OLEH :
MASHURI : BASRI
FAKULTAS TEKNIK
2017
KATA PENGANTAR
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala ketulusan
pengorbanannya
5. ibu Dr. Ir. Hj. Sukmasari Antaria, M.Si. selaku pembimbing I dan Ibu
Hj. Arsyuni Ali Mustari, ST.,MT selaku pembimbing II, yang telah
6. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai Fakultas Teknik atas segala
berlipat ganda di sisi Allah SWT dan tugas akhir yang sederhana ini dapat
negara. Amin.
Makassar,……Agustus 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERBAIKAN....................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
G. Sistimatika Penulisan........................................................... 5
A. Lokasi Penelitian................................................................. 49
2. Analisa Hidroulika........................................................... 52
4. Koefisien pengaliran..................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................... 88
B. Saran ..................................................................................... 88
LAMPIRAN...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
14. Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III ............. 65
16. Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III .............. 68
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
T = WAKTU PENGALIRAN
R = JARI-JARI SUMUR
V = KECEPATAN
A = LUAS PENAMPANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
akumulasi air hujan yang terkumpul melampaui kapasitas drainase yang ada.
Selain itu, air permukaan yang tersedia secara kuantitatif semakin lama semakin
ekonomi
merupakan koreksi terhadap pengelolaan limpasan hujan yang boros tanpa kendali
SDBL limpasan air dari daerah hulu dihambat sementara untuk memberikan
hilir diupayakan aliran secepat mungkin untuk menghindari tumpukan air yang
dapat berakibat banjir. Pembangunan sumur dan kolam resapan, saluran tidak
kedap, penanaman pohon, pemakaian material lolos air untuk halaman atau jalan
1
merupakan konsep yang dapat diterapkan untuk menyukseskan pembangunan
SDBL
hampir setiap tahun pada musim penghujan air meluap dari saluran drainase,
sehingga terjadi genangan air bahkan sering terjadi banjir yang mengganggu
disebabkan oleh berkurangnya daerah resapan air hujan dan kapasitas saluran
drainase tersumbat. Selain itu, saluran drainase di Kecamatan Ujung Bulu Kota
Bulukumba sebagian besar telah tertutup dan kurang terawat. Hal-hal tersebut di
Kota Bulukumba.
kelebihan air permukaan sehingga dapat dialirkan secara terkendali dan lebih
banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini dimaksudkan
agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur
masalah ini sebagai bahan penelitian. Judul dari penelitian ini adalah .
2
Kajian sistem drainase ini menggunakan metode survei perencanaan sistem
Bulukumba.
B. Rumusan Masalah
berikut :
2. Berapa jumlah dan titik sumur resapan yang dihasilkan oleh perencanaan di
C. Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui jumlah dan titik sumur resapan yang dihasilkan oleh
D. Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
2. Mengembangkan pengetahuan mengenai sumur resapan di kecamatan Ujung
E. Batasan Masalah
F. Metode Penulisan
tersendiri. Demikian halnya di dalam penulisan ini didukung oleh data yang
diperoleh berdasarkan:
4
2. Secara langsung meninjau dan mengumpulkan data-data (studi lapangan)
G. Sistimatika Penulisan
hidrolika.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sumur resapan merupakan sumur atau lubang pada permukaan tanah yang
dibuat untuk menampung air hujan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur
resapan ini kebalikan dari sumur air minum. Sumur resapan merupakan lubang
untuk memasukkan air ke dalam tanah, sedangkan sumur air minum berfungsi
air tanah. Sumur air minum digali lebih dalam lagi atau di bawah muka air
tanah.(Kusnaedi, 1995)
air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah baik melalui atap bangunan, jalan
Penurunan muka air tanah yang banyak terjadi akhir-akhir ini dapat teratasi
dengan bantuan sumur resapan. Tanda-tanda penurunan muka air tanah terlihat
pada keringnya sumur dan mata air pada musim kemarau serta timbulnya banjir
pada musim penghujan. Perubahan lingkungan hidup sebagai akibat dari proses
6
Kondisi demikian tidak menguntungkan bagi perkembangan perekonomian yang
sungguh dari semua pihak diperlukan dalam upaya pengendalian banjir serta
konservasi air tanah. Salah satu strategi atau cara pengendalian air, baik
mengatasi banjir atau kekeringan adalah melalui sumur resapan. Sumur resapan
ini merupakan upaya memperbesar resapan air hujan ke dalam tanah dan
1. Pengendali banjir.
banjir.
Sumur resapan sebagai konservasi air tanah, diharapkan agar air hujan lebih
banyak yang diresapkan ke dalam tanah menjadi air cadangan dalam tanah. Air
yang tersimpan dalam tanah tersebut akan dapat dimanfaatkan melalui sumur-
sumur atau mata air. Peresapan air melalui sumur resapan ke dalam tanah sangat
penting mengingat adanya perubahan tata guna tanah di permukaan bumi sebagai
adanya perubahan tata guna tanah tersebut akan menurunkan kemampuan tanah
untuk meresapkan air. Hal ini mengingat semakin banyaknya tanah yang tertutupi
tembok, beton, aspal dan bangunan lainnya yang tidak meresapkan air.
7
3. Menekan laju erosi.
Dengan adanya penurunan aliran permukaan maka laju erosi pun akan
terhanyut pun akan berkurang. Dampaknya, aliran permukaan air hujan kecil dan
erosi pun akan kecil. Dengan demikian adanya sumur resapan yang mampu
a. Faktor iklim.
sumur resapan. Faktor yang perlu mendapat perhatian adalah besarnya curah
hujan. Semakin besar curah hujan di suatu wilayah berarti semakin besar sumur
Pada kondisi permukaan air tanah yang dalam, sumur resapan perlu dibuat
sumur resapan. Sebaliknya pada lahan yang muka airnya dangkal, sumur resapan
kurang efektif dan tidak akan berfungsi dengan baik. Terlebih pada daerah rawa
dan pasang surut, sumur resapan kurang efektif. Justru daerah tersebut
8
c. Kondisi tanah.
