Anda di halaman 1dari 8

Pengertian ATCS

Area Traffic Control System atau lebih dikenal dengan istilah ATCS adalah suatu sistem pengendalian lalu
lintas berbasis teknologi informasi pasa suatu kawasan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja
jaringan jalan melalui optimal dan koordinasi lampu lalu lintas disetiap persimpangan jalan,

Fungsi ATCS

 Mengatur waktu sinyal di persimpangan jalan secara responsif dan terkoordinasi.


 Dalam keadaan tertentu memberikan waktu hijau pada kendaraan yang memiliki prioritas
(Pemadam Kebakaran, Ambulan, VVIP, Konvoi, Pengawalan, dll) sesuai UU No. 22 Tahun
2009 Pasal 134.
 Menyampaikan informasi kondisi lalu lintas dan alternatif jika terjadi kemacetan.
 Menyediakan rekaman data lalu lintas jika terjadi kecelakaan ataupun kejadian lainnya di
persimpangan jalan.
CC Room ATCS

 Penyimpanan video lalu lintas di persimpangan jalan


 Memberikan informasi status perangkat taffic controller
 Aplikasi traffic server berbasis OS Ubuntu pada PC
 Server room dan Workstation
Lampu lalu lintas adalah suatu lampu yang ditempatkan di persimpangan jalan sebagai alat untuk
mengatur kelancaran lalu lintas. Cara kerja dari lampu lalu lintas adalah dengan cara memberikan
kode warna kepada pengguna jalan dari masing -masing arah untuk berjalan ketika lampu berwarna
hijau dan berhenti ketika lampu berwarna merah, hal ini dilakukan secara bergantian untuk
menghindari terjadinya kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas. Karena fungsinya ini,
pengendalian atau pengontrolan lampu lalu lintas harus dilakukan seefisien mungkin agar lalu lintas
di suatu persimpangan tetap lancar dan tidak terjadi kemacetan ataupun kecelakaan lalu lintas.
Sistem pengendalian waktu nyala lampu lalu lintas yang ada saat ini sebagian besarnya masih
menggunakan pengendalian waktu yang terpasang pada sistemnya tanpa menggunakan sistem
pengendali otomatis jarak jauh. Waktu penyalaan lampu lalu lintas diatur sebelumnya sesuai dengan
perkiraan kendaraan yang lewat kemudian 2 aktif sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal
tersebut membuat operator tidak bisa merubah pewaktuan nyala lampu lalu lintas pada tiap arah
setiap saat. Sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut, maka perlu dilakukan suatu
pengendalian atau penyetingan waktu lampu lalu lintas jarak jauh melalui komputer dengan melalui
aplikasi scada untuk mempermudah teknisi atau operator dalam mengatur penyetingan waktu
lampu lalu lintas. Didalam aplikasi Scada terdapat 3 mode untuk mengatur Lampu lalu lintas yaitu
mode Sepi untuk menjalankan lampu lalu lintas dengan siklus timing yang cepat, Lancar menjalankan
lampu lalu lintas dengan siklus timing yang normal, dan Ramai menjalankan lampu lalu lintas dengan
siklus timing yang lebih lama dari timing lancar.

