Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR

Reklamasi Pantai Losari Dalam Mempengaruhi Sosial Ekonomi Dari Sudut


Pandang Sustainable Development
Oleh : Muhammad sadam
Email : sadamspodonk@gmail.com

Departement of Government Affair and Administration Jusuf Kala


School of Government, University Muhammadiah Yogyakarta

1.1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Penduduk kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika
melihat data dari (BPS) tahun 2013 dari 1,3 bertumbuh menjadi 1,7 juta jiwa. Hal ini
memberi konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar untuk dapat mengelola
berbagai potensi yang ada pada wilayah pesisir serta mengatasi kendala dan tantangan
yang dihadapi seperti pertambahan jumlah penduduk yang setiap tahun nya
mengalami peningkatan serta perkembangan kegiatan usaha yang menyebabkan lahan
untuk pembangunan semakin sempit di wilayah pesisir. Pleh sebab itu satu solusi
untuk mengatasi permasalah lahan yang semakin sempit di wilayah pesisir yaitu
dengan melakukan Reklamasi Pantai.
Pengembangan kawasan Reklamasi Pantai tersebut sebagai ruang publik
memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan ekonomi sosial dan
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Makassar. Namun dengan
dilakukannya Reklamasi Pantai untuk pembangunan ruang publik juga memberikan
dampak negatif bagi masyarakat seperti berubahnya mata pencaharian dari penduduk
sekitar pesisir yaitu sebagai nelayan. Karena berakibat pada berubahnya ekosistem
pantai setelah reklamasi, terjadinya banjir rob, serta rusaknya kawasan mangrove.
Perubahan ekosistem yang terjadi pula berdampak pada rusaknya ekosistem di
wilayah teluk/pesisir krena adanya upaya reklamasi. Sebagai salah satu bentuk
pembangunan berkelanjutan masih banyak reklamasi yang dilakukan pemerintah
justru berujung pada rusaknya ekosistem. Sedangkan kita ketahui bahwa
pembangunan berkelanjutan tersebut harus senantiasa memperhatikan aspek dari segi
ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Peran pemerintah kota Makassar dalam hal ini intinya memang untuk menata
kembali kawasan pantai agar lebih bernilai guna bagi kesejahteraan
masyarakat. Namun sayangnya, pada tataran teknisnya yang lebih banyak
diuntungkan adalah para investor. Reklamasi wilayah pantai Losari ini dilakukan
pemerintah dengan menggandeng pihak swasta yang nantinya akan ada pembagian
beberapa lahan untuk pengembangan masyarakat dan beberapa lahan untuk dijadikan
kawasan komersil swasta. Sekilas mungkin tampak terlihat kemajuan setelah adanya
reklamasi dengan beridirnya hotel-hotel mewah, pusat perbelanjaan, rumah sakit
internasional dan sektor komersil lainnya.
Masalah ekologi yang ditimbulkan dari reklamasi ialah banyaknya biota laut yang
mati dan rusak baik flora maupun fauna karena timbunan tanah urugan sehingga
mempengaruhi ekosistem yang sudah ada. Berubah nya sistem hidrologi gelombang
air laut yang jatuh ke pantai yang mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan
mendapat limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan besar dapat terjadinya
abrasi, rob dan banjir karena genangan air yang terlalu banyak (Supardi, Hariyadi, &
Fahruddin, 2017) .
Adapun dampak dari isu-isu yang diakibatkan dari Reklamasi Pantai Losari yaitu
sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) kelompok nelayan yang bermukim di kawasan
pesisir Pantai Losari terancam tergusur dan terancam kehilangan mata pencahariannya
sebagai nelayan. Reklamasi pantai losari harus mempertimbangkan sisi lingkungan
hidup, dalam hal ini adalah Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), sebab dengan
adanya reklamasi akan mempengaruhi ekosistem laut khususnya ekosistem pantai.
Terpengaruhnya ekosistem pantai ini juga akan memberikan pada kehidupan ekonomi
sosial masyarakat disekitar pantai.
Penataan atau peremajaan daerah pantai dan pengembangan wisata bahari.
Meningkatnya kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak (stakeholders) antara lain
instansi dunia usaha (swasta), serta masyarakat untuk mengatur, mengakses dan
memanfaatkannya, masing-masing pihak terkait melakukan perencanaan sendiri-
sendiri tanpa mempertimbangkan perencanaan oleh pihak lain, dan di antara pihak-
pihak tersebut mendorong adanya kompetisi di antara para pelaku pemanfaatan
sumber daya wilayah pantai tersebut saling mengklaim memiliki pesisir pantai dengan
cara mengkapling-kapling laut, menimbun laut tidak melalui prosedur yang
ditetapkan sesuai aturan yang berlaku. Kompetisi inilah yang menimbulkan konflik
dan tumpang tindihnya, kepentingan, perencanaan dan pengelolaan wilayah pantai
dari berbagai kegiatan sektoral, Pemerintah Daerah, masyarakat setempat dan swasta.
Pihak-pihak tersebut merasa memiliki hak atas suatu wilayah pantai dan mereka
saling mengutamakan kepentingannya masing-masing, yang berujung pada konflik
pemanfaatan ruang.
Konflik juga bisa terjadi pada hasil tanah yang telah direklamasi, mengenai
pemberian hak atas hasil tanah tersebut, sebagaimana diketahui tanah yang berada
disekitar pantai adalah dikuasai oleh Negara, hal ini berarti negaralah yang memiliki,
dan melaksanakan pengaturan untuk tanah di wilayah pantai berdasarkan peraturan
yang terkait dengan hal tanah hasil reklamasi.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui dampak ekologi yang
terjadi dari Reklamasi Pantasi Losari serta dalam mempengaruhi social ekonomi
yang ada di Pantai Losari

