1.1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Penduduk kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika
melihat data dari (BPS) tahun 2013 dari 1,3 bertumbuh menjadi 1,7 juta jiwa. Hal ini
memberi konsekuensi bagi Pemerintah Kota Makassar untuk dapat mengelola
berbagai potensi yang ada pada wilayah pesisir serta mengatasi kendala dan tantangan
yang dihadapi seperti pertambahan jumlah penduduk yang setiap tahun nya
mengalami peningkatan serta perkembangan kegiatan usaha yang menyebabkan lahan
untuk pembangunan semakin sempit di wilayah pesisir. Pleh sebab itu satu solusi
untuk mengatasi permasalah lahan yang semakin sempit di wilayah pesisir yaitu
dengan melakukan Reklamasi Pantai.
Pengembangan kawasan Reklamasi Pantai tersebut sebagai ruang publik
memberikan dampak positif yang besar bagi perkembangan ekonomi sosial dan
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Makassar. Namun dengan
dilakukannya Reklamasi Pantai untuk pembangunan ruang publik juga memberikan
dampak negatif bagi masyarakat seperti berubahnya mata pencaharian dari penduduk
sekitar pesisir yaitu sebagai nelayan. Karena berakibat pada berubahnya ekosistem
pantai setelah reklamasi, terjadinya banjir rob, serta rusaknya kawasan mangrove.
Perubahan ekosistem yang terjadi pula berdampak pada rusaknya ekosistem di
wilayah teluk/pesisir krena adanya upaya reklamasi. Sebagai salah satu bentuk
pembangunan berkelanjutan masih banyak reklamasi yang dilakukan pemerintah
justru berujung pada rusaknya ekosistem. Sedangkan kita ketahui bahwa
pembangunan berkelanjutan tersebut harus senantiasa memperhatikan aspek dari segi
ekonomi, sosial, hingga lingkungan.
Peran pemerintah kota Makassar dalam hal ini intinya memang untuk menata
kembali kawasan pantai agar lebih bernilai guna bagi kesejahteraan
masyarakat. Namun sayangnya, pada tataran teknisnya yang lebih banyak
diuntungkan adalah para investor. Reklamasi wilayah pantai Losari ini dilakukan
pemerintah dengan menggandeng pihak swasta yang nantinya akan ada pembagian
beberapa lahan untuk pengembangan masyarakat dan beberapa lahan untuk dijadikan
kawasan komersil swasta. Sekilas mungkin tampak terlihat kemajuan setelah adanya
reklamasi dengan beridirnya hotel-hotel mewah, pusat perbelanjaan, rumah sakit
internasional dan sektor komersil lainnya.
Masalah ekologi yang ditimbulkan dari reklamasi ialah banyaknya biota laut yang
mati dan rusak baik flora maupun fauna karena timbunan tanah urugan sehingga
mempengaruhi ekosistem yang sudah ada. Berubah nya sistem hidrologi gelombang
air laut yang jatuh ke pantai yang mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan
mendapat limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan besar dapat terjadinya
abrasi, rob dan banjir karena genangan air yang terlalu banyak (Supardi, Hariyadi, &
Fahruddin, 2017) .
Adapun dampak dari isu-isu yang diakibatkan dari Reklamasi Pantai Losari yaitu
sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) kelompok nelayan yang bermukim di kawasan
pesisir Pantai Losari terancam tergusur dan terancam kehilangan mata pencahariannya
sebagai nelayan. Reklamasi pantai losari harus mempertimbangkan sisi lingkungan
hidup, dalam hal ini adalah Analisis Dampak Lingkungan (Amdal), sebab dengan
adanya reklamasi akan mempengaruhi ekosistem laut khususnya ekosistem pantai.
Terpengaruhnya ekosistem pantai ini juga akan memberikan pada kehidupan ekonomi
sosial masyarakat disekitar pantai.
Penataan atau peremajaan daerah pantai dan pengembangan wisata bahari.
