Anda di halaman 1dari 17

Pengantar

Pendidikan
Pancasila
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1

• ANDERA FITRIA SARI C1C019048


• INTAN HERMALINDA C1C019074
• MUHAMMAD FIRAS AFIF C1C020162
• ADELYA PUTRI KESUMA C1C020175
01
Menelusuri Konsep
dan Urgensi
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila diberikan karena fakta kemerosotan penghayatan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik individual maupun kolektif
sebagai bangsa. Dengan kata lain, mata kuliah ini dihidupkan karena adanya
kesenjangan antara kata/pengetahuan dan perbuatan/tingkah laku.
Kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila dapat disaksikan di semua
bidang kehidupan, dari semua kelas sosial, dan di hampir semua profesi. Fakta
paling jelas adalah korupsi yang dilakukan di semua lini, mulai dari pejabat
pemerintah maupun institusi pemerintah dan swasta. Catatan Kementerian Dalam
Negeri RI menyebutkan bahwa dalam kurun waktu tahun 2005-2013 ada 277
gubernur, walikota, dan bupati yang terlibat korupsi, dan 3.000 anggota DPRD
terjerat hukum. Dalam kurun waktu yang sama terdapat 137 anggota DPRD
provinsi dan 1.050 anggota DPRD kabupaten/kota terlibat korupsi.
Kasus terbaru yang “mengguncang” seluruh kehidupan bangsa adalah
tertangkap tangannya Ketua Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar karena dugaan
terlibat suap, merupakan fakta betapa nilai Pancasila hanya menjadi hiasan bibir
kala pejabat mengucapkan sumpah jabatan.

Selain kasus korupsi, patut disebutkan beberapa gejala yang mencerminkan


kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila, seperti kerusuhan dan sengketa
berlatarbelakang SARA, kekerasan dalam rumah tangga, kesenjangan ekonomi,
ketakmampuan golongan rendah untuk masuk jenjang sekolah dasar hingga
perguruan tinggi, berbagai macam dan tingkat kriminalitas, diskriminasi
perempuan, dan UU dan peraturan daerah yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, sekedar menyebut beberapa contoh.
02
Menanya Alasan
Diperlukannya Pendidikan
Pancasila
Pancasila sebagai dasar Negara mengandung makna bahwa nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi masyarakat
Indonesia. Nilai pancasila dasarnya adalah nilai nilai filsafat yang mendasar yang
d jadikan peraturan dan dasar dari norma norma yang berlaku dalam Indonesia.
Nilai dasar pancasila bersifat normatif dan abstrak yang bisa d jadikan landasan
dalam kegiatan bernegara. Pancasila sebagai dasar Negara berarti pancasila di
jadikan sebagai pedoman dalam penyelenggarakan segala norma norma hukum
dan dalam penyelenggarakan Negara.

Seperti yang terkandung dalam sila ke-4, terkandung nilai dalam


menyelesaikan permasalahan di utamakan dengan musyawarah. Hal ini sesuai
dengan kebutuhan mahasiswa yang dituntut untuk aktif dalam organisasi baik
tingkat Universitas maupun organisasi tingkat nasional bahkan organisasi tingkat
Internasional. Selain itu, mahasiswa juga perlu menanamkan nilai persatuan
Indonesia. Karena kehidupan kampus yang majemuk terdiri atas mahasiswa
berbagai dari berbagai daerah. Sikap toleransi yang tinggi sangat dibutuhkan.
03
Menggali Sumber Historis,
Sosiologis, Politik Pendidikan
Pancasila
A. Landasan Historis
Landasan historis adalah landasan-landasan fakta sejarah yang dijadikan dasar bagi pengembangan
pendidikan pancasila, baik menyangkut formulasi tujuan, pengembangan materinya, rancangan modal
pembelajaranya, dan evaluasinya. Formasi pendidikan pancasila tentu saja tidak hanya memiliki prespektif
waktu kebelakang yang berisi alasan-alasan historis perlunya perilaku tertentu bagi generasi muda. Pada
dasarnya, tujuan pendidikan pancasila memformulasikan apa yang penting dari masa lampau, masalah
yang dihadapi pada sekarang, dan cita-cita tentang kehidupan ideal dimasa lampau.

B. Landasan Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Didalamnya mengkaji, antara lain latar
belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat,
disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan pembaharuan dalam masyarakat.
Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial,
termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai-nilai yang mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-
bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.\

