Page 1
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang digunakan sebagai pedoman bangsa
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tertuang tujuan bangsa Indonesia pada alenia
ke-4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 juga terdapat susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan ketentuan
yaitu Indonesia salah satu negara yang melaksanakan system demokrasi, dasar pelaksanaan
system demokrasi di Indonesia adalahPasal 1 Ayat 1 yang berbunyi Negara Indonesia ialah
Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik dan pelaksanaan demokrasi Pancasila, pada
intinya dilandasi sila Pancasila khususnya sila ke 4. Dengan adanya pasal tersebut diharapkan
masyarakat Indonesia bisa lebih memahami dan mengerti tentang hukum serta menaati
hukum sesuai aturan hukum yang berlaku di Indonesia. Pasal-pasal tersebut dibuat oleh
lembaga yang berwenang yang bersifat memaksa dan mengatur yang berlaku bagi seluruh
warga negara Indonesia. Hal tersebut dibuat untuk mejadikan masyarakat yang berbangsa dan
bernegara sesuai dengan Pancasila dan Undnag-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945.
Page 2
Page 3
Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
orang
Keterampilan
Page 4
Page 5
1.3 Menghargai nilai-nilai pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
berdemokrasi Pancasila sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945.
2.3 Mengembangkan nilai-nilai praksis demokrasi Pancasila sesuai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
3.3 Menganalisis perkembangan demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
4.3 Mendemonstrasikan hasil analisis tentang sistem dan dinamika demokrasi
Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.
1.2.1 Menunjukkan perilaku beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
1.2.2 Menunjukkan perilaku bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
1.2.3 Menunjukkan perilaku bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
ajaran agama yang dianut.
2.2.1 Menunjukkan sikap toleransi terhadap sesama.
2.2.2 Menunjukkan sikap kerjasama terhadap sesama.
2.2.3 Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama.
3.2.1 Memahami hakikat demokrasi pancasila
3.2.2 Menjelaskan sistem demokrasi pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia.
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 6
Page 7
Page 8
a. Tujuan
1.2.1.1 Menunjukkan perilaku beriman kepada Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
2.2.1.1Menunjukkan sikap toleransi terhadap sesama.
3.2.6.1Memahami hakikat demokrasi pancasila
4.2.1.1 Menelaah hasil analisis tentang sistem demokrasi Pancasila
sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
b.Uraian Materi
Secara umum, demokrasi adalah suatu sistem kenegaraan yang dimana sistem
pemerintahan sebuah negara berupaya untuk mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara serta
memiliki hak yang setara dalam mengambil keputusan untuk mengubah hidup mereka. Bisa
dikatakan, dalam demokrasi yang menjadi nomor satu dalam sebuah negara adalah rakyat.
Kegiatan demokrasi dapat kita lihat di negara kita sendiri, Indonesia. Demokrasi berasal dari
Bahasa Yunani yang diutarakan di Athena Kuno pada abad ke-5 SM, dan diambil dari kata
demos dan kratos, yang artinya rakyat dan kekuasaan.
Demokrasi yang digunakan di Indonesia adalah demokrasi Pancasila. Dan pengertian
dari demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang pelaksanaannya mengutamakan asas
musyawarah mufakat untuk kepentingan bersama (seluruh rakyat) yang bersumber pada
kepribadian dan juga falsafah hidupa Indonesia. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
ideologinya terdapat dalam Pancasila, oleh karena itu setiap sila yang terdapat dalam
Pancasila harus diaplikasikan dalam kehidupan setiap rakyatnya sehari-hari untuk menunjang
kemajuan negara kita. Pancasila sendiri dikemukakan oleh Ir. Soekarno dalam sidang
BPUPKI pada 1 Juni 1945 yang pada akhirnya hingga saat ini tanggal 1 Juni ditetapkan
sebagai hari lahirnya Pancasila.
Kita adalah rakyat Indonesia yang tak bisa terpisahkan dengan bumi pertiwi. Dimana
kita sebagai generasi muda wajib menjunjug tinggi nasionalisme yang didukung dengan
sikap-sikap positif dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang pada akhirnya
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 9
tujuan dari semuanya itu adalah untuk kebaikan diri kita semua dan kemajuan serta
kesejahteraan bangsa Indonesia. Dan itu merupakan salah satu tujuan sederhana yang manfaat
luar biasa bagi kehidupan bangsa Indonesia. Untuk lebih jelasnya, kami bahas dibawah,
semoga dapat membantu Anda menyelesaikan makalah Pancasila.
Sumber : Asefts63.wordpress.com
Gambar 1.1 Perwujudan Demokrasu di Lingkungan Masyarakat
Page 10
Sumber :
Masoedabidin.wordpress.com
Gambar 1.3 Perwujudan
Demokrasi di Lingkungan
Masyarakat
Page 11
Info Kewarganegaraan
Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasila terdapat tujuh sendi pokok yang
menjadi landasan, yaitu:
1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum
2. Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam
hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya.
3. Indonesia menganut sistem konstitusional
4. Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih
menegaskan bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dikendalikan atau
dibatasi oleh ketentuan konstitusi.
5. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang
tertinggi
6. Seperti dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di
tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah
lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai
pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok,
yaitu:Menetapkan UUD, Menetapkan GBHN, dan Memilih dan mengangkat presiden
dan wakil presiden
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 12
7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas, Kepala Negara tidak bertanggung jawab
kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. Ia harus
memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak
dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi anggota
MPR. DPR sejajar dengan presiden.
Info
Kewarganegaraan
c. Rangkuman
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, begitulah
pemahaman yang paling sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua
orang. Berbicara tentang demokrasi tidak akan luput dengan kekuasaan, dimana demokrasi
adalah sistem manajemen kekuasaan yang menjunjung tinggi martabat manusia. Sistem
demokrasi, warga sebagai pelaku utama mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di
dalam mengatur pemerintahan. Selain itu demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara
terbanyak. Selain itu demokrasi sistem pilarnya adalah kebebasan (liberalisme), aturan
hukum, dan menghormati HAM. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai
berikut :
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
3. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
4. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
Page 13
Page 14
e. Tes Formatif
1. Tokoh yang mengemukakan pendapat tentang -->Democracy is government of the
people, by the people and for the people.
