RANGKUMAN
BAB 2 FONDASI TIANG
2.1 Fondasi Tiang
Fondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak
sangat dalam. Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain : Untuk
meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah lunak, ke tanah pendukung
yang kuat. Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman tertentu
sehingga fondasi bangunan mampu memberikan dukungan yang cukup untuk mendukung
beban tersebut oleh gesekan dinding tiang dengan tanah di sekitamya. Untuk mengangker
bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas akibat tekanan hidrostatis atau momen
penggulingan. Untuk menahan gaya-gaya horisontal dan gaya yang arahnya miring. Untuk
memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut bertambah. Untuk
mendukung fondasi bangunan yang perrnukaan tanahnya mudah tergerus air.
Jika tiang berada dalam tanah lempung berpasir dengan kohesi yang besar dan ɸ sangat kecil,
maka dalam menghitung kapasitas tiang komponen gesekan sebaiknya diabaikan. Sebaliknya,
jika dijumpai tanah dengan ɸ yang besar dengan kohesi yang sangat kecil, maka dalam
hitungan kapasitas tiang sebaiknya kohesi c diabaikan (c = 0). Akan tetapi, jika tanah
mempunyai kedua kompenen kohesi (c) dan gesekan (ɸ) yang cukup berarti (tanah c- ɸ).
b) Untuk memberikan keamanan terhadap variasi kuat geser dan kompresibilitas tanah.
c) Untuk meyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung beban yang bekerja.
d) Untuk meyakinkan bahwa penurunan total yang terjadi pada tiang tunggal atau kelompok
tian masih dalam batas-batas toleransi.
e) Untuk meyakinkan bahwa penurunan tidak seragam diantara masing-masing tiang masih
dalam batas toleransi.
Hitungan kapasitas ultimit tiang secara dinamis didasarkan pada rumus tiang pancang
dinamis. Rumus ini hanya berlaku untuk tiang tunggal dan tidak memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: Kelakuan tanah yang terletak di bawah dasar kelompok tiang dalam
·mendukung beban struktur. Reduksi tahanan gesek dinding tiang sebagai akibat pengaruh
kelompok tiang. Perubahan struktur tanah akibat pemancangan. Karena itu, data hasil
pengujiaP hanya digunakan sebagai salah satu informasi perancangan tiang, yang selanjutnya
masih harus dipertimbangkan terhadap kondisi-kondisi yang lain supaya hasilnya lebih
meyakinkan.
Dalam pemasangan tiang ke dalam tanah, tiang dipancang dengan alat pemukul yang dapat
berupa pemukul (hammer) mesin uap.
Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh udara
atau uap yang terkompresi, sedangkan gerakan turun ram disebabkan oleh beratnya sendiri.
Pemukul aksi dobel menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram dan untuk
mempercepat gerakan ke bawahnya. Kecepatan pukulan dan energi output biasanya lebih
tinggi daripada pemukul aksi tunggal.
Pemukul diesel terdiri dari silinder, ram, blok anvil dan sistem injeksi bahan bakar.
Pemukul tipe ini umumnya kecil, ringan dan digerakkan dengan menggunakan bahan bakar
minyak
Saat ini, tersedia berbagai macam jenis pemukul tiang. Pemilihan tipe pemukul dan
ukuran untuk proyek tertentu bergantung pada banyak faktor. Umumnya ukuran lebih penting
dari pada tipenya. Tiang berat sebaiknya dipancang dengan pemukul berat sehingga
memberikan energi yang besar pula. Lebih disukai berat pemukul paling sedikit separo dari
berat total tiang dan energi pemancangan sebaiknya paling sedikit I ft.lb. untuk setiap pounds
(lb) berat tiang.
Dalam proyek-proyek, kecil atau besar, informasi mengenai pemancangan tiang harus
dilakukan dengan baik. lnformasi yang diperlukan antara lain:
(a) Tipe dan energi, peralatan pancang lain termasuk penyemprot air (water jet), bantalan
(cushion), penutup tiang dan lain-lain.
(b) Ukuran tiang, lokasi tiang dalam kelompok tiang dan lokasi kelompoknya.
(c) Urutan pemancangan dalam kelompok.
(d) Jumlah pukulan per satuan panjang untuk seluruh panjang tiang, dan set untuk I 0 pukulan
terakhir.
(e) Elevasi akhir dari dasar dan kepala tiang.
(f) Pemeriksaan tiang untuk posisi vertikalnya.
(g) Keterangan lain seperti penangguhan kelangsungan pemancangan, kerusakan tiang dan
lain-lain.
Kapasitas kelompok tiang tidak selalu sama dengan jumlah kapasitas tiang tunggal yang
berada dalam kelompoknya. Hal ini dapat terjadi jika tiang dipancang dalam lapisan
pendukung yang mudah mampat atau dipancang pada lapisan tanah yang tidak mudah
mampat, namun di bawahnya terdapat lapisan lunak. Stabilitas kelompok tiang-tiang
tergantung dari dua hat, yaitu: Kemampuan tanah di sekitar cian di bawah kelompok tiang
untuk mendukung beban total struktur dan Pengaruh konsolidasi tanah yang terletak di bawah
kelompok tiang.