Keadaan tanah sangat berpengaruh pada besar kecilnya daya resap tanah
terhadap air hujan. Dengan demikian konstruksi dari sumur resapan harus
terhadap besarnya infiltrasi (resapan air) adalah tesktur dan pori-pori tanah. Tanah
berpasir dan porus lebih mampu merembeskan air hujan dengan cepat.Akibatnya,
waktu yang diperlukan air hujan untuk tinggal dalam sumur resapan relatif
singkat dibandingkan dengan tanah yang kandungan liatnya tinggi dan lekat.
Tata guna lahan akan berpengaruh terhadap prosentase air yang meresap ke
dalam tanah dengan aliran permukaan. Pada lahan yang banyak tertutup beton
bangunan, air hujan yang mengalir di permukaan tanah akan lebih besar
untuk sumur resapan dapat dibebankan pada masyarakat dan konstruksinya dapat
harus dibuat dari bahan-bahan yang murah dan mudah didapat serta konstruksinya
sederhana.
9
f. Ketersediaan bahan
bahanyang ada di lokasi. Untuk daerah perkotaan, sumur resapan dapat dibuat dari
bata, beton, tangki fiberglass atau cetakan beton sedangkan untuk daerah
pedesaan, sumur resapan yang cocok dikembangkan adalah dari bambu atau kayu
yang tahan lapuk atau bahan yang murah dan mudah didapat dilokasi.
diketahui bahwa persyaratan umum yang harus dipenuhi sebuah sumur resapan
a. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng,
curam atau labil.
b. Sumur resapan harus dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari
septic tank (minimum 5 m diukur dari tepi), dan berjarak minimum 1 m dari
fondasi bangunan.
bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah
menyerap air) lebih besar atau sama dengan 2,0 cm/jam (artinya, genagan air
setinggi 2 cm akan teresap habis dalam 1 jam), dengan tiga klasifikasi, yaitu
sebagai berikut:
10
a. Permeabilitas sedang (geluh kelanauan, 2,0-3,6 cm/jam atau 0,00056 0,001
cm/detik).
b. Permeabilitas tanah agak cepat (pasir halus, 3,6-36 cm/jam atau 0,0017
0,01 cm/detik).
c. Permeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar dari 36 cm/jam atau lebih
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah
2002)Perhitungan kadar air (w) dapat dilihat pada Persamaan dibawah in adalah:
= ………………………………………………………… 1
Dimana:
W2 -W 3 = berat air
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir-butir tanah dengan
berat air destilasi di udara dengan volume yang sama pada temperatur tertentu
tanah (G) pada temperatur tertentu ºC pada Persamaan dibawah ini adalah:
11
( )
=( )( )
100% ………………………………………… 2
Dimana:
1. Pada tanah yang ukuran butirnya lebih besar dari 0,075 mm (tertahan saringan
nomor 200) dilaksanakan dengan analisa saringan. Analisis ukuran butir tanah
adalah penentuan persentase berat butiran pada satu unit saringan, dengan
ukuran diameter lubang tertentu. Distribusi ukuran butir tanah berbutir kasar
dapat ditentukan dengan cara menyaring. Caranya lewat satu unit saringan
standar. Berat tanah yang tinggal pada masing-masing saringan ditimbang, lalu
2. Untuk tanah yang ukuran butirnya lebih kecil dari 0,075 mm (lewat saringan
analysis). Analisis ini dipakai untuk tanah berbutir halus (Finer part), seperti
12
ukuran butir dibagi atas 2 perhitungan, yaitu analisa sedimentasi hydrometer
a. Analisa sedimentasi hydrometer (diameter butir lebih kecil dari 0,075 mm),
R' = R1 + m ……………………………………………… 3
untuk nilai:
m = 1.
= ……………………………………………… ….. 4
di mana:
ini:
R = R1 – R2……………………………………………… 5
8. Hydrometer yang dipakai adalah tipe 152 H dengan koreksi, dapat dilihat
13
pada Persamaan di bawah ini:
di mana:
ini:
P = K2 . R. ………………………………………………… 6
dalam sumur resapan dengan perubahan ketinggian muka air tertentu terhadap
∆
= …………………………………………………. 7
di mana:
14
i. Debit Peresapan Dengan Perubahan Ketinggian Air
= …………………………………………………………… 8
∆
= ……………………………………………………. 9
di mana:
merembes dalam tanah, (dalam tanah dapat terjadi erkolasi air). Tinggi
lempung
15
4. Lempung < 105 cm/det
V = ki ................................................................................... 10
dimana :
V = kecepatan (cm/det
k = koefisien permeabilitas
gradien hidrolik 1 = 1
kimia, fisika dan biologi, konduktivitas hidroulik bisa berubah saat air masuk dan
mengalir ke dalam tanah. Perubahan yang terjadi pada komposisi ion kompleks
yang dapat dipertukarkan seperti saat air memasuki tanah mempunyai komposisi
atau konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal, bisa sangat
pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhu oleh jeni-jenis kation yang ada
bisa menghasilkan penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan
http://elissman16grt.blogspot.com/2010_04_01_archive.html
16
Pada beberapa masalah permeabilitas digunakan sebagai persamaan untuk
O’Neal (1951), kecepatan aliran air pada kondisi hidrolik > 1 diukur sebagi
adalah sama dengan Ks (keterhantaran hidrolik jenuh) hanya jika gradient hidrolik
Permeabilitas.web.id/2007/07.html
Permeabilitas sebagai sifat suatu benda yang dapat dirembesi oleh cairan
dengan κ atau k) adalah ukuran dari kemampuan benda berpori (biasanya batu)
yang biasa digunakan adalah darcy (D) atau yang lebih umum milidarcy (mD).