Tokoh yang dimaksud adalah ...
A. Abraham Lincoln
B. Henry Mayo
C. Solly Lubis
D. Philipe C. Schmitter
E. Robert Dahl
2. Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos berarti dan
Kratos/ cratein berarti
A. Individu dan pemerintahan
B. Rakyat dan pengawasan
C. Rakyat dan pemerintahan
D. Pemerintahan dan pengawasan
E. Pengawasan dan rakyat
3. Indonesia salah satu negara yang melaksanakan system demokrasi, dasar pelaksanaan
system demokrasi di Indonesia adalah
A. Pasal 2 Ayat 1
B. Pasal 2 Ayat 2
C. Pasal 1 Ayat 1
D. Pasal 1 Ayat 2
E. Pasal 1 Ayat 3
4. Pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung oleh rakyat dilakukan pertama
kali oleh bangsa Indonesia pada tahun ...
A. 1955
B. 1971
C. 1999
D. 2004
E. 2009
5. Dilihat dari kehendak penyaluran rakyat maka demokrasi terdiri dari
A. Demokrasi terpimpin dan liberal
B. Demokrasi langsung dan tidak langsung
C. Demokrasi pancasila dan partisipasi
D. Demokrasi formal dan material
E. Demokrasi klasik dan modern
Page 15
a. Tujuan
1.2.2.1 Menunjukkan perilaku bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
2.2.2.1 Menunjukkan sikap kerjasama terhadap sesama.
3.2.2.1 Menjelaskan sistem demokrasi pancasila sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
3.2.3.1 Menganalisis sistem demokrasi pancasila sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
4.2.2.1 Meyaji hasil analisis tentang sistem demokrasi Pancasila
sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945.
b. Uraian Materi
Landasan formal dari periode republik indonesia III ialah pancasila, UUD 45 serta
ketetapan-ketetapan MPRS. Sedangkan sistem demokrasi pancasila menurut prinsip-prinsip
yang terkandung didalam batang tubuh UUD 45 berdasarkan tujuh sendi pokok, yaitu sebagai
berikut:
1.
2.
Page 16
4.
5.
6.
Menteri negara adalah pembantu presiden, mentri negara tidak bertanggung jawab terhadap
DPR
Presiden memiliki kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara.
Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal
tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kepresidenan/presidentil.
7.
Sumber :
aridwinugrahani.wordpress.com
Gambar 1.4 Perwujudan Demokrasi
di Lingkungan Sekolah
Page 17
Prinsip-Prinsip Demokrasi
Demokrasi sebagai sistem politik yang saat ini dianut oleh sebagian besar negara
di dunia tentu saja memiliki prinsip-prinsip yang berbeda dengan sistem yang
lain. Henry B. Mayo sebagaimana dikutip oleh Miriam Budiardjo dalam bukunya
yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik (2008:118-119)mengungkapkan prinsip
dari demokrasi yang akan mewujudkan suatu sistem politik yang demokratis.
Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah :
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat
yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.
Kemudian, menurut menurut Alamudi sebagaimana dikutip oleh Sri Wuryan
dan Syaifullah dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kewarganegaraan (2008:84),
suatu negara dapat disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru
demokrasi sebagai berikut:
a. Kedaulatan rakyat.
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas.
d. Hak-hak minoritas.
e. Jaminan hak-hak asasi manusia.
f. Pemilihan yang bebas dan jujur.
g. Persamaan di depan hukum.
h. Proses hukum yang wajar.
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
j. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Prinsip-prinsip demokrasi yang diuraikan di atas sesungguhnya merupakan
nilai-nilai yang diperlukan untuk mengembangkan suatu bentuk pemerintahan
yang demokratis. Berdasarkan prinsip-prinsip inilah, sebuah pemerintahan yang
demokratis dapat ditegakkan. Sebaliknya tanpa prinsip-prinsip tersebut, bentuk
pemerintah yang demokratis akan sulit ditegakkan.
Prinsip-Prinsip Demokrasi Pancasila
Pada bagian sebelumnya, kalian telah mempelajari prinsip-prinsip demokrasi
secara umum. Nah, bagaimana dengan prinsip demokrasi yang dilaksanakan
di Indonesia? Ahmad Sanusi dalam tulisannya yang berjudul Memberdayakan
Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi (2006: 193-205), mengutarakan
10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, seluk beluk
sistem serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI harus taat asas,
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 18
Sumber : gresnews.com
Gambar 1.5 Peradilan yang merdeka
merupakan perwujudan dari prinsipprinsip Demokrasi Pancasila
Page 19
Page 20
Penanaman Kesadaran
Berkonstitusi
Inti dari demokrasi adalah kedaulatan
rakyat, artinya rakyat mempunyai
kekuasaan penuh untuk mengelola
Negara, sehingga kemajuan sebuah
Negara merupakan tanggung jawab
selruh rakyatanya. Oleh karena itu,
dalam negara demokratis, setiap rakyat
atau warga negara berkewajiban untuk:
1. menghargai dan menjunjung tinggi
hukum;
2. menjunjung tinggi ideologi dan
konstitusi negara;
3. mengutamakan kepentingan negara
4. ikut serta dalam berbagai bentuk
kegiatan politik;
5. mengisi kemerdekaan dan aktif
dalam pembangunan.
Demokrasi Pancasila
mengandung beberapa nilai moral
yang bersumber dari Pancasila,
yaitu:
a. Persamaan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
b. Keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
c. Pelaksanaan kebebasan yang
dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan
sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan
musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan
nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan
cita-cita nasional.
c. Rangkuman
Demokrasi secara umum merupakan system pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantara wakil-wakilnya. Namun ada juga yang menyatakan suatu
system politik yang dimana kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakilwakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminya
kebebasan politik. Dalam demokrasi kebijakan rakyat menjadi prioritas suatu sistem, di
Indonesia sistem demokrasi yang digunakan adalah demokrasi pancasila dengan
mengedepankan adanya prinsip musyawarah. Dengan bermusyawarah diharapkan dapat
memuaskan semua pihak yang berbeda pendapat, suatu harapan yang sebenarnya sangat sulit
dapat diwujudkan dalam praktek berbangsa dan bernegara.