1.3 Criteria
a. Teori
Dalam artikel ini penulis menggunakan beberapa teori dalam
melalukan analisis problem yang terjadi pada judul di atas, diantaranya
adalah ;
1. Etika teleologi

Etika teologi adalah sebuah teori yang digunakan untuk mengetahui tujuan atau akibat
dari suatu tindakan, dengan kata lain disini berarti etika teleology adalah untuk
menilai baik atau buruknya bedasarkan tujuan atau akibat dari tindakan tersebut.
Suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan baik dan mendatangkan akibat baik.
Dengan kata lain etika teleology bersifat situsonal dan subyektif. Konsep inilah
yang akan digunakan untuk menganalisis suatu permasalahan di pesisir pantai
losari terkait adanya reklamasi.

2. Sustainable Development Goals

Pembangunan bekelanjutan atau SDGs adalah sebuah proses menuju


kemajuan pemanfaatan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan masa
kini dengan memperhatikan ketersediaan untuk genarsi selanjutnya. Dengan
kata lain pembangunan berkelanjutan adalah sebuah pembangunan tanpa
egosentris didalamnya. Ada 3 pilar pembangunan bekelanjutan, yaitu manusia,
lingkungan dan ekonomi. Untuk melakukan pembangunan, semua stakeholder
perlu memperhatikan hal tersebut (Sachs, 2014).

2. Deskripsi ISU
2.1 Reklamasi

Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan


kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan
bermanfaat. Kawasan baru tersebut, biasanya dimanfaatkan untuk kawasan
pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pertanian, serta objek wisata.
Dalam perencanaan Kota, reklamasi pantai merupakan salah satu langkah
pemekaran Kota. Reklamasi diamalkan oleh negara atau kota-kota besar yang
laju pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi
mengalami kendala dengan semakin menyempitnya lahan daratan
(keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut, pemekaran kota ke arah daratan
sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan baru (Herry
Djainal, 2015).
Reklamasi bertujuan untuk menambah luasan daratan untuk suatu aktivitas
yang sesuai di wilayah tersebut. Selain untuk tujuan di atas, kegiatan
reklamasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan konservasi wilayah
pantai (Huda, 2013). Kegiatan ini dilakukan bilamana suatu wilayah sudah
tererosi atau terabrasi cukup parah sehingga perlu dikembalikan seperti
kondisi semula, karena lahan tersebut mempunyai arti penting bagi Negara,
misalnya konservasi pulau Nipa, Batam. Konservasi pulau Nipa dilakukan
untuk mempertahankan batas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) .
Namun setelah melihat isu isu yang terkait reklamasi di kawasan pesisir pantai
Losari tidak menjawab atas masalah yang di hadapi pemerintah dengan
kepadatan penduduk yang membuat lahan di daratan semakin sempit, karena
dari reklamasi ini ada beberapa masyarakat dan limngkungan yang dirugikan,
mengingat masyarakat di pesisir pantai losari bermata pencaharian sebagai
nelayan secara tidak langsung mereka akan kehilangan pekerjaan dan di paksa
mengganti profesi baru demi menunjang kehidupan mereka sehari hari namun
problem disini masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan memiliki
keterbatasan dalam bekerja seperti pendidikan dan pengetahuan jadi sangat
sulit untuk merubah kebiasaan yang mereka sejak jalankan sejak turun
temurun apalagi harus bersaing dengan para investor dan masyarakat modrn
yang memiliki modal besar untuk menjadikan reklamasi ini sebagai peluang
usaha .
Ironis nya juga lingkungan di sekitar pantai menjadi rusak akibat ini
reklamasi seperti biota bawah laut atau flora dan fauna yang mati karena
timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah ada.
Berubah nya sistem hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai yang
mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan mendapat limpahan air yang
banyak sehingga kemungkinan besar dapat terjadinya abrasi, rob dan banjir
karena genangan air yang terlalu banyak.
2.2 Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada
yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Sosial ekonomi
menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi sesorang dalam
kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan,
tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.
Menurut Soerjono Soekanto (2001) sosial ekonomi adalah posisi
seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti
lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam
hubunganya dengan sumber daya. Sedangkan menurut Bintarto (1977) dalam
Fandi mengemukakan tentang pengertian kondisi sosial ekonomi masyarakat
adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi
atau mengurangi kesulitan hidup, dangan lima parameter yang dapat di
gunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi masyarakat yaitu usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan
Dalam reklamasi yang dilakukan oleh pemerintah Makassar tentu
secara tidak langsung reklamasi ini merubah perilaku social ekonomi
masyarakat yang berada di pesisir pantai Loasari hal ini terjadi karena dengan
berdirinya bangunan konstruksi di kawasan reklamasi, komunitas nelayan di
daerah tersebut terpaksa pindah ke tempat lain,karena 2 alasan penting, yaitu:
1) masyarakat pesisir mau tidak mau harus menjual tanah milik mereka karena
tidak memungkinkan lagi untuk bertahan dengan profesi yang sama dengan
kondisi baru , 2) Mereka tidak dapat berinteraksi dengan orang baru yang
menempati kawasan reklamasi yang modern dan yang pasti ada jurang
perbedaan yang dalam di antara masyarakat komunitas nelayan tradisional
dengan para pendatang baru akibat orientasi sosial yang berbeda. Pindah ke
pemukiman baru akan selalu membawa dampak bagi kehidupan sosial
terutama anak-anak yang perlu membangun suatu kehidupan sosial yang baru
dan masih asing bagi mereka. Belum lagi jika tidak tersedianya fasilitas
pelayanan sosial di pemukiman yang baru, seperti sekolah, tempat ibadah,
kesehatan, listrik, telepon dan berbagai hal yang diperlukan bagi kehidupan
sosial yang minimal.