Satu darcy setara dengan 10-12 m2 . Satuan lain yang biasa digunakan adalah cm2
. (1 m2 = 104 cm2).
melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah.Sifat
tanah yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu
disebut permeabilitas tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah,
meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi,
17
Angka koefisien permeabilitas tanah akan mempengaruhi kecepatan
1. Analisa Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk air, kejadian dan
distribusinya, sifat alami dan sifat kimianya, serta reaksinya terhadap kebutuhan
hidrologi sangat diperlukan dalam analisa penentuan debit banjir rancangan yang
banyak data yang terkumpul berarti semakin menghemat biaya dan waktu,
sehingga kegiatan analisis dapat berjalan lebih cepat, selain itu akan didapatkan
18
hidrologi ini dapat dilakukan dengan tahapan-tahapan pengumpulan data dasar
Data hujan yang diperoleh dari penakar dan pencatat hujan memberikan
informasi besar curah hujan di satu titik tertentu, untuk mendapatkan curah hujan
daerah dapat diambil nilai rata-ratanya. Ada beberapa macam metode untuk
Cara ini digunakan dengan mengambil nilai rata-rata dari setiap pos penakar
………………………………………………… (7)
Tiap pos penakar hujan mempunyai daerah pengaruh sendiri, letak pos
sisi yang sama terhadap garis penghubung kemudian mengukur luas daerah
pengaruh tersebut.
19
…………………………………………………………… 11
Dimana :
A = Luas daerah
3) Metode Isohyet
Cara ini diawali dengan menggambarkan kontur dimana terdapat curah hujan
yang sama dan mengukur luas bagian di antara kontur tersebut, kemudian
menghitung rata-rata dari nilai kontur. Jumlah dari rata-rata kontur dan luas
…………………………………………………………………. 12
Dimana
A = Luas daerah
20
A I = Luas daerah pengaruh pada pos penakar hujan
perhitungan ini biasa disebut sebagai analisa frekuensi curah hujan. Perhitungan
penyelesaiannya :
kurtosis.
= ∑ ………………………………………………… 13
∑ ( )
= ……………………………………………. 14
∑ ( )
=( )( )
……………………………………………....... 15
∑ ( )
= …………………………………………………. 16
= …………………………………………………………. …. 17
Dimana :
21
Sd = standar deviasi
Cs = koefisien skewness(kemiringan)
Ck = koefisien kurtosis
CV = koefesien variasi
Ada berbagai macam distribusi teoritis yang dapat dibagi menjadi dua yaitu
distribusi diskrit dan distribusi kontinyu. Yang diskrit adalah binomial dan
poisson, sedangkan yang kontinyu adalah Normal, Log Normal, Pearson dan
(Soewarno, 1995) :
X T X k.Sn …………………………………………. 18
Dimana:
1 n
= X i ………………………………………. 19
n i1
Sn = standart deviasi
22
X X
n
2
i
i1
= …………………………………….………….. 20
n 1
YT Yn
k ................................................................. 21
Sn
dimana:
data n.
SX
XT X .YT Yn ………………………………….. .............. 23
Sn
jika :
1 SX S
, dan b X X .Yn ……………………………... ............. 24
a Sn Sn
1
X T b .YT ……………………………………………............. 25
a
23
2. Persamaan garis lurus model Matematik Distribusi Gumbel Type I yang
sebagai berikut :
Y a X Xo …………………………………………………… 26
1,283
a ……………………………………………………….. 27
σ
0,577
Xo μ , atau ………………………………………….. 28
a
Xo μ 0,455σ ………………………………………………… 29
Distribusi Log Pearson Type III banyak digunakan dalam analisis hidrologi,
terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum)
Metode ini sering dipakai dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih
fleksibel dan dapat dipakai untuk semua sebaran data, yang mana besarnya harga
parameter statistiknya (Cs atau Ck) tidak ada ketentuan (Sri Harto, 1993: 252).
- Harga rata-rata.
- Standart deviasi.
- Koefisien kemencengan.
24
Prosedur untuk menentukan kurva distribusi Log Pearson Type III, adalah :
a. Mengubah data debit banjir tahunan sebanyak n buah X1, X2, X3,
………., Xn menjadi log X1, log X2, log X3, ………….., log Xn.
log X
log X ……………………………………………….. 30
n
dimana :
n = jumlah data.
c. Menghitung nilai Deviasi standar dari log X, dengan rumus sebagai
berikut :
log X log X
2
S log X ……………………………… 31
n 1
d. Menghitung nilai koefisien kemencengan, dengan rumus sebagai
berikut :
log 3
n X log X
CS ……………………………………. 32
n 1n 2 S log X
3
25
c. Pemeriksaan Uji Kesesuaian Distribusi Frekuensi.
Untuk mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis sebaran
teoritis yang dipilih maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Uji kesesuaian
Ada 2 cara untuk melakukan uji kesesuaian distribusi, yaitu cara Smirnov
Kolmogorov (uji data horisontal) dan cara uji Chi Square (uji data vertikal).
26
Tahap-tahap pengujian Smirnov Kolmogorof adalah sebagai berikut :
a. Plot data dengan peluang agihan empiris pada kertas probabilitas, dengan
m
P x100% ............................................................................34
n 1
Dimana :
n = banyaknya data.
max Pe - Pt ................................................................... 36
Dimana :
Pe = peluang empiris
Pt = peluang teoritis
27
Keterangan :
1. Taraf signifikan diambil 5% dari jumlah data (n), didapat ΔCr dari tabel.
2. Dari tabel Uji Smirnov Kolmogorov, bila Δ maks < ΔCr, maka data dapat
diterima.
2) Uji Chi-Kuadrat
secara metematis kedekatan antara data pengamatan dan seluruh bagian garis
X
2 Ef Of2
……………………………………………..37
Ef
dengan :
X2 = harga Chi-Kuadrat.
Nilai X2 yang terhitung ini harus lebih kecil dari harga X2cr (yang didapat
dari tabel. 15
28
Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung dengan :
DK = K – (P + 1) .................................................................. 38
Dimana :
DK = derajat kebebasan.
