Anda di halaman 1dari 43

tahukah kamu?

Layaknya lalu lintas jalan raya, kereta api memiliki rambu-rambu lalu lintas yang terangkai dalam suatu

sistem yang disebut sistem persinyalan. Sistem persinyalan berfungsi untuk mengatur lalu lintas kereta api sehingga

transportasi dengan moda kereta api terjamin keselamatannya.

Peralatan Persinyalan Perkeretaapian adalah fasilitas operasi kereta api yang berfungsi memberi petunjuk atau isyarat

berupa warna, cahaya atau informasi lainnya dengan arti tertentu. Jenis sinyal pada perkeretaapian digolongkan dalam

sinyal elektrik dan sinyal mekanik.

Sinyal elektrik adalah isyarat lampu seperti halnya lampu lalu lintas untuk mengatur jalan/ tidak jalannya kereta api. Jenis

persinyalan ini terdiri dari sinyal masuk, sinyal berangkat dan sinyal muka. Sinyal berangkat terbagi menjadi 3 aspek yaitu

aspek berjalan dengan indikasi lampu hijau, aspek berjalan hati-hati dengan indikasi lampu kuning, dan aspek berhenti

dengan indikasi lampu merah.

Sedangkan Sinyal mekanik adalah perangkat sinyal yang digerakan secara mekanik, disini ada papan/lengan semapur

yang dinaikan atau diturunkan untuk memberi perintah kepada masinis kereta api. Sistem ini masih digunkan di Indonesia

pada lintasan dengan freakuensi yang rendah namun mulai ditinggalkan dan digantikan dengan sistem yang lebih

modern. Sinyal mekanik juga dibagi menjadi dua jenis yaitu yang pertama peralatan dalam ruangan

diantaranya interlocking mekanik dan pesawat blok, yang kedua peralatan luar ruangan diantaranya peraga sinyal
mekanik, penggerak wesel mekanik, petunjuk kedudukan wesel mekanik, penghalang sarana dan media transmisi atau

saluran kawat.

Kondisi sistem persinyalan kereta api di Indonesia sekitar 60% masih berupa sistem persinyalan mekanik dan sisanya

40% merupakan sistem persinyalan elektrik. Dari 529 stasiun di seluruh Indonesia, sistem persinyalan pada 316 stasiun

masih berupa sistem sinyal mekanik dan 213 stasiun berupa sistem sinyal elektrik.

Menurut penelitian ada beberapa syarat umum dalam sistem persinyalan yaitu asas keselamatan atau  fail safe yang

berarti tidak ada kerusakan pada sistem sinyal yang dapat menimbulkan bahaya bagi pengguna kereta api. Sinyal juga

harus memiliki kendala tinggi dalam memberikan aspek atau tanda yang tidak diragukan dan harus mudah dalam

perawatan. Selain itu urutan penempatan sinyal di sepanjang jalur rel harus sesuai urutan baku agar masinis dapat

memahami jalur yang akan dilalui, dan harus dilindungi oleh proteksi petir (sumber: Lipi).

Dalam pengoperasian persinyalan perkeretaapian terdapat petugas pengaturan perjalanan kereta api dengan tugas

mengoperasikan perjalanan kereta api yang dimulai dari stasiun keberangkatan, bersilang, bersusulan, dan berhenti di

stasiun tujuan diatur berdasarkan grafik perjalanan kereta api. (ditpras) 

http://djka.dephub.go.id/sistem-persinyalan-kereta-api-apa-itu
Semboyan kereta api adalah semboyan atau pesan/tanda memiliki arti yang berfungsi untuk memberikan isyarat berupa semboyan tangan,
sinyal, suara, bentuk, warna, atau cahaya yang ditempatkan pada suatu tempat tertentu dan memberikan suatu isyarat dengan arti dan maksud
tertentu untuk mengatur dan atau mengontrol pengoperasian kereta api.[1] Semboyan kereta api dapat berupa perintah atau larangan yang
diperagakan melalui petugas/orang, atau alat berupa wujud, warna, atau bunyi meliputi isyarat, sinyal, dan tanda; atau pemberitahuan melalui
markah tentang kondisi jalur, pembeda, batas, dan petunjuk tertentu.

Semboyan perkeretaapian di Indonesia yang terbaru diatur dalam Peraturan Dinas 3 PT Kereta Api Indonesia tentang Semboyan dan mulai
berlaku menurut Surat Keputusan Direksi PT Kereta Api Indonesia Nomor KEP.U/HK.215/VII/1/KA-2010. Di dalamnya diperlihatkan semua
semboyan yang perlu dipahami oleh seluruh pihak yang terlibat dalam perjalanan kereta api (misalnya PPKA, masinis, kondektur, petugas sinyal,
dan petugas langsir).