Adapun juga pengaruh ekonomi yang di timbulkan dari reklamasi,


terutama terjadi pada tingkat pendapatan keluarga. Perubahan daerah
pemukiman, pasti tidak selalu menjamin kelangsungan profesinya sebagai
nelayan karena mungkin kawasan pemukiman yang baru itu jauh dari pantai.
Kalau hal ini terjadi, pasti sulit melangsungkan profesi nelayan dimana laut
seakan sudah menjadi satu dengan kehidupan nelayan. Hal ini membawa
kekacauan dalam kehidupan ekonomi keluarga, akibat bertempat tinggal di
kawasan pemukiman yang kurang kondusif bagi kehidupan sebagai nelayan.
Mengubah profesi tentu memerlukan waktu yang lama. Di kota ini, sebagai
kota yang kondisi geografinya terletak di tepi pantai, banyak nelayan
tradisional yang sehari-hari menggantungkan hidup dari pantai dan laut.
Berarti secara garis besar akan ada actor actor baru yang teerlibat dalam
perekonomian di area pantai losari baik itu investor, maupun pedagang .

3. DISKUSI

Diskusi yang terbangun dengan judul reklamasi pantai yaitu dapat kita
kaitkan dengan pembangunan berkelanjutan yaitu terkait tiga pilar
pembangunan berkelanjutan. Adapun tiga pilar tersebut meliputi aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Aspek ekonomi merupakan aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia karena aspek
tersebut berkaitan langsung dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat
atau tidaknya. Sedangkan aspek sosial berbicara mengenai kondisi sosial
masyarakat pasca terwujudnya pembangunan berkelnjutaan yang ada, ha
tersebut dapat kita bandikan antara sebelum dan sesudah dilaksanakannya
pembangunan.

Hal yang paling mendasar dari pembangunan berkelnjutan yaitu


bagaimana pembangunan tersebut tidak merusak kelestarian ekosistem yang
ada. Seperti halnya embangunan berkelanjutan dimana pembangunan tersebut
dilakukan dengan tidak merusak berlananjutan yang akan datang. Aspek
lingkungan merupakan aspek yang sangat penting. Hal tersebut dikarenakan
banyaknya pembangunan berkelnjutan di Indonesia tidak memperhatikan
aspek lingkungan sehingga sering kita rasakan dampak negatifnya dalam
kehidupan sehari-hari.

Berbicara mengenai dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan pada


dasarnya pembangunan berkelnjutan berupa reklamasi pantai merupakn
terobosan pemerintah dalam menyediakan lahan kosong guna membangun
kebutuhan masyarakat ataupun infrastruktur umum. Reklamasi pantai dari segi
ekonomi tentu memberikan dampak bagi masyarakat sekitar walupun tidak
secara signifikan akan tetapi dengan adanya proyek tersebut makan roda
perekonomian di kawasan tersebut pasti akan berjalan. Yang paling ironis
yaitu hilangnya mata pencharian masyrakat sekitar, sepertihalnya nelayan
dengan adanya reklamasi tentu akan menghilangkan mata pencharian mereka.