K = banyaknya kelas.
jam, maka dalam perhitungan ini diasumsikan hujan terpusat maksimum adalah 6
Lama hujan (time of concentration)tcdi sini dianggap lamanya hujan yang akan
29
dengan:
e. Koefisien Pengaliran
Pada saat hujan turun sebagian akan meresap ke dalam tanah dan sebagian
penentuannya didasarkan pada kondisi Daerah Aliran Sungai dan kondisi hujan
langsung (direct run-off). Limpasan langsung ini terdiri atas limpasan permukaan
(surface run-off) dan interflow(air yang masuk ke dalam lapisan tipis di bawah
30
permukaan tanah dengan permeabilitas rendah yang keluar lagi di tempat yang
linier dan tidak berubah oleh waktu, maka hujan netto (R netto ) dapat dinyatakan
sebagai berikut:
dimana
R = curah hujan
C = koefisien pengaliran
Rational Jepang
1
Qr C I A .................................................................. 42
3 .6
dimana :
Qr = debit banjir dalam m3/det
31
2. Dimensi Sumur Resapan
berdasarkan keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap
. .
( )
= .
1− . .......................................................... 43
Dimana :
menyusun standar tata cara perencanaan teknis sumur resapan air hujan
menyatakan bahwa dimensi atau jumlah sumur resapan air hujan yang
berikut :
……………………………………. 44
Dimana :
32
I = intensitas hujan (m/jam)
At = luas tadah hujan (m2), berupa luas atap rumah atau permukaan tanah
yang diperkeras
Koefisien Permeabilitas
33
7. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas
Sumur resapan, sebenarnya telah banyak digunakan oleh nenek moyang kita,
dan jalan pada air hujan yang jatuh di atap atau lahan yang kedap air untuk
meresap ke dalam tanah dengan jalan menampung air tersebut pada suatu sistem
sungai diteruskan ke laut, dengan cara seperti ini dapat mengalirkan air hujan ke
dalam sumur-sumur resapan yang di buat di halaman rumah. Sumur resapan ini
merupakan sumur kosong dengan kapasitas tampungan yang cukup besar sebelum
diperlukan untuk suatu lahan atau kapling sangat bergantung dari beberapa faktor,
sebagai berikut:
perkerasan lain.
34
b) Karakteristik hujan,meliputi intensitas hujan, lama hujan, selang waktu
hujan. Secara umum dapat dikatakan bahwa makin tinggi hujan, makin
makin besar. Sementara selang waktu hujan yang besar dapat mengurangi
d) Tinggi muka air tanah.Pada kondisi muka air tanah yang dalam, sumur
efektif, terutama pada daerah pasang surut atau daerah rawa dimana air
35
Gambar 3 . Debit resapan pada sumur dengan berbagai kondisi.
(Bouilliot,1976; dalam Sunjoto, 1988)
1) Sunjoto (1988)
berdasarkan keseimbangan air yang masuk ke dalam sumur dan air yang meresap
dimana:
36
R = jari-jari sumur (m).
2) Metode PU
(1990) telah menyusun standar tata cara perencanaan teknis sumur resapan air
Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Sunjoto, metode PU
menyatakan bahwa dimensi atau jumlah sumur resapan air hujan yang diperlukan
permeabilitas tanah dan luas bidang tanah, yang dapat dirumuskan sebagai berikut
45
As +D.K.P
dimana:
D = durasi hujan (jam)
I = intensitas hujan (m/jam)
At = luas tadah hujan (m2), dapat berupa atap rumah atau permukaan tanah
yang diperkeras
K = permeabilitas tanah (m/jam)
37
Pemeriksaan Tinggi
Muka Air Tanah
Tidak
>3m
Ya
Permeabilitas Tanah
Tidak
> 2 cm/jam
Ya
Persyaratan Jarak
Tidak
Memenuhi
syarat
Ya
Sumur Resapan Air Sistem Penampang Air Hujan
Tanah Terpusat (Embung, Waduk dll).
Pada dasarnya sumur resapan dapat dibuat dari berbagai macam bahan
resapan perlu dilengkapi dengan dinding. Bahan- bahan yang diperlukan untuk
pralon, buis beton, pipa tanah liat, atau dari pasangan batu.
38
3. Dasar sumur dan sela-sela antara galian tanah dan dinding tempat air
Persyaratan umum:
1. Sumur resapan air hujan dibuat pada lahan yang lolos air dan tahan
longsor.
4. Untuk daerah sanitasi lingkungan buruk, sumur resapan air hujan hanya
39
Sumur resapan dibuat pada awal daerah aliran yang dapat ditentukan
Permeabilitas tanah:
40
Tabel 4. Jarak minimuffi sumur resapan dengan bangunan lainnya
Penempatan:
sumur air minum, posisi rumah, dan jalan umum.Tabel 4.8 memberikan batas
41
Gambar 6 Tata letak sumur resapan (atas) dan konstruksinya (bawah) untuk
resapan air hujan rumah tinggal
Pemeriksaan:
Sumur resapan air hujan perlu diperiksa secara periodik setiap 6 bulan
sekali untuk menjamin kontinuitas operasi sumur resapan. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi:
1. Aliran masuk
2. Bak kontrol
3. Kondisi sumur resapan.
42
c) Perencanaan Praksis Sumur Resapan
data dan perhitungan yang cukup rumit, khususnya bagi orang awam, karena
banyak faktor yang harus diperhitungkan kemungkinan sangat bervariasi dari satu
tiap-tiap daerah perlu membuat peta sumur resapan, yang memuat data tanah,
kedalaman air tanah dan sekaligus dimensi sumur untuk tiap satuan luas
resapan yang memenuhi syarat akan mengalami kesulitan. Untuk mengatasi hal
43
ini maka perlu dibuat sumur resapan kolektif (bersama), dimana satu sumur
resapan kolektif dapat melayani beberapa rumah, misalnya per blok atau per RT,
atau kawasan yang lebih luas lagi. Untuk menjamin air mengalir dengan lancar,
maka sumur resapan kolektif sebaiknya diletakkan pada lahan yang paling rendah
Seperti halnya pada sumur resapan individual, sumur kolektif juga harus
memperhatikan tata letak serta jarak yang tepat supaya dapat berfungsi dengan
yang tersedia, sumur kolektif dapat dibuat dalam bentuk kolam resapan, sumur
dalam, atau parit berorak.Kolam resapan cocok dibuat pada wilayah dimana lahan
tersedia cukup dan kondisi air tanahnya dangkal (<5 m).Sumur dalam dapat dibuat
44
pada lahan sempit, namun syaratnya air tanah harus dalam (> 5m).Sedangkan jika
lahannya sempit dan air tanahnya dangkal dapat dibuat parit berorak.