Peraturan baru ini menyebabkan perubahan pada sejumlah semboyan lama, sehingga ada yang ditambahkan, digabungkan, atau tidak dipakai
lagi (tidak berlaku): Semboyan-semboyan kereta api yang jarang dipergunakan (seperti semboyan 22-28) dihilangkan, semboyan yang
ditambahkan dengan yang baru seperti semboyan 8A-8P, 9A1-9J, dan 10A-10L, semboyan yang digabungkan (semboyan 14 dan 15 menjadi 14A-
14B, semboyan 16 dan 17 menjadi 16A-16B, serta semboyan 10 dan 11 menjadi 11A-11B).

Beberapa semboyan lama yang sudah tidak diperlukan atau sudah tergantikan, misalnya semboyan 27 yang menandakan persilangan kereta api,
dahulu menggunakan lampu semboyan kini sudah digantikan oleh penggunaan radio komunikasi.

Pada Peraturan Dinas yang baru terdapat pula perubahan warna-warna, seperti yang tadinya putih menjadi hijau sebagai tanda aman), dan yang
tadinya hijau menjadi kuning sebagai tanda kurang aman[2].

Berikut ini daftar semboyan kereta api yang berlaku di PT Kereta Api Indonesia. Semboyan ini disusun berdasarkan Peraturan Dinas 3 PT Kereta
Api Indonesia tentang Semboyan sebagai pengganti Reglemen 3 Tentang Semboyan, serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10 Tahun
2011 tentang Persyaratan Teknis Peralatan Persinyalan Perkeretaapian.[3]
Semboyan di jalur kereta api

Semboyan di jalur kereta api adalah semboyan kereta api yang penempatannya berada di sisi kanan jalur kereta api, kecuali dalam kondisi
tertentu dapat pula diletakkan di kiri jalur kereta api. Semboyan di jalur kereta api terbagi menjadi semboyan sementara, tetap, wesel, corong
air, jembatan timbang, dan batas ruang bebas.

Semboyan sementara

Semboyan sementara adalah semboyan yang diisyaratkan dengan tangan oleh PPKA atau penjaga perlintasan sebidang, atau berupa rambu-
rambu yang dipasang di kanan jalan rel; umumnya semboyan tangan diisyaratkan apabila ada gangguan di perjalanan atau melewati jalur yang
harus dilalui dengan kecepatan terbatas dan hati-hati.
Semboyan tetap
Semboyan tetap adalah semboyan kereta api berupa peraga yang dipasang pada tempat tetap dan berada di pinggir jalur rel. Semboyan ini
terdiri atas sinyal, tanda, dan markah.

Sinyal

Persinyalan perkeretaapian di Indonesia terbagi menjadi dua yakni persinyalan mekanik dan persinyalan elektrik. Persinyalan mekanik adalah
persinyalan kereta api tertua di Indonesia yang berupa sinyal lengan (semafor) dan sinyal tebeng. Namun, karena lalu lintas kereta api di jalur
dengan sinyal mekanik semakin padat, maka satu persatu sistem persinyalan kereta api Indonesia diubah menjadi sinyal elektrik.
Tanda

Tanda adalah jenis semboyan tetap yang memberikan petunjuk atau informasi tertentu yang berada di jalur kereta api. Tanda umumnya berupa
perintah atau larangan yang harus dipatuhi oleh masinis atau petugas kru KA lainnya selama perjalanan.
Markah

Markah adalah semboyan tetap yang memberitahukan mengenai kondisi jalur, pembeda, batas, atau petunjuk tertentu. Markah berbeda
dengan tanda, tanda umumnya memberikan perintah atau larangan kepada kru KA yang bertugas.
Semboyan wesel

Semboyan wesel adalah semboyan yang mengisyaratkan mengenai arah jalur yang akan dilalui ketika melewati percabangan jalur rel (wesel)
ketika sebuah kereta memasuki atau meninggalkan stasiun. Jalur rel yang bercabang menjadi dua menggunakan sistem wesel biasa, sedangkan
jalur rel yang berpotongan menggunakan sistem wesel inggris.
Semboyan lain

Semboyan lain meliputi semboyan corong air, jembatan timbang, dan batas ruang bebas. Corong air adalah peralatan yang digunakan untuk
memasukkan air ke dalam ketel lokomotif uap. Jembatan timbang adalah peralatan yang digunakan untuk menimbang massa kereta api yang
sedang melintas. Batas ruang bebas adalah batas berhenti gerbong paling belakang pada rangkaian ketika berhenti di stasiun, apabila kereta api
tersebut akan bersilang atau bersusulan dengan kereta api lain.
https://id.wikipedia.org/wiki/Semboyan_kereta_api_di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai