Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Nur Fatwa Inayah

NIM : A32121102

KELAS : A PPKN

TUGAS : Tugas UTS ( Individu )

MK : Perencanaan Pembelajaran

DOSEN PENGAMPU : Dr. Hasdin,S.Pd,.M.Pd

*Bahan Ajar*

Materi Pokok

Pancasila Dalam Kehidupan Bangsaku

Kompetensi Awal

1.Menyebutkan contoh-contoh perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang

mencerminkan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan


ideologi

negara

2.Menentukan dan menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara

3.Menjelaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

Target Perserta Dididik

Diharapkan dari 36 peserta didik,


Peserta didik reguler/ tipikal : 75 %
Belum memahami materi 5 siswa : 15 %
Pencapaian tinggi 4 siswa : 10 %
Pemahaman Bermakna
Manfaat yang akan peserta didik terima setelah mengikuti proses pembelajaran ini

adalah sebagai berikut:

1.Menambah pengetahuan peserta didik mengenai makna nilai-nilai Pancasila

2.Peserta didik mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-


hari

3.Peserta didik mampu memiliki pemahaman tentang nilai-nilai yang terkandung

dalam Pancasila.

Refleksi

1. Setelah kalian mempelajari materi ini, cobalah kalian identifikasi perilakumu


sehari-hari di Sekolah, apakah sudah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila atau
belum.
2. perubahan perilaku apa yang kalian rasakan begitu selesai mempelajari bab 1
ini? Apakah terjadi perubahan perilaku seperti bertambahnya pengetahuan,
berubahnya sikap dan bertambahnya keterampilan kalian setelah mempelajari
bab ini?
3. Meminta siswa mengulang kembali materi yang sudah dipelajari pada akhir
pembelajaran
4. Apakah model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan
motivasipeserta didik dalam kegiatan pembelajaran
5. Hal apa yang harus diperbaiki dari pembelajaran hari ini
6. Berapa Presentase peserta didik yang memahami materi nilai-nilai pancasila
Materi Pembelajaran

A. Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Kehidupanku

Pancasila berarti lima dasar. Kelima sila ini merupakan satu kesatuan dan
saling berkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara satu sila dengan sila lainnya dan
tidak bisa dipecah-pecah. Sila pertama mendasari dan menjiwai empat sila lainnya.
Sila kedua dijiwai oleh sila pertama dan menjiwai sila ketiga, keempat, dan kelima.
Sila ketiga dijiwai oleh sila pertama dan kedua, serta menjiwai sila keempat dan
kelima. Demikian seterusnya. Bung Hatta dalam uraian Pancasila menjelaskan
bahwa Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi dasar yang memimpin cita-cita
kenegaraan kepada jalan kebenaran.

Dengan demikian, pada hakikatnya, negara tidak boleh menyimpang dari


jalan lurus. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan praktik hidup yang
dilandasi dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, letaknya dalam urutan
Pancasila tidak boleh dipisahkan dari dasar Sila Persatuan Indonesia menegaskan
bahwa bangsa Ketuhanan Yang Maha Esa. Indonesia adalah satu dan tidak bisa
dipecah-pecah.

Persatuan digambarkan oleh lambang negara bhinneka tunggal ika yang


berarti bersatu dalam keragaman. Persatuan Indonesia mengandung persaudaraan
yang diliputi suasana kebenaran, keadilan, kejujuran, dan kesucian yang didasari
sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila kerakyatan bermakna kerakyatan yang dianut
oleh bangsa Indonesia bukanlah kerakyatan yang mencari suara terbanyak saja,
tetapi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan dengan dilandasi dasar Ketuhanan Yang Maha Esa
dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Kerakyatan itu hendaklah berjalan di atas
kebenaran, keadilan, kebaikan, kejujuran, dan kesucian. Sila Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia merupakan tujuan untuk mewujudkan Indonesia yang
adil dan makmur. Dengan demikian, menurut Bung Hatta, sila pertama dan kedua
menjadi landasan moral, sedangkan sila ketiga, keempat, dan kelima merupakan
landasan politik. Dengan demikian, penyelenggaraan negara mendapat dasar moral
yang kuat.