menampung air hujan dan meresapkannya ke dalam tanah.Model kolam ini cocok
untuk kawasan dimana air tanahnya dangkal namun tersedia lahan yang cukup
luas. Model ini dapat dipadukan dengan pertamanan atau hutan kota/ hutan
daerah yang mempunyai muka air tanah yang sangat dangkal.Dalam kondisi
demikian perlu dicari jalan lain, salah satunya dengan pengembangan sumur
resapan dangkal perbedaan pokoknya adalah bahwa sumur ini diarahkan untuk
mengisi air pada akuifer tertekan (confmed acjuifer) yang biasanya terletak jauh di
bawah permukaan tanah. Pada daerah yang tidak layak untuk pembuatan sumur
resapan dangkal karena muka air tanah bebasnya sangat tinggi, sementara tekanan
piezometrik confined aquifer relatif rendah, maka dapat dicoba dengan sumur
(pemompaan) air tanah yang tidak terkendali sehingga muka air mengalami
45
sumur resapan dalam.Sumur resapan dangkal cocok untuk daerah dengan muka
air tanah bebas rendah (jauh di bawah muka tanah).Sedangkan sumur resapan
dalam cocok untuk daerah dengan tekanan piezometrik akifer tertekan rendah,
sementara muka air tanah bebasnya sangat dekat atau bahkan berada pada
akifer untuk meloloskan air tergantung pada permeabilitas lapisan akifer, tebal
46
dimana
Q = debit (m3/dt)
Jika tidak menggunakan sumur pantau, persamaan (4.18) dapat ditulis dalam
di mana
Q = debit (m3/dt)
47
K = permeabilitas akifer (m/dt)
dengan muka air bebas) dibuat konstruksi kedap air untuk menghindari resapan
air tanah ke dalam sumur. Pada bagian ini konstruksi sumur terbuat dari casing
metal dengan diameter 36” pada bagian luar dan casing fibrocement diameter 12”
pada dinding dalam. Ruang diantara kedua pipa tersebut diisi dengan adukan
dinding luarnya berupa tanah.Ruang antaranya diisi dengan koral atau pasir kasar
resapan tunggal hanya menembus satu lapisan akifer tertekan (Gambar 3.36 a),
sedangkan sumur resapan ganda menembus dua lapisan tertekan (Gambar 3.36
b).Dalam hal yang kedua, pengisian juga terdiri dari dua pipa, masing-masing
untuk akifer tertekan atas dan akifer tertekan bawah, keduanya dibatasi oleh
dimasukkan ke dalam sumur harus air yang bersih saja.Untuk itu konstruksi
sumur perlu dilengkapi dengan kolam penyaring air.Air yang masuk kolam
saringan khusus air hujan, tidak boleh bercampur dengan air limbah, karena
48
kolam saringan hanya menyaring kotoran padat dan sedimen. Hal ini perlu
mendapat perhatian, mengingat pencemaran air tanah dalam akan sangat sulit dan
3. Hukum Darcy
rongga (pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi
utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama
ν = k.i ........................................................................... 47
dimana
k = koefisien permeabilitas
i = gradien hidrolik
Q= (k.A.t.∆h)/L ................................................................. 49
Dimana
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Gambar 11. Peta lokasi penelitian. Kecamatan Ujung Bulu Skala 1:7500
Gambar12. Peta lokasi penelitian. Kelurahan Caile Skala 1:1500. dengan luas area +5,91 Km2
50
50
B. Jenisi Penelitian dan Sumber Data
Kecamatan Ujung Bulu dengan mengambil data yang diperlukan sebagai berikut.
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lokasi Kecamatan Ujung Bulu
yaitu data tanah dan elevasi serta data drainase eksisting di beberapa tempat
di kawasan penelitian
2. Data sekunder yaitu data yang akan digunakan dalam analisis, data diperoleh
dari Instansi terkait (data curah hujan, data sistem jaringan drainase , data
tentang elevasi tanah/topografi ujung Bulu , dan data penggunaan tata lahan
1. Analisis Hidrologi
Maksud dan tujuan dari analisis hidrologi ini adalah untuk menyajikan
yang dipakai dalam mendesain penampang sungai besar. Hal ini nantinya akan
Melakukan perkiraan debit rencana pada kala ulang tahun sebagai dasar
51
Tabel 6. Kala Ulang Untuk saluran Drainase Berdasarkan Jenis Kota dan Jumlah
Penduduk
Kala Ulang Saluran (Tahun)
Jenis Kota Penduduk
Primer Sekunder Tersier
Kota Besar 500,000 10 5 2
Kota Sedang 200,000 – 500,00 3 2 1
Kota Kecil < 200,000 2 1 1
Sumber: Dinas Kimpraskab Bulukumba, 2015
Dari Tabel 6 untuk jumlah penduduk 142.213 jiwa termasuk jenis kota
kecil (< 200.000), perkiraan debit banjir adalah dengan kala ulang 1 dan 2 tahun.
Namun, kala ulang untuk saluran drainase cukup diambil 2 dan 5 tahun.
52
2. Analisis Hidrolika
terhadap debit banjir dengan suatu kala ulang tertentu. Dalam kaitannya dengan
pekerjaan ini, analisis hidraulika digunakan untuk mengetahui profil muka air
a. Dimensi drainase
Q = A.V
A = B + (m + h).h
V = 1/n R2/3.S1/2
P = B + 2h (1 + m2)0.5
. .
( )
= 1− .
.
. . − . .
=
+ .
+ + = + + + +
2. 2.
. .
( )
= 1− .
.
2πKB(h
=
In ( )
53
D. Diagram Alir Kegiatan
Bagan alir penulisan tugas akhir ini dapat dilihat pada flow chart11
berikutini.
