembentukan peserta didik untuk menjadi orang
tertentu sesuai kehendak sepihak dari pendidik. Karena manusia (peserta didik) hakikatnya adalah
pribadi yang memiliki potensi dan memiliki keinginan untuk menjadi dirinya sendiri, maka upaya
pendidikan harus dipandang sebagai upaya bantuan dan memfasilitasi peserta didik dalam rangka
mengembangkan potensi dirinya. Upaya pendidikan adalah pemberdayaan peserta didik. Hal ini
hendaknya tidak dipandang sebagai upaya dan tujuan yang bersifat individualistik semata, sebab
sebagaimana telah dikemukakan bahwa kehidupan manusia itu multi dimensi dan merupakan kesatuan
yang integral.Pendidikan menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif, sedangkan
pendidik berperan sebagai fasilitator (memfasilitasi pembelajaran), organisator (mengarahkan), dan
motivator (mendorong) peserta didik dalam proses pembelajaran agar berlangsung efektif dan
efisien.Tujuan Pendidikan berdasarkan Pandangan Pancasila tentang hakikat realitas manusia,
pengetahuan dan hakikat nilai mengimplikasikan bahwa pendidikan seyogyanya bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang
beriman, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Pendidikan berlangsung di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat. Karena itu, masing-masing individu
atau manusia dewasa adalah pendidik dan contoh bagi individu lainnya terutama peserta didik yang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan,proses untuk menjadi. Pendidikan harus
berlangsung dengan keteladanan dan komunikasi jujur, terbuka, fungsional, dan produktif, sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan sehingga diperlukan kemampuan pendidik memiliki kemampuan
atau kompetensi untuk berkomunikasi.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan (UNIMED), yang menjadi populasi adalah mahasiswaPKK Prodi Tata Busana
Reguler 2012 yang aktif mengikuti perkuliahan yaitu mahasiswa semester 5 dan peneliti mengambil 15
sampel untuk mewakili populasi kelas tersebut. Alat atau

instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data adalah tes. Tes tersebut berisi 10
buah kalimat pertanyaan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nilai yang diperoleh adalah
X

― x 100 X : jumlah yang benar N N : jumlah soal

S NOMOR SOAL J NILAI


A U
M M
P L
E A
L H

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1
0

A B S S B B B B B B B 8 80

B S B B B B B S B B S 8 80

C B S B B B B B B S S 7 70

D S S S B B B B B B B 7 70

E B B B S B S B B S B 7 70

F B B B S S B B B B S 7 70

G S S S B B B B S B B 6 60
H S S S S S B B B B B 5 50

I B S B S S S B B B B 6 60

J B B B B B B B S S S 7 70

K B B B B S B S S S S 6 60

L S S S S S S B B B B 4 40

M S B B B S S S B S B 5 50

N S S S B B B B B B B 7 70

O S B S B S S S S B B 4 40

D. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang saya lakukan dapat disimpulkan dari 15 mahasiswa hanya ada 2 orang
yang mendapat nilai tertinggi dengan nilai 80, dan 1 orang memperoleh nilai terendah dengan nilai 40.
Dari tabel pembahasan diatas pada soal nomor 6 semua sampel menjawab salah, peneliti sengaja
membuat soal yang tidak ada pilihan jawaban yang benar. Tujuannya agar sampel lebih kritis dalam
menjawab soal.

Oleh karena itu, disarankan agar mahasiswa yang masih belum memperoleh nilai yang baik supaya
bersungguh-sungguh dalam memperhatikan ketika proses pembelajaran dan teliti dalam menjawab
soal. Langkah awal adalah dengan terlebih dahulu membenahi diri dalam setiap pembelajaran untuk
fokus dan serius mengikuti pembelajaran. E. DAFTAR PUSTAKA

Purba, Edward, Yusnadi. 2014. Filsafat Pendidikan. Medan: Unimed


Presshttp://gusfumi.wordpress.com/2010/10/20/pancasila-sebagai-landasan-filosofi-sistem-pendidikan-
pendidikan-nasional/

Anda mungkin juga menyukai