2. Ujung bawah tiang dianggap mengalami penurunan sebesar S, (dapat dipilih S, = 0, tapi
pada umumnya bagian ini mengalami penurunan, kecuali bila ujungnya terletak pada lapisan
sangat keras).
3. Dihitung tahanan ujung (Q,) akibat penurunan S, tersebut. Cara pendekatan untuk
menghitung Q, umumnya dilakukan dengan menganggap ujung tiang berpenampang
lingkaran yang dihitung dengan cara Boussinesq:
5. Dengan menggunakan nilai S3, kurva transfer beban/kuat geser tanah terhadap perpindahan
tiang digunakan untuk mendapatkan nilai banding yang cocok
6. Dari kurva kuat geser terhadap kedalaman, kuat geser tanah pada setiap segmen dapat
diperoleh.
7. Hitung transfer beban atau adhesi CJ = faktor adhesi x kuat geser. Beban Q3 pada puncak
segmen 3 dihitung dengan persamaan:
11. Jika S/ hasil hitungan tidak cocok dengan S3 dalam batas nilai-nilai toleransi, langkah (2)
sampai (I 0) diulang dan gerakan di tengah-tengah tiang yang baru dihitung.
12. Jika konvergensi telah tercapai, dihitung segmen selanjutnya dan seterusnya sampai Q0
dan perpindahan So pada kepala tiang diperoleh.
Penurunan kepala tiang yang terletak pada tanah homogen dengan modulus elastis dan angka
Poisson yang konstan dapat dihitung dengan persamaan yang disarankan oleh Poulos dan
Davis ( 1980), sebagai berikut
2. 11 Jarak Tiang-tiang
Umumnya, tiang-tiang jarang dipasang pada kedudukan yang benar-benar lurus dan
tepat pada titik lokasi yang telah ditentukan. Meskipun tiang dipasang pada titik yang benar-
benar tepat.
Bila kondisi memungkinkan, guna menanggulangi tegangan pada pelat penutup tiang yang
terlalu besar, tiang-tiang sebaiknya dipasang dengan bentuk geometri yang tersusun baik.
Contoh bentuk geometri yang baik, ditunjukkan dalam Gambar 2.60. Sedang kriteria
perancangan penutup tiang ditunjukkan dalam Gambar 2.61.
Bila beban sentris, tiang-tiang di dalam kelompoknya akan mendukung beban aksial yang
sama. Dalam hitungan, tanah di bawah pelat penutup tiang dianggap tidak mendukung beban
sama sekali.
Bila beban eksentris atau beban sentris namun diikuti oleh momen, perancangan pelat
penutup tiang dilakukan dengan anggapan sebagai berikut:
2. Ujung atas tiang menggantung pada pelat penutup (pile cap). Karena itu, tidak ada momen
lentur yang diakibatkan oleh pelat penutup ke tiang.
3. Tiang merupakan kolom pendek dan elastis. Karena itu, distribusi tegangan dan deformasi
membentuk bidang rata.
Dalam hal tertentu, kadang-kadang tiang harus dirancang untuk kuatmenaha n gaya tarik
ke atas. Hal ini terjadi pada tiang yang menahan momenpenggu lingan, contohnya tiang-tiang
untuk fondasi menara transmisi, menaraair, bangunan dermaga, dan lain-lainnya. Bila pondasi
tiang dirancang untuk menahan gaya tarik keatas, maka perlu diperhatikan hal sebagai berikut
: I. Tiang-tiang harus diangker ke dalam pelat pe nut up tiang dan pe lat pe nutup harus dii
katkan dengan kolom. Perancangan pelat penutup tiang harus diperhitungkan terhadap
tegangan ak ibat tar ikan.
2. Tiang beton harus dilengkapi dengan tulangan memanjang untuk menahan gaya tarik.
Sambungan-sambungan tiang harus diperhitungkan terhadap gaya tarik yang terjadi.
3. Tahanan tiang terhadap gaya ke atas tiang tidak selalu sama dengan tahanan gesek
tiang yang gayanya ke bawah. Untuk tiang gesek pada tanah Iempung, kapasitas tiang dalam
menahan gaya ke atas kurang leb ih mendekati sama dengan bila arah gaya ke bawah. Untuk
tanah granuler , hal ini tidak sama. Pada lempung lunak , tahanan gaya ke atas sebaiknya
ditentukan dari uji tarik tiang.