Page 21
Page 22
e. Tes Formatif
1. Dalam sistem demokrasi, pemerintah dituntut untuk transparan. Pernyataan ini sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi yaitu ...
A. Konstitusionalisme
B. Pembuatan hukum
C. Peradilan yang independence
D. Perlindungan hak minoritas
E. Hak publik untuk tahu
2. Berikut ini adalah prinsip-prinsip demokrasi kecuali
A. Adanya perlindungan HAM secara yuridis konstitusional
B. Adanya kebebasan berpendapat
C. Adanya kebebasan berorgansasi
D. Adanya kebebasan melakukan money politic
E. Adanya pendidikan politik warga negara
3. Dalam sistem demokrasi, pemerintah dituntut untuk transparan. Pernyataan ini sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi yaitu ...
A. Konstitusionalisme
B. Pembuatan hukum
C. Peradilan yang independence
D. Perlindungan hak minoritas
E. Hak publik untuk tahu
4. Perilaku di bawah ini yang mencerminkan aktivitas masyarakat dalam menegakkan
prinsip demokrasi adalah .
a. Tidak mau menerima kekalahan dalam pemilu
b. Menyelesaikan tugas ronda malam kalau mau
c. Musyawarah dalam menyelesaikan masalah
d. Bersama-sama dalam melakukan penyuapan
e. Mendahulukan hak dari pada kewajiban
5. Perhatikan pernyataan di bawah ini!
1. Keterlibatan warga Negara hanya dalam pemilu
2. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat
3. Keterlibatan warga Negara dalam pembuatan keputusan politik
4. Tingkat persamaan tertentu diantara warga Negara
5. Suatu system perwakilan
Dari pernyataan di atas yang merupakan prinsip-prinsip budaya demokrasi secara
universal ditunjukkan nomor .
a. 1, 2, 3
b. 1, 3, 4
c. 1, 4, 5
d. 2, 3, 4
e. 3, 4, 5
Page 23
a. Tujuan
1.2.3.1 Menunjukkan perilaku bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
2.2.3.1
Menunjukkan sikap peduli terhadap sesama.
3.2.4.1 Menjelaskan dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2.2.1.1
Menganalisis dinamika demokrasi Pancasila sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
4.2.4.1 Menelaah hasil analisis tentang dinamika demokrasi
Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
4.2.5.1 Menyaji hasil analisis tentang dinamika demokrasi
Pancasila sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945.
4.2.6.1 Mempresentasikan hasil analisis tentang sistem dan
dinamika demokrasi Pancasila sesuai dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
b. Uraian Materi
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa tidaklah sama mengingat
undang-undang dasar yang berlaku pun berganti-ganti. Pergantian Undang-Undang Dasar
menyebabkan pergantian sistem pemerintahan. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
demokrasi di Indonesia. Kita perlu menengok ke sejarah perkembangan sistem demokrasi di
Indonesia, periode 1945-1949. Pada masa periode ini berlaku sistem demokrasi Pancasila
dengan kabinet presidential, dan pada tahun itu juga pemerintah mengeluarkan maklumat dan
mengakibatkan sistem demokrasi diganti dengan demokrasi liberal dengan kabinet
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 24
parlementer. Pada tahun 1949-1950, lahirlah Negara RIS dengan konsep demokrasi liberal
yang masih berlaku. Memasuki periode tahun 1950-1959 pemerintah Indonesia
melaksanakan pemerintahan dengan sistem yang belum mengalami perubahan yakni
demokrasi liberal dengan kabinet parlementer ala Eropa barat, khususnya Belanda.
Di awal tahun 1959-1966 pemerintah Indonesia melaksanakan demokrasi terpimpin,
akan tetapi karena adanya penafsiran yang salah terhadap demokrasi terpimpin, terjadi
berbagai penyimpangan terhadap UUD 1945. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara
lain MPRS dan DPR tunduk kepada presiden, pengkatan presiden seumur hidup, terjadinya
pembelokan politik luar negeri yang bebas dan aktif ke arah politik yang condong ke
komunis. Pada periode 1966 lahirlah orde baru yang ingin melaksanakan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945. Secara ideologi dan konstitutional asas demokrasi
mencerminkan wajah demokrasi Indonesia yang bersumber tata nilai sosial budaya bangsa.
Dalam demokrasi Indonesia secara filosofis mencita citakan negara demokrasi yang
bersifat anti feodalisme dan imperialisme. Menurut pemikiran Gusdur demokrasi landasannya
adalah keadilan, dalam arti luasnya adalah peluang kepada semua orang, dan berarti juga
otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai
dengan apa yang dia ingini. Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalam arti dia
mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati haknya dan
harus diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk mencapai itu. Demokrasi
Indonesia berjalan dengan sangat panjang dan dinamis, Berdasarkan pengalaman Indonesia
sendiri, upaya membangun demokrasi yang kita lakukan sekarang ini adalah yang kedua
sejak kemerdekaan. Sehingga bisa dikatakan sisitem demokrasi di Indonesia masih mencari
jati diri yang sebenarnya. Untuk lebih memahami demokrasi di Indonesia kita akan
membahas dinamika demokrasi yang terjadi di Indonesia.
a. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945-1949
Kalau kita mengikuti risalah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, maka kita akan melihat begitu besarnya komitmen para pendiri bangsa ini untuk
mewujudkan demokrasi politik di Indonesia. Muhammad Yamin dengan beraninya
memasukkan asas peri kerakyatan dalam usulan dasar negara Indonesia merdeka, dan
Ir.Soekarno dengan penuh keyakinan memasukkan asas mufakat atau demokrasi dalam
usulannya tentang dasar negara Indonesia merdeka yang kemudian diberi nama Pancasila.