Reklamasi pantai dari sego sosial juga turut memberikan andil baik itu
positif maupun negatif sepertihalnya pada segi positif kemakmuran serta
kehidupan sosial masyarakat pasti akan eratasi dengan terbukan lahan kosong.
Akan tetapi dampak negatifnya masyarakat cenderung akan lebih susah dalam
menyesuaikan ligkungan baru terlebih masyarakat modern yang menghuni
kawasan tesebut.

Terakhir terkait dampak ligkungan tentu adanya reklamasi pantai akan


memberikan dampak buruk bagi lingkungannya. Bermacam-macam
persoalnya baik itu jangka pendek maupun mendatang dimana dengan adanya
rekmasi pantai tentu akan memunahkan biota laut yang menghuni di
dalamnya, selain itu limbah rumah tanga, aktifitas industri yang berdampak
pada meningkatnya polusi, terlebih tidak di imbangi dengan ruang terbuka
hijau akan memberikan dampak buruk jangka pendek atau mendatang bagi
kelestarian bumi ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa diatas maka di tarik kesimpulan bahwa Reklamasi yang
di lakukan pemerintah Kota Makassar belum dikatakan berhasil dalam melakukan
luas daratan serta dalam penataan kota, karena melihat dari data dan isu yang di dapat
adanya ada ketidak merataan efek yang di berikan kepada masyarakat sekitaran
pesisir pantai, konstruksi reklamasi hanya bias di nikmati oleh para investor atau
kalangan yang memiliki modal saja, sehingga tidak memungkinkan eksitensi dari
nelayan akan kalah dan bisa menciptakan masalah baru yang akan terjadi. Tidak
hanya masyarakat yang dirugikan lingkungan disekitar pun terancam rusak akibat
dampak yang di timbulkan oleh reklamasi, karena dalam melakukan pembangunan
berkelanjutan kita harus menyeimbang 3 pilar yang di anut oleh konsep suistanble
development dimana ekonomi, manusia dan alam harus seimbang agar generasi
kedepan bisa menikmati hasil dari apa yang sudah di buat atau di persiapkan dari hari
ini .
DAFTAR PUSTAKA

Herry Djainal. (2015). Reklamasi Pantai Dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan


Fisik Di Wilayah Kepesisiran Kota Ternate. Universitas Muhammadiyah
Ternate, 1–13.
Huda, M. C. (2013). Pengaturan Perizinan Reklamasi Pantai Terhadap Perlindungan
Lingkungan Hidup. Perspektif, 18(2), 126–135.
Sachs, J. D. (2014). Introduction to Sustainable Development 2014-15.
Supardi, S., Hariyadi, S., & Fahruddin, A. (2017). Analisis Keberlanjutan
Pembangunan Kota Tepian Pantai (Studi Kasus: Kota Baubau Provinsi Sulawesi
Tenggara). Jurnal Wilayah Dan Lingkungan, 5(3), 188–204.
https://doi.org/10.14710/jwl.5.3.188-204.
Ruchyat Deni Djakapermana. Buku Pedoman Reklamasi di Wilayah Pesisir.
Kementerian Pekerjaan Umum kerja sama Kementerian Kelautan. Di download
dari www.legalitas.org. diakses tanggal 15 Mei 2018 Jam 21.15 wib
Boy Rumawo. Pembatasan Wewenang Pemerintah Terhadap Hak Ulayat yang
Diatur Dalam UUPA. Walhi Books: Jakarta. 2008. Hlm. 35
Akhiruddin, Marung. (2010). Kajian Kondisi Lingkungan dan Perubahan Sosial
Ekonomi Relamasi Pantai Losari dan Tanjung Bunga
Ali Maskur Sebagaimana dikutip dari http:/en.wikipedia.org/wiki/reclamation.
Diakses pada Tanggal 17 Mei 2018 Jam 23.18 wib
http:/en.wikipedia.org/wiki/reclamation. Diakses pada tanggal 18 Mei 2018 Jam
11.13 wib
http://eprints.uny.ac.id/18593/4/4%20BAB%20II.pdf Diakses pada tanggal 19 Mei
2018 Jam 22.36 wib
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29368/Chapter%20II.pdf?sequ
ence=3 Diakses pada tanggal 19 Mei 2018 Jam 23.00 wib
http://lib.unnes.ac.id/19821/1/3201408046.pdf Diakses pada tanggal 19 Mei 2018 Jam
23.10 wib

Anda mungkin juga menyukai