Area Traffic Control System atau lebih dikenal dengan istilah ATCS adalah suatu sistem pengendalian lalu
lintas berbasis teknologi informasi pasa suatu kawasan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja
jaringan jalan melalui optimal dan koordinasi lampu lalu lintas disetiap persimpangan jalan,
Fungsi ATCS
ATCS (Automatic Traffic Light Control System) telah digunakan pada kota-kota besar seperti
Jakarta, Bandung, Surabaya untuk mencegah terjadinya kemacetan. Tetapi meningkatnya
jumlah kendaran menyebabkan ATCS berfungsi kurang optimal. Untuk itu pada proyek
akhir ini penulis membuat sistem ATCS yang dapat bekerja menentukan lama penyalaan
lampu hijau secara otomatis berdasarkan distribusi kepadatan. Sistem ini merupakan
pengembangan dan perbaikan dari proyek akhir yang berjudul: Sistem Kontrol Lampu Lalu
Lintas Otomatis Dengan Menggunakan Kamera Berbasis Mikrokontroller. Cara kerja sistem
ini sebagai berikut: camera digunakan sebagai pengamat kepadatan kendaraan pada suatu
persimpangan. Hasil pengamatan diolah PC sehingga diperoleh persentase kepadatan pada
tiap-tiap jalur. Mikrokontroller bekerja menyalakan lampu lalu lintas secara default kontrol
yaitu searah dengan arah jarum jam. Jika PC terkoneksi dengan mikrokontroller maka
mikrokontroller mengirimkan informasi jalur mana yang lampu hijaunya akan menyala.
Kemudian PC mengolah gambar persimpangan dan menentukan besarnya persentase
kepadatan serta lama penyalaan lampu hijau untuk jalur yang telah ditentukan. Apabila
tidak ada koneksi antara PC dan mikrokontroller maka lama penyalaan lampu hijau adalah
6 detik. Persentase kepadatan pada tiap-tiap jalur juga dipengaruhi dari persimpangan
sebelumnya yang terhubung pada tiap-tiap jalur secara simulasi. Sistem ini dapat bekerja
menentukan lama penyalaan lampu hijau dengan persentase keberhasilan sebesar 100%.
Kata Kunci:Mikrokontroller,ATCS.
Jumlah penduduk kota yang semakin bertambah dan dengan tingkat mobilitas yang tinggi
merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan di berbagai ruas jalan saat ini. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kemacetan yang terjadi antara lain
dengan menerapkan sistem kendali lampu lalu lintas yang terintegrasi. Saat ini pengaturan
nyala lampu lalu lintas yang diterapkan adalah dengan penetapan durasi nyala lampu
merah, kuning maupun hijau. Pengaturan ini berlaku sepanjang hari, sementara jumlah
arus lalu lintas tidaklah sama disetiap waktu, sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat
mengendalikan durasi nyala lampu lalu lintas yang dapat disesuaikan dengan jumlah
kepadatan kendaraan yang terjadi. Pada alat ini membuat sistem kendali lampu lalu lintas
berdasarkan deteksi seberapa banyak kendaraan yang mengantri disuatu jalur
menggunakan sensor infrared. Alat ini terdiri dari sensor infrared, ATMega16, dan
photodiode. Dari hasil pengujian bahwa alat ini akan mengubah durasi lampu hijau apabila
terjadi kepadatan kendaraan disuatu jalur.
Lampu lalu lintas memiliki lemari peralatan, biasanya terletak di kaki atau
sudut persimpangan. Jika peralatan di kabinet berfungsi, lampu lalu lintas
juga berfungsi.
RTU dapat digunakan untuk mendeteksi masalah lain, seperti banjir, entri fisik
yang tidak sah, atau penyimpangan voltase. Jika masalah terdeteksi, RTU
mengirimkan informasi ke responden yang sesuai. Ini mewakili bagian
"Akuisisi Data" dari SCADA.
Nah, jalan pergi dua arah. Dalam sistem SCADA yang lebih maju:
RTU dalam sistem SCADA memungkinkan pengelola kota mengubah pola lalu
lintas sesuai kebutuhan, sebagai respons terhadap kecelakaan, acara besar
seperti konser, atau situasi berbahaya seperti kebakaran atau banjir. Ini adalah
aspek lain dari bagian "Kontrol Pengawasan" SCADA.