1. Pengamalan Pancasila sebagai Dasar Negara di Lingkungan Keluarga

2. Pengamalan Pancasila sebagai Dasar Negara di Lingkungan Sekolah

3. Pengamalan Pancasila sebagai Dasar Negara di Lingkungan Masyarakat

B. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa dalam Kehidupanku


Pandangan hidup adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan
yang terdiri dari kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Artinya, Pancasila
merupakan nilai-nilai dasar dan luhur bangsa Indonesia yang menjadi acuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pada pidato 1 Juni 1945,
Sukarno menyebutkan Pancasila sebagai Weltan schauung. Weltan schauung
berasal dari bahasa Jerman yang terdiri dari kata welt yang berarti dunia dan
anschauung yang berarti padangan atau persepsi. Weltan schauung dapat dimaknai
sebagai sekumpulan nilai-nilai luhur yang menjadi orientasi atau panduan untuk
memahami dan menjalani kehidupan. Pancasila merupakan lima nilai-nila sosial
dan mendasar yang digunakan untuk memandang dan memaknai dunia dan
kehidupan. Sejak dahulu, bangsa Indonesia memandang dan memaknai dunia dan
kehidupan dengan menggunakan nilai-nilai sosial Pancasila. Karena itulah,
Pancasila disebut sebagai pandangan hidup bangsa.

1. Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa di Lingkungan


Keluarga

2. Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa di Lingkungan


Sekolah

3.Pengamalan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa di Lingkungan


Masyarakat

C. Pancasila sebagai Ideologi Negara dalam Kehidupanku

Secara bahasa, ideologi berasal dari kata ideal yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, dan cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Artinya, ideologi adalah
ilmu tentang ide, konsep dasar yang mengarahkan pada citacita. Secara istilah,
ideologi bisa disimpulkan sebagai seperangkat konsep dan sistem yang diyakini dan
menjadi dasar pemikiran serta memberikan arah pada setiap warga negara dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila sebagai
ideologi negara berarti Pancasila menjadi panduan yang menunjukkan arah dan
orientasi dalam kehidupan bernegara. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan
panduan dan arah agar negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara untuk
memeluk agama dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu lalu
membangun kehidupan yang harmonis antara umat beragama.

1. Pengamalan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Lingkungan Keluarga

2. Pengamalan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Lingkungan Sekolah

3. Pengamalan Pancasila sebagai Ideologi Negara di Lingkungan Masyarakat

Model Pembelajaran

Problem based learning (PBL)

Asesmen

1.Penilaian sikap spiritual

Penilaian sikap spiritual (Profil Pelajar Pancasila) Melakukan kegiatan berdoa


sebelum dan sesudah pembelajaran serta menumbuhkan sikap santun dan budi
pekerti.

2. Penilaian sikap sosial

Penilaian sikap sosial (Profil Pelajar Pancasila) dilakukan melalui pengamatan


individu Mengembangkan rasa kebersamaan dan tanggung jawab (sopan santun)
dalam mengerjakan tugas dan diskusi kelompok (menghargai pendapat orang lain,
kerja sama, dan lain-lain)

3. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam


memahami materi yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari
kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau menganalisa persoalan. Guru
dapat memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan siswa dalam menjawab dan
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara kuantitatif

dengan rentan 0- 100.

4.Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan juga dilakukan berdasarkan pengamatan guru terutama
terhadap keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran disekolah.
Penilaian didasarkan pada keterampilan- keterampilan sesuai contoh indikator yang
Relefan dapat ditentukan masing-masing guru.

Sumber Belajar

Buku pendidikan Pancasila untuk Smp/Mts Kelas VIII, terbitan kementerian


pendidikan, kebudayaan, Riset, Dan teknologi republik indonesia,2023.

Anda mungkin juga menyukai