Keyakinan mereka yang sangat besar tersebut timbul karena dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikan mereka. Mereka percaya bahwa demokrasi bukan merupakan sesuatu yang hanya
terbatas pada komitmen, tetapi juga merupakan sesuatu yang perlu diwujudkan. Pada masa
pemerintahan revolusi kemerdekaan ini (1945 - 1949), pelaksanaan demokrasi baru terbatas
pada berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan. Sedangkan elemen-elemen
demokrasi yang lain belum sepenuhnya terwujud, karena situasi dan kondisi yang tidak
memungkinkan. Hal ini dikarenakan pemerintah harus memusatkan seluruh energinya
bersama-sama rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan negara,
agar negara kesatuan tetap hidup. Partai-partai politik tumbuh dan berkembang dengan cepat.
Tetapi fungsinya yang paling utama adalah ikut serta memenangkan revolusi kemerdekaan
dengan menanamkan kesadaran untuk bernegara serta menanamkan semangat anti
penjajahan. Karena keadaan yang tidak mengizinkan, Pemilihan Umum belum dapat
dilaksanakan sekalipun hal itu telah menjadi salah agenda politik utama. Meskipun tidak
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 25
banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan demokrasi pada periode ini, akan
tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal- hal mendasar bagi perkembangan demokrasi
di Indonesia untuk masa selanjutnya. Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh.
Para pembentuk negara, sudah sejak semula, mempunyai komitmen yang sangat besar
terhadap demokrasi, sehingga begitu kita menyatakan kemerdekaan dari pemerintah kolonial
Belanda, semua warga negara yang sudah dianggap dewasa memiliki hak politik yang sama,
tanpa ada diskriminasi yang bersumber dari ras, agama, suku dan kedaerahan. Kedua,
presiden yang secara konstitusional ada kemungkinan untuk menjadi seorang diktator,dibatasi
kekuasaanya ketika Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk menggantikan
parlemen. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, maka dimungkinkan terbentuknya
sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di
Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik kita.
b. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959
Periode kedua pemerintahan negara Indonesia merdeka berlangsung dalam rentang
waktu antara tahun 1949 sampai 1959. Pada periode ini terjadi dua kali pergantian undangundang dasar. Pertama, pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang waktu 27
Desember 1949 sampai dengan 17 Agutus 1950. Dalam rentang waktu ini, bentuk Negara
kita berubah dari kesatuan menjadi serikat, system pemerintahan juga berubah daripresidensil
menjadi quasi parlementer. Kedua, pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 pada rentang waktu 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. Periode
pemerintahan ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan dan sistem
pemerintahan menganut system parlementer. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pada periode 1949 sampai dengan 1959, negara kita menganut demokrasi parlementer.Masa
demokrasi parlementer merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena hampir
semua elemen demokrasi dapat kita temukan perwujudannya dalam kehidupan politik di
Indonesia. Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang
sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan parlemen ini
diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak pemerintah yang
mengakibatkan kabinet harus meletakan jabatannya, meskipun pemerintahannya baru
berjalan beberapa bulan, seperti yang terjadi kepada Ir. Djuanda Kartawidjaja yang
diberhentikan dengan mosi tidak percaya dari parlemen. Kedua, akuntabilitas
(pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi. Hal ini
dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga sejumlah media massa sebagai alat
kontrol sosial. Sejumlah kasus jatuhnya kebinet dalam periode ini merupakan contoh konkret
dari tingginya akuntabilitas tersebut.Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan
memperoleh peluang yang sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal. Dalam
periode ini, Indonesia menganut sistem multipartai. Pada periode ini, hampir 40 partai politik
terbentuk dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi dalam proses rekruitmen, baik
pengurus atau pimpinan partainya maupun para pendukungnya. Campur tangan pemerintah
dalam hal rekruitmen boleh dikatakan tidak ada sama sekali. Sehingga setiap partai bebas
memilih ketua dan segenap anggota pengurusnya.Keempat, sekalipun Pemilihan Umum
hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada 1955, tetapi Pemilihan Umum tersebut benar-benar
dilaksanakan dengan prinsip demokrasi. Kompetisi antar partai politik berjalan sangat
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 26
intensif dan fair, serta yang tidak kalah pentingnya adalah setiap pemilih dapat menggunakan
hak pilihnya dengan bebas tanpa ada tekan atau rasa takut. Kelima, masyarakat pada
umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar mereka tidak dikurangi sama sekali,
sekalipun tidak semua warga negara dapat memanfatkannya dengan maksimal. Hak untuk
berserikat dan berkumpul dapat diwujudkan dengan jelas, dengan terbentuknya sejumlah
partai politik dan organisasi peserta Pemilihan Umum. Kebebasan pers juga dirasakan dengan
baik. Demikian juga dengan kebesan berpendapat. Masyarakat mampu melakukannya tanpa
ada rasa takut untuk menghadapi resiko, sekalipun mengkritik pemerintah dengan keras.
Sebagai contoh adalah yang dilakukan oleh Dr. Halim mantan Perdana Menteri yang
menyampaikan surat terbuka dan mengeluarkan semua isi hatinya dengan kritikan yang
sangat tajam terhadap sejumlah langkah yang dilakukan Presiden Soekarno. Surat tersebut
tertanggal 27 Mei 1955. Petikan isi surat tersebut adalah sebagai berikut. Keenam, dalam
masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah memperoleh otonomi yang cukup bahkan
otonomi yang seluas-luasnya dengan asas desentralisasi sebagai landasan untuk berpijak
dalam mengatur hubungan kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
Keenam indikator tersebut merupakan ukuran kesuksesan pelaksanaan demokrasi pada masa
pemerintahan parlementer. Akan tetapi, kesuksesan tersebut tidak berumur panjang.