Tahanan tarik ke atas dari kelompk tiang , adalah nilai terkecil dari dua hal , yaitu:
Untuk tiang pada tanah lempung, tahanan tarik ultimit dinyatakan dalam persamaan :
Gaya lateral yang terjadi pada tiang bergantung pada kekakuan atau tipe tiang, macam
tanah, penanaman ujung tiang ke dalam pelat penutup kepala tiang, sifat gaya-gaya dan besar
detleksi. Jika gaya lateral yang harus didukung tiang sangat besar, maka dapat digunakan
tiang miring.
Dalam analisis gaya lateral, tiang-tiang perlu dibedakan menurut model ikatannya dengan
pelat penutup tiang. Karena, model ikatan tersebut sangat mempengaruhi kelakuan tiang
dalam mendukung beban lateral. Sehubungan dengan hal tersebut, tiang-tiang dibedakan
menurut 2 tipe, yaituTiang ujungjepit (fixed end pile). Dan Tiang ujung bebas (free end pile).
FAJAR BOEHTIAWAN SAPUTRA G1B017047
Perancangan fondasi tiang yang menahan gaya lateral, harus memperhatika n dua kriteria,
yaitu: Faktor aman terhadap keruntuhan ultimit harus memenuhi. Dan Defleksi yang terjadi
akibat beban yang bekerja harus masih dalam
Untuk menentukan apakah tiang berperilaku sepert1 tiang penunjang atau tiang pendek, maka
salah satunya perlu diketahui faktor kekakuan tiang, yang dapat ditentukan dengan
menghitung faktor-faktor kekakuan R dan T.
Metode sederhana ini berguna untuk mengecek detleksi tiang yang mengalami pembebanan
lateral yang tidak begitu besar.
Metode Broms (1964) dianggap metode yang lebih teliti dalam hal hitungan defleksi tiang.
Hitungan defleksi tiang dalam tanah kohesif cara Broms yang akan dipelajari berikut ini
didasarkan pada teori elastis dengan tanpa memperhatikan defleksi akibat konsolidasi
tanah yang terjadi pada waktu jangka panjang.
(b) Tiang dalam tanah granuler Untuk tiang dalam tanah granuler (pasir, kerikil), defleksi
tiang akibat beban lateral,
(c) Modulus reaksi subgrade Untuk analisis kelakuan tiang secara pendekatan dengan
menggunakan teori reaksi subgrade, maka harus diketahui varisi kh di sepanjang
kedalaman tiang. Beberapa distribusi kh telah digunakan, yaitu seperti cara yang
Pada umumnya, uji beban tiang dilaksanakan untuk maksud-maksud sebagai berikut :
1.. Untuk menentukan grafik hubungan beban dan penurunan, terutama pada pembebanan
di sekitar beban rencana yang diharapkan.
2. Sebagai percobaan guna meyakinkan bahwa keruntuhan fondasi tidak akan terjadi
sebelum beban yang ditentukan tercapai. Beban ini nilainya beberapa kali dari beban kerja
yang dipilih dalam perancangan. Nilai pengali tersebut, kemudian dipakai sebagai faktor
aman.
3. Untuk menentukan kapasitas ultimit tiang yang sebenamya, yaitu untuk mengecek data
hasil hitungan kapasitas tiang yang diperoleh dari rumus-rulnus statis dan dinamis.
Tiang yang diuji sebaiknya terletak pada lokasi di dekat titik bor saat penyelidikan tanah
dilakukan, dimana karakteristiknya telah diketahui dan pada lokasi yang mewakili kondisi
tanah paling jelek di lokasi rencana bangunan. Ukuran tiang yang dicoba sebaiknya sama
dengan tiang yang akan digunakan untuk mendukung bangunan.
Pengujian tiang yang sering dilakukan adalah pengujian dengan beban desak, walaupun
pengujian beban tarik dan beban lateral juga kadang-kadang d i laksanakan.
Uji beban lateral (horisontal) biasanya digunakan untuk mengetahui kelakuan defleksi
tiang pada waktu beban telah bekerja. Beban lateral yang diijinkan dapat ditentukan dari nilai
beban pada defleksi tiang tertentu (misalnya 0,25 inchi) yang dibagi dengan faktor aman
(McNulty, 1956).
Uji tarik tiang dapat dilakukan seperti yang telah dipelajari dalam pengujian desak tiang,
yaitu metode beban tertahan (ML) atau metode kecepatan penetrasi konstan (CRP). Jika
beban tarik berupa beban yang tidak menerus atau siklik (cyclic), seperti beban gelombang air
dalam struktur dermaga, pengujian beban tarik sebaiknya dilakukan secara berulang. Skema
peralatan pengujian tarik untuk tiang pada baja profil H dapat dilihat dalam Gambar 2.96.
Tiang-tiang selain harus dirancang supaya kuat menahan beban-beban bangunan juga
harus kuat menahan beban-beban yang bekerja pada waktu pengangkutan, khususnya untuk
tiang beton pracetak. Jumlah tulangan memanjang tiang ini akan lebih ditentukan oleh
besamya momen lentur yang diakibatkan oleh pengangkatan dan penggantungan tiang.