ATCS (Automatic Traffic Light Control System) telah digunakan pada kota-kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya untuk mencegah terjadinya kemacetan. Tetapi meningkatnya
jumlah kendaran menyebabkan ATCS berfungsi kurang optimal. Untuk itu pada proyek
akhir ini penulis membuat sistem ATCS yang dapat bekerja menentukan lama penyalaan
lampu hijau secara otomatis berdasarkan distribusi kepadatan. Sistem ini merupakan
pengembangan dan perbaikan dari proyek akhir yang berjudul: Sistem Kontrol Lampu Lalu
Lintas Otomatis Dengan Menggunakan Kamera Berbasis Mikrokontroller. Cara kerja sistem
ini sebagai berikut: camera digunakan sebagai pengamat kepadatan kendaraan pada suatu
persimpangan. Hasil pengamatan diolah PC sehingga diperoleh persentase kepadatan pada
tiap-tiap jalur. Mikrokontroller bekerja menyalakan lampu lalu lintas secara default kontrol
yaitu searah dengan arah jarum jam. Jika PC terkoneksi dengan mikrokontroller maka
mikrokontroller mengirimkan informasi jalur mana yang lampu hijaunya akan menyala.
Kemudian PC mengolah gambar persimpangan dan menentukan besarnya persentase
kepadatan serta lama penyalaan lampu hijau untuk jalur yang telah ditentukan. Apabila
tidak ada koneksi antara PC dan mikrokontroller maka lama penyalaan lampu hijau adalah
6 detik. Persentase kepadatan pada tiap-tiap jalur juga dipengaruhi dari persimpangan
sebelumnya yang terhubung pada tiap-tiap jalur secara simulasi. Sistem ini dapat bekerja
menentukan lama penyalaan lampu hijau dengan persentase keberhasilan sebesar 100%.
Kata Kunci:Mikrokontroller,ATCS.
Jumlah penduduk kota yang semakin bertambah dan dengan tingkat mobilitas yang tinggi
merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan di berbagai ruas jalan saat ini. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi antara lain
dengan menerapkan sistem kendali lampu lalu lintas yang terintegrasi. Saat ini pengaturan
nyala lampu lalu lintas yang diterapkan adalah dengan penetapan durasi nyala lampu
merah, kuning maupun hijau. Pengaturan ini berlaku sepanjang hari, sementara jumlah
arus lalu lintas tidaklah sama disetiap waktu, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat
mengendalikan durasi nyala lampu lalu lintas yang dapat disesuaikan dengan jumlah
kepadatan kendaraan yang terjadi. Pada alat ini membuat sistem kendali lampu lalu lintas
berdasarkan deteksi seberapa banyak kendaraan yang mengantri disuatu jalur
menggunakan sensor infrared. Alat ini terdiri dari sensor infrared, ATMega16, dan
photodiode. Dari hasil pengujian bahwa alat ini akan mengubah durasi lampu hijau apabila
terjadi kepadatan kendaraan disuatu jalur.

Jenis lampu lalu lintas


Berdasarkan cakupannya
 Lampu lalu lintas terpisah — pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya
didasarkan pada suatu tempat persimpangan saja tanpa mempertimbangkan
persimpangan lain.
 Lampu lalu lintas terkoordinasi — pengoperasian lampu lalu lintas yang
pemasangannya mempertimbangakan beberapa persimpangan yang terdapat pada
arah tertentu.
 Lampu lalu lintas jaringan — pengoperasian lampu lalu lintas yang pemasangannya
mempertimbangkan beberapa persimpangan yang terdapat dalam suatu jaringan
yang masih dalam satu kawasan.

Berdasarkan cara pengoperasiannya


 Fixed time traffic signal — lampu lalu lintas yang pengoperasiaannya menggunakan
waktu yang tepat dan tidak mengalami perubahan.
 Actuated traffic signal — lampu lalu lintas yang pengoperasiaannya dengan
pengaturan waktu tertentu dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sesuai
dengan kedatangan kendaraan dari berbagai persimpangan.

Tujuan adanya lampu lalu lintas


 Menghindari hambatan karena adanya perbedaan arus jalan bagi pergerakan
kendaraan.
 Memfasilitasi persimpangan antara jalan utama untuk kendaraan dan pejalan kaki
dengan jalan sekunder sehingga kelancaran arus lalu lintas dapat terjamin.
 Mengurangi tingkat kecelakaan yang diakibatkan oleh tabrakan karena perbedaan
arus jalan.

Variasi lampu lalu lintas


Lampu lalu lintas memiliki banyak variasi, tergantung dari budaya negara yang menggunakannya
dan kebutuhan khusus di perempatan tertentu. Contoh variasinya adalah lampu lalu lintas khusus
pejalan kaki, lampu lalu lintas untuk pengguna sepeda, bus, kereta, dan lain-lain. Urutan lampu
yang terpasang juga dapat berbeda-beda. Selain itu, ada banyak aturan dalam pengaturan lampu
lalu lintas. Semua variasi lampu lalu lintas ini bisa saja dioperasikan bersamaan pada perempatan
yang kompleks. Misalnya saja pada perempatan yang kompleks yang ramai dilewati para pejalan
kaki dan kendaraan roda empat. Di sisi lain, jika lampu pejalan kaki berwarna hijau menyala, maka
mobil harus berhenti, karena secara otomatis lampu lalu lintas untuk kendaraan akan berwarna
merah jika lampu pejalan kaki berwarna hijau.

Perkembangan lampu lalu lintas


 Pada 10 Desember 1868, lampu lalu lintas pertama dipasang di bagian luar Gedung
Parlemen di Inggris oleh sarjana lalu lintas, J.P Knight. Lampu ini menyerupai
penunjuk waktu (jam) dengan bentuk seperti semapur dan lampu merah dan hijau
untuk malam hari. Lampu-lampu tersebut berasal dari tenaga gas.
 Pada 2 Januari 1869, tiba-tiba lampu tersebut meledak dan melukai seorang polisi
sehingga harus dioperasi.
 Pada awal 1912 Lampu lalu lintas modern ditemukan di Amerika Serikat. Di Salt Lake
City, seorang polisi, Utah, menemukan lampu lintas pertama yang dijalankan dengan
tenaga listrik.
 Pada 5 Agustus 1914, American Traffic Signal Company memasang sistem lampu
sinyal di dua sudut jalan di Ohio. Lampu sinyal ini terdiri dari dua warna, merah dan
hijau, dan sebuah bel listrik. Lampu ini di desain oleh James Hoge. Keberadaan bel di
sini untuk memberi peringatan jika adanya perubahan nyala lampu. Lampu rancangan
Hoge ini dapat dikontrol oleh polisi dan pemadam kebakaran jika ada dalam
keadaan darurat.
 Pada awal tahun 1920, lampu lalu lintas dengan tiga warna pertama dibuat oleh
seorang petugas polisi, William Potts, di Detroit, Michigan.
 Pada tahun 1923, Garrett Morgan mematenkan alat sinyal lampu lalu lintas.
 Tahun 1917, lampu lalu lintas pertama dijalankan saling berhubungan satu dengan
yang lain. Interkoneksi antarlampu ini dijalankan pada enam persimpangan yang
dikontrol secara bersamaan dengan tombol manual.
 Lampu lalu lintas pertama yang dioperasikan secara otomatis diperkenalkan pada
Maret 1922 di Houston, Texas.
 Di Inggris, lampu lalu litas pertama dioperasikan di Wolverhampton pada tahun 1927.

Warna lampu lalu lintas


Warna yang paling umum digunakan untuk lampu lalu lintas adalah merah, kuning, dan hijau.
Merah menandakan berhenti atau sebuah tanda bahaya, kuning menandakan hati-hati, dan hijau
menandakan boleh memulai berjalan dengan hati-hati. Biasanya, lampu warna merah
mengandung beberapa corak berwarna jingga, dan lampu hijau mengandung beberapa warna
biru. Ini dimaksudkan agar orang-orang yang buta warna merah dan hijau dapat mengerti sinyal
lampu yang menyala. Di Amerika Serikat, lampu lalu lintas memiliki pinggiran
berwarna putih yang dapat menyala dalam kegelapan. Ini bertujuan agar orang yang
mengidap buta warna dapat membedakan mana lampu kendaraan dan yang mana lampu lalu
lintas dengan posisinya yang vertikal.

Sistem lampu lalu lintas


Sistem pengendalian lampu lalu lintas dikatakan baik jika lampu-lampu lalu lintas yang terpasang
dapat berjalan baik secara otomatis dan dapat menyesuaikan diri dengan kepadatan lalu lintas
pada tiap-tiap jalur. Sistem ini disebut sebagai actuated controller. Namun,
para akademisi Indonesia telah menemukan sistem baru untuk menjalankan lampu lalu lintas.
Sistem ini dikenal sebagai Logika fuzzy. Metode logika fuzzy digunakan untuk menentukan
lamanya waktu lampu lalu lintas menyala sesuai dengan volume kendaraan yang
sedang mengantre pada sebuah persimpangan. Hasil pengujian sistem logika fuzzy ini
menunjukkan bahwa sistem lampu dengan logika ini dapat menurunkan keterlambatan
kendaraan sebesar 48,44% dan panjang antrean kendaraan sebesar 56,24%; jika dibandingkan
dengan sistem lampu konvensional. Lampu lalu lintas pada umumnya dioperasikan dengan
menggunakan tenaga listrik. Namun, saat ini sudah perkembangan teknologi lampu lalu lintas
dengan tenaga matahari.

Kontrol pengawasan dan akuisisi data, atau SCADA, memungkinkan pegawai


kota untuk memantau status lampu lalu lintas mereka, apakah ada dua di kota
atau dua juta. SCADA sendiri bukanlah sebuah produk - ini adalah konsep -
sebuah sistem di mana perangkat keras yang jauh berkomunikasi dengan
node pusat.

SCADA memungkinkan karyawan untuk mengawasi dan, dalam beberapa


kasus, mengontrol setiap lampu lalu lintas di kota dari kursi yang
sama. Tergantung pada kotamadya, strategi pengendalian lalu lintas SCADA
yang berbeda dapat digunakan untuk meningkatkan arus lalu lintas,
mengurangi lampu yang tidak berfungsi, dan menurunkan biaya pemeliharaan.