Demokrasi parlementer hanya bertahan selama sembilan tahun seiring dengan
dikeluarkannya dekrit oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 yang membubarkan
Konstituante dan kembali kepada UUD 1945. Presiden menganggap bahwa demokrasi
parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat
gotong royong, sehingga beliau menganggap bahwa sistem demokrasi ini telah gagal
mengadopsi nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia. Pertanyaan yang kemudian muncul
adalah mengapa demokrasi parlementer mengalami kegagalan? Banyak sekali para ahli
mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Dari sekian banyak jawaban tersebut, ada beberapa
hal yang dinilai tepat untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Pertama, munculnya
usulan presiden yang dikenal dengan
konsepsi presiden untuk membentuk
pemerintahan yang bersifat gotong royong
yang melibatkan semua kekuatan politik
Demokrasi Pancasila mendasarkan
diri pada paham kekeluargaan dan
yang ada termasuk Partai komunis
kegotongroyongan yang ditujukan
Indonesia. Melalui konsepsi ini presiden
untuk:
membentuk Dewan Nasional yang
a. kesejahteraan rakyat;
b. mendukung unsur-unsur
melibatkan semua organisasi politik dan
kesadaran ber-Ketuhanan Yang
organisasi kemasyarakatan. Konsepsi
Maha Esa;
Presiden dan Dewan Nasional ini mendapat
c. menolak atheisme;
tantangan yang sangat kuat dari sejmlah
d. menegakkan kebenaran yang
berdasarkan budi pekerti yang
partai politik terutama Masyumi dan PSI.
luhur;
Mereka menganggap bahwa pembentukan
e. mengembangkan keperibadian
Dewan Nasional merupakan pelanggaran
Indonesia;
f. menciptakan keseimbangan
yang sangat fundamental terhadap
perikehidupan individu dan
konstitusi negara, karena lembaga tersebut
Info
Kewarganegaraan
Page 27
tidak dikenal dalam konstitusi. Kedua, Dewan Konstituante mengalami jalan buntu untuk
mencapai kesepakatan merumuskan ideologi nasional, karena tidak tercapainyatitik temu
antara dua kubu politik, yaitu kelompok yang menginginkan Islam sebagai ideologi negara
dan kelompok lain menginginkan Pancasila sebagai ideologi negara. Ketika voting
dilakukan, ternyata suara mayoritas yang diperlukan tidak pernah tercapai. Ketiga,
dominannya politik aliran, sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan konfik.
Akibat politik aliran tersebut, setiap konfik yang terjadi cenderung meluas melewati
batas wilayah, yang pada akhirnya membawa dampak yang sangat negatif terhadap stabilitas
politik. Keempat, basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah. Struktur sosial yang
dengan tegas membedakan kedudukan masyarakat secara langsung tidak mendukung
keberlangsungan demokrasi. Akibatnya semua komponen yang di masyarakat sulit
dipersatukan, sehinggal hal tersebut mengganggu stabilitas pemerintahan yang berdampak
pada begitu mudahnya pemerintahan yang sedang berjalan dijatuhkan atau diganti sebelum
masa jabatannya selesai.
Sumber : sabdadewi.wordpress.com
Gambar 1.6 Bung Tomomemimpin perang
untuk mempertahankan kemerdekaan Negara
Republik Indonesia
Page 28
berjalan pada masa demokrasi parlementer. Apa yang disebut dengan demokrasi tidak lain
merupakan perwujudan kehendak kehendak presiden dalam rangka menempatkan dirinya
sebagai satu-satunya institusi yang paling berkuasa di Indonesia. Adapun karakteristik yang
utama dari perpolitikan pada era demokrasi terpimpin adalah:
Sumber : id.wikipedia
Gambar 1.7 Dekrit Presiden 5 juli 1959 merupakan awal bergulirnya konsepsi
Demokrasi Terpimpin
Pertama, mengaburnya sistem kepartaian. Kehadiran partai-partai politik, bukan untuk
mempersiapkan diri dalam rangka mengisi jabatan politik di pemerintah (karena Pemilihan
Umum tidak pernah dijalankan), tetapi lebih merupakan elemen penopang dari tarik ulur
kekuatan antara lembaga kepresidenan, Angkatan darat dan Partai Komunis Indonesia.Kedua,
dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR), peranan
lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi sedemikian lemah. Karena, DPR-GR
tidak lebih hanya merupakan instrumen politik lembaga kepresidenan. Proses rekruitmen
politik untuk lembaga ini pun ditentukan oleh Presiden.Ketiga, hak dasar manusia menjadi
sangat lemah. Presiden dengan mudah menyingkirkan lawan-lawan politiknya yang tidak
sesuai dengan kebijaksanaannya atau yang mempunyai keberanian untuk menentangnya.
Sejumlah lawan politiknya menjadi tahan politik presiden, terutama yang berasal dari
kalangan Islam dan Sosialis.Keempat, masa demokrasi terpimpin adalah masa puncak dari
semangat anti kebebasan pers. Sejumlah surat kabar dan majalah diberangus oleh pemerintah
seperti misalnya Harian Abadi dari Masyumi dan Harian Pedoman dari PSI.Kelima,
sentralisasi kekuasaan yang semakin dominan dalam proses hubungan antara pemerintah
pusat dan daerah. Daerah-daerah memiliki otonomi yang terbatas. Dari lima karakter di atas,
kita bisa menyimpulkan bahwa demokrasi terpimpin sudah keluar dari aturan yang benar.
Bukan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan, akan tetapi dipimpin oleh institusi kepresidenan
Page 29
yang sangat otoriter yang jauh dari niali-nilai demokrasi universal. Masa ini bisa disebut
sebagai masa suram demokrasi di Indonesia.
d. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965-1998
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat yaitu
antara tahun 1966-1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik
Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi
Pancasila. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat
Indonesia.Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan bagi rakyat
Indonesia, terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan politik, dari yang bersifat
otoriter pada masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno menjadi lebih
demokratis. Harapan rakyat tersebut tentu saja ada dasarnya. Presiden Soeharto sebagai tokoh
utama Orde Baru dipandang rakyat sebagai sesosok pemimpin yang yang mampu
mengeluarkan bangsa ini keluar dari keterpurukan. Hal ini dikarenakan beliau berhasil
membubarkan PKI, yang ketika
itu dijadikan musuh utama negeri ini. Selain itu, beliu juga berhasil menciptakan stabilitas
keamanan negeri ini pasca pemberontakan PKI dalam waktu yang relatif singkat. Itulah
beberapa anggapan yang menjadi dasar kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru
di bawah pimpinan Presiden Soeharto.Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud.