MULAI
SURVEY LOKASI
STUDI LITERATUR
PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA
SELESAI
54
BAB IV
A. Anailisa Hidrologi
Data curah hujan bersumber dari stasion curah hujan Bettu Desa Gangking
Kecamatan Gangking dari tahun 1991sampai dengan tahun 2015 Data curah hujan
harian maksimum untuk Kecamatan Ujung Bulu Kota Bulukumba dapat dilihat
Data
No. Tahun Data curah hujan
diurutkan
(mm)
(mm)
1 1991 67,00 35
2 1992 105,00 45
3 1993 97,00 67
4 1994 70,00 70
5 1995 45,00 80
6 1996 92,00 86
7 1997 95,00 92
8 1998 120,00 95
9 1999 124,00 95
10 2000 109,00 96
11 2001 113,00 97
12 2002 137,00 105
13 2003 105,00 105
55
Data
No. Tahun Data curah hujan
diurutkan
(mm)
(mm)
Curah hujan rancangan adalah curah hujan terbesar tahunan dengan suatu
peluang tertentu yang mungkin terjadi di suatu daerah pada periode ulang
a. Metode Gumbel
56
Distribusi Gumbel mempunyai koefisien kemencengan (Coefficient of Skewness)
1 67 35 -73,96 5470,08
2 105 45 -63,96 4090,88
3 97 67 -41,96 1760,64
4 70 70 -38,96 1517,88
5 45 80 -28,96 838,68
6 92 86 -22,96 527,16
7 95 92 -16,96 287,64
8 120 95 -13,96 194,88
9 124 95 -13,96 194,88
10 109 96 -12,96 167,96
11 113 97 -11,96 143,04
12 137 105 -3,96 15,68
13 105 105 -3,96 15,68
14 116 109 0,04 0,00
15 96 113 4,04 16,32
16 80 116 7,04 49,56
17 125 120 11,04 121,88
18 153 124 15,04 226,20
57
Data
Data Curah
No. Diurutkan [ X - Xrt ] X - Xrt ] 2
Hujan (mm)
( mm )
Hubungan Jumlah data, Reduced Mean (Yn) dan Reduced Standard Deviation
(Sn) :
Data = 25
Sn = 1,0915
Yn = 0,5309
1/a = 35,524
b = 90,100
58
Perhitungan curah hujan rancangan dicari dengan rumus :
Xt = b + 1/a . Y
210
190
170
150
130
Xi (mm)
110
90
70
50
30
1 10 100
Probabilitas
59
- Harga rata-rata.
- Standart deviasi.
- Koefisien kemencengan.
60
15 2005 113 2,0531 0,0020 0,0001
16 2006 116 2,0645 0,0031 0,0002
17 2007 120 2,0792 0,0050 0,0004
18 2008 124 2,0934 0,0072 0,0006
19 2009 125 2,0969 0,0078 0,0007
20 2010 125 2,0969 0,0078 0,0007
21 2011 134 2,1271 0,0141 0,0017
22 2012 137 2,1367 0,0165 0,0021
23 2013 153 2,1847 0,0311 0,0055
24 2014 200 2,3010 0,0857 0,0251
25 2015 200 2,3010 0,0857 0,0251
Data = 25
Koef. Skewness(Cs) = -0,881
Log X = Log X rt + G . S
Log X rt = 2,01
S = 0,1696
61
Tabel 12.Hujan rancangan Metode log Pearson Type III
PERIODE G HARGA
NO ULANG (T) (tabel) EKSTRAPOLASI (Xt)
( tahun ) ( mm )
1 1. -1.82 70.18
2 2 0.09 130.40
3 5 0.87 167.93
4 10 1.27 191.47
5 20 1.54 208.95
6 25 1.68 218.29
Sumber: Hasil perhitungan
1000
Tinggi hujan (mm)
100
10
1 10 100
Faktor Frekuensi
Untuk mengetahui apakah data tersebut benar sesuai dengan jenis sebaran
teoritis yang dipilih maka perlu dilakukan pengujian lebih lanjut. Uji kesesuaian
62
ini dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran suatu hipotesa. Metode yang
Kolmogorov (uji data horisontal) dan metode uji Chi Square (uji data vertikal).
63
Prob-Distr Prob-Distr D
X Emperis, Pe Teoritis, Pt Pe-Pt
No. ( mm ) (%) (%) (%)
64
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel 14.Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III dengan
Metode Smirnov– Kolmogorov Ujung Bulu
Probabilitas Probabilitas
D
X Distribusi Distribusi
No. Pe-Pt
( mm ) Empiris, Pe Teoritis, Pt
( % )
( % ) ( % )
65
13 105,00 50,000 47,929 2,071
Probabilitas Probabilitas
D
X Distribusi Distribusi
Pe-Pt
No ( mm ) Empiris, Pe Teoritis, Pt
( % )
( % ) ( % )
66
Delta P maks < Delta kritis ---------------Hipotesa diterima.
b. Uji Chi-Kuadrat
secara metematis kedekatan antara data pengamatan dan seluruh bagian garis
K = 1 + 3,322 Log P
K =6
67
Derajat bebas ( n ) =K-h-1;h=2
Tabel 16.Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III dengan
Metode Chi-Kuadrat Ujung Bulu
Expected Observed
Probability
No.
(P)
Frequency Frequency Ef - Of ( Ef - Of )2
( Ef ) ( Of )
K = 1 + 3,322 Log P
K =6
68
Derajat bebas ( n ) ( n ) = 3,00
4. Koefisien Pengaliran
daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Adapun
a. Kondisi hujan
e. Kebasahan tanah
69
Kerapatan sedang (20-60 rumah/ha) 0.400 – 0.700
Dengan memperhatikan Tabel 17di atas dan disesuaikan dengan kondisi daerah
X5tahun = 143mm
dengan :
= 0,083 jam
70
Waktu saluran cabang dengan L = 400 m
Tsaluran = L/W
= 400 / 0,9
Tsaluran2 = L/W
= 1,370 / 1
= 0,50 jam
= 0,083 + 0,50
= 0,58 jam
Jaman.