Pemantauan Kontrol Lalu Lintas SCADA Sederhana


Aplikasi paling sederhana dan paling langsung dari konsep SCADA untuk
kontrol lalu lintas kota adalah pemantauan sistem, yang - lebih khusus lagi -
adalah sistem pemantauan peralatan yang efektif.

Lampu lalu lintas memiliki lemari peralatan, biasanya terletak di kaki atau
sudut persimpangan. Jika peralatan di kabinet berfungsi, lampu lalu lintas
juga berfungsi.

Dengan memantau lemari peralatan, pemerintah kota dapat:

 Lihat saat lampu lalu lintas mati.


 Mendeteksi kegagalan lampu lalu lintas sebelum hal itu terjadi.
 Perbaiki lampu lalu lintas sebelum rusak, hentikan tabrakan di
persimpangan yang tidak terkendali.
 Pastikan jaringan aktif dan berjalan untuk responden pertama jika
terjadi keadaan darurat.

Jadi bagaimana cara melakukannya? Dengan menambahkan roda gigi yang


akan berfungsi sebagai perangkat kontrol lalu lintas ke setiap kabinet
peralatan. Ini dikenal sebagai RTU (unit terminal jarak jauh) . RTU dapat
melacak kondisi lingkungan di dalam lemari peralatan, memperingatkan
manajer kota jika suhu atau kelembapan mengancam pengoperasian lampu
lalu lintas.

RTU dapat melacak kondisi lingkungan di dalam lemari peralatan,


memperingatkan manajer kota jika suhu atau kelembapan mengancam
pengoperasian lampu lalu lintas.

RTU dapat digunakan untuk mendeteksi masalah lain, seperti banjir, entri fisik
yang tidak sah, atau penyimpangan voltase. Jika masalah terdeteksi, RTU
mengirimkan informasi ke responden yang sesuai. Ini mewakili bagian
"Akuisisi Data" dari SCADA.

Peningkatan Kompleksitas dalam Pemantauan Kontrol


Lalu Lintas SCADA
Untuk jaringan lalu lintas kecil - dengan selusin lampu atau kurang - RTU dapat
langsung menginformasikan petunjuk masalah kepada kru
pemeliharaan. Setelah grid menjadi lebih besar dan lebih kompleks dari ini,
menjadi lebih efisien untuk merutekan alarm ke stasiun induk .
Stasiun induk pusat menyortir, memprioritaskan, dan menginformasikan
operator dan manajer masalah berdasarkan urutan pentingnya.

Kota-kota besar selanjutnya dapat membagi jaringan lalu lintas mereka


menjadi beberapa wilayah - masing-masing diawasi oleh satu stasiun
induk. Hal ini memungkinkan daerah untuk menangani masalah secara
lokal. Dengan mengirimkan informasi ke stasiun induk pusat - yang
menampilkannya di browser - manajer tingkat kota dapat:

 Nikmati pengawasan sistem total.


 Gunakan data terpusat untuk merencanakan secara strategis.
 Menanggapi secara taktis situasi darurat yang meluas seperti gempa
bumi atau angin topan.

Ini mewakili bagian "Kontrol Pengawasan" dari SCADA:


Visibilitas kontrol pengawasan memberi manajer waktu untuk mengirim
layanan pemeliharaan untuk memperbaiki masalah. Situasi yang perlu
dipertimbangkan meliputi:

 Peralatan yang terlalu panas. Jika peralatan terlalu panas, teknisi dapat


dikirim untuk memperbaiki atau memasang peralatan HVAC. Polisi
dikirim ketika ada entri yang tidak sah.
 Banjir atau Bencana Alam. Untuk banjir dan bencana alam lainnya,
SCADA memberikan manfaat tambahan berupa peta jalan tingkat waktu
nyata yang berfungsi, yang dapat menginformasikan layanan darurat
dan membuat catatan sejarah.
 Peralatan Telekomunikasi Darurat. Jika peralatan telekomunikasi
darurat juga terletak di lemari peralatan kontrol lalu lintas, RTU juga
dapat memantau komunikasi tersebut.

Kontrol Pengawasan yang Ditingkatkan dalam


Manajemen Lalu Lintas SCADA
Arsitektur SCADA seperti jalan Romawi - semuanya mengarah ke
Roma. Seperti dijelaskan sebelumnya, apa pun yang terjadi di jaringan
ditransmisikan ke stasiun kontrol pusat: "Roma".