Karena, sebenarnya tidak ada perubahan yang subtantif dari kehidupan politik Indonesia.
Antara Orde Baru dan Orde Lama sebenarnya sama saja (sama-sama otoriter). Dalam
perjalanan politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh
proses politik di Indonesia. Lembaga Kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga
negara lainnya baik yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK dan MA) maupun
yang bersifat infrastruktur (LSM, Partai Politik, dan sebagainya). Selain itu juga Presiden
Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh siapapun seperti Pengemban
Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan dan Panglima Tertinggi ABRI. Dari
uraian di atas, kita bisa mengetahui bahwa pelaksanaan demokrasi Pancasila masih jauh dari
harapan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat
politik penguasa belaka. Kenyataan yang terjadi demokrasi Pancasila sama dengan
kediktatoran. Untuk lebih jelas, berikut ini dipaparkan karkateristik demokrasi Pancasila ala
Orde Baru yang berdasarkan pada indikator demokrasi yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pertama, rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi. Kecuali
pada jajaran yang lebih rendah, seperti: gubernur, bupati/walikota, camat, dan kepala desa.
Kalaupun ada perubahan, selama pemerintahan Orde Baru hanya terjadi pada jabatan wakil
presiden, sementara pemerintahan secara esensial masih tetapsama.Kedua, rekruitmen politik
bersifat tertutup. Rekruitmen politik merupakan proses pengisian jabatan politik di dalam
penyelenggaraan pemerintah negara baik itu untuk lembaga eksekutif (pemerintah pusat
maupun daerah), legislatif (MPR, DPR, dan DPRD) maupun lembaga yudikatif (Mahkamah
Agung). Dalam negara yang menganut sistem pemerintahan yang demokratis, semua warga
negara yang mampu dan memenuhi syarat mempunyai peluang yang sama untuk mengisi
jabatan politik tersebut. Akan tetapi, yang terjadi di Indonesia pada masa Orde Baru, sistem
rekruitmen politik tersebut bersifat tertutup, kecuali anggota DPR yang berjumlah 400 orang
dipilih melalui Pemilihan Umum. Pengisian jabatan tinggi negara seperti Mahkamah Agung,
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 30
Penanaman Kesadaran
Berkonstitusi
Page 31
pejabat-pejabat negara. Selain itu, kebebasan berpendapat menjadi barang langka dan mewah.
Pemerintah melalui kepanjangan tangannya (aparat keamanan) memberikan ruang yang
terbatas kepada masyarakat untuk berpendapat. Pemberlakuan Undang-Undang Subversif
membuat posisi pemerintah kuat karena tidak ada kontrol dari rakyat. Rakyat menjadi takut
untuk berpendapat mengenai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tidak jarang
pemerintah memenjarakan dan mencekal orang-orang yang mengkritisi kebijakannya.
Keempat indikator di atas merupakan bukti yang tidak terbantahkan dan menjadi catatan
hitam perjalanan demokrasi di Indonesia. Akankah masa-masa pahit ini kembali terulang?
Jawabannya dikembalikan kepada semua elemen
bangsa ini.
e. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998 - sekarang
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru pada
akhirnya membawa Indonesia kepada krisis multidimensi yang di awali dengan badai krisis
moneter yang tidak kunjung reda. Krisis moneter tersebut membawa akibat pada terjadinya
krisis politik, dimana tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu kecil. Tidak
hanya itu, kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di semua belahan bumi nusantara ini.
Akibatnya bisa ditebak, pemerintahan orde baru di bawah pimpinan Presiden Soeharto
(meskipun kembali terpilih dalam Sidang Umum MPR bulan Maret tahun 1998) terperosok
ke dalam kondisi yang diliputi oleh berbagai tekanan politik baik dari luar maupun dalam
negeri. Dari dunia internasional, terutama Amerika Serikat, secara terbuka meminta Presiden
Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden. Dari dalam negeri, timbul gerakan massa
yang dimotori oleh mahasiswa turun ke jalan menuntut Presiden Soeharto lengser dari
jabatannya. Tekanan dari massa mencapai puncaknya ketika tidak kurang dari 15.000
mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR yang mengakibatkan proses politik nasional
praktis lumpuh. Sekalipun pada saat-saat akhir Presiden Soeharto ingin menyelematkan kursi
kepresidenannya dengan menawarkan berbagai langkah, antara lain reshuffe (perombakan)
kabinet dan membentuk Dewan Reformasi, akan tetapi Presiden Soeharto tidak punya pilihan
lain kecuali mundur dari jabatannya.Akhirnya pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998,
Presiden Soeharto bertempat di Istana Merdeka Jakarta menyatakan berhenti sebagai Presiden
dan dengan menggunakan pasal 8 UUD 1945, Presiden Soeharto segera mengatur agar Wakil
Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan Mahkamah Agung, karena DPR
tidak dapat berfungsi karena gedungnya diambil alih oleh mahasiswa. Saat itu, kepimpinan
nasional segera beralih dari Soeharto ke Habibie. Hal ini merupakan jalan baru demi
terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati diliputi oleh kontroversi tentang status
hukumnya, pemerintahan Presiden Habibie mampu bertahan selama satu tahun
kepemimpinan.Dalam masa pemerintahan Presiden Habibie inilah muncul beberapa indikator
pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai
ruang publik untuk berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua,
diberlakukannya sistem multipartai dalam pemilu tahun 1999. Habibie dalam hal ini sebagai
Presiden Republik Indonesia membuka kesempatan kepada rakyat untuk berserikat dan
berkumpul sesuai dengan ideologi dan aspirasi politiknya. Dua hal yang dilakukan Presiden
Habibie di atas merupakan fondasi yang kuat bagi pelaksanaan demokrasi Indonesia pada
masa selanjutnya. Demokrasi yang diterapkan negara kita pada era reformasi ini adalah
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 32
demokrasi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan orde baru dan
sedikit mirip dengan demokrasi parlementer tahun 1950-1959. Pertama, Pemilu yang
dilaksanakan jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Sistem pemilu yang terus
berkembang memberikan jalan bagi rakyat untuk menggunakan hak politiknya dalam pemilu,
bahkan puncaknya pada tahun 2004 rakyat bisa langsung memilih wakilnya di lembaga
legislatif dan presiden/wakil presiden pun dipilih secara langsung. Tidak hanya itu, mulai
tahun 2005 kepala daerah pun (gubernur dan bupati/walikota) dipilih langsung oleh rakyat.