2/3
24
=
24
Dimana :
71
I24= Hujan Harian Rencana (mm)
T It
0,5 190,67
1,0 95,33
1,5 63,56
2,0 47,67
2,5 38,13
3,0 31,78
3,5 27,24
4,0 23,83
4,5 21,19
5,0 19,07
5,5 17,33
6,0 15,89
6,5 14,67
7,0 13,62
7,5 12,71
8,0 11,92
8,5 11,22
9,0 10,59
9,5 10,04
10,0 9,53
10,5 9,08
11,0 8,67
11,5 8,29
12,0 7,94
Sumber : Hasil perhitungan
72
200,00
190,00
180,00
170,00
160,00
Intensitas (It) (mm/jam)
150,00
140,00
130,00
120,00
110,00
100,00
90,00
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
-
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 10 10,5 11 11,5 12
Waktu (T) jam)
Gambar 16. Grafik hubungan antara intensitas (It) dan waktu (T)
Qr = 0,2778 . C . I . A
Koefisien limpasan untuk rumah tinggal dengan nilai koefisien C: 0,30 -0,50.
Nilai C diambil 0,5. Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (I) = 22,81
Sehingga debit puncak dengan kala ulang 5 tahun dengan metode rasional
diperoleh sebesar:
Qr = 0,2778 . C . I . A
= 2,6411 m3/det
73
Tabel 19 Hasil perhitungan debit banjir
Dari hasil analisis hidrologi pada kawasan penelitian dapat diketahui bahwa
Pada ruas jalan utama di Kecamatan Ujung Bulu saluran drainase kanan
dan kiri banyak yang tidak berfungsi dan tidak terawat seperti tertutup rumput dan
sampah yang menumpuk. Bahkan, sebagian besar ruas jalan utama tersebut tidak
salah satu faktor penyebab genangan pada daerah-daerah cekungan, karena belum
tiba. Genangan tersebut sangat merugikan karena terjadi tiap tahun di musim
mengalir ke Sungai
74
Gambar 17. Layout drainase eksisting di Kecamatan Ujung Bulu
75
Tabel 20 .Drainase eksisting Kecamatan Ujung Bulu
Dimensi saluran
Nama
Panjang
No
saluran Bentuk
Saluran B (m) b (m) Keterangan
(m) H (m)
saluran
1 Jl. Caile 780 1,60 0,70 0,90 Travesium
1. Saluran dranase Caile dengan panjang 780 m, lebar dasar saluran 0,70 m,
lebar atas saluran 1,60 m, tinggi saluran 0,90 m dengan bentuk travesium
2. Saluran dranase Melati dengan panjang 800 m, lebar dasar saluran 0,70
travesium
3. Saluran dranase Gajah Mada dengan panjang 400 m, lebar dasar saluran
0,70 m,lebar atas saluran 1,60 m, tinggi saluran 0,90 m dengan bentuk
travesium
76
4. Saluran dranase Ahmad Yani dengan panjang 390 m, lebar dasar saluran
0,70 m, lebar atas saluran 1,60 m ,tinggi saluran 0,90 m dengan bentuk
travesium
5. Saluran dranase Agus Salim dengan panjang 600 m, lebar dasar saluran
0,70 m, lebar atas saluran 1,60 m ,tinggi saluran 0,90 m dengan bentuk
travesium
Input yang diolah dalam analisis sistem drainasi adalah skema sistem
Kecamatan Ujung Bulu adalah 24 saluran. Analisis dititik beratkan pada saluran yang
genangan. Debit rancangan dihitung dari debit air hujan dan debit air kotor ditambah
dengan kandungan sedimen yang terdapat dalam aliran banjir sebesar 10%.
Perhitungan debit air hujan pada studi ini menggunakan rumus rasional yang
telah dimodifikasi, karena rumus ini dapat digunakan untuk daerah pengaliran yang
relatif kecil dan memiliki luas daerah yanglebih dari 0.80 km2. Luas daerah studi ±
5,91 km2. Perhitungan debit air hujan dipengaruhi oleh intensitas hujan dan koefisien
tampungan.
Debit air kotor adalah debit yang berasal dari air buangan hasil aktifitas
air rata-rata untuk daerah studi. Kebutuhan air bersih rata-rata penduduk di
77
penduduk Kecamatan Ujung Bulu menggunakan metode aritmatika karena hasil
analisis korelasinya lebih mendekati 1 daripada kedua metode lainnya, yaitu geometri
dan eksponensial.
Peroyeksi jumlah penduduk Kecamatan Ujung Bulu pada tahun 2020 adalah
sebesar 83,073 jiwa. Debit genangan merupakan hasil evaluasi saluran drainasi. Debit
genangan didapatkan dari selisih antara besarnya debit drainasi yang terdiri dari debit
yang berasal dari air hujan dan air limbah penduduk dengan kapasitas saluran drainasi
yang ada. Total debit genangan yang terjadi di Kecamatan Ujung Bulu adalah
sebesar 0,381 m3/det. Jumlah saluran drainasi yang tidak mampu menampung debit
rancangan adalah sejumlah 5 saluran yaitu saluran drainase jalan Caile, saluran
drainase jalan Melati, drainase jalan Gajah Mada, drainase jalan Ahmad Yani, dan
= .
=( + )
= 0,833 m2
= + 1+
= 2,55 m
0,833
= = = 0,325
2,555
1 / ,
=
78
1 / ,
= 0,325 0,000341
0,025
= 0,350 m/dt
= 0,833 0,350
= 0,291 m3/dt
= .
=( + )
= 0,833 m2
= + 1+
= 2,55 m
0,833
= = = 0,325
2,555
1 / ,
=
1 / ,
= 0,325 0,000352
0,025
= 0,355 m/dt
= 0,833 0,355
= 0,296 m3/dt
= .
=( + )
79
= 0,833 m2
= + 1+
= 2,55 m
0,833
= = = 0,325
2,555
1 / ,
=
1 / ,
= 0,325 0,000212
0,025
= 0,276 m/dt
= 0,833 0,276
= 0,230 m3/dt
= .
=( + )
= 0,833 m2
= + 1+
= 2,55 m
0,833
= = = 0,325
2,555
1 / ,
=
1 / ,
= 0,325 0,000202
0,025
80
= 0,269 m/dt
= 0,833 0,269
= 0,224 m3/dt
= .