Nah, jalan pergi dua arah. Dalam sistem SCADA yang lebih maju:

 Aliran informasi dapat dibalik.


 Perintah dari kontrol pusat dipatuhi oleh peralatan yang tersebar di
seluruh kota.
 Perintah dikeluarkan untuk RTU itu sendiri. Misalnya:

Jika panas musim panas mengancam fungsi peralatan, RTU dapat


diperintahkan untuk menyalakan AC. Tapi begitu jalan telah diletakkan dan
arsitektur jaringan sudah terpasang, perintah juga bisa masuk ke lampu lalu
lintas itu sendiri.

RTU dalam sistem SCADA memungkinkan pengelola kota mengubah pola lalu
lintas sesuai kebutuhan, sebagai respons terhadap kecelakaan, acara besar
seperti konser, atau situasi berbahaya seperti kebakaran atau banjir. Ini adalah
aspek lain dari bagian "Kontrol Pengawasan" SCADA.

SCADA dan Teknologi Kontrol Lalu Lintas yang Muncul


Sementara kontrol lalu lintas pusat mungkin terdengar menarik, pada
kenyataannya, menanggapi perubahan kebutuhan lalu lintas di setiap lampu
24/7/365 membutuhkan lebih banyak karyawan daripada yang mungkin dapat
ditugaskan. Pada saat itu, kota mungkin juga menyerah pada lampu lalu lintas
dan mengirim polisi dengan bendera dan radio ke setiap persimpangan. Jadi,
pola lalu lintas sebagian besar terotomatisasi dengan teknologi baru seperti
diuraikan di bawah ini.

 Sistem Pengenalan Visual, Radar, dan LIDAR. Yang terbaru dalam


manajemen lalu lintas adalah penerapan sistem pengenalan visual,
radar, dan LIDAR untuk menghitung kendaraan di setiap
persimpangan. Komunikasi kendaraan-ke-infrastruktur akan menyusul.
 Kontrol Lalu Lintas Cerdas. Beberapa tren menimpa penggunaan pelat
tekanan meskipun banyak kotamadya masih menggunakan sistem
lama. Teknologi Programmable Logic Controller (PLC) mengukur
kepadatan lalu lintas dengan jumlah kendaraan dan sensor
berat. Kemudian, lampu lalu lintas bereaksi sesuai untuk membantu
mengendalikan kemacetan dan arus lalu lintas.
 Mengawasi Kecerdasan Buatan (AI). Apakah visual atau somatik,
sistem pelacakan ini menginformasikan semua pengontrol lalu
lintas. Pengontrol kemudian dapat menyesuaikan lampu dan pola lalu
lintas sesuai kebutuhan, berdasarkan pola historis dan situasi saat ini.

Dalam hal ini, SCADA digunakan untuk mengawasi kecerdasan buatan


(AI). Meskipun tidak secara aktif mengubah pola lalu lintas itu sendiri,
mempertahankan kemampuan untuk melakukannya dan mengesampingkan
keputusan AI membantu pengelola kota mencegah atau membalikkan
keputusan tidak bijaksana yang dibuat oleh mesin yang berpikir otonom.

Dengan semua perangkat keras tambahan yang terlibat dalam kontrol AI -


seperti kamera, pelat tekanan, dan komputer itu sendiri, RTU menjadi semakin
penting.

Dengan semua perangkat keras tambahan yang terlibat dalam kontrol AI -


seperti kamera, pelat tekanan, dan komputer itu sendiri, RTU menjadi semakin
penting. RTU membantu memantau dan memelihara fungsionalitas sistem
SCADA yang lebih sederhana. RTU juga memungkinkan manajer menerima
alarm tentang potensi masalah dan mengirim teknisi untuk memperbaiki
masalah perangkat keras.

Manfaat SCADA dan RTU dalam Kontrol Lalu Lintas dan


Otomasi
Dengan menggunakan arsitektur SCADA dan menerapkan sistem pemantauan
kontrol lalu lintas RTU, pemerintah kota dapat mengurangi biaya dan
meningkatkan layanan. Arus lalu lintas meningkat, biaya perbaikan diturunkan,
dan kecelakaan dicegah melalui pemantauan dan otomatisasi.

Bekerja dengan penyedia yang dapat mendukung kebutuhan Anda untuk


sistem SCADA yang efektif dengan RTU khusus - untuk aplikasi
kecil atau berkapasitas tinggi - melayani semua kebutuhan pemantauan
kontrol lalu lintas Anda.

Anda mungkin juga menyukai