Kedua, rotasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampai pada tingkat
desa. Ketiga, pola rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka
dimana setiap warga negara yang mampu dan memenuhi syarat dapat menduduki jabatan
politik tersebut tanpa adanya diskrimisi. Keempat, sebagian besar hak dasar rakyat bisa
terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan pers dan
sebagainya.Kondisi demokrasi Indonesia saat ini bisa diibaratkan sedang menuju sebuah
kesempurnaan. Akan tetapi jalan terjal menuju itu tentu saja selalu menghadang. Tugas kita
adalah mengawal demokrasi ini supaya teraplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan.
Sumber : www.biography.com
Gambar 1.8 Abraham Lincoln, Presiden Amerika yang
ke-16 (1861-1865) terkenal sebagai peletak konsep dasar
demokrasi.
Page 33
2.
3.
4.
5.
Page 34
menelan biaya yang sangat mahal. Calon pemimpin yang berkualitas namun tidak berduit
akan kalah populer dengan calon yang tidak berkualitas namun memiliki uang yang
cukup untuk kampanye besar-besaran. Permasalan ini akan menghilangkan kultur budaya
demokrasi dan mengarah pada demokrasi kapitalis (siapa yang memiliki modal atau uang
dialah yang menang). Konsep seperti ini sagat berlawanan dengan konteks amanah,
karena pemimpin sekarang meminta dipilih oleh rakyat bukan rakyat yang benar benar
memilih.
6. Bosannya rakyat dengan figur pemimpin, hal ini dapat dilihat dari banyaknya angka
golput di berbagai pemilihan kepala daerah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya
bukti nyata dari janji janji dari seorang kepala daerah sewaktu berkampanye.
Dalam pembahasan permasalahan tersebut pemerintah seharusnya secara cepat mengatasi
dan memperbaiki sistem demokrasi di Indonesia agar hal hal permasalahan diatas tidak
menjadi budaya yang dapatmenghilangkan kultur demokrasi yang produktif. Hal ini
mungkin dapat dilakukan dengan beberapa alternatif antara lain :
1. Mengembalikan sistem pemilihan presiden, gubernur, bupati dan walikota serta wakilnya
seperti dahulu. Model pemilihan secra langsung seperti saat ini sangat berdampak buruk,
karena pada realitanya para kepala daerah telah banyak menjadi tersangka kasus korupsi,
adanya demokrasi prabayar, dan demokrasi Indonesia akan mengarah pada demokrasi
yang sesat yaitu demokrasi liberalisme dimana kapitalisme ada di dalamnya. Alternatif
lain adalah menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam perannya sebagai konstituen dan
tidak terjebak pada demokrasi transaksional. Ketika masyarakat sadar akan peran dirinya
sebagai pemilih dan tidak mengikuti demokrasi transaksional maka demokrasi akan
berjalan dengan baik.
2. Harus ada pengurangan partai politik yang bertarung dalam pemilihan umum. Dengan
banyaknya partai, semakin banyak pula potensi suara rakyat yang terbuang sia-sia,
karena partai tersebut tidak mencapai PT (Parliamentary Threshold). PT adalah
ketentuan batas minimal yang harus partai politik untuk bisa menempatkan legislatifnya
di parlemen.
3. Harus ada pembenahan dalam diri masing-masing partai, karena partai adalah lini
terdepan dari sistem politik yang berhadapan dengan publik. Pembenahan harus dimulai
dengan visi, program partai, proses kaderisasi yang baik serta benar benar
menyampaikan aspirasi masyarakat, pemusatan kepentingan-kepentingan yang sama, dan
sarana pendidikan politik masyarakat jangan samapi partai dijadika sebagai sarana untuk
kepentingan pribadi.
4. Pembenahan kualitas pemimpin baik itu berupa kualifikasi politis (dimana kualifikasi
pemimpin integritas yang tidak cacat, moralitas yang baik, kompetensi yang dapat
diandalkan dan penerimaan terhadap pluralitas bangsa) dan kualifikasi teknis (berkaitan
dengan begaimana kepercayaan publik dikelola dan diwujudkan dalam kinerja nyata
kepemimpinan politik).