Meningkatnya kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak (stakeholders) antara lain
instansi dunia usaha (swasta), serta masyarakat untuk mengatur, mengakses dan
memanfaatkannya, masing-masing pihak terkait melakukan perencanaan sendiri-
sendiri tanpa mempertimbangkan perencanaan oleh pihak lain, dan di antara pihak-
pihak tersebut mendorong adanya kompetisi di antara para pelaku pemanfaatan
sumber daya wilayah pantai tersebut saling mengklaim memiliki pesisir pantai dengan
cara mengkapling-kapling laut, menimbun laut tidak melalui prosedur yang
ditetapkan sesuai aturan yang berlaku. Kompetisi inilah yang menimbulkan konflik
dan tumpang tindihnya, kepentingan, perencanaan dan pengelolaan wilayah pantai
dari berbagai kegiatan sektoral, Pemerintah Daerah, masyarakat setempat dan swasta.
Pihak-pihak tersebut merasa memiliki hak atas suatu wilayah pantai dan mereka
saling mengutamakan kepentingannya masing-masing, yang berujung pada konflik
pemanfaatan ruang.
Konflik juga bisa terjadi pada hasil tanah yang telah direklamasi, mengenai
pemberian hak atas hasil tanah tersebut, sebagaimana diketahui tanah yang berada
disekitar pantai adalah dikuasai oleh Negara, hal ini berarti negaralah yang memiliki,
dan melaksanakan pengaturan untuk tanah di wilayah pantai berdasarkan peraturan
yang terkait dengan hal tanah hasil reklamasi.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui dampak ekologi yang
terjadi dari Reklamasi Pantasi Losari serta dalam mempengaruhi social ekonomi
yang ada di Pantai Losari
1.3 Criteria
a. Teori
Dalam artikel ini penulis menggunakan beberapa teori dalam
melalukan analisis problem yang terjadi pada judul di atas, diantaranya
adalah ;
1. Etika teleologi
Etika teologi adalah sebuah teori yang digunakan untuk mengetahui tujuan atau akibat
dari suatu tindakan, dengan kata lain disini berarti etika teleology adalah untuk
menilai baik atau buruknya bedasarkan tujuan atau akibat dari tindakan tersebut.
Suatu tindakan dinilai baik kalau bertujuan baik dan mendatangkan akibat baik.
Dengan kata lain etika teleology bersifat situsonal dan subyektif. Konsep inilah
yang akan digunakan untuk menganalisis suatu permasalahan di pesisir pantai
losari terkait adanya reklamasi.
2. Deskripsi ISU
2.1 Reklamasi
3. DISKUSI
Diskusi yang terbangun dengan judul reklamasi pantai yaitu dapat kita
kaitkan dengan pembangunan berkelanjutan yaitu terkait tiga pilar
pembangunan berkelanjutan. Adapun tiga pilar tersebut meliputi aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan. Aspek ekonomi merupakan aspek yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia karena aspek
tersebut berkaitan langsung dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat
atau tidaknya. Sedangkan aspek sosial berbicara mengenai kondisi sosial
masyarakat pasca terwujudnya pembangunan berkelnjutaan yang ada, ha
tersebut dapat kita bandikan antara sebelum dan sesudah dilaksanakannya
pembangunan.
Reklamasi pantai dari sego sosial juga turut memberikan andil baik itu
positif maupun negatif sepertihalnya pada segi positif kemakmuran serta
kehidupan sosial masyarakat pasti akan eratasi dengan terbukan lahan kosong.
Akan tetapi dampak negatifnya masyarakat cenderung akan lebih susah dalam
menyesuaikan ligkungan baru terlebih masyarakat modern yang menghuni
kawasan tesebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa diatas maka di tarik kesimpulan bahwa Reklamasi yang
di lakukan pemerintah Kota Makassar belum dikatakan berhasil dalam melakukan
luas daratan serta dalam penataan kota, karena melihat dari data dan isu yang di dapat
adanya ada ketidak merataan efek yang di berikan kepada masyarakat sekitaran
pesisir pantai, konstruksi reklamasi hanya bias di nikmati oleh para investor atau
kalangan yang memiliki modal saja, sehingga tidak memungkinkan eksitensi dari
nelayan akan kalah dan bisa menciptakan masalah baru yang akan terjadi. Tidak
hanya masyarakat yang dirugikan lingkungan disekitar pun terancam rusak akibat
dampak yang di timbulkan oleh reklamasi, karena dalam melakukan pembangunan
berkelanjutan kita harus menyeimbang 3 pilar yang di anut oleh konsep suistanble
development dimana ekonomi, manusia dan alam harus seimbang agar generasi
kedepan bisa menikmati hasil dari apa yang sudah di buat atau di persiapkan dari hari
ini .
DAFTAR PUSTAKA