=( + )
= 0,833 m2
= + 1+
= 2,55 m
0,833
= = = 0,325
2,555
1 / ,
=
1 / ,
= 0,325 0,000232
0,025
= 0,288 m/dt
= 0,833 0,288
= 0,240 m3/dt
81
Tabel 21. Rekapitulasi saluran drainase yang tidak mampu menampung
debit rencana
Tinggi
Debit Debit
Saluran Panjang Muka Air Genangan
No rencana masuk
Drainase Saluran (m) Tanah (m3/det)
(m3/dt) (m3/det)
(H)
Jumlah 0,381
D. Sumur Resapan
m dan tinggi 3,5 m. Debit banjir yang akan ditampung oleh sumur
2
=
+ 1 + ( )2
@
= 1−
dimana:
82
Q = debit air masuk (m3/det)
T = waktu pengaliran
perhitungan ini di ambil dari jalan Caile yang merupakan lokasi genangan.
Panjang jalan yang membuang aliran airnya ke Sungai adalah 750 m dan
lebarnya diambil rata-rata 100 m.Penggunaan sumur resapan 80% dari total rumah
yang ada di lokasi tersebut.Rata-rata luas tanah untuk satu rumah penduduk
Data:
K = 2,138 x 10-4
83
Diameter sumur resapan = 1,5 m
1,27 10 , ,
= 1− , , = 3,50
2,75 1,5 10
= 0,00731 m3/det
Luas daerah total di lokasi tersebut adalah 600x100 m2. Luas untuk satu
kepala keluarga adalah 20x10 m2. Jadi total rumah yang ada di lokasi tersebut
hanya diambil 17% dari total rumah. Jadi, jumlah sumur resapan adalah17%x300
= 52 buah.
M uka Tanah
h = 3 ,5 m
b b= =21.5
,0 m
m
D e b it R e s a p a n P a d a S u m u r
Gambar 25. Dimensi sumur resapan
84
Pemeriksaan Tinggi
Muka Air Tanah
Tidak
>3
Ya
Permeabilitas Tanah
Tidak
>2
Ya
Persyaratan Jarak
Tidak
Memenu
hi syarat
Ya
Sumur Resapan Air Sistem Penampang Air Hujan
Tanah Terpusat (Embung, Waduk dll).
Qrin = 0,2778 . C . I . A
= 0,2778.0,5.47,56. (0,6x0,1)
= 0,381 m3/det
= 0,38012m3/det
85
Debit banjir rencana (output) merupakan debit banjir rencana (input) dikurangi
= 0,381 – 0,38012
= 0,00088m3/det
= 99,76%
Tabel 22. Perhitungan jumlah sumur resapan dan debit sumur resapan
Koefoisi
Debit Debt
Jumlah en Tinggi air Debit
Renca Rencana
No Jalan Sumur Permeab Dalam Sumur
na – Debit
Resapan ilitas Sumur Resapan
(m3/dt Sumur
(buah) Tanah (m) (m3/det)
) Resapan
(m/det)
1 Caile 11 3,50 0.0804 0.30059
2 Melati 11 3,50 0.0804 0.22018
1,5x 10-4
3 Gajah Mada 10 3,50 0.0731 0,381 0.14708
4 Ahmad Yani 10 3,50 0.0731 0.07398
5 Agus Salim 10 3,50 0.0731 0.00088
Sumber : Hasil Perhitungan
permeabilitas tanah di dapat 0,00015 m/dt,di ruas jalan tersebut di atas pembuatan
86
1. Ruas jalan Caile di buat 11 sumur resapan dan setiap sumur resapan kapasitas
debit 0,00731 m3/det, sehingga jumlah total debit ke 11 sumur resapan adalah
0,0804 m3/det, sementara debit rencana 0,381 m3/det, maka jumlah debit
yang tidak tertampung oleh sumur resapan di ruas jalan Melati 0,30059
m3/det
2. Ruas jalan Melati di buat 11 sumur resapan dan setiap sumur resapan
resapan adalah 0,0804 m3/det, sementara debit rencana 0,381 m3/det, maka
jumlah debit yang tidak tertampung oleh sumur resapan di ruas jalan Melati
0,22018m3/det
3. Ruas jalan Gajah Mada di buat 10 sumur resapan dan setiap sumur resapan
jumlah debit yang tidak tertampung oleh sumur resapan di ruas jalan Gajah
Mada 0,14708m3/det
4. Ruas jalan Ahmad Yani di buat 10 sumur resapan dan setiap sumur resapan
jumlah debit yang tidak tertampung oleh sumur resapan di ruas jalan Ahmad
Yani 0,07398m3/det
5. Ruas jalan Agus Salimdi buat 10 sumur resapan dan setiap sumur resapan
87
jumlah debit yang tidak tertampung oleh sumur resapan di ruas jalan Caile
0,00088m3/det
88
BAB V
A. Kesimpulan
dengan diameter 1,5 m dan kedalaman 3,5 m, dari hasil analisa sumur resapan
dapat menampung debit banjir sebesar 2,266 m3/det .Prosentase debit banjir
Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba adalah 155 buah sumur resapan dengan
kapasitas setiap sumur resapan 0,00731 m3/det dengan jarak rata-rata setiap
ruas jalan 20 m
B. Saran
89
3. Melengkapi data-data yang digunakan baik dari segi geometris saluran, dari
maupunperencanaan.
drainase.
5. Mengelola daerah resapan hujan agar dapat menyerap air hujan dengan baik
90
DAFTAR PUSTAKA
Tata Ruang Bagian Wilayah Kota (BWK) Ujung Bulu Kot Bulukumba.
Dake, J.M.K, Pangaribuan, Y.P dan Tachyen, E.P. 1985. Hidrolika Teknik
Erlangga, Jakarta.
Franzini, J.B, Linsley, R.K dan Sasongko, D, 1986. Teknik Sumber Daya Air,
Harto, Sri, 1993. Analisis Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kohler, M.A, Linsley, R.K dan Paulhus, J.L.H, 1996.Hidrologi Untuk Insinyur,
Erlangga, Jakarta.
Paramita, Jakarta.
91
Sunjoto. Pembangunan di Kawasan Resapan Air, Studi Kasus Pusat Pelatihan
Yogyakarta.
Yogyakarta.
Nova, Bandung.
Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan
(SNI:03-2453-2002)
92