C. Politisi Pendidikan Pancasila


Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah berasal dari fenomena kehidupan
politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan
saran-saran tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila.
04
Membangun Argumen tentang
Dinamika dan Tantangan
Pendidikan Pancasila
A. Dinamika Pendidikan Pancasila
Sebagaimana diketahui upaya pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai Pancasila tersebut
telah secara konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaam sampai dengan sekarang. Pada masa
kemerdekaan, nilai-nilai pancasila dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa
dalam rapat-rapat yang disiarkan melalui radio dan surat kabar. Pada tanggal 1 Juli 1947,
diterbitkan sebuah buku yang berisi pidato Bung Karno tentang lahirnya Pancasila. Buku
tersebut diterbitkan dengan maksud membentuk manusia Indonesia baru yang patriotik melalui
pendidikan. Pada tahun 1961 terbit pula buku yang berjudul penetapan Tujuh Bahan-Bahan
Pokok Indoktrinasi. Buku tersebut ditujukan kepada masyarakat umum dan aparatur Negara.
Sejak lahirnya ketetapan MPR RI Nomor 11 / MPR / 1978, tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengalaman Pancasila (P-4), P-4 tersebut kemudian menjadi salah satu sumber pokok materi
pendidikan Pancasila. Diperkuat dengan Tap MPR RI Nomor 11/ MPR/ 1988 tentang GBHN.
Dirjen Dikti, dalam rangka menyempurnakan kurikulum inti Mata Kuliah Dasar Umum
(MKDU) menerbitkan Sk, Nomor 25/ DIKTI / KEP/ 1985. Dampak dari beberapa kebijakan
pemerintah tentang pelaksanaan penataran P-4, terdapat beberapa perguruan tinggi terutama
perguruan tinggi swasta yang tidak mampu menyelenggarakan penataran P-4 pola 100 jam
sehingga tetap menyelenggarakan mata kuliah pendidikan pancasila tanpa penataran P-4 pola 45
jam
Dirjen Dikti mengeluarkan kebijakan yang memperkokoh keberadaan dan menyempurnakan
penyelenggaraan mata kuliah pendidikan pancasila, yaitu :
1. Sk Dirjen Dikti, Nomor 232/ U/ 2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi.
2. Sk Dirjen Dikti, Nomor 265/ Dikti/ 2000, tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK).
3. Sk Dirjen Dikti, Nomor 38/ Dikti/ kep/ 2002, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Ditetapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003, kembali


mengurangi langkah pembudayaan Pancasila melalui pendidikan. Dalam rangka membudayakan
nilai-nilai Pancasila kepada generasi penerus bangsa.
Penguat keberadaan mata kuliah Pancasila di perguruan tinggi ditegaskan dalam Pasal 35, Pasal 2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012.
1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 Ayat (3) menentukan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah
agama, pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.

B. Tantangan Pendidikan Pancasila


Tantangan ialah menentukan bentuk dan format agar mata kuliah Pendidikan Pancasila dapat
diselenggarakan diberbagai program studi dengan menarik dan efektif. Tantangan ini berasal dari
perguruan tinggi, misalnya factor ketersediaan sumber daya. Adapun tantangan yang bersifat
eksternal, untuk memahami dinamika dan tantangan Pancasila pada era globalisasi.
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila untuk Masa Depan.
05
Mendeskripsikan Esensi dan
Urgensi Pendidikan Pancasila
untuk Masa Depan
Dirjen Dikti mengembangkan esensi materi pendidikan Pancasila yang meliputi :
1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila
2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar Negara
4. Pancasila sebagai Ideologi Negara
5. Pancasila sebagai sistem Filsafat
6. Pancasila sebagai sistem etika
7. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu.

Pendekatan pembelajaran dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila adalah pendekatan


pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa untuk mengetahui dan memahami nilai-nilai
Pancasial, filsafat Negara, dan ideologi-ideologi bangsa. Agar mahasiswa menjadi jiwa pancasila
daam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, urgensi pendidikan Pancasila adalah
untuk membentengi dan menjawab tantangan perubahan-perubahan dimasa yang akan datang.
  Setiap warga Negara sesuai dengan kemampuan dan tingkat pendidikannya memiliki pengetahuan,
pemahaman, penghayatan, penghargaan, dan pola pengamalan Pancasila. Contoh urgensi pendidikan Pancasila
bagi suatu program studi, misalnya yang terkait dengan tugas menyusun atau membentuk peraturan
perundang-undangan. Orang yang bertugas untuk melaksanakan hal tersebut, harus mempunyai pengetahuam,
pengertian, pemahaman, penghayatan dan pola pengalaman yang lebih baik daripada warga Negara yang lain
karena merekalah yang menentukan kebIjakan untuk negaranya. Begitu pula dengan mahasiswa yang lulusan
prodi perpajakan dituntut memiliki berkomitmen dan bertujuan agar dapat memberikan kontribusi terhadap
pelaksanaan kewajiban perpajakan tempat kerja secara baik dan benar.
Demikian bahwa keberadaan pendidikan Pancasila merupakan suatu program studi di perguruan
tinggi. Oleh karena itu, menjadi keharusan Pancasila disebarluaskan secara benar, antara lain melalui mata kuliah
di perguruan tinggi. Karena mahasiswa sebagai bentuk perubahan muda dimasa depan yang akan menjadi
pembangunan dan pemimpin bangsa dalam setiap tingkatan lembaga-lembaga di Negara, lembaga daerah dan
sebagainya. Dengan demikian, pemahaman nilai-nilai Pancasila dikalangan mahasiswa amat penting, yang
berprofesi sebagai pengusaha, pegawai swasta,pegawai pemerintah, dan sebagainya. Semua masyarakat
mempunyai peran penting terhadap kejayaan bangsa di masa depan.
X Y
Z X

Anda mungkin juga menyukai