5. Adanya pemerintahan yang efektif, unsur dari pemerintahan yang efektif ada 3 yakni :
a. suasana politik yang stabil
b. ada birokrasi pemerintahan yang berjalan baik
c. ada kebijakan dasar yang rasional dan realisitis, dan didukung oleh rakyat, untuk
menyusun langkah-langkah di bidang pembangunan sosial dan ekonomi
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 35
6. Menanamkan konsesus dan komitmen minimal dalam hal-hal pokok bernegara. Konsesus
tersebut dapat terbentuk dari beberapa unsur :
a. Komitmen kepada Indonesia, sebagai satu tanahair dan satu-satunya tanahair yang
merupakan amanah Tuhan yang diberikan kepada kita melalui sejarah.
b. Komitmen kepada Pancasila, sebagai semangat untuk mensyukuri dan menjaga
kebhinekaan Indonesia. Dengan semangat itu ada tekad untuk mengelola
perbedaan asal usul suku, etnis, agama, kebudayaan juga bidang pekerjaan atau
lapisan sosial tanpa kekerasan atau represi.
c. Komitmen kepada demokrasi sebagai sistem yang menjamin, melaksanakan, dan
menumbuhkan partisipasi rakyat banyak, termasuk mereka yang disisihkan atau
dipinggirkan, untuk mengembangkan keadilan bersama dengan kemerdekaan.
d. Komitmen untuk meletakkan Indonesia dalam tata dunia yang lebih damai dan
lebih adil. Perkuat tekad untuk tidak melibatkan Indonesia ke dalam pertikaian
bersenjata, untuk menentang penggunaan senjata pemusnah massal, untuk
menumbuhkan keadaan di mana tidak ada negara superkuat yang dapat
menganggap dirinya di luar aturan bersama internasional, dan untuk
mengembangkan penghormatan yang layak bagi hak-hak asasi manusia serta kebhineka-tunggal-ika-an dunia.
c. Rangkuman
Sistem demokrasi bukanlah sistem yang menjamin terciptanya masyarakat yang
sempurna. Demokrasi, hanyalah sistem yang lebih baik bila dibandingkan dengan sistem lain
yang pernah dicoba manusia, dan dalam membangun demokrasi adalah jalan panjang bahkan
sangat panjang karena terdapat banyak kelemahan dan keunggulan yang menjadi
dinamikanya. Dan dari perjalanan demokrasi, kegagalan suatu demokrasi dapat dilihat
dengan gagalnya terbentuk pemerintahan yang efektif yang dapat menghasilkan manfaat
nyata bagi rakyat banyak. Manfaat itu berupa perbaikan kesejahteraan, rasa keadilan dan rasa
aman. Marilah kita semua dengan semangat satu menciptakan demokrasi Indonesia yang
berkualitas sahingga dapat terwujud masyararakat yang sejahtera, adil, makmur dan aman.
Page 36
Tayangan Presentasi
Page 37
e. Tes Formatif
1. Presiden menjabat sebagai kepala negara
II. Dipimpin oleh seorang perdana menteri
III. Berpusat pada presiden
IV. Perdana menteri bertanggung jawab pada parlemen
V. Peran militer lebih dominan dibanding dengan sipil
Nomor yang menunjukkan ciri dari masa demokrasi liberal adalah ...
A. I, II, III
B. I, II, V
C. II, III, IV
D. I, II, IV
E. II, IV, V
2. Pada kurun waktu 1959-1965 merupakan masa demokrasi ....
a.
Terpimpin
b.
Liberal
c.
Orde baru
d.
Orde lama
e.
Reformasi
3. Demokrasi liberal pernah dilaksanakan di Indonesia dari tahun 1950-1959, pada masa
ini Indonesia memakai system parlementer. Hal negative yang terjadi pada demokrasi
liberal ini adalah
a. Pers bebas dan banyak kritik di surat kabar
b. Jumlah sekolah bertambah
c. Pemerintah pusat mendapat tantangan dari daerah seperti PRRI
d. Badan peradilan menikmati kebebasannya dalam menjalankan fungsinya
e. Pers semakin tertekan
4. Perhatikan penyimpangan-penyimpangan di bawah ini!
1. Pengekangan hak di bidang politik
2. Pembatasan wewenang Presiden
3. Pengangkatan Presiden seumur hidup
4. Adanya program penembakkan misteriusdalam menciptakan keamanan
5. Pembubaran DPR hasil pemilu oleh Presiden
Dari pernyataan di atas yang merupakan penyimpangan pada masa demokrasi
terpimpin ditunjukkan nomor .
a. 1, 2, 3
b. 1, 2, 4
c. 1, 3, 5
d. 2, 3, 4
e. 3, 4, 5
5. Demokrasi pada masa orde baru memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satu
kelebihan pemerintahan orde baru adalah.
a. Pemerataan pendapatan
b. Pemekaran wilayah
c. Perubahan UUD1945
Modul SMA/MA PPKn Kelas XI Semester 1
Page 38
Page 39
Page 40
Page 41
8. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut bunyi dari UUD
1945 Pasal 1 Ayat 1.
9. Demokrasi pancasila berlangsung pada tanggal 14 November 1945 sampai dengan
5 Juli 1959.
10. Patuh dan taat terhadap aturan yang berlaku ialah contoh peran serta masyarakat
untuk mengeluarkan pendapat dalam demokrasi pancasila.
c. Uju Kompetensi 1.3
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan benar!
1. Apa arti dari kata Demos dan Kratos...
2. Dalam suatu negara demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan...
3. Pembuatan keputusan yang melibatkan rakyat secara keseluruhan disebut...
4. Seseorang yang berjiwa demokratis tidak suka melakukan tindakan yang bersifat ....
5. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada intinya dilandasi sila Pancasila khususnya
sila ke ....
6. Demokrasi pancasila mulai ditegsakan pada untuk di terapkan di Indonesia sejak...
7. Sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 menggariskan, bahwa
rakyat dapat secara langsung memilih ....
8. Demokrasi pancasila berbeda dengan demokrasi liberal dan demokrasi sosialis
karena prinsip demokrasi pancasila yaitu
9. Dalam sistem demokrasi Pancasila kita mengenal keputusan musyawarah dan suara
terbanyak, yang membedakan antara keputusan berdasarkan suara terbanyak dan
berdasar musyawarah dalam sistem demokrasi Pancasila, adalah keputusan ...
10. Tap MPR RI No. XVI/MPR/1998 yaitu tentang
d. Uji Kompetensi 1.4
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar
1. Jelaskan hakekat demokrasi!
2. Tuliskan arti demokrasi!
3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam demokrasi yang ada di indonesia!
4. Jelaskan fungsi PKn sebagai pendidikan demokrasi!
5. Tuliskan hak dan kewajiban warga negara dalam demokrasi!
Page 42
PENUTUP
Page 43